Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

UPAYA BANGSA INDONESIA MENGATASI


ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA

DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 1

IDAM ANDI
ABD RAHMAT
HERI
JUMRIANI
ULFA YANI
FITRIMAWATI
SARDIN MUFLIHUDDIN

MA. ASSALAM TIMBUSENG


T.A 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang
“Upaya Bangsa Indonesia Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa”. Sebagai
mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan arahan dan bantuan dalam penyusunan tugas ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini saya menemui berbagai hambatan. Saya
menyadari bahwa karya tulis yang tersusun ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dan bermanfaat, demi kesempurnaan makalah ini saya memohon
ampun dan rahmat-Nya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Timbuseng, 19 September 2021


Penyusun

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………… I
KATA PENGANTAR ......................................................................... II
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A. Jenis-jenis Disintegrasi………………………………………….. 4
B. Upaya Pencegahan Disintegrasi Bangsa………………………… 5
C. Faktor penyebab disintegrasi bangsa…………………………….. 7

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ................................................................................ 9
B. Saran .......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA  .......................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang terdiri dari 17.500 pulau, lebih dari 300
kelompok etnik 1.340 suku bangsa, 6 agama resmi dan belum termasuk
beragama aliran kepercayaan, serta 737 bahasa. Kita harus bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, atas keberuntungan bangsa kita yang hingga kini
tetap bersatu dalam keberagaman meskipun berbagai konflik dan pergolakan
sempat berlangsung di masyarakat.
Dalam sejarah republik ini, konflik dan pergolakan dalam skala yang
lebih besar bahkan pernah terjadi. Bila sudah begitu, lantas siapa pihak yang
paling dirugikan? Tak lain adalah masyarakat, bangsa kita sendiri. Karenanya
dalam bab ini kita akan pelajari beberapa pergolakan besar yang pernah yang
pernah berlangsung di dalam negeri kita akibat ketegangan politik selama
rentang tahun 1948-1965.
Tahun 1948 ditandai dalam pecahnya pemberontakan besar pertama
setelah Indonesia merdeka, yaitu pemberontakan PKI Madiun, sedangkan
tahun 1965, merupakan tahun di mana berlangsung G30S/PKI yang berusaha
merebut kekuasaan dan mengganti ideologi Pancasila, mengapa penting hal
ini kita kaji agar kita tahu, dan dapat menarik hikmah dan tragedi seperti itu
tak terulang kembali. 

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kita dapat menarik rumusan


masalah dalam sebagai berikut:
1. Membahas tentang Jenis-jenis Disintegrasi
2. Menjelaskan Upaya Pencegahan Disintegrasi Bangsa
3. Menyebutkan Faktor penyebab disintegrasi bangsa

1
C. Tujuan

Menambahkan wawasan para pembaca tentang perjuangan menghadapi


ancaman disintegrasi bangsa dan berbagai pergolakan yang terjadi
1. Mengetahui tentang Jenis-jenis Disintegrasi
2. Mengetahui Upaya Pencegahan Disintegrasi Bangsa
3. Mengetahui Faktor penyebab disintegrasi bangsa

2
BAB II

PEMBAHASAN

Disintegrasi bangsa adalah sebuah keadaan dimana tidak bersatu padu dan
menghilangnya keutuhan atau persatuan suatu bangsa yang akan menyebabkan
perpecahan. Ketika hal ini terjadi, bukan tidak mungkin akan terjadi pelepasan
wilayah dari suatu negara.

Dalam menjalani kehidupan, tentu tidak bisa lepas dari apa yang namanya
perubahan. Perubahan yang terjadi ada yang bisa menerimanya dengan lapang
dada. Namun tidak sedikit juga yang tidak menerima dan bahkan menentangnya
sampai bermaksud ingin melakukan tindakan anarkis.

