Anda di halaman 1dari 13

19

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Data dan Literatur

Pada sub-bab ini akan dipaparkan data-data yang sekiranya dapat mendukung proses

terbentuknya konsep desain pada bab berikutnya. Data-data di bawah ini diambil dari

berbagai sumber, antara lain internet, kamus, buku, dan lain sebagainya.

2.1.1 Sekilas Mengenai Kota Ambarawa

Kecamatan Ambarawa terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Letaknya hanya

sekitar 35 km di selatan kota Semarang. Kecamatan ini luasnya sekitar 5.611 hektar

dengan jumlah penduduk hanya sekitar 81.000 jiwa dan kepadatannya kurang lebih 14

orang per ha. Padaera kerajaan kerajaan Mataram (Amangkurat II) kawasan ini bernama

Limbarawa tapi kemudian dirubah menjadi Ambarawa. Dulu Ambarawa pernah menjadi

ibu kota Kabupaten Semarang sebelum akhirnya ibu kotanya adalah Ungaran.

Topografinya berbukit-bukit karena letaknya adalah di lembah dari gunung Ungaran dan

gunung Merbabu.

Kota ini memiliki begitu banyak peristiwa bersejarah, biasa dilihat dari peninggalan-

peninggalan bersejarah yang ada di kota Ambarawa mulai dari Monumen Palagan

Ambarawa, Museum Kereta Api Ambarawa, Benteng Willem II, dan lain sebagainya.
20

Masih banyak lagi obyek wisata yang terdapat di sekitar kecamatan Ambarawa, seperti

Candi Gedong Songo, Tugu Muda, Gedung Lawang Sewu, Bandungan, dan Rawa

Pening. Seluruh obyek-obyek wisata tersebut memiliki nilai-nilai sejarah yang sangat

tinggi dan menambah deretan obyek wisata yang sangat menarik di Jawa Tengah.

2.1.2 Sekilas Mengenai Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa

Jl. Stasiun Ambarawa no. 1, Ambarawa

Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Telepon : +62.298.591035

Email : sekdaop4@kereta-api.com

Semua berawal dari dimulainya penjajahan Belanda dan didirikannya pemerintahan

Belanda dengan berdirinya VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) pada tahun

1602. Masa itu adalah awal penjajahan Belanda yang membawa kemiskinan,

kesengsaraan, bahkan kematian bagi ratusan ribu masyarakat Indonesia. Tetapi di lain

pihak, begitu banyak pula keuntungan yang didapat masyarakat Indonesia meskipun

semuanya harus dibayar mahal. Sistem arsitektur, sistem pendidikan, dan sistem

pemerintahan Indonesia yang ada saat ini secara tidak langsung adalah hasil asimilasi

budaya dari budaya yang dibawa bangsa Belanda saat menjajah Indonesia.

Seluruh pemerintahan berpusat di Batavia pada masa itu, tetapi sistem perkeretaapian

justru bermula dari kota Semarang, Jawa Tengah. Pada tahun 1830, pemerintah Belanda

mulai memberlakukan Sistem Tanam Paksa pada penduduk Indonesia. Sebagai timbal
21

baliknya, daerah perkebunan di Semarang dan daerah pedalaman sekitarnya seperti

Ambarawa dan Salatiga mengalami pertumbuhan pesat. Kopi adalah salah satu hasil

perkebunan yang paling banyak di daerah tersebut. Perlahan tapi pasti, hasil-hasil

perkebunan di aerah tersebut melimpah ruah.

Perkembangan yang sangat pesat ini menimbulkan masalah baru dalam hal transportasi

untuk mengangkut hasil bumi. Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya kereta api

dipilih sebagai sarana transportasi utama untuk tujuan militer dan mengangkut hasil

bumi. Pembangunan rel dan stasiun kereta api pertama dimulai dari kota Semarang yang

kemudian disusul dengan daerah-daerah lain, mulai dari Kedungjati, Ambarawa,

Tuntang, Tanggung, Surakarta, Yogyakarta, dan lain-lain. Topografi untuk daerah

Ambarawa yang berbukit-bukit menjadi masalah tersendiri. Tetapi untuk memenuhi

kebutuhan rel kereta api ini tetap dibangun secara khusus yaitu dengan menggunakan

struktur kereta api bergerigi untuk menahan kereta agar tidak melorot saat menanjak.

