Pada tahun 1894 dibangun pusat enegi listrik PLTU (power plan) di Kubang Sirakuak untuk menggerrakan berbagai mesin mempercepat proses penambangan dan pengangkutan batubara. Setelah dibangun penggantinya tahun 1924 di Salak, sejak itu bekas PLTU di Kubang Sirakuak mengalami berbagai peralihan fungsi. Tempat ini pernah menjadi gudang dan perakitan senjata dimasa revolusi dimana terdapat bungker yang dipergunakan oleh para pejuang kemerdekaan sebagai tempat penyimpanan senjata seperti granat senjata api lainnya. Dan tahun 1952 pada bekas bangunan PLTU yang megah itu, dibangun tempat peribadatan muslim, (sekarang Mesjid Raya Kota Sawahlunto). Sedangkan bekas menara cerobong asap PLTU yang berketinggian lebih dari 75 meter dijadikan menara mesjid.
Museum Gudang Ransum
Sebuah prestasi dan kebanggaan dapat kita saksikan disini, dimana pemanfaatan kemajuan teknologi, memasak dalam skala besar dengan teknologi uap panas sudah hadir di Sawahlunto sejak awal abad ke-20, bahkan yang pertama di Indonesia masa itu. Hal ini dapat dilihat dari setiap bagian bangunan dan peralatan yang digunakan. Disini tidak hanya terdapat dapur tempat memasak, juga terdapat beberapa bangunan yang memiliki fungsi yang berbeda, namun merupakan satu kesatuan utuh yang saling mendukung satu sama lain. Diantara bangunan-bangunan tersebut adalah: Bangunan utama (Dapur Umum), gudang besar (warehouse) persediaan bahan mentah dan padi, Steam generator (Tungku Pembakaran) buatan Jerman tahun 1894 yang dibuat oleh ROHRENDAMPFKESSELFABRIK D.R PATENTE. NO.13449 & 42321 berjumlah 2 buah, Menara cerobong asap, pabrik es batangan, hospital, kantor koperasi tambang batubara Ombilin, Heuler (penggilingan padi), rumah kepala ransum, rumah karyawan, pos penjaga, rumah jagal hewan, hunian kepala rumah potong hewan. Catatan sejarah menunjukkan Dapur Umum memasak rata-rata 65 pikul beras setiap harinya. Selain itu juga memasak dan menyediakan makanan ringan seperti lepek-lepek bagi pekerja tambang, bubur bagi pasien Rumah Sakit Ombilin. Dengan demikian dapat dipastikan Dapur Umum melayani kebutuhan makan ribuan orang. Karena itu pula peralatan masak yang tersedia dalam ukuran serba besar. Dapat kita bayangkan betapa besarnya periuk pemasak nasi dan sayur dengan diameter 124 cm hingga mencapai 148 cm, badan beriuk setinggi 60 cm hingga 70 cm dan tebal 1,2 cm. Pada masa dahulunya Dapur Umum itu berfungsi sebagai tempat melayani kebutuhan makan para: 1. Orang hukuman, lebih dikenal sebagai orang rantai 2. Karyawan Tambang yang belum berkeluarga (bujangan) terutama mereka yang didatangkan jauh dari Belanda (Nederlands). 3. Buruh tambang yang sudah bekeluarga. 4. Pekerja dan pasien rumah Sakit Ombilin. Sejak tahun 1945 Dapur Umum tidak efektif lagi memasak untuk kebutuhan pegawai tambang, tapi lebih diutamakan untuk kebutuhan tentara. Pada tahun 1945 di gunakan untuk memasak makanan untuk TKRI. Pada tahun 1948 Dapur Umum ini di pergunakan untuk memasak makan untuk kebutuhan tentara Belanda (Kenil) dan tahun 1950 setelah kemerdekaan RI sampai sekarang Dapur Umum tidak lagi di gunakan sebagai tempat memasak. Berbagai perubahan fungsi telah dilalui seperti; periode tahun 1950 1960-an bekas Dapur Umum difungsikan sebagai tempat penyelenggaraan administrasi bagi perusahaan Tambang Batubara Ombilin. Masyarakat menyebutnya sebagai tempat pengetikan. Periode dahun 1960 - 1970-an bekas Dapur Umum dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan formal setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ombilin. Periode Tahun 1970 1980-an bekas Dapur Umum difungsikan sebagai hunian para karyawan tambang Ombilin hingga tahun 1980-an. Periode tahun 1980-an sampai tahun 2004 masih sebagai hunian karyawan perusahaan, tapi sebagian bangunan juga ditempati masyarakat yang mendapat izin tinggal oleh perusahaan. Keadaan seperti ini berlangsung hingga awal tahun 2005. Ruang pameran utama merupakan bekas ruang masak Dapur Umum. Disini dipamerkan benda-benda koleksi peralatan masak Dapur Umum. Peralatan masak yang serba besar dapat disaksikan disini dengan sistim masak uap panas dari steam generator yang unik. Wisatawan juga dapat menyelami Sawahlunto tempo dulu melalui GALERI FOTO yang menyajikan berbagai tema. Disini melalui foto-foto wisatawan dapat memahami perjalanan panjang Sawahlunto dari masa ke masa. Keragaman budaya tumbuh dengan suburnya di Kota Arang Sawahlunto. Hal itu terlihat dari berbagai atraksi seni dan budaya maupun perhelatan daerah. Tidak hanya budaya dan pakaian adat Minangkabau saja yang ada di Kota Sawahlunto, kebudayaan daerah lain seperti Jawa, Batak, dan Cina pun turut mewarnai keragaman budaya di Sawahlunto Dengan adanya keragaman budaya inilah Sawahlunto dikenal dengan kota multi- etnis. Setiap nagari di Sawahlunto dalam bingkai budaya Minangkabau memberikan corak dan warna tersendiri dengan Adat Salingka Nagari-nya. Nagari Silungkang, Talawi, Kubang, Tak Boncah, Lumindai, Kolok, Lunto, Kajai, Talago Gunuang dan Sijantang misalnya, memberikan warna yang berbeda antara satu dengan yang lain. Apalagi kehadiran etnis lainnya seperti Jawa, Batak maupun Cina yang turut menambah khasanah keragaman seni budaya di kota Sawahlunto. Keragaman etnis dan budaya di Kota Sawahlunto itu diwakili dengan kehadiran Galeri Etnografi Kota Sawahlunto. Lebih dari itu galeri etnografi menghadirkan berbagai benda peralatan hidup yang pernah digunakan masyarakat Kota Tambang Sawahlunto. Semua itu dapat disaksikan dalam kawasan Museum Goedang Ransoem kota Sawahlunto.
Kantor PTBA
Dibangun pada tahun 1916 dengan nama "Ombilin Meinen" yang berfungsi sebagai kantor pertambangan. Dan hingga sekaraang, masih digunakan sebagai kantor pertambangan PT BA UPO. Santa Lucia
Dibangun pada tahun 1920 yang berfungsi sebagai tempat menuntut ilmu anak2 kolonial belanda. Bangunan ini pernah digunakan sebagai asrama tentara, sekolah islam dan kantor agama. Hingga saat ini, bangunan ini kembali kepada fungsi awalnya yaitu sebagai sekolah Santa Lucia.
Wisma Ombilin
Bangunan ini dibangun pada tahun 1918 dengan nama Hotel Ombilin. Pernah mengalami perubahan fungsi pada tahun 1945-1949 sebagai asrama tentara belanda. Dan pada tahun 1970an berfungsi sebagai Kantor Polisi Militer Kotamadya Sawahlunto. Sekarang bangunan ini bernama Hotel Ombilin yang befungsi sebagai penginapan tamu-tamu yang datang ke Sawahlunto.
Pek Sin Kek Pek Sin Kek adalah seorang etnis Tionghoa. Ia datang dan bermukim di Sawahlunto sejak awal abad 20. Sebagai pedatang Pek Sin Kek tergolong pengusaha sukses. Pada tahun 1906 ia membangun tempat usaha dan tempat tinggal keluarganya di Pusat Kota. Rumah Pen Sin Kek pernah digunakan sebagai Gedung Theater, Perhimpunan Masyarakat Melayu, Pabrik Es. Setelah di revitalisasi tahun 2005-2006 bangunan khas berarsitektur Pecinan ini dijadikan souvenir shop, disini para wisatawan dapat berbelanja sambil menikmati kekhasan arsitektur bangunannya nan unik.
