Sistem Mekanikal Dan Elektrikal (Sistem Utilitas) Gedung
Sistem Mekanikal Dan Elektrikal (Sistem Utilitas) Gedung
Bangunan suatu gedung terdiri dari 3 komponen penting, yaitu struktur, arsitek
dan utilitas atau yang dikenal juga dengan istilah ME (mekanikal dan elektrikal) di
gedung. Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika struktur mengedepankan
kekuatan, arsitek lebih menekankan pada keindahan, maka ME (mekanikal &
Elektrikal) lebih mengedepankan pada fungsi. Sekuat apapun bangunan atau seindah
apapun bangunan, jika tidak ditunjang dengan suatu system mekanikal & elektrikal,
maka bangunan tersebut tidak ada fungsinya.
Jadi sangat jelas antara ketiga komponen dalam suatu gedung yang saling terkait
satusama lain. Dengan demikian system mekanikal & elektrikal termasuk salah satu
komponen yang sangat penting. Jadi intinya suatu bangunan yang telah dirancang
oleh para arsitek akhirnya harus dipakai, dihuni dan dinikmati. Untuk itu bangunan
harus dilengkapi dengan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan gedung /
perkantoran itu sendiri.
Setiap gedung oleh perancangnya dimungkinkan dikonsep dalam suatu paradigma
tersebut. Dan konsep mekanikal dan elektrikal untuk memenuhi sesuai dengan
fungsinya.
1. System plumbing
Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan meliputi sistem pembuangan limbah /
air buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan sistem
penyediaan Air bersih.
5. Sistem Elektrikal
Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan penyediaan daya listrik
untuk memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah. Dalam rangkaian peralatan
yang disediakan meliputi sarana penyesuaian tegangan listrik (trafo/ transformator),
sarana penyaluran utama (Kabel feeder) dan panel hubung utama atau LVMDP (Low
Voltage Main Distribution Panel) dan panel distribusi utama di tiap gedung (SDP / Sub
Distribution Panel) dan terakhir panel-panel di tiap lantai (PP-LP untuk penerangan,
Panel Stop Kontak, Panel Stop Kontak UPS, Panel UPS OK dan PVAC utuk power AC).
7. Sistem telepon
Sistem telepon berfungsi ssebagai alat komunikasi antar instansi dalam gedung.
Sistem ini menggunakan PABX yang berfungsi sebagai sentral komunikasi telepon di
dalam gedung (pelanggan) yang terhubung dengan telkom
C. Sistem Lainnya
Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan yang meliputi sistem pembuangan limbah / air buangan
(air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan penyediaan air bersih. Jadi secara
sederhana sistem plumbing dalam suatu gedung biasanya terdiri dari:
Sistem instalasi air kotor atau sistem pembuangan air limbah merupakan sistem instalasi untuk
mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter: closet dan urinoir. Sistem instalasi
ini kemudian diteruskan ke septictank, atau diolah dalam bioseptictank atau instalasi IPAL,
hingga akhirnya menuju saluran kota.
Sistem pembuangan air bekas merupakan instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal
dari peralatan saniter: wastafel, FD (floor drain) dan kitchen zink. Instalasi air bekas pada
umumnya memeiliki instalasi tersendiri yang berbeda dengan instalasi air kotor. Pada gedung-
gedung yang lebih besar, misalnya:mall, instalasi yaang berasal dari kitchen dipisahkan dan
mempunyai instalasi sendiri yang kemudian dialirkan hingga ke greese trap. sistem air bekas
juga biasanya dialirkan ke sistem pengolahan air limbah (IPAL), atau ada juga yang langsung
dialirkan ke saluran kota, jika tidak membahayakan.
3. Sistem Venting
Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udra yang terjebak di dalam
pipa air limbah / air buangan (air kotor, air bekas dan air hujan).
