Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Era globalisasi dengan segala implikasinya menjadi salah satu pemicu

cepatnya perubahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat,

termasuk dalam penyediaan tenaga kerja trampil pada dunia kerja. Dalam hal

ini dunia pendidikan, khususnya SMK Batik 1 Surakarta mempunyai

tanggung jawab yang besar dalam menyiapkan sumber daya manusia yang

tangguh sehingga mampu hidup selaras didalam perubahan teknologi. Dalam

masa kepemimpinan Drs. Yusuf, SMK Batik 1 Surakarta bertekad

memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik bagi siswa-siswanya. Semua

perkembangan teknologi dicoba untuk diikuti dan diberikan kepada siswa

sehingga lulusannya diharapkan mampu beradaptasi dengan dunia kerja sesuai

dengan jurusannya.

1. Sejarah SMK Batik 1 Surakarta

SMK Batik 1 Surakarta berdiri sejak tahun 1967, didirikan oleh

suatu Yayasan yang telah berbadan hukum, yaitu Yayasan Pendidikan

Batik Surakarta dengan Akte Notaris Nomor 3, Notarisnya R.

SOEGONDO NOTODISOERJO dan telah terdaftar di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Surakarta No. 134 tanggal 01 Agustus 1962.

65
66

Tahun 1968 SMK Batik 1 Surakarta memperoleh status SUBSIDI

dasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.

265/BAUM/KEU/UM/1968, tepat pada tanggal 29 April 1968.

Tabel 10
Daftar Nama Kepala SMK Batik 1 Surakarta

No. Tahun Nama Kepala Sekolah


1 1968 - 1970 Drs. Soeharto
2 1970 - 1988 H. Iskiyat
3 1988 - 1995 Amanto, BA
4 1995 – 2000 H. Aminoto, SH. CN.
5 2000 – 2005 H. Sukamto, S.Pd.
6 2005 – 2012 Drs. Sri Sedyatentrem
7 2012 – sekarang Drs. Yusuf, M.Si.
Sumber: SMK Batik 1 Surakarta, 2017.

Kemantapan Berdirinya SMK Batik 1 Surakarta:

a. Telah mendapatkan Pedoman Penyelenggaraan/Pembinaan SMEA

Swasta se Jawa Tengah. Dasar Surat Inspeksi Prop. Pendidikan Umum

Kejuruan dan Kursus-Kursus Urusan Pendidikan Ekonomi No. 29/1968

tanggal 17 Juni 1968, berupa ketentuan tentang : Badan Pembina,

Kepala Sekolah, Guru Tetap, Pelajaran dan Urusan Administrasi.

b. Sudah terdaftar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kodya Surakarta

No. 02373/PK/Sb.SMEA/P.69 tanggal 7 Maret 1969.

c. Telah mendapat pengakuan dan persetujuan dengan Status Subsidi dari

Kantor Pendidikan Umum Kejuruan dan Kursus-Kursus Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar Prop. Jateng Semarang No. 1 Subs/26/1969.

d. Telah memiliki Klasifikasi A (Nilai baik) tepatnya tahun 1974,

berdasarkan penilaian dari segi Administrasi, Gedung, Perlengkapan,


67

Siswa, Tenaga Pengajar dan dari segi persediaan lahan yang masih

tersedia.

e. Telah memiliki Daftar Tetap No. 65, nomor Data Sekolah (NDS),

nomor Statistik Kode kegiatan dan seterusnya dan dipandang mampu

untuk bertahan.

f. Telah memiliki NDS : 4303350008.

2. Visi dan Misi SMK Batik 1 Surakarta

Visi:

Terwujudnya SMK Batik 1 Surakarta sebagai lembaga diklat bisnis dan

manajemen yang dapat menghasilkan tenaga tingkat menengah profesional

yang mampu bersaing di era global berdasarkan Iman dan Taqwa.

Misi:

a. Membekali siswa dengan Iman dan taqwa.

b. Menciptakan kondisi diklat yang kompetitif dan kondusif untuk

menghasilkan tenaga profesional dan mandiri, mampu bersaing di

pasar kerja baik nasional maupun internasional.

c. Memberikan pelayanan pada masyarakat, dunia usaha dan industri

melalui diklat bisnis dan manajemen berstandar nasional.

3. Sarana dan Prasarana

a. Bidang Keahlian

1) Bisnis Manajemen

2) Teknologi Informasi Dan Komunikasi

b. Program Keahlian

1) Akuntansi
68

2) Administrasi Perkantoran

3) Pemasaran

4) Teknik Komputer Jaringan (TKJ)

5) Desain Komunikasi Visual (DKV)

c. Tenaga Pendidik

Sekolah mempunyai tenaga pengajar dari lulusan S1 (Sarjana) dan S2

(Magister).

d. Fasilitas Pendidikan

Sekolah terletak di kota Bengawan, kegiatan bisnis sangat menunjang

kegiatan belajar dan mengajar dengan luas tanah 3.342 m2, luas

bangunan 3.588 m2.

