Oleh :
TAHUN 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan laporan
penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN METODE GERAKAN
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL HADIS PADA
SISWA KELAS VI SDIT AR RUHUL JADID JOMBANG”. Laporan penelitian
tindakan kelas ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dari semua pihak.
Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan laporan ini. Terutama ucapan terima kasih
kepada :
6. Teman – teman rekan kelompok dalam PPG DALJAB Angkatan 1 Tahun 2021
LPTK IAIN KEDIRI
Lapoaran penelitian tindakan kelas yang dibuat masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi menyempurnakannya. Penulis berharap laporan penelitian
tindakan kelas ini kelak dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya bagi
para guru.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
2. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
3. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
5. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 6
6. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
7. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan ............................................................ 7
8. Definisi Operasional ................................................................................. 7
8. Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................................... 7
iii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Siklus 1 ..................................................................................................... 24
2. Siklus 2 ..................................................................................................... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ............................................................................................... 48
2. Saran ......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 50
LAMPIRAN .................................................................................................. 51
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui
perantara malaikat Jibril. Al Qur’an berisi petunjuk untuk umat manusia. Setiap manusia
wajib beriman kepada kitab Allah salah satunya adalah Al Qur’an. Beriman kepada kitab
Allah termasuk rukun iman yang ketiga. Sebagai seorang muslim yang mengimani kitab
Al Qur’an maka kita wajib mempelajari dan mengamalkan isinya. Bukti bahwa seorang
beriman kepada kitab Allah yaitu : melaksanakan segala perintah Allah yang tertulis
dalam Al Qur’an, menjauhi segala perbuatan yang dilarangan Allah yang tertulis dalam
Al Qur’an dan menyakini bahwa semua isi Al Qur’an adalah firman Allah swt.
Selain mempelajari Al Qur’an umat muslim juga harus mengetahui tentang hadis.
Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah Al Qur’an. Kedudukan hadis sangat
penting dalam Islam. Pengertian hadis sangat berkaitan dengan perkataan dan perbuatan
Rosulullah saw. Imam Taqiyyuddin ibn Taimiyah mengemukakan definisi hadis adalah:
ِّ سلَّ ْم بَ ْعدَ النُّبُ َّوةِّ ِّم ْن قَ ْو ِّل ِّه َوفِّ ْع ِّل ِّه َو ِّإ ْق َر
ار ِّه ٰ صلَّى
َ ّللاُ َعلَ ْي ِّه َو َ ُث ِّب ِّه َع ْنه
َ َما ُح ِّد
Seluruh yang diriwayatkan dari Rosul saw sesudah kenabian beliau yang terdiri
Dengan definisi di atas dapat dinyatakan bahwa hadis adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Rosul saw sesudah beliau diangkat menjadi Nabi, baik dalam bentuk
perkataan, perbuatan dan taqrir. Sebagai sumber hukum Islam yang kedua, hadist
1
DR Nawir Yuslem,MA, Ulumul Hadis, (PT Mutiara Sumber Widya,2001), hlm.36
1
berperan dalam menegaskan hukum dalam Al Qur’an, sebagai penjelas isi Al Qur’an, dan
menetapkan hukum yang tidak dijelaskan dalam Al Qur’an. Salah satu cara untuk
menjaga hadis adalah dengan menghafalnya. Dari Ibnu ‘Abbas berkata : Rosulullah saw
bersabda
karena kecintaan kepada Allah, dan cintailah keluargaku karena kecintaan kepadaku”
Hadis di atas menjelaskan bahwa umat Islam dianjurkan untuk mencintai Nabi
Muhammad saw dan keluarganya. Tidak hanya mengikuti jejaknya namun juga
Dengan demikian untuk menanamkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad saw peserta
didik harus dikenalkan dengan hadis. Tidak sekedar dikenalkan saja namun juga
Menghafal hadis bagi siswa usia SD mungkin masih agak sulit karena belum
terbiasa dibaca setiap hari. Menghafalkan hadis merupakan perbuatan yang mulia dan
2
M. Bin Kamal Khalid Asy Syuyuthi, Kumpulan Hadis yang disepakati 4 Imam (Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, dan
Ibnu Majjah), ( Jakarta: Pustaka Azzam,2006), hlm.312
2
س ِّم َع
َ ام َرأ ٰ سلَّ ْم قَا َل نَض ََّر
ْ ُّللا ٰ صلَّى
َ ّللاُ َعلَ ْي ِّه َو ُ َع ْن أَن َِّس َما ِّل ِّك َع ْن َر
ٰ س ْو ُل
َ ِّّللا
)ظهُ َحتَّى يُ َب ِّلغَهُ َغي َْرهُ (رواه احمد و الداريم َ ِّم َّنا َح ِّديْثا َف َح ِّف
dari kami hadis lalu dia menghafalkanya kemudian menyampaikannya kepada orang lain
dini hadis dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Di SDIT AR RUHUL
JADID materi hadis masuk dalam kurikulum pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pembelajaran hadis dimulai dengan belajar membaca, mengetahui kandungan isi hadis
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengajarkan hadis ini juga berfungsi
untuk membentuk karakter siswa agar seantiasa meneladani perilaku Nabi Muhammad
saw.
Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VI di SDIT Ar Ruhul jadid masih belum bisa
dikatakan berhasil karena guru hanya memberikan contoh bacaan dengan membaca buku
Dalam kegiatan pembelajaran, banyak siswa yang merasa sulit untuk menghafalkan
hadis. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam menghafalkan hadis karena mereka merasa
bahwa menghafal hadis memerlukan waktu yang lama. Sementara dalam proses
menghafal hadis, guru hanya membacakan dan meminta peserta didik untuk mengikuti
3
Ibid, hlm,241
3
membacakannya. Sehingga menurut peneliti kondisi tersebut kurang efektif dan hasil
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan menghafal hadis memerlukan sebuah
dalam proses pembelajaran terutama dalam membimbing siswa untuk menghafal hadis.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa lebih semangat dalam mengahafal hadis.
