Anda di halaman 1dari 69

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“PENERAPAN METODE GERAKAN UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MENGHAFAL HADIS PADA SISWA KELAS VI SDIT AR
RUHUL JADID JOMBANG”

Oleh :

Nurul Alfiana, S.Pd.I

PENDIDIKAN PROFESI GURU

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan laporan
penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN METODE GERAKAN
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL HADIS PADA
SISWA KELAS VI SDIT AR RUHUL JADID JOMBANG”. Laporan penelitian
tindakan kelas ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dari semua pihak.
Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan laporan ini. Terutama ucapan terima kasih
kepada :

1. Dr. Kadi, M.Pd.I selaku dosen pembimbing

2. Istiharoh, S.Pd selaku guru pamong

3. Khoiriati Nikmatu R, S.TP Kepala SDIT AR RUHUL JADID JOMBANG

4. Bapak Ibu dewan guru SDIT AR RUHUL JADID JOMBANG

5. Siswa – siswi kelas VI SDIT AR RUHUL JADID JOMBANG

6. Teman – teman rekan kelompok dalam PPG DALJAB Angkatan 1 Tahun 2021
LPTK IAIN KEDIRI

Lapoaran penelitian tindakan kelas yang dibuat masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi menyempurnakannya. Penulis berharap laporan penelitian
tindakan kelas ini kelak dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya bagi
para guru.

Jombang, 3 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
2. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
3. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
5. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 6
6. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
7. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan ............................................................ 7
8. Definisi Operasional ................................................................................. 7
8. Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


1. Devinisi Pembelajaran …........................................................................... 10
2. Devinisi Menghafal .................................................................................... 11
3. Mata Pelajaran Al Qur’an Hadis ................................................................ 15
4. Metode Gerakan ......................................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN


1. Rancangan Penelitian ................................................................................ 19
2. Subjek Dan Tempat Penelitian .................................................................. 21
3. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................................ 22
4. Tehnik Analisa Data .................................................................................. 23
5. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 24
6. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 25

iii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Siklus 1 ..................................................................................................... 24
2. Siklus 2 ..................................................................................................... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ............................................................................................... 48
2. Saran ......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 50
LAMPIRAN .................................................................................................. 51

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui

perantara malaikat Jibril. Al Qur’an berisi petunjuk untuk umat manusia. Setiap manusia

wajib beriman kepada kitab Allah salah satunya adalah Al Qur’an. Beriman kepada kitab

Allah termasuk rukun iman yang ketiga. Sebagai seorang muslim yang mengimani kitab

Al Qur’an maka kita wajib mempelajari dan mengamalkan isinya. Bukti bahwa seorang

beriman kepada kitab Allah yaitu : melaksanakan segala perintah Allah yang tertulis

dalam Al Qur’an, menjauhi segala perbuatan yang dilarangan Allah yang tertulis dalam

Al Qur’an dan menyakini bahwa semua isi Al Qur’an adalah firman Allah swt.

Selain mempelajari Al Qur’an umat muslim juga harus mengetahui tentang hadis.

Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah Al Qur’an. Kedudukan hadis sangat

penting dalam Islam. Pengertian hadis sangat berkaitan dengan perkataan dan perbuatan

Rosulullah saw. Imam Taqiyyuddin ibn Taimiyah mengemukakan definisi hadis adalah:

ِّ ‫سلَّ ْم بَ ْعدَ النُّبُ َّوةِّ ِّم ْن قَ ْو ِّل ِّه َوفِّ ْع ِّل ِّه َو ِّإ ْق َر‬
‫ار ِّه‬ ٰ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِّه َو‬ َ ُ‫ث ِّب ِّه َع ْنه‬
َ ‫َما ُح ِّد‬
Seluruh yang diriwayatkan dari Rosul saw sesudah kenabian beliau yang terdiri

atas perkataan, perbuatan, dan ikrar beliau.1

Dengan definisi di atas dapat dinyatakan bahwa hadis adalah segala sesuatu yang

disandarkan kepada Rosul saw sesudah beliau diangkat menjadi Nabi, baik dalam bentuk

perkataan, perbuatan dan taqrir. Sebagai sumber hukum Islam yang kedua, hadist

1
DR Nawir Yuslem,MA, Ulumul Hadis, (PT Mutiara Sumber Widya,2001), hlm.36

1
berperan dalam menegaskan hukum dalam Al Qur’an, sebagai penjelas isi Al Qur’an, dan

menetapkan hukum yang tidak dijelaskan dalam Al Qur’an. Salah satu cara untuk

menjaga hadis adalah dengan menghafalnya. Dari Ibnu ‘Abbas berkata : Rosulullah saw

bersabda

ٰ ‫ أ َ ِّحبُّوا‬: ‫سلَّ ْم‬


‫ّللاَ ِّل َما‬ ٰ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِّه َوآ ِّل ِّه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫َّاس قَا َل‬
ٰ ‫س ْو ُل‬
َ ِّ‫ّللا‬ ٍ ‫َع ِّن اب ِّْن َعب‬
ُّ ‫ّللاِّ َو أ َ ِّحبُّوا أ َ ْه َل بَ ْيتِّي ِّل ُح ِّبي (رواهرالتُر ُم ِّذ‬
‫ي‬ ٰ ‫ب‬ ِّ ‫يَ ْغذُ ْو ُك ْم ِّم ْن نِّ ْع َم ٍة َو ِّحبُّونِّ ْي ِّل ُح‬
)‫وال َحا ِّك ُم‬
Artinya, “Cintailah Allah karena Dia telah memberimu kenikmatan, cintailah aku

karena kecintaan kepada Allah, dan cintailah keluargaku karena kecintaan kepadaku”

(HR. Imam Turmudzi dan Imam Hakim.)2

Hadis di atas menjelaskan bahwa umat Islam dianjurkan untuk mencintai Nabi

Muhammad saw dan keluarganya. Tidak hanya mengikuti jejaknya namun juga

mengamalkan semua perkataan dan perbuatan yang dicontohkannya ( sunah-sunahnya).

Dengan demikian untuk menanamkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad saw peserta

didik harus dikenalkan dengan hadis. Tidak sekedar dikenalkan saja namun juga

dihafalkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menghafal hadis bagi siswa usia SD mungkin masih agak sulit karena belum

terbiasa dibaca setiap hari. Menghafalkan hadis merupakan perbuatan yang mulia dan

terpuji. Dalam hadisnya Rosulullah saw bersabda :

2
M. Bin Kamal Khalid Asy Syuyuthi, Kumpulan Hadis yang disepakati 4 Imam (Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, dan
Ibnu Majjah), ( Jakarta: Pustaka Azzam,2006), hlm.312

2
‫س ِّم َع‬
َ ‫ام َرأ‬ ٰ ‫سلَّ ْم قَا َل نَض ََّر‬
ْ ُ‫ّللا‬ ٰ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِّه َو‬ ُ ‫َع ْن أَن َِّس َما ِّل ِّك َع ْن َر‬
ٰ ‫س ْو ُل‬
َ ِّ‫ّللا‬
)‫ظهُ َحتَّى يُ َب ِّلغَهُ َغي َْرهُ (رواه احمد و الداريم‬ َ ‫ِّم َّنا َح ِّديْثا َف َح ِّف‬

Artinya, “Semoga Allah menjadikan berseri-seri wajah seseorang yang mendengar

dari kami hadis lalu dia menghafalkanya kemudian menyampaikannya kepada orang lain

….”(HR. Imam Ahmad dan Ad darimi.) 3

Mengajarkan hadis di bangku Sekolah Dasar menjadikan siswa memahami sejak

dini hadis dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Di SDIT AR RUHUL

JADID materi hadis masuk dalam kurikulum pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pembelajaran hadis dimulai dengan belajar membaca, mengetahui kandungan isi hadis

dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengajarkan hadis ini juga berfungsi

untuk membentuk karakter siswa agar seantiasa meneladani perilaku Nabi Muhammad

saw.

Berdasarkan hasil pengamatan, proses menghafal hadis dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VI di SDIT Ar Ruhul jadid masih belum bisa

dikatakan berhasil karena guru hanya memberikan contoh bacaan dengan membaca buku

sedangkan siswa harus mengikuti dan membacanya berulang-ulang. Sehingga siswa

merasa bosan dan kurang semangat dalam menghafal hadis.

Dalam kegiatan pembelajaran, banyak siswa yang merasa sulit untuk menghafalkan

hadis. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam menghafalkan hadis karena mereka merasa

bahwa menghafal hadis memerlukan waktu yang lama. Sementara dalam proses

menghafal hadis, guru hanya membacakan dan meminta peserta didik untuk mengikuti

dan membacanya berulang-ulang. siswa terlihat kurang memperhatikan saat guru

3
Ibid, hlm,241

3
membacakannya. Sehingga menurut peneliti kondisi tersebut kurang efektif dan hasil

tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan menghafal hadis memerlukan sebuah

metode agar siswa merasa senang dan mudah untuk menghafalnya.

Berdasarkan masalah tersebut peneliti berpendapat perlu dilakukannya perbaikan

dalam proses pembelajaran terutama dalam membimbing siswa untuk menghafal hadis.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa lebih semangat dalam mengahafal hadis.

Dalam hal ini, penulis menggunakan metode gerakan untuk menguatkan daya ingat dalam

menghafal. Tehnik yang digunkan dalam menggunakan metode gerakan adalah dengan

mengoptimalkan kecerdasan otak kanan dan kiri yaitu menangkap visualisasi dari

gerakan dalam menyampaikan hadis. Dengan menggunakan metode ini akan menjadikan

aktifitas menghafal menjadi lebih menyenangkan dan lebih memperkuat daya ingatan

terhadap materi hadis yang dihafalkan. Penggunaan metode gerakan dalam menghafal

hadis diharapkan memberikan dampak positif pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid.

Sesuai dengan penelitian di atas, peneliti mengadakan penelitian dengan judul

“PENERAPAN METODE GERAKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGHAFAL HADIS PADA SISWA KELAS VI SDIT AR RUHUL JADID

JOMBANG”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan metode

gerakan dapat meningkatkan semangat siswa dalam menghafal hadis pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

4
B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi menghafal hadis

keutamaan memberi pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid masih mengalami

kesulitan. Siswa belum semangat, hal ini menyebabkan kemampuan menghafal hadis

siswa rendah. Dalam pembelajaran siswa terlihat bosan dalam menghafal, karena metode

yang digunakan guru dalam mengajar masih kurang kreatif yaitu dengan mengulang-

ulang bacaan hadis. Dalam proses pembelajaran seharusnya guru menggunakan metode

yang tepat agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah

satu metode yang tepat dalam menambah semangat siswa untuk menghafal hadis yaitu

dengan menggunakan metode gerakan. Dalam metode ini guru memvisualisasikan

hafalan dengan gerakan tangan agar siswa mampu menghafal dengan cepat dan lebih kuat

hafalannya.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti sampaikan sebelumnya, maka yang

menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan metode gerakan dapat meningkatkan kemampuan menghafal hadis

pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid Jombang?

