dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 Km antara
Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru
diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang,
25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta
sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang
Muaro- Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamir-kan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan
KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasa-an
perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28
September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA
lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian
berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi
urusan perkeretaapi-an di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945
sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik
Indonesia (DKARI).
2.1.1 SEJARAH PERKERATAAPIAN INDONESIA 1875-1925
Di bawah ini adalah sejarah perkeretaapian di Indonesia pada rentang tahun 1875-1925 dan
dalam bentuk sketsa.
2.1.1.1 Latar belakang
Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang dengan rute Semarang
Tanggung yang berjarak 26 km oleh NISM, N.V. (Nederlands-Indische Spoorweg
Maatschappij) dengan lebar jalur 1.435 mm (lebar jalur SS Staatsspoorwegen adalah 1.067
mm atau yang sekarang dipakai), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di
Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudian dalam melayani kebutuhan
akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun
1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung
Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Semarang meskipun strategis, tetapi tidak ada
pelabuhannya untuk barang, sehingga barang di kirim ke Batavia atau Soerabaja.
Gambaran keadaan kereta api di Indonesia pada masa djaman doeloe perlu dilestarikan,
sehingga generasi mendatang bisa menghayati dan betapa pentingnya pembangunan kereta
api. Memang pada masa itu nama kereta api sudah tepat, karena kereta dijalankan dengan api
dari pembakaran batu bara atau kayu. Sedangkan sekarang sudah memakai diesel atau listrik,
sehingga lebih tepat kalau disebut kereta rel, artinya kereta yang berjalan di atas rel dengan
diesel ataupun listrik.
Informasi tahun 1875 1925 mungkin sudah susah dijumpai di perpustakaan, oleh sebab itu
uraian ini sangat tepat dan perlu diinformasikan kepada generasi muda.
2.1.1.2 Jaringan Rel
Pengembangan jaringan rel kereta api 1875 1925 dalam 4 tahap, yaitu:
1.
1875 1888
2.
1889 1899
3.
1900 1913
4.
1914 1925
Jaringan setelah tahun 1875 hingga tahun 1888
Pembangunan Tahap I terjadi tahun 1876-1888. Awal pembangunan rel adalah 1876, berupa
jaringan pertama di Hindia Belanda, antara Tanggung dan Gudang di Semarang pada tahun
1876, sepanjang 26 km. Setelah itu mulai dibangun lintas Semarang Gudang. Pada tahun
1880 dibangun lintas Batavia (Jakarta) Buitenzorg (Bogor) sepanjang 59 km, kemudian
dilanjutkan ke Cicalengka melalui Cicurug Sukabumi Cibeber Cianjur Bandung. Pada
tahun 1877 dibangun lintas Kediri Blitar, dan digabungkan dengan lintas Surabaya
Cilacap lewat Kertosono Madiun Solo, dan juga lintas Jogya Magelang.
Hingga tahun 1888 jaringan rel terbangun adalah:
Tegal Balapulang
Djogdja Tjilatjap
Madioen Solo
Sidoardjo Modjokerto
Modjokerto Kertosono
Kertosono Blitar
Batavia Rangkasbitung
Bekasi Krawang
Yogya Magelang
Pasuruan Banyuwangi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
roda penggerak
ruang masinis
roda penggerak
roda penunjang
cerobong
dan lain-lain
Istilah tender dan gandengan tender
Istilah tender untuk lokomotif adalah tempat perbekalan untuk menyalakan lokomotif berupa
tempat batu bara atau kayu bakar dan tandon air. Pada umumnya lokomotif kecil dan buatan
sebelum tahun 1900 adalah lokomotif tender, sedangkan setelah tahun 1900 dan besar
umumnya dengan gandengan tender.
Lokomotif uap mallet, garratt, dan meyer
Sekitar akhir Abad XIX, lokomotif uap mencapai puncaknya dengan berbagai jenis artikulasi
roda penggerak, yaitu dengan sebutan mallet, garratt, dan meyer.
Jenis Lokomotif Mallet, kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tungku, dan roda
penggerak depan mendapat tekanan uap yang tinggi, kemudian disalurkan ke roda penggerak
yang di belakangnya, dan juga roda penggerak depan dapat berbelok arah sesuai dengan
kurva belokan rel. Penemu sistem ini adalah insinyur Swiss bernama Anatole Mallet pada
tahun 18 . Sistem ini banyak dipakai di Eropa, Amerika, dan juga Hindia Belanda.
Lokomotif uap jenis Garratt, kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tender depan
dan tender belakang. Penenmu sistem ini adalah insinyur Inggris bernama Garratt pada tahun
18 . Sistem ini banyak dipakai di Afrika (Simbabwe, Kenya, Algeria), Asia (Burma, India,
Iran, Turkey, Australia New Zealand, Queensland, Tasmania), Eropa (Netherlands, Spain,
Inggris, USSR, Amerika Selatan (Argentina, Brazil).
Lokomotif uap jenis Meyer, kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tungku, serta
roda penggerak depan dan belakang mendapat tekanan uap yang sama. Penemu sistem ini
adalah insinyur Perancis bernama Jean-Jacques Meyer pada tahun 1868. Varian lain adalah
Kitson-Meyer. Sistem ini banyak dipakai di Eropa, Amerika, dan juga Hindia Belanda.
