Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI SMD-MMD DESA SEDAYU PUSKESMAS MUNTILAN II

KABUPATEN MAGELANG

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan


Masyarakat – Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Fakultas
Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Disusun Oleh:
Immanuel Christopher 1910221082
Nurdiza Bilqis 1920221122
Ikhsan Pratama Alamsedayu 1920221095
Rozandra Dewanthy Ayu Kartika Putri 1920221117
Rafliandi Nasruan Maulana 1920221094
Salmanisa Nur Nabila 1920221099

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
PERIODE 12 JULI – 21 AGUSTUS 2021
PENGESAHAN

Evaluasi SMD-MMD Desa Sedayu Puskesmas Muntilan II Kabupaten Magelang

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan


Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Disusun Oleh:

Immanuel Christopher 1910221082


Nurdiza Bilqis 1920221122
Ikhsan Pratama Alamsedayu 1920221095
Rozandra Dewanthy Ayu Kartika Putri 1920221117
Rafliandi Nasruan Maulana 1920221094
Salmanisa Nur Nabila 1920221099

Telah disetujui dan disahkan oleh:

Kepala Puskesmas Muntilan II Pembimbing

dr. Arief Wibisono dr. Arief Wibisono

Ditetapkan di : Magelang
Tanggal Ujian : 12 Agustus 2021

ii
EVALUASI SMD-MMD DESA SEDAYU PUSKESMAS MUNTILAN II

KABUPATEN MAGELANG

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan


Masyarakat – Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Disusun Oleh:
Immanuel Christopher 1910221082
Nurdiza Bilqis 1920221122
Ikhsan Pratama Alamsedayu 1920221095
Rozandra Dewanthy Ayu Kartika Putri 1920221117
Rafliandi Nasruan Maulana 1920221094
Salmanisa Nur Nabila 1920221099

Telah diuji tanggal 12 Agustus 2021,


disetujui dan disahkan oleh:

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Evaluasi SMD-MMD Desa Sedayu Puskesmas Muntilan
II Kabupaten Magelang”.Terima kasih penulis ucapkan kepada berbagai pihak
yang telah memberikan dukungan dan bimbingan baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam penyelesaian laporan ini. Penulis ucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Hartoyo, M. Kes, selaku Koordinator Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Magelang serta Tim Pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta.
2. dr. Arief Wibisono selaku Kepala Puskesmas dan pembimbing dalam
penulisan laporan di Puskesmas Muntilan II.
3. Seluruh pegawai Puskesmas Muntilan II.
4. Orang tua kami yang telah banyak memberikan dukungan, baik moral
maupun material.
5. Teman-teman sejawat Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi Puskesmas Muntilan II
dalam rangka meningkatkanmutu dan target pencapaian pelayanan.Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, dibutuhkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dalam rangka penyempurnaan laporan ini. Demikian yang dapat
penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.

Jakarta, 12 Agustus 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………ii


KATA PENGANTAR………………..…………………………………..……iv
DAFTAR ISI…….……………….……………………………………………..v
DAFTAR TABEL……………………………………………………...………vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….…………vii

BAB I TINJAUAN UMUM………………………………………………………8


I.1 Keadaan Geografis………………………………………………………..8
I.2 Keadaan Demografi……………………………………………………….8
I.3 Latar belakang dan Daftar Masalah……………………………………....9

BAB II ANALISIS MASALAH……………………………………………….12


II.1 Identifikasi Masalah…………………………………………………....12
II.2 Prioritas Masalah……………………………………………………….12

BAB III ANALISIS PEMECAHAN MASALAH……………………………..14


III.1 Alternatif Pemecahan Masalah………………………………………….14
III.2 Rekapitulasi Pemecahan Masalah………….…………...……………….15

BAB lV KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………..17


IV.1 Kesimpulan..…………………………………………………………….17
IV.2 Saran…………………………………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...19

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Identifikasi Masalah…………………………………….12


Tabel 2 Alternatif Pemecahan Masalah………………………….14

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Wilayah Desa Sedayu................…………………………………..8

vii
BAB I
TINJAUAN UMUM
I.1 Data Umum Desa Sedayu
I.1.1 Keadaan Geografis
Desa Sedayu berada di sebelah barat ibukota Kecamatan Muntilan jarak
dari Desa Sedayu ke ibukota Kecamatan sekitar 400 m dan ke ibukota kabupaten
sekitar 8 km. Batas-batas desa sebagai berikut:
1) Sebelah utara: Desa Gondosuli
2) Sebelah Timur: Kecamatan Dukun dan Kelurahan Muntilan
3) Sebelah Selatan: Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan
4) Sebelah Barat: Desa Tamanagung
Secara geografis ketinggian desa diukur dari permukaan laut berkisar
385mdpl dengan curah hujan berkisar 2800 mm³ dan suhu rata rata 30ºC serta
memiliki luas 217,49 ha.