Meseum Kereta Api
Pembangunan jalur Kereta Api dari Padang menuju Sawahlunto dimulai pada tanggal 6 Juli 1889. Dibangunnya jalur kereta api bertujuan memperlancar transportasi angkutan batubara dari Sawahlunto ke Pelabuhan Emmahaven (Teluk Bayur), Padang. Pembangunan jalur Kereta Api dibagi dalam beberapa tahap. Jalur dari Pulau Aie (Padang)-Padangpanjang selesai 12 Juli 1891. Kemudian Padangpanjang- Bukittinggi selesai 1 November 1891. Dilanjutkan jalur Solok selesai pada 1 Juli 1892. Sementara jalur Solok-Muarokalaban bersamaan dengan selesainya jalur Padang ke Telukbayur, 1 Oktober 1892. Sedangkan jalur Muarokalaban- Sawahlunto selesai 1 Februari 1894. Akibat menurunnya produksi batu bara Sawahlunto sejak tahun 2000-an, aktivitas pengangkutan batu bara dengan kereta api berhenti total. Mengingat sejarah kereta api dan tambang bara yang terkait erat, maka pada tahun 2005 Pemerintah Kota Sawahlunto bekerjasama dengan PT. Kereta Api menjadikan Stasiun Kereta Api Sawahlunto sebagai Museum Kereta Api kedua di Indonesia setelah Ambarawa. Museum Kereta Api Sawahlunto memiliki koleksi berbagai asset kereta api. Beberapa rangkaian gerbong kereta dari zaman yang berbeda dan miniatur lokomotif uap dapat disaksikan disini. Ratusan peralatan benda yang pernah digunakan dalam pengoperasian kereta api dimasa lalu berhasil dihimpun sebagai koleksi Museum Kereta Api kota Sawahlunto. Perjalanan wisata Sawahlunto-Muarokalaban dengan melewati terowongan sepanjang hampir 1 km dapat dilakukan dengan kereta wisata. Atau juga untuk berkeliling kota lama selain berjalan kaki tersedia juga mobil wisata yang siap membawa wisatawan berkeliling kota lama Sawahlunto. Untuk Lokasi nya sama dengan lokasi mak itam yaitu di Kampung Teleng Kelurahan Pasar.
Lubang Mbah Soero
Lubang Soero ini merupakan lorong di bawah tanah atau di bawah perkampungan penduduk yang memiliki lorong-lorong yang panjang. Lorong ini diawali dari Kelurahan Tanah Lapang hingga ke kantor DPRD. Artinya, lorong Lubang Mbah Soero ini mencapai 1,5 km dengan kemiringan hampir 20 derajat. Penambangan di lubang Soero ini merupakan titik awal penambangan terbuka di kota Sawahlunto. Pembukaaan Lubang Soero dilakukan sejak tahun 1891 sedangkan proses pembangunannya dilakukan pada tahun 1898. Tak jauh berbeda dengan areal tambang lainnya, di Lubang Soero juga diperkejakan orang-orang hukuman yang dikenal dengan 'orang rantai'. Dalam perjalan sejarahnya, Letak Lubang Soero sangat berdekatan dengan Batang Lunto yang membawa dampak buruk bagi lingkungan dan tambang itu sendiri. Artinya, lubang yang sudah digali dengan susah payah dan sangat dalam tersebut dulunya sempat di tutup karena dirembesi air yag berasal dari resapan Batang Lunto. Akibatnya pada tahun 1932 pembangan di Lubang Soero ini terpaksa dihentikan. Pada sejumlah titik di Lubang Soero tersebut terpaksa ditutup kembali demi menghindari bahaya yang lebih besar. Penutupan lubang ini dilakukan dengan dinding beton. Walau sudah sempat ditutup, namun setelah kemerdekaan Lobang Tambang Mbah Soero kembali dibuka sebagian untuk melakukan penyelidikan. Namun, kondisi yang sama di tahun 1932 kembali ditemui. Artinya, penambangan tetap tak bisa dilakukan karena tertutup oleh rembesan air Batang Lunto. Mbah Soero