Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri kosmetik dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,
pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga
untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai
secara besar-besaran pada abad ke-20 (Wall, Jellinek, 1970). Bahkan sekarang
teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat
(pharmaceutical) atau yang disebut dengan kosmetik medik.
Tujuan utama penggunaan kosmetik untuk kebersihan pribadi,
meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan
perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari keruskana sinar uv, polusi dan
factor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dan secara umum, membantu
seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup. Tak salah jika dikatakan
apabila saat ini kosmetik sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, terutama bagi
kaum wanita.
Meningkatnya penggunaan kosmetik dan didukung dengan kemajuan
teknologi membuat para industri kosmetik terus bersaing menghasilkan produk-
produk yang dapat menarik perhatian wanita. Mulai dari bentuk-bentuk sediaan
dan kesesuaian jenis kulit yang dimilki menjadi modal utama mereka untuk
memodifikasi produk sesuai kebutuhan.
Berdasarkan hal tersebut, munculah berbagai macam bentuk sediaan
kosmetik yang beredar seperti sediaan semi padat kosmetik, contohnya adalah
krim wajah, shampo, gel, lotion, dan lainnya. Setiap produk sediaan kosmetik
memeiliki kriteria bahan baku masing-masing. Dilihat dari komposisi sebenarnya
hampir sama, hanya saja perbedaanya terdapat pada komposisi tambahan pada
bayang disesuaikan dengan jenis kulit serta kondisi iklim penduduknya.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa tujuan penggunaan kosmetik ?
b. Apa saja yang termasuk dalam sediaan semi padat pada kosmetik?
c. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam sediaan semi padat
pada penggunaan kosmetik ?
d. Bagaimana stabilitas sediaan kosmetik semi solid ?

1.3 Tujuan

a. Menjelaskan tujuan penggunaan kosmetik


b. Menjelaskan contoh-contoh sediaan semi padat pada kosmetik?
c. Menjelaskan komponen utama bahan baku yang digunakan dalam
sediaan semi padat pada penggunaan kosmetik
d. Menjelaskan bagaimana stabilitas sediaan kosmetik?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian kosmetik


Kosmetik didefinisikan sebagai bahan atau sediaan yang dimaksudkan
untukdigunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulutterutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan ataumemperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh padakondisi baik.

Menurut Tranggono dan Latifah (2007), Penggolongan kosmetik terbagi atas


beberapa golongan, yaitu :

a) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 045/C/SK/1977


tanggal 22 Januari 1977, menurut kegunaannya kosmetika dikelompokkan dalam
13 golongan yaitu :

1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.

2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lain-lain.

3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dan lain-lain.

4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dan lain-lain.

5. Preparat rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.

6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dan lain-lain.

7. Preparat make up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dan lain-lain.

8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan lain-
lain.

9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dan lain-lain.

10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku, dan lain-lain.

11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dan lain-
lain.

12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dan lain-lain.

13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunsreen foundation, dan lain-
lain.

3
2.2 Kulit

Kulit menutupi seluruh tubuh dan melindunginya terhadap berbagai


macam rangsangan dan kerusakan dari luar seperti halnya kehilangan kelembapan
kulit. Daerah permukaankulit orang dewasa kurang lebih 1,6m2. Ketebalan kulit
bervariasi, tergantung usia, jenis kelamin, dan tempat. Umumnya kulit pria lebih
tebal dibnadingkan wanita. Tetapi wanita memiliki lapisan lemak subkutan yang
lebih tebal. Kulit pada kelopak mata merupakan bagian kulit yang paling tipis dan
kulit telapak kaki adalah yang paling tebal.

a. Anatomi kulit

Kulit tersusun atas tiga bagian lapisan,yaitu lapisan terluar bias disebut lapisan ari
atau epidermis, dibawah lapisan ari adalah lapisan jangat atau dermis, dan lapisan
terdalam dari kulit adalah lapisan lemak atau hypodermis. Secara skematik,
susunan dan anatomi kulit dapat dilihat pada gambar dibawah.

b. Lapisan kulit epidermis

Epidermis tersusun dari stratum germinativum, stratum granulosum, dan


stratum corneum. Pada lapisan sel keratinosit yang berperan aktif dalam
regenerasi sel kulit dan sel pembentuk melamin. Didalam sel pembentuk pigmen
melamin terdapat melanosom. Melanosom merupakan tempat terjadinya
melaminisasi, proses pembentukan pigmen melanin.

Melamin berfungsi dalam mewarnai kulit dan sebagai pelindung kulit dari
sengatan matahari dan ultra violet. Orang kulit hitam memiliki pigmen melamin
lebih banyak daripada orang kulit, sehingga kulitnya lebih mampu menahan

4
pengaruh ultra violet sinar matahari disbanding orang kulit putih.

c. Lapisan kulit dermis

Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar


minyak (glandula sebasea), kelenjar keringat (glandula sudorifera), serabut saraf,
dan lapisan lemak subkutans. Lapisan ini mengandung banyak serat kolagen dan
elastin. Kolagen dan elastin memberikan pengaruh besar terhadap elastisitas kulit.

d. Hypodermis

Hypodermis terletak dibawah lapisan dermis. Lapisan ini mengandung


banyak lemak dengan berbagai fungsinya. Lemak berfungsi sebagai cadangan
makanan. Sebagian berperan dalam melindungi tubuh dari berbagai pengaruh
buruk lingkungan luar seperti benturan, tekanan sinar matahari, kimiawi,
mikroorganisme. Lemak juga akan menjamin suhu tubuh selalu dalam kondisi
normal.

