Anda di halaman 1dari 58

Transformasi Pendidikan

Di Era New Normal

Disajikan pada
Seminar Nasional FMIPA UNINDRA

Sabtu, 15 Agustus 2020

Disajikan Oleh
Prof. Dr. Endang Widi Winarni, M.Pd.
Guru Besar Universitas Bengkulu
IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap Prof. Dr. ENDANG WIDI WINARNI, M.Pd.
Jabatan Guru Besar
Fungsional
NIP/ NIDN 19600904 198702 2 001/0009046009
Pangkat/Golonga Pembina Utama /IVd
n
Tempat Tanggal Yogyakarta, 4 September 1960
Lahir
Alamat Rumah Jl. Jati 6 No.12 Rt.6 Rw.2, Sawah Lebar, Bengkulu
38228
Nomor Telepon/ 0736 21186
Faks
Nomor HP 085378874664
Alamat Kantor Jl. Raya Kandang Limun
Nomor Telepon/ (0736) 21170 – 21884 / (0736) 22105 – 20815
Faks
Alamat e-mail endangwidiw@gmail.com endangwidi@unib.ac.id
Google Scholar https://scholar.google.co.id/citations?user=WnVV8NYA
Cakupan Materi Transformasi
Pendidikan di Era New normal

1. Pergeseran Paradigma Pembelajaran

2. Transformasi Pendidikan
di Era New Normal

3. Peran Guru yang Tak Tergantikan

4. Penilaian Pembelajaran Daring


Pembahasan Materi Transformasi
Pendidikan di Era New normal

1. Pergeseran Paradigma Pembelajaran

2. Transformasi Pendidikan
di Era New Normal

3. Peran Guru yang Tak


Tergantikan

4. Penilaian Pembelajaran Daring


SCIENTIFIC & ENGINERING PRACTICE
NEXT GENERATION SCIENCE STANDARD

Membuat pertanyaan (sains) dan menemukan masalah


(enginering)

Mengembangkan dan menggunakan model

Merencanakan dan melakukan investigasi

Analisis dan Interpretasi data

Menggunakan pola berpikir matematis dan komputasi

Membangun eksplanasi (sains) dan mendesain solusi


(enginering)
Terlibat dalam argumen berdasarkan bukti

Mendapatkan, mengevaluasi dan mengkominkasikan


informasi
10
11
Model Pembelajaran STEM

1) Project-Based Learning (PjBL)


(Lucas)
2) PjBL STEM (Laboy-Rush)
3) 5E (Bybee)

12
Project-Based Learning (PjBL)
1 2
PENENTUAN MENDESAIN
PERTANYAAN PERECANAAN
MENDASAR PROYEK

3
4
MENYUSUN
MONITORING
JADUAL

6
5
EVALUASI
MENGUJI HASIL
PENGALAMAN

13
Model PjBL STEM
(1) • Tujuan dari tahap pertama untuk membawa siswa ke dalam konteks
masalah dan memberikan inspirasi kepada siswa agar dapat segera mulai
Reflection menyelidiki/investigasi.

(2) • Tahap kedua dapat mengambil bentuk penelitian siswa, guru membimbing
dalam konsep sains, siswa memilih bacaan atau mengumpulkan informasi dari
Research sumber yang relevan.

(3) • Tahap penemuan umumnya menjembatani penelitian dan informasi yang


sudah dikenal dengan langkah-langkah proyek. Siswa mulai menemukan
Discovery proses pembelajaran dan menentukan apa yang masih belum diketahui

(4) • Dalam tahap aplikasi, siswa memodelkan suatu pemecahan masalah, siswa
menguji model yang dirancang, berdasarkan hasil pengujian siswa dapat
Application mengulang ke langkah sebelumnya

(5) • Tahap akhir dalam setiap proyek adalah mempresentasikan model dan
solusi langkah ini untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan
Communic kolaborasi serta kemampuan untuk menerima dan menerapkan umpan balik
ation yang membangun
14
Model 5E
5 E step Design Process step

