PRODI S1 PTE - FT
GENERATOR
(Baharuddin, 2015)
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Review tentang “Generator” ini dengan baik dan lancar.
Critical Book Review ini kami review dengan tujuan untuk memenuhi salah
satu tugas Mata kuliah Pembangkit Tenaga Listik program studi Pendidikan Teknik
Elektro semester III tahun 2020 dan sebagai sarana penambah wawasan ilmu
pengetahuan yang ingin diketahui oleh pembaca. Dalam penyampaian materi dan
kritik didalam CBR ini kami mencoba menyajikannya dengan bahasa yang mudah dan
ringan agar dapat dimengerti oleh semua pihak.
Harapan kami, semoga CBR ini berguna untuk proses kegiatan belajar
mengajar dan mengetahui caranya mengkritik buku, dan kami sadar dalam
pembuatan CBR ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
kami maupun materi. Mengingat kemampuan yang kami miliki, untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan CBR
ini.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB IV PENUTUP 42
DAFTAR PUSTAKA 43
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Seringkali kita bingung dalam memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami isinya. Terkadang, kita memilih satu buku, namun hasilnya kurang
memuaskan, misalnya dari segi analisis bahasanya yang kurang dipahami,
pembahasan tiap babnya kurang sesuai dengan yang kita harapkan atau penyajian
materinya yang sulit dipahami. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book
Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus
pada buku Generator.
Adapun tujuan penulisan Critical Book Review ini untuk menyelesaiakan tugas
dan mengkritik buku pembangkit tenaga listrik dalam hal ini menggunakan buku
generator. Selain itu, Critical Book Review ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan penulis maupun pembaca dalam memilih buku referensi.
C. Manfaat CBR
Judul : Generator
Edisi : Pertama
Pengarang : Baharuddin
ISBN : 978-602-0888-08-8
1
BAB II
BAB I
KONSTRUKSI GENERATOR
a b
2
Sebagian besar energi listrik yang dipergunakan oleh konsumen untuk
kebutuhan sehari-hari dihasilkan oleh generator 3 fasa yang ada di pusat-pusat
pembangkit tenga listrik. Generator yang dipergunakan ini mempunyai rating daya
dari ratusan samapi ribuan Mega-Volt Ampere (MVA). Disebut mesin sinkron, karena
bekerja pada kecepatan dan frekuensi konstan dibawah kondisi “steadystate” .
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam,
dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar.
Fungsi utama dari badan generator adalah sebagai bagian dari tempat
mengalirnya fluks yang dihasilkan kutub-kutub magnit, karena itu badan generator
dibuat dari bahan ferromagnetic.Disamping itu badan generator ini berfungsi untuk
meletakkan alat-alat tertentu dan melindungi bagian-bagian mesin lainnya.
a. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang
lebar, maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.
b. Sebagian pendukung secara mekanis untuk kumparan penguat aatau
kumparan medan.
3
Gambar 1.3 Sepatu kutub, Inti Kutub, dan Kumparan Penguat
c. Sikat
Fungsi dari sikat adalah untuk jembatan bagi aliran arus dari lilitan jangkar
dengan beban. Disamping itu sikat memegang peranan penting untuk terjadinya
komutasi. Agar gesekan antara komutator-komutator dan sikat tidak mengakibatkan
arusnya komutator, maka sikat lebih lunak dari pada komutator. Sikat terbuat dari
karbon, grafit, logam, grafit yang dilengkapi dengan pegas penekan dan kotak sikat.
d. Komutator
4
Gambar 1.5 Konstruksi Komutator
e. Jangkar
Jangkar yang umum digunakan dalam generator arus searah adalah yang
berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan
kumparan-kumparan tempat terbentuknya ggl induksi. Jangkar dibuat dari bahan
ferromagnetik, dengan maksud agar lilitan jangkar terletak dalam daerah yang
induksi magnitnya besar, supaya ggl induksi yang terbentuk dapat bertambah besar.