2.3 Kosmetik Semi Solid

Kosmetik semi solid tidak terlepas dengan pengertian salep pada beberapa
literatur karena konsistensi dan penggunaanya secara topikal. Menurut FI. ed III,
salep adalah sediaan semi solid. yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar.

Menurut FI.ed IV, salep adalah sediaan setengah padat ditunjukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik.
Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep mengandung obat keras
atau narkotika adalah 10%.
Salep yang baik mempunyai sifat-sifat berikut :
a. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
b. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi
lunak dan homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang
teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi.

5
c. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah
dipakai dan dihilangkan dari kulit.
d. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika
dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh
merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas
obatnya pada daerah yang diobati.
e. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep
padat atau cair pada pengobatan (Anief, 2005).

Sediaan semi solid kosmetik dapat digolongkan berdasarkan konsistensi :


a. Unguenta: Salep yang memiliki konsistensi seperti mentega, tidak mencair
pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan
b. Krim ( cream ): Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit,
suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.
c. Pasta: yang mengandung lebih dari 50% zat padat ( serbuk) berupa suatu
salep tebal karena merupakan penutup/pelindung bagian kulit yang diolesi.
d. Gelones / spumae/ jelly: Salep yang lebih halus, umumnya cair , dan
sedikit mengandung atau tidak mengandung mukosa ; sebagai pelicin atau
basis, biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari minyak dan
lemak dengan titik lebur rendah. Contoh : starch jelly ( amilum 10%
dengan air mendidih).

2.4 Aplikasi Sediaan Kosmetik Semi Solid

a. Krim
Krim adalah emulsi semisolid dengan viskositas lebih tinggi (lebih tebal).
Krim merupakan emulsi yang mengandung air > 20% dan volatil (mudah
menguap) dan/atau < 50% hidrokarbon, lilin, atau polyols sebagai vehicle
(agennya). Karena krim mengandung oil phase yang lebih tinggi, krim cenderung
lebih greasy. Contoh krim adalah krim pelembab, conditioner untuk rambut, krim
eye shadow dan krim depilatori (perontok bulu).

6
b. Ointment
Ointment adalah bentuk sediaan semisolid yang mengandung <20% air
dan bersifat volatil serta >50% hidrokarbon, lilin, atau polyols sebagai vehicle
(agen(nya). biasanya digunakan secara topikal untuk perlindungan atau sebagai
produk pengobatan kulit. Salep (ointment) memiliki sifat oklusif alamiah dan
mengunci permukaan atas kulit. Kandungan air dalam salep sangat sedikit atau
juga bisa anhydrous. Pada formulasi anhydrous, peluang kontaminasi mikroba
sangat rendah.

Salep kurang cocok digunakan sebagai produk skin care karena sangat
oily, waxy, greasy, sticky, tacky dan heavy sehingga tidak nyaman digunakan.
Tapi, sediaan ini bermanfaat digunakan untuk area kulit yang lebih kecil yang
sangat kering dan membutuhkan kelembapan ekstra, atau area yang rentan
terhadap gesekan pakaian dan butuh perlindungan. Salep warnanya biasanya putih
(opaque) atau agak kekuningan karena kandungan airnya tinggi. Contoh produk
kosmetik yang menggunakan sediaan ointment adalah, pomade rambut, dan salep
untuk ruam popok.

c. Gel
Gel adalah bentuk sediaan semisolid yang transparan. fase terdipersinya
berupa cairan, sedangkan medium pendispersinya berupa zat padat. fase
terdispersinya mempunyai kemampuan yang sangat kuat untuk menarik medium
pendispersinya sehingga dihasilkan koagulan yang bentuknya antara pada dan cair
(kental, beku dan setangah kaku). Contoh gel adalah gel untuk styling rambut,
pembersih wajah gels, dan gel hand sanitizer. Berdasarkan sifat alamiah agen
penghantarnya (vehicle) gel terbagi dua :

 Water-based formulations, misalnya pembersih wajah


 Hydroalcoholic formulations, seperti gel untuk styling rambut dan hand
sanitizer.
Gel mengandung lebih banyak air dibandingkan dengan bentuk semisolid
lainnya, sehingga memberikan efek yang dingin dan refresh saat diaplikasian
( cooling and refreshing effect).

7
d. Pasta
Pasta adalah formulasi semisolid yang sangat tebal, susah diaplikasikan
dan diratakan dipermukaan kulit karena tingkat kepadatannya yang lumayan
tinggi. Kandungannya mirip salep namun lebih solid dan lebih kaku. Proporsi
kandungan solid nya sekitar (20-50%) yang di dispersikan dalam agen pembawa
yang berupa asam lemak. bentuk sediaan ini biasanya digunakan pada kulit atau
membran mukosa. contoh pasta, adalah pasta yang digunakan untuk mengatasi
ruam popok dan pasta gigi.
·
2.5 Bahan-bahan Dasar Penyusun Kosmetik

Bahan dasar kosmetika dikelompokkan sebagai berikut:


2.2.1 Solvent (Pelarut)
Solvent atau pelarut adalah bahan yang berfungsi sebagai zat pelarut
seperti air, alkohol, eter, dan minyak. Bahan yang dilarutkan dalam zat pelarut
terdiri atas 3 bentuk yaitu padat (garam), cair (gliserin) dan gas (amoniak.

