CBR PEMBANGKIT Kelompok
CBR PEMBANGKIT Kelompok
Pertama-tama Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan tagihan pembelajaran Critical Book Review yang berjudul “Generator
”. Critical Book Review ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita serta mampu memberi tanggapan serta kritikan terhadap suatu pembahasan
dengan sumber yang berbeda. Penulis menyadari bahwa Critical Book Review yang disusun
masih jauh dari kata kesempurnaan. Masih ada terdapat kekurangan dalam menyusun dan
menyampaikan materi yang sesuai dengan judul topik. Karena itu Penulis sangat menantikan
saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna sempurna nya Critical Book
Review ini.
Akhir kata, Penulis berharap semoga Critical Book Review ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Rasionalisasi Pentingya Critical Book Review.................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Review ............................................................................ 1
1.3 Manfaat .............................................................................................................................. 1
1.4 Identitas Buku .................................................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................................... 3
2.1 Konstruksi Generator ......................................................................................................... 3
2.2 Prinsip Kerja Generator ..................................................................................................... 8
2.3 Pengaturan Tegangan dan Frekuensi Generator .............................................................. 14
2.4 Memparalelkan Generator ............................................................................................... 16
2.5 Pemeliharaan Generator ................................................................................................... 19
2.6 Mengidentifikasi dan Memperbaiki Gangguan pada Generator ...................................... 22
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 25
3.1 Pembahasan isi Buku ....................................................................................................... 25
3.2 Kelebihan dan kelemahan isi buku .................................................................................. 26
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 29
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 29
4.2 Saran ................................................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat
Dalam pembuatan Critical Book Review, kegiatan bermanfaat untum menambah
wawasan pada mahasiswa yang mengerjakan serta yang membaca hasil CBR tersebut. Di
samping itu, CBR juga mampu memberikan pengaruh agar mahasiswa selalu rajin untuk selalu
update mengenai informasi yang berbau ilmu pengetahuan khususnya dalam memahami materi
generator dan pratikumnya.
1
D.Identitas Buku
1. Judul : Generator
2. Pengarang : Dr. Baharuddin, ST., M.Pd
3. Penerbit : Unimed Press
4. Kota Terbit : Medan
5. Tahun Terbit : 2015
6. ISBN : 978-602-0888-08-8
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Konstruksi Generator
a. Komponen Utama Generator
a.1 Generator DC
Terdiri dari dua bagian, yaitustator,yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor,
yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian start terdiri dari rangka motor, belitan stator sikat
arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari komutator, belitan rotor,
kipas rotor dan poros rotor.
Badan generator (rangka), fungsi utamany adalah sebagai bagian dari tempat
mengalirnya fluks magnit yang dihasilkan kutub-kutub magnet, karena itu badan
generator dibuat dari bahan ferromagnetic
Magnet penguat dan Kumparan Penguat medan, dimana magnet penguat terdiri dari inti
kutub dan sepatu kutub. Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat
tembaga (berbentuk bulat atau persegi) yang dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran
tertentu.
Sikat, fungsinya adalah untuk jembatan bagi aliran arus dari lilitan jangkar dengan
beban
Komutator, berfungsi sebagai penyearah mekanik
Jangkar, umum digunakan yang berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada
permukaannya untuk tempat melilitkan kumparan-kumparan tempat terbentuknya ggl
induksi.
Belitan jangkar, berfungsi sebagai tempat terbentuknya ggl induksi.
a.2 Generator AC
Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik
arus bolak-balik. Generator arus bolak-balk sering disebut juga sebagai alternator, generator
AC, atau generator sinkron. Dikatakan generator sikron karena jumlah putaran rotornya sama
dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Berdasarkan sistem pembangkitannya.
Generator AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Generator 1 fasa, dimana dalam sistm melilitnya hanya terdiri dari satu kumpulan
kumparan yang hanya dilukiskan dengan satu garis dan dalam hal ini tidak diperhatikan
banyaknya lilitan.
3
Generator 3 fasa, dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpulan kumparan
yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan fasa .
Mesinkron dapat dioperasi sebagai generator maupun motor. Mesin sinkron bila
difungsikan sebagai motor berputar dalam kecepatan konstan. Kontruksi dari mesin sinkron
baik sebagai generator maupun sebagai motor adalah sama, perbedaannya hanya pada prinsip
kerjanya.
