Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL ASESMEN KEBUTUHAN (INVENTORI TUGAS

PERKEMBANGAN)
SMA NEGERI 99 JAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen


Bimbingan dan Konseling yang Diampu oleh Dr. Herdi, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 6:
Annisa Rahmawati (1106620038)
Arif Rahmad Setiawan (1106620071)
Dearni Dwi Yulianty (1106620020)
Vivia Naura Nadifa (1106620072)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i


A. Rasional ....................................................................................................................... 1
B. Tujuan Asesmen ........................................................................................................ 1
C. Manfaat Hasil Asesmen ........................................................................................... 2
D. Pelaksanaan dan Peserta Asesmen ....................................................................... 2
E. Profil Sekolah ............................................................................................................. 2
1. Sejarah ................................................................................................................... 2
2. Identitas ................................................................................................................. 3
3. Visi dan Misi Sekolah........................................................................................... 3
4. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling .......................................................... 4
5. Program Bimbingan dan Konseling ................................................................. 4
6. Pendidik dan Tenaga Pendidik ......................................................................... 7
7. Sarana dan Prasarana ......................................................................................... 7
F. Instrumen yang Digunakan ..................................................................................... 7
G. Prosedur Pengolahan, Norma, dan Analisis yang Digunakan ......................... 8
H. Hasil Asesmen ITP Kelas X ....................................................................................... 8
1. Profil Kelompok Kelas X ...................................................................................... 8
2. Distribusi Frekuensi Aspek ................................................................................. 9
3. Distribusi Frekuensi Konsistensi ........................................................................ 11
4. Delapan Butir Tertinggi Kelompok Kelas X ................................................... 12
5. Delapan Butir Terendah Kelompok Kelas X .................................................. 13
I. Hasil Asesmen ITP Kelas XI .................................................................................... 14
1. Profil Kelompok Kelas XI ................................................................................... 14
2. Distribusi Frekuensi Aspek ............................................................................... 15
3. Distribusi Frekuensi Konsistensi ....................................................................... 17
4. Delapan Butir Tertinggi Kelompok Kelas XI .................................................. 18
5. Delapan Butir Terendah Kelompok Kelas XI ................................................. 19
J. Simpulan dan Rekomendasi .................................................................................20
K. Penutup .................................................................................................................... 21
LAMPIRAN ......................................................................................................................23

i
LAPORAN HASIL ASESMEN KEBUTUHAN (INVENTORI TUGAS
PERKEMBANGAN) SMA NEGERI 99 JAKARTA

A. Rasional
Inventor Tugas Perkembangan (ITP) merupakan instrumen atau alat
ukur yang digunakan terutama untuk memahami tingkat perkembangan
individu. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah. Pada dasarnya, ITP disusun dalam bentuk empat
buku inventori, masing-masing untuk memahami perkembangan peserta
didik di tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
Pengembangan instrumen mengacu pada teori perkembangan diri
dari Loevinger yang terdiri dari tujuh tingkatan, yaitu tingkat impulsif,
tingkat perlindungan diri, tingkat konformistik, tingkat sadar diri, tahap
seksama, tingkat individualistik, dan tingkat otonomi. Begitupula, ada 11
aspek yang diukur khusus untuk siswa SLTA, yaitu (1) Landasan Hidup
Religius, (2) Landasaran Perilaku Etis, (3) Kematangan Emosional, (4)
Kematangan Intelektual, (5) Kesadaran Tanggung Jawab, (6) Peran Sosial
sebagai Pria dan Wanita, (7) Penerimaan diri dan Pengembangannya, (8)
Kemandirian Perilaku Ekonomis, (9) Wawasan Persiapan Karir, (10)
Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya, dan (11) Persiapan Diri
untuk Pernikahan dan Hidup Berkeluarga.
Pada kesempatan ini, instrumen ITP diterapkan khususnya pada
SMAN 99 Jakarta dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
perkembangan setiap individu pada kelas 10 dan 11. Pengolahan hasil ITP
dilakukan dengan program pengolahan ATP berbasis komputer.

B. Tujuan Asesmen
Tujuan asesmen yaitu mengukur dan mengetahui tingkat
perkembangan individu khususnya pada kelas 10 dan 11 di SMAN 99
Jakarta. Tujuan utamanya yaitu untuk menunjang kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah, namun dapat juga digunakan untuk mengetahui
tingkat perkembangan anak-anak dan remaja akhir pada umumnya.
Dengan alat ITP, pembimbing dapat memahami tingkat perkembangan
individu maupun kelompok, mengidentifikasi masalah yang menghambat
perkembangan dan membantu peserta didik yang bermasalah dalam
menyelesaikan tugas perkembangannya.

1
C. Manfaat Hasil Asesmen
Hasil ITP yang telah diolah menggunakan ATP berbasis komputer
akan membantu pengguna instrumen untuk mendapatkan informasi
mengenai tingkat perkembangan setiap individu sehingga dapat
memahami, memberi tanggapan, menangani, dan menentukan
perencanaan yang tepat dalam menghadapi isu perkembangan yang ada.

