Tema Perjuangan seorang gadis menemukan kebenaran dan jati diri dalam
kehidupannya dan memperjuangkan haknya yang telah di ambil alih oleh
ibu angkatnya.
Alur Cerbung “Bagai Rembulan” memiliki alur maju. Cerita disusun berdasarkan
urutan waktu yang berjalan ke depan. Ada bagian dimana penulis
menceritakan kejadian masa lalu/lampau tetapi sang tokoh tidak mengalami
kejadian masa lampau.
a. Pengenalan
Susan adalah seorang anak yang cantik dan pandai. Ia pada awal
cerita mempunyai karakter yang kurang baik , namun pada
pertengahan cerita ia menyadari bahwa perbuatan di masa lalunya
itu tidak benar.
b. Pemunculan konflik
c. Konflik memuncak
e. Penyelesaian
Dayu
Baik hati, cerdas, lemah lembut, manja.
Bukti :
“Itu bu, mas Adit.. mengganggu saja.” “ Manja !!”
Latar Waktu :
Malam
Bukti :
“Mas Naya sedang bingung..” kata Yayi kepada bapak ibunya
malam itu.
Siang
Bukti :
“Selamat siang bu..” Naya mendahului menyalami bu Diana, lalu
mencium tanganya.
Tempat :
Kantor polisi
Bukti :
“Kamu lama sekali? Masih di lapas?”
Rumah Susan
Bukti :
Susan mengunci rumahnya sebelum ia menuju kamar mamanya.
Rumah Bu Diana
Bukti :
Simbok membuka pintu, terkejut melihat Susan.
Suasana :
Mengejutkan
Bukti :
Susan mencekeram meja di depannya agar tak sampai limbung dan
jatuh dari tempat duduknya. Seperti mimpi mendengar kata-kata
yang seperti menggelegar membelah perasaannya.
“Tapi Kuncoro itu sering berpergian. Sudah tua belum juga punya
isteri. Pacarnya banyak”
Kebingungan
Bukti :
“Mas Naya sedang bingung..” kata Yayi kepada bapak ibunya
malam itu.
Haru
Bukti :
Mata Susan berbinar, duduknya beringsut, lebih mendekat bu Diana.
Lalu dengan mata berkaca-kaca, Susan menceritakan apa yang
terjadi beberapa hari terakhir ini, dan temuannya tentang surat
seorang laki-laki bernama Kuncoro.
Gundah
Bukti :
Dengan perasaan gundah Susan melangkah kembali ke gudang. Ada
rasa nyeri di ulu hati mengingat mamanya, karena bagaimanapun
selama ini Lusi juga terkadang bersikap baik kepadanya, dan mereka
sudah hidup persama selama bertahun-tahun.
Kecemasan
Bukti :
“Aduuh, mengapa polisi lama sekali..” bsiknya khawatir sambil
terus mengawasi pertarungan itu.
Ketakutan
Bukti :
“Dia kan teman Anjas, bisa jadi mendapat perintah untuk
menghabisi aku karena rahasia mamanya sudah terbongkar.”
Sudut Sudut pandang orang ketiga yang serba tau Si penulis bertindak layaknya
pandang seorang dalang yang bisa masuk ke semua pikiran dan perasaan tokoh
dalam cerita.
Bukti :
Lalu dengan mata berkaca-kaca, Susan menceritakan apa yang terjadi
beberapa hari terakhir ini, dan temuannya tentang surat seorang laki-laki
bernama Kuncoro.
Majas metafora
Bukti :
“Jahanam kamu Susan ! Sepantasnyalah kamu berbuat seperti itu,
karena kamu bukan darah daging aku !!’
Majas retorik
Bukti :
“Ma’afkan ibu karena kamu tidak terlahir dari keluarga terpandang,
ya?”
Majas litotes
Bukti :
“Syukurlah, nak Liando mau mampir ke gubugnya Dayu ini.”
Sarkasme
Bukti :
“Ooow... ternyata ada anak-anak pembantu berada disini.?”
Majas pleonasme
Bukti :
“Bajunya basar keringat, tolong Yayi, ambil kaos kakakmu yang
bersih.”