KABUPATEN MAGELANG
Disusun Oleh:
Immanuel Christopher 1910221082
Nurdiza Bilqis 1920221122
Ikhsan Pratama Alamsedayu 1920221095
Rozandra Dewanthy Ayu Kartika Putri 1920221117
Rafliandi Nasruan Maulana 1920221094
Salmanisa Nur Nabila 1920221099
Disusun Oleh:
Ditetapkan di : Magelang
Tanggal Ujian : 12 Agustus 2021
ii
EVALUASI SMD-MMD DESA SEDAYU PUSKESMAS MUNTILAN II
KABUPATEN MAGELANG
Disusun Oleh:
Immanuel Christopher 1910221082
Nurdiza Bilqis 1920221122
Ikhsan Pratama Alamsedayu 1920221095
Rozandra Dewanthy Ayu Kartika Putri 1920221117
Rafliandi Nasruan Maulana 1920221094
Salmanisa Nur Nabila 1920221099
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Evaluasi SMD-MMD Desa Sedayu Puskesmas Muntilan
II Kabupaten Magelang”.Terima kasih penulis ucapkan kepada berbagai pihak
yang telah memberikan dukungan dan bimbingan baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam penyelesaian laporan ini. Penulis ucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Hartoyo, M. Kes, selaku Koordinator Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Magelang serta Tim Pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta.
2. dr. Arief Wibisono selaku Kepala Puskesmas dan pembimbing dalam
penulisan laporan di Puskesmas Muntilan II.
3. Seluruh pegawai Puskesmas Muntilan II.
4. Orang tua kami yang telah banyak memberikan dukungan, baik moral
maupun material.
5. Teman-teman sejawat Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi Puskesmas Muntilan II
dalam rangka meningkatkanmutu dan target pencapaian pelayanan.Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, dibutuhkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dalam rangka penyempurnaan laporan ini. Demikian yang dapat
penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
TINJAUAN UMUM
I.1 Data Umum Desa Sedayu
I.1.1 Keadaan Geografis
Desa Sedayu berada di sebelah barat ibukota Kecamatan Muntilan jarak
dari Desa Sedayu ke ibukota Kecamatan sekitar 400 m dan ke ibukota kabupaten
sekitar 8 km. Batas-batas desa sebagai berikut:
1) Sebelah utara: Desa Gondosuli
2) Sebelah Timur: Kecamatan Dukun dan Kelurahan Muntilan
3) Sebelah Selatan: Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan
4) Sebelah Barat: Desa Tamanagung
Secara geografis ketinggian desa diukur dari permukaan laut berkisar
385mdpl dengan curah hujan berkisar 2800 mm³ dan suhu rata rata 30ºC serta
memiliki luas 217,49 ha.
viii
I.1.2 Keadaan Demografi
Desa Sedayu memiliki jumlah kepala keluarga sebanyak 2.719 KK,
berdasarkan jenis kelaminnya, terdapat 4.303 laki-laki dan 4.273 perempuan
dengan total penduduk sebanyak 8.576 orang.
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian belum/tidak bekerja/mengurus
RT/pensiunan sebanyak 2.421 orang, pelajar/mahasiswa sebanyak 1.695 orang,
PNS/TNI/POLRI sebanyak 129 orang, pedagang sebanyak 744 orang,
petani/pekebun/peternak/perikanan sebanyak 186 orang, karyawan swasta 1.066
orang, karyawan BUMN/BUMD/Honorer sebanyak 16 orang, buruh/pembantu
rumah tangga sebanyak 1.242 orang, dosen/guru sebanyak 88 orang, wiraswasta
sebanyak 859 orang, dan lainnya sebanyak 130 orang.
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yaitu tidak/belum sekolah
sebanyak 1.484 orang, belum tamat SD sebanyak 905 orang, tamat SD sebanyak
2.152 orang, tamat SLTP/SMP sebanyak 1.338, tamat SLTA/SMA sebanyak
2.086 orang, tamat D1/D2 sebanyak 36 orang, tamat D3 sebanyak 169 orang,
tamat D4/S1 sebanyak 380 orang, tamat S2 sebanyak 20 orang, dan tamat S3
sebanyak 6 orang.
