Anda di halaman 1dari 46

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PEMBANGKIT TENAGA


LISTRIK

PRODI S1 PTE - FT

GENERATOR

(Baharuddin, 2015)

NAMA KELOMPOK : DAVID SIAHAAN (5193131030)

AHMAD RIDHO GULTOM (5193131028)

MUARA HASIOLAN SIMORANGKIR (5192131002)

MUHAMMAD SULAIMAN (5191131003)

DEDI SAPUTRA (5193131027)

DOSEN PENGAMPU : ARWADI SINURAYA, S.T, M.T

MATA KULIAH : PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Review tentang “Generator” ini dengan baik dan lancar.

Critical Book Review ini kami review dengan tujuan untuk memenuhi salah
satu tugas Mata kuliah Pembangkit Tenaga Listik program studi Pendidikan Teknik
Elektro semester III tahun 2020 dan sebagai sarana penambah wawasan ilmu
pengetahuan yang ingin diketahui oleh pembaca. Dalam penyampaian materi dan
kritik didalam CBR ini kami mencoba menyajikannya dengan bahasa yang mudah dan
ringan agar dapat dimengerti oleh semua pihak.

Dalam penyelesaian CBR ini, kami mendapatkan bantuan dari beberapa


sumber dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu proses pembuatan
CBR ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik

Harapan kami, semoga CBR ini berguna untuk proses kegiatan belajar
mengajar dan mengetahui caranya mengkritik buku, dan kami sadar dalam
pembuatan CBR ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
kami maupun materi. Mengingat kemampuan yang kami miliki, untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan CBR
ini.

Medan, Oktober 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II RINGKASAN ISI 3

BAB III PEMBAHASAN 41

BAB IV PENUTUP 42

DAFTAR PUSTAKA 43

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Seringkali kita bingung dalam memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami isinya. Terkadang, kita memilih satu buku, namun hasilnya kurang
memuaskan, misalnya dari segi analisis bahasanya yang kurang dipahami,
pembahasan tiap babnya kurang sesuai dengan yang kita harapkan atau penyajian
materinya yang sulit dipahami. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book
Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus
pada buku Generator.

B. Tujuan Penulisan CBR

Adapun tujuan penulisan Critical Book Review ini untuk menyelesaiakan tugas
dan mengkritik buku pembangkit tenaga listrik dalam hal ini menggunakan buku
generator. Selain itu, Critical Book Review ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan penulis maupun pembaca dalam memilih buku referensi.

C. Manfaat CBR

Manfaat dari CBR ini adalah:

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembangkit Tenaga Listrik


 Untuk menambah pengetahuan/wawasan tentang Generator guna
memudahkan penyelesaian soal

D. Identifikasi Buku yang Direview

Judul : Generator

Edisi : Pertama

Pengarang : Baharuddin

Penerbit : UNIMED PRESS

Kota Terbit : Medan

Tahun Terbit : 2015

ISBN : 978-602-0888-08-8

1
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I

KONSTRUKSI GENERATOR

Generator merupakan salah satu aspek penting di dalam pengkonversian


energi elektromekanik; yaitu konversi energi dari bentuk mekanik ke listrik dan dari
bentuk listrik ke mekanik. Generator dapat digolongkan ke dalam sistem pembangkit
dimana sistem ini berperan untuk mengubah bentuk energy mekanik menjadi energi
listrik. Suatu mesin listrik (bagi generator ataupun motor) akan berfungsi bila
memiliki:

 Kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet


 Kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada konduktor – konduktor
yang terletak pada alur – alur jangkar
 Celah udara, yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan magnet

Berdasarkan tegangan yang dibangkitkan generator dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Generator Arus Bolak-balik (AC)

Generator arus bolak-balik yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan


(tegangan output ) berupa tegangan bolak-balik.

2. Generator Arus Searah (DC)


Generator arus searah yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan
(tegangan output) berupa tegangan searah, karena didalamnya terdapat
sistem penyearahan yang dilakukan bisa berupa oleh komutator atau
menggunakan dioda.

a b

Gambar 1.1 Konstruksi generator DC (a) dan Generator AC (b)

2
Sebagian besar energi listrik yang dipergunakan oleh konsumen untuk
kebutuhan sehari-hari dihasilkan oleh generator 3 fasa yang ada di pusat-pusat
pembangkit tenga listrik. Generator yang dipergunakan ini mempunyai rating daya
dari ratusan samapi ribuan Mega-Volt Ampere (MVA). Disebut mesin sinkron, karena
bekerja pada kecepatan dan frekuensi konstan dibawah kondisi “steadystate” .

1.1 Komponen Utama Generator


1.1.1. Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam,
dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar.

a. Badan Generator (Rangka )

Fungsi utama dari badan generator adalah sebagai bagian dari tempat
mengalirnya fluks yang dihasilkan kutub-kutub magnit, karena itu badan generator
dibuat dari bahan ferromagnetic.Disamping itu badan generator ini berfungsi untuk
meletakkan alat-alat tertentu dan melindungi bagian-bagian mesin lainnya.

Gambar 1.2 Rangka Generator DC

b. Magnet penguat dan kumparan penguat medan

Adapun fungsi dari sepatu kutub adalah :

a. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang
lebar, maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.
b. Sebagian pendukung secara mekanis untuk kumparan penguat aatau
kumparan medan.

3
Gambar 1.3 Sepatu kutub, Inti Kutub, dan Kumparan Penguat

c. Sikat

Fungsi dari sikat adalah untuk jembatan bagi aliran arus dari lilitan jangkar
dengan beban. Disamping itu sikat memegang peranan penting untuk terjadinya
komutasi. Agar gesekan antara komutator-komutator dan sikat tidak mengakibatkan
arusnya komutator, maka sikat lebih lunak dari pada komutator. Sikat terbuat dari
karbon, grafit, logam, grafit yang dilengkapi dengan pegas penekan dan kotak sikat.

Gambar 1.4 Konstruksi Sikat

d. Komutator

Komutator berfungsi sebagai penyearah mekanik, yaitu untuk mengumpulkan


arus listrik induksi dari konduktor jangkar dan mengkonversikannya menjadi arus
searah melalui sikat yang disebut komutasi. agar menghasilkan penyearahan yang
lebih baik maka komutator yang digunakan hendaknya dan jumlah yang besar.

4
Gambar 1.5 Konstruksi Komutator

e. Jangkar

Jangkar yang umum digunakan dalam generator arus searah adalah yang
berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan
kumparan-kumparan tempat terbentuknya ggl induksi. Jangkar dibuat dari bahan
ferromagnetik, dengan maksud agar lilitan jangkar terletak dalam daerah yang
induksi magnitnya besar, supaya ggl induksi yang terbentuk dapat bertambah besar.

