Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Berdirinya PT South Pacific Viscose

Pertumbuhan penduduk dunia yang terjadi tentu tidak dapat dihindari

maka dari itu kebutuhan akan sandang juga ikut meningkat. Tentu saja hal ini

akan berbanding lurus dengan kebutuhan serat sebagai bahan bakunya.

Sebagian kebutuhan serat selama ini disuplai oleh serat alami yaitu kapas,

sedangkan sebagian lainnya dipenuhi oleh serat sintesis/buatan yang disebut

rayon. PT South Pacific Viscose dengan Teknologi Lenzing AG untuk Line Lama

(Line 1,2 dan 3) dan pada Line Baru (Line 4 dan 5) dengan Teknologi Yokogawa

dapat memproduksi serat sintesis dari bahan dasar selulosa dengan kualitas

yang menyamai serat alami.

PT South Pacific Viscose merupakan perusahaan swasta bersama yang

didirikan pada tahun 1978 dengan surat ijin pendirian No. 17/14/78. Pemegang

saham perusahaan ini terdiri dari Lenzing AG, Austria; Avit Investment Ltd. Turk

and Caicos Island (BWI); Penique S.A, Panama Island; PT Pura Golden Lion,

Indonesia; dan Mrs. Saparsih Noor Luddin, Indonesia. Pendirian perusahaan ini

bertujuan guna mendukung program Penanaman Modal Asing (PMA) yang

dicanangkan oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

tercantum dalam Undang - Undang No.1 Tahun 1968.

Pembangunan fisik PT South Pacific Viscose dimulai pada Bulan Mei

1981 dengan rancangan desain dan teknik mesin yang dilakukan oleh Ing

Maurer S.A dari Berne Switzerland dan uji coba produksi dilakukan pada tanggal

17 Desember 1982 dengan tenaga ahli dari perusahaan induk yaitu Lenzing AG,

Austria.

1
2

Pada tanggal 15 April 1983 PT South Pacific Viscose sudah dapat

memproduksi secara penuh dengan hasil produksi serat rayon sebanyak

50 ton/hari. Peningkatan kuantitas produksinya dapat meningkat menjadi

90-100 ton/hari setelah 8 tahun beroperasi, tepatnya pada tahun 1991.

Kuantitas dan kualitas perusahaan ini mulai meningkat seiring dengan

beroperasinya Line 2 pada bulan Mei 1992 dengan jumlah produksi serat rayon

sebanyak 180-200 ton/hari. Selain itu, Line 2 juga memproduksi kristal natrium

sulfat anhidrat sebagai produk samping sebanyak 90-100 ton/hari.

Eskpansi besar dilakukan dengan mendirikan Line 3 yang beroperasi

pada bulan Januari 1997, ekspansi ini berdasarkan pertimbangan adanya

peluang pasar yang semakin menjanjikan. Dengan adanya Line 3, perusahaan

ini mampu memproduksi 350 ton serat rayon dan 210 ton kristal natrium sulfat

anhidrat per harinya.

Guna peningkatan produksi serat rayon dan kristal sulfat anhidrat, maka

PT South Pacific Viscose pada tahun 2009 mendirikan Line 4 yang mulai

beroperasi pada bulan Januari 2010, dan memproduksi 600 ton/hari serat rayon

dan 360 ton/hari natrium sulphat anhidrat. Pembangun pula Line 5 yang mulai

pada awal tahun 2011 dan beroperasi pada bulan November 2012,

meningkatkan total kapasitas produksi menjadi 890 ton/hari serat rayon dan

500 ton/hari kristal natrium sulfat anhidrat. Jadi, total produksi serat rayon

menjadi 325.000 ton/tahun dan natrium sulphat anhidrat menjadi

185.000 ton/tahun. Pembangunan dua line baru ini berdapak positif selain

meningkatkan jumlah produksi terbukti sekarang PT South Pacific Viscose saat

ini merupakan perusaahaan sebagai penghasil viscose fiber terbesar di dunia


3

dari segi kapasitas dan dapat menyerap tenaga kerja di sekitar lingkungan

perusahaan maupun di wilayah Kabupaten Purwakarta.

Selain perluasan line pada departemen produksi, PT South Pacific

Viscose juga mendirikan Unit Pengolahan Limbah Gas yaitu Wastegas Sulphuric

Acid Plant (WSA Plant) pada bulan November 1993. Juga pada tahun ini

dilakukan pula pemodernisasian sistim pengolahan limbah cair dengan sistim

pengolahan Mikrobiologi. Pada tahun 2006 pembangunan Carbon Disulfida

Adsorbtion Plant (CAP), Sulphuric Acid Production and Recovery (SAPR)

dilaksanakan yang bertujuan guna mengurangi pencemaran udara. Di tahun itu

juga dilakukan penambahan kapasitas pengolahan limbah cair dan dilanjutkan

pada bulan November 2012. Kemudian pada awal tahun 2013 PT South Pacific

Viscose mulai mendirikan WSA Plant 2, yang telah beroperasi pada bulan April

2014. Hal ini dapat dijadikan bukti kepedulian dan tanggung jawab

PT South Pacific Viscose terhadap pelestarian lingkungan sekitar perusahaan.

Untuk mendukung keberlangsungan bisnis, kepedulian lingkungan serta

kesehatan dan keselamatan kerja, maka PT South Pacific Viscose berkomitmen

dengan adanya ISO 9001 (Manajemen Mutu), ISO 14001 (Manajemen

Lingkungan) dan OHSAS 18001 (Manajemen K3).

1.2. Gambaran Umum Pabrik

1.2.1 Bahan Baku dan Bahan Pembantu

Bahan Baku adalah bahan dasar yang dipakai untuk memproduksi serat

buatan (rayon), sedangkan bahan pembantu adalah bahan yang digunakan

untuk menunjang pembuatan produksi serat buatan (rayon). Bahan baku yang

digunakan adalah pulp, NaOH dan CS2 lalu untuk bahan pembantu adalah soft

water, MnSO4 dan berol 338.


4

1.2.1.1 Bahan Baku

1. Pulp

Pulp yang digunakan untuk membuat serat viscose di PT. South Pacific

Viscose saat ini diimport dari negara Afrika Selatan dan Republik Ceko. Jenis

NGODWANA didatangkan dari Afrika Selatan sedangkan jenis BIOCELL

didatangkan dari Republik Ceko. Berbagai jenis pulp tersebut sudah di akui oleh

Lenzing yang merupakan grup induk PT South Pacific Viscose. Dengan

spesifikasi masing – masing pulp tersaji pada tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi pulp yang digunakan di PT South Pacific Viscose


Jenis Pulp
Parameter Unit
NGODWANA BIOCEL
Alpha selulosa % 91,84 91,84
Beta selulosa % 8,74 6,29
Gamma Selulosa % 2,42 1,87
CaO ppm ≤ 120 ≤ 120
SiO2 ppm ≤ 50 ≤ 50
Moisture % ≤ 10 ≤ 10
Ash % ≤ 0,120 ≤ 0,12
Brightness % ≥ 97,4 ≥ 94
Black particle per m2 ≤ 390 ≤ 350
Panjang serat cm 0,42-1,36 0,39-1,91
(Anonim2, 2016)

Berdasarkan kelarutannya dalam larutan natrium hidroksida (NaOH)

17,5% dan nilai derajat polimerisasi pulp terdiri dari 3 jenis selulosa, yaitu:

a. Alpha selulosa : tidak larut dalam NaOH 17,5% dan mempunyai derajat

polimerisasi lebih dari 200.

b. Beta selulosa : larut dalam NaOH 17,5% dan memiliki derajat polimerisasi 10-

200, dimana dengan penambahan asam akan mengendap.

c. Gamma selulosa : larut dalam NaOH 17,5%, derajat polimerisasinya kurang

dari 10, dan dengan penambahan asam tidak akan kembali mengendap.

Persyaratan pulp untuk memperoleh kualitas serat viscose yang baik yaitu

harus memiliki kandungan alpha selulosa dengan kadar yang tinggi (≥90%),
5

sedangkan kandungan komposisi selulosa yang lainnya (beta selulosa dan

gamma selulosa) berkadar lebih rendah (≤10%). Kebutuhan pulp yang digunakan

dalam pembuatan serat viscose dibagi menjadi 2 jenis dengan nama dagang

yang berbeda-beda, jenis pulp yang digunakan, yaitu:

a. Serat panjang (long fiber), panjang 0,42-4,92 cm

b. Serat pendek (short fiber), panjang 0,39-1,91 cm

Pulp serat pendek dan pulp serat panjang dicampur untuk pertimbangan

kualitas produksi dan biaya produksi. Perbandingan pulp yang digunakan antara

serat pendek dan serat panjang berbeda-beda pada setiap line di PT South

Pacific Viscose. Tapi sekarang ini produksi yang ada dalam PT South Pacific

Viscose sudah tidak menggunakan serat panjang karena alasan dalam segi

ekonomis. (Quality Control Department, 2016)

2. NaOH (Natrum Hidroksida)

Kebutuhan larutan NaOH pada PT South Pacific Viscose dipasok dari

PT Asahimas Subentra Chemical, Cilegon dan PT Indochlor, Surabaya. Untuk

bahan pembuatan larutan viscose dibutuhkan larutan NaOH pada berbagai

konsentrasi sehingga di PT South Pacific Viscose perlu adanya suatu unit

pengolahan NaOH yang dikenal dengan nama Soda Station. Macam-macam

larutan NaOH menurut konsentrasi dan penggunaannya yaitu:

a. Strong lye

Strong lye merupakan larutan alkali berkonsentrasi tinggi yaitu sebesar

725 gr/lt atau 48% NaOH dengan specific gravity kurang lebih 1,48.

b. Buck up lye

Buck up lye merupakan larutan alkali yang memiliki konsentrasi ±590 gr/lt

(NaOH 40%) dengan specific gravity 1,44. Larutan ini dibuat dari strong lye
6

dalam Caustic Absobtion Chiller atau yang biasa dikenal dengan sistem

CAC. dan digunakan untuk memperbaiki konsentrasi larutan alkali lain.

c. Steeping lye

Steeping lye merupakan larutan alkali yang digunakan untuk proses

alkalising dalam Pulper. Steeping lye ini memiliki konsentrasi ± 220 gr/lt atau

18% NaOH terbuat dari campuran press lye, buck up lye, dan soft water.

Temperaturnya yang dimiliki oleh steeping lye adalah ± 52ºC.

d. Press lye

Press lye merupakan kelebihan larutan alkali yang diperoleh dari hasil

pengepresan slurry alkali selulosa. Larutan ini nantinya digunakan sebagai

salah satu bahan baku untuk membuat steeping lye.

e. Dissolving lye (Recovery)

Dissolving lye merupakan larutan alkali yang mempunyai konsentrasi

16-19 gr/lt atau 1,8% NaOH. Larutan ini digunakan pada reaksi xanthasi di

xanthator. Larutan ini diperoleh dari pencampuran reject lye, soft water, dan

centrifuge lye.

f. Washing lye

Washing lye merupakan larutan alkali yang digunakan untuk pembuatan

dissolving lye dan mencuci Slurry Intermediate Press. Washing lye ini

diperoleh dari steeping lye yang telah mengalami penyaringan di Drum

Filter. Konsentrasi washing lye sebesar ± 220 gr/lt NaOH.

g. Centrifuge lye

Centrifuge lye adalah lye yang diperoleh dari last reject viscose yang telah

direcovery dengan menggunakan alat centrifuge dan mempunyai

konsentrasi NaOH kurang dari 1,5 gr/lt (±0,1% NaOH).


7

Komposisi dari macam – macam larutan NaOH menurut konsentrasi dan

penggunaannya tersaji dalam tabel 2.

Tabel 2. Komposisi NaOH yang digunakan di PT South Pacific Viscose


Jenis Pulp
Paramet Stro
Unit Buck Steepi Press Dissolv Washi Centrif
er ng
up lye ng lye lye ing lye ng lye uge lye
lye
Total ±48
% ±40% ±18% ±17% ±1,8% ±20% ±0,1%
alkali %
±52 ±81,2 ±81,8 ±98.2 ±99,9
Air % ±60% ±80%
% % % % %
Hemisel
% - - ±0,8% ±1,2% - - -
ulosa
(Anonim2, 2016)

3. CS2 (Carbon Disulfida)

Carbon disulfida (CS2) diproduksi pada bagian Pendukung, yaitu

Departemen NGBC (Natural Gas Based CS2). Carbon disulfida (CS2) ini

digunakan pada proses sulfirising untuk mengubah alkali selulosa menjadi

selulosa xanthat di Xanthator. Carbon disulfida ini dapat direcovery kembali

melalui kondensasi di Carbon Absorbtion Plant (CAP) dan Departemen Spinning.

Gas carbon disulfida diperoleh dari reaksi antara sulfur (S2) dengan

natural gas berupa gas metana (CH4) pada Reaction Unit. Selanjutnya terjadi

pemisahan antara gas CS2 dan H2S dengan proses destilasi pada Refinery Unit.

Gas CS2 yang telah terpisah dengan H2S ditampung ke CS2 Tank Farm untuk

dikirim ke Departemen Viscose. Sedangkan H2S direcovery pada Sulphur

Recovery Unit (SRU) untuk digunakan kembali.

Kapasitas produksi NGBC plant adalah 120 ton/hari, sedangkan CS2 hasil

recovery dari kondensor di Carbon Absorbtion Plant (CAP) sebesar

±1,7 ton/batch dan condensor di Departement Spinning dalam keadaan normal

±22 ton/hari. 1 ton serat membutuhkan CS2 sebanyak 320 kg, sehingga
8

kebutuhan total CS2 per hari ±128 ton, sedangakan kekurangannya terpenuhi

dengan mengimpor CS2 dari China. Komposisi CS2 tersaji pada tabel 3.

Tabel 3. Komposisi CS2 yang digunakan di PT South Pacific Viscose


Parameter %
CS2 ± 99,9%
H2O ± 0,1%
(Anonim5, 2016)

1.2.1.2 Bahan Pembantu

1. Soft water (Air Lunak)

Soft water adalah air yang telah mengalami pengolahan sedemikian rupa

agar tidak bersifat sadah atau tidak mengandung ion-ion Ca dan Mg. Soft water

digunakan untuk berbagai macam proses, diantaranya:

a. Proses alkalisasi di Departemen Viscose

b. Proses pembuatan larutan spinbath di Departemen Spinbath

c. Proses after treatment (pencucian serat) di Departemen Spinning

d. Proses backwashing di Departemen Spinbath

Air yang diperlukan untuk proses didapat dari sumber air Sungai Citarum

dan kebutuhan air PT South Pacific Viscose adalah 60.000 m 3/hari. Karakteristik

soft water yang digunakan tersaji pada tabel 4.

Tabel 4. Komposisi soft water yang digunakan di PT South Pacific Viscose


Parameter Unit Jumlah
Kesadahan dH ≤2
pH - 7 – 7,5
Kandungan zat padat Ppm ≤ 300
Kekeruhan NTU 5-10
(Anonim3, 2016)

2. MnSO4 (Mangan Sulfat)


Mangan sulfat ini berfungsi sebagai katalis pada proses alkalising.

Dengan penambahan katalis ini memungkinkan reaksi dalam proses alkalizing

dapat dipercepat. Mangan sulfat Mangan sulfat yang digunakan mempunyai

karakteristik yang tersaji pada tabel 5.


9

Tabel 5. Karakteristik MnSO4 yang digunakan di PT South Pacific Viscose


Parameter Unit Jumlah
Fase - Padat
Densitas gr/ml 73,235
o
Titik lebur C 700
o
Titik didih C 800
Kadar gr/lt 49 – 51
(Perry R.H., 1985)

3. Berol 338

Penggunaan berol 338 ini bertujuan sebagai pelumas agar tidak terjadi

caking pada Preshredder, Fine Shredder dan Aging Drum serta untuk

memekarkan fiber saat di departemen spinning dan mengurangi terjadinya

korosi. Kebutuhan Berol 338 per 1 ton berat rayon (produk) adalah 5,7 kg dan

pemberiannya dilakukan dengan dosing sebesar 55 tetes/menit. Dimana tempat

pemberiannya yaitu di preshredder (Anonim1,2016)

1.2.2 Unit-unti dalam Pabrik

Dalam keberjalanan dari PT South Pacific Viscose, memiliki beberapa

unit, dimana masing-masing unit tersebut memiliki fungsi dan kedudukan yang

berbeda, tetapi berada dalam satu kesatuan yang saling berkaitan.

1.2.2.1 Unit Produksi

Unit produksi pada PT South Pacific Viscose terdiri dari beberapa

departemen memiliki tugas memproduksi larutan utama serta larutan pendukung

lain yang bertujuan guna menghasilkan serat rayon.

1. Departemen Viscose

Departemen viscose merupakan departemen yang memproduksi larutan

viscose dari bahan baku pulp yang direaksikan dengan larutan natrium

hidroksida dan carbon disulfida.

2. Departemen Spinbath
10

Merupakan departemen pembuat larutan pendukung pada proses

Pemintalan yaitu larutan spinbath dan mengolah hasil samping menjadi

natrium sulfat anhidrid (Na2SO4). Natrium sulfat anhidrid (Na2SO4) ini

nantinya dapat dijual sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai

ekonomis bagi PT South Pacific Viscose.

3. Departemen Spinning

Departemen Spinning merupakan departemen yang memproduksi serat

rayon (viscose staple fiber) dari bahan baku larutan viscose yang dihasilkan

oleh Departemen Viscose dan direaksikan dengan larutan spinbath dari

Departemen Spinbath.

1.2.2.2 Unit Pendukung

Unit pendukung pada PT South Pacific Viscose terdiri dari beberapa

departemen yang memiliki tugas mengolah maupun memproduksi bahan-bahan

pembantu serta buangan (limbah) yang dibutuhkan untuk mendukung proses

produksi.

1. Departemen Natural Gas Based CS2 (NGBC)

NGBC merupakan departemen yang memproduksi carbon disulfida sebagai

bahan utama pada proses sulphurising yang dilakukan dalam proses

pembuatan larutan viscose.

2. Departemen Asam dan Pengolahan Air

Acid plant merupakan unit yang menghasilkan asam sulfat yang digunakan

untuk membuat larutan spinbath di Departemen Spinbath, sedangkan Water

Treatment Plant menyediakan air untuk air untuk air proses dan air

pendingin.
11

3. Departemen Proteksi Lingkungan (Environment Protection Departement

(EPD))

Departemen ini terdiri dari WSA (Waste Sulfat Acid) Plant dan WWT (Waste

Water Treatment) Plant. WSA Plant adalah bagian yang mengolah limbah

gas menjadi asam sulfat, sedangkan WWT Plant adalah bagian yang

mengolah limbah cair.

1.2.2.3 Unit Teknik

Unit ini terdiri dari beberapa bagian Departemen Boiler, Sipil, Mekanik,

Elektrik, Safety, Instrumen, dan Engineering. Bagian ini merupakan bagian

pendukung jalannya proses dan bertanggung jawab terhadap penyediaan dan

pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan proses.

1.2.2.4 Unit Pengontrol Kualitas

Unit ini merupakan bagian yang berfungsi untuk menganalisa bahan

baku, produk serta kandungan limbah yang terjadi pada setiap unit proses.

Selain itu unit ini juga bertugas mengontrol dan menganalisa input dari setiap

proses, sehingga apabila terjadi penyimpangan dari standar yang telah

ditetapkan dapat langsung dilakukan aksi untuk menjaga kualitas daripada

produk, kontinuitas proses dan safety.

1.2.3 Organisasi Perusahaan

1.2.3.1 Struktur Organisasi dan Job Deskripsi

Struktur organisasi merupakan suatu tatanan kerangka kerja semua

aktivitas perusahaan dan pedoman dalam pengaturan posisi kerja dan fungsi

setiap karyawan. Dalam menjelaskan semua aktivitas perusahaan, PT South

Pacific Viscose memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi Perusahaan : Memelihara kualitas yang terdepan di segala pasaran


12

Misi Perusahaan : Meningkatkan dan menyediakan serat rayon dengan

standar tinggi dan memberikan yang terbaik pada konsumen

Motto Perusahaan : “The preferred choice for viscose fibers”

Struktur organisasi PT South Pacific Viscose berbentuk organisasi garis

(line organization) dimana setiap bagian akan bertanggung jawab kepada

atasannya. Sistem ini memungkinkan suatu kebijakan dapat langsung

diinstruksikan dengan baik karena tugas masing-masing bagian sudah diketahui

dengan jelas dan bila timbul suatu masalah dapat langsung diatasi oleh setiap

bagiannya masing-masing.

PT South Pacific Viscose merupakan perusahaan berbadan hukun yang

berbentuk perseroan terbatas yaitu suatu perusahaan yang modalnya berasal

dari beberapa pemegang saham. Perusahaan ini mempunyai Dewan Komisaris

(Board of Commisioners) yang bertugas menetapkan garis kerja dan wewenang

yang harus dilaksanakan oleh Dewan Direksi (Board of Direction).

Adapun struktur organisasi PT South Pacific Viscose tersaji pada gambar 1.

Unsur pimpinan (Board of Directors) PT South Pacific Viscose meliputi:

a. Presiden Direktur : Mr. Wolfarm Kalt

b. Direktur Keuangan : Mr. Ian Colley

c. Direktur Teknik : Mr. Sundararajan

d. Direktur Penjualan dan Pemasaran : Mr. Thomas Gaidoschik

Dalam keberlangsungan sistem kerja dalam PT South Pacific Viscose,

masing-masing direktur membawahi VP (Vice President), Manager, Deputy,

Supervisor, Foreman, Operator, dan Helper di divisinya. Dimana pemberian

tanggung jawab yang diiemban oleh setiap bagian dalam suatu posisi yang

menjabat antara lain :


13

Gambar 1. Struktur organisasi PT South Pacific Viscose


(Anonim7, 2016)
14

1. Presiden Direktur (Presiden Director)

Bertugas menyampaikan segala keputusan Dewan Komisaris (pemegang

saham) tentang kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan pabrik seperti

produksi, harga produk, pemasaran, dan lain-lain, kemudian membuat

planning atau rencana kerja yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan

tersebut setiap tahun untuk dilaksanakan oleh bawahan. Dalam

pelaksanaannya selalu dikontrol atau diawasi serta dipertanggungjawabkan

kepada para pemegang saham.

2. Direktur Keuangan (Financial Director)

Merupakan bawahan Presiden Direktur yang bertugas melaksanakan

planning kerja dari Presiden Direktur, mengatur dan mengawasi kegiatan

operasional serta membawahi financial accounting, cost accounting, audit,

dan ITS, pembiyaan, serta bertanggungjawab serta

mempertanggungjawabkan kepada Presiden Direktur pabrik.

3. Direktur Teknik (Technical Director)

Merupakan posisi jabatan yang ada pada sistem kerja dalam PT South

Pacific Viscose yang merupakan bawahan Presiden Direktur yang bertugas

mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pabrik yang berhubungan

dengan teknisi pabrik serta proses produksi maupun diluar proses produksi

(penunjang produksi) yang meliputi pembelian spare parts, bahan baku,

maintenance, penjualan produk, dan lain sebagainya serta membawahi

departemen produksi fiber, Chemical and Environment, PDE, Technical

Service, Human Resources and Logistic, dan Departemen Quality and

Product serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tersebut kepada

Presiden Direktur.
15

4. Direktur Penjualan & Pemasaran (Sales and Marketing Director)

Bertugas mengatur pemasaran baik eksport maupun lokal, berhubungan

dengan pelayanan terhadap pelanggan dan perkembangan bisnis, serta

bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.

5. Akuntan Keuangan (Financial)

Bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan, bertugas membantu Direktur

Kuangan dalam menjalankan kebijakan yang berkaitan dengan cash flow,

pembuatan daily report, income statement, balance sheet, account payable,

account receivable, serta jurnal.

6. Akuntan Legalitas dan Biaya (Legal Affairs and Cost Accounting)

Bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan, bertugas membantu Direktur

Keuangan dalam hal melaksanakan suatu kebijakan yang berkaitan dengan

perijinan yang sifatnya prinsip bagi perusahaan seperti pengurusan ijin

ekspor dan impor, penetapan pajak bagi tenaga kerja asing, pajak

penghasilan, pajak penjualan, anggaran perusahaan, laporan harga pokok

produksi dan inventory (persediaan).

7. Pengawas Keuangan dan Audit (Finance Control and Audit)

Betanggung jawab kepada Direktur Keuangan dalam hal melakukan

klarifikasi (cek dan ricek) pada tagihan pada supplier, bersama-sama dengan

akuntan melakukan perhitungan inventory (persediaan), melakukan

pengecekan terhadap trasnsaksi pembelian barang.

8. Sistem Teknologi Internal (Internal Technology System/ITS)

Bertanggung jawab kepada Direktur Kuangan dalam hal menjaga saran dan

prasarana informasi yang menggunakan teknologi komputer agar dapat

berjalan dengan baik dan mengatasi masalah-masalah yang berkaitan


16

dengan proses pengolahan data, menyajikan laporan-laporan yang diproses

secara komputerisasi, seperti laporan keuangan dan pajak.

9. Kimia dan Lingkungan (Chemical and Environment)

Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik, bertugas melakukan

pelaksanaan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan utilitas dan energi

safety, CS2 production, H2SO4 production, dan pengelolaan limbah cair

(Waste Water Treatment/WWT).

10. Produksi Serat Buatan (Fiber Production)

Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik, bertugas melakukan koordinasi

antar departemen yang terkait dengan proses produksi agar dapat

berlangsung tanpa mengalami gangguan yang berarti. Vice President Fiber

membawahi tiga orang Manager (Viscose, Spinning, dan Spinbath), enam

orang Assistant Manager (pada setiap departemen dua Assistant Manager),

dan beberapa orang operator.

11. Teknisi (Technical Service)

Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik, bertugas melakukan perubahan-

perubahan dalam rangka menekan biaya perbaikan dan pemeliharaan

mesin-mesin, serta memutuskan rencana perbaikan-perbaikan mesin-mesin

secara berkala.

12. Pengembangan Kualitas dan Produk (Quality and Product Develompent)

Merupakan posisi jabatan yang ada pada sistem kerja dalam PT South

Pacific Viscose yang bertanggung jawab kepada Direktur Teknik, bertugas

melakukan uji coba terhadap kualitas bahan baku dan produk di PT South

Pacific Viscose, melakukan penelitian atas keluhan dari para pelanggan

yang berkaitan dengan kualitas produksi.


17

13. Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources Development)

Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik, bertugas menjalankan kebijakan

yang berhubungan dengan masalah keamanan tenaga kerja serta menjalin

hubungan baik antara lingkungan perusahaan dengan pemerintah,

melaksanakan kebijakan yang berhubungan dengan kepegawaian, serta

penggajian, penerimaan pegawai, menjaga sarana dan prasarana yang

berkaitan dengan kepegawaian. Misal : fasilitas kendaraan dan fasilitas

perumahan bagi karyawan.

14. Pengembangan Proses (Process Development)

Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik, bertugas melakukan analisa

atas produk yang berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas dari produk

yang dihasilkan, melaksanakan riset/penelitian yang berkaitan dengan

produk yang dihasilkan.

15. Manajer Penjualan dan Ekspor (Manager Sales and Export)

Bertanggung jawab kepada Direktur Pemasaran, bertugs menjalankan suatu

kebijakan yang berkaitan dengan negosiasi harga, proses prosedur ekspor,

ekspedisi muatan kapal laut, transportasi lokal, serta menangani dokumen-

dokumen untuk kepentingan ekspor.

16. Manajer Pelayanan Konsumen dan Penjualan Logistik (Manager Customer

Service and Sales Logistics)

Bertanggungjawab kepada Direktur Pemasaran dan bertugas menjalankan

suatu kebijakan yang berkaitan dengan masalah penyimpanan dan

pengawasan barang jadi di gudang, selain itu juga memilikin tugas untuk

menampung dan berusaha untuk mengatasi semua keluhan pelanggan

(konsumen).
18

Ada 3 divisi besar yang membawahi beberapa departemen pada

PT South Pacific Viscose yaitu:

1. Divisi Proses, terdiri atas:

a. Departemen Viscose

b. Departemen Spinbath

c. Departemen Spinning

d. Departemen Penyediaan Asam (Acid Plant Departement)

e. Pemeliharaan Perlengkapan (Enviroment Protection Departement)

f. Departemen Penyediaan CS2 (NGBC Departement)

g. Utilitas (Utility Departement)

h. Laboratorium

2. Divisi Teknik, terdidi atas:

a. Pemeliharaan (Maintenance Departement)

b. Listrik (Electrical Departement)

c. Instrumentasi (Instrumentation Departement)

d. Latihan Kerja (Workshop Departement)

3. Divisi Komersial, terdiri atas:

a. Pemasaran

b. Akunting

c. Personalia

d. Audit

e. Simpanan

f. Keamanan

Jenjang karir karyawan di PT South Pacific Viscose mulai dari yang paling

tinggi, antara lain:


19

a. Presiden Komisaris

b. Komisaris

c. Dewan Direksi

d. Manajer

e. Kepala Departemen

f. Kepala Deputi Departemen

g. Supervisor, dengan tingkatan jabatan mulai dari yang paling atas:

1) Senior Supervisor

2) Full Supervisor

3) Junior Supervisor

4) Asisten Supervisor

h. Foreman, dengan tingkatan jabatan mulai dari yang paling atas:

1) Senior Foreman

2) Full Foreman

3) Junior Foreman

4) Asisten Foreman

i. Operator, dengan tingkatan jabatan mulai dari yang paling atas:

1) Senior Operator

2) Full Operator

3) Junior Operator

4) Asisten Operator

j. Helper, terdiri atas:

a. Office Boy

b. Petugas Kebersihan (Cleaning Service)

c. Sopir
20

1.2.3.2 Fasilitas Penunjang

Fasilitas penunjang yang disediakan oleh PT South Pacific Viscose untuk

menunjang kesejakteraan karyawan dan karyawatinya adalah sebagai berikut:

1. Tunjungan makan selama jam kerja

a. PT South Pacific Viscose menyediakan makan, minuman, dan makanan

tambahan bagi para karyawan dan karyawatinya sesuai dengan menu yang

diatur oleh perusahaan. Untuk periode Maret 2016 ini 1 paket makan seharga

Rp 11.000,00.

b. PT South Pacific Viscose menyediakan menu khusus pada hari raya Idul Fitri

dan pada hari-hari libur nasional.

c. PT South Pacific Viscose menyediakan minuman susu untuk semua karyawan

pada saat pelaksanaan shutdown yaitu pada saat penghentian produksi guna

pemeliharaan mesin untuk menghindari kemungkinan terjadinya keracunan

akibat gas-gas yang terhirup oleh karyawan.

d. Khusus bagi karyawan NGBC plant, PT South Pacific Viscose menyediakan

minuman susu setiap hari.

2. Transportasi

a. PT South Pacific Viscose menyediakan fasilitas transportasi bagi seluruh

karyawan berdasarkan jalur standar tempat kerja dengan tempat-tempat

pemberhentian di sekitarnya sesuai dengan jalur yang ditetapkan oleh

perusahaan.

b. PT South Pacific Viscose mengatur sarana transportasi bagi karyawan yang

bekerja lembur.

3. Kantin yang menyediakan makanan gratis bagi setiap karyawan/karyawati

PT South Pacific Viscose.


21

4. Pakaian dan sepasang sepatu kerja yang diberikan pada setiap bulan Januari,

terdiri dari dua pasang seragam untuk pekerjaan kantor, sedangkan untuk

karyawan mekanik diberikan tambahan berupa satu pasang baju kerja

mekanik.

5. Tempat ibadah berupa masjid yang berada dalam lingkungan

PT South Pacific Viscose.

6. Koperasi dan perumahan karyawan

7. Sarana olah raga berupa lapangan tenis, lapangan sepakbola, lapangan bola

volly, dan kolam renang.

1.2.3.3 Jumlah dan Pendidikan Karyawan

Sistem ketenagakerjaan yang ditetapkan di PT South Pacific Viscose

diatur dalam suatu Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara unit Serikat

Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dengan PT South Pacific Viscose. Surat ini

berlaku selama dua tahun dan dapat diperpanjang satu tahun berikutnya.

Adapaun maksud adanya Surat Kerja Bersama ini adalah untuk mengatur tata

kerja perusahaan, hubungan kerja, dan persyaratan kerja berdasarkan Undang-

undang No. 21 tahun 1954 serta berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja

yaitu Peraturan No. 02/Men/1987.

Tenaga kerja PT South Pacific Viscose sangat bervariasi berdasarkan

tingkat perndidikan yang ada. Variasi ini dimulai dari lulusan tingkat sekolah

dasar hingga sarjana bahkan beberapa pekerja dari magister. Rincian tenaga

kerja di PT South Pacific Viscose, berdasarkan tingkat pendidikan per bulan

Februari 2016 tersaji pada tabel 6.

Jumlah karyawan PT South Pacific Viscose ini adalah data pada bulan

Februari 2016 mencapai 1710 orang. Menyesuaikan PERDA yang berlaku maka
22

untuk pengambilan tenaga kerja kasar diambil dari daerah sekitar perusahaan,

sedangkan untuk tenaga menengah dan akademis dapat diambil dari luar

daerah. Dari jumlah tersebut dapat dihitung 19,88% merupakan tenaga kerja

pendidikan sarjana dan diploma.

Tabel 6. Rincian tenaga kerja di PT South Pacific Viscose.


Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)
Magister (S2) 10
Sarjana (S1) 182
Diploma III (D3) 126
Diploma I (D1) 22
Sekolah Menengah Atas (SMA) 1128
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 106
Sekolah Dasar (SD) 136
7
(Anonim , 2016)

Sedangkan untuk pembagian jam kerja dibagi 2 bagian, yaitu:

a. Waktu kerja biasa (General Shift)


Pembagian waktu kerja general shift tersaji pada tabel 7.

Tabel 7. Waktu kerja biasa (general shift)


HARI JAM KERJA JAM ISTIRAHAT
Senin s.d Kamis 08.00 – 17.00 12.00 – 13.00
Jumat 08.00 – 17.00 11.45 – 13.00
7
(Anonim , 2016)

b. Waktu kerja bergilir (Shift)


Hari kerja shift diatur setiap 6 (enam) hari kerja, libur 2 (dua) hari. Pembagian

waktu kerja shift tersaji pada tabel 8.

Tabel 8. Waktu kerja bergilir (shift)


KELOMPOK KERJA JAM KERJA JAM ISTIRAHAT
Shift 1 06.30 – 14.30 10.30 – 11.30
Shift 2 14.30 – 22.30 18.30 – 19.30
Shift 3 22.30 – 06.30 02.30 – 03.30
7
(Anonim , 2016)

Untuk sistem pembagian kerja dibagi dalam 4 (empat) grup yang bekerja

secara bergantian. Dimana dalam keberjalanan sistem menejemen dalam hal

ketentuan pembagian sistem kerja shift tersaji pada tabel 9.

Tabel 9. Ketentuan pergantian kerja bagi pekerja shift.


23

GROUP M T W T F S S M
A 1 1 2 2 3 3 OFF OFF
B OFF OFF 1 1 2 2 3 3
C 3 3 OFF OFF 1 1 2 2
D 2 2 3 3 OFF OFF 1 1
7
(Anonim , 2016)

c. Waktu lembur (over time)

Lembur hanya dilakukan apabila ada pekerjaan yang harus segera

diselesaikan, sedangkan jam kerja yang ditetapkan sudah habis. Hal ini

dilaksanakan atas dasar pertimbangan dari atasan masing-masing.

d. Hari libur mingguan

Setiap karyawan mendapat hari libur mingguan yang harinya ditentukan

berdasarkan kebijakan atasan, sehingga hari libur tidak selalu hari minggu.

e. Cuti

Cuti diberikan selama 12 hari setiap tahunnya bagi karyawan yang sudah

melewati masa kerja 1 tahun.

1.2.3.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

PT South Pacific Viscose menganggap keselamatan kerja sebagai hal

yang pertama yang harus didahulukan. Slogan peringatan safety first dipasang

pada beberapa lokasi strategis di dalam pabrik. Hal ini bertujuan untuk mendidik

karyawan dan semua pihak yang terlibat dengan PT South Pacific Viscose agar

menjadikan keselamatan kerja sebagai filsafah hidup. Untuk itu PT South Pacific

Viscose membentuk seksi kesehatan dan keselamatan kerja (Safety adn Fire

fighting section) yang berfungsi memberikan bimbingan berupa:

1. Pembinaan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja dengan

senantiasa memberikan kesadaran kepada karyawan untuk melihat dan

memperhatikan paparan-paparan peringatan dan tanda bahaya.

2. Latihan menggunakan alat-alat safety


24

3. Pemeriksaan dan pemeliharaan kondisi alat-alat dari pengaruh-pengaruh zat

kimia

Beberapa faktor penyebab kecelakaan tergantung pada:

1. Unsur manusia

2. Unsur teknis, meliputi

a. Metode kerja

b. Lingkungan kerja

c. Kelengkapan kerja

Beberapa peralatan standar yang digunakan untuk kepentingan

keselamatan kerja antara lain:

1. Helm pengaman

2. Sepatu keselamatan

3. Pelindung mata

4. Masker pelindung pernafasan

5. Pakaian tahan api

1.2.3.5 Jaminan Sosial

Jaminan sosial atau sistem penggajian yang diterapkan adalah gaji kotor

yang sudah termasuk. Kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan sistem

penggajian karyawan antara lain:

1. Sistem Upah

Sistem pengupahan yang diterapkan di PT South Pacific Viscose berupa gaji

kotor yang sudah termasuk tunjangan dengan ketentuan:

a. Gaji akan dibagikan setiap bulan dengan pembayaran gaji dihitung untuk hari-

hari dari tanggal 25 s/d 26 pada bulan berikutnya setiap bulannya. Jika akhir
25

bulan merupakan hari libur atau hari minggu pembayaran dilakukan satu hari

sebelumnya.

b. Tidak termasuk kerja kecuali dalam hal “cuti dengan dibayar” dapat

menyebabkan pemotongan gaji. Cuti dengan dibayar dapat diambul setelah

pemberitahuan dan disetujui sebelumnya.

c. Untuk kerja shift akan dibayar akhir jam kerja setiap akhir bulan yang

bersangkutan.

d. Penggajian pekerja bulanan dilakukan berdasarkan jumlah hari resmi tetapi

tidak termasuk kerja tanpa upah seperti dalam pasal-pasal perjanjian ini.

2. Kenaikan, Tinjauan Upah, dan Upah Minimum

a. Kenaikan Upah Tahunan

Kenaikan upah tahunan ditetapkan setiap awal bulan Januari oleh manager

PT South Pacific Viscose berdasarkan musyawarah dengan serikat karyawan

yang mempertimbangkani:

1) Kemampuan perusahaan

2) Daya saing perusahaan

3) Produktivitas kerja

4) Kerajinan dan dedikasi karyawan

5) Faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya hidup

b. Tinjauan Upah

Dalam keadaan tertentu, berdasarkan rekomendasi Kepala Departemen yang

bersangkutan maka tinjauan upah dapat dipertimbangkan.

c. Upah Minimum

Manajemen PT South Pacific Viscose dapat menaikkan upah karyawan yang


26

masih di bawah Upah Minimum Regional yang ditetapkan oleh pemerintah

secara langsung setelah mendapat laporan dari Departemen Personalia.

Sistem kernaikan upah bagi karyawan PT South Pacific Viscose

dikategorikan sebagai berikut:

1. Kenaikan umum (berdasarkan inflasi)

2. Kenaikan prestasi

3. Kenaikan promosi

1.2.4 Sistem Pemasaran Hasil

Hasil produksi PT South Pacific Viscose ialah serat viscose atau rayon

fiber yang berbahan baku dari wood pulp dengan komposisi yang berbeda. Serat

tersebut terbagi menjadi 2 yaitu serat tekstil dan non tekstil. Serat ini dipakai di

dalam negeri dan dieksport keluar negeri diantaranya Austria, Pakistan, dan

Bulgaria. Produk utama serat rayon dipasarkan ke industri benang, industri

tenun, industri finising. Konsumen yang membutuhkan serat juga bisa datang

langsung ke PT South Pacific Viscose.

Hasil samping dari PT South Pacific Viscose adalah sodium sulfat

anhidrous, asam sulfat, dan carbon disulfida. Sodium sulfat anhidrous dieksport

ke Singapura yang ditangani oleh PT Aneka Kimia Raya, asam sulfat yang

dihasilkan digunakan untuk membuat larutan spinbath di Departemen Spinbath,

sedangkan carbon disulfida digunakan untuk proses pembuatan larutan viscose

dalam internal PT South Pacific Viscose.

1.3. Lay Out Pabrik

1.3.1 Lokasi PT South Pacific Viscose

Pemilihan lokasi pendirian suatu pabrik merupakan hal yang terpenting.


27

Pendirian PT South Pacific Viscose di daerah Purwakarta memiliki beberapan

pertimbangan, diantaranya:

1. Segi Geografi

Daerah Purwakarta dekat dengan tujuan pemasaran produk serat rayon yaitu

pabrik pemintalan di sekitar daerah Bandung dan hanya berjarak sekitar

±20 km dari jalan bebas hambatan Jakarta – Cikampek sehingga

mempermudah transportasi ekspor – impor, serta tersedianya sarana

angkutan yang cukup baik dan memadai di daerah Purwakarta sendiri. Selain

itu, kota Purwakarta dekat dengan Jakarta sebagai sumber pusat informasi,

Pusat Pemerintahan dan ilmu pengetahuan.

2. Segi Kondisi Alam dan Lingkungan

Daerah Purwakarta merupakan tempat yang strategis karena beberapa

pertimbangan, diantaranya:

a. Letaknya dekat dengan sumber air Citarum dan Cikao sebagai sarana utama

untuk air proses, air pendingin, dan lain-lain. Dimana sumber air ini sampai

sekarang belum pernah kering walaupun pada musim kemarau.

b. Dekat dengan sumber tenaga litrik PLTA Jatiluhur sebagai pemasok

kebutuhan energi listrik.

c. Kondisi alam yang cukup stabil yakni bebas dari masalah seperti bencana

alam, gempa, dan banjir.

3. Segi Sosial Budaya

Sebelumnya Purwakarta hanyalah sebuah kota transit. Namun, dengan

maraknya pembangunan pabrik maka PT South Pacific Viscose juga memiliki

kontribusi yang cukup besar dengan menjadikan kota Purwakarta sebagai kota

industri, hal ini juga berarti ikut mendoring pertumbuhan ekonomi di daerah
28

Purwakarta dan sekitarnya dengan menyerap banyak tenaga kerja, terutama

jenis pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan khusus.

PT South Pacific Viscose berlokasi di Kampung Ciroyom, Desa Cidadas,

Kabupaten Purwakarta, P.O BOX 11 Purwakarta, Jawa Barat, sedangkan kantor

pusatnya berlikasi di Sampoerna Strategic Square, South Tower Lantai 22, Jalan

Jendral Sudirman Kav 45-46 Jakarta Pusat 12930 Indonesia.

Gambar 2. Peta lokasi PT South Pacific Viscose


(Google Map, 2016)

1.3.2 Tata Letak PT South Pacific Viscose

PT South Pacific Viscose dibangun di atas tanah seluas 30 hektar,

dengan rincian 21 hektar digunakan untuk bangunan pabrik dan kantor,

sedangkan 9 hektar lagi digunakan untuk kesejahteraan karyawan. Pada awal

tahun 1991 PT South Pacific Viscose mengadakan perluasan tanah sekitar 35

hektar. Sampai saat ini setelah penambahan perluasan maka luas tanah PT

South Pacific Viscose seluruhnya mencapai ±77 hektar.


29

Tata letak pabrik mencakup seluruh posisi bangunan di pabrik yang diatur

berdasarkan jenis alur produksi, posisi terhadap sungai, serta alur keselamatan

dan kenyamanan karyawan. Dasar pemilihan lay out tersebut meliputi:

1. Memudahkan jalannya proses produksi, mengingat proses produksi di PT

South Pacific Viscose adalah continue baik pada proses produksi utama

maupun pada proses penunjang.

2. Memudahkan transportasi dalam lingkungan pabrik.

3. Memudahkan untuk mengolah limbah buangan baik itu berupa gas maupun

cair, alur limbah ini diatur sedemikian rupa sehingga air keluar dari pabrik

sudah tidak lagi membahayakan lingkungan.

Luas kawasan PT South Pacific Viscose yang digunakan untuk pabrik

ialah sekitar ± 77 hektar yang terbagi menjadi:

1. Daerah Pabrik

2. Daerah perumahan karyawan dan sarana penunjang lainnya

Untuk lay out tata letak PT South Pacific Viscose tersaji pada gambar 3.

Lay out alat Departemen Viscose lantai 1 tersaji pada gambar 4, lay out alat

Departemen Viscose lantai 2 tersaji pada gambar 5 sedangkan lay out alat

Departemen Viscose lantai 3 tersaji pada gambar 6.


30

Gambar 4. Lay out alat Departemen Viscose lantai 1


(Anonim7, 2016)
31

Gambar 5. Lay out lat Departemen Viscose lantai 2


(Anonim7, 2016)
32

Gambar 6. Lay out alat Departemen Viscose lantai 3


(Anonim7, 2016)

Anda mungkin juga menyukai