Anda di halaman 1dari 12

Buletin Bersama (BB) diterbitkan oleh Komunitas Sejarah

Edisi 1, 10 Agustus 2020 Perkeretaapian Indonesia sebagai hasil pemikiran dan diskusi
para anggota Grup Whattsapp “Spoor & Tramwegen” (S & T).

PENANGGUNG JAWAB BULETIN: Ketua Umum KSPI


PENGISI KONTEN: Anggota Grup WA Spoor & Tramwegen
DESAIN, ILUSTRASI & TATA LETAK: Ibnoekapok

PERMINTAAN CETAK BULETIN & KONTAK REDAKSI:


sejarahkereta@gmail.com

Kereta api pertama dari Samarang tiba di Halte Tanggung pada 10 Agustus 1867. (Foto: Album
Photographien Spoorweg Samarang-Vorstenlanden: 1868)

153 Tahun Lalu


Jalur KA di Jawa Mulai Beroperasi

S
TASIUN Samarang, 10 Agustus 1867. Pada Sabtu pagi yang
bersejarah itu, kereta api resmi beroperasi di Hindia Belanda. Rute
perdananya selama hampir setahun awalnya tidak jauh, hanya 24,7
kilometer. Jadwal perjalanan dibuat 2 kali sehari. Pagi menuju Tanggung,
sore kembali ke Semarang.
Untuk menarik minat masyarakat Pengumuman-pengumuman yang disampaikan
menggunakan kereta api, Nederlandsch berkala melalui surat kabar di Hindia Belanda
Indische Spoorweg-Maatschappij (NISM) cukup membuat warga antusias. Walau awalnya
sebagai perusahaan pemegang konsesi kereta cuma ada 1 kali perjalanan bolak-balik, kereta
api rupanya sejak April 1867 sudah memasang api Samarang-Tanggung pp pada minggu-minggu
iklan pembukaan seksi pertama jalur kereta api. pertama selalu terisi penumpang.
Peta jalur kereta api lebar rel 1435 mm antara
Semarang-Tanggung. Peta diterbitkan pada November
1868. Jalur kereta api ditandai oleh garis tebal
berwarna hitam, sedangkan tulisan warna merah
menandakan stasiun dan halte. (Sumber: Nationaal
Archief)

Lokomotif KA generasi pertama di Jawa buatan pabrik Borsig asal Jerman yang dipesan NISM.
Foto diambil pada 1880. (Foto: KITLV)

Sementara itu saban pagi dan sore warga Para pengusaha perkebunan lebih girang
pribumi yang ramai-ramai datang ke stasiun takjub lagi. Mereka sudah lama menunggu kehadiran
melihat pertunjukan bagaimana sebuah rangkaian kereta api kurang lebih sejak dua puluh tahun lalu
besi baja yang solid dan berat bisa berjalan sendiri untuk menggantikan pedati-pedati mereka yang
tanpa bantuan tenaga kuda. Teknologi mesin uap dianggap sudah tidak memadai dan ketinggalan
ternyata masih dianggap bagai sihir bagi sebagian zaman.***
besar penduduk Indonesia ketika itu.
(IBNU MURTI H)
MUSEUM GULA
Jawa Tengah &
Rollingstock Antik
Oleh: Widoyoko

Museum Gula Jawa Tengah terletak di lingkungan Pabrik Gula (PG)


Gondang, Klaten. Lokasinya sangat strategis dan mudah dijangkau
karena berada di tepi jalan raya Yogya–Solo. Museum Gula Jawa
Tengah menempati area seluas sekitar 1,2 hektar yang terdiri dari
bangunan museum seluas 240 m2 yang didalamnya menghimpun dan
memamerkan benda-benda bersejarah serta informasi tentang industri
gula. Kalau dilihat model bangunan, saya menilai bangunan museum
ini dulunya rumah tinggal biasa yang disulap menjadi museum.

Lokomotif lori diesel Ajax dan pedati.