Gambar 1. Wilayah Desa Sedayu

viii
I.1.2 Keadaan Demografi
Desa Sedayu memiliki jumlah kepala keluarga sebanyak 2.719 KK,
berdasarkan jenis kelaminnya, terdapat 4.303 laki-laki dan 4.273 perempuan
dengan total penduduk sebanyak 8.576 orang.
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian belum/tidak bekerja/mengurus
RT/pensiunan sebanyak 2.421 orang, pelajar/mahasiswa sebanyak 1.695 orang,
PNS/TNI/POLRI sebanyak 129 orang, pedagang sebanyak 744 orang,
petani/pekebun/peternak/perikanan sebanyak 186 orang, karyawan swasta 1.066
orang, karyawan BUMN/BUMD/Honorer sebanyak 16 orang, buruh/pembantu
rumah tangga sebanyak 1.242 orang, dosen/guru sebanyak 88 orang, wiraswasta
sebanyak 859 orang, dan lainnya sebanyak 130 orang.
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yaitu tidak/belum sekolah
sebanyak 1.484 orang, belum tamat SD sebanyak 905 orang, tamat SD sebanyak
2.152 orang, tamat SLTP/SMP sebanyak 1.338, tamat SLTA/SMA sebanyak
2.086 orang, tamat D1/D2 sebanyak 36 orang, tamat D3 sebanyak 169 orang,
tamat D4/S1 sebanyak 380 orang, tamat S2 sebanyak 20 orang, dan tamat S3
sebanyak 6 orang.
Berdasarkan data dari jumlah penduduk menurut beberapa kategori tersebut,
maka dapat digambarkan bahwa Desa Sedayu adalah desa yang cukup luas
dengan penduduk padat dan berada di daerah perkotaan.

I.1.3 Latar Belakang dan Daftar Masalah


Salah satu program utama pembangunan kesehatan saat ini adalah Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Program Indonesia sehat
dengan pendekatan keluarga adalah salah satu program kesehatan yang dibuat
oleh Kementerian Kesehatan dengan cara mengunjungi setiap keluarga dengan
fokus sasaran kesehatan yang lebih kecil, dengan demikian didapatkan
permasalahan kesehatan di setiap keluarga sehingga dapat ditangani dengan baik
oleh tenaga kesehatan. PIS-PK merupakan strategi yang dilakukan melalui
pendekatan keluarga yang programnya sudah ada di puskesmas. Terdapat empat
area prioritas PIS-PK yaitu penurunan angka kematian ibu dan angka kematian
bayi, perbaikan gizi masyarakat khususnya untuk pengendalian prevalensi balita

ix
pendek (stunting), pengendalian penyakit menular khususnya HIV-AIDS, TB dan
malaria, pengendalian penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes
mellitus dan gangguan jiwa.
Dasar pelaksanaan PIS-PK yaitu Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga. Dengan meningkatkan kesehatan keluarga maka akan meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Program Indonesia sehat memuat 12 indikator utama penanda status
kesehatan sebuah keluarga yaitu keluarga mengikuti program KB, ibu melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, bayi
mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif, balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan, penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar,
penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan
jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada
yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota JKN, keluarga mempunyai akses
sarana air bersih, keluarga menggunakan jamban sehat. Dari 12 indikator tersebut
didapatkan indeks kesehatan keluarga yang menunjukan status kesehatan keluarga
yaitu sehat (>80% indikator baik), pra sehat (50%-80% indikator baik) , dan tidak
sehat (<50%).
Berdasarkan hasil survei PIS PK tahun 2020 di Desa Sedayu, Kecamatan
Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, didapatkan beberapa indikator
yang menjadi masalah bila dibandingkan dengan target kriteria keluarga sehat
yaitu 80%. Data diambil dari hasil survei ke seluruh KK (Kepala Keluarga) di
Desa Sedayu yang berjumlah 1756 KK.
Kuesioner terdiri atas pertanyaaan-pertanyaan yang terstruktur meliputi
komponen 12 indikator PIS-PK. Pada hasil survei PIS-PK, terdapat tujuh
indikator yang tidak memenuhi target sesuai kriteria keluarga sehat (80%) yaitu
indikator keluarga yang mengikuti program Keluarga Berencana (KB), persalinan
ibu di fasilitas kesehatan, penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan
sesuai standar, penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur,
penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan,
anggota keluarga tidak ada yang merokok dan keluarga sudah menjadi anggota