Hal ini bisa menimbulkan sebuah permasalahan yang dinamakan


disintegrasi. Disintegrasi di sini bisa terjadi baik di dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, maupun juga dalam ranah bernegara. Seperti contoh orang atau
sekelompok orang yang biasanya tergabung dalam sebuah organisasi menolak
sebuah perubahan yang dilakukan oleh pemerintah. Mereka bahkan secara terang-
terangan menolak sebuah perubahan tersebut. Selain itu, muncul gerakan atau
tindakan-tindakan yang di dalamnya berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa.
Untuk itulah, pentingnya tindakan pencegahan agar tidak sampai menimbulkan
permasalahan yang semakin rumit.

Sebenarnya disintegrasi juga dinamakan dengan konflik. Jadi, disintegrasi


bangsa merupakan sebuah konflik yang terjadi dalam ranah atau domain bangsa.
Salah satu contoh dari disintegrasi bangsa yang terjadi adalah kerusuhan pada 22
Mei yang lalu yang mana massa menolak hasil keputusan KPU tentang
kemenangan salah satu paslon.

3
A. Jenis-jenis Disintegrasi
Secara teori terdapat beberapa jenis disintegrasi, yaitu:
1. Disintegrasi vertikal
Untuk disintegrasi vertikal ini terjadi dalam sebuah strata atau tingkatan
yang berbeda. Strata yang satu lebih tinggi dibandingkans strata yang
lainnya.. Misalnya, sebuah disintegrasi yang terjadi antara anak dengan
orang tua maupun antara suami dengan istri. Sudah tentu dalam hal ini
strata atau tingkatan orang tua lebih tinggi dibandingkan dengan anak.
Strata suami pun juga lebih tinggi dibandingkan dengan istri.
Selain itu, disintegrasi vertikal ini juga bisa muncul diakibatkan oleh
kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang dinilai tidak pro
terhadap rakyat. Meskipun sebenarnya kebijakan yang dibuat pemerintah
sudah melalui perundingan dan perencanaan yang matang, namun tetap
saja terkadang banyak masyrakat yang menilai kebijakan tersebut kurang
tepat atau bahkan salah.
2. Disintegrasi horizonal
Jika sebelumya disintegrasi vertikal disebabkan karena perbedaan strata
atau tingkatan, maka untuk disintegrasi horizontal ini terjadi pada
masyarakat yang memiliki strata yang sama. Maksudnya, masyarakat
yang mengalami konflik tersebut sama-sama memiliki kedudukan dan
tidak ada yang lebih tinggi atau lebih dominan. Biasanya, konflik seperti
ini terjadi akibat kurangnya komunikasi sehingga menimbulkan salah
paham.
Perbedaan pendapat yang terjadi tersebut tidak dibarengi dengan
komunikasi yang baik. Selain itu, kedua pihak juga tidak memiliki sifat
legowo untuk bisa menerima pendapat dari orang lain. Salah satu contoh
disintegrasi aatau konflik horizontal yang terjadi adalah kerusuhan yang
ada di Poso dan juga Sampit.
Mungkin anda sudah tahu bahwa kerusuhan tersebut, khususnya di
Sampit sangatlah menyeramkan dimana banyak sekali korban meninggal.

4
Selain itu, konflik horizonal yang lebih sederhana dan mungkin anda
pernah mengalaminya adalah konflik yang terjdi antara pendukung
kesebelasan. Kerusuhan ini biasanya karena rivalitas dari kedua klub yang
sudah berlangsung selama puluhan tahun.

B. Upaya Pencegahan Disintegrasi Bangsa


1. Memberikan pemahaman tentang patriotisme

Upaya pencegahan disintegrasi bangsa yang bisa dilakukan adalah


masyarakat harus memiliki jiwa patriotisme atau cinta tanah air.
Masyarakat harus mulai berpikir bahwa kepentingan negara jauh lebih
berfaedah dan lebih penting dibandingkan dengan kepentingan pribadi
maupun juga kelompok. Rasa cinta tanah air, rasa persaudaraan, dan jiwa
pancasila memang harus ditanamkan oleh setiap individu.