5
f. Belitan Jangkar
Adapun hubungan antara kumparan rotor dengan segmen komutatornya terbagi atas
2 macam:
1.1.2 Generator AC
6
Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Generator 1 fasa
Ujung kumparan atau fasa yang satu dijelaskan dengan huruf besar X dan
ujung yang satu lagi dengan huruf U.
2. Generator 3 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpalan
kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan
fasa. Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang kesatu ujungnya diberi tanda U-
X; lilitan fasa yang kedua ujungnya diberi tanda dengan huruf V-Y dan
akhirnya ujung lilitan fasa yang ketiga diberi tanda dengan huruf W-Z.
g. Penguatan (Exciter)
1. Sistem statis yang mempuyai dioda atau thyristor statis dan arus dialirkan ke
rotor melalui Slipring.
2. “Brushless System” , pada sistem ini penyearah diletakkan diporos yang
berputar yang berputar dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat dan
slipring.
h. Rotor
7
(a)
(b)
Gambar 1.10 Rotor Generator (a) Kutub Tonjol, 9B0 Kutub Silinder
i. Stator
Stator dari generator terbuat dari besi magnetik yang berbentuk laminasi
untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti magnetik yang baik berarti
permeabilitas dan resifitas dari bahan akan semakin tinggi.
(a)
8
(b)
Bila kumparan tiga fasa dimulai pada Sa, Sb, dan Sc, dan berakhir di fa, fb dan fc
bisa disatukan dalam dua cara ,menunjukkan yaitu hubungan bintang dan segitiga.
Satu siklus ggl penuh menunjukkan 360 derajat listrik, adapun hubungan antara
sudut rotor mekanis (𝛼𝑚𝑒𝑘 ) dan sudut listrik (𝛼𝐿𝑖𝑠 )adalah
𝑃
𝛼𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝛼𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘
2
9
Gambar 1.12 Belian Satu Lapis Generator 3 Fasa
Gaya gerak listrik (GGL) yang dibangkitkan sistem tiga fasa secara simetris adalah :
𝐸𝐴 = 𝐸𝐴 < 0° volt
𝐸𝐵 = 𝐸𝐵 < − 120°volt
𝐸𝐶 = 𝐸𝐶 < −240°volt
10
1.2.2 Belitan Berlapis Ganda
Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif
dalam penggunaan ini stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga
melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonisa.Gambar
(1.14) memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan stator yang secara umum
banyak digunakan. Pada masing-masing alur ada dua sisi belitan dan masing-masing
belitan memiliki lebih dari satu putaran.
Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari dalam kumparan ,
jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan berkurang.
Berkurangnya jumlah garis gaya yang menimbulkan GGL induksi .GGL induksi
yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir dan menggerakkan jarum
galvanometer.Dengan demikian, ujung, kumparan itu merupakan kutub selatan,
sehingga arus induksi seperti yang ditunjukkan gambar 1.15b. Jadi GGL induksi
dapat terjadi pada kedua ujung kumparan jika didalam kumparan terjadi
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet (fluks magnetik).
Suatu faktor yang harus dikalikan dengan ggl dari sebuah kumparan distribusi
untuk menghasilkan total ggl yang dibangkitkan disebut faktor distribusi (kd) untuk
kumparan.
180𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘
𝜓=
𝑛x 𝑚
Dimana “m” menyatakan jumlah fasa
11
Semua ggl ini ditunjukkan masing-masing oleh phasor 𝐸1 , 𝐸2 , 𝐸3 , dan 𝐸4 , Total ggl
stator per fasa E adalah jumlah dari seluruh vector
E = 𝑬𝟏 + 𝑬𝟐 + 𝑬𝟑 + 𝑬𝟒
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒗𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓
𝑲𝒅 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒂𝒍𝒋𝒂𝒃𝒂𝒓
𝑬𝟏 + 𝑬𝟐 + 𝑬𝟑 + 𝑬𝟒
=
𝟒 𝐱 𝑬𝒃𝒆𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏
𝑺𝒊𝒏 (𝟏/𝟐 𝒏 𝝍)
𝑲𝒅 =
𝒏 𝑺𝒊𝒏 (𝝍/𝟐 )
12
b.Faktor Kisar (Kp)
Gambar 1.19 memperlihatkan bentuk kisar dari sebuah kumparan, bila sisi belitan
diletakkan dalam alur 1 dan 7 disebut kisar penuh ,sedangkan bila diletakkan dalam
alur 1 dan 6 disebut kisar pendek , karena ini sama dengan 5/6 kisar kutub .
