05 - Pedoman Pelayanan Managemen Pelayanan 1 Juni 2018
05 - Pedoman Pelayanan Managemen Pelayanan 1 Juni 2018
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan managemen pelayanan dan dasar dari regulasi
managemen pelayanan sesuai dengan perkembangan Rumah Sakit Karisma
Cimareme, perlu mengatur managemen pelayanan di lingkungan Rumah
Sakit Karisma Cimareme;
b. Bahwa untuk memberikan dasar dalam kinerja, kewenangan, pengambilan
keputusan dan tindakan dalam hal managemen pelayanan diperlukan suatu
regulasi untuk mengaturnya;
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan b, diatas perlu
ditetapkan Pedoman Managemen Pelayanan Rumah Sakit Karisma
Cimareme dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Karisma Cimareme.
Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit
2. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
ERTAMA : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME TENTANG
PEDOMAN MANAGEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT KARISMA
CIMAREME;
EDUA : Pedoman Managemen Pelayanan Rumah Sakit Karisma Cimareme digunakan
sebagai acuan dalam setiap tindakan atau mengambil keputusan dalam
pelayanan di lingkungan RS Karisma Cimareme;
ETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bandung Barat
Pada tanggal : 19 Juni 2018
RS. KARISMA CIMAREME
1
RS
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RS KARISMA CIMAREME
NOMOR : 05/PER/DIR/RSKC/VI/2018
TANGGAL : 19 Juni 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Managemen pelayanan rumah sakit Karisma Cimareme adalah salah satu bagian dari struktur
organisasi rumah sakit Karisma Cimareme disamping managemen administrasi umum dan keuangan.
Dimana managemen pelayanan mengatur dalam hal pelayanan medis, penunjang medis, keperawatan
dan pelayanan pasien. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan regulasi yang membuat managemen menjadi
terarah. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu pedoman untuk mengatur kinerja mangemen pelayanan.
Tujuan Pedoman
Tujuan pedoman ini adalah agar para staff yang berada dilingkungan managemen pelayanan
mempunyai arahan atau regulasi dalam bekerja dan bertindak.
Batasan Operasional
Batasan operasional manajemen pelayanan rumah sakit ini meliputi asuhan medis, asuhan
keperawatan, asuhan pasien dan asuhan dari penunjang medis dengan memberikan pelayanan, yaitu :
1. Pelayanan Gawat Darurat
2. Pelayanan Rawat Jalan
3. Pelayanan Rawat Inap
2
RS
Landasan Hukum
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit;
3
RS
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
RS
5
RS
6
RS
7
RS
c. Staff pelaksana
i. D3 Analis Laboratorium
d. Dalam struktur organisasi terdapat dokter spesialis patologi klinik sebagai penanggung
jawab pelayanan Instalasi Laboratorium jika diperlukan.
17. Instalasi Radiologi
a. Kepala Instalasi
Kualifikasi :
Dokter Spesialis Radiologi/ D3 Radiografer
Pengalaman minimal 1 tahun di RS
b. Kepala ruangan (jika diperlukan)
Kualifikasi :
i. D3 Radiografer
c. Staff pelaksana
i. D3 Radiografer
ii. Petugas Proteksi Radiasi
Dalam struktur organisasi terdapat dokter spesialis radiologi sebagai penanggung jawab
pelayanan Instalasi Radiologi jika diperlukan.
18. Instalasi Farmasi
a. Kepala Instalasi
Kualifikasi :
S1 Profesi Apoteker
Pengalaman minimal 1 tahun di RS
b. Staff pelaksana
i. S1 Profesi Apoteker
ii. D3 Farmasi
iii. SMK Farmasi
19. Instalasi Rehabilitasi medis
a. Kepala Instalasi
Kualifikasi :
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis/ D3 Fisioterapi
Pengalaman minimal 1 tahun di RS
b. Kepala ruangan (jika diperlukan)
Kualifikasi :
i. D3 Fisioterapi
c. Staff pelaksana
i. D3 Fisioterapi
Dalam struktur organisasi terdapat dokter spesialis rehabilitasi medis sebagai penanggung jawab
pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medis jika diperlukan.
