MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 11 Oktober 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses
yang berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang
memuaskan. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis,
mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis
medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek
pemberian pelayanannya, karena muara dari pelayanan rumah sakit
adalah pelayanan jasa.
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 6 / 69
C. RUANG LINGKUP
Pedoman ini mencakup seluruh manajemen risiko di area pelayanan
RSJP Paramarta, termasuk seluruh area pekerjaan, unit kerja dan area
klinis. Manajemen risiko merupakan tanggungjawab semua komponen di
rumah sakit. Tujuan manajemen risiko untuk identifikasi dan
pengendalian risiko strategis dan operasional tidak akan tercapai apabila
semua perangkat yang ada di rumah sakit tidak bekerjasama dan
berpartisipasi pada pelaksanaannya, digambarkan sebagai berikut :
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 9 / 69
Pasien
Bisnis
Rumah Staff Medis
Sakit
Ruang
Lingkup
Manajemen
Risiko
Tenaga
Kesehatan
Lainnya
dan Tenaga
Lain
Fasilitas
dan
Lingkungan
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Sub Komite adalah bagian dari Komite Mutu yang menjalankan tugas
dan fungsi secara spesifik terkait program komite mutu yang terdiri
dari Sub Komite Peningkatan Mutu, Sub Komite Keselamatan Pasien,
dan Sub Komite Manajemen Risiko.
2. Risiko adalah peluang / probabilitas timbulnya suatu insiden yang
akan berdampak merugikan bagi pencapaian sasaran-sasaran
keselamatan pasien dan menurunkan mutu pelayanan.
3. Manajemen Risiko Rumah Sakit merupakan upaya mengidentifikasi
dan mengelompokkan risiko (grading) dan mengendalikan / mengelola
risiko tersebut baik secara proaktif risiko yang mungkin terjadi
maupun reaktif terhadap insiden yang sudah terjadi agar memberikan
dampak negatif seminimal mungkin bagi keselamatan pasien dan
mutu rumah sakit.
4. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cidera pada pasien. IKP terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak
Cedera (KTC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).
5. Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan
telah mengakibatkan kematian atau cidera fisik / psikologis serius,
atau kecacatan pada pasien.
6. Termasuk di dalam kejadian sentinel antara lain kematian yang tidak
dapat diantisipasi dan tidak berhubungan dengan penyebab alami
dari penyakit pasien atau kondisi medis dasar pasien; bunuh diri,
kehilangan permanen dari sebagian besar fungsi tubuh yang tidak
berhubungan dengan penyakit dasar pasien; pembedahan yang salah
lokasi / salah prosedur / salah pasien; penculikan bayi atau bayi
yang dibawa pulang oleh orang tua yang salah.
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 11 / 69
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
5. Peraturan Presiden RI Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 12 / 69
A. PENGERTIAN
Kebijakan mutu adalah kebijakan resmi organisasi yang dikeluarkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berisi komitmen manajemen rumah sakit
dalam memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek mutu dalam
aktifitas keseharian di rumah sakit. Kebijakan mutu ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit untuk diketahui oleh seluruh
civitas hospitalia.
Fungsi Kebijakan Mutu di rumah sakit adalah :
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 13 / 69
BAB III
PENETAPAN ORGANISASI, PEMBAGIAN PERAN DAN FUNGSI DALAM
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI RSJP PARAMARTA
3. Uraian Tugas
a. Ketua Komite Mutu
1) Deskripsi Jabatan
Ketua Komite Mutu adalah jabatan non struktural yang diberi
tugas dan wewenang untuk membantu Direktur Rumah Sakit
dalam penyelenggaraan peningkatan mutu, keselamatan pasien
dan manajemen risiko di rumah sakit.
