Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU ke2

Nama : Devi Rifani (0506212051)


Kelas : D manajemen 1
Mata Kuliah : Wahdatul Ulum
Dosen Pengajar : Rahmi Syahriza, S.Th.I, MA.

Resume tema berikut sesuai silabus:


1.Tujuan dan Manfaat Mempelajari Wahdatul ‘Ulum
2. Tuhan dan Alam sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan: Ayat Qur’aniyah dan Kawniyah

Wahdatul ‘ulum ialah kesatuan ilmu (wahdah artinya satu atau kesatuan dan ‘ulum
artinya ilmu). Dalam wahdatul ‘Ulum kegunaan ilmu, selain untuk tujuan ilmu, juga sebagai
upaya pengenalan Tuhan secara lebih maksimal, sebagaimana disiratkan dalam al-Qur’an
surat Ali Imran/3: 190-191:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah
Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab
neraka”.

Jadi, dalam wahdatul ulum, ada dua media yang bisa dilakukan dalam mengenal
Allah, yaitu ayat-ayat al-Qur’an (ayat al-Qur’aniyat) sebanyak 6.666 ayat dan ayat-ayat
kawniyat (ayat al-kawniyat), yaitu alam semesta yang jumlahnya tidak terhingga.

Tujuan wahdatul Ulum

Ialah untuk pendekatan serta memahami dan mengaktualisasikan pengembangan,Dan


mengaktualisasikan pengembangan ilmu dan konkritisasi bagi pengembangan
peradaban,Dan kesejahteraan umat manusia. Tujuannya berikut :

a) Menjadikan yang empiris dan metafisis sebagai ontologi ilmu, sehingga ia menyatu
(wahdah).

b) Menyangkut epistemologi, teori Barat merumuskan hanya dua sumber ilmu, yaitu
rasio (akal) dan empiri (indra), di luar yang dua ini dianggap bukan ilmu (sains),
paling pseduo science (ilmu kaleng-kaleng). Maka dalam wahdatul ‘ulum, sumber
ilmu selain akal dan indra, juga hati yang disebut dengan intuisi dan wahyu yang
disebut dengan transendentalisme.
c) Agar kita tahu bahwasannya ilmu pengetahuan Adalah satu. Walaupun
dikembangkandalam berbagai bidang ilmu, semuanya memiliki Kaitan kesatuan
bahwasannya ilmu itupemberian Tuhan.
d) Paradigma Wahdatul "Ulum dengan pendekatan Transdisipliner menjadi filsafat
keilmuan UIN Sumatera Utara sebagai konsep tandingan dari yang diterapkan
Saintisme yang reduksionis.

e) Implikasi dari Paradigma Wahdatul Ulum adalah menghilangkan dikotomi


keilmuan,selanjutnya Wahdatul Ulum diaplikasikan ke dalam budaya akademik UIN
Sumatera Utara.

f) Paradigma Wahdatul Ulum dengan pendekatan Transdisipliner dapat menyelesaikan


persoalan praktis dan akan dapat mendinamisir Era Disrupsi melalui rekayasa
metodologi, ilmu dasar, teknik, dan ajaran Islam yang peka terhadap persoalan
manusia yang kompleks.

g) Untuk membuat masyarakat muslim menaati peraturan dan selalu taat kepada allah
swt.

Manfaat mempelajari wahdatul Ulum

Sebagai pendekatan transdisipliner sebagai filsafat keilmuan Manfaat Mempelajari


Wahdatul Ulum yaitu untuk :

a. Dapat menghasilkan pengetahuan yang integratif serta dapat berkontribusi bagi


pengembangan ilmu,peradaban dan kesejahteraan umat manusia.

b. Sebagai ilmu pengetahuan Islam dimana dasar dan ruh pengembangannya


didasarkan dan dipandang sebagai penemuan dan penegakan nilai-nilai ajaran Islam,
yang ditujukan sebagai pengabdian kepada Tuhan. Dengan ini semua proses
pengembangan ilmu, kehidupan aplikasinya dalam kehidupan, baik kampus, dan di
Universitas maupun dalam kehidupan segenap sivitas akademikannya dinuansai oleh
nilai-nilai ajaran dan peradaban Islam.

c. Perubahan orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada pendidik (teacher


centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered).

d. Perubahan metodologi yang semula lebih didominasi expository berganti ke


participatory.

e. Perubahan pendekatan, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi
lebih Dalam proses pembelajaran.
Tuhan dan alam sebagai sumber ilmu pengatahuan : ayat qur’aniyah dan kawniyah

Al-Ayat al-Kauniyah 

Dalam perspektif al-Qur'an, langit fenomena alam ( al-ayat ak-kauniyah ) di samping


bertujuan untuk mengenal Tuhan dan mendekatkan diri kepada-Nya, juga bekerja sebagai
prasarat untuk mewujudkan satu tujuan diciptakannya alam semesta ini. Yaitu, untuk
kesejahteraan dan manfaat sebesar-besarnya bagi manusia. Dalam al-Qur'an penyediaan
dan pemanfaatan alam sebesar-besarnya untuk kepentingan manusia ini biasa dikenal
sebagai doktrin  tasykhir . 

Sehubungan dengan masalah ini Yusuf Ali, salah seorang ahli tafsir al-Qur'an yang
paling terkemuka di zaman modern ini, dalam  The Holy Qur'an , yang selanjutnya dikutip
oleh Nurcholish Madjid menulis sebagai berikut:

Semua yang ada di alam tersedia untuk manfaat manusia, melalui kemampuan
berfikirnya dan kemampuan-kemampu-an yang diberikan oleh-Nya (Tuhan) kepada manusia
itu. Manusia harus tidak pernah lupa bahwa itu semua berasal dari Dia. Yakni dari Tuhan,
sebab manusia itu khalifah Tuhan di bumi. 

Ilmu Pengetahuan ( science ) ITU diberikan Allah ditunjukan kepada Manusia


through activities Manusia Sendiri hearts usaha Memahami alam semesta inisial. Dengan
kata lain, dalam usaha memahami alam sekitarnya itu manusia harus bangun dan
menggunakan akalnya. Oleh karena itu, alam semesta ini bagi manusia merupakan suatu
obyek pemahaman dan sekaligus sebagai sumber pelajaran bagi manusia yang mau
menggunakan akal budinya.

Sesungguhnya dalam menciptakan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan keadaan dan mereka
membayangkan tentang penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka. (QS. Ali Imran/3: 190)

Anda mungkin juga menyukai