8
RS
Distribusi Ketenagaan
NO KETERANGAN KUALIFIKASI
1 Managemen Pelayanan
Manager Pelayanan Dokter
Kepala Pelayanan Medis Dokter
Kepala Penunjang Medis Dokter/ S1 Sarjana
Kesehatan
Kepala Keperawatan Perawat
Kepala Pelayanan Pasien Dokter/ Perawat
Staf Case Manager Dokter/ Perawat
Seketaris Managerial SMA
Catatan Kebutuhan :
- 2 – 9 dokter
- 1 – 7 perawat
- 0 – 1 S1 Tenaga
kesehatan
- 0 – 2 SMA
2 Casemix
Kepala Dokter
Anggota Rekam medis
D3 keuangan
Catatan kebutuhan : SMA
- 0 – 1 dokter
- 2 – 5 RM
- 0 – 1 D3 Keuangan
- 0 – 2 SMA
3 IGD
Kepala instalasi Dokter umum
Kepala ruangan Perawat
Anggota Dokter
Perawat
Catatan kebutuhan : SMK Keperawatan
- 1 – 6 dokter
- 12 – 13 perawat
- 0 – 2 SMK
Keperawatan
4 VK
Kepala Instalasi Bidan
Anggota Bidan
Catatan kebutuhan :
- 6 – 13 bidan
- 0 – 2 SMK Kebidanan
5 Rawat Jalan
Kepala instalasi Perawat
9
RS
Anggota Perawat
Perawat gigi
Catatan kebutuhan : Perawat Mata
- 5 – 20 perawat SMK Keperawatan
- 1 – 2 perawat gigi
- 0 – 20 SMK
keperawatan
- 1 – 2 Bidan
6 Rehabilitasi Medis
Kepala instalasi Fisioterapi
Anggota Fisioterapi
Catatan kebutuhan :
- 1 – 2 fisioterapi
7 Hemodialisis
Kepala instalasi Dokter umum
Kepala ruangan Perawat HD
Anggota Perawat HD
Catatan kebutuhan :
- 1 dokter
- 3 – 9 perawat HD
- 0 – 2 SMK
keperawatan
8 ICU
Kepala ruangan Perawat
Anggota Perawat
SMK Keperawatan
Catatan kebutuhan :
- 12 – 14 perawat
- 0 – 2 SMK
keperawatan
9 OK
Kepala ruangan SMK Keperawatan
Anggota Perawat
Perawat anestesi
Catatan kebutuhan :
- 6 – 22 perawat
- 1 – 9 perawat
anestesi
- 0 – 2 SMK
Keperawatan
10 CSSD
Kepala ruangan SMK keperawatan
10
RS
Catatan kebutuhan :
- 1 – 9 Perawat
- 0 – 2 SMK
keperawatan
11 Rawat Inap
Kepala instalasi Perawat
Dokter
Catatan kebutuhan :
- 1 perawat
- 0 – 6 dokter
12 Rawat Inap Kasomi
Kepala ruangan Perawat
Anggota Perawat
SMK Keperawatan
Catatan kebutuhan :
- 12 – 15 perawat
- 0 – 2 SMK
keperawatan
13 Rawat Inap Iskandar
Kepala ruangan Perawat
Anggota Perawat
SMK Keperawatan
Catatan kebutuhan :
- 12 – 15 perawat
- 0 – 2 SMK
keperawatan
14 Rawat Inap Sukaesih
Kepala ruangan Perawat
Anggota Perawat
SMK Keperawatan
Catatan kebutuhan :
- 12 – 15 perawat
- 0 – 2 SMK
keperawatan
15 Rawat Inap Kebidanan
Kepala ruanagn Bidan
Catatan kebutuhan :
- 6 – 15 bidan
- 0 – 2 SMK Kebidanan
16 Rekam Medis
Kepala instalasi Rekam Medis
Anggota Rekam Medis
Catatan kebutuhan :
- 4 – 10 rekam medis
11
RS
- 0 – 2 SMA
17 Front Office
Kepala ruangan SMA
Anggota SMA