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 16 / 69
2) Kualifikasi :
a) Pendidikan Formal dan Pelatihan :
i. Profesi Kedokteran; atau
ii. Profesi Keperawatan; atau
iii. Bidang Manajemen;
iv. Sertifikasi Pelatihan Manajemen Mutu Rumah Sakit,
Manajemen Keselamatan Pasien, Manajemen Risiko
Rumah Sakit;
v. Pelatihan terkait Akreditasi Rumah Sakit
b) Pengalaman :
i. Pernah terlibat dalam kegiatan penjaminan
mutu/keselamatan pasien/manajemen risiko di rumah
sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya;
ii. Terampil dalam menggunakan perangkat teknologi
informasi berbasis komputer.
c) Keahlian/Keterampilan Umum
i. Kepemimpinan;
ii. Komunikasi Interpersonal;
iii. Pengambilan Keputusan;
iv. Problem Solving;
v. Team work.
d) Persyaratan Khusus
i. Memiliki integritas yang baik
ii. Tidak sedang dalam proses penyelesaian masalah
hukum atau tersangkut masalah hukum.
3) Tanggung Jawab
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 17 / 69
4) Uraian Tugas
a) Menyusun regulasi berupa pedoman, panduan dan instruksi
terkait peningkatan mutu, keselamatan pasien dan
manajemen risiko di rumah sakit;
b) Menyusun dan membuat program peningkatan mutu,
keselamatan pasien dan manajemen risiko di rumah sakit;
c) Memimpin, mengkoordinir, dan mengevaluasi pelaksanaan
program kerja Komite Mutu secara efektif, efisien dan
bermutu.
d) Mengidentifikasi dan menganalisis data yang terkumpul dari
setiap unit kerja terkait pencapaian mutu pelayanan,
keselamatan pasien dan kejadian-kejadian risiko yang terjadi
di rumah sakit;
e) Menyajikan hasil analisis data pencapaian mutu rumah sakit
dan melaporkannya kepada Direktur Rumah Sakit untuk
ditindaklanjuti;
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 18 / 69
5) Kewenangan
a) Memberikan edukasi dan merancang pelaksanaan edukasi
kepada seluruh karyawan dari seluruh unit kerja yang ada di
rumah sakit terkait peningkatan mutu, keselamatan pasien
dan pengelolaan risiko di rumah sakit;
b) Memimpin rapat/pertemuan koordinasi terkait dengan
pelaksanaan program Komite Mutu rumah sakit;
c) Menegur karyawan rumah sakit yang tidak mematuhi
ketentuan peningkatan mutu, keselamatan pasien, dan
pengelolaan risiko di rumah sakit;
d) Meminta arahan dari Direktur Rumah Sakit terkait
pelaksanaan tugasnya.
2) Kualifikasi :
a) Pendidikan Formal dan Pelatihan :
i. Profesi Kedokteran; atau
ii. Profesi Keperawatan; atau
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 19 / 69
3) Tanggung Jawab
a) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, bertanggung
jawab langsung kepada Ketua Komite Mutu Rumah Sakit;
b) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas
kesekretariatan di Komite Mutu rumah sakit;
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 20 / 69
4) Uraian Tugas
a) Membantu Ketua Komite Mutu dan Sub Komite menyusun
regulasi berupa pedoman, panduan dan instruksi terkait
peningkatan mutu, keselamatan pasien dan manajemen
risiko di rumah sakit;
b) Membantu Ketua dalam menyusun dan membuat program
peningkatan mutu, keselamatan pasien dan manajemen
risiko di rumah sakit;
c) Menyusun jadual dan mempersiapkan pertemuan/rapat
Komite Mutu sesuai arahan Ketua Komite Mutu serta
mencatat/mendokumentasikan risalah/notulen rapat sesuai
ketentuan yang berlaku;
d) Mempersiapkan pelaksanaan dan kelengkapan pelatihan
mutu sesuai program mutu yang telah ditetapkan;
e) Mencatat dan melaporkan temuan/kejadian terkait
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Komite Mutu.