Gambar 1.6 Konstruksi Jangkar

5
f. Belitan Jangkar

Belitan jangkar berfungsi sebagai tempat terbenuknya ggl induksi.

Adapun hubungan antara kumparan rotor dengan segmen komutatornya terbagi atas
2 macam:

1. Kumparan progresif (progressive winding). Adalah belitan yang sisi


belakangnya dihubungkaan ke sebuah segmen komutator mendahului
kumparan sebelumnya.
2. Kumparan Retrogresif (Retrogrressive winding) . adalah kumparan yang sisi
belakangnya dihubungkan ke sebuah segmen komutator membelakangi
belitan sebelumnya.

Gambar 1.8 Kumparan Progresif dan Kumparan Retrogresif

1.1.2 Generator AC

Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi


tenaga listrik arus bolak-balik. Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga
mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Generator Arus bolak-balik sering
disebut juga sebagai alternator, generator AC (Alternating current) , atau generator
sinkron.

Gambar 1.9 Rangkaian Ekivalen Generator AC

6
Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Generator 1 fasa

Ujung kumparan atau fasa yang satu dijelaskan dengan huruf besar X dan
ujung yang satu lagi dengan huruf U.

2. Generator 3 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpalan
kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan
fasa. Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang kesatu ujungnya diberi tanda U-
X; lilitan fasa yang kedua ujungnya diberi tanda dengan huruf V-Y dan
akhirnya ujung lilitan fasa yang ketiga diberi tanda dengan huruf W-Z.

Kontruksi mesin sinkron baik untuk generator sinkron terdiri dari:


1. Stator adalah bagian yang diam dan berbentuk silinder.
2. Rotor adalah bagian yang berputar juga berbentuk silinder.
3. Celah udara adalah ruangan antara stator dan rotor.

g. Penguatan (Exciter)

Penguatan DC ini bisa diperoleh dari generator DC penguatan sendiri yang


seporos dengan rotor generator.Penguatan adalah mengunakan dioda silicon dan
thyristor. Dua tipe sistem penguatan “ Solid state” adalah:

1. Sistem statis yang mempuyai dioda atau thyristor statis dan arus dialirkan ke
rotor melalui Slipring.
2. “Brushless System” , pada sistem ini penyearah diletakkan diporos yang
berputar yang berputar dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat dan
slipring.

h. Rotor

Untuk rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan generator. Generator


dengan kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk rotor slinder,
sedangkan generator dengan kecepatan rendah seperti pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) mempunyai rotor Kutub Tonjol.

7
(a)

(b)

Gambar 1.10 Rotor Generator (a) Kutub Tonjol, 9B0 Kutub Silinder

i. Stator

Stator dari generator terbuat dari besi magnetik yang berbentuk laminasi
untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti magnetik yang baik berarti
permeabilitas dan resifitas dari bahan akan semakin tinggi.

(a)

8
(b)

Gambar 1.11(a) dan (b) Stator dan alur/slot pada stator

1.2. Jenis Belitan Generator


Belitan stator yang umum digunakan oleh generator tiga fasa, ada dua tipe
yaitu:
1. Belitan suatu lapis (Single Layer Winding )
2. Belitan berlapis ganda (Double LayerWinding)

1.2.1 Belitan Satu Lapis

Bila kumparan tiga fasa dimulai pada Sa, Sb, dan Sc, dan berakhir di fa, fb dan fc
bisa disatukan dalam dua cara ,menunjukkan yaitu hubungan bintang dan segitiga.
Satu siklus ggl penuh menunjukkan 360 derajat listrik, adapun hubungan antara
sudut rotor mekanis (𝛼𝑚𝑒𝑘 ) dan sudut listrik (𝛼𝐿𝑖𝑠 )adalah
𝑃
𝛼𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝛼𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘
2

9
Gambar 1.12 Belian Satu Lapis Generator 3 Fasa

Gaya gerak listrik (GGL) yang dibangkitkan sistem tiga fasa secara simetris adalah :

𝐸𝐴 = 𝐸𝐴 < 0° volt

𝐸𝐵 = 𝐸𝐵 < − 120°volt

𝐸𝐶 = 𝐸𝐶 < −240°volt

Gambar 1.13 Urutan Fasa ABC

10
1.2.2 Belitan Berlapis Ganda

Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif
dalam penggunaan ini stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga
melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonisa.Gambar
(1.14) memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan stator yang secara umum
banyak digunakan. Pada masing-masing alur ada dua sisi belitan dan masing-masing
belitan memiliki lebih dari satu putaran.

1.3. GGL Induksi pada Generator


1.3.1. GGL Induksi

Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari dalam kumparan ,
jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan berkurang.
Berkurangnya jumlah garis gaya yang menimbulkan GGL induksi .GGL induksi
yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir dan menggerakkan jarum
galvanometer.Dengan demikian, ujung, kumparan itu merupakan kutub selatan,
sehingga arus induksi seperti yang ditunjukkan gambar 1.15b. Jadi GGL induksi
dapat terjadi pada kedua ujung kumparan jika didalam kumparan terjadi
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet (fluks magnetik).

1.3.2. Faktor yang mempengaruhi Besar GGL Induksi

Ada tiga faktor yang mempengaruhi GGL induksi, yaitu:

1. Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya


magnet (fluks magnetik)
2. Jumlah lilitan
3. Medan magnet

a. Faktor Distrbusi (Kd)

Suatu faktor yang harus dikalikan dengan ggl dari sebuah kumparan distribusi
untuk menghasilkan total ggl yang dibangkitkan disebut faktor distribusi (kd) untuk
kumparan.

Jarak antara alur dalam derajat listrik adalah:

180𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘
𝜓=
𝑛x 𝑚
Dimana “m” menyatakan jumlah fasa

11
Semua ggl ini ditunjukkan masing-masing oleh phasor 𝐸1 , 𝐸2 , 𝐸3 , dan 𝐸4 , Total ggl
stator per fasa E adalah jumlah dari seluruh vector

E = 𝑬𝟏 + 𝑬𝟐 + 𝑬𝟑 + 𝑬𝟒

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒗𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓
𝑲𝒅 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒂𝒍𝒋𝒂𝒃𝒂𝒓

𝑬𝟏 + 𝑬𝟐 + 𝑬𝟑 + 𝑬𝟒
=
𝟒 𝐱 𝑬𝒃𝒆𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏

Kd adalah faktor distribusi dan bisa dinyatakan dengan persamaan :

𝑺𝒊𝒏 (𝟏/𝟐 𝒏 𝝍)
𝑲𝒅 =
𝒏 𝑺𝒊𝒏 (𝝍/𝟐 )

12
b.Faktor Kisar (Kp)

Gambar 1.19 memperlihatkan bentuk kisar dari sebuah kumparan, bila sisi belitan
diletakkan dalam alur 1 dan 7 disebut kisar penuh ,sedangkan bila diletakkan dalam
alur 1 dan 6 disebut kisar pendek , karena ini sama dengan 5/6 kisar kutub .