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒗𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓𝒈𝒈𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊𝒃𝒆𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏
=
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒂𝒍𝒋𝒂𝒃𝒂𝒓𝒈𝒈𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊𝒃𝒆𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏
Sedangkan kisar pendek dengan sudut 30 derajat listrik, seperti diperlihatkan pada
gambar (1.20) maka tegangan resultannya adalah:
𝟑𝟎
E =2𝑬𝑳 X cos( 𝟐 )
13
𝟐 𝟐𝑬𝑳 𝐗 )𝐜𝐨𝐬 (𝟑𝟎/𝟐
𝑲𝒑 = 𝟐𝑬 = = cos (𝟏𝟓° )
𝑳 𝟐𝑬𝑳
∝ 𝑷𝟎
= Ccos ( 𝟐 ) =sin 𝟐
BAB II
1. Hukum Faraday
2. Hukum Ampere-Biot-Savart
3. Hukum Lenz
14
Besarnya induksi yang dibangkitkan sesuai dengan Hukum Faraday, yaitu :
𝒅∅
𝑬𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 = −𝑵 volt
𝒅𝒕
Keterangan gambar :
Ibu jari (jempol) menyatakan gaya (F) atau arah putaran kondukor
Jari telunjuk menyatakan arah medan magnit (∅ )dari kutub utara ke kutub
selatan
Jari tengah menyatakan arah arus (I)
Dimana : N = jumlahbelitanataukumparan
𝑑∅
=Perubahanflukpersatuanwaktu
𝑑𝑡
3 orang ilmuan jenius dari perancis , Andre Marie Ampere (1775-1863), Jean
Babtista Biot (1774-1862) dan Victor Savart (1803-1862) menyatakan bahwa:
“Gaya akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar yang
berada diantara medan magnetik”
𝒊∆𝒍 𝒔𝒊𝒏𝚽
∆𝑩 = 𝒌 𝒘𝒃 /𝒎𝟐
𝒓𝟐
15
2.1.3. Hukum Lenz
“Arus induksi elektromagnetik dan gaya akan selalu berusaha untuk saling meniadakan
(gaya aksi dan reaksi )
Sebagai contoh jika suatu penghantar diberikan gaya untuk berputar dan memotong
garis-garis gaya magnetic, maka pada penghantar tersebut akan timbul teganagn
induksi (hukum faraday) .
“Semua energy listrik dan energy mekanik mengalir ke dalam mesin, dan hanya
sebagian kecil saja dari energy listrik dan energy mekanik yang mengalir keluar mesin
(terbuang) ataupun disimpan didalam mesin itu sendiri, sedangkan energi yang
terbuang tersebut dalam bentuk panas “ Sedangkan hukum kekekalan energy
pertama menyatakan bahwa:
“energi tidak dapat diciptakan, namun dapat berubah bentuk dari satu bentuk energy
ke bentuk energi lainnya “
e = −𝐍 𝐝𝐟/dt
f = fluksi magnet
e= tegangan
a. Saklar
16
Saklar berfungsi untuk menghubungkan singkatkan ujung-ujung kumparan.
Prinsip kerjanya adalah bila kumparan jangkar berputar maka pada kedua ujung
kumparan akan timbul tegangan yang sinusoida.
c. Sistem Dioda
Karakteristik Generator DC
Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu:
Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan
medannya yang dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung
dari mesin.
c. Generator kompon
17
d. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation )
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor
generator mempunyai kelemahan karena besar nya arus yang mampu dialirkan pada
sikat arang relative kecil.
