C. Refleksi
Peta Konsep
(Beberapa istilah dan
1
definisi) di modul
bidang studi
4. Ahlussunah Wal-Jamaah
a. Sifat-sifat Tuhan. Tuhan memiliki sifat-sifat sebagaiman
disebut Al- Qur’an, seperti sifat azali, Qadim, dan berdiri di
atas Zat Tuhan. Sifat- sifat itu bukanlah Zat Tuhan dan bukan
pula lain dari Zat-Nya.
b. b. Al-Quran adalah Qadim dan bukan makhluk yang diciptakan
Allah Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di Akhirat
kelak.
c. c. Perbuatan Manusia diciptakan Tuhan, bukan diciptakan oleh
manusia itu sendiri.
d. d. Antrophomorphisme
e. e. Keadilan Tuhan, Tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun
untuk menentukan tempat manusia di Akhirat. Sebab semua itu
marupakan kehendak mutlak Tuhan sebab Tuhan Maha Kuasa
atas segalanya.
f. f. Muslim yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat di akhir
hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.
5. Adapun pokok ajaran Abu Manshur Al-Maturidi (aliran
Maturudiyah) sebagai
a. Maturudiyah sependapat dengan ‘Asy’ariyah tentang sifat-sifat
Tuhan
b. Perbuatan manusia sebenarnya diwujudkan oleh manusia itu
sendiri, dan bukan merupakan perbuatan Tuhan.
c. Maturudiyah sependapat dengan ‘Asy’ariyah tentang Al Quran
d. Tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu
e. Maturudiyah sependapat dengan ‘Asy’ariyah tentang muslim yang
berbuat dosa.
f. Janji pahala dan siksa mesti terjadi, dan itu merupakan janji Tuhan
yang tidak mungkin diingkari.
g. Antrophomorphisme..
6. Aliran Jabariyah memahami bahwa manusia tidak berkuasa atas
perbuatannya. Hanya Allah sajalah yang menentukan dan
memutuskan segala amal perbuatan manusia. Semua amal perbuatan
itu adalah atas qudrat dan iradat-Nya. Manusia tidak mempunyai
otoritas sama sekali dalam mewujudkan perbuatannya (Ijbari).
7. aliran Qodariah dan Mu tazilah berpendapat bahwa Allah swt. telah
membekali manusia sejak lahir dengan qudrat dan iradat- Nya, yaitu
kemampuan untuk mewujudkan perbuatannya sendiri dengan akal
dan ajaran agama sebagai pedoman. Manusia dan jin adalah makhluk
Allah yang diberi kebebasan untuk menentukan perbuatannya.
8. Aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah dalam memahami perbuatan
manusia mengambil jalan tengah (tawazun/moderat), yaitu antara
Jabariyah dan Qadariyah (Mu’tazilah). Asy’aryah menggunakan teori
“al- Kasb” dalam menggambarkan perbuatan manusia dalam
kaitannya dengan perbuatan Tuhan. Menurut Asy’ariyah, perbuatan
manusia adalah proses sintesa (perpaduan) antara energi sebagai
ciptaan dan wujud kehendak Allah dengan kehendak manusia dalam
mewujudkan perbuatannya.
9. Mu’tazilah berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat. Allah
Maha Pengasih, Maha Pemurah, Maha Mengetahui, dan lain
sebagainya itu bukanlah sifat Allah akan tetapi Zat Allah.
10. Aliran Asy’ariyah sependapat dengan Maturidiyah bahwa
Tuhan mempunyai sifat- sifat. Sifat-sifat Tuhan kekal melalui kekekalan
yang terdapat dalam esensi Tuhan. Sifat-sifat Allah tak terhingga
jumlahnya.