Pada umumnya generator sinkron ukurannya lebih besar daripada generator arus searah
demikian pula kapasitasnya. Sebagai generator, beberapa mesin sinkron sering dioperasika
secara paralel,seperti di pusat-pusat pembangkit. Adapun tujuan memparalelkan generator
adalah adanya pembagian beban antara generator yang satu dengan yang lainnya.
Konstruksi dari sebuah generator secara garis besar terdiri atas :
Penguatan (exciter), untuk membangkitkan fluks magnetic diperlukan penguatan DC.
Dapat diperoleh dari generator DC penguatan sendiri yang seporos dengan rotor
generator.
Rotor, digunakan tergantung pada kecepatan generator. Generator dengan kecepatan
tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk rotor silinder, sedangkan generator
dengan kecepatan rendah seperti Prmbangkit Listrik Tenaga Air.
Stator, terbaut dari besi magnetic yang berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi
arus pusar. Dengan inti magnetik yang baik berarti permeabilitas dan resistifitas dari
bahan akan semakin tinggi.
4
b.2 Belitan Berlapis Ganda
Kumparan stator hanya mempunyai satu belitan perkutub perfasa, akibatnya masing-
masing kumparan hanya dua belitan secara seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-
masing penghantar yang berada dalam alur akan membangkitkan tegangan yang sama.
5
1. Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet
(fluks magnetic)
2. Jumlah lilitan
3. Medan Magnet
a. Faktor distribusi (Kd), terdiri dari sejumlah belitan yang ditempatkan dalam alur secara
terpisah sehingga ggl pada terminal menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan
kumparan yang telah dipusatkan. Faktor ini selalu lebih kecil dari satu. Diasumsikan
ada nalur perfasa per kutub, jarak antara alur dalam derajat listrik adalah: 𝜑=
180 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘
𝑛× 𝑚
Total ggl stator E lebih kecil dibandingkan jumlah aljabar dari ggl belitan oleh faktor
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐸1 + 𝐸2 + 𝐸3 + 𝐸4 sin(1⁄2 𝑛𝜑)
𝐾𝑑 = = dengan 𝐾𝑑 = 𝜑
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑗𝑎𝑏𝑎𝑟 4 × 𝐸𝑏𝑒𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑛 sin( ⁄2 )
6
b. Faktor Kisar (Kp), gambar dibawah memperlihatkan bentuk kisar dari sebuah
kumparan, bila sisi belitan diletakkan dalam alur 1 dan 7 disebut kisar penuh, sedangkan
bila diletakkan dalam alur 1 dan 6 disebut kisar pendek, karena ini sama dengan 5/6
kisar kutub : 5/6 = 5/6 x 180 derajat = 150 derajat
1/6 = 1.6 x 180 derajat = 30 derajat
c. Gaya Gerak Listrik (GGL), harus diperhatikan faktor distribusi dan faktor kisar.
Apabila Z= jumlah penghantar atau sisi belitan dalam seri perfasa-2T, sedangkan T =
jumlah belitan perfasa.
7
60
𝑑∅ = ∅𝑝 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑡 = 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑁
GGL induksi rata-rata per penghantar :
𝑃
𝐸𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝑑∅/𝑑𝑡 = ∅ 60 = ∅𝑁𝑃/60 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑁
Sedangkan :
𝑁 ×𝑃 120𝑓
𝑓= (𝐻𝑒𝑟𝑡𝑠)𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑁 = (𝑟𝑝𝑚)
120 𝑃
8
𝑖∆ sin 𝜑
∆𝐵 = 𝑘 𝑤𝑏/𝑚2
𝑟2
Hukum Lenz, menyatakan bahwa “ arus induksi elektromagnetik dan gaya akan selalu
berusaha untuk saling meniadakan (gaya aksi dan reaksi). Hukum lenz inilah yang
menjelaskan mengenai prinsip kerja dari mesin listrik dinamis yaitu generator dan
motor.
9
Prinsip kerja suatu generator arus searah berdsarkan hokum faraday, 𝑒 = −𝑁 𝑑𝑓/𝑑𝑡 .
Dengan lain perkataan, apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluks magnetik yang
beubah-ubah, maka GGL akan dibangkitkan dalam konduktor itu. Untuk mendapatkan arus
searah dari arus bolak-balik dengan menggunakan :
Saklar, berfungsi untuk menghubung singkatkan ujung-ujung kumparan, Prinsip
krjanya adalah bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan
timbul tegangan yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan positif saklar di
hubungkan, maka tegangan menjadi nol.