P
ADA prasasti yang dipasang pada Museum oleh delegasi SEKJEN UNESCO pada tahun 1983,
Gula Jawa Tengah, museum ini diresmikan yang menunjukkan bahwa museum ini cukup
oleh Gubernur Provinsi Jawa Tengah unik. Selanjutnya Museum Gula pernah juga
Soepardjo Roestam pada tanggal 11 September menjadi objek kerjasama pengembangan museum
1982. Sumber lain menyebutkan bahwa pendirian dengan instansi / dinas kebudayaan Belanda. Jadi
Museum Gula ini mendapat dukungan penuh sebetulnya museum ini punya potensi yang besar,
dari bapak Ir. Waryatno yang menjabat Direktur apalagi lokasinya yang cukup strategis, yaitu di
Utama PTPN XV-XVI, yang saat itu mengelola tepi jalan raya Yogya – Solo.
PG Gondang.
Walaupun potensi museum gula ini cukup
Museum Gula Jawa Tengah merupakan satu- besar, namun sayang masyarakat belum banyak
satunya museum gula di Indonesia dan konon di yang mengunjungi museum ini, salah satunya
Asia Tenggara. Museum ini pernah dikunjungi mungkin karena kurang promosi. Waktu saya,
Lokomotif uap "Simbah" dan Lori tebu.

ditemani oleh mas Aga, berkunjung kesana temui di Belanda dan sahabat yang mendalami
terlihat museum ini sepi pengunjung. rollingstock industri di Indonesia.

Benda pamer dan Penyajiannya Pertama, adalah lokomotif uap yang bernama
Memasuki halaman museum dapat kita lihat “Simbah”. Setelah saya teliti kembali ternyata
beberapa contoh mesin produksi dan alat-alat Lokomotif Simbah ini dibuat oleh pabrik Backer
transportasi untuk mengangkut tebu ke pabrik & Rueb, Breda, Belanda, tahun 1890 dengan
seperti lokomotif uap dan diesel serta pedati. nomerfabriek 65. Namun setelah mengalami
beberapa kali overhaul ketel lokomotif ini diganti
Keterangan rolling stock yang dipajang di dengan ketel buatan Orenstein & Koppel (O &
halaman museum sangat minim, jadi pengunjung K) pada tahun 1927. Jadi karena ketidak-tahuan,
yang hanya melihat sekilas, tidak mendapat banyak orang ataupun railfan awam menyangka
informasi apa-apa. Mungkin saja teman-teman bahwa lokomotif Simbah ini buatan pabrik O &
yang membaca bulletin ini juga belum tau, K.
karena literature tentang ini juga sangat minim.
Namun karena saya tertarik dengan lokomotifnya Sebenarnya lokomotif ini bukan
maka saya mencoba mencari tau sejarah dibalik diperuntukkan untuk perkebunan, karena
lokomotif uap dan diesel dari literature yang saya lokomotif ini asalnya bekas dari perusahaan Trem

Lokomotif uap "Slamet" dengan ketel yang dibelah.


Berpose di depan museum gula bersama mas Aga dan guide PG Gondang Winangun.