2.2.2 Emulsier (Pencampur)


Emulsier merupakan bahan yang memungkinkan dua zat yang berbeda jenis
dapat menyatu, misalnya lemak atau minyak dengan air menjadi satu campuran
merata (homogen). Emulgator, umumnya memiliki sifat menurunkan tegangan
permukaan antara dua cairan (surfactant). Contoh emulgator yaitu lilin lebah,
lanolin, alkohol atau ester asam-asam lemak.

2.2.3 Preservative (Pengawet)


Bahan pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh kuman-kuman
terhadap kosmetika, sehingga kosmetika tetap stabil tidak cepat kadaluwarsa.
Bahan pengawet yang aman digunakan biasanya yang bersifat alami. Bahan
pengawet untuk kosmetika dapat menggunakan senyawa asam benzoat, alkohol,
formaldehida dan lain-lain. Jenis pengawet kimia efeknya pada kulit seringkali
tidak baik. Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan, penggunaan kosmetik
sebaiknya dicoba dulu misalnya pada kulit di belakang telinga. Kosmetika yang
sudah kadaluwarsa sebaiknya tidak digunakan lagi.

8
2.2.4 Adhesive (Pelekat)
Bahan yang biasanya terdapat dalam kosmetika seperti bedak, dengan
maksud agar bedak dapat dengan mudah melekat pada kulit dan tidak mudah
lepas. Bahan pelekat dalam bedak antara lain menggunakan seng stearat dan
magnesium stearat.

2.2.5 Astringent (Pengencang)


Merupakan bahan pengencang yang mempunyai daya untuk mengerutkan
dan menciutkan jaringan kulit. Bahan pengencang biasanya menggunakan zat-zat
yang bersifat asam lemah dalam kadar rendah, alkohol dan zat-zat khusus lainnya.

2.2.6 Absortent (Penyerap)


Bahan penyerap mempunyai daya mengabsorbsi cairan, misalnya kalsium
karbonat dalam bedak yang dapat menyerap keringat di wajah.

2.2.7 Desinfektan
Desinfektan berguna untuk melindungi kulit dan bagian-bagian tubuh lain
terhadap pengaruh-pengaruh mikro-organisme. Desinfektan dalam kosmetika
sering menggunakan ethyl alkohol, propilalkohol, asam borat fenol dan senyawa-
senyawa amonium kuaterner.
Bahan dasar yang paling banyak digunakan dalam kosmetika adalah lemak,
air, alkohol dan serbuk. Lemak sebagai bahan dasar kosmetika berfungsi untuk :

1. Lemak dapat membentuk lapisan tipis di permukaan kulit sehingga berfungsi


sebagai pelindung (ptotective film) yang berguna untuk menghalangi terjadinya
penguapan air sehingga mencegah terjadinya kekeringan pada kulit.
2. Lemak memiliki sifat pembasah (wetting effect) bagi keratin, sehingga dapat
berguna untuk pemeliharaan elastisitas kulit dan mempertahankan kulit agar
tetap lembut dan halus.
3. Lemak dapat melarutkan kotoran-kotoran seperti sisa-sisa make-up, oleh sebab
itu baik digunakan dalam preparat pembersih.

9
4. Jenis lemak tertentu seperti lemak hewani, nabati dan malam mudah diabsorpsi
oleh kulit, sehingga merupakan bahan dasar yang baik untuk bahan-bahan aktif
masuk ke dalam kulit.
5. Lemak hewani dan lemak nabati tertentu mengandung bahan aktif seperti
vitamin, hormon, dan lestin yang bermanfaat bagi kulit.
Air dapat diserap oleh kulit, tetapi daya penetrasi (daya serap) air dan
bahan-bahan yang larut dalam air lebih rendah dibandingkan dengan lemak dan
bahan-bahan yang larut dalam lemak. Daya penetrasi bahan-bahan yang larut
dalam air, tergantung pada kandungan air (water content) stratum corneum, oleh
sebab itu air bukan bahan dasar yang baik untuk mengantar bahan aktif masuk ke
dalam kulit.

Air banyak digunakan dalam preparat pembersih, karena air mudah


digunakan, dapat melunakkan stratum corneum dan dapat membersihkan kotoran
yang larut dalam air. Air tidak memiliki daya pembasah kulit dan bukan
merupakan bahan pembersih yang sempurna, oleh karena itu, untuk memperoleh
efek pembersih yang sempurna perlu ditambahkan bahan dasar lain seperti
minyak (cleansing cream), alkohol 20-40 % (skin freshener, face tonic,
astringent) atau surfactant (sabun, deterjen).

Alkohol merupakan bahan pelarut organik dalam kosmetika, seperti halnya


eter, aseton, dan kloroform. Bahan-bahan tersebut cenderung dapat menimbulkan
reaksi iritasi pada kulit. Pemakaian alkohol dalam jumlah yang dibolehkan (aman)
untuk kosmetika adalah alkohol 20-40 % dengan bahan dasar air. Tujuan
pemakaian alkohol tersebut adalah untuk :

1. Meningkatkan permeabilitas kulit pada air.


2. Mengurangi tegangan permukaan kulit sehingga meningkatkan daya pembasah
air.
3. Meningkatkan daya pembersih preparat terhadap kotoran yang berlemak.
4. Bersifat sebagai astringent dan desinfektan.

