bawah ini!
Seiring perkembangan kota, OJS terus menambah jalur, terutama di dalam kota. Antara
1913-
seperti dari Wonokromo dan Boulevard Darmo ke Willemspein (kini Jembatan Merah).
hingga sekarang? jalur trem lama karena lebih dari 80 persen masih dapat digunakan.
Jalur trem di Surabaya tak pernah secara resmi dibongkar. Ia terpendam di bawah
aspal, tanah, atau material lainnya.
Trem di Surabaya mulai ada pada paruh kedua abad ke-19. Seperti di kota-kota lain,
trem ini
bagian dari upaya modernisasi transportasi semasa pemerintah kolonial Hindia Belanda
demi
3. Adakah peristiwa pengulangan yang terkait dengan berhentinya trem sebagai salah
satu moda transportasi umum apabila kalian hubungkan dengan kejadian pada
masa kini terkait dengan nasib dari moda transportasi umum? Jelaskan sesuai
dengan kondisi penggunaan moda transportasi umum di daerah kalian! Kehadiran trem
kuda di Batavia termasuk paling awal di kawasan Asia. Pada waktu itu trem kuda masih
jarang terlihat di kota-kota Eropa. Seperti halnya transportasi umum sebelumnya,
banyak juga kuda penarik trem yang mati. Bahkan angkanya semakin tinggi. Dikutip
Alwi Shahab dalam Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia (2013), harian Java Bode
yang terbit di Batavia melaporkan sebanyak 545 kuda mati sampai 1872, antara lain
karena kelelahan. Dalam catatan Susan Blackburn, 545 adalah angka kematian kuda per
tahun. “Padahal ada ketentuan binatang ini hanya diperbolehkan menarik trem tidak
lebih dari satu kali tiap trayek,” tulis Alwi Shahab.
4. Jelaskan perubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya pada masa
itu? Bersama sarana transportasi lain yang terus dibangun, trem menggerakkan
perekonomian kota. Para
buruh yang umumnya tinggal di luar kota, sangat tergantung pada trem untuk mencapai
tempat
kerjanya. Pada 1927, sekira 11,4 juga orang menggunakan trem listrik dan 5,2 juta yang
menggunakan
trem uap. Trem secara tak langsung juga ikut memindahkan pusat kegiatan ekonomi
Surabaya.
“Kawasan bisnis, yang terletak di Jembatan Merah selama masa kolonial, pindah ke
utara
kemerdekaan pada masa itu? Bagi kaum pergerakan, trem dengan kelas-kelasnya
dianggap simbol penjajahan. “Kereta api,
trem, dan stasiun kereta api adalah tempat yang memungkinkan orang untuk menandai
perbedaan kelas, atau dipaksa untuk menerima posisi inferior seseorang,” tulis Dick.
Serikat
buruh kereta api dan trem di Surabaya melakukan pemogokan pada 1923 sebagai
perlawanan
terhadap ketidakadilan.