2. Apakah penerapan metode gerakan dapat meningkatkan semangat menghafal hadis

pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid Jombang?

D. TUJUAN PENELITIA

Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Meningkatkan kemampuan menghafal hadis pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul

Jadid Jombang dengan menerapkan metode gerakan.

5
2. Meningkatkan semangat mengahafal hadis pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid

Jombang dengan metode gerakan.

E. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan latar belakang penelitian dan fenomena yang terjadi di lapangan, maka

hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut. “Jika Metode Gerakan diterapkan

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi menghafal hadis keutamaan, maka

semangat dan kemampuan menghafal siswa kelas VI semester ganjil SDIT Ar Ruhul

Jadid Jombang tahun 2021/2022 akan meningkat”

F. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan

metode pembelajaran menghafal hadis pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid

Jombang agar lebih meningkat

2. Bagi Siswa

Sebagai pengalaman baru dalam belajar mengahafal hadis agar lebih semangat dan

bisa lebih cepat dalam menghafalkan hadis

3. Bagi Peneliti

Pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam menggunakan metode gerakan

untuk menambah semangat dan kemampuan mengahafal hadis siswa

6
G. RUANG LINGKUP dan KETERBATASAN

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar menghafal hadis keutamaan

memberi dari Hakim Ibnu Hizam pada siswa kelas VI semester ganjil SDIT Ar Ruhul

Jadid Jombang tahun 2021/2022

H. DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan

hal-hal sebagai berikut:

1. Metode gerakan adalah metode mengahafal hadis dengan memvisualisakan gerakan

sesuai dengan arti dari hadis. Gerakan disini berfungsi sebagai cantolan dalam

menghafal kalimat dalam hadis tersebut.

2. Menghafal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti berusaha meresapkan ke

dalam pikiran agar selalu ingat.4

3. Menghafal hadis berarti berusaha mengingat hadis dalam pikiran agar selalu diingat

oleh yang menghafalnya.

4. Pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang didalamnya ada interaksi

antara guru dan siswa.

I. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji

penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis menemukan penelitian

dengan judul yang hampir sama seperti judul penelitian penulis. Berikut merupakan

penelitian terdahulu berupa skripsi terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

4
Tim Prima Pena,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Gita Media Pres 1989), hlm. 307.

7
1. Skripsi yang ditulis oleh Anggraini Widya Damayanti pada tahun 2020 dengan judul

“Strategi Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur‟An Hadist Di

Kelas VII Mts Negeri 1 Seluma” pada skripsi ini dijelaskan tentang Strategi yang guru

gunakan dalam hafalan Al-Qur‟an Hadist siswa Kelas VII B Di MTs Negeri 1 Seluma

dengan menggunakan Metode Wadah, Metode Kitabah, Metode Jama‟ dan Metode

Talaqqi.

2. Rony Prasetyawan 2016, dalam skripsinya yang berjudul “Metode Menghafal Al

Qur’an Di Pondok Pesantrenal Wafa Palangka Raya”. Tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mendeskripsikan metode-metode apa saja yang digunakan santri dalam

menghafal Al Qur‟an di Pondok Pesantren Al Wafa Palangka Raya, Untuk

mendeskripsikanfaktor yang menjadi pendukung dan penghambat santri dalam proses

menghafal Al Qur‟an, dan Untuk mendeskripsikan berbagai hambatan dalam

menghafal Al Qur‟an. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum

Metode yang dipakai oleh santri adalah metode Tahsin (Memperindah atau

memperbagus bacaan, metode Tahfizh (menghafalkan ayat demi ayat), dan metode

Takrir (Mengulang-ulang hafalan). Diantara beberapa faktor pendukung agar santri

bisa menghafal adalah: (1) Motivasi dari orang tua santri dan para ustadz. (2) Adanya

fasilitas memadai. (3) Semangat dari diri sendiri. (4) Jadwal yang disusun secara

sistimatis. (5) Kerjasama sesama santri dalam menghafal.

Faktor penghambat santri dalam menghafal Al Qur‟an adalah: (1) Kurangnya

kesungguhan dalam menghafal. (2) Kurangnya konsentrasi. (3) Malas dalam

menghafal. (4) Pengaruh alat komunikasi, seperti handphone

8
Perbedaan penelitian di atas dengan yang dilakukan peneliti sekarang adalah dari

sisi subyek peneliti memfokuskan pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid sedangakan

Anggraini Widya Damayanti pada siswa kelas VII Mts Negeri 1 Seluma, dan Rony

Prasetyawan pada siswa di Pondok Pesantrenal Wafa Palangka Raya. Perbedaan lain dari

sisi metode yang digunakan oleh peneliti dengan menggunakan Metode Gerakan sedakan

pada penelitian Anggraini Widya Damayanti dengan menggunakan Metode Wadah,

Metode Kitabah, Metode Jam’ dan Metode Talaqqi. Dalam peneliatian Rony Prasetyawan

menyimpulkan bahwa Metode yang dipakai oleh santri adalah metode Tahsin

(Memperindah atau memperbagus bacaan, metode Tahfizh (menghafalkan ayat demi

ayat), dan metode Takrir (Mengulang-ulang hafalan).

9
BAB 11

KAJIAN PUSTAKA

A. DEVINISI PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu berubah tingkah

laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman, (KBBI, 1996:14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993:68) mengemukakan bawah belajar

adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang dengan sengaja dikelukan sehingga

memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku pula.

Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang

bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam

kebiasaan, kecakapan, bertambah pengetahuan, berkembang daya pikir, sikap dan lain-

lain (Soetomo, 1993:120).

Dalam pembelajaran terdapat proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber

belajar di dalam lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai bantuan yang diberikan guru

kepada siswa agar terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran

dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar menjadi lebih baik.

Pembelajaran yang berkualitas tergantung dari motivasi, metode dan media yang

digunakan guru dalam pengajaran. Pembelajaran dengan motivasi yang tinggi dan

ditunjang dengan media dan metode yang mendukung akan membawa keberhasilan dalam

10
target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa

dalam proses belajar.

B. DEVINISI MENGHAFAL

1. PENGERTIAN MENGHAFAL

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian menghafal adalah berusaha

meresapkan kedalam fikiran agar selalu ingat.5 Menurut Zuhairini dan Ghofir

sebagaimana yang dikutip oleh Ridwal Kamil dalam bukunya yang berjudul Mengapa

Kita Menghafal (tahfizh) al-Qur’an, istilah menghafal adalah suatu metode yang

digunakan untuk mengingat kembali sesuatu yang pernah dibaca secara benar seperti

apa adanya. Metode tersebut banyak digunakan dalam usaha untuk menghafal al-

Qur’an dan al-Hadits. 6

Dalam bahasa Arab, menghafal menggunakan terminologi al- Hifzh yang artinya

menjaga, memelihara atau menghafalkan. Sedang al-Hafizh adalah orang yang

menghafal dengan cermat, orang yang selalu berjaga-jaga, orang yang selalu menekuni

pekerjaannya. Istilah al-Hafizh ini dipergunakan untuk orang yang hafal al-Qur’an tiga

puluh juz tanpa mengetahui isi dan kandungan al-Qur’an. Sebenarnya istilah al-Hafizh

ini adalah predikat bagi sahabat Nabi yang hafal hadits-hadits shahih (bukan predikat

bagi penghafal al-Qur’an).7

Hifzh diartikan memelihara atau menjaga dan mempunyai banyak idiom yang

lain, seperti si-fulan membaca al-Qur’an dengan kecepatan yang jitu (zhahru al-lisan)

dengan hafalan diluar kepala (zhahru al- qolb). Baik kata-kata zhahru al-lisan maupun

5
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gita Media Press,tt), 307.
6
Ridwan Kamil,2015,Mengapa kita menghafal Hadis?(online) (http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal-
tahfidzh-al-qur%E2%80%99an/05, diakses pada 5 Desember 2017pukul 14.23
7
Ahmad Warson Munawir, Almunawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), 279.

11
zhahru al-qolb merupakan kinayah (metafora) dari hafalan tanpa kitab, karena itu

disebut “istizhahrahu” yang berarti menghafal dan membacanya diluar kepala.8

Menurut Suryabrata sebagaimana yang dikutip oleh Ridwal Kamil dalam

bukunya yang berjudul Mengapa Kita Menghafal (tahfizh) al-Qur’an, istilah

menghafal disebut juga mencamkan dengan sengaja dan dikehendaki, artinya dengan

sadar dan sungguh-sungguh mencamkan sesuatu. Dikatakan dengan sadar dan

sungguh-sungguh, karena ada pula mencamkan yang tidak sengaja dalam memperoleh

suatu pengetahuan. Menurut beliau, hal-hal yang dapat membantu menghafal atau

mencamkan antara lain. 9

a. Menyuarakan dalam menghafal. Dalam proses menghafal akan lebih efektif

bila seseorang menyuarakan bacaannya, artinya tidak membaca dalam hati

saja.

b. Pembagian waktu yang tepat dalam menambah hafalan, yaitu menambah

hafalan sedikit demi sedikit akan tetapi dilakukan secara kontinu.

c. Menggunakan metode yang tepat dalam menghafal.

d. Menghafal adalah suatu aktifitas menanamkan suatu materi verbal di dalam

ingatan, sehingga nantinya dapat di produksikan (diingat) kembali secara

harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Menurut pendapat Abdul Rahman

Abror mengatakan bahwa menghafal adalah fungsi mencamkan dengan

sengaja melalui alat indra dan sifatnya mekanis dengan akal fikiran.