10
2.6 Bahan Aktif Kosmetik

Bahan aktif yang sering ditambahkan ke dalam kosmetika dipeoleh baik


secara alami(ekstrak/simplisia) maupun sintesis kimia. Hal ini bertujuan untuk
memelihara, merawat dan mempertahankan kulit, serta kosmetika untuk
mempercantik wajah yang dikenal dengan kosmetika tata rias.

Biokosmetika adalah kosmetika yang mengandung zat-zat biologis aktif,


yang biasanya berasal dari hewani atau nabati. Zat aktif yang berasal dari hewani
yaitu sari placenta, sari embrio, air ketuban lembu, serum lembu, sari jaringan
tubuh, dan kolagen.

Zat biologis aktif yang berasal dari ekstrak tumbuh-tumbuhan mencakup


sari berbagai tumbuh-tumbuhan, minyak-minyak nabati, minyak-minyak atsiri,
sari buah dan serbuk sari bunga. Zat biologis aktif ekstrak tumbuhan ini
bermanfaat untuk melicinkan dan menghaluskan kulit, mempengaruhi keratinasasi
dan hidrasi lapisan epidermis serta dapat membantu dalam proses pemutihan kulit
(bleaching skin).

1. Placenta (lebih dikenal dengan ari-ari) adalah suatu media yang berkembang
di dalam rahim selama masa kehamilan yang berfungsi untuk memberikan
nutrisi dari induk kepada embrio. Plasenta akan keluar bersamaan dengan
lahirnya sang bayi. Sumber placenta bisa berasal dari manusia dan hewan
(sapi, kambing, biri-biri, domba maupun babi).
Sari placenta bermanfaat untuk meningkatkan peredaran darah lokal,
merangsang metabolisme kulit, memperbaiki kekenyalan serabut-serabut
jaringan ikat, merangsang pernafasan kulit, mampu memperbaiki elastisitas
kulit, mengurangi tanda-tanda penuaan dan menjadikan kulit awet muda (anti
ageing), mengurangi pigmentasi dan flek-flek hitam pada wajah, memutihkan
dan menghaluskan kulit, menjadikannya tampak segar dan lembut.

2. Sari embrio diperoleh dari telur ayam yang sudah dibuahi, air ketuban lembu
dan serum lembu yang diperoleh dari lembu hamil. Sari embrio mengandung
zat-zat yang dapat merangsang metabolisme sel sehingga sangat baik untuk
mengatasi keriput atau untuk mengencangkan kulit.

11
3. Sari jaringan tubuh berasal dari jaringan hewani yang sangat baik untuk
mengatasi masalah penuaan kulit.
4. Kolagen adalah suatu protein yang terdiri atas berbagai asam amino seperti
glisin,prolin, hidroksiprolin, alanin, leusin, arginin, asam aspartat, asam
glutamat, dan asam-asam amino lainnya dalam jumlah kecil. Serabut kolagen
adalah unsur penting yang memberi kekuatan kepada kulit jangat dan sangat
menentukan keadaan jaringan ikat. Kosmetika yang mengandung kolagen
dapat memperbaiki kekenyalan kulit, melicinkan permukaan kulit,
meningkatkan kelembaban kulit, serta memperbaiki fungsi pembuluh kapiler
kulit sehingga dapat digunakan untuk peremajaan kulit. Di dalam dermis, 70
% jaringan ikatnya adalah kolagen, sedangkan 5 % adalah jaringan elastin.
5. Elastin sangat berpengaruh terhadap sifat elastisitas jaringan ikat yang secara
bersama-sama dengan kolagen dapat digunakan untuk produk kosmetik
perawatan kulit. Bahan dasar dermis terdiri dari garam, air, dan
glikosaminoglikan yang membentuk molekul kompleks.
6. Asam hialuronat termasuk ke dalam kelompok glikosaminoglikan yang
terdapat dalam dermis. Manfaat asam hialuronat adalah sebagai pelumas
untuk jaringan kolagen, dan mencegah perubahan kolagen yang larut menjadi
kolagen yang tidak larut.
7. Asam alfa hidroksi (AAH atau Alfa Hidroxil Acid/AHA) adalah asam
karbosilat yang memiliki gugus hidroksi pada posisi alfa. Secara alamiah zat
ini terdapat dalam buah-buahan dan yoghurt, seperti asam glikogat pada gula
tebu, asam laktat pada yoghurt, asam tartat pada buah apel, dan asam sitrat
pada buah jeruk. Manfaat AAH atau AHA adalah sebagai emolien, yang
dapat meningkatkan pergantian sel kulit dan pembentukan sel kulit baru,
mengurangi ikatan antar komeosit dan mensintesis kolagen sehingga dapat
mengurangi keriput halus, membentuk kulit halus dan sehat serta dapat
memperbaiki tekstur kulit. Oleh karena itu emolien ini sangat baik digunakan
bagi perawatan kulit kering, perawatan dan peremajaan kulit menua dan kulit
yang terdapat parut bekas jerawat (acne scar). AHA hanya cocok digunakan
untuk mereka yang berusia antara 30-40 tahun, untuk usia lebih dari 40 tahun
sebaiknya memilih asam retinoat. Asam retinoat (retinoic acid) mengandung

