BAB 2
Pada sub-bab ini akan dipaparkan data-data yang sekiranya dapat mendukung proses
terbentuknya konsep desain pada bab berikutnya. Data-data di bawah ini diambil dari
berbagai sumber, antara lain internet, kamus, buku, dan lain sebagainya.
sekitar 35 km di selatan kota Semarang. Kecamatan ini luasnya sekitar 5.611 hektar
dengan jumlah penduduk hanya sekitar 81.000 jiwa dan kepadatannya kurang lebih 14
orang per ha. Padaera kerajaan kerajaan Mataram (Amangkurat II) kawasan ini bernama
Limbarawa tapi kemudian dirubah menjadi Ambarawa. Dulu Ambarawa pernah menjadi
ibu kota Kabupaten Semarang sebelum akhirnya ibu kotanya adalah Ungaran.
Topografinya berbukit-bukit karena letaknya adalah di lembah dari gunung Ungaran dan
gunung Merbabu.
Kota ini memiliki begitu banyak peristiwa bersejarah, biasa dilihat dari peninggalan-
peninggalan bersejarah yang ada di kota Ambarawa mulai dari Monumen Palagan
Ambarawa, Museum Kereta Api Ambarawa, Benteng Willem II, dan lain sebagainya.
20
Masih banyak lagi obyek wisata yang terdapat di sekitar kecamatan Ambarawa, seperti
Candi Gedong Songo, Tugu Muda, Gedung Lawang Sewu, Bandungan, dan Rawa
Pening. Seluruh obyek-obyek wisata tersebut memiliki nilai-nilai sejarah yang sangat
tinggi dan menambah deretan obyek wisata yang sangat menarik di Jawa Tengah.
Telepon : +62.298.591035
Email : sekdaop4@kereta-api.com
1602. Masa itu adalah awal penjajahan Belanda yang membawa kemiskinan,
kesengsaraan, bahkan kematian bagi ratusan ribu masyarakat Indonesia. Tetapi di lain
pihak, begitu banyak pula keuntungan yang didapat masyarakat Indonesia meskipun
semuanya harus dibayar mahal. Sistem arsitektur, sistem pendidikan, dan sistem
pemerintahan Indonesia yang ada saat ini secara tidak langsung adalah hasil asimilasi
budaya dari budaya yang dibawa bangsa Belanda saat menjajah Indonesia.
Seluruh pemerintahan berpusat di Batavia pada masa itu, tetapi sistem perkeretaapian
justru bermula dari kota Semarang, Jawa Tengah. Pada tahun 1830, pemerintah Belanda
mulai memberlakukan Sistem Tanam Paksa pada penduduk Indonesia. Sebagai timbal
21
Ambarawa dan Salatiga mengalami pertumbuhan pesat. Kopi adalah salah satu hasil
perkebunan yang paling banyak di daerah tersebut. Perlahan tapi pasti, hasil-hasil
Perkembangan yang sangat pesat ini menimbulkan masalah baru dalam hal transportasi
untuk mengangkut hasil bumi. Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya kereta api
dipilih sebagai sarana transportasi utama untuk tujuan militer dan mengangkut hasil
bumi. Pembangunan rel dan stasiun kereta api pertama dimulai dari kota Semarang yang
kebutuhan rel kereta api ini tetap dibangun secara khusus yaitu dengan menggunakan
struktur kereta api bergerigi untuk menahan kereta agar tidak melorot saat menanjak.
Stasiun Ambarawa adalah salah satu stasiun utama yang didirikan untuk
Seiring dengan perkembangan jaman, kereta api mulai ditinggalkan masyarakat sebagai
ditempuh dengan bis dari kota Ambarawa. Akhirnya pada tahun 1967 Perusahaan
22
Jawatan Kereta Api (PJKA) menghentikan operasi kereta api jurusan Ambarawa –
Magelang dan sepuluh tahun kemudian jurusan Ambarawa – Kedungjati ikut ditutup.
Stasiun kereta api Ambarawa yang menganggur ini menarik perhatian pemerintah untuk
menciptakan suatu museum kereta api sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Tengah.
Ide tersebut terus mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pada tahun 1977 Museum
Kereta Api Ambarawa dibuka untuk umum. Museum Kereta Api Ambarawa terus
bengkel) yang terletak 50m dari museum. Tiga diantaranya masih bisa beroperasi
dengan baik, yaitu lokomotif B 2502, B 2503, dan E 1060. Ada pula 5 buah gerbong
penumpang yang biasa digunakan untuk wisata kereta uap dan 1 gerbong barang.
Tidak hanya itu saja, gedung itu sendiri pun mempunyai sejarah yang sangat panjang.