sendiri dikenal sebagai mandor sangat dekat dengan para orang rantai dan masyarakat, beliau juga dikenal memiliki ilmu kebathinan yang tinggi. Karena kemampuan bergaul dan ilmu yang tinggi ini pupalah akhirnya Mbah Soero menjadi panutan masyarakat. Mbah Suro ini memilki 5 orang anak dengan 13 orang cucu. Sementara isteri beliau seorang dukun beranak. Mbah Suro meninggal dunia sebelum tahun 1930 dan dimakamkan di pemakaman Orang rantai, Tanjung Sari, Kota Sawahlunto. Dalam perjalannya sebagian pihak menyebut tambang terbuka pertama kali ini dengan nama 'Lubang Segar', karna lubang ini berada di wilayah Lembah Segar. Namun, dari beberapa nama yang paling populer di hati masyarakat Sawahlunto adalah Lobang Tambang Mbah Soero. Bila kita melihat sejarah pembuatan dan dilematika penambangan ini sangatlah tinggi. Mulai dari sejarahnya, kisahnya dan cerita orang rantai tak bisa lepas dari Lobang Soero ini. Sejalan dengan visi kota Sawahlunto yaitu Kota Wisata Tambang yang berbudaya maka, Pemkot Sawahlunto membuka kembali saksi sejarah tersebut. Lokasi Lubang Mbah Soero ini di Kelurahan Tanah Lapang Kecamatan Lembah Segar
Gedung Pusat Kebudayaan
Gedung ini dibangun pada tahun 1910 dan bernama "Gluck Auf". Dahulunya digunakan sebagai gedung pertemuan dan jamuan atau pesta para pejabat kolonial belanda. Bangunan ini juga pernah menjadi Rumah Bola yang dipergunakan sebagai tempaat bermain bola bowling, gedung societies tempat para pejabat kolinial mengadakan pertemuan, tempat berpesta para pejabat tambang dan none- none Belanda setelah bekerja. Sore hingga malam hari mereka menghibur diri, dengan menghabiskan waktu dan uang, minum-minum, berdansa-dansi di Rumah Bola. Hiburan, penunda hari-hari rindu ke sanak saudara di negeri Kincir Angin. Setelah kemerdekaan gedung ini dijadikan sebagai Gedung Pertemuan Masyarakat (GPM), kemudian menjadi kantor Bank Dagang Negaara (BDN) dan juga pernah ditempati oleh Bank Mandiri hingga tahun 2005. Setelah dilakukan revitalisasi, pada tanggal 1 Desember 2006, gedung ini kembali difungsikan sebagai Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto. Untuk lokasi dari Gedung Pusat Kebudayaan ini terletak di pusat Kota Sawahlunto di Kelurahan Pasar
Mak Itam
Bagi sebagian orang, nama ini mungkin asing. Bisa memiliki banyak arti. Tapi di awal tahun 2009, nama Mak Itam sudah tak asing lagi di telinga dan mulut masyarakat Kota Sawahlunto. Dan bukannya tak mungkin nama ini bergema seantero Sumatera Barat dan juga Indonesia dan beberapa negara tetangga. Begitu hebat pemilihan nama Mak Itam sehingga nama tersebut ikut andil mengangkat dan memperkenalkan Kota Sawahlunto sebagai daerah tujuan wisata sejarah. Media cetak, televisi dan radio banyak yang menulis tentang mak itam ini. Bahkan di kalangan blogger, nama ini pun mulai di bicarakan. Lokasi mak itam ini di Kampung Teleng Kelurahan Pasar Kecamatan Lembah Segar
Wisata Budaya
Makan M. Yamin Mr. Muhammad Yamin dilahirkan Kamis 22 Agustus 1903 di Talawi Sawahlunto Sumatera Barat. Putra terbaik bangsa dikenal sebagai konseptor dasar negara, pencetus sumpah pemuda, pakar hukum, pemikir, konseptor, ahli bahasa, pengarang, pujangga, ahli sejarah, orator maupun politikus. Ia juga yang menciptakan lambang kebesaran Polisi Militer Indonesia. Meski kesehariannya sibuk dengan urusan negara M. Yamin tetap mencintai Sawahluntotanah kelahirannya. Pada akhir hayatnya sang Maha Putra M. Yamin dikebumikan di Tanah kelahirannya Talawi kota Sawahlunto. Sebagai pahlawan nasional ia dimakamkan pada komplek pemakaman khusus yang cukup luas