Fasilitas untuk menunjang kegiatan proses belajar dan mengajar sekolah

antara lain :

1) Sekolah

a) Lokasi sekolah luas, aman, nyaman dan strategis.

b) Semua ruang kelas dan Laboratorium Kegiatan Belajar Mengajar

dilengkapi LCD proyektor.

c) Tersedia akses internet melalui hotspot area.

d) Bersertifikat ISO 9001:2008.

2) Laboratorium

a) Laboratorium Komputer.

b) Laboratorium Mengetik.

c) Laboratorium Administrasi Perkantoran.


69

d) Laboratorium Akuntansi.

e) Laboratorium Pemasaran.

f) Laboratorium Teknik Komputer Jaringan (TKJ).

g) Laboratorium Multimedia.

h) Laboratorium Bahasa. 

i) Laboratorium Desain Komunikasi Visual (DKV)  

3) Perpustakaan dan UKS

4) BKK (Bursa Kerja Khusus)

5) Bussines Center dan Toko

6) Beasiswa

a) BPMKS

b) BKM

c) GNOTA

d) Yayasan

e) Prestasi

e. Kerjasama

Sekolah bekerjasama dengan beberapa dunia usaha dan industri di kota

Surakarta dan sekitarnya kurang lebih 120 Perusahaan atau Instansi.

4. Ekstrakurikuler

Kualitas tamatan sekolah kejuruan dituntut untuk memenuhi

standar kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai

materi pelajaran, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan

sosial. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan


70

siswa pada hubungan sosial. Di dalamnya terdapat pendidikan pengenalan

diri dan pengembangan kemampuan selain pemahaman materi pelajaran.

Berangkat dari pemikiran tersebut, di SMK Batik 1 Surakarta

diselenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Selain OSIS sebagai

induk kegiatan ektrakurikuler di sekolah, kegiatan ektrakurikuler lainnya

adalah:

a. Pramuka

b. Paskibra

c. Palang Merah Remaja (PMR)

d. Multimedia

e. Kesenian

f. Tae Kwon Do

g. Basket

h. Qiro'ah.

5. Struktur Organisasi

SMK Batik 1 Surakarta memiliki struktur organisasi yang terdiri

dari kepala sekolah, kepala tata usaha. Unsur pengelola dari anggota

internal sekolah memiliki tugas-tugas dalam bidang pendidikan dan

pengajaran, yang direalisasikan dalam bidang tugas dan wewenang empat

wakil kepala sekolah yaitu: bidang humas, bidang kurikulum, bidang

sapras, dan bidang kesiswaan. Di samping itu dalam pembagian tugas

didasarkan atas program studi yang terdiri dari program keahlian akutansi,

administrasi perkantoran, pemasaran, teknik komputer jaringan, dan desain


71

komunikasi visual, yang operasionalnya dibantu oleh guru bimbingan

penyuluhan, wali kelas, dan guru bidang studi. Sedangkan dalam bidang

administrasi, pembagian tugas terdiri dari bidang kepegawaian,

perlengkapan, urusan rumah tangga, dan bendahara.

Struktur organisasi SMK Batik 1 Surakata dapat dijelaskan dalam

bentuk bagan sebagai berikut:

Kepala Sekolah

Kepala Tata Usaha

Waka Waka Waka Waka


Humas Kurikulum Sapras Kesiswaan

Ketua Program Wali Kelas Seksi-seksi

Guru

Siswa

GAMBAR 2
STRUKTUR ORGANISASI SMK BATIK 1 SURAKARTA

Struktur organisasi di atas memungkinkan bagi SMK Batik 1

Surakarta untuk dapat secara fleksibel menyesuaikan diri dengan


72

kebutuhan sekolah dan stakeholders sebagai pengguna atau pelanggan jasa

pendidikan. Karena itu, struktur organisasi yang mengacu kepada

manajemen stratejik lebih memungkinkan SMK Batik 1 Surakarta

mencapai tujuan-tujuannya. Apalagi tujuan SMK Batik 1 Surakarta pada

dasarnya adalah agar lulusannya mudah masuk ke dunia usaha bahkan

dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Dengan adanya struktur di atas

memungkinkan dilakukannya pengendalian dan pemanfaatan berbagai

unsur internal dan eksternal melalui pelimpahan wewenang, tanggung

jawab, koordinasi, kerjasama, dan motivasi. Dengan demikian akan terjadi

suatu kekuatan keseimbangan baik secara struktural maupun fungsional

untuk menciptakan terjadinya inisiatif dan respon berbagai pihak dalam

memenuhi kebutuhan stakeholders.