Diantara tujuan pemasangan sistem venting adalah:
a. Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul apabila seluruh perangkat
dan pipa pembuangan terisi air buangan pada akhir proses pembuangan mengakibatkan sekat
air akan ikut mengalir.
b. Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan
c. Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa pembuangan.
Sistem penyediaan air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan distribusi. Sistem
ini menyangkut sumber air bersih, sistem penampungan air (bak air / tangki, ground tank, Roof
tank), pompa transfer dan distribusi.
Sumber air bersih, biasanya di dapat dari PDAM, atau berasal dari Deep Well.
Sistem penampungan air dibedakan menjadi dua bagian yaitu: raw water tank dan clean water
tank. Sumber air bersih yang berasal dari PDAM langsung dialirkan ke clean water tank.
Sedang yang berasal dari Deep well di masukan ke dalam raw water tank. Air yang berada di
raw water tank ditreatment dulu di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya di alirkan ke
clean water tank (bak air bersih).
Air yang berada di dalam baik air bersih (clean water tank) selanjutnya dialirkan ke bak air
atas (roof tank) dengan pompa transfer.
Distribusi air bersih pada 2 lantai teratas menggunakan packaged booster pump, sedang untuk
lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.
Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 hari pemakaian air.
Para perencana suatu gedung biasanya ada yang memasukan sistem air hujan dan drain ke
dalam sistem plumbing, ada juga yang memisahkannya dari sistem plumbing. Sistem drain
biasanya dipisahkan dari sistem plumbing, dan dimasukan kepada instalasi subyek dari sistem
yang perlu drain, seperti AC atau sistem sprinkler, yang masuk pada sistem sprinkler tu sendiri.
Karena air yang dihasilkan oleh air hujan atau drain (AC dan sprinkler) termasuk air bersih
(tidak terkontaminasi) maka biasanya pembuangannya langsung dialirkan ke saluran kota
(tidak melalui pengolahan)..
SISTEM AC (AIR CONDITIONING) / SISTIM TATA UDARA
Dengan demikian, secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi
udara baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman.
Ukuran ruangan menentukan berapa banyak BTU (british thermal unit) atau kecepatan
pendinginan. BTU adalah kecepatan pendinginan untuk ruangan satu meter persegi
dengan tinggi standar (umumnya tiga meter). Semakin besar satu ruangan tentunya
akan semakin besar pula BTU yang dibutuhkan.
Beban pendinginan
Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat gain). Misalnya dari
jumlah penghuni, dan penggunaan penerangan, seperti lampu. Beberapa jenis lampu
mengeluarkan panas yang tinggi, yang berarti juga harus memilih AC dengan daya
yang lebih tinggi. Selain dari dalam, beban pendinginan juga berasal dari luar. Seperti
cahaya matahari yang mengeluarkan energi panas melalui dinding, atap atau jendela.
Banyaknya jendela kaca
Saat ini banyak rumah yang mempunyai jendela kaca atau menggunakan blok kaca
(glass block). Untuk ruangan yang menggunakan kaca sebanyak 70% atau lebih,
sebaiknya gunakan kaca film yang dapat menahan sinar ultraviolet untuk mengurangi
beban pendinginan.
Penempatan AC
Pemasangan unit indoor perlu memperhatikan arus angin (air flow) dari blower AC.
Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat membuat udara yang dikeluarkan
lebih merata dan tidak hanya berkumpul di satu titik.
Selain itu, agar arus angin tidak mengenai pengguna secara langsung. Terpaan angin
dingin secara terus menerus dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Usahakan
mengarahkan swing ke bagian atas kepala karena udara yang dikeluarkan AC
mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara.
Penempatan kompresor harus diletakkan di tempat dengan sirkulasi udara yang
cukup, ada tempat untuk udara masuk dan udara keluar, dan terlindung dari hujan.
Untuk AC ukuran 1 PK, jarak yang aman antara unit indoor dengan kompresor berkisar
antara 5-7 meter. Jika memasang AC lebih dari satu, hindari peletakkan kompresor
secara berhadapan dengan kompresor lain. Sebaiknya letakkan sejajar sehingga
sirkulasi udara tidak terganggu.