D. Pelaksanaan dan Peserta Asesmen


ITP (Inventori Tugas Perkembangan) disebarkan di SMAN 99 Jakarta
melalui media Google Form pada tanggal 10 Maret 2023 dan ditutup
pada tanggal 17 Maret 2023. Instrumen pelaksanaannya dipandu
langsung oleh anggota kelompok serta Guru BK SMAN 99 Jakarta.
Peserta didik yang mengisi ITP (Inventori Tugas Perkembangan) ini
adalah siswa kelas X (sepuluh) sebanyak 62 orang dan kelas XI (sebelas)
sebanyak 141 orang di SMAN 99 Jakarta dengan total 203 orang siswa
laki-laki dan perempuan.

E. Profil Sekolah
1. Sejarah
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 99 Jakarta, berdiri sejak
tahun 1987 tepatnya tanggal 17 Juli 1987. Pada tahun pertama
pelajaran 1987-1988 sekolah yang dipimpin oleh Kepala Sekolah Bapak
Drs. Malani Manaf (Almarhum), Bangunan/Gedung SMAN 99 (SMA
BARU) terdiri atas dua lantai yang meliputi 10 ruang kelas belajar, 1
ruang Kepala Sekolah dan Tata Usaha, 1 ruang Guru, 1 ruang Koperasi,
1 ruang Perpustakaan, 1 ruang OSIS, 1 ruang Laborotorium IPA, 1
ruang PMR, 1 ruang Serba Guna, dan 1 rumah penjaga sekolah
dengan rombongan belajar sebanyak 9 kelas dan 432 siswa. Jalan
menuju SMA BARU dari jalan raya masih dalam bentuk jalan setapak
dan berputar.
Pengembangan dan pembangunan sarana prasarana belum
banyak dapat dilakukan karena situasi dan kondisi di mana SMAN 99
masih bernama SMA BARU, input siswa dengan NEM di bawah rata-
rata, keadaan ekonomi orang tua siswa yang kebanyakan juga di
bawah rata-rata, domisili siswa yang jauh dari sekolah (Depok,
Cibinong, Sawangan, Cililitan, Bekasi/Pondok Gede). Halaman sekolah
yang penuh dengan ilalang dengan ketinggian/panjang di atas 80 cm
dan lingkungan yang belum kondusif (masyarakat masih belum dapat
menerima keberadaan SMA BARU). Oleh karena itu pengembangan

2
dan pembangunan yang diutamakan pada saat ini adalah bagaimana
agar pelaksanaan KBM bisa berlangsung aman, tertib dan lancar,
pendekatan kepada lingkungan agar dapat menerima keberadaan
SMA BARU. Sedangkan untuk melengkapi sarana prasarana yang ada
juga baru difokuskan pada sarana Olah Raga, yang diupayakan
dengan membersihkan ilalang pada halaman sekolah secara swadaya
dan gotong royong. Pada tahun 1988, berdasarkan SK Kanwil
Depdikbud DKI Jakarta nomor: 025/O/1988, tertanggal 8 Februari 1988
yang masih status SMA Baru, diubah namanya menjadi SMA Negeri
99 Jakarta.

2. Identitas
Nama Sekolah : SMA Negeri 99 Jakarta
Alamat : Jalan Cibubur II, Ciracas, Jakarta Timur
Kode Pos : 13720
Status Sekolah : Negeri/Sekolah Katagori Mandiri
NSS : 30016
NIS : 301016410155
NSM/NPSN : 20103256
Tipe Sekolah : A
Akreditasi : A (tahun 2016 oleh BAN)
No Telepon : 021 8700979
Fax : 021 87704317
Tahun didirikan : 1987
Status Tanah : Milik Negara, Sertifikat Hak Guna
Luas Tanah : 11.800 m2.
Luas Bangunan : 2.646 m2.

3. Visi dan Misi Sekolah


a. Visi
“Sekolah berprestasi dalam kancah provinsi berdasarkan iman dan
taqwa”.
b. Misi
1) Meningkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama
dan Pancasila
2) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan.

3
3) Membekali peserta didik dengan kualitas karakter, literasi
dasar, dan kompetensi 4C (Critical thinking, Creatifity,
Communication, and Collaboration).
4) Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan
berkualitas.
5) Menyelenggarakan ekstrakurikuler berbasis kecakapan hidup.
6) Menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan pengadaan
infrastruktur yang memadai untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.

4. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling


a. Visi
“Terwujudnya layanan bimbingan dan konseling yang optimal
dalam membantu individu untuk mencapai tugas
perkembangannya guna meningkatkan prestasi belajarnya”.
b. Misi
1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling
komperhensif yang mencakup layanan pribadi, sosial, belajar
dan karier.
2) Memfasilitasi perkembangan potensi dan kompetensi peserta
didik melalui pembentukan perilaku yang berdasarkan norma.
3) Memfasilitasi penyelesaian masalah serta bantuan siaga bagi
peserta didik yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