Kain Tenun Silungkang Tenun atau menenun adalah proses pembuatan kain dengan anyaman benang pakan antara benang lungsi dengan menggunakan alat tenun yang terbuat dari kayu, tongkat, bambu dan logam. Dari proses ini akan diproduksi menenun kain dan songket. Songket merupakan salah satu produk tenunan Minangkabau yang terkenal oleh masyarakat dan memiliki kualitas tinggi, bukan hanya karena keindahan kilau benang emas dalam berbagai motif yang unik tetapi juga karena fungsi sosial sebagai alat kelengkapan kostum tradisional. Songket berasal dari sungkit atau leverage yang cara untuk menambah benang pakan dan benang emas dalam berbagai pembuatan menghiasi dilakukan dengan menyulam benang lungsi. Bahan yang digunakan untuk tenun benang dari kapas, serat, sutra dan benang Macau (benang emas dan perak). Thread yang umumnya digunakan adalah impor luar negeri seperti India, Cina dan Eropa. Hiasan atau motif songket disebut Cukie, beberapa menggunakan Macau benang (benang emas dan perak), sutera dan katun berwarna. Sebuah keunikan songket Minangkabau yang lama ada adalah kombinasi dari dua atau tiga jenis benang dalam motif tunggal. Salah satu yang terkenal penenun songket lokal di Minangkabau adalah Silungkang desa. Silungkang desa terletak di tepi jalan raya Sumatera sekitar 95 km dari selatan-timur Kota Padang. Desa ini juga terkenal dengan seni seperti kerajinan anyaman rotan, tongkat, bambu, sapu dan menenun. Songket dan sarung tangan tenunan Silungkang sudah terkenal di Sumatera Barat. Songket Silungkang juga dibuat secara tradisional, dengan alat tenun yang mirip dengan alat tenun di Pandai sikek tapi sedikit memiliki ukuran lebih besar dari alat tenun di Pandai sikek. Tenun tradisi di daerah ini umumnya dilakukan oleh perempuan dalam rumah mereka. Tenun di Silungkang telah umum jenis Batabua, songket yang dihiasi tidak memenuhi bidang kain, dan dengan beberapa dasar songket sangat polos dan beberapa kotak. Motif tenunan Silungkang berasal dari lingkungan alami seperti rabuang pucuak, bunga, motif burung, sirangkak, Balah katupek dan lain-lain. Bentuknya cukup sederhana jika dibandingkan dengan songket Pandai sikek dan tidak begitu rumit dalam proses tersebut sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Dalam pengembangan tenun Silungkang saat ini ada juga kombinasi antara teknik tenun ikat dengan teknik songket dengan berbagai motif songket. Bahan yang digunakan hari ini kecuali kapas, ada juga telah dihias dengan benang sutra, benang Makau dan benang kapas berwarna. The Resultsof tenun Silungkang, kecuali pakaian yang dibuat ada juga kebutuhan untuk dekorasi dan aksesori lainnya. Sekarang, songket Silungkang memiliki kualitas yang cukup baik bahan, teknik manufaktur, motif dekoratif dan pemasaran, bahkan telah diproduksi juga mesin tenun dengan berbagai motif dan harga yang relatif murah. Silungkang juga dikenal sebagai pemasok lokal tenunan benang berwarna untuk kebutuhan penenun di Sumatra Barat.
