DIREKTUR RS...
NOMOR : 445 / 148 / 419.80 / 2015
TENTANG
KEBIJAKAN UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : 18 Agustus 2015
DIREKTUR
RS...
A. Kebijakan Umum :
1. Peningkatan mutu adalah keseluruhan upaya dan kegiatan secara
komprehensif dan integratif memantau dan menilai mutu pelayanan,
memecahkan masalah-masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya,
sehingga mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri
menjadi lebih baik.
2. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko,
sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
3. Direktur RS... membentuk Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien RS... sebagai
penggerak dalam hal mutu dan keselamatan pasien
4. Direktur RS... menetapkan dan menyetujui program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien .
5. Direktur RS... bertanggung jawab atas mutu pelayanan dan keselamatan pasien
RS... .
6. Direktur RS... melalui Komite Mutu Dan KeselamatanbPasien membuat
perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien .
B. Kebijakan Khusus :
1. Setiap Unit Pelayanan RS... menetapkan indikator mutu pelayanan yang harus
dipenuhi dengan mengacu pada standar pelayanan minimal boleh lebih dari
standar tersebut tetapi tidak boleh kurang dari itu.
2. Pemilihan indikator utama RS... berasal dari indikator mutu pelayanan unit,
dengan kriteria pemilihan indikator utama adalah : prioritas pada proses utama
yang kritikal, resiko tinggi dan cenderung bermasalah yang terdiri dari indikator
area klinis, indikator area manajamen, indikator sasaran keselamatan pasien .
3. Indikator utama direview setiap tahun dan diganti apabila perlu. Pemilihan ini
didasarkan pada keputusan direksi dan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien .
4. Komite mutu dan keselamatan pasien bersama jajaran managemen dan profesi
melaksakanan ronde keselamatan pasien atau visite patient safety.
5. Komite mutu dan keselamatan pasien bersama unit terkait melakukan analisa
terhadap kegiatan pemenuhan indikator dengan cara membandingkan secara
internal yaitu dengan bulan sebelumnya dan dengan standar yang telah
ditetapkan .
6. Validasi dan analisa data indikator mutu dan keselamatan pasien ditetapkan
pada prioritas evaluasi mencakup sebagai berikut :
a. mengumpulkan kembali data oleh orang kedua yang tidak terlibat
pengumpulan data sebelumnya .
b. sample 100% hanya dibutuhkan bila jumlah pencatatan,kasus atau data
lainnya sangat kecil jumlahnya .
c. membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan kembali .
d. kalkulasi akurasi dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan
dengan total jumlah data elemen dikalikan 100, yang baik akurasi levelnya
90%.
e. jika data yang diketemukan tidak sama, tidak diketahui sebabnya (seperti
data tidak jelas definisinya) dan tidak dilakukan koreksi .
f. koleksi sample baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk
memastikan tindakan menghasilkan tingkat yang diharapkan .
7. Semua insiden harus dilaporkan kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
8. Kejadian sentinel, kejadian nyaris cedera dan kejadian tidak diharapkan grading
warna kuning dan merah harus dilakukan Root Cause Analysis (RCA)
9. Publikasi data dilaksanakan melalui media buletin atau dipasang di papan
pengumuman.
d) Pasien koma yang tanpa identitas (masuk rumah sakit tanpa pendamping)
akan diberi identitas dengan : Tn/ Ny / Nn X, tgl MRS, Jam MRS .
e) Pasien harus diidentifikasi sebelum :
1) Pemberian obat
2) Pemberian darah / produk darah
3) Pengambilan darah / specimen
4) Dilakukan tindakan
5) Menyusukan bayi.
6) Menyerahkan bayi pada saat keluar Rumah Sakit .
B. Kebijakan Khusus :
1. Dalam keadaan tidak memungkinkan melakukan “read back” karena situasi (di
Instalasi Bedah Sentral ), maka prosedur “read back” tersebut boleh tidak dapat
digunakan di unit tersebut .
Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : 18 Agustus 2015
DIREKTUR
RS...
KEPUTUSAN
DIREKTUR RS...
NOMOR : / / 419.80 / 2015
PEDOMAN
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI
TAHUN 2015
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
GAMBIRAN KOTA KEDIRI TENTANG PEDOMAN UPAYA
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI
Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : Agustus 2015
DIREKTUR
RS...
KEPUTUSAN
DIREKTUR RS...
NOMOR : / / 419.80 / 2015
PANDUAN
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI
TAHUN 2015
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
GAMBIRAN KOTA KEDIRI TENTANG PANDUAN PENINGKATAN
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI
Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : Agustus 2015
DIREKTUR
RS...
KEPUTUSAN
DIREKTUR RS...
NOMOR : / / 419.80 / 2015
PANDUAN
INDIKATOR MUTU
DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI
TAHUN 2015
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
GAMBIRAN KOTA KEDIRI TENTANG PANDUAN INDIKATOR
MUTU DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN KOTA
KEDIRI
Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : Agustus 2015
DIREKTUR
RS...