6. Kondisi Siswa SMK Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017

Tabel 11
Jumlah Siswa SMK Batik 1 Surakarta Tahun 2016/2017

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah


1 X Akuntansi 8 30 38
2 X Adm. Perkantoran 12 94 106
3 X Pemasaran 7 32 39
4 X TKJ 70 48 118
5 X DKV 30 16 36
6 XI Akuntansi 10 28 38
7 XI Adm. Perkantoran 11 93 103
8 XI Pemasaran 7 31 38
9 XI TKJ 69 46 115
10 XI DKV 28 16 34
11 XII Akuntansi 10 26 36
12 XII Adm. Perkantoran 12 85 97
13 XII Pemasaran 7 30 37
14 XII TKJ 64 41 110
15 XII DKV 24 14 30
Jumlah 269 736 1005
Sumber: SMK Batik 1 Surakarta, 2017.
73

B. Diskripsi Responden

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur

Siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta yang dijadikan responden

jumlahnya 200 siswa. Dari jumlah tersebut dilihat dari faktor umur

terdapat keragaman antara siswa yang satu dengan siswa yang lain, mulai

dari umur 16 tahun s/d 18 tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai umur

respoonden yang dijadikan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 12
Deskripsi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)


1 16 98 49,0
2 17 72 36,0
3 18 30 15,0
Jumlah 200 100,00
Sumber: Lampiran 13.

Tabel di atas diketahui bahwa dari 200 siswa kelas XI SMK Batik

1 Surakarta yang dijadikan responden kebanyakan memiliki umur 16

tahun, kemudian umur 17 tahun, dan yang paling sedikit siswa berumur 18

tahun.

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta yang dijadikan respoden

jumlahnya 200 siswa. Dari jumlah tersebut dilihat dari jenis kelamin terdiri

dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13
74

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)


1 Laki-laki 74 37,0
2 Perempuan 126 63,0
Jumlah 200 100,00
Sumber: Lampiran 13.

Data di atas dapat diketahui bahwa siswa berjenis kelamin

perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Program Keahlian

Siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta yang dijadikan responden

jumlahnya 200 siswa. Dari jumlah tersebut dilihat dari program keahlian

terdapat keragaman antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Untuk

lebih jelasnya mengenai program keahlian siswa kelas XI SMK Batik 1

Surakarta yang dijadikan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 14
Deskripsi Responden Berdasarkan Program Keahlian

No Program Keahlian Jumlah Persentase (%)


1 Akuntansi 40 20,0
2 Administrasi Perkantoran 60 30,0
3 Pemasaran 20 10,0
4 Teknik Komp. Jaringan 60 30,0
5 Desain Komunikasi V. 20 10,0
Jumlah 200 100,00
Sumber: Lampiran 13.

Tabel di atas diketahui bahwa dari 200 siswa kelas XI SMK Batik

1 Surakarta paling banyak adalah siswa Program Keahlian Teknik


75

Komputer Jaringan dan Administrasi Perkantoran, kemudian program

studi Pemasaran, Akuntansi dan Desain Komunikasi Visual.

C. Deskripsi Data Penelitian

Data dalam penelitian ini, agar memperoleh gambaran yang jelas

mengenai hasil sebuah penelitian, maka diperlukan data yang lengkap. Untuk

kepentingan tersebut berikut ini peneliti sajikan data sebagai berikut:

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar angket kepada

200 responden yang kesemuanya merupakan siswa kelas XI SMK Batik 1

Surakarta. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan

satu variabel terikat. Variabel bebas adalah metode pembelajaran, motivasi

belajar, dan sarana prasarana. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini

adalah prestasi belajar.

Dari data tersebut kemudian diolah dengan bantuan Program Olah

Data SPSS for Windows Release 20 untuk selanjutnya dideskripsikan dalam

tahapan meliputi: data dicari mean, standard deviasi, maximal dan minimal,

data dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dari tabel distribusi

kemudian disajikan dalam bentuk histogram untuk menggambarkan keadaan

data variabel, dan dibuat prosentase.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini secara berturut-turut peneliti

sajikan data hasil penelitian secara terperinci dari masing-masing variabel

penelitian.

1. Metode Pembelajaran (X1)

Data mengenai metode pembelajaran ini diperoleh melalui

penyebaran angket kepada 200 responden sebagai sampel penelitian. Dari


76

angket tersebut diperoleh hasil: Skor tertinggi 44, skor terendah 20, mean

29,71, dan standar deviasi 4,945. Untuk lebih jelasnya mengenai data

variabel metode pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 13.

Tabel 15
Deskripsi Data Metode Pembelajaran (X1)

Interval Jumlah Persentase


Kriteria
(Skor) Responden (%)
Tinggi 38 – 46 15 07,00
Sedang 29 – 37 103 51,50
Rendah 20 – 28 82 41,00
Jumlah 200 100,00
Sumber: Lampiran 13.

2. Sarana Motivasi Belajar (X2)

Data mengenai variabel motivasi belajar yang diperoleh melalui

penyebaran angket kepada 200 responden sebagai sampel penelitian. Dari

angket tersebut diperoleh hasil: Skor tertinggi 43, skor terendah 19, mean

31,29, dan standar deviasi 4,708. Untuk lebih jelasnya mengenai data

variabel motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran 13.

Tabel 16
Deskripsi Data Motivasi Belajar (X2)
Interval Jumlah Persentase
Kriteria
(Skor) Responden (%)
Tinggi 37 – 45 27 13,50
Sedang 28 – 36 127 63,50
Rendah 19 – 27 46 23,00
Jumlah 200 100,00
Sumber: Lampiran 13.