12
vitamin A yang mampu menembus ke dalam sel kulit, sedangkan AHA hanya
bisa menembus sampai lapisan antar sel. Kulit yang kusam pun menjadi lebih
lembab, tebal, merah, dan segar lagi.
8. Hidrokinon. Bahan aktif lain dalam kosmetika yaitu hidrokinon. Hidrokinon
(hydroquinone) adalah bahan aktif yang dapat mengendalikan produksi
pigmen yang tidak merata, tepatnya berfungsi untuk mengurangi atau
menghambat pembentukan melanin kulit. Hidrokinon digunakan untuk
mencerahkan kulit yang kelihatan gelap akibat bintik, melasma, titik-titik
penuaan, dan chloasma. Hidrokinon sebaiknya tidak digunakan pada kulit
yang sedang terbakar sinar matahari, kulit yang iritasi, kulit yang luka
terbakar, dan kulit pecah. Hindari penggunaan hidrokinon pada mereka yang
mengalami masalah hati, ginjal, alergi atau sedang hamil dan menyusui.
Sebelum mengoleskan hidrokinon, bersihkan wajah dari kotoran dan make-
up, dan keringkan. Dalam pemakaian hidrokinon harus hati-hati jangan
sampai terkena mata, bibir, bagian dalam hidung, dan mulut, karena bisa
menyebabkan mati rasa. Kandungan hidrokinon dalam kosmetik yang
diizinkan tidak lebih dari dua persen.
9. Tretinoin adalah bahan aktif dalam kosmetika, berupa zat kimia yang
termasuk vitamin A asam atau retinoic acid, yang berfungsi untuk
membentuk struktur atau lapisan kulit baru, mengganti lapisan kulit luar yang
rusak. Selain meremajakan, tretinoin mampu mengatasi jerawat, spoerten,
bekas luka dangkal, serta memunculkan lapisan di kulit yang sudah lapuk.
Tretinoin dosis tertentu menyebabkan kulit mengelupas dan muncul kulit
baru, tetapi tidak semua kulit tahan menerimanya, sehingga malah kulit
menjadi rusak, kulit jadi kemerah-merahan. Kosmetik berbahan dasar aktif
tretinoin tidak boleh dipakai pada siang hari, karena paparan sinar matahari
dapat memperkuat efek sampingnya. Pada kulit normal, efek kemerahan
karena peradangan, akan mereda setelah pemakaian tretinoin dihentikan. Pada
kulit sensitif, efek ini akan menetap, bahkan hingga berbulan-bulan setelah
pemakaian dihentikan. Efek tidak baik dari pemakaian bahan aktif tretinoin
dapat dihindari dengan cara :

13
a. Kosmetik berbahan dasar aktif tretinoin jangan digunakan pada kulit
yang tidak sehat,
b. Jangan memakai alkohol atau kosmetik yang bersifat mengeringkan
terutama pada kulit sensitif,
c. Sebelum pemakaian kosmetik berbahan dasar aktif tretinoin, kulit harus
benar-benar bersih dari obat kulit seperti obat luka, obat jerawat, salep
eksim atau obat bisul.
d. Tretinoin tidak boleh dipakai pada kulit yang baru melakukan
pengelupasan (peeling), dan
e. Pemakaian tretinoin harus segera dihentikan jika muncul lenting lepuh
pada kulit atau timbul rasa terbakar.
10. Merkuri, air raksa atau hydragyricum (Hg) adalah satu-satunya logam yang
pada suhu kamar berwujud cair, tidak berbau, warnanya keperakan, dan
mengkilap. Ini adalah bahan-bahan yang sering digunakan dalam industri
krim pemutih kulit. Karena sifat ionnya mudah berinteraksi dengan air,
merkuri mudah masuk ke dalam tubuh melalui kulit, inhalasi (pernapasan),
dan makanan. Bila merkuri sudah masuk ke dalam kulit, akan muncul reaksi
alergi yang berupa iritasi. Reaksi iritasi ini berlangsung cukup cepat. Mandi
beberapa kali di sungai atau di laut yang tercemarmerkuri, akan menyebabkan
kulit segera mengalami iritasi. Merkuri dapat membuat kulit terbakar,
menjadi hitam, bahkan dapat berkembang menjadi kanker kulit. Merkuri
inorganik dalam krim pemutih, dapat menimbulkan keracunan bila digunakan
dalam jangka waktu yang lama. Meski tidak seburuk efek merkuri gugusan
yang tertelan, efek buruk tetap saja timbul pada tubuh, atau meski hanya
dioleskan ke kulit, merkuri mudah diserap ke dalam darah, kemudian
memasuki sistem saraf. Manifestasi gejala keracunan merkuri berupa
gangguan sistem saraf seperti tremor, insomnia, kepikunan, gangguan
penglihatan, gerakan tangan jadi abnormal (ataksia), gangguan emosi, dan
depresi. Merkuri yang terakumulasi dalam organ tubuh seperti ginjal, hati,
dan otak, dapat menyebabkan kematian.
11. Hidrogen peroksida atau hidrogen dioksida (H2O2), terbentuk dari dua atom
hidrogen dan dua atom oksigen. Bentuknya menyerupai air (H2O), tetapi pada