8
Ibid., 279
9
http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal

12
2. MACAM MACAM METODE MENGHAFAL10

Metode menghafal al-Qur’an hampir tidak dapat ditentukan metode yang

khusus menghafal al-Qur’an, karena hal ini kembali kepada selera penghafal

itu sendiri. Namun ada beberapa metode yang lazim dipakai oleh penghafal

al-Qur’an, yaitu :

a. Metode Fahmul Mahfudz, artinya dianjurkan sebelum menghafal

memahami makna setiap ayat, sehingga ketika menghafal, penghafal

merasa paham dan sadar terhadap ayat-ayat yang diucapkannya.

b. Metode Tikorul Mahfudz, artinya penghafal mengulang ayat-ayat yang

sedang dihafal sebanyak-banyaknya sehingga dapat delakukan menghafal

sekaligus atau sedikit demi sedikit sampai dapat membacanya tanpa

melihat mushaf. Cara ini biasanya cocok untuk orang yang mempunyai

daya ingat lemah karena tidak memerlukan pemikiran yang berat, tetapi

penghafal banyak terkuras suaranya.

c. Metode Kitabul Mahfudz, artinya penfhafal menulis ayat-ayat yangdihafal

di atas sebuah kertas. Bagi yang cocok dengan metode ini biasanya ayat-

ayat tergambar dalam ingatannya.

d. Metode Isati’amul Mahfudz, artinya penghafal diperdengarkan ayat-ayat

yang akan dihafal secara berulang-ualang sampai dapat mengucapkannya

sendiri tanpa melihat mushaf. Nantinya hanya

10
http://www.scribd.com/doc/72540488/Metode-Menghafal-Al-Qur-An

13
3. LANGKAH-LANGKAH MENGHAFAL

Ada empat langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan metode ini,

antara lain :11

a. Merefleksi, yakni memperhatikan bahan yang sedang dipelajari, baik

dari segi tulisan, tanda bacanya dan syakalnya.

b. Mengulang, yaitu membaca dan atau mengikuti berulang-ulang apa yang

diucapkan oleh pengajar.

c. Meresitasi, yaitu mengulang secara individual guna menunjukkan

perolehan hasil belajar tentang apa yang telah dipelajari.

d. Retensi, yaitu ingatan yang telah dimiliki mengenai apa yang telah

dipelajari yang bersifat permanen.

4. MANFAAT MENGHAFAL

Manfaat menghafal, antara lain :12

a. Hafalan mempunyai pengaruh besar terhadap keilmuan seseorang.

Orang yang mempunyai kekuatan untuk memperdalam pemahaman dan

pengembangan pemikiran secara lebih luas.

b. Dengan menghafal pelajaran, seseorang bisa langsung menarikkembali ilmu setiap

saat, dimanapun, dan kapanpun.

c. Siswa yang hafal dapat menangkap dengan cepat pelajaran yang diajarkan, apalagi

kalau hubungannya dengan teori matematika, IPA, al-Qur’an Hadist, Bahasa Inggris

dan sebagainya.

d. Aspek hafalan memegang peranan penting untuk mengendapkan ilmu dan

11
http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal
12
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM, ( Jogjakarta: DIVA Press[Anggota [KAPI]2011), 128

14
mengkristalkannya dalam pikiran dan hati, kemudian meningkatkannya secara

akseleratif dan massif.

e. Dalam konteks PAKEM, hafalan menjadi fondasi utama dalam mengadakan

komunikasi interaktif dalam bentuk diskusi, debat, dan sebagainya

f. Dengan model hafalan, pemahaman bisa dibangun dan analisis bisa dikembangkan

dengan akurat dan intensif. 13

5. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MENGHAFAL HADIS

Beberapa factor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan siswa menghafal hadis

adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan metode menghafal yang kurang menarik dan monoton sehingga siswa

kurang bersemangat dalam menghafal hadis.

b. Jarang sekali pemakaian hadis dalam kegiatan sehari hari, berbeda dengan Al Qur’an

yang setiap salat kita selalu membacanya

c. Kurang memahami isi hadis, sehingga siswa merasa sulit dalam menghafalnya.

C. MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADIS

Beberapa pendapat ulama tentang pengertian al-Qur’an tersebut, baik ulama

Indonesia maupun ulama dari luar Indonesia. Diantara mereka itu adalah :14

a. Hasbi Ash-Shiddiqiey, dia memberikan pengertiannya sebagai berikut: “Al Qur’an

adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang dilewatkan dengan

lisan bagi mutawattir penulisnya”

b. Fazlur Rahman, yang mengartikan al-Qur’an seperti berikut : “Al Qur’an adalah

sumber yang mampu menjawab semua persoalan.”

13
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips, 130.
14
Chabib Thoha, et al., Metodologi Pelajaran Agama, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 24.

15
c. Imam Fakhrur Razie dan Syekh Mahmud Syaltut, yang menyatakan: “Al Qur’an adalah

lafadz Bahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang dinukilkan

kepada kita secara mutawatir.”

Kata hadis berasal dari bahasa Arab, al-hadis jamaknya al-hadis, al-hidsan, dan al-

hudsan. Dari segi bahasa kata ini memiliki banyak arti, diantaranya : (1) al-jadid (yang

baru), lawan dari al-qadim (yang lama); dan (2) al-khabar (kabar atau berita). Dari segi

istilah, hadis diberi pengertian yang berbeda-beda oleh ulama. Menurut Ibn al- Subkiy,

pengertian hadis yang dalam hal ini disebut juga dengan istilahal-sunnah, adalah segala

sabda dan perbuatan Nabi Muhammad SAW. Ibn al-Subkiy tidak memasukkan taqrir Nabi

sebagai bagian dari rumusan definisi hadis. Alasannya, karena taqrir telah tercakup dalam

af’al (segala perbuatan).15

Sedangkan mata pelajaran Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada kemampuan membaca

dan menulis al-Qur’an dan hadist dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek

dalam al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek

tersebut dan hadist-hadist tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-

hari melalui keteladanan dan pembiasaan. 16

Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk : (1) pengembangan

potensi dan kapasitas belajar peserta didik, dan kesadaran diri; (2) pengembangan

kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan

ketakwaanterhadap Tuhan YME, serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya. 17

15
Syuhudi Ismail. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis. (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1988) , 24
16
Permenag, No.2 Tahun 2008. Tentang Standar Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar (KD)Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah.
17
Ibid,…

16
D. METODE GERAKAN

Quantum dalam literatur berarti banyaknya sesuatu, secara mekanik merupakan studi

tentang gerakan. Jadi mekanika quantum adalah ilmu yang mempelajari tentang partikel-

partikel sub atom yang bergerak. Namun menurut para ahli bahasa quantum diambil dari

bahasa asing dan pada awalnya di gunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan kimia

dan fisika. Akan tetapi, mengikuti perkembangan bahasa penggunaan kata quantum juga

berhubungan atau berusaha dihubungkan dengan beberapa hal lainnya seperti pengajaran.18

Mengahafal sambil melakukan suatu gerakan akan membantu mengaktifkan memori

otak manusia. Otak manusia memiliki satu kecerdasan yang disebut dengan kecerdasan

gerak (bodily kinestethhyc intelligence).19 Metode gerakan ini dengan memvisualisasikan

gerakan sesuai dengan arti dari hadis yang dihafalkan. Sehingga proses menghafal menjadi

lebih menyenangkan. Fungsi gerakan ini sebagai cantolan agar kalimat hadis yang dihafal

lebih mudah diingat dan lebih lam adaya ingatan siswa dalam menghafalkannya.

Langkah-langkah metode gerakan ini adalah :

1. Guru mencontohkan bacaan hadis dengan membawa kartu potongan hadis,

mencontohkan bacaannya dan memeragakan gerakan sesuai dengan arti dari

hadis tersebut.

2. Siswa mengikuti peragaan guru dan mempraktekkan bersama kelompoknya.

Pada saat siswa memeragakan bersama kelompoknya guru memberikan

bimbingan dan pengawasan.

3. Ikuti gerakan yang diperagakan oleh instruktur dan dilakukan berulangulang. 20

18
Ust. Bobby Herwibowo, Menghafal Al-Qur’an Semudah Tersenyum, (Sukoharjo: CV.Farishma Indonesia, 2014),
hlm.312
19
Agus Nggermanto, Quantum Quotient Kecerdasan Quantum, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2005), Hlm. 55
20
Ust. Bobby Herwibowo, Menghafal Al-Qur’an Semudah Tersenyum, hlm. 322

17
4. Guru meminta laporan siswa dalam bentuk setorana hafalan berpasangan dengan

kelompoknya. Dengan peragaan gerakan

Metode ini, mengajak untuk bagaimana pikiran, hati dan tubuh merasa santai, bisa

sambil tersenyum dan menghilangkan ketegangan. Begitu banyak teknik mengasah

kecerdasan dengan mengembangkan otak kanan ataupun otak kiri. Dalam metode

inipun, diterapkan bagaimana melatih otak kanan, dapat mudah untuk menghafal

tanpa harus banyak berfikir, melatih memori dengan ingatan yang kuat. Memori

sangat dekat dengan kreativitas. Banyak segi fungsi otak manusia yang berkaitan dan

melibatkan kreativitas.21

21
DePorter,Bobbi, Hernacki Mike, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (New
York: Dell Publishing), 2011,hlm. 14-16.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN

Menurut Pengertiannya penelitian tindakan adalah Penelitian untuk

mengujicobakan ide-ide ke dalam praktek dalam rangka memperbaiki/mengubah sesuatu

agar memperoleh dampak nyata dari situasi. (Kemmis, 1983). Ada tiga perinsip dasar yang

menjadi ciri PTK, yaitu: 1) adanya pratisipasi dari peneliti dalam suatu program kegiatan;

2) adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui

penelitian tindakan; dan 3) adanya tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas suatu

program atau kegiatan.22

Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai

berikut:

1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan

penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan

peneliti untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh

sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat

sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.

22
Fauzan Achmad Sofyan, Modul Penelitian Tidakan Kelas KB-1(PPG Dalam Jabatan Tahun Anggaran 2019) ,
hlm.7

19
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan

dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian dapat

mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.

5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-

going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan

memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arikunto,

Suharsimi, 2002:82-83).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam

Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan

yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I

dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari

tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 2
Pelaksanaan

Pengamatan
20
Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan

masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen

penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya

membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari

diterapkannya pengajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari

tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat

rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana masing siklus

dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan

yang diakhiri dengan tes praktik di akhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan

dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

B. SUBJEK dan TEMPAT PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid Jombang Tahun

Pelajaran 2021/2022 pada pokok bahasan Menghafal keutamaan hadis tentang

memberi dari Hakim Ibnu Hizam.

2. Tempat Penelitian

21
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk

memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDIT Ar Ruhul Jadid

Jombang Tahun Pelajaran 2021/2022.

C. TEHNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Observasi

Observasi ini digunakan untuk mengamati perilaku aktifitas guru dan siswa yang terjadi

selama proses pembelajaran..

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa mengenai proses pembelajaran dengan

menggunakan metode gerakan.

3. Angket

Angket dibagikan kepada siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa dalam

pelaksanaan menghafal hadist dengan penerapan metode gerakan.

Sedangkan, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tes

Tes yang digunakan dalam bentuk praktik untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

siswa dalam menghafal hadis dengan menggunakan metode gerakan.

2. LEMBAR ANGKET

Observasi dalam penelitian pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode

gerakan. Keatifan siswa dilihat pada saat proses menghafal hadis dengan instrument

22
D. TEHNIK ANALISA DATA

1. Analisis Data

Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat

menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan

analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara

penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar

sebagai berikut.

1. Merekapitulasi hasil tes praktik

2. Menganalisis angket respon siswa

Angket respon siswa terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan rincian 8 butir pertanyaan

positif (+) ada 2 butir petanyaan negative (-).

