Anda di halaman 1dari 9

“PEMBANGUNAN YANG TIDAK MERATA DIKALIMANTAN

DITINJAU DARI TEORI FILSAFAT PANCASILA YAITU TEORI


ARISTORELES YAITU MENGENAI KEADILAN”

Di susun oleh

Remensiana Sindi

52418015

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Program studi Akuntasi

Universitas Katolik Widya Mandala Madiun

Abstrak :

Negara indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar
1945 yang bertujuan melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Tujuan bangsa indonesia dapat dicapai melalui pemerataan seluruh
pembangun yang ada diindonesia khususnya kalimantan, dengan begitu tercapai pula
keadilan bagi seluruh masyarakat dengan keadilan itu maka tujuan awal bangsa indonesia
telah tercapai dalam konteks memajukan kesejahteraan umum dengan begitu tercapai hidup
sejahtera bagi semua masyarakat diindonesia khususnya dikalimantan.

Keywors: pembangunan, Keadilan, sejahtera

Isi:

Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui berbagai upaya
yang harus benar-benar terencana guna untuk memperbaiki aspek kehidupan masyarakat.
Definisi pembangunan sama dengan trasformasi ekonomi,social,budaya. Pembangunan
adalah kata yang digunakan secara meluas dalam media massa diseluruh dunia dan konsep
yang kerap kali disebut dan diperbincangkan oleh semua lapisan masyarakat terutama
dikalangan politik,pemerintahan dan lain-lain dengan pengertian bahwa pembangunan itu
sendiri berkaitan dengan pertumbuhan social ekonomi yang harus bahkan wajib dipenuhi
oleh semua pemimpin masyarakat.

Kalimantan sampai saat ini masih dibilang sebagai pulau yang aktif dalam
pembangunan dan budayanya. Tujuan nasional dari Negara Indonesia dari pembentukan
sendiri ialah untuk memajukan kesehteraan umum bagi masyarakat,mencerdaskan kehidupan
generasi penerus bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia tetapi pada
kenyataannya pembangunan dikalimantan masih masih jauh dari kemerataan yang
diharapkan khususnya dibidang pembangunan jalan raya ataupun jalan perhubungan antar
kabupaten,maupun antar kecamatan. Bahkan pembangunan dikalimantan masih dalam tanda
Tanya dan masih terkonsentrasi dipusat saja. Keadaaan ini sangat jauh dari cita-cita dalam
tujuan awal Negara Indonesia, yaitu tujuan nasional kita yang menginginkan kemerataan
dalam pembangunan yang diberikan pemerintah sama halnya dengan apa yang telah merata
yang benar-benar kelihatan diluar Kalimantan contohnya saja pulau jawa.

Dampak dari tidak meratanya pembangunan dikalimantan memang tidak terlalu


dirasakan oleh lapisan masyarakat yang tinggal didaerah yang mendapat pembangunan yang
cukup pesat tetapi ketidak merataan pembangunan ini dirasakan oleh masyarakat yang tinggal
didaerah terpencil dengan fasilitas pembangunan khususnya jalan raya yang masih kurang
memadai yang dampaknya dapat menhambat aktivitas dan kelancaran lalu lintas masyarakat.
Daerah-daerah terpencil seperti ini lah yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah
dan sulit mendapatkan fasilitas-fasilitas yang telah diberikan secara menyeluruh. Hal ini
biasanya dikarenakan pemerintah yang hanya menyediakan fasilitas yang sifatnya kompleks
untuk daerah perkotaan saja, sehingga bagi masyarakat yang tinggal didaerah terpencil butuh
waktu yang lama untuk menikmati dan mengakses fasilitas-fasilitas tersebut yang terkhusus
jalan raya dan sehingga sampai saat ini pun beberapa wilayah dikalimantan belum merasakan
pembangun yang benar-benar optimal.