Dalam hal ini, penulis menggunakan metode gerakan untuk menguatkan daya ingat dalam
menghafal. Tehnik yang digunkan dalam menggunakan metode gerakan adalah dengan
mengoptimalkan kecerdasan otak kanan dan kiri yaitu menangkap visualisasi dari
gerakan dalam menyampaikan hadis. Dengan menggunakan metode ini akan menjadikan
aktifitas menghafal menjadi lebih menyenangkan dan lebih memperkuat daya ingatan
terhadap materi hadis yang dihafalkan. Penggunaan metode gerakan dalam menghafal
hadis diharapkan memberikan dampak positif pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid.
gerakan dapat meningkatkan semangat siswa dalam menghafal hadis pada pembelajaran
4
B. IDENTIFIKASI MASALAH
keutamaan memberi pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid masih mengalami
kesulitan. Siswa belum semangat, hal ini menyebabkan kemampuan menghafal hadis
siswa rendah. Dalam pembelajaran siswa terlihat bosan dalam menghafal, karena metode
yang digunakan guru dalam mengajar masih kurang kreatif yaitu dengan mengulang-
ulang bacaan hadis. Dalam proses pembelajaran seharusnya guru menggunakan metode
yang tepat agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah
satu metode yang tepat dalam menambah semangat siswa untuk menghafal hadis yaitu
hafalan dengan gerakan tangan agar siswa mampu menghafal dengan cepat dan lebih kuat
hafalannya.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti sampaikan sebelumnya, maka yang
D. TUJUAN PENELITIA
Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :
5
2. Meningkatkan semangat mengahafal hadis pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid
E. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan latar belakang penelitian dan fenomena yang terjadi di lapangan, maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut. “Jika Metode Gerakan diterapkan
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi menghafal hadis keutamaan, maka
semangat dan kemampuan menghafal siswa kelas VI semester ganjil SDIT Ar Ruhul
F. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Bagi Guru
metode pembelajaran menghafal hadis pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid
2. Bagi Siswa
Sebagai pengalaman baru dalam belajar mengahafal hadis agar lebih semangat dan
3. Bagi Peneliti
6
G. RUANG LINGKUP dan KETERBATASAN
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar menghafal hadis keutamaan
memberi dari Hakim Ibnu Hizam pada siswa kelas VI semester ganjil SDIT Ar Ruhul
H. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan
sesuai dengan arti dari hadis. Gerakan disini berfungsi sebagai cantolan dalam
3. Menghafal hadis berarti berusaha mengingat hadis dalam pikiran agar selalu diingat
4. Pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang didalamnya ada interaksi
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
dengan judul yang hampir sama seperti judul penelitian penulis. Berikut merupakan
penelitian terdahulu berupa skripsi terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.
4
Tim Prima Pena,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Gita Media Pres 1989), hlm. 307.
7
1. Skripsi yang ditulis oleh Anggraini Widya Damayanti pada tahun 2020 dengan judul
Kelas VII Mts Negeri 1 Seluma” pada skripsi ini dijelaskan tentang Strategi yang guru
gunakan dalam hafalan Al-Qur‟an Hadist siswa Kelas VII B Di MTs Negeri 1 Seluma
dengan menggunakan Metode Wadah, Metode Kitabah, Metode Jama‟ dan Metode
Talaqqi.
Qur’an Di Pondok Pesantrenal Wafa Palangka Raya”. Tujuan penelitian ini adalah:
menghafal Al Qur‟an. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum
Metode yang dipakai oleh santri adalah metode Tahsin (Memperindah atau
memperbagus bacaan, metode Tahfizh (menghafalkan ayat demi ayat), dan metode
bisa menghafal adalah: (1) Motivasi dari orang tua santri dan para ustadz. (2) Adanya
fasilitas memadai. (3) Semangat dari diri sendiri. (4) Jadwal yang disusun secara
8
Perbedaan penelitian di atas dengan yang dilakukan peneliti sekarang adalah dari
sisi subyek peneliti memfokuskan pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid sedangakan
Anggraini Widya Damayanti pada siswa kelas VII Mts Negeri 1 Seluma, dan Rony
Prasetyawan pada siswa di Pondok Pesantrenal Wafa Palangka Raya. Perbedaan lain dari
sisi metode yang digunakan oleh peneliti dengan menggunakan Metode Gerakan sedakan
Metode Kitabah, Metode Jam’ dan Metode Talaqqi. Dalam peneliatian Rony Prasetyawan
menyimpulkan bahwa Metode yang dipakai oleh santri adalah metode Tahsin
9
BAB 11
KAJIAN PUSTAKA
A. DEVINISI PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu berubah tingkah
memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku pula.
Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang
bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam
kebiasaan, kecakapan, bertambah pengetahuan, berkembang daya pikir, sikap dan lain-
Dalam pembelajaran terdapat proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber
belajar di dalam lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai bantuan yang diberikan guru
kepada siswa agar terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar menjadi lebih baik.
Pembelajaran yang berkualitas tergantung dari motivasi, metode dan media yang
digunakan guru dalam pengajaran. Pembelajaran dengan motivasi yang tinggi dan
ditunjang dengan media dan metode yang mendukung akan membawa keberhasilan dalam
10
target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa
B. DEVINISI MENGHAFAL
1. PENGERTIAN MENGHAFAL
meresapkan kedalam fikiran agar selalu ingat.5 Menurut Zuhairini dan Ghofir
sebagaimana yang dikutip oleh Ridwal Kamil dalam bukunya yang berjudul Mengapa
Kita Menghafal (tahfizh) al-Qur’an, istilah menghafal adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengingat kembali sesuatu yang pernah dibaca secara benar seperti
apa adanya. Metode tersebut banyak digunakan dalam usaha untuk menghafal al-
Dalam bahasa Arab, menghafal menggunakan terminologi al- Hifzh yang artinya
menghafal dengan cermat, orang yang selalu berjaga-jaga, orang yang selalu menekuni
pekerjaannya. Istilah al-Hafizh ini dipergunakan untuk orang yang hafal al-Qur’an tiga
puluh juz tanpa mengetahui isi dan kandungan al-Qur’an. Sebenarnya istilah al-Hafizh
ini adalah predikat bagi sahabat Nabi yang hafal hadits-hadits shahih (bukan predikat
Hifzh diartikan memelihara atau menjaga dan mempunyai banyak idiom yang
lain, seperti si-fulan membaca al-Qur’an dengan kecepatan yang jitu (zhahru al-lisan)
dengan hafalan diluar kepala (zhahru al- qolb). Baik kata-kata zhahru al-lisan maupun
5
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gita Media Press,tt), 307.
6
Ridwan Kamil,2015,Mengapa kita menghafal Hadis?(online) (http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal-
tahfidzh-al-qur%E2%80%99an/05, diakses pada 5 Desember 2017pukul 14.23
7
Ahmad Warson Munawir, Almunawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), 279.
11
zhahru al-qolb merupakan kinayah (metafora) dari hafalan tanpa kitab, karena itu
menghafal disebut juga mencamkan dengan sengaja dan dikehendaki, artinya dengan
sungguh-sungguh, karena ada pula mencamkan yang tidak sengaja dalam memperoleh
suatu pengetahuan. Menurut beliau, hal-hal yang dapat membantu menghafal atau
saja.
harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Menurut pendapat Abdul Rahman
sengaja melalui alat indra dan sifatnya mekanis dengan akal fikiran.