5) Kewenangan
a) Mengatur jadual pertemuan Komite Mutu;
b) Membuat risalah/notulen rapat Komite Mutu;
c) Mengatur jadual pelatihan mutu, keselamatan pasien dan
manajemen risiko di rumah sakit;
d) Meminta arahan dari Ketua Komite Mutu terkait
pelaksanaan tugasnya.
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 21 / 69
2) Kualifikasi :
a) Pendidikan Formal dan Pelatihan :
i. Profesi Kedokteran; atau
ii. Profesi Keperawatan; atau
iii. Profesi Tenaga Kesehatan lain; atau
iv. Pendidikan Non Kesehatan;
v. Merupakan karyawan/pegawai rumah sakit;
vi. Pelatihan Manajemen Mutu Rumah Sakit;
vii.Pelatihan terkait Akreditasi Rumah Sakit
b) Pengalaman :
i. Pernah terlibat dalam kegiatan penjaminan mutu di
rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya;
ii. Terampil menggunakan teknologi informasi berbasis
komputer.
c) Keahlian/Keterampilan Umum
i. Kepemimpinan;
ii. Komunikasi Interpersonal;
iii. Pengambilan Keputusan;
iv. Problem Solving;
v. Team work.
d) Persyaratan Khusus
i. Memiliki integritas yang baik
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 22 / 69
3) Tanggung Jawab
a) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, bertanggung
jawab langsung kepada Ketua Komite Mutu;
b) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan
kesinambungan program peningkatan mutu di rumah sakit;
c) Bertanggung jawab terhadap pencapaian indikator mutu di
rumah sakit;
d) Bertanggung jawab terhadap validitas data terkait mutu di
rumah sakit;
e) Bertanggung jawab terhadap keselamatan diri, anggota dan
lingkungan tempatnya bertugas.
4) Uraian Tugas
a) Bersama Ketua Komite Mutu menyusun regulasi berupa
pedoman, panduan dan instruksi terkait peningkatan mutu
di rumah sakit;
b) Bersama Ketua Komite Mutu menyusun dan membuat
program peningkatan mutu di rumah sakit;
c) Mengkoordinir, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
program peningkatan mutu secara efektif, efisien dan
bermutu.
d) Mengidentifikasi dan menganalisis data/temuan yang
terkumpul dari setiap unit kerja terkait upaya peningkatan
mutu di rumah sakit;
e) Menyajikan hasil analisis data peningkatan mutu rumah
sakit dan melaporkannya kepada Ketua Komite Mutu untuk
ditindaklanjuti;
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 23 / 69
5) Kewenangan
a) Memberikan edukasi dan merancang pelaksanaan edukasi
kepada seluruh karyawan dari seluruh unit kerja yang ada di
rumah sakit terkait program peningkatan mutu di rumah
sakit;
b) Menegur karyawan rumah sakit yang tidak mematuhi
ketentuan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit;
c) Meminta arahan dari Ketua Komite Mutu terkait
pelaksanaan tugasnya.
2) Kualifikasi :
a) Pendidikan Formal dan Pelatihan :
i. Profesi Kedokteran; atau
ii. Profesi Keperawatan; atau
iii. Profesi Tenaga Kesehatan lain;
iv. Merupakan karyawan/pegawai rumah sakit;
v. Pelatihan Keselamatan Pasien ;
vi. Pelatihan terkait Akreditasi Rumah Sakit
b) Pengalaman :
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 24 / 69
3) Tanggung Jawab
a) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, bertanggung
jawab langsung kepada Ketua Komite Mutu;
b) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan
kesinambungan program keselamatan pasien di rumah sakit;
c) Bertanggung jawab terhadap pencapaian indikator
keselamatan pasien di rumah sakit;
d) Bertanggung jawab terhadap validitas data keselamatan
pasien di rumah sakit;
e) Bertanggung jawab terhadap keselamatan diri, anggota dan
lingkungan tempatnya bertugas.