5/6 = 5/6 x 180 derajat = 150 derajat

1/6 = 1/6 x 180 derajat = 30 derajat

Kisar pendek sering digunakan, karena mempunyai beberapa keuntungan,


diantaranya:

a.Menghemat tembaga yang digunakan

b. Memperbaiki bentuk gelombang dari tegangan yang dibangkitkan

c. Kerugian arus pusar dan Hysterisis dikurangi.

Faktor Kisaran (𝑲𝒅 )

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒗𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓𝒈𝒈𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊𝒃𝒆𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏
=
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒂𝒍𝒋𝒂𝒃𝒂𝒓𝒈𝒈𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊𝒃𝒆𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏

Sedangkan kisar pendek dengan sudut 30 derajat listrik, seperti diperlihatkan pada
gambar (1.20) maka tegangan resultannya adalah:
𝟑𝟎
E =2𝑬𝑳 X cos( 𝟐 )

13
𝟐 𝟐𝑬𝑳 𝐗 )𝐜𝐨𝐬 (𝟑𝟎/𝟐
𝑲𝒑 = 𝟐𝑬 = = cos (𝟏𝟓° )
𝑳 𝟐𝑬𝑳

Atau 𝑲𝒑 = 𝐜𝐨𝐬 (𝟑𝟎/𝟐)

∝ 𝑷𝟎
= Ccos ( 𝟐 ) =sin 𝟐

Dimana : 𝑷𝟎 adalah kisar kumparan dalam derajat listrik.

c. Gaya Gerak Listrik (GGL)

Apabila Z = jumlah penghantaratau sisi belitan dalam seri perfasa = 2T,


sedangkan T= jumlah belitan perfasa.
𝟔𝟎
d∅ = ∅𝑷𝒅𝒂𝒏𝒅𝒕 = detik
𝑵

BAB II

PRINSIP KERJA GENERATOR

Prinsip kerja generator berdasarkan induksi elektromagnetik. Setelah


rotordiputar oleh penggerak mula (primeover) maka kutub-kutub yang ada pada
rotor akan berputar.

Dalam dunia listrikdikenal beberapa hukum-hukum dasar listrik, yaitu :

1. Hukum Faraday

2. Hukum Ampere-Biot-Savart

3. Hukum Lenz

4. Prinsp konversi Energi Elektromagnetik

2.1.1 Hukum Faraday

Michael Faraday (1791-1867) eorang ilmuan jenius dari inggris menyatakan


bahwa:

1. . Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan


magnetic (flukx) yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul
tegangan induksi.
2. Perubahan. Flukx medan magnetic di dalam suatu rangkaian bahan
penghantar, akan menimbulkan tegangan induksi pada rangkaian tersebut.

14
Besarnya induksi yang dibangkitkan sesuai dengan Hukum Faraday, yaitu :
𝒅∅
𝑬𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 = −𝑵 volt
𝒅𝒕

Keterangan gambar :

 Ibu jari (jempol) menyatakan gaya (F) atau arah putaran kondukor
 Jari telunjuk menyatakan arah medan magnit (∅ )dari kutub utara ke kutub
selatan
 Jari tengah menyatakan arah arus (I)

Besarnya unduksi yang dibangkitkan sesuai dengan Hukum Fraday yaitu:


𝒅∅
𝑬𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 = −𝑵 volt
𝒅𝒕

Dimana : N = jumlahbelitanataukumparan
𝑑∅
=Perubahanflukpersatuanwaktu
𝑑𝑡

2.1.2 Hukum Ampere-Biot-Savart

3 orang ilmuan jenius dari perancis , Andre Marie Ampere (1775-1863), Jean
Babtista Biot (1774-1862) dan Victor Savart (1803-1862) menyatakan bahwa:

“Gaya akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar yang
berada diantara medan magnetik”

𝒊∆𝒍 𝒔𝒊𝒏𝚽
∆𝑩 = 𝒌 𝒘𝒃 /𝒎𝟐
𝒓𝟐

15
2.1.3. Hukum Lenz

Pada tahun 1835vseorang ilmuan jenius yang dilahirkan di Estonia, Heinrich


Lenz (1804-1865) menyatakan bahwa :

“Arus induksi elektromagnetik dan gaya akan selalu berusaha untuk saling meniadakan
(gaya aksi dan reaksi )

Sebagai contoh jika suatu penghantar diberikan gaya untuk berputar dan memotong
garis-garis gaya magnetic, maka pada penghantar tersebut akan timbul teganagn
induksi (hukum faraday) .

2.1.4 Konversi Energi Elektromekanik

Secara garis besar , elektromekanik dari mesin listrik dinamis dinyatakan :

“Semua energy listrik dan energy mekanik mengalir ke dalam mesin, dan hanya
sebagian kecil saja dari energy listrik dan energy mekanik yang mengalir keluar mesin
(terbuang) ataupun disimpan didalam mesin itu sendiri, sedangkan energi yang
terbuang tersebut dalam bentuk panas “ Sedangkan hukum kekekalan energy
pertama menyatakan bahwa:

“energi tidak dapat diciptakan, namun dapat berubah bentuk dari satu bentuk energy
ke bentuk energi lainnya “

2.2 Proses Pembangkitan GGL Induksi

Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum faraday :

e = −𝐍 𝐝𝐟/dt

dimana: N = jumlah lilitan

f = fluksi magnet

e= tegangan

Jadi syarat untuk dapat dibangkitkan ggl adalah :

 Harus ada koduktor (hantaran kawat)


 Harus ada medan magnetic
 Harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada fluksi
yang berubah yang memotong konduktor itu.

Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak-balik dengan menggunakan:

a. Saklar

16
Saklar berfungsi untuk menghubungkan singkatkan ujung-ujung kumparan.
Prinsip kerjanya adalah bila kumparan jangkar berputar maka pada kedua ujung
kumparan akan timbul tegangan yang sinusoida.

b. Komutator berfungsi sebagai saklar , yaitu untuk menghubung singkatkan


kumparan jangkar.Komutator berupa cicin belah yang dipasang pada ujung
kumparan jangkar.

c. Sistem Dioda

Dioada adalah komponen pasif yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Bila diberi prasikap maju (forward bias) bisa dialiri arus .


