Anda di halaman 1dari 10

Anggota Kelompok 4

1. Radithya Tyaga G.
2. Raihan Kaila R.
3. Syafriza Giofandi A.
4. Syarifa Nur A.
5. Triana Mega O.
6. Yolanda Heny F.
7. Zuhdi Rais

Analisis Film “Taare Zameen Par”


Sinopsis
Taare Zameen Par adalah sebuah film yang menceritakan tentang seorang
anak kelas 3 yang duduk di bangku sekolah dasar bernama Ishaan Nandkishore
Awasthi. Ishaan adalah seorang anak yang tidak bisa mengikuti kegiatan di
sekolahnya dengan baik, ia dicap sebagai anak yang bodoh dan nakal. Tak
hanya itu Ishaan juga memiliki kesulitan dalam membaca maupun menulis, ia
kesulitan mengenal huruf, misalnya sulit membedakan antara "d" dengan "b"
atau "p". Dia juga susah membedakan suku kata yang bunyinya hampir sama,
misalnya "Top" dengan "Pot" atau "Ring" dengan "Sing". Bukan hanya itu, dia
juga sering menulis huruf secara terbalik. Karena kekurangan Ishaan tersebut ia
pun sering mendapat nilai yang buruk di sekolah dan tidak pernah mengerjakan
pr sehingga para guru pun sering menghukumnya. Meski begitu, Ishaan
memiliki suatu kelebhan yaitu melukis. Berbanding terbalik dengan Ishaan,
kakaknya, Yohan adalah seorang anak yang sangat pintar dan cerdas. Ibu Ishaan
seringkali mengajarinya pelajaran yang sudah dipelajari di sekolah, namun
Ishaan akan selalu melupakan pelajaran yang telah diberikan sehingga lama
kelamaan ibunya pun lelah. Ayah Ishaan adalah seseorang yang keras ia sering
membandingkan Ishaan dan kakaknya.
Pada puncaknya Ishaan dimasukkan kedalam asrama karena ketahuan
bolos sekolah dan berjalan jalan sendirian keliling kota. Namun tak ada
perubahan yang berarti meskipun Ishaan telah pindah ke asrama. Ia bahkan
lebih sering menerima hukuman dari gurunya karena tidak bisa mengikuti
aturan yang ada. Ishaan sebenarnya sudah berusaha namun semakin ia berusaha
maka ia semakin bingung karena ia measa semua huruf itu menari nari di
kepalanya. Karena tekanan yang ia terima dari guru dan ejekan dari teman
temannya Ishaan pun tidak mau menggambar lagi.
Kemudian datang seorang guru kesenian pengganti sementara yang
bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Guru baru ini mempunyai cara
mendidik yang baru, Ram membuat mereka berpikir keluar dari buku-buku dan
imajinasi mereka. Setiap anak di kelasnya merespon dengan antusias yang besar
kecuali Ishaan. Ram kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-
masalahnya. Ram menyadari bahwa Ishaan menderita penyakit disleksia,
sebuah kesulitan dalam membaca, menulis dan menghitung. Ram menyadari
kondisi Ishaan karena dulunya ia pun mengalami gejala disleksia. Padahal,
sebenarnya seseorang yang mengalami disleksia memiliki kemampuan
intelegensi yang tinggi. Jika tak diasah dengan kesabaran dan keterampilan
dalam mendidik, maka sang anak akan terus terjerat dalam ketidaktahuan dalam
membaca dan menulis. Ia mecontohkan tokoh-tokoh dunia yang mengalami
disleksia sehingga melejitkan semangat Ishaan dalam belajar. Dengan waktu,
kesabaran dan perawatan Ram berhasil dalam mendorong tingkat kepercayaan
Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan
kembali menemukan kepercayaan yang hilang. Ia mampu mengajak anak
didiknya itu memahami dan menyeberangi lautan ilmu dengan proses yang
menyenangkan.
Ram yang menyadarkan orang tua Ishaan bahwa anaknya mengalami
disleksia. Setelah menemui orang tua Ishaan, Ram kemudian memohon kepada
Kepala Sekolah (asrama) agar Ishaan diberikan kemudahan dan tidak
dikeluarkan. Dimana ia nantinya yang akan membantu Ishaan agar dapat
membaca dan juga menulis. Kemudian untuk meningkatkan kepercayaan diri
Ishaan dan memperlihatkan kelebihan Ishaan dalam melukis, Ram mengadakan
lomba melukis bagi guru dan murid di asrama tersebut. Ishaan keluar sebagai
pemenang. Hasil lukisannya dan juga lukisan Nikumbh dipakai sebagai sampul
buku tahunan sekolah tersebut. Selain itu di akhir sekolah, nilai-nilai Ishaan pun
tidak lagi di bawah rata-rata. Ia sudah mampu bersaing dengan teman-
temannya.