5. Program Bimbingan dan Konseling


SMAN 99 merupakan sekolah yang sudah menerapkan BK
model komprehensif. Terdapat 4 komponen layanan dalam BK
komprehensif, yaitu layanan dasar, layanan peminatan atau
perencanaan individual, layanan responsif dan dukungan sistem.
Sekolah ini memiliki berbagai layanan yang ada, yaitu:
a. Layanan Dasar
1) Bimbingan Klasikal
Layanan ini diadakan satu jam mata pelajaran (45 menit)
per minggu di setiap kelasnya. Satuan layanannya yang
diterapkan tidak kaku, namun mengikuti fenomena yang ada di
kelas. Seperti contohnya berisik di kelas, maka materi yang akan
dibawakan adalah etika belajar di kelas. BK di SMAN 99 Jakarta
dianggap oleh siswanya tidak ketinggalan zaman dan

4
mengikuti perkembangan yang ada. Layanan ini dapat
dikatakan berjalan dengan sangat baik.
b. Layanan Peminatan atau Perencanaan Individual
1) Pengelompokan Peminatan
Saat kelas 10, mata pelajaran yang diajarkan merupakan
pada kelompok mata pelajaran umum. Kemudian ketika masuk
ke kelas 11 akan dikelompokkan mengenai kecenderungan
peminatan yaitu IPA dan IPS. Sistem ini baru diterapkan saat
kelas 10 ini sehingga belum dapat diukur keefektifan layanan
tersebut.
2) Pemetaan Perguruan Tinggi untuk Kelas 12
Guru BK melakukan asesmen untuk mengetahui pilihan
perguruan tinggi siswanya. Sebelumnya, guru BK juga
membantu memetakan nilai rapot untuk mengetahui peringkat
paralel yang akan direkomendasikan mengikuti SNMPTN.
Pemetaan ini biasanya ada drama yaitu saling bersaing untuk
bertahan memilih program studi beserta pilihan universitasnya.
Pilihan yang sama akan dipetakan maksimal 2 orang saja.
Program ini dari tahun ke tahun dinilai sangat efektif karena
banyaknya lulusan sekolah yang mendapatkan perguruan
tinggi negeri yang berjumlah di atas 200 orang.
c. Layanan Responsif
1) Konseling Individual
Biasanya, konseli didapatkan dari hasil observasi guru BK
dan juga data pribadi siswa, namun di SMAN 99 Jakarta lebih
banyak siswa yang secara suka rela menjadi konseli.
Pelaksanaannya di luar jam layanan BK di kelas, dan juga tidak
dapat dilakukan saat jam pelajaran lain berlangsung, sehingga
hanya dapat dilakukan saat pulang sekolah. Layanan ini sudah
terlaksana dengan baik.
2) Konseling Kelompok
Layanan ini belum tentu terjadi satu kali dalam satu
bulan, dapat dikatakan belum efektif. Karena sulit untuk
mengelompokkan masalah yang sama, tingkat masalah yang
berbeda menyebabkan sulitnya layanan ini terlaksana secara
rutin. Kadang layanan ini dilakukan meskipun tingkat
masalahnya berbeda. Layanan ini dapat dilaksanakan saat jam
pelajaran lain. Masalah yang paling sering dibahas yaitu

5
masalah muda-mudi (sosial), dan juga masalah yang berkaitan
dengan karier saat kelas 12.
3) Kunjungan Rumah (Home Visit)
Jika terdapat 2 hari siswa tidak hadir tanpa keterangan,
dan apabila terdapat absen yang mencurigakan, kesiswaan
akan melaporkan hal tersebut ke BK sehingga layanan ini
dilaksanakan. Hampir setiap minggu dilakukan, kira-kira 2-3 kali
di setiap tempat yang berbeda. Pelaksanaannya pun tidak
mengorbankan waktu mengajar dan janji terhadap orang lain,
namun disesuaikan dengan jadwal. Pihak yang menjadi target
kunjungan rumah seperti orang rumah terkait, tidak akan
memberi tahu sebelumnya agar mendapatkan data mengenai
kesesuaian realita di sekolah dan di rumah. Layanan ini sudah
terlaksana dengan sangat baik.
4) Alih Tangan Kasus (Referral)
Di sekolah terdapat siswa inklusi di mana membutuhkan
psikolog. Di sekolah ini ada 2 versi, yaitu menurut versi sekolah
merupakan alih tangan kasus dari wali kelas kepada kesiswaan.
Sedangkan versi menurut BK, layanan ini belum dapat
dilaksanakan karena guru BK hanya membantu surat izin untuk
berobat dari sekolah tanpa mendampingi secara langsung.
Masalah yang membutuhkan penanganan khusus diserahkan
sepenuhnya kepada orang tua peserta didik. Peran guru BK
hanya membantu perihal administrasi, karena biasanya orang
tua yang menginginkan untuk menangani sepenuhnya tanpa
perlu ada pendampingan dari Guru BK.
5) Konferensi Kasus
Pada tahun 2022 lalu, layanan sudah dilaksanakan
sebanyak 2 kali dengan masalah yang berbeda, di mana
banyak melibatkan banyak pihak mulai dari kepala sekolah,
kesiswaan, guru BK, wali kelas, guru agama, siswa yang
bermasalah, dan terkadang juga ada siswa lain yang menjadi
saksi. Program ini dilaksanakan di ruangan kepala sekolah, dan
dinilai cukup efektif.
d. Dukungan Sistem
1) Workshop/Pelatihan untuk Guru
Biasanya terdapat pelatihan dari pihak lain seperti ahli
psikologi, dan belakangan ini sudah ada sosialisasi terkait
merdeka belajar. Setiap tahun, biasanya hanya terlaksana satu

6
kali. Program ini dinilai efektif dan dapat membantu sesama
pendidik.