2. Bila diberi prasikap balik ( reverse bias) dioada tidak akan dialiri arus

Karakteristik Generator DC

Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu:

1. Dengan magnet permanen


2. Dengan magnet remanen

Pada generator arus searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :

Generator searah dibagi menjadi dua yaitu :

a. Generator berpenguatan bebas

Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan
medannya yang dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung
dari mesin.

b. Generator berpenguatan sendiri

Pada generator shunt, untuk mndapatkan penguatan sendiri diperlukan :

1. Adanya sisa magnetik pada sistem penguat


2. Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian hingga arah
medan yang terjadi , memperkuat medan yang sudah ada .

c. Generator kompon

Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator


seri, yang dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki
merupakan gabungan keduanya. Generator kompon bisa dihubungkan sebagai
kompon pendek atau dalam kompon panjang.

17
d. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation )

Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor
generator mempunyai kelemahan karena besar nya arus yang mampu dialirkan pada
sikat arang relative kecil.

Reaksi Jangkar

Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat
tanpa beban disebut Fluks
medan utama .

Generator AC

Generator ACbekerja berdasarkan atas prinsip dasar induksi


elektromagnetik.Nilai tegangan yang dibangkitkan bergantung pada :

18
1.Jumlah dari lilitan dalam kumparan

2.Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan yang diinduksikan.

3.Kecepatan putar dari generator itu sendiri.

Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin dengan frekuensi
elektrik pada stator adalah:
𝒏 𝒑
f= x
𝟔𝟎 𝟐

𝒏𝑷
f= 𝟔𝟎

Dimana : f = frekuensi listrik (Hz)

n = kecepatan putar rotor (rpm)


p
p = jumlah kutub magnet P 2 = jumlah pasang kutub

Karakteristik generator tanpa beban dan berbeban

a. Generator tanpa Beban (Beban Nol)

Maka pada kumparan stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo)
sebesar :

𝑬𝟎 = Cn∅𝑽𝒐𝒍𝒕

Dimana : C= konstangenerator

n = putaran

∅ =fluksyangdihasilkanolehIf

b. Generator berbeban

fluks jangkar (∅A ) yang ditimbulakan arus tersebut akan berinteraksi dengan
fluks yang dihasilkan oleh kumparan medan pada rotor (∅F ) sehingga akan
menghasilkan fluks resultan (∅R ) sebesar :

∅𝐑 = ∅𝐅 + ∅𝐀

c. Menentukan Reaktansi Sinkron (Xs)

ada dua jenis percobaan yang biasa dilakukan yaitu :

1. Percobaa beban nol


2. Percobaanhubung singkat

19
d. Percobaanbeban nol

Percobaan beban nol dilakukan pada kecepatan sinkron dengan rangkaian


jangkar terbuka (beban nol ).

e. Percobaan Hubung Singkat

Untuk melakukan percobaan ini terminal generator dihubung singkatkan


dengan ampermeter yang diletakkan diantara dua penghantar.

Maka harga reaktansi sinkron (Xs) adalah :


𝑬 𝒐𝑨
Xs = 𝑰 𝟎 = 𝑩𝑪 (Ω )
𝒉𝒔

Dimana : Iℎ𝑠 = Arus hubung singkat (Amper)

BAB III

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR

3.1 Pengaturan Tegangan Pada Generator

Penghasilkan output tegangan harus selalu konstan, oleh karena itu


diperlukan suatu alat untuk mengatur tegangan pada nilai yang
diinginkan.Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal pada keadaan
beban nol (tanpa beban) dan tegangan terminal pada keadaan berbeban, yang
dinyatakan dengan persamaan berikut:

% 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒖𝒓𝒂𝒏𝒕𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏
𝑬𝟎 −𝑽
= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑽

Dimana : 𝐸0 = Teganagngeneratorpadakeadaanbebannol (tanpabeban)

V = Teganganterminalgeneratorsaatberbeban

3.2 Metode yang digunakan dalam pengaturan Tegangan Generator

Ada tiga metode atau cara yang sering digunakan untuk menentukan
pengaturan tegangan tersebut yaitu:

1. Metode impedansi Sinkron ( Zs )


2. Metode Amper lilit
3. Metode potier atau faktor daya nol

Metode Impedansi Sinkron (Zs)

20
Gambar diatas memperlihatkan sebuah vektor diagram untuk beban dengan faktor
daya tertinggal (langging) dimana :

𝐸0 = OC = Tegangan beban nol

V = OA = Tegangan terminal

I.Ra = AB = jatuh (drop) tegangan pada tahanan jangkar dan Xs = BC =Jatuh (drop)
tegangan pada reaktansi sinkron.

OC = √𝑶𝑭𝟐 + 𝑭𝑪𝟐

OC = √𝑶𝑫𝟐 + 𝑫𝑭𝟐 + (𝑭𝑩 + 𝑩𝑪)𝟐 ATAU

𝑬𝟎 = √𝑽 𝒄𝒐𝒔 𝝋 + 𝑰𝑹𝒂 )𝟐 + ( V sin 𝝋 + 𝑰𝑿𝒔 )𝟐

3.2.2 Metode Amper Lilit

Untuk memperoleh tegangan terminal generator saat berbeban sebagai


berikut :

1. Tentukan nilai arus medan (vektor OA)


2. Tentukan nilai arus medan (Vektor AB)
3. Gambarkan diagram vektornya denagn memperhatikan faktor dayanya:

i untuk faktor daya “unity” dengan sudut (90 °)

21
OB = √𝑶𝑨𝟐 + 𝑨𝑩𝟐 + 2.0A .AB. Cos {180 – (90 ° + 𝝋)

3.2.3. Metode potier atau faktor daya Nol

Metode ini berdasarkan pada pemisahan kerugian akibat reaktansi bocor


(XL )dan pengaruh reaktansi jangkar( XA )

Data yang diperlukan adalah :

1. Karakteristik beban nol


2. Karakteristik berbeban

Dimana :V = Nilai tegangan terminal saat beban penuh.

V ditambah JF (I.XL ) menghasilkan tegangan E

22
BH =AF = arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar

Bila vektor BH ditambahkan ke OG , maka besarnya arus medan yang dibutuhkan


untuk tegangan tanpa beban.

3.3 Pengantar Frekuensi pada generator

Kecepatan putaran rotor akan mempengaruhi frekuensi listrik yang dihasilkan


generator.
𝑵 ×𝑷
f= × (𝑯𝒆𝒓𝒕𝒛)
𝟏𝟐𝟎

Dimana :

F= Frekuensi (Hertz)

N= kecepatan putaran rotor (rpm)

P = Jumlah kutub magnet pada rotor

BAB IV

MEMPARALELKAN GENERATOR

Generator digunakan sebagi sumber tenaga listrik untuk melayani kebutuhan


tenaga listrik, biasanya sering digunakan dua atau lebih unit generator yang bekerja
paralel.paralel generator dapat diartikan mengabungkan dua buah generator atau
lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama-sama.