Wisata Pendidikan
Galery Ernografi Temuan [Batubara konten dalam] Sawahlunto pada tahun 1867, telah mendorong migrasi ke Sawahlunto dari [berbagai daerah di] yrs berikutnya .. Its top sejak terbangun dari band kereta dan ekploitasi tambang batubara tahun-1890-an yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Pembukaan pertambangan [areal dalam] daerah ini telah menarik antusiasme pekerja dari berbagai daerah di Indonesia dan juga di luar negeri untuk datang ke Sawahlunto. [Jangan] bukan hanya manusia yang yang berkembang, namun budaya daerah mereka masing-masing juga turut melihat pertumbuhan. Berbagai Keragaman budaya berkembang dia [dalam] Kota Arang ini. Semua yang dilihat dari atraksi budaya dan berbagai seni dan juga perhelatan daerah. [Jangan] tidak hanya Keragaman pakaian dan budaya nagari-nagari yang ada di Kota Sawahlunto, budaya daerah lain seperti Jawa, Batak, dan Cina pun turut warna Keragaman dari [budaya] Sawahlunto. Dengan adanya Sawahlunto ini dikenal dengan kota multi-etnis, yang merupakan sebuah kota yang penuh multi-budaya. Setiap; Setiap nagari dalam [bingkai budaya] Minangkabau Sawahlunto memberi warna dan pola yang terpisah dengan Adat Salingka Nagari. Sebutkan adil [dari] Nagari Silungkang, Talawi, Kubang, Jangan Boncah, Lumindai, Kolok, Lunto, Kajai, Talago Gunuang dan Sijantang memiliki [perbedaan antara] satu dengan yang lainnya. Ditambah lagi dengan kehadiran etnis lain seperti Jawa, Batak dan juga Cina yang turut menambah khasanah Keragaman dari [seni budaya di] kota Sawahlunto. Multi-budaya dan etnis di kota Sawahlunto yang dapat mewakili dengan kehadiran Galeri Etnografi Kota Sawahlunto. Galeri terselenggaranya bantuan dan kerjasama dari Melaka yang memberikan gambaran tentang keunikan dan Keragaman budaya [berbagai etnis di] kota Sawahlunto dengan menampilkan pakaian adat pengantin yang ada [di] setiap nagari yang ada di daerah ini. Selain itu juga dapat dilihat [oleh pakaian] Kakek, Monti, Pandito DUBALANG atau yang [adalah] diakui [oleh] Ampek Jini. Bagaimana pakaian kebesaran Bundo Kanduang, Puti Bungsu [adalah] juga dihadiri [oleh] [dalam] galeri ini. Demikian juga halnya dengan pakaian adat pengantin [etnis] Jawa, Batak, dan Cina akan dihadiri ikuti. Lebih jauh etnografi galeri berbagai peralatan objek sekarang hidup yang telah digunakan [masyarakat] tambang Sawahlunto perkotaan. Semua tersaji dalam satu bingkai ruang yang [adalah] etnografi galeri [di daerah] Museum Goedang Ransoem kota Sawahlunto. [Big Apakah Bangsa Bangsa] Yang Kendali Dari Keragaman Multi-Budaya
Iptek Centre
Bermain Sambil Belajar di IPTEK CENTER Kota Sawahlunto Museum merupakan wadah pembelajaran tentang budaya masyarakat. Dari museum generasi sekarang bisa belajar tentang kehidupan masa lalu, teknologi, budaya local dan lain sebagainya dari aktivitas masa lampau. Pengetahuan kebudayaan sendiri ini akan menimbulkan kecintaan terhadap budaya lokal sekaligus sebagai wahana pewarisan budaya. Kehadiran Museum Goedang Ransoem di Sawahlunto merupakan tempat dimana masyarakat dapat mengetahui tentang pahitnya kehidupan masa lalu di Sawahlunto. Dari berbagai koleksi dapat kita menggambarkan sekelumit tentang kehidupan orang rantai, teknologi Dapur Umum yang dipakai Belanda, kebudayaan Sawahlunto dan lain sebagainya. Yang menarik di Museum Goedang Ransoem Sawahlunto sekarang adalah masyarakat tidak hanya dapat belajar tentang budaya masyarakat tetapi juga pengetahuan tentang science di Pusat Ilmu Pengetahuan yang kita kenal IPTEK CENTER. Bangunan yang digunakan IPTEK CENTER ini merupakan tempat penyimpanan padi bagi Belanda pada masa lalu, tetapi sekarang dipenuhi dengan alat-alat peraga science. Dari alat ini bias kita pelajari berbagai hukum-hukum fisika seperti gaya, gravitasi, tekanan, energy, elektrik, dan ilmu kimia seperti sistem penyulingan. Iptek Center Sawahlunto merupakan sarana pendidikan dan rekreasi yang mampu memberikan informasi pada siswa dan masyarakat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa kejenuhan. Tidak berlebihan kalau kita istilahkan bermain sambil belajar, belajar sambil bermain.Wahana ini merupakan sarana science center pertama di Sumatera dan ke empat di Indonesia, ini patut menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sawahlunto. Di IPTEK CENTER dapat kita temui MENARA HANOI, KOMPOR MATAHARI, TORNADO VORTEX, JUMPING RING, AIR TRACK, BUJUR SANGKAR AJAIB 15, dan masih banyak lagi. Dengan menyajikan berbagai alat peraga dan program, IPTEK CENTER Sawahlunto menekankan kepada kita bahwa iptek itu mengasyikan. Diharapkan IPTEK CENTER merupakan wahana pembelajaran bagi generasi muda untuk mengembangkan kreativitas dan menumbuhkan kecintaan terhadap iptek; bagi pendidik untuk dapat mengajar iptek dengan isu-isu populer dan mengena di masyarakat; bagi keluarga dan masyarakat untuk lebih mengenal iptek terutama dalam mengatasi masalah lokal, nasional maupun global; bagi para pakar untuk dapat mengkomunikasikan ilmunya kepada masyarakat melalui tema dan bahasa populer; serta bagi sektor litbang, perguruan tinggi dan industri dalam sosialisasi dan promosi hasil-hasil litbang dan produksi kepada masyarakat.