Selain dalam bidang infrastruktur yang terkoneksi melalui jalur darat antar provinsi
dikalimantan yang belum sepenuhnya memadai,terutama jalur darat antar provinsi
Kalimantan barat dan Kalimantan selatan jalur perhubungan udara juga belum terkoneksi
sepenuhnya sehingga bagi masyarakat Kalimantan timur yang hendak bepergian
kekalimantan harus transip ke jawa begitu juga sebaliknya.
Dan selain dari pembangunan infrastruktur jalur darat maupun jalur udara terdapat
lagi analisis tentang pembangunan yang belum merata yaitu tower dan listrik. Masih banyak
daerah-daerah dikalimantan yang belum bias menikmati listrik yang hidup siang
malam,sehinnga masyarakat harus terbeban untuk membeli minyak untuk menghidupkan
pelita pada malam hari padahal seperti yang diketahui bahwa harga BBM begitu mahal,tetapi
ada juga sebagian masyarakat yang menggunakan lampu tenaga surya sebagai alat penerang
pada malam hari. Hal ini berdampak tidak bisa melancarkan aktivitas masyarakat yang
bekerja atau beraktivitas lain pada malam hari bahkan sangat kesulitan bagi anak-anak
sekolah yang ingin belajar karena terhalang lampu.

Sama halnya dengar tower, terutama didaerah saya pribadi,yaitu kalimatan


barat,kabupaten sintang,kecamatan serawai,yang letaknya masuk dalam sungai. Dari
beberapa desa yang ada didalam sungai serawai belum ada satu pun pembangunan tower,
sebenarnya pembangunan tower ini mempunyai hubungan dengan pembangunan jalan.
Karena jika pembangunan jalan jalur darat tidak terealisasi maka pembangunan tower akan
kesulitan dikarenakan seperti yang diketahui alat-alat yang akan digunakan untuk
membangun tower tidaklah mudah dan tidak bias disalurkan dari jalur air melainkan harus
lewat jalur darat itulah yang membuat pembangunan dikalimantan dikatakan belum merata,
dampaknya banyak masyarakat yang seharusnya mengetahui berbagai informasi dari pusat
tetapi harus ketinggalan informasi karena terhalang jaringan atau sinyal yang tidak ada.

Permasalahan pembnagun daerah yang tidak merata ini merupakan tantangan bagi
pemerintah bahkan bagi semua lapisan masyarakat. Pembangunan diharuskan merata
dimasing-masing daerah diseluruh Indonesia sesuai dengan kebutuhan masing-masing,guna
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan setiap daerah bahkan bagi masyarakat untuk
mencapai kesejahteraan umum sesuai dengan tujuan dasar bangsa Indonesia. Tetapi, untuk
menciptakan ,pembangunan yang merata memang tidaklah mudah maka dibutuhkan
partisipasi ,inspirasi bahkan dukungan keras dari semua pihak terutama dari pihak pemimpin
baru kemudian dissalurkan kepada masyarakat. Namun pembangunan yang tidak merata ini
didasasrkan pada hubungan sebab akibat. Penyebab dari tidak merata pembangunan ini
menurut sudut pandang saya pribadi yaitu sebagai berikut:

1. Belum adanya sikap profesionalisme dari perilaku pengembangan maupun


pemimpin dari daerah itu sendiri.
2. Belum optimalnya dukungan kebijakan nasional dan daerah dari pihak
masyarakat.
3. Belum berkembangnya infrastruktur kelembagaan yang berorientasi pada
pengembangan pembangunan berkelanjutan.
4. Belum berkembangnya koordinasi,sinergritas dan kerjasama diantara pelaku-
pelaku pengembangan kawasan baik pemerintah swasta,lembanga non
pemerintah serta antara pusat provinsi,kabupaaten atau kota dalam upaya
meningkatkan pembangunan.
5. Keterbatasan jaringan sarana dan prasarana fisik dan ekonomi didaerah dalam
mendukung pengembangan kawasan pembangunan.
6. Masih sulitnya transportasi untuk mencapai daerah-daerah perbatasan.
7. Belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerjasama antar daerah untuk
mudukung pembangunan.
8. Kurang mendapatkan dari pemerintah karena keberadaban kurang terekspose.