Engagement Identify problem and


constraints
Exploration Research, Ideate, Analyze ideas

Explanation Research, Ideate, Analyze ideas

Elaboration/Extensi Build and Communicate


on
Evaluation Test and refine; Reflect
15
Perbandingan antara EDP dengan
Model Pembelajaran STEM
No. EDP PjBL STEM PjBL 5E
1 Define problem Reflection (1) Menentukan Engage (1)
pertanyaan
mendasar (1)
2 Background Research (2) Mendesain Explore (2)
research perencanaan projek
(2,3)
3 Plan solution Discovery (3) Menyusun jadwal (3) Explain (3)

Make model Application Monitoring (2,3,4,5) Elaborate


4
(4,5,6) (4,5,6)
5 Communication Menguji hasil (5) Evaluate (6,7)
Test model
(6,7)
6 Reflect & Evaluasi pengalaman
redesign (6) 16
Pembahasan Materi Transformasi
Pendidikan di Era New normal
1. Pergeseran Paradigma Pembelajaran

2. Transformasi Pendidikan
di Era New Normal

3. Peran Guru yang Tak Tergantikan

4. Penilaian Pembelajaran Daring


PRINSIP KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI COVID-19

“Kesehatan dan Keselamatan


peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
keluarga, dan masyarakat
merupakan prioritas utama
dalam menetapkan kebijakan pembelajaran".
(MD Iwan Syahrir, Dirjen GTK)

“tetap mengusung Merdeka Belajar


kemerdekaan berpikir terutama esensi kemerdekaan berpikir
yang harus ada di guru dahulu sebagai
garda terdepan pendidikan.”
(MM Nadiem Makarim)
KEBIJAKAN PEND. DI MASA PANDEMI COVID-19

SK Presiden Nomor 12 Tahun 2020


• tentang Penetapan Bencana Nasional Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sebagai Bencana Nasional
SE Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020
• tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan
SE Mendikbud No 4 Tahun 2020
• Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (Covid-19)
PERDIRJEN 15/2020
• Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Deseas (COVID-19
KEPBER 4 MENDIKBUD MENAG MENKES & MENDAGRI
• Penyelenggaraan Pembelajaran TA 2020/2021 Masa Pandemi Covid-19
KEPUTUSAN GUBERNUR…. (misalnya DKI JAKARTA. No 735 Tahun 2020)

Perpanjangan Pemberlakuan tahapan dan pelaksanaan keg aktifitas pembatasan


social berskala besar pada
masa ransisi menuju masarakat sehat, aman dan produktif
PEMBELAJARAN DARI RUMAH
(SE Mendikbud No. 4 Tahun 2020

melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk


memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, TANPA
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk
kenaikan kelas maupun keluiusan

difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai


pandemic Covid-19 Implementasi dalam kehidupan sehari.

Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi


antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah

Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan baiik yang
bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi
skor/ nilai kuantitatif.
BELAJAR DARI RUMAH

PJJ vs BDR
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah
pembelajaran dengan menggunakan
suatu media yang memungkinkan terjadi
interaksi antara pengajar dan pembelajar,
yang memungkinkan pembelajar (siswa)
Belajar Dari Rumah (BDR).
Pembelajaran PJJ VS Tatap Muka

Belajar dengan Belajar mandiri


arahan dosen
PRINSIP UTAMA SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH

 Sistem pembelajaran dirancang agar mahasiswa dapat


Belajar Mandiri.
 Belajar secara mandiri dimana saja, kapan saja, dan dengan
siapa saja.
 Mahasiswa perlu mengetahui tentang :
1.Sistem admisi dan registrasi yang fleksibel
2.Bahan ajar baku – sebagai sumber belajar utama
3.Layanan bantuan belajar – via berbagai modus
4.Evaluasi hasil belajar terstandar
5.Sertifikasi
 Mahasiswa dapat memilih layanan bantuan belajar sesuai
dengan kebutuhannya.
e-learning sebagai alternative-
3 komponen utama
(1) self directed learning kondisi di mana siswa mau mengambil tanggung
jawabnya dan secara kolaboratif melakukan self management serta motivasi seberapa
besar upaya individu dalam melakukan inisiatif dan mempertahankan usaha untuk tetap
mencapai tujuan belajar.