3. Sarana Prasarana (X3)

Data mengenai variabel sarana prasarana yang diperoleh melalui

penyebaran angket kepada 200 responden sebagai sampel penelitian. Dari


77

angket tersebut diperoleh hasil: Skor tertinggi 42, skor terendah 20, mean

31,96, dan standar deviasi 5,026. Untuk lebih jelasnya mengenai data

variabel sarana prasarana dapat dilihat pada lampiran 13.

Tabel 17
Deskripsi Data Sarana Prasarana (X3)
Interval Jumlah Persentase
Kriteria
(Skor) Responden (%)
Tinggi 35 – 42 35 17,50
Sedang 27 – 34 138 69,00
Rendah 18 – 26 27 13,50
Jumlah 200 100,00
Sumber: Lampiran 13.

4. Prestasi Belajar (Y)

Data mengenai variabel prestasi belajar yang diperoleh melalui


penyebaran angket kepada 200 responden sebagai sampel penelitian. Dari
angket tersebut diperoleh hasil: Skor tertinggi 42, skor terendah 20, mean
31,96, dan standar deviasi 5,026. Untuk lebih jelasnya mengenai data
variabel prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 13.
Tabel 18
Deskripsi Data Prestasi Belajar (Y)
Interval Jumlah Persentase
Kriteria
(Skor) Responden (%)
Tinggi 43 – 51 46 24,60
Sedang 34 – 42 125 66,84
Rendah 28 – 33 16 08,56
Jumlah 200 100,00
Sumber: Lampiran 13.

D. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan analisis regresi sehingga ada persyaratan

yang harus dipenuhi sebelum analisis dilaksanakan. Hal tersebut untuk

memperkecil terjadinya penyimpangan. Persyaratan itu adalah uji asumsi


78

klasik yang meliputi: uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji

heterokedastisitas. Berikut ini adalah hasil perhitungan masing-masing uji

asumsi (lampiran 14).

1. Uji Normalitas

Tabel 19
Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 200
Normal Paramater a.b Mean 31,96
Std. Deviation 5,026
Most Extreme Absolute ,083
Differences Positive ,047
Negative -.083
Kolmogorov-Smirnov Z 1,168
Asymp. Sig. (2-tailed) ,131
Sumber: Lampiran 14.

Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji statistik non

parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S). Hasil pengolahan data K-S

diperoleh sebesar 1,168 sedangkan besarnya asymp.sig (2-tailed) adalah

0,131 > 0,05 menunjukkan keadaan yang tidak signifikan. Mempunyai arti

bahwa data residual berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas, yang perlu

dilihat dari program olah data SPSS for windows release 20 adalah

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai tolerance

variable independent lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 berarti

tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 20

Uji Multikolinearitas
79

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4,677 2,551 1,833 ,068
X1 ,308 ,063 ,303 4,868 ,000 ,818 1,222
X2 ,249 ,066 ,233 3,760 ,000 ,815 1,213
X3 ,336 ,075 ,279 4,473 ,000 ,816 1,225
Sumber: Lampiran 14.

Karena tolerance X1= 0,818, X2 = 0,815, X3 = 0,816 > 0,10 dan

nilai VIF X1 = 1,222, X2 = 1,213, X3 = 1,225 < 10 berarti lolos uji

multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 21
Uji Heteroskedastisitas

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 36,126 11,413 3,165 ,002
X1 ,012 ,283 .003 .044 ,965
X2 -,383 ,296 -.101 -1,291 ,198
X3 -,289 ,336 .067 -.860 ,391
Sumber: Lampiran 14.

Hasil output perhitungan uji heteroskedastisitas menggunakan uji

Glejser menunjukkan nilai signifikansi metode pembelajaran 0,965,

motivasi belajar 0,198 dan sarana prasarana 0,391. Semua data tersebut

nilainya lebih besar dari 0,05, ini berarti model regresi yang digunakan

tidak terjadi heteroskedastisitas antar residual, berarti lolos uji

heteroskedastisitas.
80

E. Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Mengingat pengujian hipotesis ini menggunakan statistik maka

diajukan hipotesis. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah:

H1. Ada pengaruh positif signifikan metode pembelajaran, motivasi

belajar, dan sarana prasarana secara bersama-sama terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.

H2. Ada pengaruh positif signifikan metode pembelajaran terhadap

kompetensi siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.

H3. Ada pengaruh positif signifikan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.

H4. Ada pengaruh positif signifikan sarana prasarana terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.

Membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, dilakukan

analisis dari data yang telah diperoleh, yaitu data tentang pengaruh metode

pembelajaran, motivasi belajar, dan sarana prasarana terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan

variabel kriterium prestasi belajar dan variabel prediktor sebanyak tiga

variabel, yaitu metode pembelajaran, motivasi belajar, dan sarana

prasarana. Adapun rumus analisis regresi yaitu:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e


81

Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran instrumen,

kemudian dilakukan perhitungan atau pengolahan data dengan

menggunakan program SPSS for window release 20. Dari hasil analisis

regresi dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 22
Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel
Koefisien Regresi t Signifikansi
Independen
(Constant) 4,677 1,833 0,068
X1 0,308 4,868 0,000
X2 0,249 3,760 0,000
X3 0,336 4,473 0,000
Sumber: Lampiran 15.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 4,677 + 0,308 X1 + 0,249 X2 + 0,336 X3 + e

Dari persamaan tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

b1 = 0,308 koefisien variabel metode pembelajaran (X 1) meningkat satu

satuan maka prestasi belajar sebesar 0,308 dengan asumsi bahwa

motivasi belajar (X2) dan sarana prasarana (X3) konstan.

b2 = 0,249 koefisien variabel motivasi belajar (X2) meningkat satu satuan

maka prestasi belajar sebesar 0,249 dengan asumsi bahwa metode

pembelajaran (X1) dan sarana prasarana (X3) konstan.

b3 = 0,336 koefisien variabel sarana prasarana (X3) meningkat satu satuan

maka prestasi belajar sebesar 0,336 dengan asumsi bahwa metode

pembelajaran (X1) dan motivasi belajar (X2) konstan.


82

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 23
Koefisien Determinasi
Model R R square adjusted Std. Error of
R square the Estimate
1 ,615a ,378 ,368 3,995
Sumber: Lampiran 15.

Hasil perhitungan dengan bantuan program olah data SPSS for

windows release 20, menunjukkan Adjusted R Square atau koefisien

determinan (R2) = 0,368, artinya besarnya sumbangan variabel metode

pembelajaran, motivasi belajar, dan sarana prasarana terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta dipengaruhi sebesar 36,8%,

sedangkan sisanya sebesar 63,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

dijelaskan dalam penelitian, karena faktor-faktor unik yang lain.

3. Uji F

Statistik uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh positif

signifikan metode pembelajaran, motivasi belajar, dan sarana prasarana

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar. Dari hasil uji F

menggunakan bantuan program SPSS for windows release 20 diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 24
Uji F

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square
83

1 Regresion 1900,276 3 633,425 39,698 ,000a


Residual 3127,404 196 15,956
Total 5027,680 199
Sumber: Lampiran 15.

Hasil uji F diperoleh Fhitung 39,698 dengan signifikansi sebesar

0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan

Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif

signifikan metode pembelajaran, motivasi belajar, dan sarana prasarana

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar.

Analisis uji F di atas, maka hipotesis kedua yang berbunyi: “Ada

pengaruh positif signifikan metode pembelajaran, motivasi belajar, dan

sarana prasarana secara bersama-sama (simultan) terhadap prestasi belajar

siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta” terbukti kebenarannya dan dapat

diterima.

4. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel

metode pembelajaran (X1) terhadap prestasi belajar (Y), menguji

signifikansi pengaruh motivasi belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y),

dan menguji signifikansi pengaruh sarana prasarana (X 3) terhadap prestasi

belajar (Y). Dari hasil uji t menggunakan bantuan program SPSS for

windows release 20 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 25
Uji t

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
84

B Std. Error Beta


1 (Constant) 4,677 2,551 1,833 ,068
X1 ,308 ,063 ,303 4,868 ,000
X2 ,249 ,066 ,233 3,760 ,000
X3 ,336 ,075 ,279 4,473 ,000
Sumber: Lampiran 15.

a. Pengaruh metode pembelajaran (X1) terhadap prestasi belajar (Y)

Dari perhitungan uji t diketahui nilai thitung sebesar 4,868 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh positif signifikan metode

pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1

Surakarta.

b. Pengaruh motivasi belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y)

Dari perhitungan uji t diketahui nilai thitung sebesar 3,760 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh positif signifikan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.

c. Pengaruh sarana prasarana (X3) terhadap prestasi belajar (Y)

Dari perhitungan uji t diketahui nilai thitung sebesar 4,473 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh positif signifikan sarana prasarana

terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.


85

Dari analisis uji t di atas, maka hipotesis yang berbunyi “Ada

pengaruh positif signifikan metode pembelajaran, motivasi belajar, dan

sarana prasarana secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap prestasi belajar

siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta” terbukti kebenarannya dan dapat

diterima.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana telah dikemukakan di

atas, maka pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh metode pembelajaran, motivasi belajar, dan sarana prasarana

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar SMK Batik 1 Surakarta.

Berdasarkan uji koefisien regresi secara simultan diperoleh nilai

Fhitung 39,698 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan “Ada

pengaruh positif signifikan metode pembelajaran, motivasi belajar, dan

sarana prasarana secara bersama-sama (simultan) terhadap prestasi belajar

siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta” terbukti kebenarannya dan dapat

diterima.

Prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta adalah

interaksi dari proses perolehan atau kompetensi yang dicapai karena

didukung oleh metode pembelajaran, motivasi belajar, danj sarana

prasarana. Faktor-faktor tersebut merupakan proses yang berdimensi,


86

saling melengkapi dan memperkuat. Faktor penting yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Faktor-

faktor tersebut adalah metode pembelajaran yang menarik, motivasi

belajar siswa yang tinggi, serta adanya sarana prasarana yang lengkap.