4) Uraian Tugas
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 25 / 69
5) Kewenangan
a) Memberikan edukasi dan merancang pelaksanaan edukasi
kepada seluruh karyawan dari seluruh unit kerja yang ada di
rumah sakit terkait program keselamatan pasien di rumah
sakit;
b) Menegur karyawan rumah sakit yang tidak mematuhi
ketentuan dan prosedur keselamatan pasien yang berlaku di
rumah sakit;
c) Meminta arahan dari Ketua Komite Mutu terkait
pelaksanaan tugasnya.
b. Kualifikasi :
1) Pendidikan Formal dan Pelatihan :
a) Profesi Kedokteran; atau
b) Profesi Keperawatan; atau
c) Profesi Tenaga Kesehatan lain; atau
d) Pendidikan Non Kesehatan;
e) Merupakan karyawan/pegawai rumah sakit;
f) Pelatihan Manajemen Risiko di Rumah Sakit;
g) Pelatihan terkait Akreditasi Rumah Sakit
2) Pengalaman :
a) Pernah terlibat dalam kegiatan penjaminan mutu di
rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya;
b) Terampil dalam menggunakan perangkat teknologi
informasi berbasis komputer.
3) Keahlian/Keterampilan Umum
a) Kepemimpinan;
b) Komunikasi Interpersonal;
c) Pengambilan Keputusan;
d) Problem Solving;
e) Team work.
4) Persyaratan Khusus
a) Memiliki integritas yang baik
b) Tidak sedang dalam proses penyelesaian masalah
hukum atau tersangkut masalah hukum.
c. Tanggung Jawab
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 27 / 69
d. Uraian Tugas
1) Bersama Ketua Komite Mutu menyusun regulasi berupa
pedoman, panduan dan instruksi terkait manajemen risiko
di rumah sakit;
2) Bersama Ketua Komite Mutu menyusun dan membuat
program manajemen risiko di rumah sakit;
3) Mengkoordinir, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
program manajemen risiko secara efektif, efisien dan
bermutu.
4) Mengidentifikasi dan menganalisis data/temuan yang
terkumpul dari setiap unit kerja terkait manajemen risiko di
rumah sakit;
5) Menyajikan hasil analisis data manajemen risiko rumah
sakit dan melaporkannya kepada Ketua Komite Mutu untuk
ditindaklanjuti;
e. Kewenangan
1) Memberikan edukasi dan merancang pelaksanaan edukasi
kepada seluruh karyawan dari seluruh unit kerja yang ada di
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 28 / 69
f. Anggota
1) Deskripsi Jabatan
Anggota Komite Mutu adalah seluruh unsur yang terdapat
dalam Komite Mutu yang melaksanakan program peningkatan
mutu, keselamatan pasien, dan manajemen risiko di rumah
sakit.
2) Klasifikasi Anggota
Anggota Komite Mutu terdiri dari :
a) Anggota tetap, yaitu seluruh unsur Komite Mutu yang secara
tetap melaksanakan tugas dan fungsi Komite Mutu di
Rumah Sakit ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit;
b) Anggota tidak tetap (ad hoc), yaitu individu atau kelompok
profesi tertentu yang dianggap ahli dalam menangani salah
satu atau keseluruhan program komite mutu, ditetapkan
oleh Direktur Rumah Sakit atas usulan Ketua Komite Mutu.
c) Kriteria Anggota Tidak Tetap (ad hoc) :
a) Merupakan karyawan RSJP Paramarta atau bukan
karyawan/di luar organisasi rumah sakit;
b) Merupakan anggota Kelompok Profesi tertentu;
c) Memiliki keahlian/pengetahuan yang memadai sebagai
konsultan atau nara sumber yang dibutuhkan oleh Komite
Mutu RSJP Paramarta.