(2) Technical Readiness, pentingnya kepercayaan diri individu terhadap


computer and internet skill self efficacy, menekankan pada individu menilai
kemampuan dirinya keterampilannya menggunakan internet dalam berbagai situasi
seperti mencari informasi di internet, melakukan trouble-shoot ketika menemukan
masalah.

(3) preferensi siswa terhadap bentuk penyampaian materi yang berbeda dengan
metode face to face.
Community of Inquiry (CoI)
• menyediakan urutan dan panduan untuk
melakukan eksplorasi pada desain blended
learning dengan menghadirkan proses dan
hasil pembelajaran yang terbentuk secara
koheren dan akurat.
• Tiga elemen dari kerangka CoI adalah
– adanya hubungan sosial (social presence),
– adanya tingkat pemahaman yang dicapai (cognitive
presence), dan
– metode mengajar yang tepat (teaching presence).
1. Social Presence/Hubungan Sosial
• Dosen/Guru memiliki tanggung jawab dapat
menciptakan suasana yang kondusif dan mampu membina
relasi baik dirinya dengan siswa, maupun hubungan yang
terjalin antarsiswa.
• Relasi sosial menciptakan rasa memiliki satu sama lain
dalam kelas tersebut, saling mendukung dalam
mengekspresikan kebebasan berpendapat dan memelihara
kesatuan karena CoI khususnya elemen social presence
ini tidak sama dengan diskusi online biasa.
• Meeting online sebagai pengganti tatap muka di kelas,
mahasiswa dan dosen dapat berdiskusi secara langsung.
2. Cognitive presence
• Pencapaian tingkat pemahaman (cognitive presence).
Sebagai bagian dari proses belajar mengajar, apapun
media yang digunakan itu haruslah mendukung
terjadinya transformasi pengetahuan (knowledge),
kemampuan (skill), dan sikap (attitude).
• Cognitive presence adalah sebuah proses yang
berulang, saat siswa melakukan pertukaran informasi,
menghubungan ide dan gagasan satu sama lain,
menciptakan konsep yang baru, dan mencoba
kebenaran dari alternatif solusi yang disimpulkan.
3. Teaching presence
• Pendekatan/Model/Metode penyampaian materi (teaching presence).
• Seperti diketahui bahwa baik pada saat sesi tatap muka maupun sesi
online, dosen tetap diharuskan mengimplementasikan metode
pembelajaran yang baik dan benar.
• Dosen berkewajiban untuk mempersiapkan materi dari pokok
bahasan yang ada, juga menyediakan cara pendekatan dan metode
penyampaian serta aktivitasnya, termasuk menyediakan arahan,
panduan dan fokus topik diskusi dan tugas-tugas terkait.
• Selama pandemic COVID-19 dosen memiliki tantangan untuk
menciptakan materi baik untuk sesi online maupun tatap muka yang
berkualitas baik.
• Pencapaian ketiga aspek tersebut maka akan terbentuk metacognitive
adalah proses dari pembentukan dari suatu pemahaman, yang
melaluinya siswa dapat menilai hal yang harus dilakukan dan
mengelola diri untuk belajar mandiri; dengan demikian dia dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang ada.
ALTERNATIVE PEMBELAJARAN DARI RUMAH