Catatan kebutuhan :
- 14 – 20 SMA
18 Gizi
Kepala instalasi Ahli gizi
Anggota SMA
Catatan kebutuhan :
- 1 – 2 Ahli gizi
- 8 – 19 SMA
19 Laboratorium
Kepala ruangan Analis Lab
Anggota Analis Lab
Catatan kebutuhan :
- 9 – 12 Analis lab
- 0 – 2 SMA
20 Farmasi
Kepala instalasi Apoteker
Anggota Apoteker
S1
Catatan kebutuhan : D3 Farmasi
- 4 – 8 apoteker SMK Farmasi
- 6 – 13 D3 Farmasi
- 0 – 17 SMK farmasi
21 Radiologi
Kepala ruangan Radiografer
Anggota Radiografer
PPR
Catatan kebutuhan : SMA
- 3 – 9 radiografer
- 1 PPR
- 0 – 2 SMA
Pengaturan Jaga
1. Dokter spesialis = disesuaikan
2. Kepala instalasi dan kepala ruangan = 08.00 – 16.00 (jam kerja) hari libur dan minggu
libur
3. Staf pelaksana non shift = 08.00 – 16.00 (jam kerja) hari libur dan minggu libur
4. Staf pelaksana shift
a. Shift 1 = 07.00 – 14.00
b. Shift 2 = 14.00 – 21.00
c. Shift 3 = 21.00 – 07.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
Denah Ruang
13
RS
Rumah sakit dirancang dengan sistem zonasi (zoning). Zonasi rumah sakit disarankan
mempunyai pengelompokkan sebagai berikut :
1. Zona Publik
Area yang mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar misalnya unit gawat
darurat, klinik rawat jalan, administrasi, apotik, rekam medik, dan kamar mayat.
2. Zona Semi Publik
Area yang menerima beban kerja dari zona publik tetapi tidaklangsung berhubungan dengan
lingkungan luar, misalnyalaboratorium, radiologi, dan rehabilitasi medik.
3. Zona Privasi
Area yang menyediakan perawatan dan pengelolaan pasien, misalnya gedung operasi, karnar
bersalin, ICU/ ICCU, dan ruang perawatan.
4. Zona Penunjang
Area yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit, misalnya ruang cuci, dapur,
bengkel, dan CSSD.
Standar Fasilitas
Pelayanan berdasarkan lantai di rumah sakit :
Basement = parkir
Lantai dasar = Rekam Medis, IGD, VK, radiologi, dan laboratorium
Lantai 1 = Poli umum, rehabilitasi medis, farmasi, gudang farmasi
14
RS
BAB IV
KEBIJAKAN
15
RS
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN
Manager Pelayanan
16
RS
Manager pelayanan merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan medis, penunjang medis,
pelayanan pasien dan keperawatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit. Dengan Tugas pokok Memimpin managemen pelayanan ,
Melaksanakan pengelolaan pelayanan medis, Melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan,
Melaksanakan pengelolaan penunjang medis dan Melaksanakan pengelolaan pelayanan pasien atau
case manager.