x
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).Namun, karena keterbatasan anggota, kami
hanya mengambil 5 masalah untuk dilakukan MMD melalui analisa pribadi dan
wawancara dengan puskesmas untuk mendapatkan prioritas masalah.

xi
BAB II
ANALISIS MASALAH
II.1IdentifikasiMasalah
Tabel 1. IdentifikasiMasalah
NO INDIKATOR SASARAN JUMLAH CAPAIAN TARGET
1 Keluarga mengikuti 476 6 1,26% 100%
program KB
2 Persalinan Ibu di fasilitas 20 10 50,00% 100%
pelayanan kesehatan
3 Bayi mendapatkan 36 20 55,56% 100%
imunisasi dasar lengkap
4 Bayi mendapatkan ASI 48 30 62,50% 100%
Eksklusif
5 Pertumbuhan Balita 282 200 70,92% 100%
dipantau
6 Penderita TB Paru yang 12 4 33,33% 100%
berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi yang 1626 6 0,37% 100%
berobat teratur
8 Penderita gangguan jiwa 17 5 29,41% 100%
berat, diobati dan tidak
ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak 1756 1286 73,23% 100%
ada yang merokok
10 Keluarga sudah menjadi 1756 1231 70,10% 100%
anggota JKN
11 Keluarga memiliki 1756 1719 97,89% 100%
akses/menggunakan
sarana air bersih
12 Keluarga memiliki 1756 1750 99,66% 100%
akses/menggunakan
jamban keluarga

II.2 Prioritas Masalah


Masalah-masalah di atas kemudian dilakukan penentuan prioritas dengan
metode USGP. Penentuan prioritas masalah didasarkan pada wawancara dengan
puskesmas dan analisa pribadi. Indikator pada metode ini menggunakan bobot
nilai 1 – 5 adalah sebagai berikut:
a. U= urgency (mendesak): (1) Tidak Mendesak, (2) Kurang Mendesak,

xii
(3) Cukup Mendesak, (4) Mendesak, (5) Sangat
Mendesak

b. S= seriousness (kegawatan): (1) Tidak Gawat, (2) Kurang Gawat,


(3) Cukup Gawat, (4) Gawat, (5) Sangat Gawat
c. G= growth (penyebaran) : (1) Tidak Menyebar, (2) Sulit Menyebar,
(3) Cukup Menyebar, (4) Mudah Menyebar,
(5) Sangat Mudah Menyebar
d. P= potency (sumberdaya) : (1) Sumber Daya Tidak Ada, (2) Sumber Daya
Sedikit, (3) Sumber Daya Cukup, (4) Sumber
Daya Banyak, (5) Sumber Daya Sangat Banyak

Penentuan prioritas terlampir pada Microsoft Excel. Berdasarkan penentuan


prioritas masalah USGP, didapatkan 5 prioritas masalah Desa Sedayu adalah
sebagai berikut :
1. Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
2. Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
3. Keluarga memiliki akses / menggunakan sarana air bersih
4. Bayi mendapatkan ASI Eksklusif
5. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
6. Keluarga sudah menjadi anggota JKN
7. Keluarga mengikuti program KB
8. Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan
9. Penderita hipertensi yang berobat teratur
10. Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan Kesehatan
11. Pertumbuhan Balita dipantau
12. Keluarga memiliki akses / menggunakan jamban keluarga.

xiii
BAB III
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
III.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel. 2 Alternatif PemecahanMasalah