Komutator, berfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubung singkatkan kumparan
jangkar. Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung kumparan jangkar.
Bila kumparan telah berputar setengah putaran, sikat akan menutup celah cincin
sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin berputar terus, maka celah akan terbuka
lagi dan timbul tegangan lagi. Bila perioda tegangan sama dengan periode perputaran
cincin, tegangan yang timbul adalah tegangan arus searah gelombang penuh.
Sistem dioda, diode adalah kompoen pasif yang memiliki sifat forward bias dan reserve
bias. Berdasarkan bentuk gelombang yang dihasilkan, diode dibagi menjadi Half Wave
rectifier dan Full Wave rectifier.
KARAKTERISTIK GENERATOR DC
Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan magnet permanen dan
magnet remanen. Generator listrik dengan magnet permanen sering juga disebut dengan
magneto dynamo, karena banyak kekurangannya, maka sekarang jarang digunakan.
Sedangkan generator dengan magnet remanen menggunakan medan magnet listrik,
mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu medan magnet yang dibangkitkan dapat diatur. Pada
generator arus searah dapat berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :
𝐸𝑎 = ɸ𝑧 𝑛 𝑃 / 60 𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑡
Bila zP/60a = c (konstanta) maka :
𝐸𝑎 = 𝑐𝑛ɸ 𝑣𝑜𝑙𝑡
1. Generator berpenguatan bebas, generator dengan lilitan medannya dapat
dihubungkan ke sumber DC yang secara listrik tidak tergantung dari mesin.
10
𝑉𝑓 = 𝐼𝑓 𝑅𝑓
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 + 𝐼𝑎 𝑅𝑎
2. Generator berpenguatan sendiri,
Generator searah seri
𝑉𝑡 = 𝐼𝑎 𝑅𝑎
𝐸𝑎 = 𝐼𝑎 (𝑅𝑎 + 𝑅𝑓 ) + 𝑉𝑡 + < 𝑉𝑠𝑖
Generator shunt
𝑉𝑡 = 𝐼𝑓 𝑅𝑓
𝐸𝑎 = 𝐼𝑎 𝑅𝑎 + 𝑉𝑡 + < 𝑉𝑠𝑖
11
3. Generator kompon, merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri,
yang dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki
merupakan gabungan dari keduanya.
Kompon Panjang
𝐼𝑎 = 𝐼𝑓1 = 𝐼𝐿 + 𝐼𝑓2
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 + 𝐼𝑎 (𝑅𝑎 + 𝑅𝑓1 )+ < 𝑉𝑠𝑖
Kompon pendek
12
b.2 Generator AC
Generator AC bekerja berdasarkan atas prinsip dasar induksi elektromagnetik.
Tegangan bolak-balik akan dibangkitkan oelh putaran medan magnetik dalam kumparan
jangkar yang diam. Dalam hal ini kumparan medan terletak pada bagian yang sama dengan
rotor dari generator. Nilai dari tegangan yang dibangkitkan bergantung pada :
Jumlah dari lilitan dalam kumparan
Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan yang diinduksikan
Kecepatan putar dari generator itu sendiri
Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan
pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong
garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa
terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari
aliran arus yang terinduksi.
Frekuensi elektris yang dihasilkan dari generator sinkron adalah sinkron dengan kecepatan
putar generator. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin dengan frekuensi
elektrk pada stator adalah :
𝑛 𝑝
𝑓= ×
60 2
Untuk lebih memahami reaksi jangkar pada generator AC, harus terlebih dahulu
memahami karakteristik generator tanpa beban dan yang berbeban.
Generator tanpa beban (beban nol), generator diputar pada kecepatan sinkron kemudian
rotor diberi arus medan (if). Maka pada kumparan stator akan diinduksikan tegangan
tanpa beban sebesar : 𝐸0 = 𝐶𝑛∅𝑣𝑜𝑙𝑡
Generator berbeban, kumparan jangkar stator akan dialiri arus dan menimbulkan fluksi
jangkar (∅𝐴 ). Fluks jangkar yang ditimbulkan tersebut akan berinteraksi dengan fluks
yang dihasilkan oleh kumparan medan pada rotor (∅𝐹 ), sehingga akan menghasilkan
fluks resultan sebesar :
∅𝑅 = ∅𝐹 + ∅𝐴
13
Percobaan hubung singkat, terminal generator dihubung singkatkan dengan
amperemeter yang diletakkan antara dua penghantar. Arus medan dinaikkan secara
bertahap sampai diperoleh arus jangkar maksimum.