MODA
DARING ATAU LURING
Modul Luring Tetap interaktif n berorientasi HOTs
Modul Daring Frekuensi Tatap Muka Virtual Learning diba
Pembelajaran
Interactive:
Google Class Room, Alokasi Waktu atau JPL
TEAMS, Rumah Belajar,
Penugasan PembelajaranMEDIA BDR sesuai
ALOKASI
struktur
Kurikulum Tapi jumlah
yang disediakan menit setiap JPL
pemerintah, dengan dikurangi: misalnya
rambu tugas atau ± 60% dari 45’ atau
tagihan yang jelas. sekitar 25-30 menit.
KD UKRK(urgen,kontinuitas, Sehingga penghitungan
KD/MATERI
relevan, kebermanfaatan) beban
Yang dirancang untuk Mengajar Guru tetap
pembelajaran dengan dapat dipenuhi
pendekatan Tematik
BEBAN BELAJAR PADA BDR MASA PANDEMI

Beban Belajar Utama Beban Belajar Utama (MASA PANDEMI)


(NORMAL) ∗ memuat:
∗ memuat: ∗ jumlah jam belajar yang dialokasikan
∗ jumlah jam belajar yang untuk pembelajaran mata pelajaran
dialokasikan untuk SMA, dapat menggunakan
pembelajaran suatu tema pendekatan tematik
(SD), gabungan tema (SD),
mata pelajaran (SMA & SMK); ∗ Menetapkan kegiatan yang harus
atau diikuti Peserta Didik dalam satu
∗ keseluruhan kegiatan yang minggu, semester, dan satu tahun
harus diikuti Peserta Didik pelajaran.
dalam satu minggu, semester,
dan satu tahun pelajaran.
∗ meliputi:
∗ kegiatan tatap muka; Paralel Virtual
∗ meliputi: meeting maksimal 2 kali per maple
∗ kegiatan tatap muka; untuk setiap maple)
∗ kegiatan terstruktur; dan ∗ kegiatan terstruktur; dan kegiatan
∗ kegiatan mandiri. mandiri dengan pemb. Portofolio
Alokasi waktu tetap sesuai struktur tapi
durasi bisa dikurangi
KOLABORASI SELURUH KOMPONEN

Di semua fase, semestinya Stake Holder, kepala sekolah, guru dan orang tua harus saling menguatkan untuk berkolaborasi mewujudkan pendidikan yang
lebih baik di era normal baru sesuai tugas dan fungsi masing-masing
Belajar dari Rumah Melalui Pembelajaran Jarak Jauh
Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020

1. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi


siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh
capaian kurikulum kenaikan kelas maupun kelulusan.
2. Memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara
lain mengenai pandemi Covid-19.
3. Memberikan variasi aktivitas dan tugas pembelajaran
belajar dari rumah antarsiswa, sesuai minat dan kondisi
masing-masing, termasuk mempertimbangkan
kesenjangan akses/fasilitas belajar dari rumah.
4. Memberikan umpan balik terhadap bukti atau produk
aktivitas belajar dari rumah yang bersifat kualitatif dan
berguna bagi guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai
kualitatif.
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
MATA PELAJARAN :
................................................................................................
KELAS :
CONTOH SKENARIO ................................................................................................
HARI TANGGAL :
................................................................................................
MODEL BDR :
................................................................................................
PERTEMUAN :
................................................................................................
PENGAJAR :
................................................................................................

ALOKASI CLASIKAL / UMPAN


No KEGIATAN
WAKTU MANDIRI BALIK
KEGIATAN AWAL :
1
1. CEK KEHADIRAN PARTISIPASI PESERTA DIDIK CLASSICAL
5 MENIT 2. MEMBERIKAN APERSEPSI CLASSICAL
3. MENJELASKAN TUJUAN PEMBELAJARAN CLASSICAL

KEGIATAN INTI :
2
10 MENIT 1. MEMBERIKAN MATERI PEMBELAJARAN CLASSICAL
5 MENIT 2. MENJELASKAN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN CLASSICAL
20 MENIT 3. MEMBUKA BAHAN TAYANG PEMBELAJARAN MANDIRI
35 MENIT 4. PESERTA DIDIK MENGERJAKAN LEMBAR KERJA MANDIRI
5 MENIT 5. MENGUMPULKAN LEMBAR KERJA MANDIRI
KEGIATAN PENUTUP :
3
10 MENIT 1. MEMBERIKAN REFLEKSI CLASSICAL
2. MELAKUKAN PENILAIAN CLASSICAL
Pembahasan Materi Transformasi
Pendidikan di Era New normal
1. Pergeseran Paradigma Pembelajaran