Stasiun Ambarawa adalah salah satu stasiun utama yang didirikan untuk

menghubungkan kota Semarang dengan

kota-kota besar lainnya seperti Yogyakarta

dan Surakarta, yaitu pada tahun 1873 dengan

nama Stasiun Willem I atau dulu sering

disebut sebagai Koening Willem I Spoorweg.

Gambar 2.1 Museum KA Ambarawa tampak depan

Seiring dengan perkembangan jaman, kereta api mulai ditinggalkan masyarakat sebagai

transportasi utama. Kota-kota seperti Yogyakarta, Semarang dan Surakarta bisa

ditempuh dengan bis dari kota Ambarawa. Akhirnya pada tahun 1967 Perusahaan
22

Jawatan Kereta Api (PJKA) menghentikan operasi kereta api jurusan Ambarawa –

Magelang dan sepuluh tahun kemudian jurusan Ambarawa – Kedungjati ikut ditutup.

Stasiun kereta api Ambarawa yang menganggur ini menarik perhatian pemerintah untuk

menciptakan suatu museum kereta api sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Tengah.

Ide tersebut terus mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pada tahun 1977 Museum

Kereta Api Ambarawa dibuka untuk umum. Museum Kereta Api Ambarawa terus

menambah koleksi lokomotif-lokomotif tuanya dan terus merawatnya.

Tidak kurang dari 20 lokomotif uap

dengan ukuran, tahun pembuatan,

spesifikasi maupun asal negara

pembuatnya yang berbeda-beda dipajang

di sekliling museum. Selain itu, masih

ada 5 koleksi lokomotif lagi yang


Gambar 2.2 Bagian dalam Museum KA Ambarawa
terdapat di Depo (berfungsi semacam

bengkel) yang terletak 50m dari museum. Tiga diantaranya masih bisa beroperasi

dengan baik, yaitu lokomotif B 2502, B 2503, dan E 1060. Ada pula 5 buah gerbong

penumpang yang biasa digunakan untuk wisata kereta uap dan 1 gerbong barang.

Tidak hanya itu saja, gedung itu sendiri pun mempunyai sejarah yang sangat panjang.

Meskipun didirikan sejak tahun 1873, tetapi bangunan tersebut tetap berdiri sangat

kokoh tanpa adanya renovasi yang berarti. Terdapat 2 ruang pameran, 1 ruang yang

digunakan sebagai ruang tunggu, 2 ruang untuk kantor, dan lain lain. Di dalam ruang

pameran, terdapat begitu banyak peralatan-peralatan kuno yang dulu digunakan dalam
23

hal perkeretaapian. Ada beberapa telepon antik yang umurnya hampir 100 tahun, mesin

ketik, mesin hitung, lampu kereta api, alat cetak tiket kereta, penunjuk arah kereta, dan

masih banyak lagi. Semuanya masih terjaga dengan baik.

2.1.3 Sekilas Mengenai “Ambarawa Railway Mountain Tour”

“Ambarawa Railway Mountain Tour” adalah istilah yang sering digunakan pihak

museum untuk mensosialisasikan paket wisata ini agar mudah diterima oleh berbagai

kalangan, baik turis lokal maupun turis asing. Dalam bahasa Indonesia mungkin paket

wisata ini lebih sering disebut dengan Wisata Kereta Api Ambarawa. Rute yang dipakai

adalah stasium Ambarawa – Bedono melewati stasiun Jambu. Jarak tempuh total hanya

10 km, tetapi lama perjalanan bisa mencapai 2 jam untuk perjalanan pulang pergi.

Lokomotif yang digunakan untuk wisata ini adalah

koleksi milik Museum Kereta Api Ambarawa yang

berseri B 2502 dan B 2503. Kereta uap bergerigi ini

adalah satu-satunya di Indonesia yang masih dapat

berjalan baik. Menurut Bpk. Rudi, salah satu pengurus

Museum Kereta Api Ambarawa, hanya ada 2 negara

lain yang memiliki kereta sejenis dan masih dapat

beroperasi, yaitu India dan Swiss. Ada 5 gerbong yang

Gambar 2.3 Salah satu lokomotif yang


dimiliki Museum Kereta Api Ambarawa ini yang
masih dapat beroperasi
masih dapat beroperasi untuk paket wisata ini. Sekali

perjalanan ssatu lokomotif akan menarik 2 gerbong penumpang yang masing-masing


24

berkapasitas maksimal 40 orang. Keunikan dan nilai sejarah kereta api tua ini menjadi

daya tarik tersendiri bagi turis lokal maupun mancanegara untuk kembali mencoba

merasakan sensasi berkendara dengan suasana tahun 1900an.