Wisata Rekreasi
Waterboom
Berawal dari pemandian para pejabat dan Putra-puteri Belanda. Pemandian Air Dingin tahun 2001 kembali ditata menjadi kolam renang dengan nama Kolam Renang Air Dingin. Dan tahun 2006 kolam renang ini diditingkatkan menjadi Objek Wisata Water Boom yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti: Pujasera (Food Court), Gazebo (Permanent dan Tradisional), Taman, Arena Outbond (Flying Fox, V-Bridge, Spider Web). Semua itu dihadirkan untuk kenyamanan dan kepuasan para wisatawan. Sekarang telah beroperasi Water Boom II masih dalam satu kawasan dengan luas total areal pengembangan + 5 ha, termasuk agrowisata dan berbagai sarana hiburan lainnya Sekarang sudah ada Water Boom 2 dengan fasilitas : a. High Speed Water, SlideBagi pengunjung yang bernyali. b. Sanca Snake Water, SlideDengan Panjang 118 M, siap menguji adrenalin anda. c. Kiddie Water Slide, Khusus untuk anak-anak. Event mingguan di Water Boom: a. Lomba Tangkap Ikan b. Lomba Ember Tumpah c. Lomba Gebuk Bantal d. Lomba Basket Kolam e. Lomba Renang Dan banyak game lainnya disajakan khusus buat pengunjung. Pemenang akan mendapatkan hadiah cuma2 dan hiburan musik tiap minggu kedua setiap bulannya.
Gokart Bagi anda pecinta dunia otomotif, di Sawahlunto telah hadir permainan Gokart, jika biasanya kita menemukan permainan ini di kota-kota besar tapi saat ini sudah bisa dinikmati di Resort Wista Kandi, tepatnya disirkuit permanen ( sirkuit roadrace ). Harga sewa pun terbilang cukup ekonomis, hanya Rp. 30.000,-/2 putaran ( panjang lintasan 1,2 Km ).
Paralayang Puncak Polan Puncak Sugai atau dikenal juga dengan nama Puncak Polan. merupakan salah satu bukit yang menjadi background sekaligus menjadi dinding alam yang menghiasi kota Sawahlunto. Dari puncak bukit ini keindahan kota Sawahlunto terlihat jelas bagaikan kuali. Dari puncak bukit ini olah raga paralayang pun dapat dilakukan. Pendaratan/landing tepat dilakukan di lapangan Ombilin yang berada di jantung kota Sawahlunto. Terbang diatas udara kota kini dapat dilakukan di Sawahlunto oleh para pecinta paralayang.