14
H2O2 ada kelebihan molekul oksigen, sehingga sangat baik digunakan
sebagai oksidiser.
12. Hormon dan vitamin. Pemakaian hormon dan vitamin dalam kosmetika tidak
dapat dibenarkan, kecuali apabila dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Pemakaian hormon dalam jangka waktu lama, dapat mengacaukan
keseimbangan hormonal dalam darah dan dapat menimbulkan efek samping
sistematik seperti gangguan menstruasi dan gangguan sistem reproduksi.
Krim hormon yang mengandung estrogen baik untuk perawatan kulit menua.
Vitamin dalam kosmetika harus memperhatikan termobilitas dan kepekaan
berbagai vitamin terhadap oksigen serta sinar ultra violet. Vitamin A sangat
baik untuk melindungi epitel, merangsang epitelisasi jaringan kulit sebagai
ester asetat atau palmitat, dalam kosmetika dipakai untuk kulit yang merah,
kasar, kering, dan degeneratif.
Kekurangan vitamin A menyebabkan peningkatan keratinisasi secara
abnormal (hiperkeratosis), lapisan tanduk menutupi folikel rambut, sehingga
sekresi sebum terhambat dan terbentuk komedo (blackhead) yang mudah
menjadi inti infeksi. Vitamin A dalam kosmetika, merangsang granulasi dan
mencegah keratinisasi berlebihan, sehingga kulit menjadi lebih halus dan
licin, sedangkan turgor jaringan jadi meningkat. Vitamin E berhasiat sebagai
antioksidan. Kekurangan vitamin E antara lain dapat menyebabkan gangguan
metabolisme, regenerasi sel yang lambat, dan gangguan fungsional sistem
reproduksi. Penggunaan kosmetika yang mengandung vitamin E dan vitamin
A pada kulit wajah bertujuan untuk memperbaiki peredaran darah di kulit dan
akhirnya dapat memperbaiki kondisi kulit.

2.7 Kriteria Kosmetik Semi Padat Yang Baik


a. Stabil : baik selama distribusi, penyimpanan, maupun pemakaian.
Stabilitas terkait dengan kadaluarsa, baik secara fisik (bentuk, warna,
bau, dll) maupun secara kimia ( kadar/kandungan zat aktif yang tersisa
). Stabilitas dipengaruhi oleh banyak factor, seperti suhu, kelembaban,
cahaya, udara, dan lain sebagainya.

15
b. Lunak : walaupun salep pada umumnya digunakan pada
daerah/wilayah kulit yang terbatas, namun salep harus cukup lunak
sehingga mudah untuk dioleskan.
c. Mudah digunakan: supaya mudah dipakai, salep harus memiliki
konsistensi yang tidak terlalu kental atau terlalu encer. Bila terlalu
kental, salep akan sulit dioleskan, bila terlalu encer maka salep akan
mudah mengalir/meleleh ke bagian lain dari kulit.
d. Protektif : salep – salep tertentu yang diperuntukkan untuk protektif,
maka harus memiliki kemampuan melindungi kulit dari pengaruh luar
misal dari pengaruh debu, basa, asam, dan sinar matahari.
e. Memiliki basis yang sesuai : basis yang digunakan harus tidak
menghambat pelepasan obat dari basis, basis harus tidak mengiritasi,
atau menyebabkan efek samping lain yang tidak dikehendaki.
f. Homogen : kadar zat aktif dalam sediaan salep cukup kecil, sehingga
diperlukan upaya/usaha agar zat aktif tersebut dapat
terdispersi/tercampur merata dalam basis. Hal ini akan terkait dengan
efek terapi yang akan terjadi setelah salep diaplikasikan ( Saifullah,
2008 : 63, 64 ).

2.8 Evaluasi Sediaan


a. Evaluasi fisik
Tujuan: Memeriksa kesesuaian bau dan warna di mana sedapat mungkin
mendekati dengan spesifikasi sediaan yang telah ditentukan selama
formulasi.
Prinsip: pemeriksaan bau dan rasa menggunakan panca indera.
b. Homogenitas (FI ed III, hal 33; Diktat Teknologi Farmasi Likuida dan
Semisolida,hal 127)
Tujuan : Menjamin distribusi bahan aktif yang homogen
Prinsip : Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain
yang cocok harus menunjukkan susunan yang homogen
Penafsiran hasil : Distribusi bahan aktif pada lapisan sediaan di
permukaan kaca terlihat merata

16
c. Penetapan pH (destruktif) (FI IV <1071> hal 1039)
Alat : pH meter
Tujuan : mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan
Prinsip : pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang telah
dikalibrasi
d. Viskositas
Tujuan : Menjamin kemudahan penggunaan/pengolesan sediaan
Prinsip : Sediaan semisolid termasuk sistem non-newton, jadi
viskositasnya diukur dengan viskometer Brookfield Helipath stand.
Pengukuran konsistensi gel dilakukan pada suhu kamar dengan
menggunakan viskometer Brookfield Helipath stand yang memakai
spindel dan pada kecepatan (RPM) tertentu.
e. Stabilitas krim (destruktif)
Dilakukan uji percepatan dengan :
Agitasi atau sentrifugasi (mekanik) (Lachman, Teori dan Praktek Far.
Ind., Hal 1081).
Prosedur : sediaan disentrifuga dengan kecepatan tinggi (+ 30000
RPMO). Amati adanya pemisahan atau tidak.
Prosedur : krim dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30,
40, 50, 60 dan 70 oC. Amati dengan bantuan indikator (ex. Sudan merah),
mulai suhu berapa terjadi pemisahan. Makin tinggi suhu, krim makin
stabil.
f. Isi minimum (nondestruktif) (FI IV <861 >, hal 997)
Prosedur : Ambil contoh 10 wadah berisi zat uji, hilangkan etiket yang
dapat mempengaruhi bobot saat isi wadah dikeluarkan. Bersihkan dan
keringkan dengan sempurna bagian luar wadah dengan cara yang sesuai
dan timbang satu per satu. Keluarkan isi secara kuantitatif dari masing-
masing wadah, potong ujung wadah, jika perlu cuci dengan pelarut yang
sesuai. Hati-hati agar tutup dan bagian lain wadah tidak terpisah.
Keringkan dan timbang kembali masing-masing wadah kosong dan
bagian-bagiannya. Perbedaan antara kedua penimbangan adalah bobot