Berdasarkan data dari jumlah penduduk menurut beberapa kategori tersebut,
maka dapat digambarkan bahwa Desa Sedayu adalah desa yang cukup luas
dengan penduduk padat dan berada di daerah perkotaan.
ix
pendek (stunting), pengendalian penyakit menular khususnya HIV-AIDS, TB dan
malaria, pengendalian penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes
mellitus dan gangguan jiwa.
Dasar pelaksanaan PIS-PK yaitu Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga. Dengan meningkatkan kesehatan keluarga maka akan meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Program Indonesia sehat memuat 12 indikator utama penanda status
kesehatan sebuah keluarga yaitu keluarga mengikuti program KB, ibu melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, bayi
mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif, balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan, penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar,
penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan
jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada
yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota JKN, keluarga mempunyai akses
sarana air bersih, keluarga menggunakan jamban sehat. Dari 12 indikator tersebut
didapatkan indeks kesehatan keluarga yang menunjukan status kesehatan keluarga
yaitu sehat (>80% indikator baik), pra sehat (50%-80% indikator baik) , dan tidak
sehat (<50%).
Berdasarkan hasil survei PIS PK tahun 2020 di Desa Sedayu, Kecamatan
Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, didapatkan beberapa indikator
yang menjadi masalah bila dibandingkan dengan target kriteria keluarga sehat
yaitu 80%. Data diambil dari hasil survei ke seluruh KK (Kepala Keluarga) di
Desa Sedayu yang berjumlah 1756 KK.
Kuesioner terdiri atas pertanyaaan-pertanyaan yang terstruktur meliputi
komponen 12 indikator PIS-PK. Pada hasil survei PIS-PK, terdapat tujuh
indikator yang tidak memenuhi target sesuai kriteria keluarga sehat (80%) yaitu
indikator keluarga yang mengikuti program Keluarga Berencana (KB), persalinan
ibu di fasilitas kesehatan, penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan
sesuai standar, penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur,
penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan,
anggota keluarga tidak ada yang merokok dan keluarga sudah menjadi anggota
x
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).Namun, karena keterbatasan anggota, kami
hanya mengambil 5 masalah untuk dilakukan MMD melalui analisa pribadi dan
wawancara dengan puskesmas untuk mendapatkan prioritas masalah.
xi
BAB II
ANALISIS MASALAH
II.1IdentifikasiMasalah
Tabel 1. IdentifikasiMasalah
NO INDIKATOR SASARAN JUMLAH CAPAIAN TARGET
1 Keluarga mengikuti 476 6 1,26% 100%
program KB
2 Persalinan Ibu di fasilitas 20 10 50,00% 100%
pelayanan kesehatan
3 Bayi mendapatkan 36 20 55,56% 100%
imunisasi dasar lengkap
4 Bayi mendapatkan ASI 48 30 62,50% 100%
Eksklusif
5 Pertumbuhan Balita 282 200 70,92% 100%
dipantau
6 Penderita TB Paru yang 12 4 33,33% 100%
berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi yang 1626 6 0,37% 100%
berobat teratur
8 Penderita gangguan jiwa 17 5 29,41% 100%
berat, diobati dan tidak
ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak 1756 1286 73,23% 100%
ada yang merokok
10 Keluarga sudah menjadi 1756 1231 70,10% 100%
anggota JKN
11 Keluarga memiliki 1756 1719 97,89% 100%
akses/menggunakan
sarana air bersih
12 Keluarga memiliki 1756 1750 99,66% 100%
akses/menggunakan
jamban keluarga
xii
(3) Cukup Mendesak, (4) Mendesak, (5) Sangat
Mendesak
xiii
BAB III
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
III.1 Alternatif Pemecahan Masalah
xiv
2. Kapasitas produksi sistem digunakan
4 Bayi tidak penyediaan air minum
1. Pengetahuan yang yang
kurang 2.1. Mengadakan
Melakukan kerjasama
penyuluhanlintas
mendapatkan ASI terkait manfaat pemberian mengenai ASI eksklusif dan
Eksklusif ASIeksklusif manajemen laktasi, serta membuat
2. Ketidakpercayaan diri para sarana edukasi yang menarik dan
ibu apabila hanya memberikan mudah dimengerti
ASI saja tanpa makanan 2. Melakukan pembinaan kepada
pendamping kepada bayinya petugas dalam pecatatan bayi yang
diberi ASI eksklusif
5 Anggota keluarga 1. Pengetahuan warga desa yang 1.Memberi edukasi warga desa
ada yang merokok kurang mengenai bahaya merokok mengenai bahaya merokok, risiko
2. Kurangnya keinginan perokok penyakit akibat merokok serta
untuk berhenti merokok dampak pada orang disekitarnya
3. Adanya pengaruh lingkungan 2.Memberi edukasi dan motivasi
dan pergaulan seperti ajakan perokok untuk berhenti merokok
teman atau mengikuti orang tua 3.Perlu adanya anggota keluarga ata
pengawas yang mengawasi para
perokok agar dapat berhenti
merokok, bila perlu diberikan sanks
tegas.