Isilah PK atau HP atau daya kuda (Paard Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP) pada
AC sebenarnya merupakan satuan daya pada kompresor AC bukan daya pendingin
AC. Untuk daya pendingin AC satuannya BTU/hr.
Dalam proses pendinginan udara, system pendingin udara dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
mengunakan system direct cooling (system langsung), dan system tidak langsung
(indirect cooling).
Direct Cooling (Sistem Langsung). Dalam sistem ini udara didinginkan langsung
oleh refrigerant dengan menggunakan mesin paket seperti window unit, atau
tanpa ducting.
Indirect cooling Sistem (system tidak langsung). Dalam system ini dipakai media
air es / chilled water dengan temperature sekitar 5 . C’. Model ini banyak
dipakai dalam bangunan tinggi, disamping menghemat tempat juga biaya
operasional lebih efisien. Dalam model ini diperlukan mesin pembuat air es /
chilled yang dinamakan dengan Chiller. Dan air es didistribusikan melalui pipa
menuju AHU (Air handling unit), sebagai pengolah sirkulasi udara.
Merupakan suatu AC yang mempunyai outdoor 1 buah, tetapi mempunyai indoor yang
banyak (lebih sari 1)
AC Presisi
Seperti halnya AC biasa AC presisi pada prinsipnya sama dengan AC biasa, tetapi ia
biasanya terdiri dari 2 buah aC yang dipasang berhadapan, dan bekerka secara
sequencing (bergantian) , tergantung berapa jam ia di setel. AC presisi ini biasanya
digunakan di bank-bank, untuk pendinginan mesin sortir atau data center
AC split Duct
Chiller merupkan mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi
evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar
kalor ( AHU, FCU / Fan Coil Unit).
Menurut jenis compressornya, chiller ada 3 jenis: Reciprocating, Screw,
Centrifugal. Dan berdasar cara pendinginan condensornya, chiller ada 2 macam, yaitu:
air cooler (pendinginan oleh angin), dan water cooler (pendinginannya oleh air).
Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan
melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya
didistribusikan ke ruangan.
Cooling Tower( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan
condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower
yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.
Pompa Sirkulasi
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ). berfungsi mensirkulasikan air dingin
dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump). Pompa ini hanya untuk
Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari
kondensor Chiller ke Tower dan seterusnya.
Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra
api) adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala
kebakaran, untuk kemudian memberiperingatan (warning) dalam sistem evakuasi dan
ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan deengan sistem instalasi
pemadam kebakaran (sistem Fire fighting).
Peralatan utama dari sistem protection ini adalah MCFA (Main Control Fire Alarm)
atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP). MACP berfungsi
meneriman sinyala masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi
lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).
Dalam prakteknya, ada 3 sistem pendetectian dari fire protection ini, yaitu:
a. Non addresable System
b. Semi addresable System
c. Full Adresable System
Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji MCFA
menerima sinyal masukan langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat
terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan komponen outpu
(keluaran) untuk merespon input (masukan) tersebut. Sistem ini pada umumnya
digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil, seperti perumahan,
pertokoan, perkantoran, dan lain-lain.
b. Semi Addresable System
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat penerima
masukan (input) berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing
zona dikendalikan (baik input maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai
alamat/ adress yang spesifik. Pada saat detector atau alat penerima masukan lainnya
memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler
yang mengumpulkannya.
Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari:
· Satu lantai dalam bangunan / gedung
· Beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah gedung
· Beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tadi di sebuah gedung
Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjado gejala kebakaran,
sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada
zona tersebut.
Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system ini semua
detector dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik,
sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang
diperkirakan mengalami kebakaran.