17
bersih isi wadah. Bobot bersih rata-rata isi dari 10 wadah tidak kurang dari
bobot yang tertera pada etiket dan tidak satupun yang bobot bersihnya
kurang dari 90% bobot yang tertera pada etiket untuk bobot 60 g atau
kurang. Jika persyaratan tidak dipenuhi, tetapkan bobot bersih isi 20
wadah tambahan. Bobot rata-rata 30 wadah tidak kurang dari bobot yang
tertera di etiket dan hanya satu wadah yang kurang dari 90% untuk bobot
60g atau kurang dan tidak kurang dari 95% harga yang tertera di etiket
untuk bobot lebih dari 60 g dan kurang dari 150 g.

g. Penentuan tipe emulsi (destruktif)


Uji kelarutan zat warna (Martin, Farfis, Hal 1144-1145)
Sedikit zat warna larut air, misal metilen biru atau biru brillian CFC
diteteskan pada permukaan emulsi. Jika zat warna terlarut dan berdifusi
homogen pada fase eksternal yang berupa air, maka tipe emulsi adalah
M/A. Jika zat warna tampak sebagai tetesan di fase internal, maka tipe
emulsi adalah A/M. Hal yang terjadi adalah sebaliknya jika digunakan zat
warna larut minyak (Sudan III).

h. Uji pengenceran (Martin, Farfis, Hal 1145)


Uji ini dilakukan dengan mengencerkan emulsi dengan air. Jika emulsi
tercampur baik dengan air, tanpa memperlihatkan ketidakcampuran, maka
tipe emulsi adalah M/A. Hal ini dapat dilakukan dengan mikroskop untuk
memberikan visualisasi yang baik tentang tidak adanya ketidakcampuran.

2.9 Contoh formulasi sediaan kosmetik semi solid


Pembuatan alas bedak
Bahan Jumlah Bahan (gram)
Ti02 7,50
Gliseril 12,50
Fase minyak
Asam stearat 12,50
Cetil alkohol 5,00

18
PropiI paraben 0,75
Span 60 0,70
Adeps lanae 5,00
Fase cair
Metil paraben 0,45
Propilen glikol 12,50
Tween 60 6,75
Oleum Rosae Secukupnya
Aquades 186,35

Duma, netty dalam Hasni Hasan (2013)

19
BAB III
PEMBAHASAN

Pembuatan kosmetik yang baik dan benar tidak lepas dengan aturan
tentang Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB), CPKB merupakan
salah satu faktor penting untuk dapat menghasilkan produk kosmetik yang
memenuhi standard mutu dan keamanan. Mengingat pentingnya penerapan
CPKB maka pemerintah secara terus menerus memfasilitasi industri
kosmetik baik skala besar maupun kecil untuk dapat menerapkan CPKB
melalui langkah-langkah dan pentahapan yang terprogram. Penerapan CPKB
merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan
mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional. Dalam pembuatan
kosmetik, pengawasan yang menyeluruh disertai pemantauan sangat penting
untuk menjamin agar konsumen memperoleh produk yang memenuhi
pesyaratan mutu yang ditetapkan. Mutu produk tergantung dari bahan awal,
proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia
yang menangani. Hal ini berkaitan dengan seluruh aspek produksi dan
pemeriksaan mutu ( BPOM, 2003).

Dalam beberapa sediaan kosmetik semi padat, contoh preparat misalnya :

a. Preparat untuk bayi, misalnya baby cream


b. Preparat untuk mandi, misalnya pasta gigi, sabun cair.
c. Preparat untuk mata, misalnya maskara, coclear
d. Preparat rambut, misalnya cat rambut, conditioner, shampoo, hair
removal cream.
e. Preparat make up (kecuali mata), misalnya alas bedak, lipstick
cream, dan lain-lain.
f. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dan lain-
lain.
g. Preparat kuku, misalnya, lotion kuku, dan lain-lain.
h. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab,
pelindung, hand and body lotion dan lain-lain.
i. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunsreen
foundation, dan lain-lain.

20
formulasi sediaan kosmetik semi padat
Formulasi sediaan alas bedak/foundantion yang akan dibuat
Bahan % Fungsi
Xanthan Gum 0.50%  Pengental
Air 70.00%  Pelarut
Glycerin 2% Humektan,emolient
CI 77492; Iron Oxide kuning 0,40% Pewarna
CI 77491; Iron Oxide red 0,10 % Pewarna
CI 77499; Iron Oxide Black 0,03 % Pewarna
Titanium Dioxide 6% sunscreen agent
Talk 4%  Pengisi/tektur
Vitamin E 0,5% Antioksidant
Coconut Oil 50 Emolient, oinmet base
Skin-conditioning
Dimethicone 5% agent — occlusive
Cetyl Alcohol 2% Surfaktan
methylparaben Qs Antimikroba