No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

1 Penderita TB 1. Kurangnya pengetahuan penderita 1. Pemberian edukasi mengenai


Paru yang berobat TB paru tentang penyakit TB serta penyakit TB serta bahayanya bila
tidak sesuai bahayanya bila tidak diobati tidak diobati
standar 2. Kurangnya edukasi kepada 2. Memberi edukasi keluarga dan
penderita tuberkulosis yang tidak penderita TB paru yang tidak
berobat sesuai standar mengenai berobat sesuai standar mengenai
penyakit tuberkulosis dan cara penyakit TB dan cara penularanTB
penyebarannya. 3. Memberi edukasi keluarga dan
3. Kurangnya pemberian informasi penderita TB paru mengenai
kepada keluarga dan penderitaTB pentingnya patuh minum obat
paru terkait kepatuhan minum Obat sesuai aturan
Anti Tuberkulosis (OAT) dan 4. Perlu adanya pelatihan kepada
pengendalian infeksiTB PMO untuk meningkatkan standar
4. Kurangnya kompetensi anggota pengobatan TB
keluarga atau pengawas minum obat
(PMO) di desa setempat yang
mengawasi pasien dalam meminum
OAT secara teratur.

2 Bayi tidak 1. Kurangnya pengetahuan orang 1. Pemberian edukasi tentang


mendapatkan tua akan kebutuhan imunisasi pentingnya imunisasi pada anak
imunisasi dasar 2. Kurangnya pengetahuan orang tua 2. Menjelaskan kepada para orang
lengkap tentang kelengkapan imunisasi tua imunisasi apa saja yang
3. Ketakutan masyarakat akan efek diberikan sejak bayi
samping dari imunisasi 3. Memberi edukasi secara jelas
4. Ketidakpatuhan masyarakat untuk tentang efek yang dapat timbul
hadir ke acara imunisasi di setelah imunisasi dan juga
posyandu manfaat dari imunisasi
5. Tidak adanya dukungan dari 4. Memberi penjelasan bahwa
keluarga untuk mengikuti imunisasi tidak dapat dilakukan
imunisasi sewaktu-waktu dan harus sesuai
dengan jadwal pemberiannya
5. Memberikan edukasi terhadap
seluruh masyarakat tentang
pentingnya imunisasi bagi anak
3 Keluarga tidak 1. Jumlah penduduk yang terlalu 1. Melakukan kerjasama lintas
memiliki akses / banyak membuat sistem sektoral dengan pemerintah
menggunakan penyaluran air bersih belum setempat untuk melakukan
sarana air bersih dapat mencakup seluruh pendataan secara berkala kepada
masyarakat penduduk tentang sumber air yan

xiv
2. Kapasitas produksi sistem digunakan
4 Bayi tidak penyediaan air minum
1. Pengetahuan yang yang
kurang 2.1. Mengadakan
Melakukan kerjasama
penyuluhanlintas
mendapatkan ASI terkait manfaat pemberian mengenai ASI eksklusif dan
Eksklusif ASIeksklusif manajemen laktasi, serta membuat
2. Ketidakpercayaan diri para sarana edukasi yang menarik dan
ibu apabila hanya memberikan mudah dimengerti
ASI saja tanpa makanan 2. Melakukan pembinaan kepada
pendamping kepada bayinya petugas dalam pecatatan bayi yang
diberi ASI eksklusif
5 Anggota keluarga 1. Pengetahuan warga desa yang 1.Memberi edukasi warga desa
ada yang merokok kurang mengenai bahaya merokok mengenai bahaya merokok, risiko
2. Kurangnya keinginan perokok penyakit akibat merokok serta
untuk berhenti merokok dampak pada orang disekitarnya
3. Adanya pengaruh lingkungan 2.Memberi edukasi dan motivasi
dan pergaulan seperti ajakan perokok untuk berhenti merokok
teman atau mengikuti orang tua 3.Perlu adanya anggota keluarga ata
pengawas yang mengawasi para
perokok agar dapat berhenti
merokok, bila perlu diberikan sanks
tegas.