Lokomotif dengan nomor seri B 2502 dan B 2503 ini sama-sama buatan “Esslingen Emil

Kessler”, Jerman. Lokomotif ini pertama kali beroperasi pada tahun 1904, jadi sampai

saat ini lokomotif ini sudah berumur 100 tahun lebih. Lokomotif ini panjangnya 8,18

meter dan lebarnya 2,75 meter. Kecepatan maksimal lokomotif ini sebenarnya bisa

mencapai 50 km/jam, tetapi karena hanya untuk digunakan sebagai keperluan wisata dan

mengingat umunrnya yg sudah sangat tua, kereta ini dijalankan dgn kecepatan kurang

lebih 10 km/jam saja. Bahan bakar yang digunakan adalah kayu, bukan sembarang kayu

tetapi harus kayu jati. Menurut Pudjiono, Kepala Sub Depo Lokomotif Stasiun

Ambarawa, bahan bakarnya harus kayu jati karena hanya jeni kayu ini yang bisa

menghasilkan panas sesuai dengan panas ketel lokomotif. Tak kurang dari 2,5 meter

kubik kayu jati ini dipakai untuk memanaskan 2.850 liter air yang kemudian uapnya

akan digunakan sebagai pendorong kereta. Ketel berisi air tersebut terletak di bagian

moncong kereta dan harus dipanaskan selama kurang lebih tiga jam sebelum dijalankan.

Gerbong penumpang yang digunakan juga tidak kalah tuanya. Umurnya lebih muda 5

tahun dibandingkan lokomotif yang dipakai yaitu buatan tahun 1909. Pada awalnya,

gerbong penumpang tersebut memang tidak senyaman sekarang. Karena untuk tujuan

wisata, gerbong-gerbong tersebut direnovasi tanpa mengubah strukturnya. Tidak ada

kaca jendela, hanya berupa daun jendela dari kayu yang dapat dibuka tutup. Untuk kursi,

semuanya menggunakan kayu yang cukup untuk diduduki 2-3 penumpang. Interior yang
25

serba kayu dan apa adanya ini justru semakin menambah nilai eksotis dan memperkental

suasana tahun 1900an yang diusungnya ini.

Perjalanan wisata kereta api ini ditawarkan dengan harga yang tidak murah, yaitu Rp.

3.250.000,00 untuk sekali jalan (harga saat penulisan tugas akhir ini). Biaya ini

ditanggung oleh seluruh penumpang yang bisa mencapai 80 orang dalam sekali

perjalanan. Biaya ini tidak terlalu mahal, mengingat untuk biaya operasional saja

dibutuhkan dana kurang lebih Rp. 1.000.000,00 sekali jalan. Info untuk pemesanan

wisata ini memang kurang tersebar. Untuk memesan hanya ada 2 cara, yaitu

menghubungi langsung Museum Kereta Api Ambarawa atau menghubungi agen travel

daerah Semarang. Tidak semua agen travel melayani pemesanan paket wisata ini, tetapi

agen travel di hotel-hotel berbintang sekitar Semarang biasanya menawarkan paket

wisata ini. Untuk pemesanan harus dilakukan kira-kira 1 minggu sebelum jadwal

keberangkatan, karena dibutuhkan waktu cukup lama untuk persiapan.

“Ambarawa Railway Mountain Tour” ini dalam beberapa tahun terakhir memang

mengalami sedikit peningkatan. Namun, menurut Bapak Soehardjono selaku Kepala

Stasiun Ambarawa, tingkat okupansi wisata ini masih belum terlalu tinggi, rata-rata

dalam seminggu kereta tersebut beroperasi sebanyak 3-4 kali.Beliau juga

mengungkapkan bahwa peminat wisata kereta uap ini hanya sebatas turis asing atau

lokal yang kebetulan singgah atau sedang berwisata di kota Semarang atau kota lainnya

di Jawa Tengah. Kebanyakan yang menyewa paket wisata ini adalah turis asing dari

Belanda, Jerman, Swiss, Australia, dan Jepang. Untuk turis lokal, yang sering menyewa

paket wisata ini adalah rombongan pegawai sebuah kantor, klub-klub tertentu, dan juga
26

rombongan dari sekolah-sekolah. Untuk pengunjung dalam jumlah kecil biasanya lebih

mudah memesan melalui agen travel yang ada di hotel-hotel di sekitar Semarang.