Unsur Intrinsik
 Tema : Kemanusiaan, karena di film tersebut menceritakan anak
berkebutuhan khusus yang diperlakukan buruk oleh lingkungannya dan
dianggap bodoh oleh semua orang, padahal anak tersebut memiliki bakat
melukis yang sangat luar biasa.
 Tokoh :
1) Ram Shankar Nikumbh
2) Ishaan Awasthi
3) Maya Awasthi
4) Nandkishore Awasthi
5) Yohaan Awasthi
6) Rajan Damodran
 Penokohan / Watak :
1) Ram Shankar Nikumbh :
 Teknik Analitik Langsung = Baik hati, lemah lembut, penyayang
anak-anak, memiliki empati dan tanggung jawab yang tinggi. Semua
hal tersebut dapat dilihat langsung selama film tersebut.
 Penggambaran Fisik dan Perilaku Tokoh = Tinggi, tegap, rambutnya
mohawk. Semua hal tersebut dapat dilihat pada tokoh tersebut
 Penggambaran Lingkungan Kehidupan Tokoh = Bahagia
 Penggambaran Tata Kebahasaan Tokoh = Sopan. Dapat dilihat dari
pembicaraan dia dengan tokoh lainnya.
 Pengungkapan Jalan Pikiran Tokoh = Ingin membuktikan bahwa
Ishaan memiliki bakat melukis yang sangat luar biasa.
 Penggambaran Oleh Tokoh Lain = Baik hati, lemah lembut,
penyayang anak-anak, memiliki empati dan tanggung jawab yang
tinggi. Semua hal tersebut dapat dilihat langsung selama film tersebut.
2) Ishaan Awasthi :
 Teknik Analitik Langsung = Menderita dislexia, cerdas, berbakat
melukis, baik kepada teman, dan ceria. Semua hal tersebut dapat
dilihat langsung selama film tersebut.
 Penggambaran Fisik dan Perilaku Tokoh = Giginya tonggos, pendek,
rambutnya gondrong, dan sering berimajinasi. Semua hal tersebut
dapat dilihat pada tokoh tersebut.
 Penggambaran Lingkungan Kehidupan Tokoh = Lingkungannya
kurang mendukung Ishaan.
 Penggambaran Tata Kebahasaan Tokoh = Sulit mengungkapkan
pemikiran dia secara lisan.
 Pengungkapan Jalan Pikiran Tokoh = Imajinasi nya sangat luas.
 Penggambaran Oleh Tokoh Lain = Menderita dislexia, berbakat
melukis, lambat dalam menangkap pelajaran, susah dibilangin. Semua
hal tersebut dapat dilihat langsung selama film tersebut.
3) Maya Awasthi :
 Teknik Analitik Langsung = Ibu rumah tangga yang baik, berdedikasi
pada keluarga, dan menurut perintah suami. Semua hal tersebut dapat
dilihat langsung selama film tersebut.
 Penggambaran Fisik dan Perilaku Tokoh = Cantik, tinggi, dan
tembam. Semua hal tersebut dapat dilihat pada tokoh tersebut.
 Penggambaran Lingkungan Kehidupan Tokoh = Tidak difokuskan
dalam film.
 Penggambaran Tata Kebahasaan Tokoh = Lemah Lembut dan sopan.
Dapat dilihat dari pembicaraan dia dengan tokoh lainnya
 Pengungkapan Jalan Pikiran Tokoh = Sayang kepada keluarganya.
 Penggambaran Oleh Tokoh Lainnya = Ibu rumah tangga yang baik,
berdedikasi pada keluarga, dan menurut perintah suami. Semua hal
tersebut dapat dilihat langsung selama film tersebut.
4) Nandkishore Awasthi :
 Teknik Analitik Langsung = Keras, tegas, selalu ingin berkompetisi,
dan sulit menerima pendapat orang lain. Semua hal tersebut dapat
dilihat langsung selama film tersebut.
 Penggambaran Fisik dan Perilaku Tokoh = Berkulit hitam, berkumis
tipis, dan perilaku nya kasar. Semua hal tersebut dapat dilihat pada
tokoh tersebut.
 Penggambaran Lingkungan Kehidupan Tokoh = Tidak difokuskan
dalam film.
 Penggambaran Tata Kebahasaan Tokoh = Kurang sopan saat
memarahi anaknya.
 Pengungkapan Jalan Pikiran Tokoh = Selalu ingin anaknya menjadi
yang terbaik dan selalu memaksakan kehendak.
 Penggambaran Oleh Tokoh Lain = Keras, tegas, selalu ingin
berkompetisi, dan sulit menerima pendapat orang lain. Semua hal
tersebut dapat dilihat langsung selama film tersebut.
5) Yohaan Awasthi :
 Teknik Analitik Langsung = Penurut, pintar, baik, dan sayang pada
keluarga. Semua hal tersebut dapat dilihat langsung selama film
tersebut.
 Penggambaran Fisik dan Perilaku Tokoh = Berkulit hitam, atletis, dan
sangat baik kepada adik nya. Semua hal tersebut dapat dilihat pada
tokoh tersebut.
 Penggambaran Lingkungan Kehidupan Tokoh = Sangat mendukung
kehidupan dia.
 Penggambaran Tata Kebahasaan Tokoh = Sopan dan ramah. Dapat
dilihat dari pembicaraan dia dengan tokoh lainnya.
 Pengungkapan Jalan Pikiran Tokoh = Selalu ingin menjadi yang
terbaik.
 Penggambaran Oleh Tokoh Lain = Penurut, pintar, baik, dan sayang