Hasil penelitian ini mendukung oleh penelitian Sulisworo dan

Suryani (2012) yang menyatakan bahwa bahwa strategi pembelajaran

mempengaruhi prestasi belajar, sumbangan yang diberikan penelitian ini

adalah memberikan sumbangan teori tentang implementasi metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan motivasi belajar serta kaitannya

dengan prestasi belajar siswa. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode

pembelajaran memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.

2. Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar

siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta

Berdasarkan uji statistik untuk koefisien variabel metode

pembelajaran diperoleh nilai thitung sebesar 4,868 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif signifikan metode

pembelajaran terhadap prestasi belajar, hal ini sesuai dengan hipotesis

pertama yang mengatakan bahwa “Ada pengaruh positif signifikan metode

pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1

Surakarta.”
87

Metode pembelajaran mempunyai pengaruh positif signifikan

terhadap prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik

penggunaan metode pembelajaran, maka semakin baik pula prestasi

belajar. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta

melalui perencanaan yang merupakan langkah awal dari proses

penerimaan siswa.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran adalah pembelajaran kooperatif yang merupakan suatu

pembelajaran yang banyak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran kooperatif didasarkan pada pandangan bahwa setiap siswa

mempunyai perbedaan-perbedaan dan persamaan antara satu dengan yang

lainnya. Perbedaan itu bukanlah untuk dipertentangkan atau dipisahkan,

melainkan harus diintegrasikan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Nata (2009: 155), bahwa seorang siswa yang cerdas, dapat disatukan

dengan siswa yang kurang cerdas, sehingga siswa yang kurang cerdas

dapat dibantu oleh siswa yang cerdas. Demikian pula persamaan yang

dimiliki antara siswa yang satu dengan yang lainnya dapat disinergikan

sehingga dapat saling menunjang secara optimal. Pembelajaran kooperatif

berpotensi menjadikan kelas sebagai tempat yang produktif dan

menyenangkan, sehingga siswa bisa belajar bekerja sama dan bekerja sama

dalam belajar. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa karena yang tadinya siswa bosan


88

dengan guru yang menggunakan metode ceramah berubah menjadi kelas

yang inovatif dan kreatif.

3. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa

kelas XI SMK Batik 1 Surakarta

Berdasarkan uji statistik untuk koefisien variabel sarana prasarana

diperoleh nilai thitung sebesar 3,760 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh positif signifikan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar, hal ini sesuai dengan hipotesis pertama yang

mengatakan bahwa “Ada pengaruh positif signifikan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta”.

Motivasi belajar mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap

prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

motivasi belajar, maka semakin tinggi prestasi belajar siswa kelas XI SMK

Batik 1 Surakarta. Seperti yang disampaikan oleh Djamarah (2008: 114),

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu

aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, karena seseorang mempunyai tujuan

tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat

untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk

mencapainya. Lebih lanjut dikatakan oleh Sardiman A.M. (2010: 83),

bahwa motivasi memiliki beberapa fungsi, antara lain: 1) Mendorong

manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor


89

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan; 2) Menentukan arah

perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian

motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan rumusan tujuannya; dan 3) Menyeleksi perbuatan, yaitu

menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi

guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang

tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motivasi sangat bermanfaat untuk

siswa dalam menentukan tujuan dan dapat menimbulkan keberanian dalam

berbuat sesuatu.

4. Pengaruh sarana prasarana terhadap prestasi belajar siswa

kelas XI SMK Batik 1 Surakarta

Berdasarkan uji statistik untuk koefisien variabel sarana prasarana

diperoleh nilai thitung sebesar 4,473 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh positif signifikan sarana prasarana

terhadap prestasi belajar, hal ini sesuai dengan hipotesis pertama yang

mengatakan bahwa “Ada pengaruh positif signifikan sarana prasarana

terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta”.

Sarana prasarana mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap

prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat sarana

prasarana, maka semakin tinggi prestasi belajar. Seperti yang disampaikan

oleh Daryanto (2001: 51), sarana adalah alat yang digunakan secara
90

langsung untuk mencapai tujuan misalnya ruang kelas, buku, papan tulis,

dan lainnya, sedangkan prasarana adalah alat tidak langsung yang

digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya

lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan lain sebagainya.

Penyediaan sarana prasarana perlu dipahami terlebih dahulu tujuan

memanajemen fasilitas belajar sehingga proses manajamen dapat berjalan

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bafadal (2006: 5) mengungkapkan

beberapa tujuan manajemen fasilitas sekolah antara lain: (a) sebagai upaya

pengadaan sarana dan prasarana belajar yang dibutuhkan di sekolah.

Melalui pengadaan fasilitas ini sekolah memenuhi segala sesuatu yang

diperlukan atau menunjang proses pendidikan di sekolah; (b) sebagai

upaya dalam pemanfaatan atau pendayagunaan sarana dan prasarana yang

sudah ada di sekolah, sehingga fasilitas tersebut dapat digunakan secara

efektif dan efisien; (c) mengupayakan pemeliharaan fasilitas sekolah,

sehingga sarana dan prasarana tersebut selalu dalam kondisi siap pakai

apabila akan digunakan.