Dalam menjalankan fungsinya manager pelayanan dibantu oleh :
a. kepala pelayanan medis,
b. kepala penunjang medis,
c. kepala keperawatan
d. kepala pelayanan pasien/ case manager
e. dan langsung membawahi kepala instalasi pelayanan yang terdiri dari :
i. Rawat jalan
ii. Rawat inap terdiri dari ruang rawat inap Kasomi, ruang rawat inap Iskandar, dan
ruang rawat inap Sukaesih, serta rawat inap kebidanan dan kandungan
iii. Gawat daraurat
iv. Intensive care
v. Bedah dan membawahi Central Sterile Supply Department (CSSD)
vi. Hemodialisis
vii. Kebidanan dan Kandungan
viii. Rekam medik dan membawahi Front Office (FO)
ix. Gizi
x. Laboratorium
xi. Radiologi
xii. Farmasi
xiii. Rehabilitasi medis
Bersama dengan bagian keperawatan dan bagian pelayanan pasien membantu manager
pelayanan untuk mengelola di beberapa instalasi, yaitu
i. Rawat jalan
ii. Rawat inap terdiri dari ruang rawat inap Kasomi, ruang rawat inap Iskandar, dan
ruang rawat inap Sukaesih, serta rawat inap kebidanan dan kandungan
iii. Gawat daraurat
17
RS
Kepala Keperawatan
Kepala keperawatan adalah bagian dari Managemen Pelayanan yang merupakan unsur
organisasi di bidang keperawatan dan berada dibawah manager pelayanan, yang mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana pemberian pelayanan keperawatan;
b. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan keperawatan;
c. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang keperawatan; dan
d. pemantauan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Bersama dengan bagian pelayanan medik dan bagian pelayanan pasien membantu manager
pelayanan untuk mengelola di beberapa instalasi, yaitu :
i. Rawat jalan
ii. Rawat inap terdiri dari ruang rawat inap Kasomi, ruang rawat inap Iskandar, dan
ruang rawat inap Sukaesih, serta rawat inap kebidanan dan kandungan)
iii. Gawat darurat
iv. Intensive care
v. Bedah dan membawahi Central Sterile Supply Department (CSSD)
18
RS
vi. Hemodialisis
vii. Kebidanan dan Kandungan
19
RS
Selain itu dapat juga fungsi case manager dapat dilakukan oleh perawat fungsional dan tenaga
kesehatan lainnya dimana jika terjadi suatu masalah asuhan kepada pasien dari mutu dan
kendali biaya dapat dilaporkan ke kepala pelayanan pasien.
Kepala pelayanan pasien bersama dengan bagian keperawatan dan bagian pelayanan medik
membantu manager pelayanan untuk memimpin di beberapa instalasi, yaitu :
i. Rawat jalan
ii. Rawat inap terdiri dari ruang rawat inap Kasomi, ruang rawat inap Iskandar, dan
ruang rawat inap Sukaesih, serta rawat inap kebidanan dan kandungan)
iii. Gawat daraurat
iv. Intensive care
v. Bedah dan membawahi Central Sterile Supply Department (CSSD)
vi. Hemodialisis
vii. Kebidanan dan Kandungan
Kepala pelayanan pasien bersama dengan bagian pelayanan pasien membantu manager
pelayanan untuk memimpin di beberapa instalasi, yaitu :
i. Rekam medik dan membawahi Front Office (FO)
ii. Gizi
iii. Laboratorium
iv. Radiologi
v. Farmasi
vi. Rehabilitasi medis
Kepala Instalasi
Kepala instalasi mempunyai tugas Melaksanakan fungsi Manajemen dan pelaksana operasional
di masing-masing instalasi dan langsung berada dibawah manager pelayanan. Dalam pelaksanaannya
kepala instalasi dibantu oleh kepala ruangan yang mempunyai fungsi yang sama yaitu Manajemen dan
pelaksana operasional.
Fungsi dari kepala instalasi :
a. Memimpin dan bertanggung jawab atas instalasi yang dijabatnya.
b. Membuat pedoman pelayanan instalasi, pedoman pengorganisasian instalasi, standar
prosedur operasional dan program kerja satu tahun.
c. Membuat pembagian tugas kepada bawahannya.
d. Melaksanakan manajemen mutu, resiko dan keselamatan pasien.