Mereka harus sadar bahwa apapun dan bagaimana pun kondisinya,


Indonesia harus tetap menjadi negara yang bersatu. Istilah ini biasanya
dislogankan sebagai “NKRI harga mati”. Lalu bagaimana jika ada
keputusan yang tidak pro rakyat? Jalan yang dilakukan adalah dengan
berdiskusi melalui lembaga-lembaga yang memang bertugas sebagai pihak
penengah untuk penyelesaian permasalahan tersebut. Dengan begitu, sikap
maupun tindakan yang dilakukan berdasarkan argumentasi dan bukan
sentimen. Hal ini akan mencegah terjadinya disintegrasi bangsa yang dapat
merugikan semua pihak.

2. Menghilangkan hal-hal yang berbau primodalisme


Primodalisme merupakan sebuah pandangan atau sikap yang
memegang kuat mengenai hal-hal yang sudah dibawa sejak kecil. Hal-hal
tersebut bisa berhubungan dengan tradisi, kepercayaan, adat-istiadat, dan
lain sebagainya. Semua orang harus mulai meninggalkan primodalisme
sempit yang bisa mempengaruhi stabilitas berbangsa dan bernegera.
Selain itu, tindakan-tindakan lainnya yang berhubungan atau
berpotensi menimbulkan KKN atau Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme juga

5
harus ditinggalkan. Ketiga hal juga bisa memicu munculnya rasa
ketidakpercayaan masyarakat sehingga kemudian masyarakat berpotensi
melakukan perlawan yang akhirnya mengakibatkan disintegrasi bangsa.
3. Rakyat harus punya sikap selektif
Tidak bisa kita pungkiri bahwa ada pihak-pihak yang saat ini sudah
berusaha untuk memecah belah bangsa. Usaha pemecah belah bangsa
tersebut biasanya dilakukan dengan membawa isu-isu yang sensitifi,
seperti agama. Terlebih lagi, perkembangan dunia komunikasi sudah
semakin maju dimana berita akan sangat mudah menyebar melalui media
sosial.
Oleh karena itu, masyarakat diminta harus lebih cerdas dan selektif di
dalam membaca dan memilih berita yang muncul atau sedang viral. Tidak
semua berita yang viral tersebut terbukti benar alias fakta. Masyarakat
harus pandai mengecek kebeneran dari berita atau isu-isu yang
dimunculkan oleh berbagai akun di media sosial. Dengan begitu, mereka
tidak akan mudah termakan isu tersebut.
4. Meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat
Upaya mencegah disintegrasi bangsa juga bisa dilakukan dengan
meningkatkan kepercayaan masyarakat. Saat ini kepercayaan masyarakat
menurun terhadap lembaga-lembaga yang sebelumnya dinilai masyarakat
memiliki kredibilitas dan netralitas. Lalu bagaimana mengatasinya?
Pemerintah harus benar-benar mampu membangun kepercayaan mereka
dengan penjelasan dan berbagai bukti yang dilakukan.
5. Melawan berbagai gerakan separatis
Pemerintah juga harus melawan berbagai gerakan separatis yang
muncul yang dapat mengganggu stabilitas negara. Tentu hal ini juga harus
diimbangi dengan keterlibatan masyarakat di dalam mengakses berita
tersebut. Pemerintah harus menjelaskan secara jelas mengenai gerakan
yang mereka lawan berdasarkan bukti-bukti yang kuat. Dengan begitu,
disintegrasi bangsa bisa dicegah.