Penskoran angket untuk butir positif (+) adalah

4 untuk jawaban selalu

3 untuk jawaban sering

2 untuk jawaban kadang-kadang

1 untuk jawaban tidak pernah

Penskoran angket untuk butir negatif (-) adalah

1 untuk jawaban selalu

2 untuk jawaban sering

3 untuk jawan kadang-kadang

4 untuk jawaban tidak pernah

Data hasil angket dibuat kualifikasi dengan kriteria sebagai berikut :

23
Tabel Kriteria Respon Siswa

Persentase Kriteria

75 % -100% Sangat tinggi

50% -74% Tinggi

25% - 49% Sedang

0% - 24% Rendah

Peneliti menggunakan kriteria tersebut karena dalam angket respon terdapat empat

pilihan jawaban sehingga terdapat empat kriteria respon. Cara menghitung persentase

angket respon menurut Sugiyono(2001:8)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung.

E. INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator keberhasilan aktivitas yang dicapai siswa dalam penelitian ini adalah

meningkatnya semangat siswa dalam proses pembelajaran PAI materi menghafal hadis

dan kemampuan siswa dalam menghafal hadis dengan menggunakan metode gerakan

berdasarkan hasil observasi pada siklus satu ke siklus selanjutnya. Keberhasilan

aktivitas siswa ditandai dengan :

1. Aktivitas siswa telah mencapai ≥ 80%

2. Hasil belajar siswa per-individu dikatakan tuntas jika nilainya ≥ KKM, dan KKM

yang ditentukan adalah 70.

3. Ketuntasan klasikal menggunakan rumus rata-rata, yaitu hasil belajar siswa

dikatakan tuntas apabila siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM ≥ 70%.

24
F. JADWAL PENELITIAN

Jadwal penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini

dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus semester ganjil Tahun

pelajaran 2021/2022

25
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas di kelas VI SDIT AR RUHUL JADID Jombang

dilakukan dengan menggunakan siklus. Tahapan dari siklus tersebut adalah : 1)

perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Siklus I dirancang berdasarkan

refleksi dari pembelajaran awal yang belum mencapai hasil yang diinginkan, hasil

refleksi siklus 1 kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan siklus kedua dan

seterusnya sampai penelitian dikatakan berhasil. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas

dikatakan berhasil apabila : 1) Meningkatnya semangat siswa dalam proses

pembelajaran PAI materi menghafal hadis, 2) ketuntasan klasikal telah mencapai ≥

80%. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus sebagai berikut :

1. Siklus 1

Berdasarkan hasil pembelajaran awal yang menunjukkan bahwa siswa kelas

VI SDIT AR RUHUL JADID Jombang kesulitan menghafal hadis dengan model

mengulang ulang tanpa adanya gerakan. Hal itu berakibat pada rendahnya

kemampuan siswa dalam menghafal hadis saat kegiatan pembelajaran serta hasil

belajar yang didapatkan banyak yang belum tuntas. Setelah dilakukan evaluasi

dengan menyimak hafalan 30% siswa yang mampu menghafal hadis. Dengan

kondisi yang seperti ini peneliti selaku guru PAI ingin melakukan penelitian

tindakan kelas yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja guru dalam

melakukan pembelajaran, sehingga siswa tidak lagi merasa kesulitan dalam

26
menghafal hadis. Berikut adalah tahapan yang ditempuh peneliti dalam melakukan

siklus I :

1.1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I adalah sebagai berikut :

1) Identifikasi masalah

Identifikasi awal yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi segala

bentuk kekurangan guru dalam melakukan pembelajaran, setelah diketahui

kelemahan-kelemahan pada pembelajaran awal, selanjutnya adalah

menyiapkan penyusunan RPP siklus I;

2) Menentukan jadwal penelitian Jadwal penelitian yang digunakan untuk

melakukan siklus I adalah pertemuan pertama pada hari Rabu tanggal 11

Agustus 2021. Sedangkan alokasi waktu yang digunakan untuk 1 kali

pertemuan adalah 2 x 35 menit.

3) Menyusun RPP dan menyiapkan media pembelajaran. Penyusunan RPP

yang akan digunakan kali ini melibatkan media pembelajaran yang

dianggap cocok dengan materi yang ada. Metode yang dipilih adalah

menggunakan pendekatan saintifik dan pembelajaran menghafal hadis

dengan menggunakan gerakan sebagai cantolan .

4) Menyusun lembar kerja peserta didik Selain RPP peneliti juga akan

menyiapkan lembar kerja peserta didik yang digunakan untuk

mengoptimalkan aktifitas siswa dalam pembelajaran.

5) Menyusun lembar observasi Setelah selesainya pembelajaran peneliti

mengukur tingkat keberhasilan siswa, untuk itu peneliti menyiapkan lembar

27
penilaian yang disertai dengan rubrik penilaiannya. Sedangkan untuk

mengetahui perkembangan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran,

maka peneliti juga menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa.

1.2. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti menerapkan tindakan yang mengacu

pada skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa dengan langkah-langkah

yang tersusun pada RPP.

1) Kegiatan Awal

 Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti

pembelajaran secara daring.

- Berdo’a (religius)

- Menanyakan kabar (komunikatif, peduli)

- Absensi keaktifan dan kehadiran siswa (Peduli, disiplin )

 Siswa menyimak kegiatan apersepsi (partisipatif, komunikatif)

 Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

(Partisipatif, rasa ingin tahu)

 Membentuk kelompok belajar (diskusi) siswa

2) Kegiatan Inti

 Peserta didik mengamati video tentang hadist keutamaan memberi yang

ditampilkan oleh guru (Mengamati)

 Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang video

tersebut (Communication)

28
 Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang

video pembelajaran ( Menanya )

 Guru melafalkan hadis tentang keutamaan memberi dan artinya dengan

benar dengan menggunakan kartu potongan hadis (Mengumpulkan

Informasi)

 Peserta didik bersama kelompoknya menyusun kartu puzzle hadis

tentang keutamaan memberi (Mengumpulkan Informasi)

 Peserta didik bersama kelompoknya saling mewawancarai untuk

mencari tahu keutamaan apa yang diperoleh jika kita suka bersedekah

(Mengumpulkan Informasi)

 Bersama kelompoknya, peserta didik saling menyimpulkan isi

kandungan hadis keutamaan memberi (Menalar)

 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi tentang isi kandungan

hadis keutamaan memberi (Mengomunikasikan)

 Peserta didik menyetorkan hafalan hadis keutamaan memberi kepada

guru (Mengomunikasikan)

 Peserta didik diminta untuk mengerjakan LKPD yang telah diberikan

(Critical Thinking)

3) Kegiatan Penutup

 Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada peserta didik serta

menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini bersama peserta

didik .

29
 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi

seluruh aktivitas pembelajaran serta memberikan umpan balik.

 Memberi tindak lanjut dengan memberikan tugas pada siswa untuk

membaca materi di buku lain

 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

 Mengakiri kegiatan dengan doa

 Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup

1.3. Observasi

Observasi dilakukan oleh 1 observer yaitu guru sendiri yang mengamati dan

menilai proses pelaksanaan pembelajaran siklus I, hal yang diamati dan dinilai

oleh observer adalah observasi atau pengamatan keaktifan siswa selama proses

pembelajaran pada lembar observasi keaktifan siswa. Berikut adalah hasil

observasi pada siklus I :

1) Data observasi keaktifan siswa pada saat melakukan pembelajaran

menghafal hadis keutamaan memberi dengan menggunakan metode

gerakan.

30
Tabel 4.1
Data observasi keaktifan siswa siklus I
Aspek yang Nilai
No Indikator
diamati 4 3 2 1
1 Memperhatikan 4
1. Siswa fokus memperhatikan
penjelasan guru gerakan yang dicontohkan
guru dan tidak bergurau
dengan teman
2. Siswa mengikuti semua 2
gerakan yang sudah
dicontohkan guru sebagai
cantolan dalam menghafal
hadis
3. Siswa mempraktikkan gerakan 2
sambal menghafal hadis

2 Keaktifan siswa 1. Siswa berpasangan dengan 3


teman sebangku dan
dalam mengikuti
mempraktikkan gerakan dan
pelajaran hafalan hadis
2. Secara bergantian siswa 3
menghafalkan hadis di depan
kelas

Tingkat keberhasilan aktifitas siswa dianalisis dengan menggunakan rumus


𝑓 14 14
𝑃= 𝑥100% 𝑃= 𝑥100% 70% = 20 𝑥100%
𝑁 20
P = prosentase pengumpulan aktifitas siswa
f = jumlah frekuensi untuk setiap aktifitas mengajar
N = jumlah skor maksimal
Kriteria nilai :
85 % - 100 % = baik sekali
75 % - 84 % = baik
60 % - 74 % = cukup
45 % - 56 % = kurang
0 % - 44 % = kurang sekali

31
Berdasarkan hasil pengamatan dari observer diatas yakni keaktifan siswa

masih mencapai angka 70% maka aktivitas siswa pada pembelajaran

menghafal hadis di kelas VI SDIT AR RUHUL JADID Jombang

dikatakan berkriteria cukup dan belum tuntas atau belum berhasil

mencapai target yang ditetapkan pada indikator ketercapaian yakni ≥ 80%

2) Data hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran tema Keutamaan

Hadis Memberi semester 1 di kelas VI SDIT AR RUHUL JADID Jombang

dengan menggunakan pendekatan saintifik pada siklus I.