uap OJS di Surabaya. Selanjutnya lokomotif ini Pada ruang lain dipamerkan beberapa
dioperasikan oleh PG Tasik Madu, Karanganyar teknologi mesin sederhana yang berfungsi untuk
dan kemudian dioper ke PG Gondang Winangun. menakar kualitas gula, menimbang berat tebu.
Melihat sejarahnya yang berliku-liku maka pantas Teknologi pemupukan tanaman tebu sederhana,
lokomotif ini di masukkan ke museum. dan mesin untuk perkebunan dan penyiraman.
Teknologi lain yang ada di Museum Gula seperti
Kedua, adalah lokomotif diesel yang bernama alat pengukur kekerasan tebu, polarimeter,
“Ajax”. Waktu saya lihat dan baca, kok namanya puteran mini, lampu sorot pabrik gula, timbangan
sama dengan club sepak bola Amsterdam yang baskul, timbangan gula, dan beberapa teknologi
terkenal itu. Lokomotif ini dibuat oleh pabrik pabrikasi tebu hingga menjadi gula. Terdapat juga
Deutz (Jerman) tahun 1928 dan memiliki maket pabrik gula Tasikmadu.
type PMZ130F. Lokomotif ini pertama kali
dioperasikan pertama kalinya oleh “NV Dalam ruang terahir yang saya kunjungi
Kalkbranderij”, Klaten bulan Oktober 1928. Perlu terdapat foto-foto diektur pabrik gula dan
teman-teman ketahui, menurut sahabat saya, peralatan kantor antik. Diantara peralatna kantor
lokomotif “Ajax” ini satu-satunya type PMZ130F antik tersebut adalah meja dan kursi kerja antik
yang tersisa di dunia. lengkap dengan pena, mesin ketik kuno, kalkulator
antik dan telepon kuno yang sudah dipakai sejak
Ketiga, lokomotif uap “Slamet” buatan jaman Hindia Belanda. Tetapi sepertinya semua
Orenstein & Koppel Berlin – Jerman, tahun 1927. penuh debu dan kurang terurus, sayang sekali.
Lokomotif ini asli penghuni PG Gondang dan
mendapat nomer (inventaris) 5. Yanag unik dari Sayang sekali kesan saya, yang biasa melihat
lokomotif ini adalah ketelnya dibelah sehingga cara penyajian museum di Eropa, sama sekali
kita dengan mudah melihat dan mempelajari cara tidak menarik walaupun benda-benda yang
kerjanya. dikoleksi bagus-bagus dan bersejarah. Museum
ini sebenarnya bisa ditingkatan agar lebih
Rollingstock lainnya yang berada di halaman menarik lagi dengan pengelolaan yang moderen
museum adalah Lori tebu, Gerobak sapi dan dan menata ulang benda-benda pamer dengan
Draisine inspeksi bermotor. Kalau saya amati cara yang lebih menarik lagi. Tidak heran bila
draisine ini sepertinya hasil kreasi sendiri di museum gula ini sepi pengunjung karena peminat
bengkel PG Gondang. sejarah gula sepertinya sangat terbatas. Bukan
begitu teman-teman..?
Memasuki museum gula, kita disambut oleh
paparan tentang industri gula itu sendiri. Diulas Salah satu atraksi menarik lainnya yang bisa
tata cara menaman tebu serta proses pemanenan kita nikmati di museum gula Jawa Tengah adalah
di sawah, banyak foto-foto menjadi informasi naik KA wisata yang berada di depan museum.
yang berharga tentang perkebunan gula jaman Kita bisa menikmati perjalanan dengan lori tebu
dulu dan peralatan yang digunakan dalam proses yang dimodifikasi dan dihela oleh lokomotif diesel
berkebun tebu dan industri gula. Di ulas juga Schoma. Dengan kereta wisata ini bisa berkeliling
jenis-jenis tebu yang ada di perkebunan di jawa PG Gondang Winangun.
tengah dari kualitas biasa hingga super serta
hama-hama seperti macam-macam tikus yang Bagi yang belum pernah mampir ke museum
mengganggu tanaman tebu. Uraian tentang hal Gula, saya persilahkan mampir kemari.***
ini cukup lengkap dan mendidik, namun cara
penyajiannya menurut saya kurang menarik.
STASIUN
BLU
SU
KA
N

MERAKURAK
di Jalur Kereta Api Babat-Merakurak
Oleh: Firdaus Cahya Firnanda

Bekas Stasiun Merakurak yang telah dirombak total.

Stasiun Merakurak adalah salah satu stasiun kereta api nonaktif yang
berada di Jalur kereta api Babat–Merakurak. Stasiun yang terletak di
Desa Sambonggede, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban ini
merupakan stasiun ujung (terminus) yang dibuka pada 1 Agustus
1920 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Lokasi stasiun ini dapat dibilang strategis karena berada di dekat pusat
pemerintahan dan keramaian. Alamatnya sendiri terletak di Jalan
Pemuda Kecamatan Merakurak tepatnya di barat daya Puskesmas
Merakurak.