2. Transformasi Pendidikan
di Era New Normal

3. Peran Guru yang Tak Tergantikan

4. Penilaian Pembelajaran Daring


TUGAS GURU
Meneruskan dan
Mendidik
mengembangkan nilai-nilai

Profesi Mengajar Meneruskan dan


mengembangkan IPTEKS

Melatih Kengembangkan
keterampilandan penerapannya

Menjadi orang tua kedua

Memahami hakikat manusia

Kemanusiaan
Transformasi Diri

Autouidentifikasi

Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi


warga negara Indonesia yang bermoral pancasila
Kemasyarakatan
Mencerdaskan bangsa Indoseia
4 RESEP
MENJADI GURU Profesional
YANG TAK TERGANTIKAN

38
1

BERPIKIR KRITIS
Mengajak anak didik untuk memecahkan masalah
kontekstual dari sudut pandang baru – MENGINSPIRASI

Tujuan kegiatan belajar di sekolah: membantu siswa


memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir,
nilai, cara mengekspresikan dirinya, dan bagaimana cara
belajar.
39
Indikator Ket. Berpikir Kritis (Bayer, 1988)

1. Membedakan contoh dan non-contoh fakta-


fakta teramati oleh panca indera tentang gas
alam.
2. Membedakan informasi yg relevan atau tidak
relevan untuk memaknai fakta.
3. Menentukan kebenaran faktual berdasarkan
kecermatan pemilihan informasi.
4. Menentukan kepercayaan atas suatu sumber
informasi.
5. Mengidentifikasi argumen yang mendua sebagai
suatu alternatif.
Lanjutan Indikator Ket. Berpikir Kritis

6. Mengidentifikasi asumsi
7. Mendeteksi/menemukan penyimpangan
8. Mengidentifikasi kekeliruan logika.
9. Mengenali ketidak konsistenan logika dalam
suatu alur penalaran.
10. Menentukan kekuatan suatu argumen.
 Kesepuluh indikator tsb bukan suatu langkah,
namun lebih sebagai cara siswa memecahkan
masalah kontekstual secara nalar/masuk akal.
Proses dan Hasil Belajar Ket. Berpikir Kritis

1. Mampu mengatasi berbagai masalah (konflik manusia,


perubahan iklim, kemiskinan, krisis energi, penyebaran
penyakit, disintegritas bangsa), menurunnya kualitas SDA
dan lingkungan, bencana alam).
2. Meningkatkan pemahaman topik pembelajaran hingga level
metakognitif (thinking about thinking)`

Langkah utama sekolah rancang dan implementasikan:


(1) 4 pilar pend. UNESCO,
(2) Model-model pembelajaran yg menyediakan banyak peluang
bagi siswa untuk mencapai proses dan hasil tsb (misalnya
STEM/STEAM dengan PjBL),
(3) Kurikulum yg kontekstual dan fleksibel.
2

KOLABORASI
Menciptakan kemampuan bekerja
sama secara efektif dlm tim yg
beragam, fleksibel, dan mampu
berkompromi untuk meraih tujuan
bersama. 43
Indikator Ket. Kolaborasi)

1. Kemampuan bekerja dan belajar bersama


dengan beragam kelompok dari berbagai
lingkungan sosial.
2. Kemampuan berkolaborasi dengan berbagai
sumber dan media.
3. Kemampuan belajar dengan tutor sebaya dalam
kelompok.
 Menyediakan kegiatan belajar dalam tim antar
kelas dalam satu sekolah, antar sekolah, dan di luar
sekolah.  berkolaborasi untuk memecahkan suatu
permasalahan melalui suatu proyek.
3 Kreatif dan
Inovatif