2. Peralatan Utama
a. Pendeteksi
Pendeteksi atau alat penerima input (masukan) yang bekerja secara otomatis
(automatic Input Device), yaitu:
Heat Detektor(Pengindra panas).. Berdasar cara kerjanya, heat detektor dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu:
* Fixed Temperatur heat detector, yang bekerja mendeteksi suhu udara di sekitar casing-
nya (ambiencetemperatur) dengan membandingkannya terhadap suhu setting
defaultnya, misla 57 ‘ C , 75 ‘ C dan sebagainya
* ROR (Rate of Rise) heat detector yang bekerja mendeteksi kecepatan peningkatan
suhu di sekitar casing-nya. Bila kecepatan peningkatan suhu berjalan lebih lambat dari
nilai settingnya, maka detector ini tidak akan memberikan respon.
Smoke Detector (pengindra asap).
MCFA merupakan peralatan utama dari sistem protection. (Main Control Fire Alarm)
atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP), berfungsi meneriman
sinyal masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat
detector dan smoke detector).
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN (FIRE FIGHTING SYSTEM)
Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan di gedung sebagai
preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,
sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga
sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem
sprinkler, hidran dan fire extinguisher.
Ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem sprinkler dan Hydran, yaitu elektrik
pump, diesel pump dan jockey pump. Jockey pump berfungsi untuk menstabilkan
tekanan di instalasi, dan secara otomatis akan bekerja apabila ada penurunan
tekanan. Dan jika ada head sprinkler yang pecah atau hydran digunakan, maka yang
bekerja secara otomatis pompa elektrik bekerja, dan secara otomatis pula jockey pump
akan berhenti bekerja. Pompa elektrik pump (atau elektrik pump) merupakan pompa
utama yang bekerja bila head sprinkler atau hydran digunakan. Sedang pompa diesel
merupakan pompa cadangan, jika pompa elektrik gagal bekerja selama 10 detik, maka
secara otomatis pompa ini akan bekerja.
Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head sprikler
sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran.
Sistem ada 2 macam, yaitu:
a. Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan
tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b. Dry riser system : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air bertekanan, peralatan
penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alar
memerintahkannya.
Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet riser, seluruh
pipa sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan
yang relatif tetap.
Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka secara otomatis jockey pump akan
bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika tekanan terus menurun atau
ada glass bulb head sprinkler yang pecah maka pompa elektrik akan bekerja dan
secara otomatis pompa jockey akan berhenti. Dan apabila pompa elektrik gagal
bekerja setelah 10 detik, maka pompa cadangan diesel secara otomatis akan bekerja.
Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran,
yang terdiri dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran dan
accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire House
cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem
sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di dalam
gedung. Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box hydran disampingnya,
untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di area luar (jalan)
disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung tidak memadai
lagi. Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank (sumber air hydran) tidak
memadai lagi atau habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat jalan utama. Hal ini
untuk memudahkan dalam pengisian air.
System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu:
a. wet riser system: Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan
tekanan yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b. Dry Riser System: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan,
peralatan penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.
Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun,
maka pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara
otomatis pompa elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan berhenti.
Dan jika pompa elektrik gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel akan
bekerja.
Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan
langsung diarahka pada posisi dimana api berada.
Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan
peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu:
· Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg
· Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg
· Apar type C : Gas Co2 10 kg
· Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley)
Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti: ruang Genset,
ruang panel dan ruangan eletronik (ruang central komputer: ruang hub dan server, IT,
Comunication dan lain-lain).
Sistem iyang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat, dimana tabung-tabung
gas (foam, halon, FM 100, Co2 dan lain-lain), ditempatkan secara terpusat dan
pendistribusiannya ke dalam ruangan dilewatkan melalui motorized valve / actuator,
instalasi pemipaan dan nozzle.
Cara kerja sistem ini berdasarkan perintah dari system fire alarm.
Luas dan fungsi ruangan menentukan seberapa besar air chage rate atau tingkat keperluan pertukaran udara
yang ditulis dalam satuan ACH (air changes per hour).