8
Ibid., 279
9
http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal
12
2. MACAM MACAM METODE MENGHAFAL10
khusus menghafal al-Qur’an, karena hal ini kembali kepada selera penghafal
itu sendiri. Namun ada beberapa metode yang lazim dipakai oleh penghafal
al-Qur’an, yaitu :
melihat mushaf. Cara ini biasanya cocok untuk orang yang mempunyai
daya ingat lemah karena tidak memerlukan pemikiran yang berat, tetapi
di atas sebuah kertas. Bagi yang cocok dengan metode ini biasanya ayat-
10
http://www.scribd.com/doc/72540488/Metode-Menghafal-Al-Qur-An
13
3. LANGKAH-LANGKAH MENGHAFAL
Ada empat langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan metode ini,
d. Retensi, yaitu ingatan yang telah dimiliki mengenai apa yang telah
4. MANFAAT MENGHAFAL
c. Siswa yang hafal dapat menangkap dengan cepat pelajaran yang diajarkan, apalagi
kalau hubungannya dengan teori matematika, IPA, al-Qur’an Hadist, Bahasa Inggris
dan sebagainya.
11
http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal
12
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM, ( Jogjakarta: DIVA Press[Anggota [KAPI]2011), 128
14
mengkristalkannya dalam pikiran dan hati, kemudian meningkatkannya secara
f. Dengan model hafalan, pemahaman bisa dibangun dan analisis bisa dikembangkan
Beberapa factor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan siswa menghafal hadis
a. Penggunaan metode menghafal yang kurang menarik dan monoton sehingga siswa
b. Jarang sekali pemakaian hadis dalam kegiatan sehari hari, berbeda dengan Al Qur’an
c. Kurang memahami isi hadis, sehingga siswa merasa sulit dalam menghafalnya.
Indonesia maupun ulama dari luar Indonesia. Diantara mereka itu adalah :14
adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang dilewatkan dengan
b. Fazlur Rahman, yang mengartikan al-Qur’an seperti berikut : “Al Qur’an adalah
13
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips, 130.
14
Chabib Thoha, et al., Metodologi Pelajaran Agama, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 24.
15
c. Imam Fakhrur Razie dan Syekh Mahmud Syaltut, yang menyatakan: “Al Qur’an adalah
lafadz Bahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang dinukilkan
Kata hadis berasal dari bahasa Arab, al-hadis jamaknya al-hadis, al-hidsan, dan al-
hudsan. Dari segi bahasa kata ini memiliki banyak arti, diantaranya : (1) al-jadid (yang
baru), lawan dari al-qadim (yang lama); dan (2) al-khabar (kabar atau berita). Dari segi
istilah, hadis diberi pengertian yang berbeda-beda oleh ulama. Menurut Ibn al- Subkiy,
pengertian hadis yang dalam hal ini disebut juga dengan istilahal-sunnah, adalah segala
sabda dan perbuatan Nabi Muhammad SAW. Ibn al-Subkiy tidak memasukkan taqrir Nabi
sebagai bagian dari rumusan definisi hadis. Alasannya, karena taqrir telah tercakup dalam
Sedangkan mata pelajaran Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada kemampuan membaca
dan menulis al-Qur’an dan hadist dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek
dalam al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek
tersebut dan hadist-hadist tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-
Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk : (1) pengembangan
potensi dan kapasitas belajar peserta didik, dan kesadaran diri; (2) pengembangan
15
Syuhudi Ismail. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis. (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1988) , 24
16
Permenag, No.2 Tahun 2008. Tentang Standar Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar (KD)Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah.
17
Ibid,…
16
D. METODE GERAKAN
Quantum dalam literatur berarti banyaknya sesuatu, secara mekanik merupakan studi
tentang gerakan. Jadi mekanika quantum adalah ilmu yang mempelajari tentang partikel-
partikel sub atom yang bergerak. Namun menurut para ahli bahasa quantum diambil dari
bahasa asing dan pada awalnya di gunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan kimia
dan fisika. Akan tetapi, mengikuti perkembangan bahasa penggunaan kata quantum juga
berhubungan atau berusaha dihubungkan dengan beberapa hal lainnya seperti pengajaran.18
otak manusia. Otak manusia memiliki satu kecerdasan yang disebut dengan kecerdasan
gerakan sesuai dengan arti dari hadis yang dihafalkan. Sehingga proses menghafal menjadi
lebih menyenangkan. Fungsi gerakan ini sebagai cantolan agar kalimat hadis yang dihafal
lebih mudah diingat dan lebih lam adaya ingatan siswa dalam menghafalkannya.
hadis tersebut.
18
Ust. Bobby Herwibowo, Menghafal Al-Qur’an Semudah Tersenyum, (Sukoharjo: CV.Farishma Indonesia, 2014),
hlm.312
19
Agus Nggermanto, Quantum Quotient Kecerdasan Quantum, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2005), Hlm. 55
20
Ust. Bobby Herwibowo, Menghafal Al-Qur’an Semudah Tersenyum, hlm. 322
17
4. Guru meminta laporan siswa dalam bentuk setorana hafalan berpasangan dengan
Metode ini, mengajak untuk bagaimana pikiran, hati dan tubuh merasa santai, bisa
kecerdasan dengan mengembangkan otak kanan ataupun otak kiri. Dalam metode
inipun, diterapkan bagaimana melatih otak kanan, dapat mudah untuk menghafal
tanpa harus banyak berfikir, melatih memori dengan ingatan yang kuat. Memori
sangat dekat dengan kreativitas. Banyak segi fungsi otak manusia yang berkaitan dan
melibatkan kreativitas.21
21
DePorter,Bobbi, Hernacki Mike, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (New
York: Dell Publishing), 2011,hlm. 14-16.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
agar memperoleh dampak nyata dari situasi. (Kemmis, 1983). Ada tiga perinsip dasar yang
menjadi ciri PTK, yaitu: 1) adanya pratisipasi dari peneliti dalam suatu program kegiatan;
2) adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui
penelitian tindakan; dan 3) adanya tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas suatu
berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan
penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat
22
Fauzan Achmad Sofyan, Modul Penelitian Tidakan Kelas KB-1(PPG Dalam Jabatan Tahun Anggaran 2019) ,
hlm.7
19
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan
dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian dapat
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-
memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arikunto,
Suharsimi, 2002:82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam
Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan
yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS 2
Pelaksanaan
Pengamatan
20
Penjelasan alur di atas adalah:
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana masing siklus
dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan
yang diakhiri dengan tes praktik di akhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan
1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid Jombang Tahun
2. Tempat Penelitian
21
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDIT Ar Ruhul Jadid
1. Observasi
Observasi ini digunakan untuk mengamati perilaku aktifitas guru dan siswa yang terjadi
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa mengenai proses pembelajaran dengan
3. Angket
Angket dibagikan kepada siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa dalam
Sedangkan, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tes
Tes yang digunakan dalam bentuk praktik untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
2. LEMBAR ANGKET
gerakan. Keatifan siswa dilihat pada saat proses menghafal hadis dengan instrument
22
D. TEHNIK ANALISA DATA
1. Analisis Data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat
analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara
penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar
sebagai berikut.