𝑂𝐶 = √𝑂𝐹 2 + 𝐹𝐶 2
14
Metode Potier atau Faktor Daya Nol, berdasarkan pada pemisahan kerugian akibat
reaktansi bocor dan pengaruh reaktansi jangkar. Data yang diperlukan adalah
karakteristik beban nol dan karakteristik berbeban. Langkah-langkah untuk
menggambar diagram potier adalah sebagai berikut.
a) Pada kecepatan sinkron dengan beban reaktor, atur arus medan sampai tegangan
nominal dan beban reaktansi mencapai arus nominal
b) Gambarkan garis sejajar melalui kurva beban nol. Buat titik A yang
menunjukkan nilai arus medan pada percobaan faktor daya nol pada saat
tegangan nominal
c) Buat titik B, berdasarkan percobaan hubung singkat dengan arus jangkar penuh.
OB menunjukkan nilai arus medan pada saat percobaan tersebut
d) Tarik garis AD yang sama dan sejajar garis OB
e) Melalui titik D tarik garis sejajar kurva sampai memotong kurva beban nol
dititik J. Segitiga ADJ disebut segitiga potier.
f) Gambar garis JF tegak lurus AD,panjang JF menunjukkan jatuh tegangan akibat
reaktansi bocor
g) Menunjukkan besarnya arus medan yang dibutuh kan untuk mengatasi efek
magnetisasi
h) DF untuk penyeimbang reaktansi bocor jangkar JF
Dari rumus diatas terlihat bahwa frekuensi yang dihasilkan generator sangat
dipengaruhi oleh kecepatan putaran rotor dan jumlah kutub magnet pada generator.
15
1.4 Memparalelkan Generator
a. Syarat untuk memparalelkan Generator
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memparalelkan dua generator atau lebih
adalah sebagai berikut :
Tegangan kedua generator harus sama besar
Frekuensi generator harus sama
Fasa kedua generator harus sama
Urutan fasa, kedua generator harus sama
Ada beberapa metode atau cara untuk memparalelkan generator yang mengacu pada syarat-
syarat di atas, yaitu :
Persyaratan pertama akan terpenuhi bila gelombang tegangan yang dihasilkan kedua
generator mempnyai amplitude yang sama
Persyartan kedua frekuensi dikatakan sama bila gelombang tegangan dari kedua
generator dilakukan pada hantaran fasa yang senama
Persyaratan ketiga akan terpenuhi jika pada saat kedua gelombang tegangan saling
berhimpit
Persyaratan keempat akan terpnuhi jika fasa kedua generator dilakukan pada hantaran
fasa yang senama
16
Cara Voltmeter, Frekuensi Meter dan Synchroscope
Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indicator parallel generator banyak
yang menggunakan Synchroscope .Penggunaaan alat ini dilengkapi dengan voltmeter untuk
memonitor kesamaan tegangan dan frekuensi meter untuk kesamaan frekuensi. Ketapatan
sudut asa dapat diliaht dari synchroscope. Bila jarum penunjuk berputar berlawanan arah jarum
jam ini artinya frekuensi generator lebih rendah dan bila searah jarum jam berarti frekuensi
generator lebih tinggi.
Metode sederhana yang dipergunakan untuk mensinkronkan dua generator atau lebih
adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam metode
sederhana ini adalah lampu-lampu indicator harus sanggup menahan dua kali tegangan antar
fasa.
Sinkronoskop lampu gelap, menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu U dengan U, V
dengan V dan W dengan W.
Gambar 132
Sinkronoskop lampu terang, menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu U dengan V
dengan W dan W dengan U.
Gambar 134
17
Sinkronoskop lampu terang gelap, perpaduan antara sinkronoskop lampu gelap dan
lampu terang. Prinsipnya menghubungkan satu fasa sama dan dua fsa yang berlainan,
yaitu fasa U dengan fasa U, fasa V dengan fasa W dan fasa W dengan fasa V.
Gambar 136
c. Metode yang digunakan untuk memparalelkan Generator
Load Sharing
Untuk mengatasi permasalahan terjadinya overload pada generator yang kapasitasnya
lebih rendah adalah terlebih dahulu kita mengetahui karakteristik dari setiap generator, yaitu
daya terhadap putaran atau frekuensi. Selain itu karakteristik dari masing-masing generator
harus mempunyai droop yang sama. Dengan karakteristik yang demikian kita dapat melakukan
pengaturan daya generator sehingga dapat mencapai prosentase yang sama pada masing-
masing unit generator yang diparalel.
