LAPORAN TUTORIAL 2A Kep. Anak I Kasus 1 Semester 5
LAPORAN TUTORIAL 2A Kep. Anak I Kasus 1 Semester 5
KELAS A/KP/IV
PENYUSUN
FATEHAH 04194789
HARTETI WELENSI 04194790
LINDAH KURNIASARI 04194791
MAYA ARIANTI 04194793
MUTIA MULYA PUNUH 04194795
NAURAH N. NUR 04194786
NURFAZILA LOPUO 04194799
NURKADIMA 04194800
NURLIA BEGA 04194801
Assalammua’alaikum Wr.wb.
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Alllah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah –Nya , sehingga laporan tutorial KEPERAWATAN
ANAK I” dapat disajikan dengan baik.
Maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah sebagai Agama; Aqidah dan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang keiimanan. Penulis menyampaikan terima
kasih kepada beberapa sumber yang dijadikan represensi penulisan makalah, serta
semua pihak yang juga membantu dan mendukung penyusunan .
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. PENULISAN KASUS 1……………………………………………………………
B. DAFTAR KATA SULIT…………………………………………………………...
C. DAFTAR PERTANYAAN…………………………………………………………
D. DAFTAR PERTANYAAN LEARNING OBJECTIVE……………………………
BAB II HASIL
A. KLARIFIKASI ISTILAH…………………………………………………………..
B. JAWABAN PERTANYAAN………………………………………………………
C. JAWABAN PERTANYAAN LEARNING OBJECTIVE…………………………
DAFTAR PUSTAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENULISAN KASUS
Anak saya kenapa?
Seorang ibu datang ke IGD dengan bayinya yang berusia 4 minggu. Ibu menangis sambil
mengeluhkan apa yang dialami anaknya selama beberapa hari terakhir. Ibu mengatakan bahwa
anaknya tidak mau makan, sulit untuk minum, pernapasannya juga cepat serta mengalami
penurunan berat badan. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik awal didapatkan BJ 1 normal dan
BJ 2 terdengar murmur, shunt kiri ke kanan membesar, tidak teraba getaran bising sistolik dan
saat diauskultasi terdengar bising kontinu atau bising sistolik. Berdasarkan hasil pemeriksaan
EKG didapatkan deviasi sumbu ke kanan dan hipertrofi ventrikel kanan. Ibunya sangat terlihat
khawatir dengan kondisi anaknya dan mengatakan harus bagaimana ini merupakan anak
pertamanya.
DAFTAR PERTANYAAN
1. Mengapa PDA bias menyebabkan deviasi sumbu ke kanan dan hipertrofi ventrikal?
2. Apa yang dimaksud dengan PDA itu sendri ?
3. Gejala dari PDA?
4. Faktor resiko dari PDA?
5. Pengobatan dari PDA?
6. Ada bearapa macam PDA?
7. Apakah PDA bias sembuh total?
B. JAWABAN PERTANYAAN
1. Jawaban pertanyaan
Mengapa PDA bias menyebabkan deviasi sumbu ke kanan dan hipertrofi
ventrikal?
aliran darah masuk ventrikel kanan dari 2 arah. Pertama dari atrium kanan kedua
dari aorta yang terhubung dengan arteri pulmonal.
IRK
a. “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang
penyayang." (Surat Al-Anbiya ayat 83)
b. Rasulullah SAW bersabda: "sesungguhnya setiap pohon memiliki
buah, dan buahnya hati adalah anak. Sesungguhnya allag tidak
menyayangi orang yang tidak menyayangi anaknya. Demi zdat
yang jiwaku berada dalam genggaman kekuasaannya, tidak akan
masuk syurga, kecuali orang yang penyayang".(HR. al-bazzar)
c. "Pada suatu hari aku menderita sakit, kemudian Rasulullah SAW
menjengukku. Beliau meletakkan tangannya di tengah dadaku,
sampai-sampai jantungku merasakan sejuknya tangan beliau.
Kemudian, beliau bersabda, 'Kamu menderita penyakit jantung.
Temuilah al-Harits bin Kaladah dari Bani Tsaqif karena
sesungguhnya dia adalah seorang tabib (dokter), dan hendaknya dia
(al-Harits bin Kaladah) mengambil tujuh buah kurma ‘ajwah,
kemudian ditumbuk beserta biji-bijinya, kemudian meminumkanmu
dengannya." (HR Abu Daud)
d. “ Setiap penyakit pasti ada obatnya, bila sesuai obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizing Allah
SWT”(HR.MUSLIM)
e. Doa Nabi Ibrahim terkait penyakit, sebagaimana tertulis dalam
surat Asy-Syuraa ayat 80 : "Wa idzaa maridhtu fahuwa yasyfiini",
yang artinya "Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang
menyembuhkan aku".
f. Begitu juga disebutkan dalam hadits, "Ma’anzalallahu daa an, illa
anzala lahu syifaan," (HR. Bukhori), artinya "Allah tidak akan
menurunkan satu penyakit kecuali Allah turunkan juga obatnya".
g. "Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit,
kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri
yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian
dari kesalahan-kesalahannya". (HR. Bukhari no. 5641).