Angket respon siswa terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan rincian 8 butir pertanyaan
23
Tabel Kriteria Respon Siswa
Persentase Kriteria
0% - 24% Rendah
Peneliti menggunakan kriteria tersebut karena dalam angket respon terdapat empat
pilihan jawaban sehingga terdapat empat kriteria respon. Cara menghitung persentase
3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
E. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan aktivitas yang dicapai siswa dalam penelitian ini adalah
meningkatnya semangat siswa dalam proses pembelajaran PAI materi menghafal hadis
dan kemampuan siswa dalam menghafal hadis dengan menggunakan metode gerakan
2. Hasil belajar siswa per-individu dikatakan tuntas jika nilainya ≥ KKM, dan KKM
dikatakan tuntas apabila siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM ≥ 70%.
24
F. JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus semester ganjil Tahun
pelajaran 2021/2022
25
BAB IV
A. Pelaksanaan Penelitian
refleksi dari pembelajaran awal yang belum mencapai hasil yang diinginkan, hasil
refleksi siklus 1 kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan siklus kedua dan
1. Siklus 1
mengulang ulang tanpa adanya gerakan. Hal itu berakibat pada rendahnya
kemampuan siswa dalam menghafal hadis saat kegiatan pembelajaran serta hasil
belajar yang didapatkan banyak yang belum tuntas. Setelah dilakukan evaluasi
dengan menyimak hafalan 30% siswa yang mampu menghafal hadis. Dengan
kondisi yang seperti ini peneliti selaku guru PAI ingin melakukan penelitian
tindakan kelas yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja guru dalam
26
menghafal hadis. Berikut adalah tahapan yang ditempuh peneliti dalam melakukan
siklus I :
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah
dianggap cocok dengan materi yang ada. Metode yang dipilih adalah
4) Menyusun lembar kerja peserta didik Selain RPP peneliti juga akan
27
penilaian yang disertai dengan rubrik penilaiannya. Sedangkan untuk
1.2. Tindakan
1) Kegiatan Awal
- Berdo’a (religius)
2) Kegiatan Inti
tersebut (Communication)
28
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang
Informasi)
mencari tahu keutamaan apa yang diperoleh jika kita suka bersedekah
(Mengumpulkan Informasi)
guru (Mengomunikasikan)
(Critical Thinking)
3) Kegiatan Penutup
didik .
29
Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi
berikutnya.
1.3. Observasi
Observasi dilakukan oleh 1 observer yaitu guru sendiri yang mengamati dan
menilai proses pelaksanaan pembelajaran siklus I, hal yang diamati dan dinilai
oleh observer adalah observasi atau pengamatan keaktifan siswa selama proses
gerakan.
30
Tabel 4.1
Data observasi keaktifan siswa siklus I
Aspek yang Nilai
No Indikator
diamati 4 3 2 1
1 Memperhatikan 4
1. Siswa fokus memperhatikan
penjelasan guru gerakan yang dicontohkan
guru dan tidak bergurau
dengan teman
2. Siswa mengikuti semua 2
gerakan yang sudah
dicontohkan guru sebagai
cantolan dalam menghafal
hadis
3. Siswa mempraktikkan gerakan 2
sambal menghafal hadis
31
Berdasarkan hasil pengamatan dari observer diatas yakni keaktifan siswa
Tabel 4. 2
AISYAH FAUZIAH
2. FAWAZAH 4 4 3 11 92 TUNTAS
AKBAR FAIRUZ
3. ADITIYA 3 3 2 8 67 REMIDI
ALAN HIBATULLAH
4. MA'ARIF 3 3 3 9 75 TUNTAS
FERLYTA ZUFILIA
7. ARISTIANA 4 3 3 10 83 TUNTAS
GALANG AFDHAL
8. ABDILLAH 4 3 3 10 83 TUNTAS
ILLONA CHRYSEIS
9. BINTANG REZHANI 3 3 3 9 75 TUNTAS
LUTFIANA ZULFA
10. SOESANTO 3 3 2 8 67 REMIDI
M. FADHIL AL
11. HAKIM 3 3 2 8 67 REMIDI
32
M. IZZUDDIN EL-
12. HAQ 2 3 3 8 67 REMIDI
MAULANA FU'AD
13. AZHAR 3 3 3 9 75 TUNTAS
MUHAMMAD
14. FAKHRI 3 3 2 8 67 REMIDI
MUHAMMAD
15. NAFARUL ADILA 3 2 2 7 58 REMIDI
AMROE
MUHAMMAD
16. SALMAN AL-FARISI 4 4 3 11 92 TUNTAS
MUNA FATHI
17. HAMIDAH 4 4 4 12 100 TUNTAS
MUTYA SANNY
18. SUBAGYO 3 3 2 8 67 REMIDI
NADA NASYWA
19. SYAHNON ZAIN 3 3 2 8 67 REMIDI
NADIA FIKRI
20. ZAHARA 3 2 2 7 58 REMIDI
RACHEL AULYA
21. MECCA 3 3 2 8 67 REMIDI
RICH BRAINARTA
22. JAGUAR W. 3 3 3 9 75 TUNTAS
ABDUR ROZAQ
24. KAMAL 4 4 4 12 100 TUNTAS
ZAIDAN MIFTAKHUL
25. ABROR 3 3 2 8 67 REMIDI
AISYAH AZ ZAHRA
26. SALSABILA 3 3 3 9 75 TUNTAS
ARAWINDA TIAN
27. RAHMANINGRUM 3 3 2 8 67 REMIDI
GHAILAN AUFA
28 RAFIF 3 3 3 9 75 TUNTAS
REMIDI
JUMLAH (13)
TUNTAS
(15)
PRESENTASE
KEBERHASILAN 53,57 %
33
Diagram 4.1
KETUNTASAN BELAJAR
60
50
40
30
54
46
20
10
TUNTAS REMIDI
Kriteria nilai :
85 % - 100 % = baik sekali
75 % - 84 % = baik
60 % - 74 % = cukup
45 % - 56 % = kurang
0 % - 44 % = kurang sekali
pada pembelajaran belum tuntas atau belum berhasil mencapai target yang
1.4.Refleksi
34
Tahap refleksi dilakukan setelah tahap pelaksanaan dan observasi, pada tahap
ini peneliti selaku guru PAI dan selaku observer mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran siklus I. Dari kegiatan evaluasi diperoleh hasil keaktifan siswa
sebanyak 70 %, tentu saja untuk keaktifan siswa belum bisa dikatakan berhasil
karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
keaktifan siswa harus mencapai ≥ 80%. Setelah mengevaluasi lembar observasi
keaktifan siswa, peneliti melanjutkan melakukan evaluasi hasil belajar siswa
pada lembar penilaian. Hasil belajar siswa dengan KKM 70 didapatkan
ketuntasan klasikal sebanyak 53,57 %, tentu saja masih kurang dari target yang
diharapkan yaitu ≥ 70%.