Tabel 4. 2

Lembar Tes Hafalan hadis tentang keutamaan memberi siklus I


Aspek yang dinilai Nilai ≥
Nilai
No Nama PD (KKM
ketepatan kelancar Fashohah Skor Siklus 1 =70)
AHMAD RENOV
1. ATS-TSACOVI 3 2 2 6 50 REMIDI

AISYAH FAUZIAH
2. FAWAZAH 4 4 3 11 92 TUNTAS

AKBAR FAIRUZ
3. ADITIYA 3 3 2 8 67 REMIDI

ALAN HIBATULLAH
4. MA'ARIF 3 3 3 9 75 TUNTAS

5. AZKA NUR HIDAYAT 4 4 3 11 92 TUNTAS


CHEVIKA LUNETTA
6. PUTRI SETIYAWAN 3 3 3 9 75 TUNTAS

FERLYTA ZUFILIA
7. ARISTIANA 4 3 3 10 83 TUNTAS

GALANG AFDHAL
8. ABDILLAH 4 3 3 10 83 TUNTAS

ILLONA CHRYSEIS
9. BINTANG REZHANI 3 3 3 9 75 TUNTAS

LUTFIANA ZULFA
10. SOESANTO 3 3 2 8 67 REMIDI

M. FADHIL AL
11. HAKIM 3 3 2 8 67 REMIDI

32
M. IZZUDDIN EL-
12. HAQ 2 3 3 8 67 REMIDI

MAULANA FU'AD
13. AZHAR 3 3 3 9 75 TUNTAS

MUHAMMAD
14. FAKHRI 3 3 2 8 67 REMIDI

MUHAMMAD
15. NAFARUL ADILA 3 2 2 7 58 REMIDI
AMROE

MUHAMMAD
16. SALMAN AL-FARISI 4 4 3 11 92 TUNTAS

MUNA FATHI
17. HAMIDAH 4 4 4 12 100 TUNTAS

MUTYA SANNY
18. SUBAGYO 3 3 2 8 67 REMIDI

NADA NASYWA
19. SYAHNON ZAIN 3 3 2 8 67 REMIDI

NADIA FIKRI
20. ZAHARA 3 2 2 7 58 REMIDI

RACHEL AULYA
21. MECCA 3 3 2 8 67 REMIDI

RICH BRAINARTA
22. JAGUAR W. 3 3 3 9 75 TUNTAS

RIZKY SAFITRI AULIA


23. DIEVA 3 3 3 9 75 TUNTAS

ABDUR ROZAQ
24. KAMAL 4 4 4 12 100 TUNTAS

ZAIDAN MIFTAKHUL
25. ABROR 3 3 2 8 67 REMIDI

AISYAH AZ ZAHRA
26. SALSABILA 3 3 3 9 75 TUNTAS

ARAWINDA TIAN
27. RAHMANINGRUM 3 3 2 8 67 REMIDI

GHAILAN AUFA
28 RAFIF 3 3 3 9 75 TUNTAS

REMIDI
JUMLAH (13)
TUNTAS
(15)
PRESENTASE
KEBERHASILAN 53,57 %

33
Diagram 4.1

Lembar Tes Hafalan hadis tentang keutamaan memberi siklus I

KETUNTASAN BELAJAR
60

50

40

30
54
46
20

10

TUNTAS REMIDI

Hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran 1 dengan

menggunakan pendekatan saintifik dihitung dengan menggunakan rumus :

Siswa Yang Tuntas KKM 15 15


𝐾𝐾 = 𝑥100% 𝐾𝐾 = 𝑥100% 53,57 % = 𝑥100%
Jumlah Siswa Jumlah 28 28

Kriteria nilai :
85 % - 100 % = baik sekali
75 % - 84 % = baik
60 % - 74 % = cukup
45 % - 56 % = kurang
0 % - 44 % = kurang sekali

Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa pada lembar penilaian didapatkan

ketuntasan klasikal siswa adalah 53,15% maka kreteria ketuntasan klasikal

pada pembelajaran belum tuntas atau belum berhasil mencapai target yang

ditetapkan pada indikator ketercapaian yakni ≥ 70%

1.4.Refleksi

34
Tahap refleksi dilakukan setelah tahap pelaksanaan dan observasi, pada tahap
ini peneliti selaku guru PAI dan selaku observer mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran siklus I. Dari kegiatan evaluasi diperoleh hasil keaktifan siswa
sebanyak 70 %, tentu saja untuk keaktifan siswa belum bisa dikatakan berhasil
karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
keaktifan siswa harus mencapai ≥ 80%. Setelah mengevaluasi lembar observasi
keaktifan siswa, peneliti melanjutkan melakukan evaluasi hasil belajar siswa
pada lembar penilaian. Hasil belajar siswa dengan KKM 70 didapatkan
ketuntasan klasikal sebanyak 53,57 %, tentu saja masih kurang dari target yang
diharapkan yaitu ≥ 70%.

Diagram 4.2
Data keaktifan siswa, dan hasil belajar siklus I

Siklus 1

70

60

50

40

30

20

10

0
Aktivitas siswa Hasil Belajar

35
2. Pembahasan Siklus I

Setelah diketahui hasil pembelajaran pada siklus I yang belum mencapai

target yang diharapkan, selanjutnya peneliti mengidentifikasi kekurangan-

kekurangan pada kegiatan pembelajaran pada siklus I.

Kekurangan guru yang terdapat pada pembelajaran 1 dengan menggunakan

metode gerakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

a. Guru kurang maksimal dalam melakukan persiapan pembelajaran

b. Guru kurang maksimal dalam memberikan stimulus untuk membuat

siswa aktif ikut dalam pembelajaran

c. Guru kurang maksimal dalam memberikan umpan balik kepada siswa

d. Guru kurang maksimal dalam memberikan kesempatan siswa untuk

membuat kesimpulan terhadap proses pembelajaran.

Kekurangan aktifitas belajar siswa yang terdapat pada pembelajaran 1

dengan menggunakan media pembelajaran power point interkatif adalah sebagai

berikut :

a. Peserta didik kurang maksimal dalam mempersiapkan pembelajaran

b. Kurang beraninya peserta didik dalam mengkomunikasikan materi

pembelajaran

c. Kemampuan peserta ddik menyimpulkan materi pembelajaran masih

kurang

d. Peserta didik kurang percaya diri menanggapi pertanyaan umpan balik

dari guru, karena kurang terbiasa dan masih takut salah menjawab

36
Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada aktifitas guru, aktifitas siswa,

tingkat keaktifan dan ketuntasan hasil belajar kelas yang telah dipaparkan di atas,

maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan baik dalam perencanaan maupun

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Perbaikan tersebut akan dituangkan pada

siklus II supaya keaktifan siswa dan ketuntasan hasil belajar kelas bisa meningkat

sesuai dengan target yang sudah ditetapkan pada indikator ketercapaian yaitu

keaktifan siswa mencapai ≥ 80% dan ketuntasan hasil belajar mencapai ≥ 70%.

3. Pembahasan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran PAI tema Hadis keutamaan

memberi pada siswa kelas VI SDIT AR RUHUL JADID Jombang siklus I yang

hanya mendapatkan hasil keaktifan siswa 70 % dan ketuntasan klasikal 53,57%.

Maka peneliti selaku guru PAI ingin melakukan perbaikan tindakan siklus I. Hasil

refleksi siklus I tentang kekurangan aktivitas guru dan aktivitas siswa akan menjadi

pertimbangan untuk perbaikan dalam perencanaan tindakan pada siklus II, sehingga

segala bentuk kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak akan terulang, dan hasil

yang diharapkan bisa tercapai yaitu mencapai ≥ 80% pada keaktifan siswa dan

ketuntasan klasikal mencapai ≥ 70%. Berikut adalah tahapan yang akan ditempuh

peneliti dalam melakukan siklus II :

3.1 Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah.

Setelah diketahui kelemahan-kelemahan pada pembelajaran siklus I, maka

selanjutnya adalah menyiapkan RPP siklus II.

37
2) Menentukan jadwal penelitian Jadwal penelitian yang digunakan untuk

melakukan siklus II adalah pertemuan pertama pada hari Rabu tanggal 1

September 2021. Sedangkan alokasi waktu yang digunakan untuk 1 kali

pertemuan adalah 2 x 35 menit.

3) Menyusun RPP dan menyiapkan media pembelajaran Hasil refleksi siklus I

digunakan sebagai dasar penyususnan RPP siklus II. Penyusunan RPP yang

akan digunakan kali ini adalah Pembelajaran PAI dan ditambahkan

beberapa poin yang akan digunakan untuk menutupi kekurangan yang

terjadi pada siklus I baik kekurangan pada aktivitas guru maupun aktivitas

siswa.

4) Menyusun lembar kerja peserta didik ( LKPD ) Selain RPP peneliti juga

akan menyiapkan lembar kerja peserta didik yang digunakan untuk

mengoptimalkan penggunaan pendekatan saintifik. Lembar kerja peseta

didik untuk bertujuan untuk meembuat siswa lebih berperan aktif dalam

proses pembelajaran.

5) Menyusun lembar observasi Setelah selesainya pembelajaran peneliti

mengukur tingkat keaktifan dan keberhasilan belajar siswa, untuk itu

peneliti menyiapkan lembar evaluasi yang disertai dengan rubrik

penelitiannya. Sedangkan untuk mengetahui perkembangan pembelajaran

dalam meningkatkan keaktifan siswa, maka peneliti juga menyiapkan

lembar observasi kegiatan siswa.

38
3.2 Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti menerapkan tindakan yang mengacu

pada skenario pembelajaran dan lembar kerja peserta didik dengan langkah-

langkah yang tersusun pada RPP siklus II.

1) Kegiatan Awal

 Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti

pembelajaran secara daring.

- Berdo’a (religius)

- Menanyakan kabar (komunikatif, peduli)

- Absensi keaktifan dan kehadiran siswa (Peduli, disiplin )

 Siswa menyimak kegiatan apersepsi (partisipatif, komunikatif)

 Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

(Partisipatif, rasa ingin tahu)

 Membentuk kelompok belajar (diskusi) siswa

2) Kegiatan Inti

 Peserta didik mengamati video tentang hadist keutamaan

memberi yang ditampilkan oleh guru (Mengamati)

 Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang

video tersebut (Communication)

 Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya tentang video pembelajaran ( Menanya )

39
 Guru melafalkan hadis tentang keutamaan memberi dan

artinya dengan benar dengan menggunakan kartu potongan

hadis (Mengumpulkan Informasi)

 Peserta didik bersama kelompoknya menyusun kartu puzzle

hadis tentang keutamaan memberi (Mengumpulkan Informasi)

 Peserta didik bersama kelompoknya saling mewawancarai

untuk mencari tahu keutamaan apa yang diperoleh jika kita

suka bersedekah (Mengumpulkan Informasi)

 Bersama kelompoknya, peserta didik saling menyimpulkan isi

kandungan hadis keutamaan memberi (Menalar)

 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi tentang isi

kandungan hadis keutamaan memberi (Mengomunikasikan)

 Peserta didik menyetorkan hafalan hadis keutamaan memberi

kepada guru (Mengomunikasikan)

 Peserta didik diminta untuk mengerjakan LKPD yang telah

diberikan (Critical Thinking)

3) Kegiatan Penutup

 Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada peserta

didik serta menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini

bersama peserta didik .

 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk

mengevaluasi seluruh aktivitas pembelajaran serta memberikan

umpan balik.

40
 Memberi tindak lanjut dengan memberikan tugas pada siswa

untuk membaca materi di buku lain

 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya.

 Mengakiri kegiatan dengan doa

 Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup

3.3 Observasi

Observasi yang dilakukan pada siklus II masih tetap dilakukan oleh 1 observer

yaitu guru sendiri yang mengamati dan menilai proses pelaksanaan

pembelajaran siklus II, hal yang diamati dan dinilai oleh observer adalah

observasi atau pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada

lembar observasi keaktifan siswa. Berikut adalah hasil observasi pada siklus II:

1) Data observasi keaktifan siswa pada saat melakukan pembelajaran PAI

dengan metoge gerakan siklus II.