 Xanthan gum tidak beracun, cocok dengan bahan farmasi lain dan
mempunyai stabilitas dan viskositas yang baik.
 titanium oksida memiliki kemampuan sebagai tabir surya sehingga
dimanfaatkan sebagai bahan pewarna putih dan penangkal
cahaya.Cakupan dari cahaya yang menyebar dapat diubah oleh variasi
ukuran partikel dari serbuk titanium oksida.
 Fungsi gliserin dikategorikan yaitu antimikroba preservative,
kosolven, humektan, emolien, solven, agen tonisitas. Pada formulasi
kosmetik, gliserin digunakan sebagai bahan humektan dan emolient.
Gliserin sebagai moisturizer untuk meningkatkan kelembaban kulit.
 Vitamin E juga memiliki sifat anti-inflamasi,karena itu vitamin e baik
untuk kulit. Minyak vitamin E memiliki efek anti-penuaan pada kulit
 Dimeticone memiliki berbagai viskositas yang sering digunakan
dalam produk kosmetik.
 Dalam lotion, krim, dan ointments cetyl alkohol digunakan karena
emolien yang, air serap, dan sifat pengemulsi. Hal ini meningkatkan
stabilitas, memperbaiki tekstur, dan meningkatkan konsistensi. Sifat

21
emolien adalah karena penyerapan dan retensi setil alkohol di
epidermis, di mana ia melumasi dan melembutkan kulit.
 Talk digunakan sebagai bahan pengisi pada sediaan alas bedak.
Penggunaan talk bersama titanium oksida dapat memberikan efek
merata pada kulit wajah, sehingga dapat menyamarkan noda-noda di
wajah atau menutupi warna kulit wajah yang kurang rata.
 Air digunakan sebagai pembasah untuk bahan-bahan tak terlarut
seperti titanium oksida, besi oksida dan talk. Penggunaan air pada alas
bedak menghasilkan sediaan yang lebih cepat kering, tidak lengket
dan mudah kontak dengan permukaan kulit. Alas bedak tipe air dalam
minyak merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi di pasaran.

Evaluasi Sediaan Yang dibuat


Uji Organoleptis
Sediaan alas bedak diamati dari bentuk warna dan bau. Warna dari alas bedak
disesuaikan dengan tingkatan warna kulit.

Uji pH
pH alas bedak harus sama dengan pH kulit yaitu sekitar 6-7

Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses
pembuatan alas bedak cair bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan
tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus
homogen sehingga alas bedak cair yang dihasilkan mudah digunakan dan
terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit.

Dispersi Warna
Pewarna pada alas bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar
bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidak bercampuran
pada dispersi alas bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek
ataupengeluaran warna keseragaman pada alas bedak dapat dengan mudah

22
diperiksa dengan menyebarkannya pada kertas putih dan diuji dengan kaca
pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman yang terdeteksi, proses selanjutnya
untuk memperoleh pengembangan warna maksimal harus diperoleh dalam
homogenitas.

Uji Viskositas
Uji viskositas pada liquid foundation perlu dilakukan untuk melihan viskositas
dari sediaan liquid foundation. Jika viskositas dari liquid foundation terlalu tinggi
akan menyulitkan pada saat dituang dan menyulitkan dalam pemakaian pada
wajah. Viskositas atau kekentalan yang dikehendaki dalam sediaan liquid
foundation in tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

Uji Daya Lengket


Pengujian daya lengket foundation dilakukan untuk mengethaui kemampuan
foundation menempel pada permukaan kulit. Semakin besar daya lengket
foundation semakin besar ikatan yang terjadi dengan kulit sehingga foundation
lebih tahan lama menempel di kulit.

Uji Iritasi
Uji iritasi penting dilakukan untuk keamanan dari pemakaian foundation.

Evaluasi Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan adalah untuk menjamin bahwa setiap foundation
yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah
cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar
penentuan batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan
dalam label. Amati dengan bantuan indikator (ex. Sudan merah), mulai suhu
berapa terjadi pemisahan. Makin tinggi suhu, krim makin stabil.
Keunggulan Produk Alas Bedak Yang dibuat
1.Mudah diaplikasikan kewajah
2.Memberi efek yang natural tidak kelihatan seperti memakai topeng
3.Memberi perlindungan terhadap sinar UV cocok untuk dipakai diiklim tropis

23
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan

1. Kosmetik  digunakan untuk meningkatkan penampilan dan aroma tubuh


manusia. Kosmetik umumnya merupakan campuran dari beragam senyawa
kimia, beberapa terbuat dari sumber-sumber alami dan kebanyakan dari
bahan sintetis. Perihal atau tata cara menggunakan kosmetik disebut
dengan tata rias atau make up.
2. Sediaan kosmetik semi padat yaitu pasta gigi, krim wajah, lotion, lulur,
shampoo dsb
3. Basis atau bahan dasar kosmetik semi solid terdiri dari Bahan aktif berupa
ekstrak maupun sintesism, dan Bahan tambahan terdiri dari Pewarna,
Texture agent, Pengawet, pewangi, Pembasah, Pengemulsi, Pelarut.
4. Kosmetik Dapat Dikatakan Baik Apabila Telah Memenuhi Syarat:
 Organoleptis
 Viskositas
 Ph
 Homogen
 Stabil
 Bebas Kontaminasi
 Aman Dan Tidak Mengiritasi

4.2 Saran

Sebaiknya, pelajari dengan baik tentang formulasi sediaan kosmetik yang


serta bagaimana kriteria stabilitas suatu produk kosmetik yang baik khususnya
tentang kosmetik semi solid untuk pengembangan teknologi sediaan farmasi baru
guna mempermudah masyarakat memperoleh kosmetik yang aman dan terjamin
kualitasnya.

24

Anda mungkin juga menyukai