6
C. Faktor penyebab disintegrasi bangsa
Disintegrasi bangsa bisa disebabkan oleh beberapa macam hal.
1. Perbedaan Ideologi
Setiap negara tentu punya ideologi masing-masing yang harus juga
dimiliki oleh para warga negaranya. Masalah akan muncul ketika muncul
berbagai ideologi dengan paham yang tidak sesuai dengan ideologi negara.
Contohnya adalah ideologi atau dari Indonesia adalah Pancasila. Namun,
banyak ideologi selain Pancasila yang berkembang di tengah masyarakat.
Keberadaan ideologi selain Pancasila tersebut dapat mengancam persatuan
dan dapat menyebabkan kehancuran pada suatu tatanan hidup masyarakat.
Seperti komunisme, marxisme dan lain-lain.
2. Demografi Yang Timpang
Kesenjangan dalam demografis juga bisa menjadi penyebab dari terjadinya
disintegrasi bangsa. Ketika pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, rakyat
akan berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhannya. Ini bisa
memunculkan rasa kecemburuan yang akan menuntut berbagai hal dan
bisa berakibat perpecahan.
3. Iklim Politik yang Kurang Sehat
Ini adalah salah satu pemicu yang bisa menyebabkan terjadinya
perpecahan. Akan ada oknum yang mempermainkan politik untuk
kepentingannya sendiri. Hasilnya? Banyak terjadi demonstrasi dan
perpecahan di tengah masyarakat ketika membahas masalah politik ini.
4. Menurunnya Tingkat Toleransi di Tengah Masyarakat
Menghormati segala perbedaan adalah hal yang penting dalam hidup
berbangsa. Kita tidak boleh membedakan sikap terhadap orang lain hanya
karena suku, ras, agama, adat, kondisi ekonomi, kondisi fisik, tingkat
pendidikan ataupun hal-hal lainnya. Namun nyatanya saat ini, toleransi
dari masyarakat semakin berkurang. Banyak sekali kejadian yang bisa

7
membuat perpecahan bangasa dimulai dari tidak adanya toleransi. Kita
harus waspada nih untuk hal yang satu ini.

5. Kemajuan Ekonomi yang Terhambat


Hal ini bisa menyebabkan kesenjangan yang besar di antara orang-orang
yang berkecukupan dengan yang memiliki kekurangan finansial di tengah
masyarakat. Tingginya tingkat pengangguran juga merupakan akibat dari
lambatnya kemajuan ekonomi. Hal-hal tersebut dapat meningkatkan
kriminalitas dan perpecahan di antara penduduk suatu negara.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warga Negara bila
ditinjau dari kondisi geografi, demografi dan kondisi sosial yang ada akan
terlihat bahwa pluralistis, suku, agama, ras dan antar golongan dijadikan
pangkal penyebab konflik atau kekerasan massal, tidak bias diterima begitu
saja.
Pendapat ini bias benar untuk sebuah kasus tapi belum tentu benar untuk
sebuah kasus yang lain namun ada kondisi-kondisi struktural dan kultural
tertentu dalam masyarakat yang beranak ragam yang terkadang terjadi akibat
dari suatu proses sejarah atau peninggalan penjajah masa lalu, sehingga
memerlukan penanganan khusus dengan pendekatan yang aktif dan tegas
walaupun aspek hukum, keadilan dan sosial bedaya merupakan faktor
berpengaruh dan perlu pemikiran sendiri. Pemerintah harus dapat merumuskan
kebijakan yang tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan
bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak dan semua wilayah.

B. Saran
Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan strategi
pertahanan serta upaya-upaya yang akan ditempuh. Disarankan pemerintah
perlu mengadakan kajian secara akademik dan terus menerus agar didapatkan
suatu rumusan bahwa nasionalisme yang berbasis multi-kultural dapat
dijadikan ajaran untuk mengelola setiap perbedaan agar muncul pengakuan
secara sadar/tanpa paksaan dari setiap warga Negara atas kemajemukan dengan
segala perbedaan.

9
DAFTAR ISI

Abdullah, Taufik dan A.B. Lapian. 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 6
(Perang dan Revolusi). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Kahin, George Mc.Turnan. 2013. Nasionalisme & Revolusi Indonesia. (alih


bahasa Tim Komunitas Bambu). Depok: Komunitas Bambu.

https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/upaya-pencegahan-disintegrasi-bangsa

10

Anda mungkin juga menyukai