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 29 / 69
2. Komite Mutu
a. Sebagai motor penggerak penyusunan program peningkatan mutu,
keselamatan pasien, dan manajemen risiko di rumah sakit;
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 30 / 69
BAB IV
TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO
1 Akses Pasien
1. Tersengat listrik
2. Terpapar dengan bahan berbahaya
3. Tertimpa benda jatuh
4. Tersiram air panas
3 5. Terpeleset
Asesmen dan Terapi
8 Keamanan
1. Pencurian
2. Pasien hilang
3. Lingkungan yang tidak aman
D. ANALISIS RISIKO
Organisasi manajemen risiko harus melakukan analisa secara sistematis
terhadap sistem kesehatan, organisasi rumah sakit, unit pelayanan dan
semua satuan kerja, untuk memahami risiko, mengidentifikasi tugas
agar dapat menentukan tindakan lebih lanjut. Perlu proses sistematis
untuk memahami sifat risiko dan menyimpulkan tingkat risiko,
memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta risiko besar, serta
menyediakan data untuk membantu evaluasi dan perawatan.
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk
risiko / insiden dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup
dengan investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning dan
merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA
(root cause analysis – reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare
failure mode effect analysis – proaktif).
Analisis risiko ini meliputi :
1. Probabilitas / Frekuensi Kejadian
Tingkat Risiko Deskripsi Peluang / Frekuensi
1 Sangat Jarang/Rare ( >5 tahun/kali)
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 39 / 69
E. EVALUASI RISIKO
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih
lanjut sesuai skor dan grading yang didapat dalam analisis.
SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 40 / 69
Dampak
Tidak
Frekuensi Minor Moderat Mayor Katastropik
Signifikan
1 2 3 4 5
Sangat 1 Sedang Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 41 / 69
Sering
Sering 2 Sedang Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
Mungkin 3 Rendah Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
Jarang 4 Rendah Rendah Sedang Tinggi Ekstrim
Sangat 5
Rendah Rendah Sedang Tinggi Ekstrim
Jarang
F. PENGELOLAAN RISIKO
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya
adalah pengelolaan risiko atau insiden dengan target menghilangkan
atau menekan risiko hingga ke level terendah (risiko sisa) dan
meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari insiden yang
sudah terjadi.
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 42 / 69
3. Kumpulkan data
INVESTIGASI
(Observasi, Dokumentasi , Interview)
6. Analisis Informasi
f) Personil lain yang dinilai perlu (misal dari komponen K3, PPI,
administrasi keuangan, kepegawaian, farmasi, logistik dll
sesuai IKP yang terjadi)
Insiden :
Tim Investigator :
Ketua :
Anggota : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
a) Observasi
Observasi langsung kepada praktek di lapangan dan tempat
kejadian.
b) Telaah Dokumentasi
Meliputi penelusuran kepada rekam medik pasien dan
seluruh pedoman / panduan / SPO terkait dengan insiden
untuk korelasi keduanya
c) Wawancara
Dilakukan dalam sesi tertutup kepada setiap personil
terkait secara terpisah termasuk kepada pihak yang
dirugikan / pasien dalam insiden tersebut.
g) Bukti fisik;
h) Daftar staf yang terlibat;
i) Lakukan interview dengan semua orang yang terlibat;
j) Informasi mengenai kondisi yang dapat mempengaruhi
terjadinya insiden (misal pergantian jaga, ketersediaan
petugas terlatih, kecukupan tenaga, dll)
Pasien pulang
karena tempat
INFORMASI
penuh, pasien
TAMBAHAN
diberitahu
pembatalan
GOOD
PRACTICE
terdokumentasi terdokumentasi
MASALAH
PELAYANAN
Contoh:
CMP TOOLS
Dokter konsultan tidak melihat pasien
5W
sebelum tindakan operasi
Kegagalan untuk mendokumentasikan
perencanaan tindakan dalam catatan Analisa Perubahan
anestesia
Tidak adanya cuff tensimeter di OK saat
Fishbone
diperlukan
Pasien tiba di ruang operasi diterima oleh staf
Fishbone
yang tidak semestinya
Tourniket yang digunakan pada ttungkai kiri
Analisa Hambatan
oleh konsultan bedah dan asisten
Salah tungkai yang ditandai karena
Analisa Perubahan
tersembunyi oleh kaus kaki
Penanggungjawab OK tidak ada saat pasien
Analisa Perubahan
masuk
7) Analisa Informasi
a) Tehnik 5 Whys (atau tehnik why – why)
Bertanya secara berlapis dengan tujuan menemukan akar
penyebab masalah, dengan mengidentifikasi gejala, penyebab
langsung, faktor kontributor, dan akhirnya akar masalah.