Meskipun didirikan sejak tahun 1873, tetapi bangunan tersebut tetap berdiri sangat
kokoh tanpa adanya renovasi yang berarti. Terdapat 2 ruang pameran, 1 ruang yang
digunakan sebagai ruang tunggu, 2 ruang untuk kantor, dan lain lain. Di dalam ruang
pameran, terdapat begitu banyak peralatan-peralatan kuno yang dulu digunakan dalam
23
hal perkeretaapian. Ada beberapa telepon antik yang umurnya hampir 100 tahun, mesin
ketik, mesin hitung, lampu kereta api, alat cetak tiket kereta, penunjuk arah kereta, dan
“Ambarawa Railway Mountain Tour” adalah istilah yang sering digunakan pihak
museum untuk mensosialisasikan paket wisata ini agar mudah diterima oleh berbagai
kalangan, baik turis lokal maupun turis asing. Dalam bahasa Indonesia mungkin paket
wisata ini lebih sering disebut dengan Wisata Kereta Api Ambarawa. Rute yang dipakai
adalah stasium Ambarawa – Bedono melewati stasiun Jambu. Jarak tempuh total hanya
10 km, tetapi lama perjalanan bisa mencapai 2 jam untuk perjalanan pulang pergi.
berkapasitas maksimal 40 orang. Keunikan dan nilai sejarah kereta api tua ini menjadi
daya tarik tersendiri bagi turis lokal maupun mancanegara untuk kembali mencoba
Lokomotif dengan nomor seri B 2502 dan B 2503 ini sama-sama buatan “Esslingen Emil
Kessler”, Jerman. Lokomotif ini pertama kali beroperasi pada tahun 1904, jadi sampai
saat ini lokomotif ini sudah berumur 100 tahun lebih. Lokomotif ini panjangnya 8,18
meter dan lebarnya 2,75 meter. Kecepatan maksimal lokomotif ini sebenarnya bisa
mencapai 50 km/jam, tetapi karena hanya untuk digunakan sebagai keperluan wisata dan
mengingat umunrnya yg sudah sangat tua, kereta ini dijalankan dgn kecepatan kurang
lebih 10 km/jam saja. Bahan bakar yang digunakan adalah kayu, bukan sembarang kayu
tetapi harus kayu jati. Menurut Pudjiono, Kepala Sub Depo Lokomotif Stasiun
Ambarawa, bahan bakarnya harus kayu jati karena hanya jeni kayu ini yang bisa
menghasilkan panas sesuai dengan panas ketel lokomotif. Tak kurang dari 2,5 meter
kubik kayu jati ini dipakai untuk memanaskan 2.850 liter air yang kemudian uapnya
akan digunakan sebagai pendorong kereta. Ketel berisi air tersebut terletak di bagian
moncong kereta dan harus dipanaskan selama kurang lebih tiga jam sebelum dijalankan.
Gerbong penumpang yang digunakan juga tidak kalah tuanya. Umurnya lebih muda 5
tahun dibandingkan lokomotif yang dipakai yaitu buatan tahun 1909. Pada awalnya,
gerbong penumpang tersebut memang tidak senyaman sekarang. Karena untuk tujuan
kaca jendela, hanya berupa daun jendela dari kayu yang dapat dibuka tutup. Untuk kursi,
semuanya menggunakan kayu yang cukup untuk diduduki 2-3 penumpang. Interior yang
25
serba kayu dan apa adanya ini justru semakin menambah nilai eksotis dan memperkental
Perjalanan wisata kereta api ini ditawarkan dengan harga yang tidak murah, yaitu Rp.
3.250.000,00 untuk sekali jalan (harga saat penulisan tugas akhir ini). Biaya ini
ditanggung oleh seluruh penumpang yang bisa mencapai 80 orang dalam sekali
perjalanan. Biaya ini tidak terlalu mahal, mengingat untuk biaya operasional saja
dibutuhkan dana kurang lebih Rp. 1.000.000,00 sekali jalan. Info untuk pemesanan
wisata ini memang kurang tersebar. Untuk memesan hanya ada 2 cara, yaitu
menghubungi langsung Museum Kereta Api Ambarawa atau menghubungi agen travel
daerah Semarang. Tidak semua agen travel melayani pemesanan paket wisata ini, tetapi
wisata ini. Untuk pemesanan harus dilakukan kira-kira 1 minggu sebelum jadwal
“Ambarawa Railway Mountain Tour” ini dalam beberapa tahun terakhir memang
Stasiun Ambarawa, tingkat okupansi wisata ini masih belum terlalu tinggi, rata-rata
mengungkapkan bahwa peminat wisata kereta uap ini hanya sebatas turis asing atau
lokal yang kebetulan singgah atau sedang berwisata di kota Semarang atau kota lainnya
di Jawa Tengah. Kebanyakan yang menyewa paket wisata ini adalah turis asing dari
Belanda, Jerman, Swiss, Australia, dan Jepang. Untuk turis lokal, yang sering menyewa
paket wisata ini adalah rombongan pegawai sebuah kantor, klub-klub tertentu, dan juga
26
rombongan dari sekolah-sekolah. Untuk pengunjung dalam jumlah kecil biasanya lebih
mudah memesan melalui agen travel yang ada di hotel-hotel di sekitar Semarang.