6. Pendidik dan Tenaga Pendidik


a. Guru : 54 orang (Pria = 28 Orang dan Wanita = 34
orang)
b. Karyawan TAS : 11 orang
c. Prakarya : 5 orang
d. Satpam : 2 orang
e. Pendidikan : S-2 = 14 orang, S-1 = 30 orang
f. Guru PNS : 34 orang
g. Guru KKI : 7 orang
h. Guru Honor : 3 orang

7. Sarana dan Prasarana


Terdapat Sarana dan prasarana sebagai berikut; ruang kelas
dilengkapi dengan proyektor, speaker, cctv, dan ac/kipas angin, ruang
kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang tata
usaha, ruang konseling, ruang aula, ruang mgmp, ruang indoor
olahraga, perpustakaan, lapangan olahraga, laboratorium biologi,
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium bahasa,
laboratorium komputer, ruang musik, kantin, koperasi, masjid,
sambungan internet nirkabel, taman yang dilengkapi dengan kolam
ikan dan gazebo, rumah kompos, green house, ruang osis, ruang uks,
ruang tunggu/lobby/ruang piket, tempat parkir, hutan sekolah.

F. Instrumen yang Digunakan


Instrumen yang digunakan yaitu ITP (Inventori Tugas
Perkembangan). Untuk mengetahui perkembangan siswa, perlu dibantu
dengan instrumen ITP (Inventori Tugas Perkembangan). ITP (Inventori
Tugas Perkembangan) adalah instrumen yang digunakan untuk
memahami tingkat perkembangan individu. Menurut Sunaryo dkk,
inventori tugas perkembangan (ITP) adalah instrumen yang digunakan
untuk memahami tingkat perkembangan individu. Para konselor
dihadapkan pada bagaimana memahami setiap peserta didik secara
mendalam. Pemahaman peserta didik secara mendalam dapat dilakukan
salah satunya dengan menggunakan ITP.

7
G. Prosedur Pengolahan, Norma, dan Analisis yang Digunakan
Prosedur pengolahan dan analisis ITP (Inventori Tugas
Perkembangan) dilakukan secara computerized dari aplikasi bernama ATP
(Analisis Tugas Perkembangan). ATP menyediakan berbagai fasilitas untuk
memudahkan dalam melakukan analisis terhadap perkembangan peserta
didik. Kemampuan-kemampuan tersebut antara lain:
1. Pengolahan data mentah secara cepat. Analisis kelompok, yang terdiri
atas: profil kelompok, grafik distribusi frekuensi untuk setiap aspek,
grafik distribusi frekuensi konsistensi, delapan butir tertinggi dan
terendah. Analisis per individu, yang terdiri atas: profil individual,
distribusi frekuensi nilai, delapan butir tertinggi dan terendah untuk
individu tersebut.
2. Visualisasi hasil pengolahan skor dalam bentuk grafi akan
memudahkan dan mempercepat dalam analisis.
3. Manajemen data terdiri atas pengelompokan siswa berdasarkan
kriteria tertentu, dan penggabungan kelompok.
4. Expor hasil pengolahan data ke Microsoft Excel. Impor data dari file
Microsoft Excel.

H. Hasil Asesmen ITP Kelas X


Data analisis kelompok dapat dilihat pada sebelah kanan informasi
tentang kelompok meliputi:
 Jumlah Peserta : 62 Siswa
 Rata-rata Konsistensi : 6,85 / 11
 Rata-rata TP : 4,68
 Simpangan Baku : 0,12
 Koefisien Variansi : 4,29%

1. Profil Kelompok Kelas X


Dalam profil kelompok ini memperlihatkan karakteristik
kematangan kelompok tersebut. Dari profil kelompok ini dapat
diidentifikasi aspek yang menonjol maupun aspek yang kurang. Dari
profil kelompok ini dapat dilihat bahwa dalam kelompok tersebut
terdapat aspek yang menonjol sesuai dengan urutan yaitu:
a. Aspek nomor 6 yaitu aspek Peran sosial sebagai pria dan wanita
dengan skor 4,91.
b. Aspek nomor 11 yaitu aspek Persiapan diri untuk pernikahan dan
hidup berkeluarga dengan skor 4,75.

8
c. Aspek nomor 9 yaitu aspek Wawasan dan persiapan karir dengan
skor 4,73.
d. Aspek nomor 10 yaitu Kematangan hubungan dengan teman
sebaya dengan skor 4,73.
e. Aspek nomor 7 yaitu Penerimaan diri dan pengembangannya
dengan skor 4,71.
f. Aspek nomor 4 yaitu Kematangan Intelektual dengan skor 4,69.
g. Aspek nomor 8 yaitu Kemandirian perilaku ekonomis dengan skor
4,68.
h. Aspek nomor 2 yaitu Landasan perilaku etis dengan skor 4,66.
i. Aspek nomor 1 yaitu Landasan hidup religius dengan skor 4,57.
j. Aspek nomor 5 yaitu Kesadaran tanggung jawab dengan skor 4,55.
k. Sedangkan untuk aspek yang terkahir yaitu aspek nomor 3 yaitu
Kematangan emosional dengan skor 4,48.