4.2 Langkah Yang Digunakan Untuk memparalelkan Generator

4.2.1. Cara Lampu Berputar dan Voltmeter

Voltmeter

23
Buat rangkaian seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.1 pilih lampu dengan
tegangan kerja dua kali tegangan fasa netral generator atau gunakan dua lampu yang
dihubungkan secara seri.dalam keadaan saklar S terbuka , lakukan pengoperasian
generator, kemudian lihat urutan lampu nyala lampu. Urutan lampu akan berubah
menurut urutan nyala lampu .urutan nyala lampu akan berubah menurut urutan L1-
L2-L3-L1-L2-L3

(a) Pada keadaan ini L1 paling terang , L2 terang L3 Redup (b) pada keadaan ini
L2 Paling terang , L1 terang ,L3 terang , (3) Gelap dan volt meter = 0 Volt

24
Keterangan gambar ,

A adalah ampere meter

A SW adalah switch amperemeter pada masing-masing fasa

V adalah Voltmeter

V SW adalah switch voltmeter pada masing-masing fasa

W adalah wattmeter

F adalah frekwensi meter

F SW adalah switch untuk mengetahui frekwensi dari masing-masing


generator

SY adalah Sinkronoskop

SY SW adalah switch untuk sinkronisasi antar generator

L adalah lampu indicator sinkronoskop

REG ADJ adalah regulator adjustment tegangan secara automatis

MAN ADJ adalah adjustment tegangan secara manual

REG SW adalah switch untuk menindahkan pengaturan tegangan dari manual ke


automatis atau sebaliknya

GOV SW adalah switch untuk govenor

BKR SW adalah breaker switch untuk pelepas beban pada masing-masing


generator

BKR adalah breaker untuk koneksi generator ke beban

PRM adalah primemover dalam hal ini adalah diesel engine adalah generator

G adalah generator

EXC adalah exciter dari generator

FLD adalah field windings (magnets)

CT adalah current transformator

4.3 Metode yang digunakan untuk Memperalelkan Generator

4.3.1. Load sharing

25
Konsep Load Sharing

Permasalahan yang pasti timbul untuk memperalelkan generator dengan


kapasitas yang berbeda adalah terjadinya overload pada generator yang kapasitasnya
lebih rendah. Supaya terjadi distribusi beban seperti pada diagram karakteristik,
maka antar generator dioperasikan pada kecepatan bersama yang besarnya adalah
sbb:

Kecepatan bersama = b/d * g atau = c/e * g (%)

Dimana

a. Frekwensi atau putaran bersama


b. Beban pada gengset 1
c. Beban pada gengset 2
d. Kapasitas genset 1
e. Kapasitas gengset 2
f. Total beban kedua gengset
g. Putaran atau frekwensi tanpa beban dari kedua genset.

Untuk mendapatkan putaran generator dengan pembagian beban yang demikian


dapat digunakan rumus:

𝐒𝒂𝟏 =
𝑨𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒆𝒍 𝑲𝑾 𝑳𝒐𝒂𝒅
𝐒𝐧𝟏 = [ ( ) X (𝑺𝒏𝟏 - 𝑺𝒇𝟏 ]
𝑹𝒂𝒕𝒆𝒅 𝑲𝑾

Dimana :

S𝑎𝑙 adalah Putaran pada saat beban yang dibangkitkan

26
S𝑛 adalah putaran pada saat penuh

S𝑛𝑖 adalah putaran pada saat beban kosong

BAB V

PEMELIHARAAN GENERATOR

5.1.1 Pemeliharaan Rutin


Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan pada waktu
atau frekuensi kurang dari 1 (satu) tahun. Sesuai rentang waktu dan lingkup
pekerjaannya, pada pemeliharaan dapat dikelompokkan menjadi 4 macam,
yaitu :
a) Pemeliharaan Harian
Pemeliharaan harian, antara lain meliputi ; memantau parameter dan
kondisi selama operasi, pembersihan, melakukan tindakan ringan
setelah memeriksa kondisi operasi dan lain-lain yang dilakukan setiap
hari.
b) Pemeliharaan Mingguan
Pemeliharaan mingguan, kegiatan yang dilakukan antara lain
mengulang pemeliharaan harian, dilanjutkan pada pemeriksaan grease
lubrucation, pembersihan filter-filter dan pendingin (cooler) sesuai
kebutuhan.
c) Pemeliharaan Triwulan
Pada pemeliharaan triwulan merupakan kegiatan yang mengulang
pekerjaan pemeliharaan bulanan yang harus dilakukan sesuai dengan
instruksi pada manual dan buku ppemeliharaan (maintenance book)

5.1.2 Pemeliharaan Periodik

Suatu bentuk pemeliharaan terencana yang berulang –ulang secara


teratur dan telah diketahui sebelumnya bahwa pada jam kerja mesin tertentu suatu
jenis pemeliharaan harus dilakukan. Pemeliharaan tersebut mempunyai periode
waktu tertentu yaitu dari P6 ( 6000 jam = TO ), P7 ( 12000 jam = SO ) , dan P8 (
18000 jam + MO ).

 Top Overhaul (TO 6000 jam)

27
Pemeliharaan 6000 jam terhadap bagian atas mesin ( silinder head
keatas ) yang meliputi pekerjaan pengukuran, penggantian atau
merekonduksi komponen-komponen yang aus untuk mendapatkan
kondisi operasi yang optimal. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh bagian-bagian
unit yang antara lain :
a) Pemeriksaan semua kepala silinder dan komponen yang
lainnya
b) Pemeriksaan dan pengukuran satu bantalan luncuran
(metal) atau sesuai buku manuak pabrikan.
c) Pembersihan generator
d) Pemeriksaan peralatan listrik
e) Pemeriksaan perawat pendingin cooler dan inter cooler
f) Pemeriksaan cairan peredam getaran (vibration damper)
g) Pemeriksaan Turbocharger (overhaul jika diperlukan pada
saatnya)
h) Pengetesan kemampuan mesin.
 Semi Overhaul ( SO 12000 jam )
Pemeriksaan 12000 jam terhadap bagian connecting rod keatas yang
meliputi pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen yang
aus untuk mendapatkan operasi yang optimal. Pekerjaan yang
dilaksanakan pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh
bagian unit antara lain :
a) Semi Overhaul untuk putaran <750 rpm
 Mayor Overhaul (MO 18000 jam)
Pemeliharaan 18000 jam terhadap bagian mesin yang meliputi
pekerjaan pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen
yang aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal. Pekerjaan
yang dilaksanakan pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan bagian
unit antara lain :
a) Overhaul kepala silinder (silinder head) seluruhnya dan
pemeriksaan komponennya.
b) Ovrhaul piston, silinder, bantalan, turbocharger, silinder blok
c) Pemeriksaan perlengkapan/ peralatan bantu, generator dan
panel listrik, pondasi getaran/ suara.
d) Pengetesan kemampuan mesin.