III.2 Rekapitulasi Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil analisis terhadap alternatif pemecahan masalah, maka
dilakukan rekapitulasi dengan hasil sebagai berikut:
1. Pemberian edukasi mengenai penyakit TB serta bahayanya bila tidak
diobati
2. Memberi edukasi keluarga dan penderita Tb paru yang tidak berobat
sesuai standar mengenai penyakit TB dan cara penularanTB
3. Memberi edukasi keluarga dan penderita TB paru mengenai pentingnya
patuh minum obat sesuai aturan
4. Perlu adanya pelatihan kepada PMO untuk meningkatkan standar
pengobatan TB
5. Pemberian edukasi tentang pentingnya imunisasi pada anak
6. Menjelaskan kepada para orang tua imunisasi apa saja yang diberikan
sejak bayi
7. Memberi edukasi secara jelas tentang efek yang dapat timbul setelah
imunisasi dan juga manfaat dari imunisasi
8. Memberi penjelasan bahwa imunisasi tidak dapat dilakukan sewaktu-
waktu dan harus sesuai dengan jadwal pemberiannya

xv
9. Memberikan edukasi terhadap seluruh masyarakat tentang pentingnya
imunisasi bagi anak
10. Melakukan kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah setempat
untuk melakukan pendataan secara berkala kepada penduduk tentang
sumber air yang digunakan
11. Melakukan kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah setempat
untuk melakukan swadaya masyarakat dalam pengadaan air bersih
untuk masyarakat itu sendiri
12. Memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan sumber air di lingkungan sekitar agar dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air sehari-hari

13. Mengadakan penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan manajemen


laktasi, serta membuat sarana edukasi yang menarik dan mudah
dimengerti
14. Melakukan pembinaan kepada petugas dalam pecatatan bayi yang
diberi ASI eksklusif
15. Memberi edukasi warga desa mengenai bahaya merokok, risiko
penyakit akibat merokok serta dampak pada orang disekitarnya
16. Memberi edukasi dan motivasi perokok untuk berhenti merokok

17. Perlu adanya anggota keluarga atau pengawas yang mengawasi


para perokok agar dapat berhenti merokok, bila perlu diberikan sanksi
tegas.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Program Indonesia SehatdenganPendekatanKeluarga (PIS-PK) merupakan
salah satu program kesehatan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan dengan
cara mengunjungi setiap keluarga dengan fokus sasaran kesehatan yang lebih
kecil, dengan demikian didapatkan permasalahan kesehatan di setiap keluarga
sehingga dapat ditangani dengan baik oleh tenaga kesehatan.Berdasarkan hasil
evaluasi PIS-PK, Desa Sedayu masih memiliki 5 indikator kesehatan yang

xvi
bermasalah, diantaranya indikator Penderita TB paru yang berobat sesuai standar,
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, Keluarga memiliki akses/
menggunakan sarana air bersih, Bayi mendapatkan ASI eksklusif, dan Anggota
keluarga tidak ada yang merokok.
Secara umum penyebab dari masalah-masalah tersebut adalah karena
kurangnya pengetahuan, persepsi yang salah, dan kurangnya kepatuhan.
Pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan adalah edukasi
dan pendampingan mengenai indikator yang bermasalah, serta menguatkan fungsi
pengawas minum obat dalam keluarga.

IV.2  Saran
1. Untuk perangkat desa dan tokoh masyarakat
a. Memberikan dukungan pada kegiatan pemberian edukasi agar dapat
berjalan dengan efektif di Desa Sedayu.
b. Mengajak perangkat desa dan tokoh masyarakat untuk berpartisipasi
secara aktif dalam menjalankan program puskesmas dan menjadi contoh
bagi masyarakat.
2. Untuk petugas kesehatan
a. Mengemas materi penyuluhan dan edukasi agar mudah dimengerti dan
diterapkan oleh masyarakat.
b. Meningkatkan frekuensi edukasi dan konseling ke keluarga dan
masyarakat.
c. Melakukan evaluasi secara bertahap terhadap program-program yang
sudah dilaksanakan.
d. Meningkatkan dan melatih peran serta kader dalam meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan masyarakat. 
3. Untuk Masyarakat
a. Menerapkanilmu yang telah diberikan dalam edukasi di kehidupan sehari-
hari.
b. Mengikuti seluruh kegiatan yang dianjurkan oleh petugas kesehatan atau
perangkat desa dalam memecahkan masalah di Desa Sedayu.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang, 2019. Kecamatan Muntilan


dalam Angka 2019. Magelang: Badan Pusat Statistik Kabupaten
Magelang.
https://magelangkab.bps.go.id/publication/2019/09/26/d77505dacde11b32
6a9ff883/kecamatan-muntilan-dalam-angka-2020.html 
2. Data PIS-PK  Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang
2020

xviii
3. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
4. Kemenkes RI. 2011. PERMENKES RI N0MOR.
2269/MENKES/PER/XI/2011: Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

xix

Anda mungkin juga menyukai