2. Fungsi
Membantu dalam hal pelayanan medis dan pelayanan pasien di :
a. Instalasi Rawat jalan
20
RS
b. Instalasi Rawat inap terdiri dari ruang rawat inap Kasomi, ruang rawat inap Iskandar, dan
ruang rawat inap Sukaesih, serta rawat inap kebidanan dan kandungan
c. Gawat darurat (jika terjadi yellow code)
d. Intensive care
e. Bedah
f. Kebidanan dan Kandungan
g. Case Manager
3. Wewenang
a. Membantu tugas case manager, contoh : audit clinical pathway, evaluasi dari ALOS
pasien dan lain sebagainya
b. Memimpin dalam tim code blue
c. Membantu DPJP dalam hal pelayanan medis dan pelayanan pasien, seperti : konsultasi
dan lain sebagainya
d. DPJP dapat mendelegasikan kepada dokter jaga ruangan dalam hal partus normal,
resusitasi bayi baru lahir, intubasi dan lain sebagainya sesuai dengan SPK dan RKK
masing-masing dokter jaga ruangan.
e. Melakukan asesmen awal pasien rawat inap.
f. Melakukan edukasi ke pasien khusus atau yang memerlukan tindakan khusus.
g. Membentuk tim ambulance, tim code blue dan program MCU
Manager on Duty
Manager on duty (MOD) adalah adalah seseorang yang ditugaskan oleh rumah sakit untuk
menjadi manager dan sebagai perwakilan pada rumah sakit pada saat jam dinas dan diluar jam dinas.
MOD adalah orang yang ditugaskan untuk menangani setiap permasalahan pada saat manajemen atau
mangjer tidak melakukan tugas pada jam tersebut. MOD merupakan orang-orang yang berasal dari
bagian pelayanan dan administrasi umum dan keuangan yang ditunjuk oleh HRD/ kepegawaian/ SDM.
Orang yang ditunjuk oleh bagian HRD/ kepegawaian/ SDM, untuk bertugas sebagai MOD
mempunyai kredibilitas sebagai perwakilan rumah sakit , atau menangani setiap permasalahan, atau
sebagai sumber informasi bagi orang yang membutuhkan informasi.
Kriteria MOD yaitu :
- Karyawan berpengalaman di RS minimal 1 tahun
- Minimal berpendidikan D3.
Jam kerja MOD yaitu :
- 07.00 – 14.00 (ketika hari libur)
- 14.00 – 21.00 (setiap hari)
- 21.00 – 07.00 (setiap hari)
Tugas-tugas MOD biasanya adalah :
- Sebagai perwakilan rumah sakit untuk memberikan informasi, bersama tim complain (Humas)
menangani keluhan konsumen dan menangani permasalahan yang terjadi pada saat jam
tugasnya.
- Mewakili managemen untuk mengontrol kegiatan seluruh karyawan dan klien di rumah sakit,
pada saat jam dia bertugas.
- Berkonsultasi dengan managemen melalui telepon jika terdapat masalah yang sulit diselesaikan.
- Membantu bagian pelayanan dan administrasi umum dan keuangan dalam penyelesaian
masalah di Rumah Sakit.
21
RS
Kode-kode Emergensi
Kode-kode emergensi adalah acuan dalam menggunakan tanda-tanda atau kode tertentu yang
menyatakan kondisi kedaruratan dalam upaya penyelamatan pasien, keluarga pasien, pengunjung,
karyawan dan seluruh warga yang berada disekitar RS.
1. Code red
Untuk menyelamatkan setiap orang yang berada dalam area kebakaran dengan tanda
peringatan
Code Red adalah kode yang mengumumkan adanya ancaman kebakaran di lingkungan rumah
sakit (api maupun asap), sekaligus mengaktifkan tim siaga bencana rumah sakit untuk
kasus kebakaran. Dimana tim ini terdiri dari seluruh personel rumah sakit, yang masing-masing
memiliki peran spesifik yang harus dikerjakan sesuai panduan tanggap darurat bencana rumah
sakit. Misalnya; petugas teknik segera mematikan listrik di area kebakaran, perawat segera
memobilisasi pasien ketitik-titik evakuasi, dan sebagainya.
2. Code blue
Untuk menyelamatkan setiap orang yang berada di area RS dengan kondisi klinis compromise
yang rentan terhadap infeksi maupun komplikasi serius yang membutuhkan pertolongan medis
segera dengan tanda peringatan
Code Blue adalah kode yang mengumumkan adanya pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan
karyawan yang mengalami henti jantung dan membutuhkan tindakan resusitasi segera.