28
Tabel 5.1 Jadwal Pemeliharaan

Jenis Pemeliharaan Kalender Jenis Kerja

P0 Harian 24

P1 Mingguan 125

P2 2 Minggu 250

P3 Bulanan 500

P4 Triwulan 1500

P5 Semester 3000

P6 TO 6000

P7 SO 12000

P8 MO 18000

5.1.3 Pemeliharaan Periodik Rutin

Pemeliharaan periodik rutin yaitu pemeliharaan kecil yang dilakukan


dalam tahun anggaran yang bersengkutan.

1. Service
Pemeliharaan rutin jangkapendek meliputi pekerjaan melumasi,
membersihkan, mengganti dan menambah minyak pelumar atau
bahan bakar kimia, dengan kegiatan sebagai berikut :
PO (8-20) jam
a) Melumasi dan menggemuki secara manual
b) Membuang air kondesat dan kotoran-kotoran dari tangki
dengan membuka keran.
c) Memeriksa dan menambahkan minyak pelumas atau air
pendingin yang kurang.
P1 (100-150) jam

a) Mmebuka dan membersihkan separator

29
b) Membuka dan membersihkan filter
c) Membersihkan peralatan bantu dari debu dan minyak
yang bocor
P2 (200-300) jam

a) Mengganti minyak pelumas dari peralatan tertentu dengan


referensi dari pabrik
b) Meminyaki bantalan-bantalan
c) Menambah bahan kimia pada air pendingin.

2. Inspeksi
Pemeliharaan rutin denganjangka waktu yang lebih panjang
melipputi pekerjaan pengamatan maupun pengukuran, penyetelan,
perbaikan dan penggantian pada unit pembangkit tanpa membuka
atau melepas bagian-bagian utama, dengan jenis dan macam
kegiatan pemeliharaan berikut :
P3 (400-600) jam
a) Memeriksa peralatan-peralatan, bekerja dengan baik.
b) Memperbaiki komponen-komponen, yang terjadi
kerusakan.
c) Memeriksa tekanan, temperatur, dan gas asap
d) Memeriksa sistem pelumas bekerja dengan baik.
P4 (12000-18000) jam

a) Memeriksa fungsi dan bekerjanya alat pengaman.


b) Memeriksa berfungsinya black star
c) Memeriksa berfungsinya governor
d) Memeriksa kualitas air pendingin dan unit water
treatment
e) Memeriksa viskositas minnya dan battery
P5 (24000-36000) jam

a) Memeriksa dan membersihkan injektor


b) Memeriksa sistem timing

30
c) Memeriksa kelonggaran baut, mur, roda gigi, dan
bantalan
d) Memeriksa filter oli
5.1.4 Pemeliharaan Prediktif

Besaran-besaran yang perlu diamati untuk menentukan kapan suatu alat


harus dipelihara tergantung kepada jenis alat. Secara umum, besaran-besaran yang
perlu diamati antara lain adalah :

1. Tahanan isolasi
Misalnya, tahanan isolasi motor listrik, jika hasil pengukuran setiap
bulannya menunjukkan kecenderungan menurun, maka dapat
ditentukan kapan motor listrik tersebut harus menjalani
pemeliharaan isolasi.
2. Arus beban motor
Arus beban motor yang terus bertambah karena beban bertambah
berat, perlu diprediksi kapan motor listrik dilakukan pemeliharaan
agar bebannya turun kembali.
Penyebabnya adalah pada motor penggerak pompa air pendingin
kondensor PLTU yang menggunakan air laut. Binatang laut yang
melekat pada pipa air pendingin menyebabkan luas penampang
pipa berkurang. Suhu air pendingin
Suhu air pendingin yang keluar dari alat penukar panas (heat
exchanger) menurun, yang menandakan bahwa peristiwa
pertukaran panas terjadi didalam heat exchanger karena exchanger
nya kotor. Zat yang didinginkan, misalnya minyak pelumas hasilnya
menjadi lebih panas dibandingkan suhu air pendingin karena kerja
heat exchanger efektivitasnya berkurang.
3. Getaran dari poros yang berputar
Pengukuran getaran (vibration) dari poros yang berputar dapat
menjadi dasar untuk memprediksi kapan bantalan dari poros harus
diganti. Pengamatan getaran poros sebaiknya diimbangi dengan
pengamatan terhadap tekanan dan suhu minyak pelumas bantalan.
4. Tekanan minyak pelumas
Tekanan minyak pelumas dari bantalan ataupun bagian-bagian lain
yang bergeser, perlu diamati secara terus menerus

5. Kandungan air

31
Pengamatan kandungan air dilakukan pada minyak transformator
bersamaan dengan pengamatan tegangan tembusnya. Pada
umumnya, tegangan tembus akan menurun apabila kandungan
airnya menaik.
6. Sinar inframerah
Sinar inframerah yang dipancarkan oleh suatu alat, sesungguhnya
juga menggambarkan suhu dari (bagian-bagian) alat tersebut. Jika
ada perbedaan suhu dari bagian-bagian sebuah alat, maka sinar
inframerah yang dihasilkan oleh bagian-bagian alat ini
intensitasnya juga berbeda. Makin tunggu suhunya makin tinggi
intensitas sinar inframerah yang dipancarkan.
7. Partial discharge
Rusaknya suatu isolasi, misalnya isolasi kabel, umumnya dimulai
dengan terjadinya partial discharge yang cenderung membesar.
Partial discharge adalah fenomena pelepasan muatan dari bagian-
bagian yang bertegangan melalui isolasi yang ada disela-selanya.
Partial discharge ini dapat dideteksi sedini mungkin dengan suatu
alat yang termasuk penemuan mutakhir.
8. Rekaman arus dan tegangan switching
Jika terjadi pembukaan atau penutupan (switching) PMT, baik
dalam keadaan normal atau karena ada gangguan, rekaman arus
dan tegangan merupakan masukan tentang kondisi PMT. Dari
rekaman ini dapat dilihat ketiga kontak PMT membuka secaara
bersamaan atau tidak dan apakah ada kelainan pada kontak-kontak
tersebut, baik mengenai bentuknya maupun mengenai
penggerakannya.
9. Rekaman frekuensi
Rekaman frekuensi diperlukan apabila terjadi gangguan besar
dalam sistem sehingga timbul pemadaman sebagai akibata adanya
unit pembangkit yang trip.