Dalam perjalanannya, kereta uap ini akan berhenti di 2 stasiun yaitu, Jambu dan Bedono.

Perjalanan dari stasiun Ambarawa ke stasiun Jambu masih belum terasa istimewa

mengingat jalurnya masih datar dan pemandangan sekelilingnya hanya pemukiman

penduduk. Perjalanan dari stasiun Jambu ke stasiun Bedono mulai menanjak. Di stasiun

Jambu posisi lokomotif diputar sehingga posisi lokomotif sekarang ada di belakang

gerbong penumpang. Dalam perjalanan menanjak inilah baru terasa manfaat dari roda

bergerigi yang berfungsi agar kereta tidak melorot. Perjalanan terus menanjak hingga

mencapai ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Pemandangan di sekelilingnya juga

sangat indah, perpaduan antara gunung Ungaran dan gunung Merbabu, serta hamparan

kebun kopi. Setelah sampai di stasiun Bedono, kereta uap kembali diperiksa dan diisi

air. Perjalanan kemudian dilanjutkan kembali pulang ke stasiun Ambarawa. Sensasi

perjalanan dengan kereta uap bersejarah inilah yang dicari para pengunjung.

2.2 Hasil Survei Lapangan

Survei dilakukan dengan cara pengamatan lapangan dan mewawancara sekilas para

pengunjung wisata kereta uap ini. Dilihat dari usianya, pengunjung wisata ini sangat

beragam, begitu juga jika dilihat dari jenis kelaminnya tidak ada dominasi khusus.

Pengunjung yang berasal dari Indonesia dan pengunjung asing jumlahnya cukup

berimbang. Untuk mendapat jawaban yang lebih dalam, maka dilakukan wawancara
27

kepada 20 pengunjung sebagai sampel. Pertanyaan dibuat seringkas mungkin agar tidak

mengganggu kenyamanan wisata mereka, tetapi pertanyaan tersebut dapat menjawab

semua kebutuhan untuk perancangan strategi promosi. Berikut ini adalah hasilnya :

1. Berikan 1 kata yang mewakili pengalaman Anda mengikuti paket wisata ini!

- Beautiful

- So exotic

- Back to 1900

- Classic

- Keren

- Antik

- Kuno sekali

2. Apakah Anda puas dengan wisata “Railway Mountain Tour” ini?

-
Tidak
- 85%
Ya
-
Tidak
Ya
- 15%

-
Diagram 2.1 Hasil survei 1 - 85%

(17 responden) : Ya

- 15% (3 responden) : Tidak


28

3. Apa harapan Anda untuk wisata ini?

- Tetap dijaga dan dirawat

- Terus meningkatkan kepuasan dan servis kepada pengunjung

- Semoga seluruh dunia tahu keberadaan wisata langka ini

4. Pertanyaan paling penting, apakah Anda akan merekomendasikan atau mengajak

teman-teman Anda untuk mencoba wisata ini lain waktu?

- Tidak
80%
Ya
-
Ya Tidak
- 20%

-
Diagram 2.2 Hasil survei 2
-

- 80% (16 responden) : Ya

- 20% (4 responden) : Tidak

2.5 Target Pasar

Pengunjung Wisata Kereta Api Ambarawa ini memang tidak bisa dikelompok-

kelompokan berdasarkan jenis kelamin maupun usianya. Maksudnya terget pasar dari

wisata ini adalah semua usia dan semua jenis kelamin. Sedangkan dilihat dari asalnya,
29

porsi pengunjung yang berasal dari dalam atau luar negeri cukup berimbang, maka

segmentasi pasar tidak bisa dibagi berdasarkan asal turisnya. Berdasarkan hasil

pengamatan, turis-turis asing yang mengunjungi wisata ini sebagian besar adalah turis

yang memang sedang berwisata di jawa tengah atau turis yang sedang berwisata dengan

kapal pesiar yang sedang transit di pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Sedangkan untuk

turis lokal, sebagian besar dari mereka adalah keluarga besar, anggota klub-klub,

rombongan pekerja kantoran dan anak-anak sekolah.