Supaya terjadi distribusi beban seperti pada diagram karakteristik, maka antar generator
dioperasikan pada kecepatan bersama yang besarnya adalah sebagai berikut:
Kecepatan bersama = b/d*g atau = d/e *g (%). Untuk mendapatkan putaran generator dengan
pembagian beban yang demikian dapat digunakan rumus :
𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐾𝑊 𝑙𝑜𝑎𝑑
𝑆𝑎1 = 𝑆𝑛1 ⟦ 𝑋 (𝑆𝑛1 − 𝑆𝑓1 )⟧
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝐾𝑊
Aplikasinya supaya dapat terjadi distribusi beban antar genset yang demikian maka
dipergunakan alat load sharer untuk membagi beban genset secara proporsional berdasarkan
kapasitas generator.. Karena pertambahan beban sistem kelistrikan yang harus ditanggung oleh
generator maka diperlukan pertambahan daya dari generator lain untuk mengcover beban
sistem kelistrikan.
Untuk ketentuan jumlah generator dikapal, sekurang-kurangnya dua agregat yang
terpisah dari mesin penggerak utama harus disediakan untuk pemberian daya instalasi listrik.
Ini untuk menjamin jika generator terjadi kerusakan dilaut maka kapal masih dapat beroperasi.
Ketentuan untuk kapasitasnya, daya keluar dari generator yang sekurang-kurangnya diperlukan
untuk pelayanan dilaut harus 15% lebih tinggi daripada kebutuhan daya yang ditetapkan dalam
balans daya.
18
1.5 Pemeliharaan Generator
a. Cara memeihara dan Pemeriksaan Generator
Prinsip dasar pemelihaaraan didasarkan pada :
Pemeliharaan berdasarkan waktu (time based maintenance)
Pemeliharaan berdasarkan kondisi atau keadaan (condition base maintenance)
Pemeliharaan rutin
Merupakan pemeliharaan yang dilakukan pada waktu atau frekuensi kurang dari satu
tahun. Sesuai dengan rentang waktu dan lingkup pekerjaannya, pada pemeliharaan rutin, dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
Pemeliharaan harian, meliputi memantau parameter dan kondisi selama
operasi,pembersihan
Pemeliharaan mingguan, meliputi mengulang pemeliharaan harian, dilanjutkan pada
pemeriksaan grease lubrication, pembersihan filter-filter dan [endingin (cooler)
Pemeliharaan triwulan, meliputi mengulang pekerjaan bulanan yang harus dilakukan
sesuai dengan instruksi pada manual
Pemeliharaan Periodik
Pemeliharaan tersebut mempunyai periode waktu tertentu yaitu dari P6 (6000 jam =
TO), P7 (12000 jam = SO), dan P8 (18000 jam = MO).
Top Overhaul (6000 jam), pemeriksaan semua kepala silinder dan komponen yang
lain,pemeriksaan dan pengukuran satu bantalan dan bantalan luncuran, pembersihan
generator, pemeriksaan peralatan listrik, pemeriksaan perawat pendingin, pemeriksaan
cairan peredam getara, pemeriksaan turbocharger, dan pengetesan kemampuan mesin
Semi Overhaul (12000 jam), meliputi semi overhaul untuk putaran < 7500 rpm
Mayor Overhaul (18000), meliputi overhaul kepala silinder, overhaul piston, bantalan
turbocharger dan silinder blok, pemeriksaan perlengkapan, dan pengetesan kemampuan
mesin.
Pemeliharaan periodic Rutin
Service, meliputi pekerjaan melumasi, membersihkan, mengganti, dan menambah
minyak pelumas atau bahan bakar kimia
Inspeksi, meliputi pekerjaan pengamatan maupun pengukuran, penyetelan, perbaikan
dan penggantian pada unit pembangkit tanpa membuka atau melepas bagian-bagian
utama.