Diagram 4.2
Data keaktifan siswa, dan hasil belajar siklus I
Siklus 1
70
60
50
40
30
20
10
0
Aktivitas siswa Hasil Belajar
35
2. Pembahasan Siklus I
berikut :
pembelajaran
kurang
dari guru, karena kurang terbiasa dan masih takut salah menjawab
36
Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada aktifitas guru, aktifitas siswa,
tingkat keaktifan dan ketuntasan hasil belajar kelas yang telah dipaparkan di atas,
siklus II supaya keaktifan siswa dan ketuntasan hasil belajar kelas bisa meningkat
sesuai dengan target yang sudah ditetapkan pada indikator ketercapaian yaitu
keaktifan siswa mencapai ≥ 80% dan ketuntasan hasil belajar mencapai ≥ 70%.
3. Pembahasan Siklus II
memberi pada siswa kelas VI SDIT AR RUHUL JADID Jombang siklus I yang
Maka peneliti selaku guru PAI ingin melakukan perbaikan tindakan siklus I. Hasil
refleksi siklus I tentang kekurangan aktivitas guru dan aktivitas siswa akan menjadi
pertimbangan untuk perbaikan dalam perencanaan tindakan pada siklus II, sehingga
segala bentuk kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak akan terulang, dan hasil
yang diharapkan bisa tercapai yaitu mencapai ≥ 80% pada keaktifan siswa dan
ketuntasan klasikal mencapai ≥ 70%. Berikut adalah tahapan yang akan ditempuh
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut :
37
2) Menentukan jadwal penelitian Jadwal penelitian yang digunakan untuk
digunakan sebagai dasar penyususnan RPP siklus II. Penyusunan RPP yang
terjadi pada siklus I baik kekurangan pada aktivitas guru maupun aktivitas
siswa.
4) Menyusun lembar kerja peserta didik ( LKPD ) Selain RPP peneliti juga
didik untuk bertujuan untuk meembuat siswa lebih berperan aktif dalam
proses pembelajaran.
38
3.2 Tindakan
pada skenario pembelajaran dan lembar kerja peserta didik dengan langkah-
1) Kegiatan Awal
- Berdo’a (religius)
2) Kegiatan Inti
39
Guru melafalkan hadis tentang keutamaan memberi dan
3) Kegiatan Penutup
umpan balik.
40
Memberi tindak lanjut dengan memberikan tugas pada siswa
pertemuan berikutnya.
3.3 Observasi
Observasi yang dilakukan pada siklus II masih tetap dilakukan oleh 1 observer
pembelajaran siklus II, hal yang diamati dan dinilai oleh observer adalah
lembar observasi keaktifan siswa. Berikut adalah hasil observasi pada siklus II:
Tabel 4.3
Data observasi keaktifan siswa siklus I
Aspek yang Nilai
No Indikator
diamati 4 3 2 1
1 Memperhatikan 4
1. Siswa fokus memperhatikan
penjelasan guru gerakan yang dicontohkan
guru dan tidak bergurau
dengan teman
2. Siswa mengikuti semua 3
gerakan yang sudah
dicontohkan guru sebagai
cantolan dalam menghafal
hadis
41
3. Siswa mempraktikkan gerakan 3
sambal menghafal hadis
Kriteria nilai :
75 % - 84 % = baik
60 % - 74 % = cukup
45 % - 56 % = kurang
0 % - 44 % = kurang sekali
Berdasarkan hasil pengamatan dari observer diatas yakni keaktifan siswa telah
mencapai angka 85% maka keaktifan siswa pada pembelajaran PAI semester 1 di kelas
VI SDIT AR RUHUL JADID Jombang dikatakan berkriteria baik sekali, karena hasil
42
keaktifan siswa berhasil mencapai target yang ditetapkan pada indikator ketercapaian
Diagram 4.3
Data hasil peningkatan keaktifan siswa
80
70
60
50
85
40
70
30
20
10
0
Siklus 1 Siklus 2
43
Diagram 4.3
Data hasil belajar siswa siklus II
Lembar Tes Hafalan hadis tentang keutamaan memberi siklus I
Aspek yang dinilai Nilai ≥
Nilai
No Nama PD (KKM
ketepatan kelancar Fashohah Skor Siklus 1 =70)
AHMAD RENOV
1. ATS-TSACOVI 3 3 2 8 67 REMIDI
AISYAH FAUZIAH
2. FAWAZAH 4 4 3 11 92 TUNTAS
AKBAR FAIRUZ
3. ADITIYA 4 3 3 10 83 TUNTAS
ALAN HIBATULLAH
4. MA'ARIF 4 3 3 10 83 TUNTAS
FERLYTA ZUFILIA
7. ARISTIANA 4 3 3 10 83 TUNTAS
GALANG AFDHAL
8. ABDILLAH 4 3 3 10 83 TUNTAS
ILLONA CHRYSEIS
9. BINTANG REZHANI 4 3 3 10 83 TUNTAS
LUTFIANA ZULFA
10. SOESANTO 3 3 3 9 75 TUNTAS
M. FADHIL AL
11. HAKIM 3 3 3 9 75 TUNTAS
M. IZZUDDIN EL-
12. HAQ 3 3 3 9 75 TUNTAS
MAULANA FU'AD
13. AZHAR 4 3 3 10 83 TUNTAS
MUHAMMAD
14. FAKHRI 4 3 3 10 83 TUNTAS
MUHAMMAD
15. NAFARUL ADILA 3 3 3 9 75 TUNTAS
AMROE
MUHAMMAD
16. SALMAN AL-FARISI 4 4 3 11 92 TUNTAS
MUNA FATHI
17. HAMIDAH 4 4 4 12 100 TUNTAS
44
MUTYA SANNY
18. SUBAGYO 3 3 3 9 75 TUNTAS
NADA NASYWA
19. SYAHNON ZAIN 3 3 3 9 75 TUNTAS
NADIA FIKRI
20. ZAHARA 3 3 3 9 75 TUNTAS
RACHEL AULYA
21. MECCA 4 3 3 10 83 TUNTAS
RICH BRAINARTA
22. JAGUAR W. 3 4 3 10 83 TUNTAS
ABDUR ROZAQ
24. KAMAL 4 4 4 12 100 TUNTAS
ZAIDAN MIFTAKHUL
25. ABROR 3 3 3 9 75 TUNTAS
AISYAH AZ ZAHRA
26. SALSABILA 3 3 3 9 75 TUNTAS
ARAWINDA TIAN
27. RAHMANINGRUM 3 3 2 8 67 REMIDI
GHAILAN AUFA