Komplikasi PDA
a. Komplikasi Patent Ductus Arteriosus
PDA dengan bukaan lebar dan tidak segera ditangani dapat memicu
sejumlah komplikasi, seperti:
- Gagal jantung. PDA dapat menyebabkan jantung membesar dan
melemah, sehingga menyebabkan gagal jantung.
- Hipertensi pulmonal. Hipertensi pulmonal adalah tekanan darah
tinggi di pembuluh darah paru-paru, yang dapat menyebabkan
gangguan pada paru-paru dan jantung.
- Infeksi jantung (endokarditis). PDA berisiko memicu peradangan
pada lapisan bagian dalam jantung (endokardium).
b. Komplikasi yang parah dapat terjadi pada PDA. Adanya penurunan
insidensi dari PDA dikarenakan oleh menutupnya duktus arteriosus
dengan cepat atau pada beberapa keadaan dimana gejala belum
terlihat. Pengobatan profilaksis pada bayi kurang bulan dengan
surfaktan yang kurang meningkatkan terjadinya PDA. Penutupan
duktus arteriosus menurunkan resiko pendarahan pada paru.
Intoleransi dari pemberian makanan secara enternal dan nekrosis
enterokolitis juga sering terjadi pada bayi kurang bulan. Sebagaimana
disebutkan di atas, insidensi pada kondisi ini tampaknya terkait
dengan penurunan aliran darah gastrointestinal, dimana telat diteliti
pada domba yang menderita PDA. Insiden nekrosis enterikolitis
menurun secara signifikan pada bayi yang duktus arteriosusnya telah
menutup. Bayi dengan PDA yang besar meningkatkan tekanan arteri
pulmonal, dan jika terdapat perpindahan aliran darah dari kiri ke
kanan dalam jumlah yang besar, tekanan atrium kiri dan vena
pulmonal akan meningkat, maka akan meningkatkan transudasi
cairan ke jaringan paru dan alveolus. Pada bayi kurang bulan, kapiler
pulmonal lebih permeable dari bayi yang cukup bulan. Protein
plasma dapat masuk ke dalam alveolus dan mengganggu fungsi
surfaktan. Telah diusulkan bahwa faktor-faktor ini berkontribusi pada
kerusakan paru yang kemudian dapat menjadi penyakit paru kronis
atau dysplasia bronkopulmonar. Penutupan yang cepat pada PDA
secara signifikan menurunkan risiko displasia bronkopulmoner.
Komplikasi duktus arteriosus paten : Hipertensi pulmonal yang bisa
memicu kerusakan permanen pada paru paru, Gagal jantung karena
PDA bisa menyebabkan jantung membesar dan
melemah,,Endokarditis karena pengidap PDA berisiko lebih tinggi
untuk mengalami peradangan pada lapisan jantung. Komplikasi yang
parah dapat terjadi pada PDA. Adanya penurunan insidensi dari PDA
dikarenakan oleh menutupnya duktus arteriosus dengan cepat atau
pada beberapa keadaan dimana gejala belum terlihat. Pengobatan
profilaksis pada bayi kurang bulan dengan surfaktan yang kurang
meningkatkan terjadinya PDA. Penutupan duktus arteriosus
menurunkan resiko pendarahan pada paru. Intoleransi dari pemberian
makanan secara enternal dan nekrosis enterokolitis juga sering terjadi
pada bayi kurang bulan. Sebagaimana disebutkan di atas, insidensi
pada kondisi ini tampaknya terkait dengan penurunan aliran darah
gastrointestinal, dimana telat diteliti pada domba yang menderita
PDA. Insiden nekrosis enterikolitis menurun secara signifikan pada
bayi yang duktus arteriosusnya telah menutup.
Gejala PDA
1. a. Terdengar bunyi mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling
nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)
b. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan
meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)
c. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik
d. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
e. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
f. Apnea, Tachypnea
g. Nasal flaring
h. Retraksi dada
i. Hipoksemia
j. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
2. Terdapat beberapa gejala klinis PDA yang mempunyai beberapa perbedaan,
tergantung dari klasifikasi PDA, yaitu PDA kecil, PDA sedang atau moderat,
PDA besar, dan PDA besar dengan hipertensi pulmonal. PDA kecil dengan
diameter 1,5-2,5 milimeter biasanya tidak memberi gejala. Tekanan darah
dan tekanan nadi dalam batas normal. Jantung tidak membesar. Kadang
teraba getaran bising di sela iga II kiri sternum. Pada auskultasi terdengar
bising kontinu, machinery murmur yang khas untuk PDA, di daerah
subklavikula kiri. Bila telah terjadi hipertensi pulmonal, bunyi jantung kedua
mengeras dan bising diastolik melemah atau menghilang.
PDA sedang / moderat dengan diameter 2,5-3,5 milimeter biasanya timbul
sampai usia dua sampai lima bulan tetapi biasanya keluhan tidak berat.
Pasien mengalami kesulitan makan, seringkali menderita infeksi saluran
nafas, namun biasanya berat badannya masih dalam batas normal. Anak
lebih mudah lelah tetapi masih dapat mengikuti permainan.
PDA besar dengan diameter >3,5-4,0 milimeter menunjukkan gejala yang
berat sejak minggu-minggu pertama kehidupannya. Ia sulit makan dan
minum, sehingga berat badannya tidak bertambah. Pasien akan tampak sesak
nafas (dispnea) atau pernafasan cepat (takipnea) dan banyak berkeringat bila
minum.
PDA besar yang tidak diobati dan berkembang menjadi hipertensi pulmonal
akibat penyakit vaskular paru, yakni suatu komplikasi yang ditakuti.
Komplikasi ini dapat terjadi pada usia kurang dari satu tahun, namun jauh
lebih sering terjadi pada tahun ke-2 dan ke-3. Komplikasi ini berkembang
secara progresif, sehingga akhirnya ireversibel, dan pada tahap tersebut
operasi koreksi tidak dapat dilakukan.
Patofisiologi PDA
Duktus arteriosus berfungsi sebagai penghubung antara arteri pulmonalis dan
aorta ketika bayi masih berada dalam uterus. Dalam sirkulasi fetal, keadaan ini
memungkinkan darah diejeksikan oleh jantung kanan (yang berisi darah
teroksigenasi dari ibu) untuk melintas dari arteria pulmonalis ke dalam aorta
dengan memintas (membypass) paru-paru, disamping paru-paru itu sendiri
belum dapat melakukan oksigenasi pada darah tersebut. Pada saat dilahirkan,
duktus arteriosus akan menutup. Oleh karena suatu hal pembuluh darah ini tidak
menutup secara sempurna. Bila tidak menutup maka disebut paten duktus
arteriosus (PDA). Konsekuensi hemodinamika pada PDA bergantung pada
ukuran duktus dan tahanan vaskular pulmonalis. Darah yang mengandung
oksigen memintas dari aorta yang bertekanan tinggi melewati duktus menuju ke
dalam arteri pulmonalis yang bertekanan rendah sehingga terjadi pirau kiri ke
kanan. Adanya aliran yang berlebih melalui arteri pulmonalis, memungkinkan
terjadinya hipertensi pulmonal. Hipertensi pulmonal ini menyebabkan ventrikel
kanan bekerja lebih berat dan akhirnya mengalami tidak saja dilatasi, tapi juga
hipertrofi ventrikel kanan sehingga menyebabkan pembesaran jantung bagian
kanan. Sementara itu aliran darah aorta cenderung berkurang, sehingga
mengalami penurunan aliran darah keseluruh tubuh.
Penatalaksanaan PDA
1. Terapi Suportif
Terapi konservatif pada bayi dengan patent ductus arteriosus dilakukan sama
seperti penyakit jantung bawaan lainnya, dengan tujuan restriksi cairan, diuretik,
suplementasi oksigen minimal, dukungan respiratorik minimal, dan pemantauan
kadar hematokrit. Yaitu : Manajemen cairan, Pemberian Diuretik dan oksigenasi
2. Medikamentosa merupakan tatalaksana utama pada patent ductus arteriosus,
dengan tujuan untuk menekan prostaglandin. Penekanan prostaglandin ini
dilakukan dengan non-selective cyclooxygenase inhibitor, seperti indomethacin,
ibuprofen, dan paracetamol. Bayi dengan berat lebih dari 1.000 gram biasanya
tidak membutuhkan pemberian terapi medikamentosa karena walaupun tidak
secepat pada bayi lahir aterm, ductus arteriosus cenderung menutup sendiri
3. Pembedahan
Ligasi merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan pada pasien dengan
patent ductus arteriosus signifikan secara hemodinamik yang menyebabkan
disfungsi jantung, gagal ginjal, atau gangguan nafas. Ligasi biasanya dilakukan
melalui bedah thorax terbuka. Tindakan ligasi yang terlalu cepat dilakukan
dikaitkan dengan kejadian displasia bronkopulmoner dan gangguan
perkembangan saraf bayi. Pada pasien yang menerima tindakan ligasi, perawatan
post operatif perlu segera dilakukan, termasuk pemantauan jantung berkelanjutan
dan penggunaan support volume dan inotropik untuk mempertahankan tekanan
darah dan perfusi yang adekuat
Etiologi PDA
Etiologi utama patent ductus arteriosus (PDA) adalah kelahiran prematur. Faktor
risiko penyakit jantung bawaan ini dapat berupa kondisi maupun paparan yang
dialami oleh bayi.
Prematuritas
Patent ductus arteriosus sangat jarang terjadi pada bayi yang lahir aterm, di mana
kelahiran prematur terkait erat dengan kejadian kelainan ini. Semakin muda usia
kehamilan saat kelahiran, semakin tinggi risiko kejadian patent ductus arteriosus.
Pada kasus kelahiran prematur ekstrim, terutama bila disertai dengan respiratory
distress syndrome, sekitar 80% bayi akan mengalami patent ductus arteriosus
pada usia tiga hari.