Pengumuman ini utamanya adalah untuk memanggil tim medis reaksi cepat atau tim code blue
yang bertugas pada saat tersebut, untuk segera berlari secepat mungkin menuju ruangan yang
diumumkan dan melakukan resusitasi jantung dan paru pada pasien. Tim medis reaksi cepat (tim
code blue) ini merupakan gabungan dari perawat dan dokter yang terlatih khusus untuk
penanganan pasien henti jantung. Karena setiap shift memiliki anggota tim yang berbeda-beda,
dan bertugas pada lokasi yang berbeda-beda pula (pada lantai yang berbeda atau bangsal/ruang
rawatan yang berbeda); diperlukan pengumuman yang dapat memanggil mereka dengan cepat.
3. Code Pink
Untuk menyelamatkan bayi atau anak-anak yang hilang atau diculik
Code Pink adalah kode yang mengumumkan adanya penculikan atau kehilangan bayi/anak di
lingkungan rumah sakit.Secara universal, pengumuman ini seharusnya diikuti dengan lock down
(menutup akses keluar masuk) rumah sakit secara serentak. Bahkan menghubungi bandar
udara, terminal, stasiun dan pelabuhan terdekat untuk kewaspadaan terhadap bayi korban
penculikan
4. Code black
Untuk menyelamatkan setiap orang dari ancaman orang yang membahayakan (bersenjata atau
tidak bersenjata), bom, dan ancaman lain (penyanderaan) yang terjadi.
Code black adalah kode yang mengumumkan adanya ancaman orang yang membahayakan
(ancaman orang bersenjata atau tidak bersenjata yang mengancam akan melukai seseorang
atau melukai diri sendiri), ancaman bom atau ditemukan benda yang dicurigai bom di lingkungan
rumah sakit dan ancaman lain.
5. Code brown
Untuk memindahkan korban dari daerah bahaya ke ruangan yang aman kemudian ke titik
kumpul.
22
RS
Code Brown adalah kode yang mengumumkan pengaktifan evakuasi pasien, pengunjung dan
karyawan rumah sakit pada titik-titik yang telah ditentukan. Pada intinya, menginisiasi tim
evakuasi untuk melaksanakan tugasnya
6. Code Orange
Untuk menyelamatkan setiap orang dari kondisi bencana eksternal
Code Orange adalah kode yang mengumumkan adanya insiden yang terjadi di luar rumah sakit
(emergensi eksternal) misalnya kecelakaan massal lalulintas darat, laut, dan udara; ledakan,
banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, dll.
7. Code yellow
Untuk menyelamatkan setiap orang dari kondisi emergensi internal
Code Yellow adalah kode yang mengumumkan adanya situasi krisis internal (emergensi internal)
rumah sakit yang meliputi: kebocoran atau dugaan kebocoran gas termasuk gas elpiji; kebocoran
dan tumpahan bahan kimia dan atau bahan berbahaya;kegagalan sistem vital seperti kegagalan
backup daya listrik; boks pembagi dayalistrik; seseorang terjebak/terjerat; banjir; insiden radiasi;
dan lain-lain.
23
RS
Code Orange adalah kode yang mengumumkan adanya insiden yang terjadi di luar rumah sakit
(emergensi eksternal) misalnya kecelakaan massal lalulintas darat, laut, dan udara; ledakan, banjir,
kebakaran, gempa bumi, tsunami, dll.
Ketua tim code orange yaitu Kepala Instalasi Gawat Darurat. Dimana mengelola tim tersebut
sesuai dengan peraturan direktur rumah sakit.
Tim Ambulance
Tim ambulance adalah tim yang dibentuk untuk menjemput atau mengantarkan pasien dari atau
ke rumah sakit. Ketua tim ambulance yaitu dokter umum jaga ruangan dengan anggotanya adalah
perawat yang di jadwalkan.
Tim ambulance terdiri dari :
- Dokter jaga ruangan
- Perawat 2 orang
- Supir ambulance 1 orang.
Medical Check Up
Medical Check Up (MCU) adalah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh yang dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya suatu penyakit atau kelainan pada saat itu.