Reaksi Jangkar
Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat
tanpa beban disebut Fluks
medan utama .
Generator AC
18
1.Jumlah dari lilitan dalam kumparan
2.Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan yang diinduksikan.
Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin dengan frekuensi
elektrik pada stator adalah:
𝒏 𝒑
f= x
𝟔𝟎 𝟐
𝒏𝑷
f= 𝟔𝟎
Maka pada kumparan stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo)
sebesar :
𝑬𝟎 = Cn∅𝑽𝒐𝒍𝒕
Dimana : C= konstangenerator
n = putaran
∅ =fluksyangdihasilkanolehIf
b. Generator berbeban
fluks jangkar (∅A ) yang ditimbulakan arus tersebut akan berinteraksi dengan
fluks yang dihasilkan oleh kumparan medan pada rotor (∅F ) sehingga akan
menghasilkan fluks resultan (∅R ) sebesar :
∅𝐑 = ∅𝐅 + ∅𝐀
19
d. Percobaanbeban nol
BAB III
% 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒖𝒓𝒂𝒏𝒕𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏
𝑬𝟎 −𝑽
= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑽
V = Teganganterminalgeneratorsaatberbeban
Ada tiga metode atau cara yang sering digunakan untuk menentukan
pengaturan tegangan tersebut yaitu:
20
Gambar diatas memperlihatkan sebuah vektor diagram untuk beban dengan faktor
daya tertinggal (langging) dimana :
V = OA = Tegangan terminal
I.Ra = AB = jatuh (drop) tegangan pada tahanan jangkar dan Xs = BC =Jatuh (drop)
tegangan pada reaktansi sinkron.
OC = √𝑶𝑭𝟐 + 𝑭𝑪𝟐
21
OB = √𝑶𝑨𝟐 + 𝑨𝑩𝟐 + 2.0A .AB. Cos {180 – (90 ° + 𝝋)
22
BH =AF = arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar
Dimana :
F= Frekuensi (Hertz)
BAB IV
MEMPARALELKAN GENERATOR
Voltmeter
23
Buat rangkaian seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.1 pilih lampu dengan
tegangan kerja dua kali tegangan fasa netral generator atau gunakan dua lampu yang
dihubungkan secara seri.dalam keadaan saklar S terbuka , lakukan pengoperasian
generator, kemudian lihat urutan lampu nyala lampu. Urutan lampu akan berubah
menurut urutan nyala lampu .urutan nyala lampu akan berubah menurut urutan L1-
L2-L3-L1-L2-L3
(a) Pada keadaan ini L1 paling terang , L2 terang L3 Redup (b) pada keadaan ini
L2 Paling terang , L1 terang ,L3 terang , (3) Gelap dan volt meter = 0 Volt
24
Keterangan gambar ,
V adalah Voltmeter
W adalah wattmeter
SY adalah Sinkronoskop
PRM adalah primemover dalam hal ini adalah diesel engine adalah generator
G adalah generator
25
Konsep Load Sharing
Dimana
𝐒𝒂𝟏 =
𝑨𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒆𝒍 𝑲𝑾 𝑳𝒐𝒂𝒅
𝐒𝐧𝟏 = [ ( ) X (𝑺𝒏𝟏 - 𝑺𝒇𝟏 ]
𝑹𝒂𝒕𝒆𝒅 𝑲𝑾
Dimana :
26
S𝑛 adalah putaran pada saat penuh
BAB V
PEMELIHARAAN GENERATOR
27
Pemeliharaan 6000 jam terhadap bagian atas mesin ( silinder head
keatas ) yang meliputi pekerjaan pengukuran, penggantian atau
merekonduksi komponen-komponen yang aus untuk mendapatkan
kondisi operasi yang optimal. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh bagian-bagian
unit yang antara lain :
a) Pemeriksaan semua kepala silinder dan komponen yang
lainnya
b) Pemeriksaan dan pengukuran satu bantalan luncuran
(metal) atau sesuai buku manuak pabrikan.
c) Pembersihan generator
d) Pemeriksaan peralatan listrik
e) Pemeriksaan perawat pendingin cooler dan inter cooler
f) Pemeriksaan cairan peredam getaran (vibration damper)
g) Pemeriksaan Turbocharger (overhaul jika diperlukan pada
saatnya)
h) Pengetesan kemampuan mesin.