D
ALAM riwayatnya, seharusnya jalur dimaksud disini adalah Penidon yang merupakan
kereta api yang berakhir di Stasiun salah satu desa yang kini berada dalam lingkup
Merakurak ini masih terus berlanjut wilayah Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban.
sampai wilayah Kecamatan Jenu yang berada Secara geografis, Penidon terletak di sebelah timur
di sebelah utara dari Kecamatan Merakurak. dari jantung Kecamatan Plumpang dan jauh dari
Dasar dari pernyataan diatas berasal dari trase jalur kereta api ini. Realitanya memang tidak
Gouvernment Besluit No. 28 Oktober 1913 No. 13 ada daerah lain di sekitar Plumpang yang bernama
yang menyatakan bahwa NIS diberi kewenangan Ngidon maupun yang agak mirip dengan Ngidon
untuk membangun jalur kereta api dengan rute selain Desa Penidon.
Bojonegoro–Ponco–Jatirogo, Babat–Ngidon–
Jenu, dan shortcut Ponco–Rengel–Ngidon Pembukaan jalur kereta api Babat–Merakurak
dan beberapa jalur lain dengan jangka waktu dilakukan secara bertahap dengan waktu yang
konsesi sampai 31 Desember 1971. NIS mulai hampir berdekatan. Lintas Babat–Plumpang
mengeksekusi pembangunan jalur ini beberapa sepanjang 15 km dibuka per 1 Oktober 1919,
tahun setelahnya. Dugaan penulis, Ngidon yang Lintas Plumpang–Tuban sepanjang 23 km
Data terkait dasar hukum pembangunan sejumlah jalur kereta api (Korte Geschisdenis der
Nederlandsch-Indische Spoor-en Tramwegen, 1928)

menyusulnya pada 1 November 1919 tepat satu potensi yang baik untuk dikembangkan. Sebuah
bulan setelahnya, dan terakhir Lintas Tuban– bendungan/dam dibangun di lahan milik PT KAI
Merakurak dibuka 2/3 tahun kemudian tepatnya yang luas dan dekat dengan kedua sumber ini
pada 1 Agustus 1920. untuk keperluan irigasi.

Pembangunan jalur ini memakan biaya yang Pada umumnya, masyarakat Tuban biasa
cukup besar atas berbagai kesulitan yang dihadapi menyebut bendungan/dam ini sebagai Dam
NIS. Meskipun bantalan rel dari kayu jati mudah Merakurak atau Dam Sambonggede. Namun,
didapatkan, material pemadat railbed-nya yang belum diketahui sejak kapan bendungan itu
sulit diperoleh. Selain itu, NIS juga kesulitan dibangun, apakah setelah kemerdekaan atau
menaklukkan medan kawasan hutan jati yang lebat sebelum kemerdekaan, belum ada informasi yang
dan berbukit kapur (karst) yang keras. Nasib lintas akurat.
terakhir yakni, Merakurak–Jenu kian lama kian
tak jelas. Padahal jaraknya pun tidak terlampau Pada tahun 1923, ketidakjelasan proyek
jauh, hanya sekitar 5 km saja. pembangunan Segmen Merakurak–Jenu telah
menemui titik terang. Pembangunan segmen
Di daerah Merakurak, pembangunannya ini resmi dihentikan sejak ditetapkannya
menjadi agak lambat. Konon menurut cerita yang Gouvernment Besluit 22 Agustus 1923 No. 4.
beredar, pembangunan segmen ini terhambat Sejak itu pula Stasiun Merakurak dijadikan
akibat faktor tanah yang labil. Secara geografis, stasiun terminus alih-alih Jenu sebagai titik akhir
di dekat Stasiun Merakurak memang terdapat sebelumnya.
dua sumber mata air. Keduanya masing-masing
bernama Srunggo dan Silowo. Melimpahnya Dalam berbagai catatan, Selain melayani
air yang dari kedua sumber ini merupakan penumpang, Stasiun Merakurak diketahui juga

Informasi tentang pembukaan sejumlah jalur kereta api dalam catatan singkat tentang
keuangan NIS (De Locomotief, 26/11/1920)
biaya operasional dari yang semula
Iklan penjualan kayu jati yang dapat didistribusikan menggunakan moda kereta api lewat

melayani perjalanan dua kali sehari


menjadi satu kali dalam sehari.
Lintas Babat–Tuban cenderung
mendapatkan nasib yang lebih
mujur. Pada tahun tersebut,
layanan di lintas ini meningkat
dari yang semula 3 kali perjalanan
pergi‐pulang menjadi 4 kali pergi-
pulang.
Walaupun telah diformat
stasiun-stasiun NIS dan SJS (De Locomotief, 13/09/1927)