28 RAFIF 3 3 3 9 75 TUNTAS
REMIDI
JUMLAH (2)
TUNTAS
(26)
PRESENTASE
KEBERHASILAN 92,85 %
45
Diagram 4.1
Lembar Tes Hafalan hadis tentang keutamaan memberi siklus I
KETUNTASAN BELAJAR
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
TUNTAS REMIDI
Tuntas Remidi
Kriteria nilai :
75 % - 84 % = baik
60 % - 74 % = cukup
45 % - 56 % = kurang
0 % - 44 % = kurang sekali
46
berhasil karena telah mencapai target yang ditetapkan pada indikator
3.4 Refleksi
Tahap refleksi dilakukan setelah tahap pelaksanaan dan observasi pada siklus
II, pada tahap ini peneliti selaku guru PAI dan selaku observer mengevaluasi
keaktifan siswa sebanyak 85 %, tentu saja untuk keaktifan siswa bisa dikatakan
belajar siswa pada lembar penilaian. Hasil belajar siswa dengan KKM 70
didapatkan ketuntasan klasikal sebanyak 92,85 %, tentu saja sudah sesuai target
memiliki tingkat keaktifan sangat tinggi pada siklus II, menunjukkan bahwa
47
BAB V
A. Kesimpulan
semangat menghafal hadis pada siswa kelas VI SDIT Ar Ruhul Jadid Jombang. Hal
tersebut dapat dilihat dari data penelitian yang menunjukkan bahwa sebelum diberi
tindakan keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran. Rata-rata skor keaktifan
peserta didik sebesar 70% dan presentase peserta didik yang telah menghafal hadis
hanya sebesar 53,57%. Pada siklus I dikenai tindakan dengan penggunaan metode
gerakan yang digunakan untuk membantu peserta didik agar semangat dalam kegiatan
skor minat belajar peserta didik meningkat menjadi 85% dan persentase peserta didik
yang telah hafal hadis keutamaan memberi sangat tinggi yaitu 92,85%.
Pada siklus II dikenai tindakan dengan penerapan metode gerakan namun guru
pada siklus II ini selain menggunakan video, guru juga mempraktikkan langsung
untuk memberikan contoh yang lebih rinci tentang gerakan apa yang harus dilakukan
peserta didik. Hal ini membuat peserta didik lebih cepat menghafal dan mulai
membantu siswa untuk lebih cepat menghafal hadis sebagai cantolan peserta didik
skor angket minat belajar peserta didik menjadi 85 % dan persentase peserta didik
48
yang hafal hadis yaitu sebesar 92,85%. Hal ini membuat guru/peneliti menghentikan
semangat belajar peserta didik dan meningkatkan kemampuan menghafal hadis pada
penerapan metode gerakan. Dengan catatan guru memberikan contoh secara langsung
dan gerakan yang dicontohkan sesuai dengan terjemah dari hadis yang dihafalkan.
Selain itu peserta didik juga harus mengikuti dan memperagakan gerakan yang telah
B. Saran
berikut :
1. Bagi Guru Hendaknya guru menggunakan metode gerakan saat mengajarkan materi
menghafal hadis agar siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Namun
perlu diperhatikan, guru juga harus memberikan contoh bgerakan yang sesuai
2. Bagi Siswa Hendaknya peserta didik selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu peserta didik diharapkan tidak malu dalam mempraktikkan gerakan agar
bisa lebih cepat dalam menghafal hadis. Karena gerakan yang dipraktikkan tersebut
49
DAFTAR PUSTAKA
Asy Syuyuthi,M. Bin Kamal, Khalid. 2006. Kumpulan Hadis yang disepakati 4 Imam (Abu Daud,
Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majjah). Jakarta: Pustaka Azzam.
Tim Prima Pena. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Gita Media Pres
Warson , Ahmad. 1997. Almunawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif.
Asmani ,Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press[Anggota [KAPI]
Thoha ,Chabib, et al. 1999. Metodologi Pelajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ismail ,Syuhudi. 1988. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Permenag, No.2 Tahun 2008. Tentang Standar Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta :PT Grafindo Perkasa Rajawali
Nggermanto, Agus. 2005. Quantum Quotient Kecerdasan Quantum. Bandung: Penerbit Nuansa.
DePorter,Bobbi, Hernacki Mike. 2011. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. New York: Dell Publishing
Sofyan ,Fauzan, Achmad. 2019. Modul Penelitian Tidakan Kelas KB-1. PPG Dalam Jabatan
Tahun Anggaran.
Solikhah, Maratus. 2020. Metode Menghafal Hadits Menurut Buku Metode Gerakan Dalam
Menghafal Hadits Karya Handayani Dan Hulaifah. Skripsi tidak diterbitkan. Purwokerto:
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
Prasetyawan, Rony. 2016. Metode Menghafal Al Qur’an Di Pondok Pesantren Al Wafa Palangka
Raya”. Skripsi tidak diterbitkan. Palangkaraya: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Jurusan Tarbiyahprogram Studi Pendidikan Agama Islam.
50
LAMPIRAN 1.