Semi Overhaul ( SO 12000 jam )
Pemeriksaan 12000 jam terhadap bagian connecting rod keatas yang
meliputi pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen yang
aus untuk mendapatkan operasi yang optimal. Pekerjaan yang
dilaksanakan pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh
bagian unit antara lain :
a) Semi Overhaul untuk putaran <750 rpm
Mayor Overhaul (MO 18000 jam)
Pemeliharaan 18000 jam terhadap bagian mesin yang meliputi
pekerjaan pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen
yang aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal. Pekerjaan
yang dilaksanakan pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan bagian
unit antara lain :
a) Overhaul kepala silinder (silinder head) seluruhnya dan
pemeriksaan komponennya.
b) Ovrhaul piston, silinder, bantalan, turbocharger, silinder blok
c) Pemeriksaan perlengkapan/ peralatan bantu, generator dan
panel listrik, pondasi getaran/ suara.
d) Pengetesan kemampuan mesin.
28
Tabel 5.1 Jadwal Pemeliharaan
P0 Harian 24
P1 Mingguan 125
P2 2 Minggu 250
P3 Bulanan 500
P4 Triwulan 1500
P5 Semester 3000
P6 TO 6000
P7 SO 12000
P8 MO 18000
1. Service
Pemeliharaan rutin jangkapendek meliputi pekerjaan melumasi,
membersihkan, mengganti dan menambah minyak pelumar atau
bahan bakar kimia, dengan kegiatan sebagai berikut :
PO (8-20) jam
a) Melumasi dan menggemuki secara manual
b) Membuang air kondesat dan kotoran-kotoran dari tangki
dengan membuka keran.
c) Memeriksa dan menambahkan minyak pelumas atau air
pendingin yang kurang.
P1 (100-150) jam
29
b) Membuka dan membersihkan filter
c) Membersihkan peralatan bantu dari debu dan minyak
yang bocor
P2 (200-300) jam
2. Inspeksi
Pemeliharaan rutin denganjangka waktu yang lebih panjang
melipputi pekerjaan pengamatan maupun pengukuran, penyetelan,
perbaikan dan penggantian pada unit pembangkit tanpa membuka
atau melepas bagian-bagian utama, dengan jenis dan macam
kegiatan pemeliharaan berikut :
P3 (400-600) jam
a) Memeriksa peralatan-peralatan, bekerja dengan baik.
b) Memperbaiki komponen-komponen, yang terjadi
kerusakan.
c) Memeriksa tekanan, temperatur, dan gas asap
d) Memeriksa sistem pelumas bekerja dengan baik.
P4 (12000-18000) jam
30
c) Memeriksa kelonggaran baut, mur, roda gigi, dan
bantalan
d) Memeriksa filter oli
5.1.4 Pemeliharaan Prediktif
1. Tahanan isolasi
Misalnya, tahanan isolasi motor listrik, jika hasil pengukuran setiap
bulannya menunjukkan kecenderungan menurun, maka dapat
ditentukan kapan motor listrik tersebut harus menjalani
pemeliharaan isolasi.
2. Arus beban motor
Arus beban motor yang terus bertambah karena beban bertambah
berat, perlu diprediksi kapan motor listrik dilakukan pemeliharaan
agar bebannya turun kembali.
Penyebabnya adalah pada motor penggerak pompa air pendingin
kondensor PLTU yang menggunakan air laut. Binatang laut yang
melekat pada pipa air pendingin menyebabkan luas penampang
pipa berkurang. Suhu air pendingin
Suhu air pendingin yang keluar dari alat penukar panas (heat
exchanger) menurun, yang menandakan bahwa peristiwa
pertukaran panas terjadi didalam heat exchanger karena exchanger
nya kotor. Zat yang didinginkan, misalnya minyak pelumas hasilnya
menjadi lebih panas dibandingkan suhu air pendingin karena kerja
heat exchanger efektivitasnya berkurang.