Kode Konfigurasi roda penggerak A, B, C, D, dan AA, BB, CC, DD
Kereta uap biasanya terdiri atas roda penggerak dan roda penunjang. Kalau jumlah roda
pengerak sebanyak Satu Pasang dengan kode A, kalau roda penggerak ada Dua Pasang
dengan kode B, kalau terdapat roda penggerak Tiga Pasang dengan kode C, dan yang Empat
Pasang dengan kode D.
Pada tipe Malet, Garratt dan Meyer, yaitu roda penggerak tandem (dua as) dengan kode AA,
BB, CC, dan DD.
Jumlah roda penunjang biasanya diberi kode angka: di depan, di tengah, atau di belakang.
Misalnya: 1 CC 2, artinya: di depan terdapat 1 pasang roda penunjang, 3 pasang tandem
roda penggerak, dan di belankang terdapat 2 pasang roda penunjang. Kode di atas seperti 1
CC 2 dapat juga ditulis: 2 6 6 4.
Jadi Lokomotif Big Boy adalah 4 8 8 4 artinya: 2 pasang roda penunjang di depan, 4
pasang roda penggerak tandem, dan 2 pasang roda penunjang di belakang. Roda penunjang di
bawah tender tidak dicantuman. CATATAN: roda penunjang untuk gandengan tender tidak
dimasukkan dalam kode konfigurasi.
Berbagai Lokomotif Uap di Indonesia
Di Indonesia pernah ada lokomotif uap dari berbagai jenis, antara lain:
Tipe B
Tipe C
Tipe BB
Tipe DD
Tipe D
Foto lokomotif uap yang pernah ada di Indonesia tersebut di atas (seri B, C, BB, CC, DD dan
D), dan hal ini tidak akan dapat lagi dilihat di museum maupun di depo lokomotif stasiun
seluruh Indonesia, lebih lanjut dapat dilihat di album ini.
Jenis kereta 1876-1925
Kereta adalah sarana untuk mengangkut penumpang, sedangkan untuk mengangkut barang
disebut gerobak sedangkan untuk mangangkut barang cair disebut ketel. Sejak dahulu, kereta
dibuat secara lokal, dengan casis dan rangka baja sedangkan bodi dibuat dari kayu. Pada
waktu itu belum ada pendingin udara, sehingga kelas kereta dibedakan jenis kursi dan jumlah
kursi per kereta. Kelas 1 terdapat 3 tempat duduk per baris, kelas 2 terdapat 4 tempat duduk
per baris dan kelas 3 terdapat 5 tempat duduk per baris. Sehingga tiap kereta kelas 3 terdapat
60 72 tempat duduk, sedangkan tiap kereta kelas 2 terdapat 24 32 tempat duduk dan kelas
1 terdapat 12 tempat duduk. Biasanya kelas 1 dan kelas 2 menjadi satu, sedangkan kelas 3
tersendiri. Namun kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 dirangkai dalam satu rangkaian
2.1.2
Status
Dasar Hukum
Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26 km antara Kemijen
Tanggung oleh Pemerintah Hindia
Belanda.
Staat Spoorwegen (SS) Verenigde IBW
Spoorwegenbedrifj
(VS)
Deli
IBW
IBW
PP. No. 22 Th. 1963
PP. No. 61 Th. 1971
PERUMKA
PT. KERETA API (Persero)
Fatimah
Tahun Mei 2010 s.d PT. KERETA API INDONESIA Instruksi Direksi No.
sekarang
(PERSERO)
16/OT.203/KA 2010
a. INTEGRITAS
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) bertindak konsisten sesuai dengan
nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan
keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara
konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.
b. PROFESIONAL
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki kemampuan dan
penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai
c. KESELAMATAN
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki sifat tanpa kompromi dan
konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai
potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari
kemungkinan terjadinya kerugian.
d. INOVASI
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) selalu menumbuh kembangkan
gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan
lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder.
e. PELAYANAN PRIMA
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) akan memberikan pelayanan yang
terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi
harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude
(Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan
Accountability (Tanggung jawab).
URAIAN
Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
Jumlah
URAIAN
SD
SLTP
SLTA
D3
S1
S2
S3
JUMLAH
URAIAN
18-30
31-40
41-50
51-53
54-55
>>55
JUMLAH
Tahun 2012, panjang lintas kereta api di Jawa dan Sumatera adalah 4130,4 km
2.7 SARANA PERKERETAAPIAN
Sarana Kereta Api merupakan alat produkasi untuk menghasilkan jasa angkutan kereta api
yang terdiri dari lokomotif, Kereta Rel Listrik (KRL), Kereta Rel Diesel (KRD), kereta
penumpang dan gerbong barang. Kondisi sarana kereta api yang dioperasikan PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) selama tahun 2012 adalah sebagai berikut :
2.7.2
JUMLAH (Unit)
486
754
166
1716
6249
JUMLAH
6,022,873
5,032,826
12,400,382
38,895,678
6,442,203
46,511,307
56,253,376
31,322,381
202,881,026
JUMLAH (Ton)
13,217,355
3,469,554
1,813,416
1,780,381
331,352
871,110
607,829
22,090,996
:
:
262.581.957,56
57.510.403,21
:
:
115.769.643,00
204.322.717,77
JENIS PENGUSAHAAN
Tower, Stockpile, Container Yard, Pipa, Fiber Optic,
PERSEWAAN
Komersial
MTT, Las Rel, Persewaan Uji Balas, dll.