1. RPP
A. Kompetensi Inti
1. KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
2. KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
3.3 Memahami isi kandungan hadis tentang keutamaan memberi menurut riwayat al-
Bukhari Muslim dari Hakim ibnu Hizam
2. KD pada KI keterampilan
4.3 Menghafal hadis tentang keutamaan memberi riwayat Bukhari Muslim dari Hakim
ibnu Hizam
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI pengetahuan
3.3.1 Menjelaskan arti hadis tentang keutamaan memberi menurut riwayat al-Bukhari
Muslim dari Hakim ibnu Hizam
51
3.3.2 Menyebutkan cotoh perilaku yang sesuai isi kandungan hadis tentang keutamaan
memberi menurut riwayat al-Bukhari Muslim dari Hakim ibnu Hizam
2. Indikator KD pada KI keterampilan
4.3.1 Menerapkan perilaku yang sesuai dengan isi kandungan hadis tentang keutamaan
memberi dalam kehidupan sehari-hari
4.3.2 Mendemonstrasikan hadis tentang keutamaan memberi riwayat Bukhari Muslim dari
Hakim ibnu Hizam
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyaksikan tayangan video peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan hadis
tentang keutamaan memberi sesuai dengan riwayat al-Bukhari Muslim dari Hakim Ibnu
Hizam
2. Setelah melakukan tanya jawab peserta didik dapat menyebutkan cotoh perilaku yang
sesuai dengan isi kandungan hadis tentang keutamaan memberi
3. Setelah melakukan diskusi peserta didik dapat menerapkan perilaku yang sesuai dengan
isi kandungan hadis tentang keutamaan memberi dalam kehidupan sehari-hari
4. Setelah melakukan demonstrasi peserta didik dapat Menghafalkan hadis tentang
keutamaan memberi riwayat Bukhari Muslim dari Hakim ibnu Hizam.
E. Materi Pembelajaran
https://drive.google.com/file/d/106xrXlWMM5Is7sMSDEzkd6fvr3_pgJe8/view?usp=sharing
52
َّ ع ْنه أ َ َّن النَّ ِّب
ي َ ُي هللا
َ ض ِّ ع ْن َح ِّكي ِّْم اب ِّْن ِّحزَ ٍام َر َ
ْاليَدُ ْالعُ ْل َيا َخي ٌْر ِّمنَ ْال َي ِّد: سلَّ َم قَا َل َ ُصلَّى هللا
َ علَ ْي ِّه َو َ
ع ْن َّ س ْفل َوا ْبدَأْ ِّب َم ْن تَعُ ْو ُل َو َخي ُْر ال
َ صدَقَ ِّة ُّ ال
ّللاُ َو َم ْن َي ْست َ ْغ ِّن يُ ْغنِّ ِّه ٰ ُف يُ ِّعفَّه ْ ظ ْه ِّر ِّغنى َو َم ْن َي ْست َ ْع ِّف َ
ّللاُ (متفق عليه ٰ
2. Terjemah hadis tentang keutamaan memberi
“Dari Hakim Ibnu Hizam r.a. berkata, bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabda,
“Tangan di atas ( orang yang memebri) lebih baik daripada tangan di bawah (orang
yang meminta). Dahulukanlah orang-orang yang menjadi tanggunganmu.
Sesungguhnya sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang
memiliki kelelbihan. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan
menjaganya, dan siapa saja yang merasa cukup maka Allah akan mencukupkanya. (
H.R Muttafaqun alaihi)
3. Kandungan Hadis
a. Orang yang suka memberi bantuan disebut pemurah atau dermawan
b. Memberi bantuan kepada orang lain harus ikhlas dan dengan perkataan yang
tidak menyakitkan
c. Orang yang bersedekah tidak akan berkurang hartanya. Sebaliknya Allah swt
akan membalasnya dengan berlipat ganda
d. Memberi sedekah harus mendahulukan orang yang menjadi tanggungannya baru
orang lain
53
1. Discovery Learning
2. Tanya jawab
3. Demostrasi
4. Diskusi
G. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
Peserta didik dalam kondisi siap menerima pelajaran, Guru memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak peserta didik berdo’a
bersama
Guru menanyakan kabar siswa dengan mengucapkan “ Bagaimana kabarnya pagi
ini” peserta didik menjawab “ Alhamdulillah, luar biasa, semangat belajar,
Allahuakbar”,
Guru memeriksa kehadiran, kerapian serta kesiapan peserta didik dalam menerima
pembelajaran.
Guru melakukan apersepsi dengan mengajak tepuk konsentrasi
Guru menjelaskan tujuan mempelajari materi serta kompetensi yang akan dicapai
Guru membentuk kelompok belajar (diskusi) menjadi 2.
b. Kegiatan Inti
Mengamati (15 menit)
Peserta didik melihat dan mengamati video yang ditayangkan, Guru menayangkan
video tentang hadist keutamaan memberi
Peserta didik mencatat hal-hal yang penting dalam video yang diamati tentang
hadis keutumaan memberi dan artinya
Menanya (10 menit)
Melalui stimulus guru, peserta didik bertanya tentang hal-hal yang belum difahami
tentang kandungan isi hadis keutamaan memberi
Peserta didik tanya jawab dengan guru tentang hadis keutamaan memberi
Misalkan : Siapakan yang dimaksud tangan diatas?Siapakan yang dimaksud tangan
dibawah?Siapakan yang kita dahulukan ketika memberi sedekah?
Mengumpulkan Informasi (60 menit)
54
Guru melafalkan hadis tentang keutamaan memberi dan artinya dengan benar
dengan menggunakan kartu potongan hadis
Peserta didik bersama kelompoknya menyusun kartu puzzle hadis tentang
keutamaan memberi
Peserta didik bersama kelompoknya saling mewawancarai untuk mencari tahu
keutamaan apa yang diperoleh jika kita suka bersedekah
Peserta didik menyelesaikan LKPD yang dibagikan oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana pemahamannya terhadap materi
Menalar (10 menit)
Bersama kelompoknya, peserta didik saling menyimpulkan isi kandungan hadis
keutamaan memberi
Mengomunikasikan (20 menit)
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi tentang isi kandungan hadis
keutamaan memberi
Peserta didik menyetorkan hafalan hadis keutamaan memberi kepada guru
c. Penutup (10 menit)
Dengan bimbingan guru, peserta didik menulis kesimpulan isi kandungan hadis
tentang keutamaan memberi
Guru memberikan refleksi/penilaian dan penguatan tentang pembelajaran
Guru mengajak berdoa dan diakhiri dengan salam
H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan
1. Instrumen dan Teknik Penilaian
KD TEKNIK PENILAIAN INSTRUMEN
3.3 Memahami isi 1. Tes Tulis 1. Soal tes tertulis ( bentuk uraian)
kandungan hadis tentang
2. Penugasan 2. Lembar wawacancara
keutamaan memberi menurut
riwayat al-Bukhari Muslim
dari Hakim Ibnu Hizam
4.3 Menghafal hadis tentang 1. Tes praktik/ unjuk 1. Lembar observasi unjuk kerja
keutamaan memberi riwayat
kerja
Bukhari Muslim dari Hakim
Ibnu Hizam
55
Analisa Hasil Penilaian
JURNAL GURU MATA PELAJARAN
( Penilaian Sikap )
56
MODEL KISI-KISI TES TERTULIS BENTUK URAIAN
57
4.3 Menghafal hadis Hadis Disajikan ilustrasi tentang C4 4 Uraian
tentang keutamaan tentang contoh perilaku sikap
2 memberi keutamaan dermawan sahabat Usman
memberi
Disajikan wacana yang C4 5 Uraian
berkaitan dengan perilaku
dermawan peserta didik dapat
menyimpulkan manfaat
perilaku dermawan.