Tabel 4.3
Data observasi keaktifan siswa siklus I
Aspek yang Nilai
No Indikator
diamati 4 3 2 1
1 Memperhatikan 4
1. Siswa fokus memperhatikan
penjelasan guru gerakan yang dicontohkan
guru dan tidak bergurau
dengan teman
2. Siswa mengikuti semua 3
gerakan yang sudah
dicontohkan guru sebagai
cantolan dalam menghafal
hadis

41
3. Siswa mempraktikkan gerakan 3
sambal menghafal hadis

2 Keaktifan siswa 1. Siswa berpasangan dengan 4


teman sebangku dan
dalam mengikuti
mempraktikkan gerakan dan
pelajaran hafalan hadis
2. Secara bergantian siswa 3
menghafalkan hadis di depan
kelas

Tingkat keberhasilan aktifitas siswa dianalisis dengan menggunakan rumus


𝑓 17 17
𝑃= 𝑥100% 𝑃= 𝑥100% 85% = 20 𝑥100%
𝑁 20

P = prosentase pengumpulan aktifitas siswa

f = jumlah frekuensi untuk setiap aktifitas mengajar

N = jumlah skor maksimal

Kriteria nilai :

85 % - 100 % = baik sekali

75 % - 84 % = baik

60 % - 74 % = cukup

45 % - 56 % = kurang

0 % - 44 % = kurang sekali

Berdasarkan hasil pengamatan dari observer diatas yakni keaktifan siswa telah

mencapai angka 85% maka keaktifan siswa pada pembelajaran PAI semester 1 di kelas

VI SDIT AR RUHUL JADID Jombang dikatakan berkriteria baik sekali, karena hasil

42
keaktifan siswa berhasil mencapai target yang ditetapkan pada indikator ketercapaian

yakni ≥ 80% maka keaktifan siswa dikatakan berhasil.

Diagram 4.3
Data hasil peningkatan keaktifan siswa

DATA KEAKTIFAN SISWA


90

80

70

60

50
85
40
70
30

20

10

0
Siklus 1 Siklus 2

2) Data hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran PAI semester 1 di

kelas VI SDIT AR RUHUL JADID Jombang dengan menggunakan metoge

gerak pada siklus II

43
Diagram 4.3
Data hasil belajar siswa siklus II
Lembar Tes Hafalan hadis tentang keutamaan memberi siklus I
Aspek yang dinilai Nilai ≥
Nilai
No Nama PD (KKM
ketepatan kelancar Fashohah Skor Siklus 1 =70)
AHMAD RENOV
1. ATS-TSACOVI 3 3 2 8 67 REMIDI

AISYAH FAUZIAH
2. FAWAZAH 4 4 3 11 92 TUNTAS

AKBAR FAIRUZ
3. ADITIYA 4 3 3 10 83 TUNTAS

ALAN HIBATULLAH
4. MA'ARIF 4 3 3 10 83 TUNTAS

5. AZKA NUR HIDAYAT 4 4 3 11 92 TUNTAS


CHEVIKA LUNETTA
6. PUTRI SETIYAWAN 4 3 3 10 83 TUNTAS

FERLYTA ZUFILIA
7. ARISTIANA 4 3 3 10 83 TUNTAS

GALANG AFDHAL
8. ABDILLAH 4 3 3 10 83 TUNTAS

ILLONA CHRYSEIS
9. BINTANG REZHANI 4 3 3 10 83 TUNTAS

LUTFIANA ZULFA
10. SOESANTO 3 3 3 9 75 TUNTAS

M. FADHIL AL
11. HAKIM 3 3 3 9 75 TUNTAS

M. IZZUDDIN EL-
12. HAQ 3 3 3 9 75 TUNTAS

MAULANA FU'AD
13. AZHAR 4 3 3 10 83 TUNTAS

MUHAMMAD
14. FAKHRI 4 3 3 10 83 TUNTAS

MUHAMMAD
15. NAFARUL ADILA 3 3 3 9 75 TUNTAS
AMROE

MUHAMMAD
16. SALMAN AL-FARISI 4 4 3 11 92 TUNTAS

MUNA FATHI
17. HAMIDAH 4 4 4 12 100 TUNTAS

44
MUTYA SANNY
18. SUBAGYO 3 3 3 9 75 TUNTAS

NADA NASYWA
19. SYAHNON ZAIN 3 3 3 9 75 TUNTAS

NADIA FIKRI
20. ZAHARA 3 3 3 9 75 TUNTAS

RACHEL AULYA
21. MECCA 4 3 3 10 83 TUNTAS

RICH BRAINARTA
22. JAGUAR W. 3 4 3 10 83 TUNTAS

RIZKY SAFITRI AULIA


23. DIEVA 4 3 3 10 83 TUNTAS

ABDUR ROZAQ
24. KAMAL 4 4 4 12 100 TUNTAS

ZAIDAN MIFTAKHUL
25. ABROR 3 3 3 9 75 TUNTAS

AISYAH AZ ZAHRA
26. SALSABILA 3 3 3 9 75 TUNTAS

ARAWINDA TIAN
27. RAHMANINGRUM 3 3 2 8 67 REMIDI

GHAILAN AUFA
28 RAFIF 3 3 3 9 75 TUNTAS

REMIDI
JUMLAH (2)
TUNTAS
(26)
PRESENTASE
KEBERHASILAN 92,85 %

45
Diagram 4.1
Lembar Tes Hafalan hadis tentang keutamaan memberi siklus I

KETUNTASAN BELAJAR
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
TUNTAS REMIDI

Tuntas Remidi

Hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran 2 dengan


menggunakan metode gerakan dihitung dengan menggunakan rumus :

Siswa Yang Tuntas KKM 26 26


𝐾𝐾 = 𝑥100% 𝐾𝐾 = 𝑥100% 92,85 % = 𝑥100%
Jumlah Siswa Jumlah 28 28

Kriteria nilai :

85 % - 100 % = baik sekali

75 % - 84 % = baik

60 % - 74 % = cukup

45 % - 56 % = kurang

0 % - 44 % = kurang sekali

Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa pada lembar penilaian didapatkan

ketuntasan klasikal siswa adalah 92,85 % maka kreteria ketuntasan

klasikal pada pembelajaran dikatakan berkriteria baik sekali dan dikatakan

46
berhasil karena telah mencapai target yang ditetapkan pada indikator

ketercapaian yakni ≥ 70%.

3.4 Refleksi

Tahap refleksi dilakukan setelah tahap pelaksanaan dan observasi pada siklus

II, pada tahap ini peneliti selaku guru PAI dan selaku observer mengevaluasi

pelaksanaan pembelajaran siklus II. Dari kegiatan evaluasi diperoleh hasil

keaktifan siswa sebanyak 85 %, tentu saja untuk keaktifan siswa bisa dikatakan

berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

yaitu tingkat keaktifan mencapai ≥ 80%. Setelah mengevaluasi lembar

observasi keaktifan siswa, peneliti melanjutkan melakukan evaluasi hasil

belajar siswa pada lembar penilaian. Hasil belajar siswa dengan KKM 70

didapatkan ketuntasan klasikal sebanyak 92,85 %, tentu saja sudah sesuai target

yang diharapkan yaitu ≥ 70%. Peningkatan persentase peserta didik yang

memiliki tingkat keaktifan sangat tinggi pada siklus II, menunjukkan bahwa

penggunaan metode gerak dalam menghafal hadis dapat meningkatkan

keaktifan belajar peserta didik. Tindakan yang dilakukan pada siklus II

menggunakan pendekatan saintifik dengan melibatkan peserta didik seutuhnya

untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sesuai sintaks pendekatan saintifik.

Dimana pembelajaran dilaksanakan dengan metode gerakan, dengan demikian

anak akan terbiasa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

47
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode gerakan dapat meningkatkan kemampuan menghafal hadis dan

semangat menghafal hadis pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid Jombang. Hal

tersebut dapat dilihat dari data penelitian yang menunjukkan bahwa sebelum diberi

tindakan keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran. Rata-rata skor keaktifan

peserta didik sebesar 70% dan presentase peserta didik yang telah menghafal hadis

hanya sebesar 53,57%. Pada siklus I dikenai tindakan dengan penggunaan metode

gerakan yang digunakan untuk membantu peserta didik agar semangat dalam kegiatan

pembelajaran sehingga lebih cepat menghafal hadis keutamaan memberi, rata-rata

skor minat belajar peserta didik meningkat menjadi 85% dan persentase peserta didik

yang telah hafal hadis keutamaan memberi sangat tinggi yaitu 92,85%.

Pada siklus II dikenai tindakan dengan penerapan metode gerakan namun guru

pada siklus II ini selain menggunakan video, guru juga mempraktikkan langsung

untuk memberikan contoh yang lebih rinci tentang gerakan apa yang harus dilakukan

peserta didik. Hal ini membuat peserta didik lebih cepat menghafal dan mulai

semangat dalam mengikuti pembelajaran. Gerakan yang dicontohkan guru dalam

membantu siswa untuk lebih cepat menghafal hadis sebagai cantolan peserta didik

agar lebih mudah dalam menghafal hadis.

Pada pembelajaran siklus II minat belajar peserta didik meningkat. Rata-rata

skor angket minat belajar peserta didik menjadi 85 % dan persentase peserta didik

48
yang hafal hadis yaitu sebesar 92,85%. Hal ini membuat guru/peneliti menghentikan

penelitian dikarenakan telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan

semangat belajar peserta didik dan meningkatkan kemampuan menghafal hadis pada

peserta didik kelas VI SDIT AR RUHUL JADID JOMBANG dapat menggunakan

penerapan metode gerakan. Dengan catatan guru memberikan contoh secara langsung

dan gerakan yang dicontohkan sesuai dengan terjemah dari hadis yang dihafalkan.

Selain itu peserta didik juga harus mengikuti dan memperagakan gerakan yang telah

dicontohkan agar mereka terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

B. Saran

Berdasar kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Bagi Guru Hendaknya guru menggunakan metode gerakan saat mengajarkan materi

menghafal hadis agar siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Namun

perlu diperhatikan, guru juga harus memberikan contoh bgerakan yang sesuai

dengan terjemah hadis yang dipelajari saat itu.

2. Bagi Siswa Hendaknya peserta didik selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Selain itu peserta didik diharapkan tidak malu dalam mempraktikkan gerakan agar

bisa lebih cepat dalam menghafal hadis. Karena gerakan yang dipraktikkan tersebut

berfungsi sebagai cantolan agar lebih cepat dalam menghafal.

49
DAFTAR PUSTAKA

Yuslem, Nawir. 2001. Ulumul Hadis. PT Mutiara Sumber Widya.

Asy Syuyuthi,M. Bin Kamal, Khalid. 2006. Kumpulan Hadis yang disepakati 4 Imam (Abu Daud,
Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majjah). Jakarta: Pustaka Azzam.