xv
9. Memberikan edukasi terhadap seluruh masyarakat tentang pentingnya
imunisasi bagi anak
10. Melakukan kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah setempat
untuk melakukan pendataan secara berkala kepada penduduk tentang
sumber air yang digunakan
11. Melakukan kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah setempat
untuk melakukan swadaya masyarakat dalam pengadaan air bersih
untuk masyarakat itu sendiri
12. Memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan sumber air di lingkungan sekitar agar dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air sehari-hari
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Program Indonesia SehatdenganPendekatanKeluarga (PIS-PK) merupakan
salah satu program kesehatan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan dengan
cara mengunjungi setiap keluarga dengan fokus sasaran kesehatan yang lebih
kecil, dengan demikian didapatkan permasalahan kesehatan di setiap keluarga
sehingga dapat ditangani dengan baik oleh tenaga kesehatan.Berdasarkan hasil
evaluasi PIS-PK, Desa Sedayu masih memiliki 5 indikator kesehatan yang
xvi
bermasalah, diantaranya indikator Penderita TB paru yang berobat sesuai standar,
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, Keluarga memiliki akses/
menggunakan sarana air bersih, Bayi mendapatkan ASI eksklusif, dan Anggota
keluarga tidak ada yang merokok.
Secara umum penyebab dari masalah-masalah tersebut adalah karena
kurangnya pengetahuan, persepsi yang salah, dan kurangnya kepatuhan.
Pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan adalah edukasi
dan pendampingan mengenai indikator yang bermasalah, serta menguatkan fungsi
pengawas minum obat dalam keluarga.
IV.2 Saran
1. Untuk perangkat desa dan tokoh masyarakat
a. Memberikan dukungan pada kegiatan pemberian edukasi agar dapat
berjalan dengan efektif di Desa Sedayu.
b. Mengajak perangkat desa dan tokoh masyarakat untuk berpartisipasi
secara aktif dalam menjalankan program puskesmas dan menjadi contoh
bagi masyarakat.
2. Untuk petugas kesehatan
a. Mengemas materi penyuluhan dan edukasi agar mudah dimengerti dan
diterapkan oleh masyarakat.
b. Meningkatkan frekuensi edukasi dan konseling ke keluarga dan
masyarakat.
c. Melakukan evaluasi secara bertahap terhadap program-program yang
sudah dilaksanakan.
d. Meningkatkan dan melatih peran serta kader dalam meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan masyarakat.
3. Untuk Masyarakat
a. Menerapkanilmu yang telah diberikan dalam edukasi di kehidupan sehari-
hari.
b. Mengikuti seluruh kegiatan yang dianjurkan oleh petugas kesehatan atau
perangkat desa dalam memecahkan masalah di Desa Sedayu.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
xviii
3. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
4. Kemenkes RI. 2011. PERMENKES RI N0MOR.
2269/MENKES/PER/XI/2011: Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
xix