Gambar 1. Grafik Profil Kelompok Kelas X

2. Distribusi Frekuensi Aspek


Dalam distribusi frekuensi aspek menampilkan grafik distribusi
frekuensi salah satu aspek. Sumbu horizontal grafik ini adalah skor
dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah siswa yang memperoleh
skor tersebut.
a. Aspek Landasan Hidup Religius
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 19 orang anak
yang memiliki landasan hidup religius yang tinggi. Setiap masing-
masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-sendiri
serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik yaitu rata
rata 4,58, simpangan baku 0,37 dan koefisien variansi dari
masing-masing aspek 14,32%.

9
b. Aspek Landasan Perilaku Etis
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 17 orang anak
yang memiliki landasan perilaku etis yang tinggi. Setiap masing-
masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-sendiri
serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik yaitu rata
rata 4,66, simpangan baku 0,37 dan koefisien variansi dari
masing-masing aspek 13,94%.
c. Aspek Kematangan Emosional
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 20 orang anak
yang memiliki kematangan emosional yang tinggi. Setiap masing-
masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-sendiri
serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik yaitu rata
rata 4,49, simpangan baku 0,36 dan koefisien variansi dari
masing-masing aspek 14,43%.
d. Aspek Kematangan Intelektual
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 25 orang anak
yang memiliki kematangan intelektual yang tinggi. Setiap masing-
masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-sendiri
serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik yaitu rata
rata 4,70, simpangan baku 0,37 dan koefisien variansi dari
masing-masing aspek 13,64%.
e. Aspek Kesadaran Tanggung Jawab
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 18 orang anak
yang memiliki kesadaran tanggung jawab yang tinggi. Setiap
masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-
serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik yaitu rata
rata 4,55, simpangan baku 0,37 dan koefisien variansi dari
masing-masing aspek 14,51%.
f. Aspek Peran Sosial sebagai Pria dan Wanita
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 19 orang anak
yang memiliki peran sosial sebagai pria dan wanita yang tinggi.
Setiap masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek
sendiri-sendiri serta pada bagian bawah terdapat perhitungan
statistik yaitu rata rata 4,92, simpangan baku 0,48 dan koefisien
variansi dari masing-masing aspek 16,42%.
g. Aspek Penerimaan Diri dan Pengembangannya
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 15 orang anak
yang memiliki penerimaan diri dan pengembangannya yang
tinggi. Setiap masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi

10
aspek sendiri-sendiri serta pada bagian bawah terdapat
perhitungan statistik yaitu rata rata 4,71, simpangan baku 0,43 dan
koefisien variansi dari masing-masing aspek 15,74%.
h. Aspek Kemandirian Perilaku Ekonomis
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 22 orang anak
yang memiliki kemandirian perilaku ekonomis yang tinggi. Setiap
masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-
sendiri serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik
yaitu rata rata 4,69, simpangan baku 0,35 dan koefisien variansi
dari masing-masing aspek 12,92%.
i. Aspek Wawasan dan Persiapan Karir
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 19 orang anak
yang memiliki wawasan dan persiapan karir yang tinggi. Setiap
masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-
sendiri serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik
yaitu rata rata 4,73, simpangan baku 0,38 dan koefisien variansi
dari masing-masing aspek 14,07%.
j. Aspek Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 17 orang anak
yang memiliki kematangan hubungan dengan teman sebaya yang
tinggi. Setiap masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi
aspek sendiri-sendiri serta pada bagian bawah terdapat
perhitungan statistik yaitu rata rata 4,73, simpangan baku 0,45
dan koefisien variansi dari masing-masing aspek 16,43%.
k. Aspek Persiapan Diri untuk Pernikahan dan Hidup Berkeluarga
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 17 orang anak
yang memiliki persiapan diri untuk pernikahan dan hidup
berkeluarga yang tinggi. Setiap masing-masing aspek terdapat
distribusi frekuensi aspek sendiri-sendiri serta pada bagian bawah
terdapat perhitungan statistik yaitu rata rata 4,75, simpangan baku
0,40 dan koefisien variansi dari masing-masing aspek 14,37%.

3. Distribusi Frekuensi Konsistensi


Pada distribusi frekuensi konsistensi memperlihatkan tingkat
keseriusan atau konsitensi siswa dalam menjawab angket yang telah
diberikan. Dari grafik ini dapat dilihat jumlah siswa yang memperoleh
skor konsistensi serta dibagian bawah juga terdapat perhitungan
statistik kelompok meliputi rata-rata 6,85 / 11, Simpangan baku 2,59
dan Koefisien variansi sebesar 37,71%.