Dari analisis kasus ini saya kaitkan dengan tujuan awal bangsa indonesia. Pendirian negara
pasti dengan suatu tujuan. Suatu tujuan dalam pendirian negara pertama-tama lebih
merupakan idealisme,bukan objek sasaran langsung. Tujuan adalah itu yang dikejar dan
diusahakan: apakah”the good life”? dengan hidup baik, dimaksudkan happiness, Apakah
elemen pengertian happiness?

Pertama-tama kebahagiaan menunjuk kepada self-sufficient;kebutuhan tercukupi. Aristoteles


menggagas polis sebagai sistem hidup bersama memaksudkan pertama-tama agar kebutuhan
para anggotanya tercukupi. Sekurang-kurangnya kebutuhan fisik, ekonomi, keamanan ,
pendidikan dan segalanya. Happiness dimaksudkan oleh Aristoteles juga menunjuk pada
realisasi prinsip-prinsip keadilan dalam tata hidup bersama bermasyarakat,bernegara sebagai
suatu kesatuan. Keadilan itu saya kaitkan juga dengan teori Aristoteles yaitu sebagai berikut:
Teori Aristoteles dimana bernuansa pada hakikat “keadilan”. Pengertian keadilan itu sendiri
yaitu tindakan yang terletak diantara memberikan terlalu banyak atau sedikit apa yang
dibutuhkan dan diperlukan dan menjadi hak bagi setiap insan manusia untuk merasakannya.
Aristoteles menguraikan lima bentuk keadilan yaitu sebagai berikut:

1. Keadilan konvensional
yaitu keadilan yang mengikat warga Negara karena didekritkan oleh
kekuasaan khusus. Keadilan ini menekan pada aturan dan keputusan kebiasaan
yang harus dilakukan warga Negara yang dikeluarkan oleh suatu kekuasaan.
2. Keadilan komunikatif
Adalah perlakuan kepada seseotang namun tanpa melihat jasa-jasanya
dan pada intinya keadilan ini harus didasarkan pada sikap sama kepada
semua kepada semua pihak tanpa harus melihat dari segi apapun.
3. Keadilan distributif
Yaitu merupakan perlakuan kepada seseorang sesuai dengan hak dan
kewjiban serta jasa yang telah dilakukan. Keadilan ini menekan pada
asas keseimbangan, yaitu antara bagian yang diterima dengan jasa
yang telah diberikan,
4. Keadilan kodrat Alam
Keadilan kodrat alam ini merupakan perlakuan kepada seseorang yang
sesuai dengan hukum alam. Hukum alamiah ditentukan oleh akal
manusia yang dapat merenungkan sifat dasarnya sebagai makhluk yang
memiliki akal budi.
5. Keadilan perbaikan
Adalah keadilan yang terjadi dimana seseorang telah mencemarkan
nama baik orang lain. Keadilan ini dimaksusdkan untuk mngebalikan
suatu keadaan atas status kepada kondisi yang sebenarnya dikarenakan
kesalahan dalam perlakuan atau tindakan hukum.

Kedua, keadilan dalam Aristoteles sangat penting. Keadilan menunjuk kepada” equality”
yang memiliki karakteristik proporsional,bukan sekedar asal sama. Proporsional artinya
sesuai dengan porsinya masing-masing. Apabila seseorang telah melakukan jasa lebih dari
yang lain, dia memiliki porsi pembagian lebih dan yang lain yang kurang berjasa. Itulah yang
disebut keadilan.