3. Getaran dari poros yang berputar
Pengukuran getaran (vibration) dari poros yang berputar dapat
menjadi dasar untuk memprediksi kapan bantalan dari poros harus
diganti. Pengamatan getaran poros sebaiknya diimbangi dengan
pengamatan terhadap tekanan dan suhu minyak pelumas bantalan.
4. Tekanan minyak pelumas
Tekanan minyak pelumas dari bantalan ataupun bagian-bagian lain
yang bergeser, perlu diamati secara terus menerus
5. Kandungan air
31
Pengamatan kandungan air dilakukan pada minyak transformator
bersamaan dengan pengamatan tegangan tembusnya. Pada
umumnya, tegangan tembus akan menurun apabila kandungan
airnya menaik.
6. Sinar inframerah
Sinar inframerah yang dipancarkan oleh suatu alat, sesungguhnya
juga menggambarkan suhu dari (bagian-bagian) alat tersebut. Jika
ada perbedaan suhu dari bagian-bagian sebuah alat, maka sinar
inframerah yang dihasilkan oleh bagian-bagian alat ini
intensitasnya juga berbeda. Makin tunggu suhunya makin tinggi
intensitas sinar inframerah yang dipancarkan.
7. Partial discharge
Rusaknya suatu isolasi, misalnya isolasi kabel, umumnya dimulai
dengan terjadinya partial discharge yang cenderung membesar.
Partial discharge adalah fenomena pelepasan muatan dari bagian-
bagian yang bertegangan melalui isolasi yang ada disela-selanya.
Partial discharge ini dapat dideteksi sedini mungkin dengan suatu
alat yang termasuk penemuan mutakhir.
8. Rekaman arus dan tegangan switching
Jika terjadi pembukaan atau penutupan (switching) PMT, baik
dalam keadaan normal atau karena ada gangguan, rekaman arus
dan tegangan merupakan masukan tentang kondisi PMT. Dari
rekaman ini dapat dilihat ketiga kontak PMT membuka secaara
bersamaan atau tidak dan apakah ada kelainan pada kontak-kontak
tersebut, baik mengenai bentuknya maupun mengenai
penggerakannya.
9. Rekaman frekuensi
Rekaman frekuensi diperlukan apabila terjadi gangguan besar
dalam sistem sehingga timbul pemadaman sebagai akibata adanya
unit pembangkit yang trip.
32
pemeliharaan kebersihan suatu generator adalah pemeliharaan
kebersihan yang dilakukan secara terus menerus sehingga dapat memperpanjang
umur generator itu sendiri :
33
7) Ukurlah dengan menggunakan dial test indicator untuk kelurusan
porosnya.
8) Ukurlah kedudukan kopelling atau pulley dengan menggunakan
penyiku.
9) Putar generator dengan menggunakan mesin penggerak, lalu gunakan
stetoscope untuk mengetahui bagaimana suara putaran pada bantalan.
34
𝑻𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑫𝑪 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏
Besar Tahanan DC = 𝑨𝒓𝒖𝒔 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏
Dengan berjalannya waktu, maka jumlah asset biaya yang digunakan untuk
merawat asset makin bertambah besar menyebabkan manusia mulai mecari-cari
perawatan baru dengan mana mereka dapat memaksimalkan umur peralatan.
Pemeriksaan korektif (tidak periodik) mencakup :
1. Perbaikan
Pemilihan tidak periodik, meliputi pekerjaan rekondisi dan
perbaikan beberapa komponen mengembalikan kepada kondisi
semula atau maksimal.
2. Penggantian
Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan rekondisi dan penggantian
sejumlah besar dengan tujuan mengembalikan kepada kondisi
semuka maksimal
3. Penyempurnaan
Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan perubahan desai dari
komponen dengan tujuan menaikkan kemampuan dan efisiensi.