11
Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Konsistensi

4. Delapan Butir Tertinggi Kelompok Kelas X


Pada bagian ini menampilkan delapan butir tertinggi namun
bukan aspek dengan skornya masing-masing. Pada sumbu
horizontal ditampilkan peringkat butir berdasarkan skor. Nama butir
dapat dilihat pada tabel dibawahnya. Sumbu vertikal
memperlihatkan skor masing-masing butir.
Pada hasil ATP ini dapat dilihat bahwa:

Urutan Aspek Butir TP


1 5. Kesadaran tanggung jawab 5-2 5.71
2 6. Peran sosial sebagai pria dan 6-3 5.58
wanita
3 8. Kemandirian perilaku ekonomis 8-1 5.39
4 1. Landasan hidup religius 1-4 5.39
5 11. Persiapan diri untuk pernikahan 11-6 5.24
dan hidup berkeluarga
6 7. Penerimaan diri dan 7-1 5.23
pengembangannya
7 9. Wawasan dan persiapan karir 9-6 5.21
8 2. Landasan perilaku etis 2-1 5.19

12
Gambar 3. Grafik Butir Tertinggi Kelompok Kelas X

5. Delapan Butir Terendah Kelompok Kelas X


Pada bagian ini menampilkan delapan butir terendah namun
bukan aspek dengan skornya masing-masing. Pada sumbu
horizontal ditampilkan peringkat butir berdasarkan skor. Nama butir
dapat dilihat pada tabel dibawahnya. Sumbu vertikal memperlihatkan
skor masing-masing butir.
Pada hasil ATP ini dapat dilihat bahwa:

Urutan Aspek Butir TP


1 1. Landasan hidup religius 1-1 3.50
2 5. Kesadaran tanggung jawab 5-5 3.89
3 1. Landasan hidup religius 1-2 3.94
4 3. Kematangan emosional 3-2 4.02
5 5. Kesadaran tanggung jawab 5-1 4.05

13
Gambar 4. Grafik Butir Terendah Kelompok Kelas X

I. Hasil Asesmen ITP Kelas XI


Data analisis kelompok dapat dilihat pada sebelah kanan
informasi tentang kelompok meliputi:
 Jumlah Peserta : 141 Siswa
 Rata-rata Konsistensi : 6,45 / 11
 Rata-rata TP : 4,67
 Simpangan Baku : 0,13
 Koefisien Variansi : 4,81%

1. Profil Kelompok Kelas XI


Dalam profil kelompok ini memperlihatkan karakteristik
kematangan kelompok tersebut. Dari profil kelompok ini dapat
diidentifikasi aspek yang menonjol maupun aspek yang kurang. Dari
profil kelompok ini dapat dilihat bahwa dalam kelompok tersebut
terdapat aspek yang menonjol sesuai dengan urutan yaitu:
a. Aspek nomor 6 yaitu aspek peran sosial sebagai pria dan wanita
dengan skor 4,90.
b. Aspek nomor 8 yaitu kemandirian perilaku ekonomis dengan skor
4,80.
c. Aspek nomor 7 yaitu penerimaan diri dan pengembangannya
dengan skor 4,76.

14
d. Aspek nomor 10 yaitu kematangan hubungan dengan teman
sebaya dengan skor 4,74.
e. Aspek nomor 11 yaitu aspek persiapan diri untuk pernikahan dan
hidup berkeluarga dengan skor 4,73.
f. Aspek nomor 2 yaitu landasan perilaku etis dengan skor 4,62.
g. Aspek nomor 9 yaitu aspek wawasan dan persiapan karir dengan
skor 4,60.
h. Aspek nomor 4 yaitu kematangan intelektual dengan skor 4,57.
i. Aspek nomor 5 yaitu kesadaran tanggung jawab dengan skor
4,56.
j. Aspek nomor 1 yaitu landasan hidup religius dengan skor 4,55.
k. Sedangkan untuk aspek yang terkahir yaitu aspek nomor 3 yaitu
kematangan emosional dengan skor 4,48

Gambar 5. Grafik Profil Kelompok Kelas XI

2. Distribusi Frekuensi Aspek


Dalam distribusi frekuensi aspek menampilkan grafik distribusi
frekuensi salah satu aspek. Sumbu horizontal grafik ini adalah skor dan
sumbu vertikal menunjukkan jumlah siswa yang memperoleh skor
tersebut.
a. Aspek Landasan Hidup Religius
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 50 orang anak
yang memiliki landasan hidup religius yang tinggi. Setiap masing-
masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-sendiri
serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik yaitu rata
rata 4,55, simpangan baku 0,37 dan koefisien variansi dari masing-
masing aspek 14,60%.
b. Aspek Landasan Perilaku Etis