5.2 Langkah- Langkah dalam Pemeriksaan Generator

Berikut ini, beberapa contoh pemeliharaan (pemeriksaan) rutin dan periodik


serta langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu :

5.2.1 Membersihkan Generator

32
pemeliharaan kebersihan suatu generator adalah pemeliharaan
kebersihan yang dilakukan secara terus menerus sehingga dapat memperpanjang
umur generator itu sendiri :

Langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah :

1) Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan, seperti : generator, lap pembersih,


kuas, bensin dan kompensor udara.
2) Bersihkan semua bagian generator dari luar menggunakan kompresor udara
3) Bersihkan semua bagian yang bercampur dengan minyak menggunakan kaus
yang diberi bensin
4) Keringkan dan bersihkan semua bagian yang terkena kotoran dan bensin
5) Bersihkan bagian dalam dari generator menggunakan kompresor udara
6) Periksa dan amati dengan teliti serta catatlah semua keterangan mengenai
data-data generator pada plat namanya.
7) Bukalah penutup saluran (klem penyambung)
8) Telitilah cara-cara untuk penyambungan rangkaian dengan memperhatikan
keterangan yang terdapat pada penutup bagian belakang.
9) Periksalah slip ringnya.
10)Tutup kembali semua bagian yang telah dibuka.

5.2.2 Pemeriksaan Keadaan Mekanik Generator

Langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah :

1) Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan yaitu : obeng, kunci Elien


satu set, stetoscope, dial test indicator dan generator
2) Kuatkan atau keraskan baut-baut penguat landasan dengan
menggunakan kunci pas yang cocok.
3) Kuatkan atau keraskan baut-baut penguat generator dengan
menggunakan kunci yang pas dan tepat.
4) Bukalah kotak saluran penutup kabel dengan menggunakan kunci pas
atau obeng.
5) Kuatkan dan keraskan baut-baut penguat seluruh kabel dengan
menggunakan kunci pas, setelah selesai ditutup kembali kotak saluran.
6) Pegangkah poros generator, lalu goyangkan apakah goyang atau tidak.

33
7) Ukurlah dengan menggunakan dial test indicator untuk kelurusan
porosnya.
8) Ukurlah kedudukan kopelling atau pulley dengan menggunakan
penyiku.
9) Putar generator dengan menggunakan mesin penggerak, lalu gunakan
stetoscope untuk mengetahui bagaimana suara putaran pada bantalan.

5.2.3 Pemeriksaan Keadaan Kelistrikan Generator

Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah :

1) Siapkan semua peralatan yang diperlukan, yaitu : generator,


multimeter, dan megger.
2) Buat daftar hasil pengukuran: seperti daftar berikut :
Tabel 5.2
Tahanan Ohm Tahanan Sekat M ohm
Kumparan
Fasa I Fasa I dengan
badan
(ground)
Fasa II Fasa II dengan
badan
(ground)
Fasa III Fasa III dengan
badan
(ground)
Belitan Medan Belitan medan
dengan badan
(ground)
Fasa I dengan
fasa II
Fasa II dengan
fasa III
Fasa II dengan
fasa III

3) Ukur tahanan belitan medan megnetnya dengan multimeter. Jika


generatornya jenis kutub dalam, maka multimeter dapat
dihubungkan pada kedua cincin seretnya.

34
𝑻𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑫𝑪 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏
Besar Tahanan DC = 𝑨𝒓𝒖𝒔 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏

5.2.4 Pemeliharaan Korektif

Pemeliharaan korektif dilakukan apabila terjadi kegagalan berulang


pada suatu mesin atau komponen mesin dalam rangka mencegah jangan sampai
terulang kembali dimasa depan dengan melakukan studi (reserve engeneering),
merancang ulang, menetapkan kembali spesifikasi material, memasang dan menguji
komponen yang gagal tersebut.

Dengan berjalannya waktu, maka jumlah asset biaya yang digunakan untuk
merawat asset makin bertambah besar menyebabkan manusia mulai mecari-cari
perawatan baru dengan mana mereka dapat memaksimalkan umur peralatan.
Pemeriksaan korektif (tidak periodik) mencakup :

1. Perbaikan
Pemilihan tidak periodik, meliputi pekerjaan rekondisi dan
perbaikan beberapa komponen mengembalikan kepada kondisi
semula atau maksimal.
2. Penggantian
Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan rekondisi dan penggantian
sejumlah besar dengan tujuan mengembalikan kepada kondisi
semuka maksimal
3. Penyempurnaan
Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan perubahan desai dari
komponen dengan tujuan menaikkan kemampuan dan efisiensi.

5.2.5 laporan Pemeliharaan

Laporan pemeliharaan, khususnya pemeliharaan besar seperti


Overhoul, haruslah memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Tanggal pelaksanaan.
2. Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan,
3. Penggunaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan, baik hari, orangnya beserta klasifikasi serta biayanya
4. Rekomendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan datang.

35
5. Perhitungan biaya pemeliharaan dalam rupiah per kWh, yaitu
jumlah biaya pemeliharaan kali ini dibagi dengan jumlah produksi
kWh dalam selang waktu antara pemeliharaan sebelum dan
sesudah pemeliharaan dilakukan.

BAB VI

MENGIDENTIFIKASI DAN MEMPERBAIKI GANGGUAN PADA


GENERATOR

6.1 Mengidentifikasi Gangguan Pada Generator

Gangguan kinerja generator sering terjadi, hal ini disebabkan oleh beberapa hal
berikut ini :

1. Alat proteksi tidak berfungsi sebagaimana mestinya


2. Pemeliharaan generator tidak dijalankan secara teratur.
3. Gangguan mekanik yang berakibat pada gangguan kelistrikannya.
4. Pengadaan awal generator tidak sesuai standar
5. Pengoperasian generator tidak sesuai prosedur
Oleh sebab itu, setiap terjadi gangguan pada generator, harus dapat dengan cepat dan
cepat dianalisa untuk segera diperoleh cara penanggulangan dan pemeliharaannya.
Berikut ini akan diuraikan beberapa analisa yang terkait dengan gangguan pada
generator.

6.1.1 analisa Gangguan kelistrikan stator

Gangguan yang mungkin terjadi pada belitan stator, antara lain :

1. Tahanan isolasi belitan menurun, dimana besar tahanan


isolasi minimum 2kΩ/v. Tahanan isolasi menurun
disebabkan antara lain :
 Belitan pernah mengalami kenaikan temperatur
berlebih hingga menurunkan kualitas tahanan
isolasinya.
2. Hubung singkat antara belitan dengan badan (ground).
Kemungkinan penyebabnya, antara lain :

36
Isolasi belitan terlepas dari kawatnya, akibat
temperatur belitan melampaui nilai nominalnya.

3. Tahanan belitan antara fasa tidak sama, kemungkinan


penyebabnya antara lain :
 Salah satu grup belitan pernah mengalami panas
berlebih sehingga struktur logamnya berubah,
mengakibatkan tahanannya bertambah besar,
akan tetapi tidak sampai merusak bahan
isolasinya.
Gangguan yang mungkin terjadi pada terminal generator adalah :

1. Ikatan sambungan kabel pada terminal kendur, dapat


menyebabkan terjadinya percikan bunga api akibat
hubungan kontak yang tidak sempurna, sehingga
mengakibatkan tegangan dan arus antar fasa menjadi tak
seimbang.