Guru menciptakan dan mencoba cara-cara baru untuk


menciptakan inovasi, shg siswa:
1. terampil berpikir divergen,
2. Terpacu berpikir yg baru dan di luar kebiasaan yg ada,
3. Memperoleh kesempatan menyampaikan ide baru,
4. Menyampaikan pertanyaan yg tidak lazim,
5. Mencoba menyampaikan dugaan jawaban yg berbeda.
45
Indikator Ket. Berpikir Kreatif, Guiford, 1956)
1. Kelancaran (fluency): kemampuan mengemukakan
banyak gagasan.
2. Keluwesan (flexibility): kemampuan mengemukakan
beberapa pemecahan/pendekatan terhadap masalah.
3. Keaslian(originality); kemampuan mencetuskan
gagasan dgn cara yang nyata dan asli/tidak klise.
4. Penguraian (elaboration): kemampuan menguraikan
sesuatu secara terinci.
5. Perumusan kembali (redefinition): kemampuan
meninjau suatu persoalan berdasarkan persfektif yg
berbeda dgn apa yg sudah lazim diketahui oleh banyak
orang.
Indikator Ket. Berpikir Kreatif (Guiford, 1956)
Transformasi pembelajaran untuk mencapai
indikator berpikir kreatif:
1) Pengembangan kognitif: merangsang
kelancaran, kelenturan, dan keaslian dalam
berpikir.
2) Pengembangan afektif: memupuk sikap dan
minat siswa untuk bersibuk diri secara kreatif
3) Pengembangan psikomotoriK:menyediakan
sarana prasarana pendidikan yg memungkinkan
siswa mengembangkan karya –karya yg
produktif dan inovatif.
4
KOMUNIKATIF /
KETERBUKAAN

Indikator komunikatif kemampuan:


1. Menyampaikan pemikiran dengan jelas dan
persuasif baik secara oral maupun tertulis,
2. Menyampaikan opini dengan kalimat yg jelas,
3. Menyampaikan perintah dg jelas
4. Memotivasi orang lain melalui kemampuan
berbicara. 48
Pembahasan Materi Transformasi
Pendidikan di Era New normal
1. Pergeseran Paradigma Pembelajaran

2. Transformasi Pendidikan
di Era New Normal

3. Peran Guru yang Tak Tergantikan

4. Penilaian Pembelajaran Daring


DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN

o Identifikasi dan anakisis kebijakan BDR


PERSIAPAN o Menetapkan komponen dan indicator evaluasi yang ditunagkan ke
dalam kisi-kisi
o Menyusun instrumen evaluasi (daring (Google/Zoho/Microsoft
Form atau luring dengan responden guru, siswa, dan orang tua
peserta didik
PELAKSANAAN
o Instrumen diedarkan kepada guru, peserta didik, dan peserta didik
sebagai responden
o Diisi oleh responden
o Rekapitulasi otomatis dilihat dan dievaluasi oleh kepala sekolah
EVALUASI o Memberi feedback langsung, harian, mingguan, dan bulanan
o Rekapitulasi otomatis dilihat dan dievaluasi oleh kepala sekolah
o Memberi feedback langsung, harian, mingguan, dan bulanan

RENCANA o Rencana Tindak hasil evaluasi dilakukan baik uang bersifat harian,
TINDAK mingguan, bulanan, atau setiap masa berakhir BDR
CONTOH HASIL EVALUASI DARING BDR