15
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 47 orang anak
yang memiliki landasan perilaku etis yang tinggi. Setiap masing-
masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-sendiri
serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik yaitu rata
rata 4,62, simpangan baku 0,40 dan koefisien variansi dari masing-
masing aspek 15,22%.
c. Aspek Kematangan Emosional
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 46 orang anak
yang memiliki kematangan emosional yang tinggi. Setiap masing-
masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-sendiri
serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik yaitu rata
rata 4,49, simpangan baku 0,35 dan koefisien variansi dari masing-
masing aspek 14,20%.
d. Aspek Kematangan Intelektual
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 39 orang anak
yang memiliki kematangan intelektual yang tinggi. Setiap masing-
masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-sendiri
serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik yaitu rata
rata 4,58, simpangan baku 0,43 dan koefisien variansi dari masing-
masing aspek 16,68%.
e. Aspek Kesadaran Tanggung Jawab
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 41 orang anak
yang memiliki kesadaran tanggung jawab yang tinggi. Setiap
masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-
sendiri serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik
yaitu rata rata 4,57, simpangan baku 0,38 dan koefisien variansi
dari masing-masing aspek 14,90%.
f. Aspek Peran Sosial sebagai Pria dan Wanita
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 38 orang anak
yang memiliki peran sosial sebagai pria dan wanita yang tinggi.
Setiap masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek
sendiri-sendiri serta pada bagian bawah terdapat perhitungan
statistik yaitu rata rata 4,91, simpangan baku 0,44 dan koefisien
variansi dari masing-masing aspek 15,23%.
g. Aspek Penerimaan Diri dan Pengembangannya
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 41 orang anak
yang memiliki penerimaan diri dan pengembangannya yang
tinggi. Setiap masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi
aspek sendiri-sendiri serta pada bagian bawah terdapat

16
perhitungan statistik yaitu rata rata 4,76, simpangan baku 0,41 dan
koefisien variansi dari masing-masing aspek 14,79%.

h. Aspek Kemandirian Perilaku Ekonomis


Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 55 orang anak
yang memiliki kemandirian perilaku ekonomis yang tinggi. Setiap
masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-
sendiri serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik
yaitu rata rata 4,80, simpangan baku 0,40 dan koefisien variansi
dari masing-masing aspek 14,19%.
i. Aspek Wawasan dan Persiapan Karir
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 47 orang anak
yang memiliki wawasan dan persiapan karir yang tinggi. Setiap
masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi aspek sendiri-
sendiri serta pada bagian bawah terdapat perhitungan statistik
yaitu rata rata 4,61, simpangan baku 0,39 dan koefisien variansi
dari masing-masing aspek 14, 91%.
j. Aspek Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 37 orang anak
yang memiliki kematangan hubungan dengan teman sebaya yang
tinggi. Setiap masing-masing aspek terdapat distribusi frekuensi
aspek sendiri-sendiri serta pada bagian bawah terdapat
perhitungan statistik yaitu rata rata 4,74, simpangan baku 0,47 dan
koefisien variansi dari masing-masing aspek 17,09%.
k. Aspek Persiapan Diri untuk Pernikahan dan Hidup Berkeluarga
Pada hasil ATP menunjukkan bahwa ada 39 orang anak
yang memiliki persiapan diri untuk pernikahan dan hidup
berkeluarga yang tinggi. Setiap masing-masing aspek terdapat
distribusi frekuensi aspek sendiri-sendiri serta pada bagian bawah
terdapat perhitungan statistik yaitu rata rata 4,73, simpangan baku
0,42 dan koefisien variansi dari masing-masing aspek 15,52%.

3. Distribusi Frekuensi Konsistensi


Pada distribusi frekuensi konsistensi memperlihatkan tingkat
keseriusan atau konsitensi siswa dalam menjawab angket yang telah
diberikan. Dari grafik ini dapat dilihat jumlah siswa yang memperoleh
skor konsistensi serta dibagian bawah juga terdapat perhitungan
statistik kelompok meliputi rata-rata

17
G
a
m
b
a
r

6
.

G
r
Gambar 6. Grafik Distribusi Frekuensi Konsistensi

4. Delapan Butir Tertinggi Kelompok Kelas XI


Pada bagian ini menampilkan delapan butir tertinggi namun
bukan aspek dengan skornya masing-masing. Pada sumbu horizontal
ditampilkan peringkat butir berdasarkan skor. Nama butir dapat
dilihat pada tabel dibawahnya. Sumbu vertikal memperlihatkan skor
masing-masing butir.
Pada hasil ATP ini dapat dilihat bahwa:

Urutan Aspek Butir TP


1 5. Kesadaran tanggung jawab 5-2 5.59
2 6. Peran sosial sebagai pria dan 6-3 5.50
wanita
3 10. Kematangan hubungan dengan 10-1 5.22
teman sebaya
4 8. Kemandirian perilaku ekonomis 8-1 5.22
5 11.Persiapan diri untuk pernikahan 11-6 5.18
dan hidup berkeluarga
6 2. Landasan perilaku etis 2-1 5.14
7 1. Landasan hidup religius 1-3 5.11
8 10. Kematangan hubungan dengan 10-3 5.09
teman sebaya

18
Gambar 7. Grafik Butir Tertinggi Kelompok Kelas XI

5. Delapan Butir Terendah Kelompok Kelas XI


Pada bagian ini menampilkan delapan butir terendah namun
bukan aspek dengan skornya masing-masing. Pada sumbu horizontal
ditampilkan peringkat butir berdasarkan skor. Nama butir dapat dilihat
pada tabel dibawahnya. Sumbuh vertikal memperlihatkan skor
masing-masing butir.
Pada hasil ATP ini dapat dilihat bahwa :
Urutan Aspek Butir TP
1 1. Landasan hidup religius 1-1 3.42
2 4. Kematangan emosional 4-4 4.02
3 5. Kesadaran tanggung jawab 5-1 4.02
4 11.Persiapan diri untuk pernikahan 11-3 4.05
dan hidup berkeluarga
5 3. Kematangan emosional 3-2 4.09