91

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh positif signifikan

metode pembelajaran, motivasi belajar, dan sarana prasarana terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta. Hasil analisis tersebut dapat

dijadikan sumbangan pemikiran dalam proses penetapan kebijakan-kebijakan

selanjutnya hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa SMK Batik 1 Surakarta.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV dapat

disimpulkan sebagai berikut:


92

1. Ada pengaruh yang positif signifikan metode

pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1

Surakarta. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat metode pembelajaran,

maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1

Surakarta.

2. Ada pengaruh yang positif signiffikan sarana

prasarana terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.

Dengan demikian, semakin tinggi tingkat sarana prasarana, maka semakin

tinggi pula prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.

3. Ada pengaruh yang positif signifikan sarana

prasarana terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.

Dengan demikian, semakin tinggi tingkat sarana prasarana, maka semakin


91
tinggi pula prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta.

4. Ada pengaruh yang positif signifikan metode

pembelajaran, motivasi belajar, dan sarana prasarana secara bersama-sama

terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta. Dengan

demikian, semakin tinggi tingkat metode pembelajaran, motivasi belajar,

dan sarana prasarana maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa kelas

XI SMK Batik 1 Surakarta.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan implikasi

hasil penelitian sebagai berikut:


93

1. Dengan adanya pengaruh yang positif signifikan metode pembelajaran,

motivasi belajar, dan sarana prasarana, maka dapat memberikan petunjuk

pada pihak yang terkait untuk mau dan mampu serta lebih memperhatikan

ketiga faktor tersebut, agar prestasi belajar di SMK Batik 1 Surakarta,

khususnya meningkat dan lebih baik.

2. Perlunya penggunaan metode pembelajaran yang bervaraisi dalam

meningkatkan prestasi belajar, sehingga sekolah perlu mengusahakan hal

tersebut dapat dipahami oleh pihak sekolah. Pengggunaan metode

pembelajaran dapat dilakukan secara bervariasi sesuai dengan materi

pelajaran yang diajarkan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa. Dengan mengetahui prestasi belajar dipengaruhi oleh

metode pembelajaran, maka sekolah perlu menyusun strategi melalui

penggunaan metode pembelajaran yang tepat bagi guru-guru yang

mengajar. Oleh karena itu diperlukan dorongan untuk mempergunakan

teknik-teknik pembelajaran oleh guru yang dapat memberikan inspirasi

kepada siswa untuk giat belajar.

3. Perlunya motivasi belajar, yaitu siswa dapat memotivasi diri dengan giat

belajar, berusaha untuk mencapai prestasi yang lebih baik yang merupakan

motivasi instriksi dari diri siswa, di samping itu motivasi ekstriksik juga

perlu mendapat dukungan dari pihak sekolah, memberi pujian kepada

siswa yang berprestasi, memberi hadiah ataupun dukungan moral untuk

dapat meraih prestasi belajar yang lebih baik untuk masa depan.
94

4. Perlunya sarana prasarana, yang dapat menciptakan situasi pembelajaran

yang menyenangkan bagi siswa dan guru, sarana prasarana perlu mendapat

perhatian pihak sekolah, yaitu dengan menyediakan sarana prasana yang

lengkap sebagai pendukung proses pembelajaran dan memaksimalkan

kemampuan yang dimiliki guru dengan tujuan prestasi belajar akan

meningkat sejalan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.

C. Saran-saran

1. Bagi Sekolah

Untuk meningkatkan prestasi belajar perlu didukung oleh metode

pembelajaran, motivasi belajar, dan sarana prasarana, oleh karena itu pihak

sekolah diharapkan memperdayakan guru dalam menggunakan metode

pembelajaran. Perlu dipertahankan metode pembelajaran yang digunakan

selama ini, dan meningkatkan kreativitas guru dalam menggunakan

metode pembelajaran yang belum pernah digunakan sehingga tuntutan

penggunaan metode pembelajaran dapat disesuaikan dengan materi

pelajaran yang selalu mengikuti perkembangan jaman, sehingga

kelemahan yang ada pada prestasi belajar dapat segera diatasi sejalan

dengan perkembangan teknologi di dunia pendidikan.

2. Bagi Guru

Guru berusaha meningkatkan kompetensinya sebagai wahana

pengembangan kemajuan sekolah, oleh karena itu diharapkan para guru

selalu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan

materi pelajaran, memberikan motivasi kepada siswa untuk giat belajar,


95

memaksimalkan sarana prasarana yang ada, dan ikut menciptakan

lingkungan sekolah yang nyaman dan aman sebagai tempat mengajar bagi

guru dan belajar bagi siswa.

3. Peneliti Selanjutnya

Para peneliti dapat mengadakan penyelidikan yang lebih cermat terhadap

faktor-faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar terlepas dari faktor

metode pembelajaran, motivasi belajar, dan sarana prasarana.