Tim Prima Pena. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Gita Media Pres

Warson , Ahmad. 1997. Almunawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif.

Asmani ,Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press[Anggota [KAPI]

Thoha ,Chabib, et al. 1999. Metodologi Pelajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ismail ,Syuhudi. 1988. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis. Jakarta: PT Bulan Bintang.

Permenag, No.2 Tahun 2008. Tentang Standar Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah.

Herwibowo, Bobby.2014. Menghafal Al-Qur’an Semudah Tersenyum, Sukoharjo: CV.Farishma


Indonesia.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta :PT Grafindo Perkasa Rajawali
Nggermanto, Agus. 2005. Quantum Quotient Kecerdasan Quantum. Bandung: Penerbit Nuansa.

DePorter,Bobbi, Hernacki Mike. 2011. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. New York: Dell Publishing

Sofyan ,Fauzan, Achmad. 2019. Modul Penelitian Tidakan Kelas KB-1. PPG Dalam Jabatan
Tahun Anggaran.

Solikhah, Maratus. 2020. Metode Menghafal Hadits Menurut Buku Metode Gerakan Dalam
Menghafal Hadits Karya Handayani Dan Hulaifah. Skripsi tidak diterbitkan. Purwokerto:
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto

Prasetyawan, Rony. 2016. Metode Menghafal Al Qur’an Di Pondok Pesantren Al Wafa Palangka
Raya”. Skripsi tidak diterbitkan. Palangkaraya: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Jurusan Tarbiyahprogram Studi Pendidikan Agama Islam.

Kamil ,Ridwan,2015,Mengapa kita menghafal Hadis?(online)

Bayudi. Mengapa kita menghafal. (http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal-tahfidzh-al-


qur%E2%80%99an/05, diakses pada 5 Desember 2017pukul 14.23

50
LAMPIRAN 1.

1. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Sekolah : SDIT AR RUHUL JADID
Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Tema : HADIS TENTANG KEUTAMAAN MEMBERI
Sub Tema : A. Lafal Hadis tentang keutamaan memberi
B. Menerjemahkan hadis tentang keutamaan memberi
C. Kandungan hadis
Kelas/Semester : VI/GANJIL
Alokasi Waktu : 2 X 30

A. Kompetensi Inti
1. KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
2. KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
3.3 Memahami isi kandungan hadis tentang keutamaan memberi menurut riwayat al-
Bukhari Muslim dari Hakim ibnu Hizam
2. KD pada KI keterampilan
4.3 Menghafal hadis tentang keutamaan memberi riwayat Bukhari Muslim dari Hakim
ibnu Hizam
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI pengetahuan
3.3.1 Menjelaskan arti hadis tentang keutamaan memberi menurut riwayat al-Bukhari
Muslim dari Hakim ibnu Hizam
51
3.3.2 Menyebutkan cotoh perilaku yang sesuai isi kandungan hadis tentang keutamaan
memberi menurut riwayat al-Bukhari Muslim dari Hakim ibnu Hizam
2. Indikator KD pada KI keterampilan
4.3.1 Menerapkan perilaku yang sesuai dengan isi kandungan hadis tentang keutamaan
memberi dalam kehidupan sehari-hari
4.3.2 Mendemonstrasikan hadis tentang keutamaan memberi riwayat Bukhari Muslim dari
Hakim ibnu Hizam
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyaksikan tayangan video peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan hadis
tentang keutamaan memberi sesuai dengan riwayat al-Bukhari Muslim dari Hakim Ibnu
Hizam
2. Setelah melakukan tanya jawab peserta didik dapat menyebutkan cotoh perilaku yang
sesuai dengan isi kandungan hadis tentang keutamaan memberi
3. Setelah melakukan diskusi peserta didik dapat menerapkan perilaku yang sesuai dengan
isi kandungan hadis tentang keutamaan memberi dalam kehidupan sehari-hari
4. Setelah melakukan demonstrasi peserta didik dapat Menghafalkan hadis tentang
keutamaan memberi riwayat Bukhari Muslim dari Hakim ibnu Hizam.

E. Materi Pembelajaran

https://drive.google.com/file/d/106xrXlWMM5Is7sMSDEzkd6fvr3_pgJe8/view?usp=sharing

1. Lafal hadis tentang keutamaan memberi

52
َّ ‫ع ْنه أ َ َّن النَّ ِّب‬
‫ي‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬ ِّ ‫ع ْن َح ِّكي ِّْم اب ِّْن ِّحزَ ٍام َر‬ َ
‫ ْاليَدُ ْالعُ ْل َيا َخي ٌْر ِّمنَ ْال َي ِّد‬: ‫سلَّ َم قَا َل‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َ
‫ع ْن‬ َّ ‫س ْفل َوا ْبدَأْ ِّب َم ْن تَعُ ْو ُل َو َخي ُْر ال‬
َ ‫صدَقَ ِّة‬ ُّ ‫ال‬
‫ّللاُ َو َم ْن َي ْست َ ْغ ِّن يُ ْغنِّ ِّه‬ ٰ ُ‫ف يُ ِّعفَّه‬ ْ ‫ظ ْه ِّر ِّغنى َو َم ْن َي ْست َ ْع ِّف‬ َ
‫ّللاُ (متفق عليه‬ ٰ
2. Terjemah hadis tentang keutamaan memberi
“Dari Hakim Ibnu Hizam r.a. berkata, bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabda,
“Tangan di atas ( orang yang memebri) lebih baik daripada tangan di bawah (orang
yang meminta). Dahulukanlah orang-orang yang menjadi tanggunganmu.
Sesungguhnya sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang
memiliki kelelbihan. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan
menjaganya, dan siapa saja yang merasa cukup maka Allah akan mencukupkanya. (
H.R Muttafaqun alaihi)
3. Kandungan Hadis
a. Orang yang suka memberi bantuan disebut pemurah atau dermawan
b. Memberi bantuan kepada orang lain harus ikhlas dan dengan perkataan yang
tidak menyakitkan
c. Orang yang bersedekah tidak akan berkurang hartanya. Sebaliknya Allah swt
akan membalasnya dengan berlipat ganda
d. Memberi sedekah harus mendahulukan orang yang menjadi tanggungannya baru
orang lain

F. Pendekatan, Model dan Metode

53
1. Discovery Learning
2. Tanya jawab
3. Demostrasi
4. Diskusi
G. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
 Peserta didik dalam kondisi siap menerima pelajaran, Guru memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak peserta didik berdo’a
bersama
 Guru menanyakan kabar siswa dengan mengucapkan “ Bagaimana kabarnya pagi
ini” peserta didik menjawab “ Alhamdulillah, luar biasa, semangat belajar,
Allahuakbar”,
 Guru memeriksa kehadiran, kerapian serta kesiapan peserta didik dalam menerima
pembelajaran.
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajak tepuk konsentrasi
 Guru menjelaskan tujuan mempelajari materi serta kompetensi yang akan dicapai
 Guru membentuk kelompok belajar (diskusi) menjadi 2.
b. Kegiatan Inti
 Mengamati (15 menit)
 Peserta didik melihat dan mengamati video yang ditayangkan, Guru menayangkan
video tentang hadist keutamaan memberi
 Peserta didik mencatat hal-hal yang penting dalam video yang diamati tentang
hadis keutumaan memberi dan artinya
 Menanya (10 menit)
 Melalui stimulus guru, peserta didik bertanya tentang hal-hal yang belum difahami
tentang kandungan isi hadis keutamaan memberi
 Peserta didik tanya jawab dengan guru tentang hadis keutamaan memberi
Misalkan : Siapakan yang dimaksud tangan diatas?Siapakan yang dimaksud tangan
dibawah?Siapakan yang kita dahulukan ketika memberi sedekah?
 Mengumpulkan Informasi (60 menit)

54
 Guru melafalkan hadis tentang keutamaan memberi dan artinya dengan benar
dengan menggunakan kartu potongan hadis
 Peserta didik bersama kelompoknya menyusun kartu puzzle hadis tentang
keutamaan memberi
 Peserta didik bersama kelompoknya saling mewawancarai untuk mencari tahu
keutamaan apa yang diperoleh jika kita suka bersedekah
 Peserta didik menyelesaikan LKPD yang dibagikan oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana pemahamannya terhadap materi
 Menalar (10 menit)
 Bersama kelompoknya, peserta didik saling menyimpulkan isi kandungan hadis
keutamaan memberi
 Mengomunikasikan (20 menit)
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi tentang isi kandungan hadis
keutamaan memberi
 Peserta didik menyetorkan hafalan hadis keutamaan memberi kepada guru
c. Penutup (10 menit)
 Dengan bimbingan guru, peserta didik menulis kesimpulan isi kandungan hadis
tentang keutamaan memberi
 Guru memberikan refleksi/penilaian dan penguatan tentang pembelajaran
 Guru mengajak berdoa dan diakhiri dengan salam
H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan
1. Instrumen dan Teknik Penilaian
KD TEKNIK PENILAIAN INSTRUMEN
3.3 Memahami isi 1. Tes Tulis 1. Soal tes tertulis ( bentuk uraian)
kandungan hadis tentang
2. Penugasan 2. Lembar wawacancara
keutamaan memberi menurut
riwayat al-Bukhari Muslim
dari Hakim Ibnu Hizam
4.3 Menghafal hadis tentang 1. Tes praktik/ unjuk 1. Lembar observasi unjuk kerja
keutamaan memberi riwayat
kerja
Bukhari Muslim dari Hakim
Ibnu Hizam

55
Analisa Hasil Penilaian
JURNAL GURU MATA PELAJARAN
( Penilaian Sikap )

Nama Satuan Pendidikan : SDIT AR RUHUL JADID


Kelas/Semester : VI/GANJIL
Tahun pelajaran : 2021/2022
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti
No Waktu Nama Kejadian/Perilak Butir Sikap Positif/Negatif Tindak
u Lanjut
1 2 3 4 5 6 7
15 /7/2021 Fida Aktif saat melakukan Percaya diri + Diberi apresiasi
diskusi kelompok berupa pujian
1

Kamal Belum menyelesaikan Tanggun - Diberi peringatan


tugas yang diberikan gJawab dan diminta untuk
2 sampai batas akhir bertanggung
waktu yang diberikan jawab dengan
menyellesaikan
tugas saat pulang
sekolah.