pada keluarga. Semua hal tersebut dapat dilihat langsung selama film
tersebut.
6) Rajan Damodran :
 Teknik Analitik Langsung = Baik, pintar, ramah, dan sopan. Semua
hal tersebut dapat dilihat langsung selama film tersebut.
 Penggambaran Fisik dan Perilaku Tokoh = Kurang sempurna fisiknya
dan pantang menyerah dalam menggapai impiannya. Semua hal
tersebut dapat dilihat pada tokoh tersebut.
 Penggambaran Lingkungan Kehidupan Tokoh = Tidak difokuskan
dalam film.
 Penggambaran Tata Kebahasaan Tokoh = Sopan dan ramah. Dapat
dilihat dari pembicaraan dia dengan tokoh lainnya.
 Pengungkapan Jalan Pikiran Tokoh = Selalu fokus terhadap cita-cita
yang diinginkan.
 Penggambaran Oleh Tokoh Lain = Baik, pintar, ramah, dan sopan.
Semua hal tersebut dapat dilihat langsung selama film tersebut.
 Latar :
 Tempat :
 Sekolah = Sekolah tempat ishaan menuntut ilmu besar tetapi kumuh.
 Perkotaan = Kota India sangat ramai, padat, dan sangat kumuh.
 Rumah = Rumahnya rapi tetapi kecil
 Lingkungan sekitar rumah = Lingkungan sekitar rumahnya bersih,
tidak terlalu ramai, dan ada beberapa anjing.
 Waktu
 Pagi = Bangun tidur, ibu nya menyiapkan sarapan, ayah dan anak-
anak nya sarapan terlebih dahulu sebelum pergi bekerja dan pergi
bersekolah.
 Siang = Ibu nya berada dirumah, Ishaan dan kakak nya berada di
sekolah, ayah nya berada di kantor, tapi ada satu hari Ishaan bolos
sekolah dan berjalan-jalan di kota sendirian.
 Sore = Ishaan dan kakak nya pulang sekolah, setelah sampai rumah
Ishaan langsung bermain dengan anjing di sekitar rumahnya.
 Malam = Sekeluarga tidur, tetapi Ishaan meminta tolong ke kakak nya
untuk menuliskan surat absen untuk dirinya setelah dia bolos sekolah
pada hari itu.
 Suasana :
 Menegangkan = Saat Ishaan dimarahi oleh ayah nya dan saat gurunya
menunggu Ishaan untuk mengikuti lomba.
 Haru = Saat Ishaan melihat lukisan dari gurunya dan ternyata yang
dilukis oleh gurunya itu wajah dia, saat Ishaan menang lomba
melukis, dan saat orang tua Ishaan mengambil laporan hasil belajar
dari Ishaan di sekolah.
 Bahagia = Saat Ishaan menang lomba, saat bermain bola, dan saat
bersama dengan Nikumbh.
 Alur :
 Pengenalan Situasi Cerita = Saat Ishaan mengambil ikan, saat Ishaan
sampai rumah diperkenalkan ayah, ibu dan kakak dari Ishaan. Saat belajar
dieskolah kita diperkenalkan kepada guru dan teman-teman dari Ishaan.
 Pengungkapan Peristiwa = Saat Ishaan dimarahi dan dikeluarkan dari
kelas, saat Ishaan bolos sekolah dan ketahuan oleah ayahnya kemudaian
ayahnya memarahi Ishaan karena sudah bolos sekolah dan membuat surat
absen palsu.
 Menuju Pada Adanya Konflik = Saat Ishaan sudah mulai tidak pada patuh
kepada orang tua nya dan sudah tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah
nya.
 Puncak Konflik = Saat Ishaan dipindahkan ke asrama.
 Penyelesaian = Saat Ishaan membuktikan bahwa dia memiliki bakat
melukis yang sangat luar biasa.
 Sudut Pandang : Sudut pandang orang ketiga (serba tahu), karena Pada sudut
pandang orang ketiga serba tahu, si penulis akan menceritakan apa saja
terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar tentang watak, pikiran, perasaan,
kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian. Ia
seperti seorang yang mahatahu tentang tokoh yang sedang ia ceritakan.Oh
ya, selain menggunakan kata ganti “ia” atau “dia”, kata ganti yang biasa
digunakan ialah nama dari si tokoh itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk
sudut pandang orang ketiga (pengamat).
 Gaya Bahasa :
 Totemproparte = “Murid mengalahkan gurunya”
 Sarkasme = Ayah nya memarahi Ishaan
 Hiperbola= Saat ayahnya bilang ke Ishaan akan pergi selamanya padahal
tidak.
 Amanat : Film ini mengandung pesan moral yang sangat kuat. Dalam film
ini kita bisa lihat bahwa peran orang tua sangat penting dalam masa tumbuh
kembang anak. Peran guru pun tak kalah pentingnya sebagai orang tua kedua
bagi anak. Setiap anak pastilah berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Mereka memiliki kemampuan, bakat, dan impian yang berbeda beda.
Sebagai orang tua hendaknya mendukung agar anak dapat berkembang
menurut bakat alami yang ada dalam diri mereka bukan dengan paksaan dan
ambisi dari orang tua. Karena setiap anak adalah spesial.

Unsur Ekstrinsik
 Latar Belakang Pemeran
 Ideologi Negara :
Sosialisme di India didirikan pada awal abad ke-20 sebagai bagian dari
gerakan kemerdekaan India melawan penjajah Britania Raj. Ideologi
tersebut bertumbuh dengan cepat sebagai penyebab penentangan para
petani dan buruh India terhadap zamindar, kelas bangsawan dan perebut
lahan. Sosialisme mempengaruhi prinsip ekonomi dan kebijakan sosial
pemerintah India setelah kemerdekaan sampai awal 1990an, ketika India
berpindah pada ekonomi berbasis pasar. Namun, ideologi tersebut tetap
memiliki pengaruh pada politik India, dengan sejumlah besar partai
politik nasional dan wilayah yang menganut sosialisme demokratik.
 Kondisi Politik :
Politik India bekerja dalam kerangka konstitusi negara. India adalah
republik demokrasi sekuler parlementer di mana Presiden India adalah
kepala negara dan Perdana Menteri India adalah kepala pemerintahan .
Itu didasarkan pada struktur federal pemerintah meskipun kata itu tidak
digunakan dalam konstitusi itu sendiri. India mengikuti sistem
pemerintahan ganda, yaitu pemerintahan ganda (bersifat federal) yang
terdiri dari otoritas pusat di pusat dan negara bagian di pinggiran.
Konstitusi mendefinisikan kekuasaan dan batasan organisasi baik dari
pemerintah pusat maupun negara bagian, dan dikenal baik, cair
(Pembukaan konstitusi menjadi kaku dan untuk mendikte amandemen
lebih lanjut terhadap konstitusi) dan dianggap tertinggi; yaitu hukum
negara harus menegaskannya.
 Kondisi Sosial :
Institusi khas India yang terkenal adalah sistem kasta, di mana faktor
keturunan menentukan kelas sosial seseorang. Institusi ini dikembangkan
dari kebiasaan bangsa Arya awal dalam membagi orang sesuai dengan
pekerjaan yang mereka lakukan. Sistem asli meliputi empat kasta, yaitu
Brahmana, kasta tertinggi, adalah pendeta; Ksatria adalah tentara dan
pemimpin pemerintahan; Waisya adalah pedagang dan petani; dan Sudra
adalah pengrajin dan buruh. Kelompok kelima, Dalit (yang berarti
tertindas), berkembang sebagai kelompok rentan setelah empat kasta arus
besar. Mereka disebut untouchables atau tak tersentuh. Ini karena mereka
berada di luar batas-batas kasta, atau orang buangan. Penggunaan istilah
untouchables dilarang pada saat kemerdekaan.
 Kondisi Ekonomi ;
Ekonomi India adalah ekonomi terbesar kesembilan di dunia berdasarkan
produk domestik bruto (PDB) nominal dan yang terbesar ketiga
berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP).[1] Negara
tersebut adalah anggota G-20 dan juga anggota BRICS. Pada tahun 2011,
PDB PPP per kapita India tercatat sebesar $3.703 (IMF), yang
membuatnya menduduki peringkat 127 di dunia. Dengan demikian
pemasukan ekonomi mereka tergolong ke dalam kelas menengah ke
bawah.

 Latar Belakang penulis


 Riwayat Hidup Penulis :
Amole Gupte adalah seorang penulis naskah, pemeran dan sutradara asal
India. Ia dikenal atas karyanya dalam film Bollywood Taare Zameen Par
sebagai pengarah kreatif dan penulis naskah. Ia membuat film tersebut
bersama dengan istrinya, Deepa Bhatia. Ia adalah ketua Children's Film
Society, India dari 2012 sampai 2015.
 Latar Belakang Penulisan :
Taare Zameen merupakan film bertemakan pendidikan. Bahasa yang
digunakan mudah dimengerti dan mengajarkan moral yang baik. Film ini
dibuat dengan latar belakang kecintaan penulis (Amole Gupte) pada
dunia anak-anak yang muncul setelah kedekatannya selama hampir 7
tahun dengan anak-anak.
 Aliran Sastra Penulis :
Taare Zameen Par menggunakan aliran sastra realisme, dikarenakan film
Taare Zameen Par berusaha menggambarkan/memaparkan/ menceritakan
sesuatu sebagaimana kenyataannya. Film ini lebih objektif memandang
segala sesuatu (tanpa mengikutsertakan perasaan).
 Nilai Yang Terkandung
 Nilai Agama :
Nilai agama dari film Taare Zameen Par adalah keadilan, toleransi, tolong
menolong, peduli sesama, dan keberanian.
 Nilai Sosial :
Puncaknya, orang tua Ishaan memindahkannya ke sekolah berasrama.
Namun di sekolah yang disiplin dan tegas tersebut, dia tetap mendapat
nilai yang buruk dalam semua mata pelajaran yang membuatnya depresi.
Dia juga merasa sedih karena harus tinggal jauh dari keluarganya.
 Nilai Moral :
Ram Shankar untuk membantu Ikhsaan mengatasi kesulitannya dalam
belajar berbuah manis. Ram Shankar mengadakan lomba melukis untuk
seluruh kalangan dari yang muda sampai yang tua, yang bertujuan untuk
memperlihatkan kemampuan Ikhsaan dalam menggambarkan
imajinasinya.
 Nilai Edukatif :
Nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam Film Taare Zameen Par
penulis menekankan pada 2 hal yakni peranan orang tua dan guru sebagai
pendidik. Ada banyak pesan indah yang di dapat melalui film Taare
Zameen Parini. Dilihat dari sudut pandang perspektif pendidikan Islam
Film Taare Zameen Par ini peran dari orang tua dan guru sebagaip
endidik sangat dibutuhkan untuk membangun dan meningkatkan
kepercayaan diri pada anak penderita Disklesia. Bentuk perhatian orang
tua terhadap belajar anak dapat berupa bimbingan dan nasihat,
pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan
serta pemenuhan kebutuhan belajar anak. Dalam perspektif pendidikan
islam, orang tua sebagai pendidik harus menjalin komunikasi serta
keakraban, harus bisa menahan amarah (sabar), mencurahkan kasih
sayang dan perhatian yang merupakan salah satu cara rasulullah mendidik
anak. Adapun sifat yang harus dimiliki seorang guru meliputi;
Mengikhlaskan ilmu karena Allah, Bersikap jujur, Kesesuaian antara
perkataan dan perbuatan, Bersikap adil dan egaliter, Menghiasi diri
dengan akhlak mulia dan terpuji, Bersikap tawadhu, Memberikan
"selingan" dengan bercanda serta sabar dan menahan amarah.

Foto Bukti

Anda mungkin juga menyukai