Anda di halaman 1dari 3

1.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan gerakan literasi yang


aktivitasnya banyak dilakukan di sekolah dengan melibatkan siswa,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua dengan menampilkan
praktik baik tentang literasi dan menjadikannya sebagai kebiasaan serta
budaya di lingkungan sekolah.
Dalam membangun budaya literasi yang positif di kelas maupun
disekolah, saya menggunakan strategi lingkungan kelas ramah literasi.
Lingkungan kelas adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan oleh
peserta didik. Oleh karena itu, lingkungan kelas perlu terlihat ramah dan
kondusif untuk pembelajaran. Sekolah yang mendukung pengembangan
budaya literasi sebaiknya memajang karya peserta didik di seluruh area
sekolah khususnya di dalam kelas, termasuk koridor, kantor kepala
sekolah dan guru. Selain itu, karya-karya peserta didik diganti secara rutin
untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik. Selain itu,
peserta didik dapat mengakses buku dan bahan bacaan lain di Sudut Baca
di semua kelas, kantor, dan area lain di sekolah. Ruang pimpinan dengan
pajangan karya peserta didik akan menunjukkan pengembangan budaya
literasi. Dalam hal ini setiap sekolah perlu memenuhi standar pelayanan
minimal yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Hal yang perlu diperbaiki dalam strategi literasi yang saya pilih yaitu:
Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya Membaca, di mana siswa
yang awalnya tidak suka membaca buku jadi menyukainya, bahkan
menjadikan membaca sebagai kebiasaan baik. Pendidik bisa memberitahu
peserta didik bahwa dengan membaca dapat memperoleh informasi yang
lebih banyak, menambah wawasan baru dan baik untuk kesehatan otak.
Optimalkan Peran Perpustakaan, Perpustakaan sekolah memiliki
peran penting untuk meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.
Sekolah harus bisa mengoptimalkan perpustakaan menjadi gudang buku,
menambah koleksi buku bacaan yang disukai peserta didik, memperbaiki
tatanan perpustakaan agar lebih nyaman dan menarik dikunjungi siswa dan
lainnya.
Membuat Karya Tulis, Untuk meningkatkan literasi, peserta didik
bukan hanya disuruh membaca tetapi belajar menulis membuat dan
menghargai karya tulis. Ketika pembelajaran di kelas, pendidik bisa
memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat karya tulis lalu
masing-masing siswa mengapresiasi atau menghargai karya tulis
temannya. Dengan menghargai karya tulis, siswa akan mengerti
pentingnya mendukung budaya menulis. Menulis akan melahirkan ide-ide
yang cemerlang yang bahkan dapat mengatasi persoalan bangsa. Tentunya
tulisan tersebut juga harus melalui riset agar relevan untuk diterapkan.

3. Keterampilan yang perlu ditingkatkan dalam diri agar pelaksanaan


kegiatan literasi menggunakan strategi tersebut dapat berjalan lebih baik
yaitu:
Upaya peningkatan kapasitas pendidik, dalam hal ini aktif
mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat menunjang wawasan literasi
yang akan diberikan kepada peserta didik. Pelatihan terkait keterampilan
menampilkan informasi-informasi, yang biasanya hanya dalam bentuk
teks, tetapi sekarang dapat di perkaya dengan unsur numerasi.
Misalnya, guru sejarah dapat menampilkan informasi mengenai
periodisasi zaman prasejarah (contoh: berdasarkan zaman batu, zaman
logam dan sebagainya) setiap bulannya dengan menggunakan diagram
lingkaran, tabel, dan grafik.
Melakukan Pelatihan khususnya dalam menerapkan metode
pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek yang
melibatkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidik di latih bagaimana memilih, membuat, dan memodifikasi
permasalahan sehari-hari yang dapat di gunakan di dalam pembelajaran di
kelas dan untuk penilaian (assessment of learning). Memberikan tugas atau
pekerjaan rumah yang dapat melibatkan anggota keluarga dalam literasi
numerasi.

Anda mungkin juga menyukai