6.1.2 analisa gangguan kelistrikan Rotor.

Analisa gangguan kelistrikan rotor belitan medan (rotor exciter field).


Generator dengan rotor ini jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana,
kokoh dan sangat jarang terjadi gangguan. Gangguan yang umumnya terjadi adalah
ikatan baut sambungan ujung-ujung belitan sering kendur atau terlepas, sehingga hal
ini dapat berakibat pada tegangan yang dibangkitkan oleh belitan stator.

6.1.3 Anilasa gangguan tegangan (voultage fault)

Berikut ini dianalisa gangguan tegangan (voultage fault) pada


generator sebagai berikut : jika pada generator ada gejala tidak keluar tegangan,
maka untuk C mengidentifikasi jenis gangguan yang mungkin terjadi dapat ditinjau
dengan menggunakan rumus :

37
𝒛
E = 2,22 x 𝒂 x f x Kd x Kp x ᴓ x Ꞷx 10-8 volt

Atau

E = 4,44 x n x f x Kd x Kp x ᴓ x Ꞷx 10-8 volt ]]

Keterangan :

E = tegangan antara phasa dengan nol dalam volt

Z = jumlah batang konduktor

a = jumlah cabang belitan

f = frekuensi jala-jala listrik dalam satuan Hz

kd = faktor distribusi

kp = faktor kisar

ᴓ = besarnya fluksi

Ꞷ= kecepatan sudut.

Pada saat generator diputar dengan konsisi putaran konstan, faktor-faktor yang
merupakan konstanta ditulis dengan C (konstanta), sehingga rumus diatas dapat
ditulis dengan :

E = Cn ᴓ volt

Dari rumus diatas terlihat bahwa pada saat ᴓ = 0, maka besarnya tegangan adalah nol
dengan catatan tidak ada tegangan (remanensi). Jika tidak keluarnya tegangan akibat
adanya ᴓ (fluksi), maka langkah yang dapat ditempuh untuk memasang amperemeter
arus searah adalah (ADC) dan voltmeter arus searah (VDC) pada penghantar atau
konduktor pada belitan penguat (exciter) kutub generator.

Gangguan yang terjadi pada belitan kutub antara lain :

1. Hubung singkat antara belitan kutub dengan badan (ground)


2. Hubung singkat antara kumparan magnet satu dengan klumparan
magnet yang lain,
3. Kumparan magnet putus dan
4. Rangkaian elektromagnetnya kurang baik.
Gangguan tersebut disebabkan akibat kurang baiknya dalam pemeliharaan,
udara terlalu lembab dan kurang adanya pemanasan.

38
6.2 Saat Saat Generator Harus Segera Dimatikan

Kasus yang harus diwaspadai dalam generator dan memastikan mesin


bantu yang dalam masalah sebelum situasinya menjadi bencana besar :

1. Berbunyi/bersuara tidak normal


a) Pendekatan : ruang mesin ini berisi dengan banyak mesin
bantu lainnya
2. Asap :
a) Penedekatan yang salah : panik adalah hal pertama yang
akan menyerang seseorang ketika asap atau api terlihat.
3. Parameter tekanan minyak pelumas :
a) Pendekatan salah : jika anda melihat penurunan tekanan oli,
mungkin hal pertama yang muncul dalam pikiran adalah
untuk segera mengubah ke stanby filter.
4. Perbedaan tekanan tinggi (differential pressure )
a) Pendekatan salah : pada banyak kesempatan, saat diamati
bahwa generator dibiarkan tetap berjalan walaupun alarm
tekanan differensial berbunyi saat bermanuver..
5. Overspeed :
a) Pendekatan salah : sewaktu running test generator setelah
overhaul, mengatur/meyeting governor untuk mendapatkan
kecepatan yang diinginkan sesuai tercantum dalam manual
book.
6.3 memperbaiki gangguan pada generator.
a) Mesin tidak distart
b) Mesin dapat di start tetapi tiba-tiba mati
c) Daya mesin hilang
d) Gangguan penggerak awal
e) Gangguan hilang penguatan
f) Gangguan arus lebih
g) Gangguan putaran lebih
h) Gangguan tegangan lebih
i) Gangguan ketidak seimbangan beban

39
j) Gangguan isoalasi

40
BAB III

PEMBAHASAN

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

1. Dilihat dari aspek tampilan buku


a) Kekurangan: cover buku kurang menarik, , desain cover sangat
sederhana dan paduan warna cover sedikit mengganggu
pandangan.
b) Kelebihan: tampilan buku yang tipis tidak membosankan untuk di
baca dan tampilan buku yang tidak terlalu tebal menarik minat
untuk di baca.

2. Dilihat dari aspek tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
a) Kekurangan: sub bab yang terlalu banyak membuat tampilan isi
terlihat berantakan. Sehingga pembaca seidikit kebingungan
dengan materi yang disajikan. Masih terdapat banyak kesalahan
penulisan.
b) Kelebihan: penggunaan kalimat yang sederhana memudahkan
pembaca untuk memahami isi dari buku. Selain itu, ditunjang
dengan pemberian gambar memudahkan para pembaca untuk lebih
memahami isi buku.
3. Dari aspek isi buku
a) Kekurangan: sub bab yang telalu banyak beserta pembagian-
pembagiannya lagi membuat pembaca kesulitan untuk mengikuti
kelanjutan dari rangkaian penjelasan.
b) Kelebihan: penjelasan yang di sampaikan tidak terlalu panjang
sehingga pembaca muda memahami apa yang ingin di sampaikan
penulis. Juga, gambar yang di sajikan tidak berwarna menyulitkan
pembaca.
4. Dari aspek tata bahasa:
a) Kekurangan: tata bahasa yang di gunakan kurang baku.
b) Kelebihan: bahasa yang digunakan cukup sederhana dan singkat
sehingga pembaca lebih mudah untuk memahami isi dari buku.

41
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan
tenaga mekanikPrinsip kerja dari generator listrik sebenarnya cukup sederhana.
Generator bekerja sesuai hukum faraday yakni apabila suatu penghantar diputar
dalam sebuah medan magnet hingga memotong garis gaya magnet (GGM), maka akan
menimbulkan garis gaya listrik (GGL) dalam satuan volt pada ujung penghantar
tersebut.

B. SARAN

Kami mengetahui bahwa dalam penyelesaian tugas critical book report ini masih
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami
miliki, oleh karena itu kami sangat mengharapkan rekomendasi,saran ataupun kritik
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas kami ini, agar dalam
pembuatan tugas yang sama kedepannya jauh lebih baik. Terima kasih.

42
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2015. Generator. UNIMED PRESS : MEDAN.

43

Anda mungkin juga menyukai