19
Gambar 8. Grafik Butir Terendah Kelompok Kelas XI

J. Simpulan dan Rekomendasi


Asesmen bertujuan mendapatkan data berupa profil tingkat
perkembangan individu siswa kelas X dan XII SMAN 99 Jakarta sebagai
data yang diperlukan untuk menunjang perancangan program bimbingan
dan konseling. Data hasil asesmen ITP Kelas X, dengan jumlah responden
sebanyak 62 siswa mendapatkan rata-rata konsitensi 6,85/11. Rata-rata
Tugas Perkembangan (TP) mencapai angka 4,68 dengan simpangan baku
0,12, dan koefisien variansi 4,29%.
Urutan aspek perkembangan dari yang tebesar hingga terkecil
yaitu: (1) Peran sosial sebagai pria dan wanita dengan skor 4,91; (2)
Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga dengan skor 4,75;
(3) Wawasan dan persiapan karir dengan skor 4,73; (4) Kematangan
hubungan dengan teman sebaya dengan skor 4,73; (5) Penerimaan diri
dan pengembangannya dengan skor 4,71; (6) Kematangan Intelektual
dengan skor 4,69; (7) Kemandirian perilaku ekonomis dengan skor 4,68;
(8) Landasan perilaku etis dengan skor 4,66; (9) Landasan hidup religius
dengan skor 4,57; (10) Kesadaran tanggung jawab dengan skor 4,55; dan
(11) Kematangan emosional dengan skor 4,48.
Data hasil asesmen ITP Kelas XI, dengan jumlah responden
sebanyak 141 siswa mendapatkan rata-rata konsitensi 6,45/11. Rata-rata
Tugas Perkembangan (TP) mencapai angka 4,67 dengan simpangan baku
0,13, dan koefisien variansi 4,81%. Urutan aspek perkembangan dari yang
tebesar hingga terkecil yaitu: (1) Peran sosial sebagai pria dan wanita

20
dengan skor 4,90; (2) Kemandirian perilaku ekonomis dengan skor 4,80;
(3) Penerimaan diri dan pengembangannya dengan skor 4,76; (4)
Kematangan hubungan dengan teman sebaya dengan skor 4,74; (5)
Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga dengan skor 4,73;
(6) Landasan perilaku etis dengan skor 4,62; (7) Wawasan dan persiapan
karir dengan skor 4,60; (8) Kematangan intelektual dengan skor 4,57; (9)
Kesadaran tanggung jawab dengan skor 4,56; (10) Landasan hidup religius
dengan skor 4,55; dan (11) Kematangan emosional dengan skor 4,48.
Baik kelompok kelas X dan XI memiliki kesamaan butir tertinggi
dan terendah. Butir tertinggi terdapat aspek (5) kesadaran tanggung
jawab butir 2 dengan pernyataan " Saya menghormati orang lain, tanpa
melihat latar belakang sosial ekonomi, suku ataupun agama." dengan skor
tingkat perkembangan 5.71 (kelas X) dan 5.59 (kelas XI). Sedangkan butir
terendah berada pada aspek (1) landasan hidup religius dengan
pernyataan "Saya bersyukur kepada Tuhan yang maha Esa bila
memperoleh nikmat/kesenangan" dengan skor tingkat perkembangan
3.50 (kelas X) dan 3.42 (kelas XI).
Berdasarkan hasil analisis, terdapat rekomendasi yang dapat
ditujukan kepada pihak sekolah dan calon guru BK atau konselor, sebagai
berikut:
a. Pihak Sekolah
 Mempersiapkan dan merancang program bimbingan dan
konseling sesuai dengan hasil ITP terutama untuk kelas X dan XI.
 Menyelenggarakan program bimbingan dan konseling sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa.
 Sebagai data awal yang diperlukan untuk arsip data bimbingan
dan konseling guna memperhatikan setiap individu untuk
memantau, memfasilitasi, dan membimbing tugas
perkembangannya agar berjalan dengan baik.
b. Calon Guru BK atau Konselor
 Data dapat dimanfaatkan untuk merancang sebuah program
bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
 Mempelajari dinamika ataupun keunikan dari individu yang
memiliki capaian tingkat perkembangan yang berbeda.

K. Penutup
Demikian laporan profil ITP (Inventori Tugas Perkembangan) siswa
kelas X dan XI SMAN 99 Jakarta. Semoga hasil asesmen ITP tersebut
dapat dijadikan sebagai data penunjang untuk merancang program BK

21
bagi pihak sekolah maupun calon guru BK atau konselor yang
berkompetensi dan profesional.

22
LAMPIRAN

A. Tautan Google Form ITP


https://forms.gle/J16UTXW33cXwy1WB6

B. Hasil Responden Pengisian Google Form


https://docs.google.com/spreadsheets/d/1FFDQH-
X7vEWobxrkgyogYycHYywIhOCW2JWCeggrAmM/edit#gid=670918644

23

Anda mungkin juga menyukai