DAFTAR PUSTAKA

Alderman, M.K. 2004. Motivation for Achievement: Possibilities for Teachingand


Learning, Lawrence Erlbaum Associates, New York.
96

Angelo, T.A. & Patricia, C. 1998. Classroom Assessment Techniques: A.


Handbook for College Teachers Second Edition, Jossey-Bass, New York.

Anwar, S. 2005. Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi


Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka


Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2003, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi


dan Kejuruan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek, Rineka Cipta,


Jakarta.

Arsyad, A. 2003. Media Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.

Asma, N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif: Departemen Pendidikan


Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Direktorat Ketenagaan,
Jakarta.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan ke-4. Alfabeta,


Bandung.

Bafadal, Ibrahim. 2008. Manajemen Perlengkaan Sekolah Teori dan Aplikasinya,


Bumi Aksara, Jakarta,

Barnawi dan M. Arifin. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Ar-uzz
Media, Jogjakarta.

Budiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian.Edisi ke 2. Sebelas Maret University


Press, Surakarta.

Cheong, C. 2010. From Group-based Learning to Cooperative Learning: A


MetacognitiveApproach to Project-based Group Supervision.
International Journal of an Emerging Transdiscipline, 13(13), 73-86.

Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Daryanto. 2001. Administrasi Pendidikan, Rineka Cipta, Cet. Ke-4, Jakarta.

Djarwanto PS. & Pangestu Subagyo. 2000. Statistik Induktif, BPFE UGM,
Yogyakarta.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran


Keterampilan SMP dan MI. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
97

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.

Djamarah, S.B. 2008. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Earl, K. & David, G. 2011. An-other Look at Assessment: Assessment in


Learning. New Zealand Journal of Teachers’ Work, 8(1),11-20.

Essam, S. & Al-Ammary, J. 2013. The Impact of Motivation and Social


Interaction on the E-Learning at Arab Open University, Kingdom of
Bahrain. Creative Education, 4 (10),21-28.

Feng, H., Fang, H.Y., & Yang, H.Z. 2013. The Relationship of Learning
Motivation and Achievement in EFL: Gender as an Intermediated
Variable. Journal of Educational Research International, 2(2),50-58.

Florez, M.T. & Pamela, S. 2013. Assessment for Learning: Effects and Impact.
London: CfBT Education Trust.

Ghullam, Hamdu dan Agustina, Lisa. 2011. “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap
siswa kelas IV SD N Tarumanegara Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya)”, Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1, April 2011.

Gunarsa, D. dan Gunarsa. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. PT


BPK Gunung Mulia, Jakarta.

Gutman, L.M., & Ingrid, S. 2014. The impact of non-cognitive skills on outcomes
for young people Literature review: executive summary. Leading
Education and Social Research, 1 (1), 1-5.

Hamalik, Omar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Harlen, W. 2005. Assessment of Learning, Sage Publications, Los Angeles.

Hevedanli, M. 2015. Influence of Web-aided Cooperative Learning Environment


on Motivation and Self-efficacy Belief in Biology Teaching. Academic
Journals, 10(5),556-565.

Houwer, J.D., Holmes, D.B., Moors, A. 2013. What is learning? On the nature
and merits of a functional definition of learning.The Journal of
Psychology: Interdisciplinary and Applied, 147 (5), 369-486.

Huda, M. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Penerapan.


Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ibrahim, N. 2000. Pembelajaran Kooperatif, UNNESA University Press,


Surabaya.
98

Karuru, P. 2010. ”Penerapan Pendekatan Ketrampilan Proses Dalam Setting


Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kualitas
Belajar IPA Siswa SLTP. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 9 (45),
789-805.

Keramati, M.R. 2014. “Effect of Student Team Achievement Division (STAD) on


Academicachievement of Undergraduate Psychologystudents”,
International Journal of Education and Applied Sciences, 1 (1), 37-47.

Kyriacou, C. 2011. Effective Teaching Theory and Practice. Penerjemah: M.


Khozim, Nusa Media, Bandung.

Lai, E.R. 2011. Motivation: A Literature Review.Research Report, 70 (1),21-42.

Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning.Mempraktikkan Cooperative Learning di


Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.

Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Saroni, Muhammad. 2006, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta.

Sengodan & Iksann. 2012. “Student Llearning Styles and Intrinsic Motivation in
Learning Mathematics, (Penelitian Dilakukan di Sepang Malaysia)”,
Jurnal Penelitian Pendidikan.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 2005. Metode Penelitian Survey, LP3ES,
Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,


Jakarta.

Subraiman. 2009. “Motivational Effects Of Interest On Student Engugament and


Learning in Physical Education A Review”, Jurnal Penelitian Pendidikan.

Sulisworo dan Suryani. 2012. “The Effect of Cooperative Learning, Motivation


and Information Tecnology Literacy to Achievement”, Jurnal Penelitian
Pendidikan.

Tabrani, Ruslan A. 2004. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Rosda


Karya, Bandung.

Thomas, Alma , 2008. The Production School, Grasindo Jakarta.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.


PrestasiPustaka, Jakarta.
99

Anda mungkin juga menyukai