Dari data dan hasil survei di atas, dapat disimpulkan bahwa pengunjung wisata

“Ambarawa Railway Mountain Tour” ini dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori,

yaitu turis asing dan turis lokal. Kedua kategori ini tidak boleh digabungkan atau

dieliminasi salah satunya, karena justru akan tidak efektif. Tetapi dalam proyek ini,

berdasarkan hasil analisa dan pertimbangan yang matang, maka target pasar lebih

difokuskan untuk turis asing dan turis lokal menjadi target sekunder. Berikut ini adalah

poin-poin alasan utama yang mendasarinya :

a. Mempromosikan wisata ini kepada turis asing berarti juga membantu

meningkatkan citra psotif Indonesia di mata dunia sebagai negara yang kaya

akan budaya, adat, keindahan alam, dan lain sebagainya.

b. Keberadaan “Ambarawa Railway Mountain Tour” ini sangat langka, hanya

ada 3 wisata yang persis seperti ini di dunia. Hal ini menjadi nilai jual yang

skalanya bisa menjangkau skala internasional.

c. Menarik perhatian turis asing utnuk datang ke Indonesia sama artinya

dengan menambah pemasukan negara yang bisa sangat bermanfaat

mengingat kondisi negara Indonesia saat ini.


30

d. Utnuk turis lokal, tanpa promosi yang berarti wisata ini mampu menggaet

mereka. Wisata Kereta Api Ambarawa sering mendapat promosi gratis

berupa publikasi di beberapa majalah, koran, atau artikel di dunia maya.

2.6 Analisa Kasus

Strengths

- “Ambarawa Railway Mountain Tour” ini menggunakan lokomotif berumur

100 tahun lebih dan merupakan saksi sejarah saat penjajahan Belanda

- Kondisi kereta uap cukup terawat, begitu juga dengan interior gerbongnya

- Satu-satunya kereta uap bergerigi yang masih dapat berjalan baik di dunia

- Hanya ada 3 wisata kereta uap lainnya yang tersisa di dunia, salah satunya

adalah ”Ambarawa Railway Mountain Tour” ini

- Suasana stasiun serta seluruh benda-benda peninggalan bersejarah yang ada

tampak sangat mendukung

- Bersebelahan dengan pemandangan gunung Ungaran, gunung Merbabu,

perkebunan kopi, dan lain lain

Weaknesses

- Kurangnya pengetahuan masyarakat baik lokal maupun asing akan

keberadaan wisata ini serta sejarah yang ada di dalamnya

- Ditangani oleh perusahaan pemerintah yang cenderung statis

- Tidak ada kemudahan akses ataupun informasi tentang paket wisata ini
31

- Pemesanannya tidak praktis dan butuh untuk mengumpulkan sejumlah orang

agar biaya tidak terlalu mahal

- Belum ada media pendukung ataupun sarana lain yang bisa membantu

memperkenalkan wisata ini

Opportunities

- Sejarah yang ada tentang kereta uap bergerigi ini tidak akan terhapus

- Lokasi Wisata Kereta Api tidak terlalu jauh dari pusat kota Semarang

- Lokasi Wisata Kereta Api Ambarawa sangat berdekatan dengan beberapa

tempat wisata lainnya, seperti Museum Kereta Api Ambarawa, Candi

Gedong Songo, Rawa Pening, dan lain lain

- Peninggalan-peninggalan bersejarah selalu memberi daya tarik tersendiri bagi

turis mancanegara

- Sedikit sekali kompetitor wisata kereta uap bergerigi ini

Threats

- Banyak sekali wisata kereta api yang menggunakan kereta api modern, baik

dalam maupun luar negeri

- Kurangnya minat masyarakat Indonesia untuk jauh-jauh mencoba wisata ini

- Kurangnya perhatian pengunjung untuk mencari informasi lebih jauh tentang

wisata ini

- Belum terjalin kerjasama yang cukup baik antara pihak museum dengan

pihak agen travel

Anda mungkin juga menyukai