56
MODEL KISI-KISI TES TERTULIS BENTUK URAIAN

Nama Satuan pendidikan : SDIT AR RUHUL JADID


Kelas/Semester : VI/1
Tahun pelajaran : 2021/2022
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti

Kompetensi Level Bentu


No Materi Indikator Soal Nomor
Dasar Kogniti Soal kSoal
f
3.3 Memahami isi Hadis Disajikan deskrpsi keutamaan
kandungan hadis tentang memberi.
tentang keutamaan keutamaan Peserta didik dapat
memberi menurut memberi menyebutkan hikmah dari isi
keutamaan memberi
riwayat al-Bukhari
1 C4 1 Uraian
Muslim dari Hakim
Ibnu Hizam

Disajikan hadist keutamaan


memberi yang bergaris
bawah, peserta didik dapat
menyimpulkan isi kandungan
penggalan hadist tersebut.
C5 2 Uraian

Disajikan hadis tentang


keutamaan memberi,
peserta didik dapat
menganalisis larangan sikap
suka meminta-
C4 3 Uraian
minta

57
4.3 Menghafal hadis Hadis Disajikan ilustrasi tentang C4 4 Uraian
tentang keutamaan tentang contoh perilaku sikap
2 memberi keutamaan dermawan sahabat Usman
memberi
Disajikan wacana yang C4 5 Uraian
berkaitan dengan perilaku
dermawan peserta didik dapat
menyimpulkan manfaat
perilaku dermawan.

INTRUMEN PENILAIAN :
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Harta benda yang kita miliki pada dasarnya milik Allah swt. Harta harus disyukuri adanya
dengan cara memberikan sebagian kepada orang yang berhak. Orang yang pemurah tidak
saja dicintai manusia, tetapi juga dicintai Allah swt, ia akan mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Nabi Muhammad saw pernah bersabda : bahwa orang yang pemurah
hati akan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga , dan jauh dari
neraka.
Dari deskripsi diatas sebutkan keutamaan memberi!
2. Perhatikan potongan hadis berikut!

Arti dari kalimat yang bergaris bawah adalah dahulukan dari orang yang menjadi
tanggunganmu.
Apa maksud dengan orang yang menjadi tanggungan dalam hadis diatas?
3. Perhatikan potongan hadist berikut!

58
Hadis tersebut menyebutkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Maksud tangan adalah orang yang memberi atau bersedekah, sedangkan tangan dibawah
adalah orang yang meminta minta. Jadi hadis tersebut mengajarkan bahwa memberi lebih
baik daripada meminta-minta. Memberi atau bersedekah sangat dianjurkan dalam Islam.
Senang memberi bantuan adalah akhlak terpuji. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk
menjadi orang yang pemurah bukan orang yang kikir.
Mengapa Islam melarang kita memiliki sikap kikir?
4. Perhatikan ilustrasi berikut!
Senang memberi hanya dimiliki oleh orang yang mempunyai sifat pemurah. Nabi
Muhammad saw adalah orang yang paling pemurah diantara orang-orang yang pemurah.
Sifat pemurah juga dimiliki para sahabat Nabi Muhammad saw. Misalnya Usman Bin
Affan . Ketika Nabi Muhammad saw mendapatkan berita bahwa kerajaan Romawi Timur
akan menyerang Madinah beliau mengumpulkan orang-orang guna mencari dana untuk
menghadapi serangan tersebut.. Usman Bin Affan yang terkenal kaya raya dan dermawan
segera menyerahkan 1000 ekor unta, 50 ekor kuda, dan 1000 mata uang emas.
Dukungan Utsman dalam hadis di atas menunjukkan beberapa nilai. Pertama,
komitmen perjuangan yang lahir karena keimanan dan kepatuhan yang tinggi kepada Allah
dan Rasul. Kedua, Utsman dapat memberikan benda (harta) paling berharga yang
dimilikinya. Ketiga, harta dan kekayaan bukanlah sesuatu yang buruk pada dirinya sendiri.
Seperti disebutkan dalam Alquran, harta justru merupakan kebaikan. Harta yang baik
(halal) di tangan orang yang baik (saleh), seperti Utsman bin Affan, akan membawa
kebaikan dan kemaslahatan yang besar bagi kemajuan agama dan kemanusiaan.
Dari ilustrasi di atas, Sebutkan 2 cara agar kita bisa menjadi orang yang dermawan
sebagaimana Ustman Bin Affan yang dengan ikhlas menyerahkan sebagian hartanya untuk
kepentingan Agama!
5. Perhatikan wacana berikut!
Kahdijah, Istri Nabi Muhammad saw adalah seorang saudagar kaya yang dermawan.
Beliau pun rela memberikan semua hartanya untuk perjuangan Nabi Muhammad saw

59
dalam menegakkan Islam saat itu. Orang yang pemurah selalu memberikan bantuan kepada
orang lain tanpa diminta. Hatinya bersih dari tamak dan serakah dan selalu ikhlas.. dalam
memberi perkataannya menyenangkan, tidak dengan kata-kata yang menyakitkan. Mereka
yakin dengan pemberiannya itu tidak akan mengurangi harta yang dimilikinya, namun
Allah akan melipatgandakan hartanya. Bahkan Allah swt akan membalasnya dengan
pahala yang berlipat.
Dari wacana di atas , sebutkan 2 manfaat dari sikap dermawan!

60
KUNCI JAWABAN LEMBAR PENILAIAN TES TERTULIS
NO KUNCI JAWABAN PEDOMAN SKOR
1 Keutamaan memberi yaitu 3
1. Dicintai Allah
2. Dicintai manusia
3. Mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat
4. Dekat dengan surge
5. Dijauhkan dari neraka
2 Yang dimaksud dengan orang yang menjadi tanggungan dalam
bersedekah adalah keluarga dan saudara kerabat baru orang lain. 3
3 Islam melarang kita memiliki sikap kikir karena . Islam mengajarkan
kepada umatnya untuk menjadi orang yang pemurah bukan orang yang 3
kikir. Orang yang memberi lebih baik daripada yang meminta-minta.
Memberi atau bersedekah sangat dianjurkan dalam Islam
4 2 cara agar kita bisa menjadi orang yang dermawan :
1. Menyadari bahwa harta adalah amanah dari Allah yang didalamnya 3
ada hak orang lain
2. Tidak kikir
3. Menghindari sikap meminta-minta
4. Suka memberi makan/hadiah pada pengemis, tetangga, dan teman2
5 2 manfaat dari sikap dermawan :
1. Hati kita bersih dari sifat tamak dan serakah
2. Harta yang dimiliki dilipatgandakan oleh Allah swt 3
3. Mendapatkan pahala yang berlipat

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

61
Lembar Penugasan wawancara ke teman satu kelompok

Silahkan lakukan wawancara bersama teman satu kelompok, carilah informasi


tentang :
1. Keuntungan apa yang diperoleh ketika dia bersedekah 2.
2. Cotoh perilaku yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai
dengan isi kandungan hadis tentang keutamaan memberi dalam
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Lembar penilaian Hafalan hadis tentang keutamaan memberi


PENILAIAN KINERJA/PRAKTIK
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : VI /1
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Kompetensi Dasar : 4.3.2. Menghafalkan hadis tentang keutamaan memberi riwayat Bukhari
Muslim dari Hakim ibnu Hizam.
Indikator Soal : Siswa dapat mendemonstrasikan hafalan hadis tentang keutamaan
memberi riwayat Bukhari Muslim dari Hakim ibnu Hizam
KELAS 6
Aspek yang dinilai Nilai Ket.
No Nama PD
ketepatan kelancar Skor
1.

62
2.
3.
4.
5.

KRITERIA SKOR INDIKATOR


Ketepatan ( Ketepatan 3 Pelafalan tepat pada semua bacaan hadis
pelafalan dengan hukum 2 Pelafalan tepat lebih dari setengah bacaan hadis
bacaan ) 1 Pelafalan tepat kurang dari setengah bacaan
hadis

KRITERIA SKOR INDIKATOR


Kelancaran Menghafal 3 Lancar
2 Sebagian lancar
1 Tidak lancar

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘 = 𝑥100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

LEMBAR PENILAIAN DIRI


PENILAIAN SIKAP SISWA

Nama Siswa : ……………………………..


Kelas/Semester : VI/GANJIL
Tahun pelajaran : 2021/2022
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti

Berilah tanda centang (v) pada pernyataan-pernyataan berikut dengan jujur

63
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya bersyukur karena diberi Allah kesempatan belajar
2 Saya yakin bahwa semua rezeki adalah pemberian Allah
3 Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan sesuatu
4 Saya yakin bahwa orang yang bersedekah akan semakin
bertambah rezekinya
5 Saya selalu menyisihkan uang saku untuk bersedekah
6 Saya menghindarkan diri dari perilaku meminta minta
7 Saat berdiskusi saya aktif untuk memberikan pendapat
8 Saya percaya diri untuk mempresentasikan tugas di depan
kelas

Skor 1 jika jawab YA, skor 0 jika jawab TIDAK

skor perolehan
Nilai = ------------------------- x 4
skor maksimal

1. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


 Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah menguasai materi
dan bersikap sesuai tujuan pembelajaran, boleh diminta mengerjakan materi
pengayaan yang sudah disiapkan. Pembelajaran ini, selain pengetahuan tentu lebih
menekankan pada pembentukan sikap, yaitu memiliki sikap pemurah dan merasa
cukup atas pemberian Allah. Apabila hasil pemantauan guru, peserta didik sudah
mencapai tujuan pembelajaran (berdasarkan pengamatan), peserta didik dapat
dijadikan tutor sebaya dalam penanaman nilai-nilai tersebut.
 Remidi
Bagi peserta didik yang belum menguasai materi, guru terlebih dahulu
mengidentifikasi hal-hal yang belum dikuasai. Berdasarkan itu, peserta didik
kembali mempelajarinya dengan bimbingan guru, dan melakukan penilaian
kembali. Pelaksanaan remedi dilakukan pada hari dan waktu tertentu yang
disesuaikan, misalnya 30 menit setelah jam belajar selesai.
Hal-hal yang mungkin terjadi adalah peserta didik sudah menguasai pengetahuan,
akan tetapi pengetahuan yang dikuasai tidak tercermin pada perilakunya.
Harapannya, antara pengetahuan dan perilaku harus selaras. Dalam pendidikan
agama Islam keselarasan ini menjadi tuntutan tercapainya tujuan pendidikan agama

64
Islam. Bila hal ini terjadi, dan tujuan pembelajarannya menghendaki tercapainya
pengetahuan dan sikap, maka yang perlu mendapat remedi adalah yang belum
mencapai tujuan pembelajaran

I. Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


KD Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
3.3 Memahami isi kandungan hadis tentang - LCD projector
keutamaan memberi menurut riwayat al- - Laptop
Bukhari Muslim dari Hakim Ibnu Hizam - Kartu Puzzle hadis
- Buku Siswa PAI Kelas VI
4.3 Menghafal hadis tentang keutamaan - Buku Guru PAI Kelas VI
memberi riwayat Bukhari Muslim dari
Hakim Ibnu Hizam

Mengetahui Jombang, …….Juli 2021


Kepala Sekolah SDIT AR RUHUL JADID Guru PAI

Khoiriati Nikmatu R, S.TP Nurul Alfiana, S.Pd.I

65

Anda mungkin juga menyukai