Penangkaran Buaya Pada tanggal 1 Februari 2011telah didatangkan 8 ekor buaya dari Badan konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi ke lokasi penangkaran buaya di taman satwa kandi, tepatnya di tanah hitam ( lagun ), yang mana lokasi tersebut merupakan pengembangan dari Kawasan Objek Wisata Kandi Kota Sawahlunto.8 ekor buaya ini terdiri dari 5 ekor jenis buaya Muaro dan 3 ekor jenis buaya Sinyolong, yang berusia diatas 2 tahun. Dilokasi penangkaran buaya ini akan dilengkapi dengan 4 kolam penangkaran yaitu 1 kolam untuk buaya dewasa, I kolam untuk buaya remaja dan 2 kolam untuk anak buaya, yangmana pada saat ini baru ada 1 kolam untuk buaya dewasa dan pada tahun 2011 ini akan dibangun kolam lainnya Dengan adanya objek penangkaran buaya ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Sawahlunto
Taman Satwa Kandi
Resort Wisata Kandi Sawahlunto memilki total area +400 ha. Bekas areal penambangan itu kini dikembangkan menjadi kawasan wisata. Disini terdapat berbagai objek wisata. Sebut saja Danau Wisata Kandi, Taman Satwa dengan Danau Tandikek-nya yang lengkap dengan aneka sarana wisata air, Arena Pacuan Kuda bertaraf Nasional, Arena Road Race, Motor Cross. Bagi wisatawan yang hobinya beternak juga dapat mengeunjungi peternakan sapi dan kuda. Taman Satwa Kandi (TSK) dengan luas areal +5 ha, berada dalam satu Resort Wisata Kandi yang memilki total area +300 ha. Taman Satwa Kandi di Kota Sawahlunto sudah dikembangkan sejak tahun 2006, disini wisatawan dapat menjumpai beraneka ragam dan warna satwa. Taman Satwa Kandi dilengkapi dengan berbagai permainan keluarga. Arena outbound dan permainan anak-anak. Disini tidak hanya ada gajah tunggangan, tapi juga kuda yang akan mengajak wisatawan mengitari Taman Satwa hingga ke Danau Wisata yang masih dalam kawasan. Taman Satwa, Danau Wisata dan out bound serta aneka permainan anak-anak sengaja dihadirkan dalam satu paket agar kunjungan wisatawan semakin berkesan. Lihat dan nikmatilah berbagai fasilitas wisata air mulai dari kereta air, banana boat, single-double kayak, speed boat. Apalagi dekat Dermaga terdapat Plaza yang berhadapan langsung dengan danau dan Taman Satwa. Di Plaza ini digelar berbagai hiburan yang dapat dinikmati langsung dari arena Plaza, atau dari atas danau sambil mengendarai berbagai sarana wisata air, atau sambil beristirahat santai di gazebo-gazebo yang tersedia.
Ikan Terapi Berita gembira bagi masyarakat yang akan berkunjung ke Waterboom Sawahlunto, pada tanggal 26 Februari 2011 Waterboom telah menambah fasilitasnya yaitu sebuah kolam yang fungsinya sebagai terapi, yang mana sebagai alat untuk terapi tersebut adalah Ikan ( Gara Ruffa ) atau bias disebut juga Doctor Fish. Para pengunjung dapat menikmati fasilitas ini dengan biaya Rp. 10.000,-/ 20 menit (selama promo) , dan adapun fungsi dari kolam terapi ini adalah : 1. Membuat kulit sehat dan segar 2. Menyembuhkan penyakit kulit 3. Mengendorkan syaraf-syaraf yang tegang 4. Melancarkan peredaran darah
Harimau Dahan Satu lagi penambahan koleksi binatang di Taman Satwa Kandi, yaitu Harimau Dahan. Harimau Dahan ini ditangkap oleh masyarakat Pamatang Panjang Kabupaten Sijunjung dan diserahkan perawatan dan pemeliharaannya ke Taman Satwa Kandi melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pada tanggal 4 Maret 2011. Harimau Dahan ini diperkirakan berusia 2 tahun.
Desa Wisata Rantih Desa Rantih termasuk dalam kecamatan Talawi Kota Sawahlunto,berjarak 12 km dari pusat Kota Sawahlunto. Memiliki topografi berkontur atau berbukit yang dilewati oleh Sungai Batang Ombilin yang membagi dua Desa Rantih dari utara ke selatan. Mari kembali menikmati keaslian alam desa Rantih yang semakin terkenal dengan lokasi trekking dan area kempingnya didukung oleh objek wisata alam berupa 3 air terjun berbeda (barikan,landu dan lurah tibarau) dan indahnya panorama sungai batang ombilin.