1. Tanggal pelaksanaan.
2. Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan,
3. Penggunaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan, baik hari, orangnya beserta klasifikasi serta biayanya
4. Rekomendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan datang.
35
5. Perhitungan biaya pemeliharaan dalam rupiah per kWh, yaitu
jumlah biaya pemeliharaan kali ini dibagi dengan jumlah produksi
kWh dalam selang waktu antara pemeliharaan sebelum dan
sesudah pemeliharaan dilakukan.
BAB VI
Gangguan kinerja generator sering terjadi, hal ini disebabkan oleh beberapa hal
berikut ini :
36
Isolasi belitan terlepas dari kawatnya, akibat
temperatur belitan melampaui nilai nominalnya.
37
𝒛
E = 2,22 x 𝒂 x f x Kd x Kp x ᴓ x Ꞷx 10-8 volt
Atau
Keterangan :
kd = faktor distribusi
kp = faktor kisar
ᴓ = besarnya fluksi
Ꞷ= kecepatan sudut.
Pada saat generator diputar dengan konsisi putaran konstan, faktor-faktor yang
merupakan konstanta ditulis dengan C (konstanta), sehingga rumus diatas dapat
ditulis dengan :
E = Cn ᴓ volt
Dari rumus diatas terlihat bahwa pada saat ᴓ = 0, maka besarnya tegangan adalah nol
dengan catatan tidak ada tegangan (remanensi). Jika tidak keluarnya tegangan akibat
adanya ᴓ (fluksi), maka langkah yang dapat ditempuh untuk memasang amperemeter
arus searah adalah (ADC) dan voltmeter arus searah (VDC) pada penghantar atau
konduktor pada belitan penguat (exciter) kutub generator.
38
6.2 Saat Saat Generator Harus Segera Dimatikan
39
j) Gangguan isoalasi
40
BAB III
PEMBAHASAN
2. Dilihat dari aspek tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
a) Kekurangan: sub bab yang terlalu banyak membuat tampilan isi
terlihat berantakan. Sehingga pembaca seidikit kebingungan
dengan materi yang disajikan. Masih terdapat banyak kesalahan
penulisan.
b) Kelebihan: penggunaan kalimat yang sederhana memudahkan
pembaca untuk memahami isi dari buku. Selain itu, ditunjang
dengan pemberian gambar memudahkan para pembaca untuk lebih
memahami isi buku.
3. Dari aspek isi buku
a) Kekurangan: sub bab yang telalu banyak beserta pembagian-
pembagiannya lagi membuat pembaca kesulitan untuk mengikuti
kelanjutan dari rangkaian penjelasan.
b) Kelebihan: penjelasan yang di sampaikan tidak terlalu panjang
sehingga pembaca muda memahami apa yang ingin di sampaikan
penulis. Juga, gambar yang di sajikan tidak berwarna menyulitkan
pembaca.
4. Dari aspek tata bahasa:
a) Kekurangan: tata bahasa yang di gunakan kurang baku.
b) Kelebihan: bahasa yang digunakan cukup sederhana dan singkat
sehingga pembaca lebih mudah untuk memahami isi dari buku.
41
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan
tenaga mekanikPrinsip kerja dari generator listrik sebenarnya cukup sederhana.
Generator bekerja sesuai hukum faraday yakni apabila suatu penghantar diputar
dalam sebuah medan magnet hingga memotong garis gaya magnet (GGM), maka akan
menimbulkan garis gaya listrik (GGL) dalam satuan volt pada ujung penghantar
tersebut.
B. SARAN
Kami mengetahui bahwa dalam penyelesaian tugas critical book report ini masih
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami
miliki, oleh karena itu kami sangat mengharapkan rekomendasi,saran ataupun kritik
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas kami ini, agar dalam
pembuatan tugas yang sama kedepannya jauh lebih baik. Terima kasih.
42
DAFTAR PUSTAKA
43