Ketiga, kebahagian juga menunjuk pada aktivitas yang menghasilkan apa-apa yang mengatasi
sekedar pemenuhan kebutuhan material. Aktivitas semacam ini nyata dalam apa yang disebut
leisure time( waktu luang). Konsep the good life yang merupakan tujuan hidup bersama
menyertakan pula realitas bahwa para anggota memiliki waktu luang. Leisure yang
dimaksudkan Arsitoteles menunjuk pada aktivitas-aktivitas yang memang sangat membangun
peradaban budaya,filsafat,humanisme.
Keempat, kebahagiaan atau eudaemonia harus pula tampak dalam aktivitas yang merealisasi
keutamaan(virtues). Aristoteles memandang bahwa kesempurnaan manusia terpenuhi dalam
sistem tata hidup bersama. Kebahagiaan dalam filsafat Aristoteles, bukan sesuatu yang ststis
seperti menikmati,melainkan dinamis seperti aktivitas mengusahakan dan menampilkan
keutamaan-keutamaan kemanusiaan seperti halnya keadilan. Disinilah kesempurnaan
manusia terealisasi yaitu dalam aktivitas mendulang sekaligus menjabarkan dalam hidup
sehari-hari keutamaan-keutamaan hidupnya.

Selain itu dari tujuan dan legitimasi negara pancasila Aristoteles juga mengemukakan
pendapat sebagai berikut:

 Tercapainya kesejahteraan umum ( bonum comune ).


Dalam kerangka Aristotelian, negara bertujuan untuk mengejar
kebahagian,karena elemen keadilan diambil dari tercapainya keadilan.
 Mengandalkan adanya leissure-time ( waktu luang ) untuk mengusahakan
kedalaman hidup
 Legitimasi juga berhubungan dengan aktivitas keutamaan ( virtue )
 Self suffient ( terpenuhi kebutuhan sehari-hari ).

Dari penjelasan diatas memang benar-benar kelihatan bahwa pembangunan belum merata
secara keseluruhan diindonesia terutama dikalimantan, akan tetapi tidak semua masalah tidak
mempunyai solusi, melainkan ada. Solusi untuk ketidakmerataan pembangunan dikalimantan
itu dapat kita lihat sebagai berikut:

a. Membuat rancangan kerja arahan bagi masyarakat yang bersifat langsung dari
pemerintah.
b. Meningkatkan pelayanan umum untuk masyarakat didaerah.
c. Meningkatkan daya saing antar daerah.
d. Meningkatkan kerjasama antara lembaga dalam pemerintah dan luar pemerintah
dalam setiap pembangunan yang kerap kali disalurkan.
e. Menggunakan anggaran negara sebaik-baiknya untuk pelaksanaan pembangunan yang
diperkirakan benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.

Namun yang masih dalam pertanyaan disini adakah solusi-solusi tersebut digunakan,
karena pada kenyataannya sampai saat ini juga pembangunan belum benar-benar merata.
Begitu juga dengan pemerintah, seharusnya pemerintah tidak bisa hanya berdiam
ditempatnya memerintah, pemerintah juga belum bisa menjangkau pembangunan untuk
daerah-daerah terpencil, karena pada hakikatnya pemerataan pembangunan sangatlah penting
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka untuk itu pemerintah juga harus terjun
aktif untuk mensurvei setiap daerah-daerah yang kira-kira masih mengalami ketertinggalan
supaya dapat dilihat langsung tanpa meragukan untuk menyalurkan pembangunan supaya
terpenuhilah pembangunan yang lebih baik untuk kedepannya. Karena masyarakat kerap
dipandang sebagai suatu kesatuan dimana semuanya harus diadilkan supaya bisa membentuk
suatu kesatuan itu. Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat adalah sistem sosial
yang terbesar dan inklusif, masyarakat disebut sebagai sistem sosial kerana terdiri dari
individu-individu,kelompok-kelompok yang memiliki kebutuhan fisik maupun non fisik yang
harus dipenuhi dengan cara yang tepat dan dengan pola yaitu yang berawal dari sebuah
keadilan untuk mendapatkan hal apa yang sekiranya dibutuhkan secara merata tanpa
terkecuali. Disini juga masyarakat yang baik dan ideal dengan demikian adalah masyarakat
yang diciri khaskan oleh equilibrium atau lebih tepatnya keseimbangan, dan jauh dari
guncangan yang berbentuk memihak atau yang menimbulkan ketidakadilan,maka untuk itu
pemerintah diharapkan untuk bisa lebih aktif untuk meninjau daerah-daerah yang masih jauh
dari pemerataan supaya bisa menciptakan keadilan,keseimbangan,kesejahteraan dan
kemanjuan umum bagi bangsa indonesia khususnya dikalimantan.