Ciri-ciri HOTs yang diteliti untuk setiap butir


soal:
1. Level koginif yang diukur adalah C4, C5,
atau C6
2. Adanya data/informasi kontesktual
sebagai stimulus baik disajikan dalam
garafik, gambar, deskripsi, dan lain-lain
untuk membuat hipotesa, membuat
kesimpulan, menelesaikan
permasalahan, dan/atau mengambil
keputusan.
33,66% SOAL HOTS 3. Jawaban berupa hipotesa, kesimpulan,
alternative penyelesaian masalah,
dari Soal PAT yang digunakan dan/atau keputusan (metakognitif)
Capaian nilai 87% mencapai KKM Hasil Penelitian PAT Masa Pandemi 2020
Di wilayah Kota Tangsel/iis nurhayati
Apakah Higher-Order Thinking?
Higher-order thinking adalah ketika mengingat
kembali informasi (recall atau ingatan) diminimalkan
dan penekanan diberikan terhadap:
• mentransfer informasi dari satu konteks ke konteks
lainnya
• memproses dan menerapkan informasi
• melihat keterkaitan antara informasi yang berbeda-
beda
• menggunakan informasi untuk menyelesaikan
masalah
• Secara kritis mengkaji/menelaah ide atau gagasan
dan informasi
ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR
TINGKAT TINGGI
Keterampilan berpikir sesuai dengan
ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor yang menjadi satu
kesatuan dalam proses belajar dan
mengajar.

Keterampilan yang memiliki Keterampilan yang dikerahkan dalam


keinginan kuat untuk dapat memecahkan persamalahan yang
memecahkan masalah muncul muncul, mengambil keputusan,
pada kehidupan sehari-hari menganalisis, menginvestigasi, dan
menyimpulkan
MENYAJIKAN PEMBELAJARAN HOTS
SOAL UJIAN HOTS
SEBAGIAN KECIL
MENGUJI INGATAN,
BAHAN AJAR SUBSTANSI MATERI PEMAHAMAN, DAN
MENYAJIKAN FAKTA- MENGENAI PENERAPAN.
FAKTA YANG FENOMENA SEHARI- SEBAGIAN BESAR
MENGAJAK SISWA HARI DI LINGKUNGAN (76%) MELATIH
MELAKUKAN SISWA MENYANGKUT KETERAMPILAN
INTERPRETASI PENDIDIKAN, BERPIKIR ANALISIS,
PEKERJAAN, SINTESIS,DAN
MASYARAKAT EVALUASI BERSUMBER
1 MENYAJIKAN BAHAN AJAR 2 KONSTEKTUAL, PROBLEM, 3 PADA FAKTA
EVALUASI SOAL-SOAL
HOTS PROJECT, INQUARY LEARNING HOTS
Metakognitif Pengembangan Indikator Pengetahuan

Mengiden- Mem- Mengguna- Membongkar


Merefleksikan Mengkreasi
tifikasi prediksi kan / mengurai
Prosedural

Menyebutk Menmper-
Melakukan Memadukan Memutuskan Merancang
Dimensi Pengetahuan

an kembali jelas

Membeda-
Konseptual

Mengelom- Menetapkan kan/ Merumus-


Mengenali Memastikan
pokkan /menetapkan Membanding kan
kan
Faktual

Membuat Menggenera
Merangkum Menanggapi Memilih Memeriksa
Daftar lisasi

Dimensi Proses Kognitif


Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi/
Hingher Order Thinking Skills/ HOTS

• Anderson dan Krathwohl (2001)


yang melibatkan meliputi 6 (enam)
Mencipta Mengingat tingkatan, yaitu mengetahui,
H L memahami, menerapkan,
Mengevaluasi
O O Memahami menganalisis, mengevaluasi, dan
T T mencipta
S S
Menganalisis Menerapkan
• Dan dimensi pengetahuan meliputi
faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif

HOTS merupakan pemikiran yang terjadi pada tingkat tinggi dalam


suatu proses kognitif yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta
Makna Belajar
Makin banyak yg kita katakan,
makin banyak yg dia lupakan
Makin banyak yg dia kerjakan,
makin banyak yg dia ingat.
Makin banyak yg dia selesaikan,
makin membuat dia percaya diri
Makin kuat percaya diri,
makin termotivasi belajar lebih dalam lagi
Makin kuat motivasi,
makin nyata dalam meraih mimpi
SEKIAN TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai