Modul Praktikum 2021
Modul Praktikum 2021
KIMIA DASAR
2021/2022
Disusun Oleh:
Tim Praktikum Kimia Dasar
Tim Perumus
ii
TATA TERTIB DAN PETUNJUK UMUM
UNTUK MAHASISWA
Selamat datang di Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Kimia,
FMIPA-Universitas Jember
Beberapa peraturan dan petunjuk yang tercantum di bawah ini harus dibaca dengan
seksama dan ditaati demi kelancaran dan ketertiban dalam laboratorium. Mahasiswa yang
tidak mentaati peraturan dan petunjuk dibawah ini dapat dikenakan sanksi tidak lulus
praktikum.
1. UMUM
Penuntun praktikum disediakan terbatas di Tata Usaha Laboratorium Kimia
Dasar FMIPA-Universitas Jember. Pengambilan penuntun praktikum harus dilakukan
sendiri. Pengambilan penuntun praktikum oleh orang lain harus diketahui oleh Pemimpin
Praktikum untuk dibuat surat kuasa bermaterai secukupnya.
Dalam penuntun terdapat Tugas Sebelum Praktikum (Pre-Lab Assigment) yang
harus dibuat, untuk kemudian diserahkan kepada Asisten/Pemimpin Praktikum. Apabila
tugas sebelum praktikum tidak diserahkan, praktikan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum, dan tidak diberikan nilai untuk percobaan tersebut.
Apabila saat praktikum tiba, masuklah melalui pintu sebelah selatan. Tanda
tangani daftar hadir dan segera menuju ke tempat kerja (meja masing-masing). Simpan
tas dan kenakan Jas Lab. Bergegaslah untuk mendengarkan penjelasan Pemimpin
Praktikum sambil membawa paenuntun praktikum dan buku catatan.
Setelah itu, kembalilah ke tempat kerja. Periksalah dan tanda tangani daftar
inventaris alat . Catat Nama Anda pada asisten. Atas beberapa pertimbangan , asisten
akan mengatur pelaksanaan kerja. Nama asisten harus dicatat dalam buku catatan.
Hasil pengamatan segera dicatat dalam buku catatan. Data lain dapat ditanyakan
kepada asisten atau pemimpin praktikum.
Aspek yang dinilai dari pelaksanaan percobaan antara lain adalah, kesiapan,
ketrampilan, jawaban atas pertanyaan/diskusi yang diberikan oleh asisten, kerapihan dan
pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja mandiri, kebenaran pencatatan data,
ketaatan pada instruksi atau peraturan penguasaan materi praktikum dan kemauan kerja.
Setelah selesai bekerja, kembalikan daftar inventaris kepada pegawai. Jangan
tinggalkan Laboratorium sebelum pegawai membubuhkan tanda tangan pada daftar
inventaris alat Anda. (Terima kembali alat)
Untuk percobaan tertentu, diminta dibuat laporan, serahkan laporan pada saat
percobaan berikutnya.
Selain bekerja secara individu, praktikan juga dilatih bekerja secara kelompok.
Dalam keadaan seperti ini, tanggung-jawab, hak dan segala hal menjadi milik segenap
individu dan kelompok.
Cukup besar biaya dikeluarkan guna pengoperasian laboratorium ini, banyak pula
waktu dicurahkan untuk kegiatan dalam laboratorium. Segala upaya-upaya dan
kesungguhan harus dilakukan.
Bacalah secara seksama butir-butir berikut ini. Pengulangan informasi harus
ditafsirkan sebagai hal yang luar biasa pentingnya.
2. KEBERSIHAN TEMPAT KERJA
Untuk tiap mahasiswa disediakan meja tertentu yang akan terus digunakan selama
melakukan praktikum. Perpindahan ke tempat lain hanya diperkenankan dengan
persetujuan pemimpin praktikum.
Selama bekerja haruslah dijaga supaya meja tempat bekerja tidak kotor basah,
atau penuh dengan barang-barang yang tidak perlu.
Janganlah sekali-kali meninggalkan meja yang kotor. Biasakanlah juga untuk
memeriksa apakah keran air telah ditutup. Tempat cuci (bak air) tidak boleh diisi dengan
barang-barang yang tidak larut. Kayu-api, sobekan-sobekan kertas harus dibuang
ditempat sampah (cobet). Sebaliknya, cobet bukan tempat cairan. Lantai bukanlah tempat
sampah.
3. KETERTIBAN
Di dalam lab. mahasiswa dilarang merokok, mengenakan topi, memakai sandal.
Pada waktu praktikum semua mahasiswa harus mengenakan Jas Laboratorium
Lengan Panjang.
4. ABSENSI
Jika sakit atau hal lain mahasiswa tidak dapat datang pada suatu praktikum
hendaknya hal tersebut dilaporkan secepat mungkin kepada Pemimpin Praktikum dengan
membawa surat-surat yang perlu (surat dokter dan sebagainya). Absen tanpa alasan yang
syah dapat menyukarkan mahasiswa sendiri. Tidak ada praktikum susulan bagi
mahasiswa yang berhalangan karena sakit atau sebab lain.
5. KEAMANAN LABORATORIUM
Pada permulaan praktikum dan berangsur-angsur oleh asisten akan diberikan
penjelasan tindakan membahayakan yang harus dihindari, serta peraturan yang perlu
ditaati oleh mahasiswa . Harap petunjuk-petunjuk ini diperhatikan dan sebaiknya dicatat.
6. BEBERAPA TEKNIK PENGERJAAN
Mengenai beberapa teknik pengerjaan dalam lab. akan diterangkan pada
mahasiswa secara lisan, sedangkan pengerjaan lain harus dilakukan. Harap petunjuk itu
diperhatikan dan dicatat.
7. INVENTARIS ALAT-ALAT PRAKTIKUM
Tiap meja dilengkapi dengan inventaris alat-alat yang diperlukan suatu pokok
tugas praktikum. Periksa kelengkapan alat dan kebutuhan alat dengan daftarnya,
kemudian tanda tangan Bon Peminjaman Alat sebelum mulai dengan pekerjaan.
Kerusakan atau pemecahan alat selama bekerja harus dilaporkan kepada
Asisten/Pegawai Lab. Pada akhir semester mahasiswa harus mengganti kerugian pada
laboratorium KIMIA DASAR FMIPA Universitas Jember untuk semua kerusakan dan
pemecahan. (Karena itu berhati-hatilah bekerja). Tiap kali setelah melakukan percobaan,
semua peralatan harus dicuci bersih. Sikat sudah tersedia, tetapi sabun dan lap membawa
sendiri. Jangan meninggalkan lab. sebelum pegawai lab. menerima kembali alat-alat dan
menandatangani BON peminjaman.
Pada akhir semester, setelah praktikum selesai, para Praktikan akan mendapatkan
BON BEBAS PEMINJAMAN ALAT. Hal ini turut menentukan nilai akhir (Kuliah dan
praktikum).
8. PENUNTUN DAN CATATAN PRAKTIKUM
Para mahasiswa harus menyediakan satu buku ukuran kuarto untuk catatan
praktikum. Sebelum menggunakan buku catatan tersebut , semua halaman diberi nomor.
Tugas-tugas praktikum dipelajari dengan seksama, agar mengetahui apa yang akan
dikerjakan di laboratorium nanti. Perlu sekali dipelajari teori – teori yang merupakan
dasar daripercobaan-percobaan itu, yang dapat dipersiapkan dalam buku yang dapat
diperoleh dari bahan kuliah atau buku-buku bacaan. Juga sangat penting adalah persiapan
dalam buku catatan laboratorium sebelumnya yang dapat dibuat berdasarkan penuntun
dan bacaan lainnya.
Tak ada faedahnya, jika datang ke laboratorium tanpa persiapan. Mereka yang
tidak memperhatikan hal ini tidak diperkenankan praktikum.
Dalam suatu pengerjaan laboratorium , catatan lab. ini merupakan salah satu
faktor yang penting. Tiap langkah apakah itu berhasil atau gagal, harus tersimpulkan
didalamnya. Dalam pekerjaan laboratorium tidak semua percobaan selalu sukses. Tetapi
kegagalan atau hasil negatif adalah juga suatu hasil pekerjaan. Disamping dasar teori dan
cara bekerja catatan laboratorium ini juga akan mendapatkan penilaian. Sebaiknya suatu
Catatan Laboratorium berisi :
a. Prinsip (dasar), tujuan atau cara pengerjaan percobaan secara singkat (1 atau 2
kalimat persiapan dirumah).
b. Pengamatan percobaan ini harus lengkap dan disusun dengan rapih dan jelas.
c. Perhitungan yang perlu dibuat singkat.
d. Jawaban pertanyaan jika ada dalam petunjuk percobaan atau pertimbangan-
pertimbangan mahasiswa yang perlu dianggap perlu.
Tiap kali selesai percobaan asisten akan langsung menilai. Oleh karena itu perlu
diadakan persiapan sebelum datang ke laboratorium. Seorang mahasiswa tidak
diperkenankan melakukan praktikum tanpa membawa buku catatan praktikum.
9. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM
Pada penuntun untuk setiap percobaan terdapat tugas sebelum praktikum yang
harus dikerjakan dan diserahkan pada asisten sebelum melakukan percobaan.
10. TEST PRAKTIKUM
Sebelum atau sesudah praktikum (bergantung pada macam praktikum) kepada
para praktikan /mahasiswa diberikan pertanyaan tertulis yang ada hubungannya dengan
praktikum yang dilakukan.
11. LAPORAN
Di laboratorium ini mahasiswa akan belajar membuat laporan. Asisten akan
memberi tahu percobaan mana yang harus dibuat laporannya. Laporan harus sudah
dimasukkan pada waktu praktikum berikutnya, kecuali ada pemberiathuan lain.
Laporan harus dibuat dengan tulisan tangan di kertas folio dan panjang
pembahasan minimal 2 halaman. Tanyakan pada aisten bagaimana cara membuat suatu
laporan yang baik.
12. PENUTUP
Sebelum berangkat dari rumah menuju laboratorium, periksalah apakah anda
tidak lupa membawa :
a. Tugas sebelum praktikum
b. Buku catatan praktikum yang dilengkapi dengan persiapan
c. Laporan
d. Jas lab. lengan panjang
Lain-lain sesuai dengan instruksi dalam petunjuk praktikum
KOMPONEN PENILAIAN
A. Tujuan Percobaan
B. Pendahuluan
C. Bahan dan Alat
D. Skema Kerja
E. Prosedur Kerja
F. Data dan Perhitungan
G. Pembahasan
H. Kesimpulan
I. Daftar Pustaka
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM KIMIA
Praktikum kimia organik ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memahami dan
meyakini segala sesuatu yang telah dipelajari dalam teori kimia organik. Disamping itu juga
untuk mengembangkan sikap ilmiah dan melatih ketrampilan bekerja di laboratorium kimia.
Dalam praktikum kimia organik ini juga dipelajari cara kerja yang efisien dan menjaga
keselamatan kerja di laboratorium.
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
TATA TERTIB DAN PETUNJUK UMUM............................................................................iii
KOMPONEN PENILAIAN...................................................................................................viii
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM.....................................................................................ix
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA......................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................................................xiii
PERCOBAAN 1: PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK LABORATORIUM...............1
PERCOBAAN 2: PERUBAHAN MATERI DAN PEMISAHAN CAMPURAN....................9
PERCOBAAN 3: HUKUM PERBANDINGAN TETAP.......................................................17
PERCOBAAN 4: IKATAN KIMIA........................................................................................21
PERCOBAAN 5: PERBANDINGAN JUMLAH MOL ZAT-ZAT YANG TERLIBAT
DALAM REAKSI.....................................................................................29
PERCOBAAN 6: TERMOKIMIA..........................................................................................34
PERCOBAAN
PENGETAHUAN POKOK DAN
1 TEKNIK LABORATORIUM
A. PENDAHULUAN
rata-rata x (1)
xi
j 1
1
n
(x i
x )2
standar deviasi s j 1
(2)
n 1
B. TUJUAN PERCOBAAN
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. TEKNIK LABORATORIUM
- Mengencerkan Asam Pekat
Tuangkan asam pekat ke dalam air sambil diaduk-aduk. Anda dapat merugikan
orang lain atau setidak-tidaknya diri sendiri jika menuangkan air kedalam asam
pekat.
Perhatikan: cairan yang beracun dan mudah menguap tidak boleh dipipet dengan
cara menghisap menggunakan mulut.
- Menimbang
Zat yang ditimbang tidak boleh langsung diletakkan diatas neraca. Gunakan gelas
kimia, botol timbang, kaca arloji, kertas saring, atau wadah lain yang sesuai.
Gambar 1. Peralatan Umum di Laboratorium
Gambar 2. Peralatan Umum di Laboratorium
Gambar 3. Cara menambahkan cairan ke tabung reaksi atau erlenmeyer
2. PENGUKURAN DI LABORATORIUM
a. Pengukuran volume
- Ambil gelas ukur volume 10 mL
- Isi dengan akuades dengan volume 5 mL
- Tunjukkan mana yang disebut meniscus
- Gambarkan dalam lembar pengamatan untuk menunjukkan meniscus
- Lakukan perlakuan yang sama untuk erlenmeyer 50 mL dan pada buret 25 mL
b. Pengukuran massa
1. PENDAHULUAN
Sangat sedikit materi yang ditemukan dalam keadaan murni. Beberapa material
merupakan campuran lebih dari dua zat yang tidak tercampur secara kimia. Isolasi zat
murni dari suatu campuran memerlukan proses pemisahan satu komponen dengan yang
lainnya. Ahli kimia telah mengembangkan beberapa teknik/metode pemisahan. Metode
pemisahan tersebut biasanya berdasarkan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen.
Berikut ini beberapa metode pemisahan yang lazim digunakan adalah:
a. Sublimasi
Metode ini melibatkan panas, dimana suatu padatan dipanaskan sampai melewatkan
berubah secara langsung dari padat menjadi gas. Kebalikan dari proses ini disebut
kondensasi atau deposisi. Beberapa padatan yang dapat menyblim diantaranya iodin,
cafein, dan para-diklorobenzena.(mothballs).
b. Ekstraksi
Metode ini menggunakan suatu pelarut yang dapat melarutkan suatu komponen dari
campuran secara selektif. Melaui metode ini, suatu padatan dilarutkan kemudian
dipisahkan dari padatn yang tidak larut.
c. Dekantasi
Merupakan proses pemisahan suatu cairan dari padatan yang mengendap dengan cara
menuangkan cairannya secara hati-hati tanpa mengganggu padatannya.
d. Filtrasi
Suatu padatan dipisahkan dari cairannya dengan menggunakan suatu material berpori
sebagai filter. Kertas saring, arang (charcoal), atau pasir dapat digunakan sebagai filter.
Material ini akan melewatkan fase cairnya, tetapi tidak padatannya.
e. Evaporasi
Suatu campuran dipisahkan dengan cara pemanasan. Cairannya akan menguap sementara
padatannya akan tersisa dalam wadah.
f. Distilasi
Distilasi adalah salah satu metode pemurnian cairan yang paling umum. Metode
ini sangat sederhana, zat cair dipanaskan hingga mendidih, uapnya dialirkan ke
penampung, kemudian dikondensasi sehingga cairan terbentuk kembali. Setiap orang
memiliki pengalaman dalam memanaskan air. Panas yang diberikan akan meningkatkan
energi kinetic molekul air sehingga energi yang dimilikinya cukup mengubah molekul air
dari fase cair menjadi fase gas. Tekanan uap diatas cairan yang ditimbulkan disebut
tekanan uap. Tekanan ini akan semakin besar bila jumlah molekul air yang berubah
menjadi fase gas bertambah. Ada kalanya tekanan uap cairan sebanding dengan tekanan
uap eksternal dari cairan yang biasa disebut tekanan atmosfir. Bila kondisi ini terjadi,
maka cairan akan mendidih, dan temperatur saat cairan mulai mendidih disebut dengan
titik didih.
Pada distilasi yang berlangsung dalam system tertutup seperti pada Gambar 2.1.
Zat cair dipanaskan sampai mendidih, uapnya dialirkan melewati pipa pendingin sehingga
akan mengembun kembali. Jika campuran yang didistiasi mengandung beberapa
komponen yang memiliki titik didih berbeda, maka komponen yang titik didihnya rendah
akan terdistilasi pertama kali, dan yang titik didihnya lebih tinggi akan terdisilasi
berikutnya. Molekul (zat) yang tidak menguap (nonvolatile) tidak akan terdistilasi.
Gambar 2.1. Sistem Distilasi
2. TUJUAN PERCOBAAN
Bahan: Alat:
Naftalene (Kapur barus) Timbangan Cawan Porselen
Pb(NO3)2 0,5 M Kaki tiga Jaring kawat
Garam Dapur (NaCl) Beaker Spatula
Vaselin Batang pengaduk Pembakar spiritus
Pasir Corong Clamps
Serbuk Kapur Set alat distilasi Thermometer
4. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Pemisahan Campuran
- Timbang sebuah beaker 100 mL yang kosong, bersih, dan kering. Kedalam beaker
masukkan sebanyak masing-masing 0,5 gram pasir, garam dapur, dan naphtalene
serta duk sampai tercampur sempurna. Timbang berat total sampel dan beaker.
- Siapkan satu cawan porselen yang telah diketahui beratnya untuk menutup beaker
yang berisi campuran. Tempatkan beaker dan dish diatas jaring kawat dan kaki
tiga. Tambahkan beberapa pecahan es diatas cawan porselen. Hati-hati jangan
sampai ada tetesan air dibawah dish atau didalam beaker.
- Panaskan beaker dengan pembakar spritus atau Bunsen sampai terbentuk uap
didalam beaker dan padatan mulai menempel dibawah cawan porselen. Setelah
10 menit, pindahkan pembakar spiritus dan kumpulkan padatan dibawah cawan
porselen kedalam wadah menggunakan spatula. Aduklah campuran dalam beaker
dengan batang pengaduk. Tutup beaker dengan cawan porselen, kemudian
panaskan beaker kembali sampai tidak terbentuk padatan dibawah evaporating
dish. Timbang padatan (padatan hasil sublimasi) yang menempel dibawah cawan
porselen.
- Dinginkan beaker pada temperatur ruang. Timbanglah beaker yang berisi padatan
tersisa. Hitunglah berat hasil sublimasi ditambah dengan berat padatan tersisa.
Bandingkan hasil perhitungannya dengan berat awal total campuran dalam
beaker.
- Tambahkan 25 mL aquades kedalam sisa padatan dalam beaker. Lakukan
pengadukan selama 5 menit.
- Siapkan kertas saring yang sudah diketahui beratnya untuk proses penyaringan.
- Saringlah campuran dan tampung filtratnya dengan beaker lain. Bilas padatan
pada kertas saring dengan 10 mL aquades.
- Kertas saring yang berisi padatan dikeringkan dalam oven suhu 105 oC selama 10
menit, lalu ditentukan berapa berat padatan hasil penyaringan.
- Cairan (filtrat) yang tersisa digunakan sebagai sampel percobaan distilasi.
b. Distilasi
- Pasang set alat distilasi sesuai dengan instruksi dari instruktur. Ingat setiap
sambungan alat gelas diolesi vaselin.
- Gunakan labu alas bulat 100 mL untuk labu distilasi dan labu penampung. Isi
labu distilasi dengan sisa filtrat percobaan sebelumnya (pemisahan kimia).
Masukkan 2 butir batu didih. Pasangkan kedua labu tersebut pada set alat
distilasi, dan mulailah memanaskan menggunakan pembakar spiritus.
- Catat temperatur saat distilat yang tertampung volumenya sekitar 1 mL. Distilasi
dilanjutkan hingga setengah volume air pada labu distilasi pindah ke labu
penampung distilat. Matikan pembakar spiritus dan dinginkan labu distilat.
- Masukan masing-masing sebanyak 2 mL cairan sisa pada labu distilasi dan cairan
pada labu penampung distilat, pada dua tabung reaksi terpisah. Teteskan
sebanyak 3 tetes larutan Pb(NO3)2 0,01 M pada masing-masing tabung reaksi.
Amati dan catat perubahan yang terjadi.
c. Sentrifugasi Versus Dekantasi
- Masukkan 2-3 sendok makan bubuk kapur kedalam gelas kimia 50 ml.
Tambahkan 30 ml air, aduk sampai rata.
- Ambil 10 ml larutan kedalam tabung sentrifugal. Pisahkan sentrat dan endapan
dengan diputar dengan pemusingan selama 2 menit dan ambil filtrat dengan pipet
tetes.
- Ambil kembali 10 ml campuran air dengan kapur (aduk kembali jika kapur telah
mengendap), saring menggunakan kertas saring ambil filtratnya.
- Bandingkan sentrat dari proses sentrifugasi dan filtrat dari proses penyaringan
d. Rekristalisasi
- Ambil 1 garam dapur kotor, larutkan dalam gelas kimia 50 ml dengan air
secukupnya.
- Saring dan tampung filtratnya, kemudian uapkan dalam cawan porselin diatas
nyala pembakar spiritus sampai air habis menguap.
- Bandingkan keadaan fisik garam dapur sebelum dan sesudah proses
5. Pembahasan dan Diskusi
a. Pemisahan Campuran
Pemisahan campuran berdasarkan titik uap (boiling point). Tunjukkan titik uap
masing- masing sampel dalam campuran, tentukan sampel yang terpisah dan
perubahan wujud zatnya
Tentukan sampel yang tidak terpisah berdasarkan titik uap dan kelarutannya dalam air
b. distilasi
Tentukan pemisahan zat berdasarkan titik didih dan tunjukkan perubahan wujud zat
yang terjadi
Tuliskan reaksi yang terjadi pada penambahan Pb(NO3)2 pada sampel dan distilat.
Analisis perbedaan reaksi yang terjadi
LEMBAR PENGAMATAN
a. Pemisahan Campuran
b. Distilasi
c. Filtrasi vs Dekantasi
d. Rekristalisasi
1. Pendahuluan
Hasil kerja Lavoisier pada awal perkembangan kimia secara modern menunjukkan
betapa pentingnya pengukuran yang teliti di dalam mempelajari aspek kuantitatip dalam
perubahan kimia. Berdasarkan pengamatan kuantitatip ter-hadap beberapa senyawa kimia
pada awal perkembangan kimia, misalnya oleh Joseph Proust telah melahirkan salah satu
hukum dasar kimia, yaitu hukum perbandingan tetap atau hukum Proust, yang menyatakan
bahwa “suatu senyawa kimia selalu disusun oleh unsur-unsur dengan perbandingan massa
yang tetap”, tidak tergantung bagaimana senyawa tersebut dibentuk.
Dalam percobaan ini akan dipelajari perbandingan massa tembaga dan oksigen
dalam tembaga (II) oksida. Tembaga (II) oksida akan dibuat mengguna-kan dua cara yang
berbeda dari jumlah tertentu tembaga dan reagen lain yang digunakan secara berlebih.
Pada cara
2+
pertama, setelah tem-baga dengan berat tertentu dioksidasi menjadi Cu (aq) direaksikan
dengan NaOH sehingga dihasilkan endapan Cu(OH)2 dan Cu(OH)2 akan diuraikan menjadi
CuO pada pemanasan.
Pada cara kedua, tembaga yang sudah dioksidasi direaksikan dengan Na2CO3
sehingga dihasilkan CuCO3 dan CuCO3 dipanaskan untuk menghasilkan CuO.
2. Tujuan Percobaan
- Menyiapkan senyawa tembaga (II) oksida dari logam tembaga
- Mempelajari hukum perbandingan tetap
- Timbanglah dua sampel dari sekitar 0,01 g tembaga dan 1,1 g (lembaran atau kawat),
catatlah massa sesungguhnya dengan teliti.
- Masukkan setiap sampel tembaga ke dalam gelas kimia 150 ml, tambahkan 9 ml HNO3
pekat ke dalam masing-masing gelas kimia dan biarkan sampai semua tembaga
bereaksi, catat perubahan yang terjadi.
Lakukan di luar ruangan/dalam lemari asam & gunakan masker)
- Setelah semua tembaga beraksi, biarkan campuran dingin kemudian tambahkan 40 ml
air.
- Ke dalam sampel yang satu, tambahkan 50 ml NaOH 2M , panaskan campuran
beberapa saat dan amati perubahan yang terjadi. Dinginkan dan saringlah endapannya,
keringkan dan panaskan cawan (sekitar 30 menit), dinginkan dan tentukan massanya.
Tanyakan Pada Asisten Bagaimana Cara Menyaring dan Memanaskan
Hasil reaksi setelah dipanaskan pada sampel 1 dan sampel 2 adalah senyawa tembaga (II)
oksida. Dengan menggunakan massa Cu yang digunakan pada sample 1 dan sampel 2,
hitunglah massa oksigen:
Sampel 1 Sampel 2
Massa O gram gram
Hitunglah perbandingan massa tembaga dan oksogen pada sampel 1 san sampel 2
Sampel 1 Sampel 2
Massa O
Sebutkan kesalahan-kesalahan yang timbul dalam percobaan ini serta saran-kan cara-cara
untuk mengatasinya agar menghasilkan percobaan yang baik
Nama: NIM: Kelas:
LEMBAR PENGAMATAN
Perubahan yang terjadi pada penambahan Na2CO3 dan selama pemanasan hasil reaksi
Sampel 1 Sampel 2
Massa CuO gram gram
PERCOBAAN
4 IKATAN KIMIA
1. PENDAHULUAN
Pembakaran terhadap senyawa organik akan menghasilkan CO2 dan H2O bila
pembakaran berlangsung secara sempurna. Sedangkan bila pembakaran berjalan tidak
sempurna maka akan juga dihasilkan CO dan seringkali juga C. Sebagai contoh
pembakaran sempurna etanol :
C2H5OH + 3O2 2CO2 + 3H2O
2. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam dua senyawa yang berbeda.
2. Mengamati perubahan ikatan kimia unsur klor dari ikatan kovalen menjadi ikatan ion.
Bahan: Alat:
Aquades Asam benzoate Pembakar spiritus
NaCl Cawan porselin
CHCl3 MgCl2 Korek api
Pb(NO3)2 Petroleum eter Pipet tetes
Serbuk CaO Tabung reaksi
HNO3 NaOH 2M Pipet mohr
Benzena Kloroform Kaki tiga
Spiritus Aseton Termometer
Asam oksalat HCl 2M Spot plate
Tusuk gigi
Etanol Konduktivitas tester
Paku
4. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam dua senyawa yang
berbeda.
- Ambil 2 buah tabung reaksi (beri tanda I dan II).
- Tabung reaksi I diisi dengan 1 ml aquadest dan 5 tetes larutan NaCl.
- Tabung reaksi II diisi dengan 5 tetes CHCl3.
- Masing-masing ditambah dengan satu tetes Pb(NO3)2.
- Amati perubahan yang terjadi.
b. Mengamati perdedaan kelarutan dan konduktivitas senyawa ionik dan kovalen
- Bersihkan plate tetes dengan sabun dan air dan keringkan.
- Tempatkan satu ujung spatula asam benzoat pada kolom pertama sebanyak 3 baris
(seperti pada gambar 1).
- Ulangi langkah kedua untuk sampel MgCl2 pada kolom kedua dan 5 tetes
petroleum eter pada kolom ketiga.
- Untuk baris pertama, tambahkan ke masing-masing sampel sebanyak 5 tetes
akuades. Aduk dengan tusuk gigi dan amati kelarutan relatif dari masing-masing
sampel. Catat hasil pengamatan yang dilakukan.
- Untuk baris kedua, tambahkan ke masing-masing sampel 5 tetes etanol. Aduk
dengan tusuk gigi dan mengamati kelarutan relatif dari masing-masing sampel.
Catat pengamatan Anda!
- Untuk baris ketiga, tambahkan ke masing-masing sampel 5 tetes campuran etanol
dan aquades, aduk dengan tusuk gigi. Uji semua larutan dengan tester
konduktivitas (Volt-meter). Catat pengamatan Anda!
Tuliskan reaksi kelarutan yang terjadi pada ketiga sampel kedau dengan ketiga
jenis pelarut. Analisis perbedaan yang terjadi pada semua hasil kelarutan sampel
Bandingkan nilai kondukivitas hasil pengukuran dengan teoritis, analisis data pada
ketiga sampel kedua
c. Perubahan ikatan kimia unsur dari ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Analisis hasil pemanasan yang terjadi pada CaO
Tuliskan reaksi antara CaO dengan CHCl3 dan analisis hasil reaksi tersebut
Tuliskan reaksi yang terjadi pada sampel dengan Pb(NO3)2, analisis hasil reaksi
yang terjadi
LEMBAR PENGAMATAN
A. Pendahuluan
Hubungan antara jumlah zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia dapat dilihat
dari koefisien reaksi dari persamaan kimianya. Misalnya, reaksi pembuatan gas ammonia dari
gas hidrogen dan gas nitrogen dapat dituliskan dalam persamaan kimia:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Koefisien persamaan kimia di atas menunjukkan bahwa satu molekul gas nitrogen
bereaksi dengan tiga molekul gas nitrogen menghasilkan dua mole-kul gas amonia. Karena
jumlah mol yang sama dari sembarang zat mengandung jumlah mole-kul atau jumlah atom
yang sama, maka koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan jumlah mol zat-zat yang
terlibat dalam reaksi. Dengan persamaan di atas dapat diartikan bahwa:
mol H2 : mol N2 : mol NH3 = 3 : 1 : 2
Dalam percobaan ini akan dipelajari hubungan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam
reaksi penguraian NaHCO3. NaHCO3 atau soda kue jika dipanaskan akan terurai menjadi
Na2CO3, air dan gas CO2, sesuai dengan persamaan kimia:
B. Tujuan Percobaan
- Menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah mol antara zat-zat
yang terlibat dalam reaksi
- Menentukan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi penguraian
soda kue berdasarkan beratnya.
C. Alat dan Bahan
Bahan
- Soda Kue (Kristal NaHCO3)
- Barium Klorida 2 M (BaCl2 2 M)
- Natrium Sulfat 2 M (Na2SO4 2 M)
Alat
- Cawan porselin
- Pemanas (spiritus atau bunsen)
- Gelas Kimia 50 mL
- Spatula
- Corong
- Panaskan dalam cawan tersebut selama kurang lebih 12 menit, angkat cawan dan
diamkan sampai dingin. Setelah dingin timbanglah cawan porselin beserta isinya
dan tentukan massa Na2CO3 yang dihasilkan.
- Panaskan sekali lagi dalam cawan yang berisi analit selama 10 menit, angkat
cawan dan diamkan sampai dingin, timbang massanya.
E. Pembahasan dan Diskusi
Tunjukkan reaksi pembentukan BaSO4 dari masing-masing kondisi sesuai dengan reaksi
berikut:
Dari massa NaHCO3 dan Na2CO3 serta Na2CO3 hasil pemanasan kedua, hitunglah
jumlah mol masing-masing:
Berdasarkan mol NaHCO3, mol Na2CO3 dan mol Na2CO3 pada pemanasan kedua,
tentukan perbandingan mol dan tentukan perbandingan mol yang tersederhana!
:
Berdasarkan persamaan kimia penguraian NaHCO3 dan massa NaHCO3 yang digunakan,
berapakah massa Na2CO3 yang seharusnya dihasilkan?
Berapa prosen kesalahan dalam percobaan ini, baik pada pemanasan pertama maupun
pada pemanasan kedua?
Berapakah massa air yang seharusnya dihasilkan oleh penguraian NaHCO3 g pada
percobaan di atas.
Apa kesimpulan anda tentang perbandingan jumlah mol reaksi pembentukan BaCl2 +
Na2SO4 menjadi BaSO4, serta reaksi penguraian NaHCO3 dan Na2CO3 yang
diperoleh dalam percobaan dengan koefisien reaksinya.
Nama: NIM: Kelas:
LEMBAR PENGAMATAN
a. Reaksi Pembentukan BaSO4
massa BaCl2 gram
massa kertas saring gram
massa Kertas saring + sampel (5 mL Na2SO4) gram
massa BaSO4 (5 mL Na2SO4) gram
massa kertas saring gram
massa Kertas saring + sampel (10 mL Na2SO4) gram
massa BaSO4 (10 mL Na2SO4) gram
massa kertas saring gram
massa Kertas saring + sampel (15 mL Na2SO4) gram
massa BaSO4 (15 mL Na2SO4) gram
A. Pendahuluan
Setiap perubahan kimia atau reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi.
Perubahan energi panas atau kalor yang menyertai reaksi kimia disebut panas reaksi. Reaksi
kimia yang disertai dengan penyerapan panas disebut reaksi endotermik dan yang
menghasilkan panas disebut reaksi eksoter-mik. Panas reaksi yang menyertai reaksi yang
berlangsug dengan tekanan tetap sering disebut dengan perubahan eltalpi reaksi, ∆H.
Perubahan enatalpi reaksi sering dinamakan sesuai dengan jenis reaksi yang terjadi, misalnya
entalpi pembentukan, entalpi pembakaran, entapi netralisasi, dll. Menurut hukum Hess,
perubahan entalpi reaksi tidak tergantung dari jalannya reaksi dan cara bagaimana reaksi itu
dilakukan, namun hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi.
Dalam percobaan ini akan dilakukan pengukuran perubahan entalpi yang menyertai
reaksi netralisasi antara NaOH kristal dengan larutan HCl yang terjadi secara bertahap dan
yang terjadi secara langsung (satu tahap) menggunakan kalorimeter sederhana. Percobaan
akan diawali dengan penentuan kalor jenis kalorimeter yang akan digunakan.
Reaksi secara langsung, yaitu reaksi antara NaOH padat dengan larutan HCl.
B. Tujuan Percobaan
- Menentukan kalor jenis kalorimeter sederhana
- Menentukan perubahan entalpi reaksi ∆H1, ∆H2 dan ∆H3.
- Mempelajari penjumlahan perubahan entalpi reaksi yang berlansung bertahap.
- Panaskan 50 ml aquades dalam gelas kimia 200 ml sampai suhu sekitar 65 °C dan
catat suhu tepatnya, t2 dan segera tuangkan ke dalam kalorimeter, aduk dengan
baik
dan catat suhu tertingginya, t3.
q3 = q1 - q2
Kalor yang di lepas air panas, q1 = panas jenis air x ∆t5 x massa air
q1 =
Kalor yang diterima air dingin, q2 = panas jenis air x ∆t4 x massa air
q2 =
Cp =
Jumlah kalor yang dihasilkan oleh pelarutan ........mol NaOH adalah q1;
q1 =
∆H2 =
d. Kalor reaksi antara larutan HCl dengan NaOH padat
Suhu larutan HCl = suhu awal kalorimeter, t1 = °C
Massa NaOH = gram ; mol NaOH = mol
Suhu campuran, t3 = °C
∆t = t3 - t1 = °C
Massa larutan HCl = 100 g
q3 =
Besarnya kalor yang menyertai reaksi 1 mol NaOH dengan HCl adalah ∆H3.
Maka:
∆H3 = q3/mol NaOH
∆H3 =
Berdasarkan harga ∆H1, ∆H2 dan ∆H3, bandingkan harga ∆H3 dengan jumlah dari
LEMBAR PENGAMATAN