Kesimpulan dari hasil analisis kasus diatas yaitu sebagai berikut, Negara indonesia
memiliki wilayah yang luas dengan ribuan pulau didalamnya. Tetapi sampai saat ini belum
terdapat perataan pembangunan yang memadai bagi masyarakat terkhusus lagi dikalimantan
yang masih mendambakan pembangunan yang merata. Pengertian dari pembangunan itu
merupakan semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan
terencana guna untuk memperbaiki semua aspek kehidupan yang terus didambakan oleh
masyarakat. Berarti dalam konteks ini indonesia belum melakukan pembangunan yang
merata diseluruh indonesia, dan yang terkhusus dibahas disini yaitu dikalimantan karena
pemabngunan yang dilakukan masih terpusat pada daerah perkotaan saja dan dampaknya
daerah pedesaan kurang mendapat perhatian, yang dikarenakan belum sepenuhnya mendapat
perhatian dari pemerintah, disisi lain juga penghambatnya adalah faktor ekonomi yang masih
kurang stabil yang mengakibatkan pembangunan menjadi terhambat dan masyarakat juga
belum bisa memberikan informasi yang jelas mengenai ketidakmerataan itu, maka bisa juga
dibilang belum ada nya kerja sama ataupun interaksi yang baik antar masyarakat dan
pemerintah. Disini indonesia juga belum memanfaatkan wilayah-wilayah di daerah pedesaan
yang memiliki potensi yang cukup besar untuk membanntu perekonomian negara. Hal inilah
yang mengakibatkan masih masih pembangunan yang belum terjangkau bagi lapisan
masyarakat. Pembangunan yang dikatakan belum merata disini yaitu pembangunan
infrastruktur baik jalur darat maupun jalur udara, pembangunan lampu, serta pembangunan
tower. Dan yang paling penting disini yaitu relasi yang baik antar masyarakat dan pemerintah
karena yang utama yaitu kerjasama dari semua pihak dengan begitu keadilan dan
keseimbangan akan terpenuhi maka terpenuhi pula tujuan awal bangsa indonesia yaitu
kesejahteraan umum bagi semua rakyat indonesia dari generasi ke generasi khususnya
masyarakat kalimantan.

DAFTAR PUSTAKA
Dewantara, A. W. (2015). PANCASILA SEBAGAI PONDASI PENDIDIKAN AGAMA DI
INDONESIA. CIVIS, 5(1/Januari).

DEWANTARA, A. W., Lasiyo, M. A., & Soeprapto, S. (2016).GOTONG-ROYONG MENURUT


SOEKARNO DALAM PERSPEKTIF AKSIOLOGI MAX SCHELER, DAN SUMBANGANNYA BAGI
NASIONALISME INDONESIA(Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Dewantara, A. (2017). Kerasulan Awam di Bidang Politik (Sosial Kemasyarakatan) dan Relevansinya
bagi Multikulturalisme Indonesia.

Dewantara, A. (2015). Filosofi Pendidikan yang Integral dan Humanis dalam Perspektif
Mangunwijaya.

Dewantara, A. (2015). Filosofi Pendidikan yang Integral dan Humanis dalam Perspektif
Mangunwijaya.

Anda mungkin juga menyukai