Oleh :
ASRI AZHARA
NIM. 3201804060
2021
Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Perilaku Organisasi Pada PT Angkasa
Pura II
Era digital 4.0 yang semakin berkembang saat ini menjadikan komunikasi
sebuah komponen yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu untuk saling
berinteraksi satu sama lain. Tanpa adanya komunikasi di dunia yang terus bergerak
maju, tentu akan sangat sulit untuk bagi individu saling mengerti dan memahami.
Komunikasi tidak dibutuhkan untuk kehidupan sosial sehari-hari saja, melainkan
kehidupan kantor juga sangat memerlukan komunikasi dua arah untuk
mempermudah kegiatan pekerjaan yang harus dilakukan. Komunikasi merupakan
aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan
satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan sosial
pekerjaan, masyarakat atau dimana saja manusia berada.
Komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi
suatu organisasi khususnya komunikasi internal. Dengan adanya komunikasi
internal yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, begitu pula
sebaliknya. Pentingnya komunikasi dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari
hasil penelitian seperti dipaparkan jiwanta (dalam suprapto, 2006:1) yang
menyatakan bahwa presentase waktu yang digunakan dalam proses komunikasi
adalah sangat besar, berkisar 75% sampai 90% dari waktu kegiatan kita. Waktu
yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut 5% digunakan untuk menulis,
10% untuk membaca, 35% untuk berbicara, dan 50% untuk mendengar.
Kurang atau tidak adanya komunikasi dalam internal sebuah organisasi atau
perusaaan dapat berdampak tidak baik pada suatu lingkungan itu sendiri. Misalnya
bila dalam suatu perusahaan direktur tidak memberikan informasi kepada sekretaris
kapan waktunya kosong atau ingin memiliki waktu untuk keluarga dari jauh hari.
Maka besar kemungkinan direktur tersebut tidak akan mendapat waktu bersama
keluarga atau jadwal kegiatannya akan menjadi kacau. Akibatnya sekretaris akan
bekerja lebih untuk mengatur ulang jadwal kegiatan direktur tersebut dan banyak
pertemuan-pertemuan penting menjadi batal yang memungkinkan membuat omset
perusahaan menurun. Dari contoh tersebut, diketahui bahwa minimnya informasi
yang diberikan sudah dapat memberikan efek yang lebih besar bagi perusahaan
tersebut. Beberapa para ahli mengkonsepkan komunikasi internal sebagai fungsi
komunikasi yang secara khusus dirancang oleh perusahaan untuk membangun dan
membina hubungan dengan stakeholder internal, sehingga tercipta kedekatan
emosional yang diwujudkan melalui komitmen dan keterlibatan yang bermanfaat
bagi kesuksesan terkait pencapaian tujuan perusahaan. (Woodruffe, 1995; Doorley
& Garcia, 2007; Thereof, Welch & Jackson, 2007). Oleh karena itu para pemimpin
organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan
menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka agar dapat membangun
komunikasi internal yang baik berdasarkan konsep-konsep komunikasi yang sesuai
dasar komunikasi.
Kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi adalah kinerja
karyawan, yakni bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang berhubungan
dengan suatu pekerjaan mencakup unsur-unsur penting perilaku organisasi. Tugas
fungsional dan tugas perilaku. Tugas fungsional berkaitan dengan seberapa baik
seorang karyawan menyelesaikan seluk beluk pekerjaan, termasuk terutama
penyelesaian aspek teknis pekerjaan tersebut. Sedangkan, tugas perilaku berkaitan
dengan seberapa baik karyawan menangani kegiatan antar pesona dengan anggota
lain organisasi termasuk menjatah konflik, mengelola waktu, memberdayakan orang
lain, bekerja dalam sebuah kelompok dan bekerja secara mandiri. Pada dasarnya
dalam lingkup dunia organisasi, komunikasi internal sangat perlu dilakukan dengan
sangat baik untuk membangun perilaku organisasi yang baik pula.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Jurusan
3. Bagi Perusahaan
E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, atau dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,
dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu. Jenis-jenis metode penelitian
dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu.
Menurut bidang, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian akademis,
profesional dan institusional. Dari segi tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi
penelitian murni dan terapan. Secara sistematis alur penelitian ini terdiri dari:
a) Survei
Dalam proses pengumpulan data, survei akan dilakukan oleh penulis sembari
menjalankan kewajiban dalam Praktik Industri di tempat proses penelitian dijalankan
yaitu PT Angkasa Pura II Kalimantan Barat. Dengan bidang yang akan ditetapkan
oleh pihak perusahaan.
b) Pengamatan (Observasi)
Pada tahapan ini, penulis melakukan pengamatan – pengamatan terhadap
kegiatan yang berhubungan tentang komunikasi internal yang dilakukan oleh seluruh
karyawan untuk membentuk perilaku organisasi yang baik pada PT Angkasa Pura II
Kalimantan Barat. Dari pengamatan tersebut langsung dicatat oleh penulis dan dari
kegiatan observasi dapat diketahui proses dari kegiatan tersebut.
c) Wawancara (Interview)
Dalam penulisan ini, untuk mendapatkan informasi secara lengkap maka penulis
melakukan suatu teknik wawancara atau tanya jawab langsung mengenai semua
kegiatan yang berhubungan dengan penjualan baju. Adapun narasumber yang
terkait dari sesi wawancara itu adalah Bapak Pardusi selaku pemilik usaha dan
pembuat baju disabilitas.
d) Dokumentasi
Dalam penulisan ini, penyajian data yang dilakukan oleh penulis adalah data
primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini yakni berupa kuesioner
yang disebarkan kepada 50 responden yaitu karyawan dan para pimpinan PT.
Angkasa Pura II Kalimantan Barat. Selanjutnya, data sekunder dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan buku-buku dan jurnal.
3. Analisis Data
1. Pengertian Perusahaan