Kabar penutupan lintas Tuban-Merakurak serta sebuah harapan agar dapat kembali aktif
menjadi hanya satu kali
pergi-pulang, realitanya lintas
Tuban–Merakurak tetap
tidak bisa bertahan lama.
Per 1 November 1935, NIS
menyatakan bahwa lintas ini
telah resmi dinonaktifkan.
NIS menganggap lintas
Tuban–Merakurak ini tidak
menguntungkan. Meski begitu,
lintas ini diharapkan dapat
dibuka kembali di kemudian
di kemudian hari (Spoor- en Tramwegen, 18/03/1939) hari.

Kini, delapan puluh lima


tahun telah terlewati. Stasiun
Merakurak telah kehilangan
pernah melayani angkutan barang berupa kayu wajah aslinya. Bangunannya
jati. Namun seiring berkembangnya zaman, telah dirombak total sejak
okupansi Segmen Tuban–Merakurak cenderung berpuluh-puluh tahun yang
sepi lebih-lebih area ini masih berupa hutan, lalu. Sekilas, bangunan yang ada
rawa-rawa, maupun lahan kosong. Pada tahun saat ini lebih mirip bangunan
1932, layanan kereta api di lintas Tuban– ala markas militer terutama
Merakurak diformat 2 kali perjalanan pergi- dengan adanya ornamen
pulang. Sedangkan lintas Babat–Tuban diformat bintang di sisi samping pintu
3 kali pergi-pulang. Kemudian, pada tahun 1935, utama seperti yang tampak
layanan kereta api di lintas Tuban–Merakurak pada foto di bawah. Di masa
hanya diformat satu kali perjalanan pergi‐pulang lampau, bangunan hasil
dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa rombakan ini memang pernah
NIS telah berupaya mempertahankan lintas dipergunakan sebagai Markas
berokupansi rendah tersebut dengan mengurangi Koramil Merakurak.

Jadwal perjalanan kereta api di Jalur kereta api Babat-Merakurak tahun 1932 (Oficieelle Reisgids der Spoor-
en Tramwegen en Aansluitende Automobieldienstein op Java en Madoera, 1932)
Jadwal perjalanan kereta api di Jalur kereta api Babat-Merakurak tahun 1935 (Oficieelle Reisgids der Spoor-
en Tramwegen en Aansluitende Automobieldienstein op Java en Madoera, 1935)

Bekas jembatan kereta api di sebelah timur Stasiun Merakurak.

Patok PT KA di ujung barat daya Dam Merakurak.


Patok NIS di trotoar Jalan Basuki Rahmat, Kota Tuban yang baru penulis sadari dalam waktu
dekat ini.

Patok NIS di barat laut Stasiun Tuban tepatnya di Jalan Wachid Hasyim.

Saat ini, kondisi bangunannya masih cukup Merakurak, dan sebuah patok NIS yang berada
baik sekalipun telah dikosongkan sejak beberapa tak jauh dari Stasiun Tuban, berjarak sekitar 300
tahun lalu pasca dipindahnya Markas Koramil meter kearah barat laut tepatnya di Jalan Wachid
Merakurak. Tiada lagi yang menempatinya lagi, Hasyim. Baru-baru ini penulis juga menemukan
kecuali hewan ternak seperti kambing yang satu patok NIS lagi. Patok tersebut kini berdiri
kadang berseliweran, maklum bagian belakang persis di trotoar sebelah barat Kantor Partai
bangunan ini adalah kandang hewan ternak. Golongan Karya di Jalan Basuki Rahmat yang
Selain itu, sisa-sisa prasarana peninggalan NIS merupakan salah satu jalan utama di Kota Tuban.
di lintas Tuban–Merakurak juga masih dapat Patok ini tampak bersandingan dengan patok baru
ditemui. Sisa-sisa itu diantaranya ialah bekas yang menemaninya sejak era PT KA.***
jembatan kereta api di sebelah timur Stasiun
Mengucapkan:

D IR G A H A Y U
R E P U B L IK
SIA
INDONE

Anda mungkin juga menyukai