INTRUMEN PENILAIAN :
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Harta benda yang kita miliki pada dasarnya milik Allah swt. Harta harus disyukuri adanya
dengan cara memberikan sebagian kepada orang yang berhak. Orang yang pemurah tidak
saja dicintai manusia, tetapi juga dicintai Allah swt, ia akan mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Nabi Muhammad saw pernah bersabda : bahwa orang yang pemurah
hati akan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga , dan jauh dari
neraka.
Dari deskripsi diatas sebutkan keutamaan memberi!
2. Perhatikan potongan hadis berikut!
Arti dari kalimat yang bergaris bawah adalah dahulukan dari orang yang menjadi
tanggunganmu.
Apa maksud dengan orang yang menjadi tanggungan dalam hadis diatas?
3. Perhatikan potongan hadist berikut!
58
Hadis tersebut menyebutkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Maksud tangan adalah orang yang memberi atau bersedekah, sedangkan tangan dibawah
adalah orang yang meminta minta. Jadi hadis tersebut mengajarkan bahwa memberi lebih
baik daripada meminta-minta. Memberi atau bersedekah sangat dianjurkan dalam Islam.
Senang memberi bantuan adalah akhlak terpuji. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk
menjadi orang yang pemurah bukan orang yang kikir.
Mengapa Islam melarang kita memiliki sikap kikir?
4. Perhatikan ilustrasi berikut!
Senang memberi hanya dimiliki oleh orang yang mempunyai sifat pemurah. Nabi
Muhammad saw adalah orang yang paling pemurah diantara orang-orang yang pemurah.
Sifat pemurah juga dimiliki para sahabat Nabi Muhammad saw. Misalnya Usman Bin
Affan . Ketika Nabi Muhammad saw mendapatkan berita bahwa kerajaan Romawi Timur
akan menyerang Madinah beliau mengumpulkan orang-orang guna mencari dana untuk
menghadapi serangan tersebut.. Usman Bin Affan yang terkenal kaya raya dan dermawan
segera menyerahkan 1000 ekor unta, 50 ekor kuda, dan 1000 mata uang emas.
Dukungan Utsman dalam hadis di atas menunjukkan beberapa nilai. Pertama,
komitmen perjuangan yang lahir karena keimanan dan kepatuhan yang tinggi kepada Allah
dan Rasul. Kedua, Utsman dapat memberikan benda (harta) paling berharga yang
dimilikinya. Ketiga, harta dan kekayaan bukanlah sesuatu yang buruk pada dirinya sendiri.
Seperti disebutkan dalam Alquran, harta justru merupakan kebaikan. Harta yang baik
(halal) di tangan orang yang baik (saleh), seperti Utsman bin Affan, akan membawa
kebaikan dan kemaslahatan yang besar bagi kemajuan agama dan kemanusiaan.
Dari ilustrasi di atas, Sebutkan 2 cara agar kita bisa menjadi orang yang dermawan
sebagaimana Ustman Bin Affan yang dengan ikhlas menyerahkan sebagian hartanya untuk
kepentingan Agama!
5. Perhatikan wacana berikut!
Kahdijah, Istri Nabi Muhammad saw adalah seorang saudagar kaya yang dermawan.
Beliau pun rela memberikan semua hartanya untuk perjuangan Nabi Muhammad saw
59
dalam menegakkan Islam saat itu. Orang yang pemurah selalu memberikan bantuan kepada
orang lain tanpa diminta. Hatinya bersih dari tamak dan serakah dan selalu ikhlas.. dalam
memberi perkataannya menyenangkan, tidak dengan kata-kata yang menyakitkan. Mereka
yakin dengan pemberiannya itu tidak akan mengurangi harta yang dimilikinya, namun
Allah akan melipatgandakan hartanya. Bahkan Allah swt akan membalasnya dengan
pahala yang berlipat.
Dari wacana di atas , sebutkan 2 manfaat dari sikap dermawan!
60
KUNCI JAWABAN LEMBAR PENILAIAN TES TERTULIS
NO KUNCI JAWABAN PEDOMAN SKOR
1 Keutamaan memberi yaitu 3
1. Dicintai Allah
2. Dicintai manusia
3. Mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat
4. Dekat dengan surge
5. Dijauhkan dari neraka
2 Yang dimaksud dengan orang yang menjadi tanggungan dalam
bersedekah adalah keluarga dan saudara kerabat baru orang lain. 3
3 Islam melarang kita memiliki sikap kikir karena . Islam mengajarkan
kepada umatnya untuk menjadi orang yang pemurah bukan orang yang 3
kikir. Orang yang memberi lebih baik daripada yang meminta-minta.
Memberi atau bersedekah sangat dianjurkan dalam Islam
4 2 cara agar kita bisa menjadi orang yang dermawan :
1. Menyadari bahwa harta adalah amanah dari Allah yang didalamnya 3
ada hak orang lain
2. Tidak kikir
3. Menghindari sikap meminta-minta
4. Suka memberi makan/hadiah pada pengemis, tetangga, dan teman2
5 2 manfaat dari sikap dermawan :
1. Hati kita bersih dari sifat tamak dan serakah
2. Harta yang dimiliki dilipatgandakan oleh Allah swt 3
3. Mendapatkan pahala yang berlipat
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
61
Lembar Penugasan wawancara ke teman satu kelompok
62
2.
3.
4.
5.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘 = 𝑥100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
63
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya bersyukur karena diberi Allah kesempatan belajar
2 Saya yakin bahwa semua rezeki adalah pemberian Allah
3 Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan sesuatu
4 Saya yakin bahwa orang yang bersedekah akan semakin
bertambah rezekinya
5 Saya selalu menyisihkan uang saku untuk bersedekah
6 Saya menghindarkan diri dari perilaku meminta minta
7 Saat berdiskusi saya aktif untuk memberikan pendapat
8 Saya percaya diri untuk mempresentasikan tugas di depan
kelas
skor perolehan
Nilai = ------------------------- x 4
skor maksimal
64
Islam. Bila hal ini terjadi, dan tujuan pembelajarannya menghendaki tercapainya
pengetahuan dan sikap, maka yang perlu mendapat remedi adalah yang belum
mencapai tujuan pembelajaran
65