Dalam perjalanannya, kereta uap ini akan berhenti di 2 stasiun yaitu, Jambu dan Bedono.
Perjalanan dari stasiun Ambarawa ke stasiun Jambu masih belum terasa istimewa
penduduk. Perjalanan dari stasiun Jambu ke stasiun Bedono mulai menanjak. Di stasiun
Jambu posisi lokomotif diputar sehingga posisi lokomotif sekarang ada di belakang
gerbong penumpang. Dalam perjalanan menanjak inilah baru terasa manfaat dari roda
bergerigi yang berfungsi agar kereta tidak melorot. Perjalanan terus menanjak hingga
sangat indah, perpaduan antara gunung Ungaran dan gunung Merbabu, serta hamparan
kebun kopi. Setelah sampai di stasiun Bedono, kereta uap kembali diperiksa dan diisi
perjalanan dengan kereta uap bersejarah inilah yang dicari para pengunjung.
Survei dilakukan dengan cara pengamatan lapangan dan mewawancara sekilas para
pengunjung wisata kereta uap ini. Dilihat dari usianya, pengunjung wisata ini sangat
beragam, begitu juga jika dilihat dari jenis kelaminnya tidak ada dominasi khusus.
Pengunjung yang berasal dari Indonesia dan pengunjung asing jumlahnya cukup
berimbang. Untuk mendapat jawaban yang lebih dalam, maka dilakukan wawancara
27
kepada 20 pengunjung sebagai sampel. Pertanyaan dibuat seringkas mungkin agar tidak
semua kebutuhan untuk perancangan strategi promosi. Berikut ini adalah hasilnya :
1. Berikan 1 kata yang mewakili pengalaman Anda mengikuti paket wisata ini!
- Beautiful
- So exotic
- Back to 1900
- Classic
- Keren
- Antik
- Kuno sekali
-
Tidak
- 85%
Ya
-
Tidak
Ya
- 15%
-
Diagram 2.1 Hasil survei 1 - 85%
(17 responden) : Ya
- Tidak
80%
Ya
-
Ya Tidak
- 20%
-
Diagram 2.2 Hasil survei 2
-
Pengunjung Wisata Kereta Api Ambarawa ini memang tidak bisa dikelompok-
kelompokan berdasarkan jenis kelamin maupun usianya. Maksudnya terget pasar dari
wisata ini adalah semua usia dan semua jenis kelamin. Sedangkan dilihat dari asalnya,
29
porsi pengunjung yang berasal dari dalam atau luar negeri cukup berimbang, maka
segmentasi pasar tidak bisa dibagi berdasarkan asal turisnya. Berdasarkan hasil
pengamatan, turis-turis asing yang mengunjungi wisata ini sebagian besar adalah turis
yang memang sedang berwisata di jawa tengah atau turis yang sedang berwisata dengan
kapal pesiar yang sedang transit di pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Sedangkan untuk
turis lokal, sebagian besar dari mereka adalah keluarga besar, anggota klub-klub,
Dari data dan hasil survei di atas, dapat disimpulkan bahwa pengunjung wisata
yaitu turis asing dan turis lokal. Kedua kategori ini tidak boleh digabungkan atau
dieliminasi salah satunya, karena justru akan tidak efektif. Tetapi dalam proyek ini,
berdasarkan hasil analisa dan pertimbangan yang matang, maka target pasar lebih
difokuskan untuk turis asing dan turis lokal menjadi target sekunder. Berikut ini adalah
meningkatkan citra psotif Indonesia di mata dunia sebagai negara yang kaya
ada 3 wisata yang persis seperti ini di dunia. Hal ini menjadi nilai jual yang
d. Utnuk turis lokal, tanpa promosi yang berarti wisata ini mampu menggaet
Strengths
100 tahun lebih dan merupakan saksi sejarah saat penjajahan Belanda
- Kondisi kereta uap cukup terawat, begitu juga dengan interior gerbongnya
- Satu-satunya kereta uap bergerigi yang masih dapat berjalan baik di dunia
- Hanya ada 3 wisata kereta uap lainnya yang tersisa di dunia, salah satunya
Weaknesses
- Tidak ada kemudahan akses ataupun informasi tentang paket wisata ini
31
- Belum ada media pendukung ataupun sarana lain yang bisa membantu
Opportunities
- Sejarah yang ada tentang kereta uap bergerigi ini tidak akan terhapus
- Lokasi Wisata Kereta Api tidak terlalu jauh dari pusat kota Semarang
turis mancanegara
Threats
- Banyak sekali wisata kereta api yang menggunakan kereta api modern, baik
wisata ini
- Belum terjalin kerjasama yang cukup baik antara pihak museum dengan