19
Pemeliharaan Prediktif
Merupakan pemeliharaan mutakhir yaitu pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan
pada hasil pengamatan data dan informasi terkait alat yang akan dipelihara. Besaran-besaran
yang perlu diamati untuk menentukan kapan suatu alat harus dipelihara tergantung kepada jenis
alat. Secara umum, besaran-besaran yang perlu diamati antara lain adalah :
Tahanan isolasi
Arus beban motor
Suhu air pendingin
Getaran dari poros yang berputar
Tekanan minyak pelumas
Kandungan air
Sinar inframerah
Partikal discharge
Rekaman arus dan tegangan Switching
Rekaman frekuensi
20
Kuatkan atau keraskan baut-baut penguat tutup generator. Selanjutnya bukalah kotak
saluran penutup kabel lalu kuatkan dan keraskan baut-baut penguat saluran kabel,
setelah selesai tutup kembali kotak saluran
Peganglah poros generator, lalu goyangkan apakah kendor atau tidak, selanjutnya ukur
dengan menggunakan dial test indicator. Llau ukur kedudukan kopeling atau pulley
dengan menggunakan penyiku
Putar generator dengan menggunakan mesin penggerak
Pemeriksaan keadaan kelistrikan
Langkah-langkahnya,
Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan, selanjutnya buat daftar hasil pengukuran.
Ukur tahanan belitan medan magnitna dengan multimeter. Selanjutnya ukur tahanan
sekat antara belitan fasa dengan badan (ground) menggunakan meger
Ukur tahanan belitan yang satu terhada yang lain, selanjutnya ukur tahanan belitan fasa
dengan multimeter.
Selanjutnya ukur tahanan sekat antara belitan fasa dengan fasa yang lain. Selanjutnya
ukur tahanan sekat belitan fasa dengan belitan medan. Terakhirm ukur tahanan sekat
antara belitan-belitan dengan badan (ground).
Pemeliharaan Korektif
Dilakukan apabila terjadi kegagalan berulang pada suatu mesin atau komponen mesin
dalam rangka mencegah jangan sampai terulang kembali di masa depan dengan melakukan
studi (reserve engineering), merancang ulang, menetapkan kembali spesifikasi material,
memasang dan menguji komponen yang gagal tersebut.
Laporan Pemeliharaan
Catat tanggal pelaksanaan, pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
Penggunaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan
Rekomendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan datang
Perhitungan biaya pemeliharaan dalam rupiah per kWh.
21
1.6 Mengidentifikasi dan Memperbaiki Gangguan pada Generator
a. Mengidentifikasi gangguan pada generator
Gangguan kinerja generator sering terjadi, hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut
ini :
Alat proteksi tidak berfungsi sebagaimana mestinya
Pemeliharaan generator tidak dijalankan secara teratur
Gangguan mekanik yang berakibat pada gangguan kelistrikannya
Pengadaan awal generator tidak sesuai standar
Pengoperasian generator tidak sesuai prosedur
Analisa gangguan kelistrikan stator
Tahanan isolasi belitan menurun
Hubung singkat antara belitan dengan badan (ground).
Tahanan belitan antara fasa tidak sama
Analisa gangguan kelistrikan Rotor
Generator dengan rotor jenis belitan medan (rotor exciter dield) memiliki konstruksi
yang sangat sederhana, kokoh dan sangat jarang terjadi gangguan. Umumnya gangguan yang
terjadi adalah ikatan baut sambungan ujung-ujung belitan sering kendur atau terlepas.
Analisa Gangguan Tegangan
Jika generator ada gejala tidak keluar tegangan, maka untuk mengidentifikasi jenis
𝑧
gangguan yang mungkin terjadi dapat ditinjau dengan menggunakan rumus 𝐸 = 2.22 × 𝑎 ×
22
1) Berbunyi/bersuara tidak normal, mesin harus segera dihentikan dan pemecahan
masalah harus dilakukan
2) Asap, tidak perlu offload generator kalau situasinya telah melewati tingkat bahaya.
Gunakan tombol berhenti darurat /emergency.
3) Parameter tekanan minyak pelumas, hentikan generator segera dan cari penyebab
masalahnya, bisa jadi mungkin ini akibat cooler minyak pelumas kotor atau dilter yang
mampat.
4) Perbedaan tekanan tinggi (differential pressure), jika tekanan diferensial adalah dalam
kisaran yang lebih tinggi, hentikan generator dan gunakan standby filter.
5) Overspeed, disebabkan karena masalah dalam sistem bahan bakar, khususna kerusakan
governor.
6) Supply air pendingin, jika tidak ada pasokan air pendingin karena kegagalan pompa,
generator harus segera dimatikan untuk menghindari kerusakan akibat overheating
7) Kebocoran dari pipa-pipa
8) Getaran dan bagian-bagian mesing longgar, jika ditemukan baut longgar atau terdeteksi
getaran berat ketika mesin sedang berjalan, hentikan mesin genset segera
9) Alarm dan trips tidak berfungsi, jika didapati alarm generator terdeteksi tidak bekerja,
maka generator harus dihentikan segera karena ada kemungkinan juga bahwa alarm
penting lainnya dan trips system juga tidak bekerja.
10) Oli bercampur air, mengurangi kapasitan aliran oli sehingga menyebabkan kerusakan
pada bantalan. Generatoru harus diberhentikan jika kadar air sudah sangat tinggi.
23
Gangguuan hilang penguatan, solusinya melengkapi pengaman terhadap hilang
penguatan (loss of field relay)
Gangguan Arus lebih, solusinya adalah melengkapi pengaman terhadap arus
Gangguan putaran lebih, solusinya adalah melengkapi dengan pengaman terhadap
putara lebih yang mampu memberikan sinyal triping pada pemutus tenaga
Gangguan tegangan lebih, solusinya adalah governor pada generator mengatur
kecepatan putaran agar putarannya tetap normal.
Gangguan ketidak seimbangan beban, generator harus segera diamankan
Gangguan isolasi
24
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Isi Materi dari Buku
Generator temasuk mesin listrik yang berperan untuk mengubah bentuk energy
mekanik menjadi energy listrik. Konstruksi generator terdiri atas stator dan rotor. Stator terdiri
atas rangka motor,sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari
komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor. Fungsi utama dari generator stator adalah
sebagai bagian dari tempat mengalirnya fluks magnit yang dihasilkan kutub-kutub nmagnit.
Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi menjadi dua yaitu generator
satu fasa dan generator tiga fasa.
Dalam dunia listrik dikenal beberapa hukum-hukum dasar listrik, yaitu hukum faraday,
hukum ampere biot savart, hukum lenz dan prinsip konversi energy elektromagnetik. Prinsip
kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday, dengan lain perkataan, apabila
suatu konduktor memotong garis-garis fluksi magnetik yang berubah-bauh, maka ggl akan
dibangkitkan dalam konduktor itu. Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak-balik
dengan menggunakan saklar, komutator dan sistem diode. Berdasarkan cara memberikan fluks
pada kumparan medannya, generator arus searah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
generator berpenguatan bebas dan generator berpenguatan sendiri.
Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal pada keaadan beban nol dan
tegangan terminal pada keadaan berbeban. Untuk menentukan pengaturan tegangan pada
generator dapat dilakukan dengan memanfaatkan karakteristik beban nol dan hubung singkat.
Frekuensi generator sangat dipengaruhi oleh jumlah kutub dan kecepatan putaran rotor.
Tujuan memparalelkan generator adalah untuk menambah kapasitas dari generator
dalam memikul beban dan menjada kontinuitas pelayanan kepada konsumen. Paralel generator
dapat diartikan menggabungkan dua buah generator atau lebih dan kemudian dioperasikan
secara bersama-sama. Bila suatu generator dibebani melebihi dari kapasistas nominalnya, maka
hal tersebut akan mengakibatkan generator tidak bekerja atau akan mengalami kerusakan.
Tujuan lain dari memparalelkan generator adalah untuk menjaga kontinuitas pelayanan pada
konsumen (pemakai daya listrik).
Prinsip pemeliharan generator didasarkan pada :
Pemeliharaan berdasarkan waktu (time based maintenance)
Pemeliharaan berdasarkan kondisi atau keadaan (condition base maintenance)
25
Pemeliharan adalah suatu tindakan teknis, administrasi dan finansial yang ditujukan untuk
mempertahankan atau mengembalikan agar generator kembali pada unjuk kerja seperti semula.
Hal-hal yang yang menjadi penyebab munculnya kerusakan pada generator adalah alat
proteksi tidak berfungsi, pemeliharaan generator tidak teratur, gangguan mekanik, generator
tidak sesuai standar, pengoperasian generator tidak sesuai prosedur. Pada umumnya gangguan
pada generator adalah
1) Mesin tidak dapat start
2) Mesin dapat di start, tapi tiba-tiba mati
3) Daya mesin hilang
4) Gangguan Penggerak awal
5) Gangguan Hilang penguatan
6) Gangguan arus lebih
7) Gangguan putaran lebih
8) Gangguan Tegangan Lebih
9) Gangguan ketidakseimbangan beban
10) Gangguan isolasi
26
Adanya daftar pustaka juga dapat dijadikan referensi dari mana saja materi dan
kosakata tersebut diambil.Adanya penutup pada bagian akhir sebelum daftar pustaka juga dapat
mengingat kembali si pembaca dalam membaca buku tersebut secara keseluruhan. Materi yang
dijelaskan pada buku juga sesuai dengan teman per bab dan sub judulnya.
KELEMAHAN
Kelemahan dari buku ini hanya dua, yaitu dari segi bahasa dan tata penulisan yang
digunakan.Pada segi bahasa terdapat beberapa kalimat yang terlalu banyak membuang suku
kata sehingga bahasa tersebut menjadi kurang mengerti. Sedangkan tata penulisannya antara
lain adalah, terlalu ketengah dalam memulai penulisan sehingga terkesan lebih boros dalam
penggunaan kertas. Selain itu, ada gambar yang hampir bertabrakan pada tulisannya seperti
pada halaman 35. Selain itu, tulisan rumus dibuat ukuran lebih besar dari yang lain selain itu
diberi ketebalan pada huruf itu. Seharusnya cukup diberi ketebalan saja sudah dapat membuat
pembaca mampu mengetahui rumus itu. Tidak usah diperbesarkan.
Dari segi penulisan yang digunakan, hampir sebagian memiliki kalimat yang tidak
efektif, antara lain :
Pada halaman 7, kalimat yang efektif adalah “dari kawat tembaga (berbentuk bulat atau
persegi)”
Pada halaman 8, kalimat yang efektif adalah “fungsi dari sikat adalah sebagai jembatan
bagi aliran arus…”
Pada halaman 13, kaliamt yang efektif adalah “belakangnya dihubungkan ke sebuah
segmen komutator mendahului kumparan sebelumnya”
Pada halaman 14, pengertian generator AC ditulis berulang. Seharusnya cukup sekali
saja
Pada halaman 24, kalimat yang benar adalah “satu siklus ggl akan penuh dihasilkan bila
rotor dengan…”
Pada halaman 32, kalimat tersebut jangan diberi titik di tengah-tengah kalimat.
Seharusnya yang benar adalah “dalam alur secara terpisah sehingga ggl pada terminal
menjadi lebih kecil…”
Pada halaman 58, kalimat yang benar seharusnya “ pada kedua ujung kumparan akan
timbul tegangan yang disebut dengan sinusoida.”
Pada halaman 70,95 dan 131 , terjadi kesalahan pada penomoran. Seharusnya dimulai
dari a,b,c bukan dari c,d,e.
27
Pada halaman 107, kalimat yang benar adalah “𝐸0 = tegangan generator pada keadaan
beban nol (tanpa beban) dan V = tegangan terminal generator saat berbeban”
Pada halan 137-139 font pada tulisan tersebut lebih besar dari yang lain.
Pada halaman 158, pada awalnya dikelompokkan menjadi empat, namun hanya tiga
yang dibahas sehingga terkesan kurang yakin dengan materi tersebut
Pada daftar pustaka , ada beberapa materi diambil dari internet. Namun, penulisan untuk
daftar pustaka tidak sesuai, tidak diketahui nama penulis maupun kapan diakses ke website
tersebut. Dan pada daftar pustaka tida diperbolehkan membuat penomoran. Untuk
membedakannya cukup memberi jarak antara sumber materi satu dengan sumber materi
lainnya.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Buku generator yang ditulis oleh Baharuddin dapat dijadikan pedoman dalam
mempelajari generator khususnya di bidang mata kuliah tertentu. Adanya rumus disertai materi
yang menjelaskannya dapat membuat pembaca semakin paham dengan isi buku tersebut.
Meski banyak kesalahan dalam tata tulisan, maupun gaya bahasa setidaknya kesalahan tersebut
masih dapat teratasi.
Selain itu, buku generator tersebut hanya menjelaskan sebagian besar dari materi
tersebut. Untuk mencari lebih lanjut atau ingin mengetahui lebih dalam lagi, kita dapat melihat
daftar pustaka pada akhir halaman buku tersebut.
4.2 Saran
Dalam mereview sebuah buku, yang harus pertama kali dilakukan adalah menentukan
tema. Setelah itu melihat identitas dari buku yang akan direview apakah lengkap atau tidak.
29
DAFTAR PUSTAKA
30