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 51 / 69
b) Analisis Perubahan
Digunakan bila dicurigai adanya perubahan praktek daripada
prosedur yang seharusnya. Contoh : Kasus salah area operasi
Apakah
perubahan
Prosedur yang seharusnya Insiden
mengakibatkan
masalah
Dokter bedah mengetahui
Dokter bedah
kondisi pasien –kedua lutut
mengetahui kondisi
Surgeon knew patient’s Tidak
pasien – kedua lutut
condition – Kedua Lutut
pasien bermasalah –
pasien bermasalah
Tandai sisi operasi sesuai Benar memberikan
prosedur, Dilakukan oleh tanda pada sisinya
dokter bedah atau (kanan) tetapi pada sisi
asistennya, menggunakan yang tidak biasa dan
Ya
pensil kulit, setelah cek tidak terlihat karena
identitas pasien dan kompresi kaos. Hal ini
catatan-catatan yang tidak di cek oleh tim
penting untuk operasi bedah
Persiapan dan drapping Persiapan dan drapping
dilakukan sesuai kebijakan dilakukan sesuai
Tidak
OK yaitu oleh ODP dan kebijakan OK yaitu oleh
perawat OK ODP dan perawat OK
Torniket dipasang oleh
Torniket dipasang oleh ODP Ya
dokter bedah
Dokumentasi anestesi dan
OK untuk mencatat Tidak terdokumentasi
Ya
‘rencana’ operasi dan dengan baik
‘aktual’ operasi
c) Analisis Barrier
Contoh dari kasus di atas:
Masalah : Torniket dilakukan pada kaki yang salah oleh dokter bedah
konsultan dan asistennya
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 52 / 69
Apakah
Mengapa penghalang/kontrol
Penghalang/Kontrol penghalang/
terabaikan dan apa
sudah ada? kontrol
dampaknya?
berfungsi
1) SOP tidak menerangkan
kapan dan siapa yang
melakukan. Tugas
SOP menyatakan tersebut dilakukan oleh
bahwa dokter bedah SpR2 dan konsultan,
atau asisten melihat tetapi komunikasi dan
pasien dan cek informasi transfer tidak
identitas dan semua Tidak lengkap
halyang berkaitan 2) Konsultan lebih senang
dengan operasi melihat pasiennya sebelum
termasuk memeriksa tanda operasi diberikan.
tanda operasi Akibat terlambat waktu
admision maka tanda
operasi dilakukan oleh
SHO
1) SHO menandai tanda
operasi dengan pensil kulit
pada sisi yang tidak biasa,
yang tidak mudah dilihat
Benar dan tepat tanda oleh dokter bedah. SHO
Tidak
operasi tidak pernah mendapatkan
training mengenai hal ini
2) Kaos kompresi
menghalangi tanda operasi
b. Tim Investigasi
Komposisi dan prosedurnya mirip seperti RCA di atas, terdiri dari
orang-orang multidisiplin yang tidak lebih dari 10 orang (idealnya
4-8 orang), memahami proses yang akan dianalisa, mewakili unit
yang akan dianalisa, dan memiliki kemampuan berpikir kritikal.
Tim melakukan pertemuan berkala untuk melakukan pembahasan
dengan agenda sebagai berikut:
Pertemuan tim Bahasan pertemuan Waktu
Pra pertemuan Identifikasi topik dan motivasi pada tim
langkah 3
Pertemuan 5 Tuangkan modus kegagalan dan
penyebabnya pada lembar kerja HFMEA
(langkah 3 )
Lakukan analisa HAZARD (langkah 4)
Identifikasi tindakan perbaikan dan
tindaklanjuti tanggung jawab (langkah
5)
Pertemuan 6-8 Tugaskan anggota tim menindaklanjuti
plus 1 tunjuk PIC untuk setiap tindakan
perbaikan
Pertemuan plus 2 Tindakan perbaikan berbasis umpan
Pertemuan plus 3 balik
Uji perubahan yang diajukan
Pertemuan plus 4 Pertemuan dengan pimpinan untuk
persetujuan semua tindakan perbaikan
Post pertemuan Konsultan menindaklanjuti sampai
perbaikan lengkap
d. Hazard Analysis
Failure Mode (Kegagalan Proses) yang dipilih dijabarkan lebih
lanjut dan lebih detail dalam tabel berikut:
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 58 / 69
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 59 / 69
1 Hampir Tidak Jarang sekali terjadi (dapat terjadi dalam > 5 sampai
Pernah (Remote) 30 tahun)
Tingkat Bahaya
Katastropik Mayor Moderat Minor
4 3 2 1
Sering 4 16 12 8 4
Kadang 3 12 9 6 3
Jarang 2 8 6 4 2
Hampir Tidak Pernah 1 4 3 2 1
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 60 / 69
4. Menurunkan Risiko
a. Tujuan dari identifikasi dan menilai risiko adalah untuk
memastikan bahwa tindakan dilakukan untuk mengurangi risiko
pada tingkat terendah yang dapat dicapai.
b. Tabel penanda tingkat risiko dan skala waktu yang dapat diterima
untuk memulai tindakan.
Tingkat Risiko Target Waktu untuk Memulai Pengendalian
Ekstrim (15-25) Segera atau paling lambat dalam 2 X 24 jam
Tinggi (8-12) Sampai 2 minggu
Sedang (4-6) Sampai 6 minggu
RisikoRendah (1-3) Sampai 12 minggu
5. Daftar Risiko
Daftar risiko adalah pusat dari proses manajemen risiko rumah
sakikt. Setelah identifikasi, penilaian, dan pengendalian awal suatu
risiko, risiko dan rencana tindakan yang berhubungan dengannya
akan dimasukkan ke dalam daftar risiko unit kerja. Untuk
mengurangi administrasi, risiko ”rendah” tidak perlu dimasukkan ke
dalam daftar. Risiko ekstrim yang dapat membahayakan sasaran-
sasaran organisasi secara bermakna, juga akan dicatat dalam daftar
risiko korporat. Salinan dari seluruh penilaian perlu untuk dipelihara.
Kepala Unit Kerja harus menentukan siapa yang akan menangani
penilaian risiko di dalam unit kerja mereka masing-masing.
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 63 / 69
BAB V
KESELAMATAN KERJA
B. PENCEGAHAN RISIKO
Ancaman Bahaya yang mengakibatkan resiko gangguan kesehatan dan
Keselamatan bagi petugas perlu diidentifikasi dan dilakukan
pencegahan, yaitu
1. Ruangan
a) Kebersihan Ruangan selalu terjaga
b) Permukaan meja Kerja selalu dibersihkan setelah selesai bekerja
dan ketika terjadi tumpahan bahan
c) Lantai bersih, kering, tidak licin dan ada saluran pembuangan
Suhu ruangan antara 22oC - 27oC dengan kelembaban nisbi 50-
70%
Kode Dokumen : Tanggal Ditetapkan
0009/PERDIR/X/2021 11 Oktober 2021
Revisi : 00 Halaman 66 / 69
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU
BAB VII
PENUTUP
Ditetapkan di Bandung
Tanggal 11 Oktober 2021