Program ini dipimpin oleh kepala dokter jaga ruangan dan bekerjasama dengan bagian marketing/
pemasaran.
24
RS
25
RS
Alur pelayanan pasien ini disesuaikan untuk masing-masing instalasi dan diatur dalam peraturan
direktur yang tercantum pada panduan atau pedoman pelayanan masing-masing instalasi. Untuk alur
pelayanan pasien BPJS tidak ada pembayaran di kasir karena sudah ditanggung oleh BPJS. Untuk alur
pasien meninggal di IGD ataupun di Rawat Inap/ ICU/ OK/VK di kirim ke kamar jenazah dan di observasi
selama 2 jam.
26
RS
BAB VI
LOGISTIK
27
RS
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
Rumah Sakit adalah tempat yang sangat kompleks, terdapat ratusan macam obat, ratusan test
dan prosedur, banyak terdapat alat dan teknologi, bermacam profesi dan non profesi yang memberikan
pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak
dikelola dengan baik dapat terjadi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD/Adverse event).
Keselamatan pasien telah menjadi isu global dan merupakan prioritas utama untuk rumah sakit
dan keselamatan pasien merupakan prioritas utama karena terkait tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang mereka terima dan terkait dengan mutu dan citra rumah sakit, disamping itu
keselamatan pasien juga dapat mengurangi KTD di Rumah Sakit.
Pengertian dari Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk mencegah meminimalkan timbulnya
resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksananakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien dilaksanakan melalui penerapan 7 standar dan 7 langkah menuju
keselamatan pasien yaitu :
Standar Keselamatan Pasien terdiri dari :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi untuk mencapai keselamatan pasien
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
28
RS
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan dalam
rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun
kelalaian/kesengajaan.
Tujuan :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain
yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi perlindungan pada pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/psikis, keracunan,
infeksi dan penularan.
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
10. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
12. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.
13. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
14. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
15. Mencegah terkena aliran listrik.
16. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
29
RS
5. Maintenance (Perawatan) alat dilakukan secara kontinyu agar peralatan tetap dalam kondisi
yang layak pakai.
6. Adanya pendidikan mengenai kesalamatan kerja bagi pegawai.
7. Adanya fasilitas/peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup.
8. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.
30
RS
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Pengertian
Pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan dalam mengendalikan mutu pelayanan rumah
sakit untuk menjamin hasil yang diharapkan sesuai dengan standar. Metode-metode yang sering
digunakan dalam pengendalian mutu adalah 1) menilai mutu akhir 2) evaluasi terhadap output 3) kontrol
mutu 4) monitoring terhadap kegiatan sehari-hari.
Tujuan
Pengendalian mutu bertujuan agar semua kegian dapat tercapai secara berdaya guna dan
berhasil guna, dilaksanakan sesuai dengan rencana, pembagian tugas, rumusan kerja, pedoman
pelaksanaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
31
RS
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum
kepada masyarakat.
15. ≤ 6 minggu
4 Instalasi 1. Waktu tunggu operasi elektif 1. ≤ 2 hari
Bedah 2. Kejadian Kematian di meja operasi 2. ≤ 1 %
3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi 3. 100 %
4. Tidak adanya kejadian opersi salah orang 4. 100 %
5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada 5. 100 %
operasi
6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda 6. 100 %
33
RS
35
RS
36
RS
BAB X
PENUTUP
Dengan meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tingkat ekonomi
masyarakat, maka rumah sakit di tuntut untuk memberikan pelayanan dengan mutu optimal, terutama
dengan masuknya investasi dan tenaga kesehatan asing dalam rangka globalisasi. Hal tersebut akan
memacu timbulnya persaingan yang cenderung meningkat dan pemasaran pelayanan rumah sakit lokal
akan tertinggal bila tidak segera di antisipasi dengan peningkatan mutu yang cukup kompetitif.
Dengan adanya kebijakan desentralisasi, diharapkan Pedoman Managemen Pelayanan Rumah
Sakit ini dapat digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit dan diterapkan dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan.
37