PENDAHULUAN
maka dari itu kebutuhan akan sandang juga ikut meningkat. Tentu saja hal ini
Sebagian kebutuhan serat selama ini disuplai oleh serat alami yaitu kapas,
rayon. PT South Pacific Viscose dengan Teknologi Lenzing AG untuk Line Lama
(Line 1,2 dan 3) dan pada Line Baru (Line 4 dan 5) dengan Teknologi Yokogawa
dapat memproduksi serat sintesis dari bahan dasar selulosa dengan kualitas
didirikan pada tahun 1978 dengan surat ijin pendirian No. 17/14/78. Pemegang
saham perusahaan ini terdiri dari Lenzing AG, Austria; Avit Investment Ltd. Turk
and Caicos Island (BWI); Penique S.A, Panama Island; PT Pura Golden Lion,
Indonesia; dan Mrs. Saparsih Noor Luddin, Indonesia. Pendirian perusahaan ini
1981 dengan rancangan desain dan teknik mesin yang dilakukan oleh Ing
Maurer S.A dari Berne Switzerland dan uji coba produksi dilakukan pada tanggal
17 Desember 1982 dengan tenaga ahli dari perusahaan induk yaitu Lenzing AG,
Austria.
1
2
beroperasinya Line 2 pada bulan Mei 1992 dengan jumlah produksi serat rayon
sebanyak 180-200 ton/hari. Selain itu, Line 2 juga memproduksi kristal natrium
ini mampu memproduksi 350 ton serat rayon dan 210 ton kristal natrium sulfat
Guna peningkatan produksi serat rayon dan kristal sulfat anhidrat, maka
PT South Pacific Viscose pada tahun 2009 mendirikan Line 4 yang mulai
beroperasi pada bulan Januari 2010, dan memproduksi 600 ton/hari serat rayon
dan 360 ton/hari natrium sulphat anhidrat. Pembangun pula Line 5 yang mulai
pada awal tahun 2011 dan beroperasi pada bulan November 2012,
meningkatkan total kapasitas produksi menjadi 890 ton/hari serat rayon dan
500 ton/hari kristal natrium sulfat anhidrat. Jadi, total produksi serat rayon
185.000 ton/tahun. Pembangunan dua line baru ini berdapak positif selain
dari segi kapasitas dan dapat menyerap tenaga kerja di sekitar lingkungan
Viscose juga mendirikan Unit Pengolahan Limbah Gas yaitu Wastegas Sulphuric
Acid Plant (WSA Plant) pada bulan November 1993. Juga pada tahun ini
pada bulan November 2012. Kemudian pada awal tahun 2013 PT South Pacific
Viscose mulai mendirikan WSA Plant 2, yang telah beroperasi pada bulan April
2014. Hal ini dapat dijadikan bukti kepedulian dan tanggung jawab
Bahan Baku adalah bahan dasar yang dipakai untuk memproduksi serat
untuk menunjang pembuatan produksi serat buatan (rayon). Bahan baku yang
digunakan adalah pulp, NaOH dan CS2 lalu untuk bahan pembantu adalah soft
1. Pulp
Pulp yang digunakan untuk membuat serat viscose di PT. South Pacific
Viscose saat ini diimport dari negara Afrika Selatan dan Republik Ceko. Jenis
didatangkan dari Republik Ceko. Berbagai jenis pulp tersebut sudah di akui oleh
17,5% dan nilai derajat polimerisasi pulp terdiri dari 3 jenis selulosa, yaitu:
a. Alpha selulosa : tidak larut dalam NaOH 17,5% dan mempunyai derajat
b. Beta selulosa : larut dalam NaOH 17,5% dan memiliki derajat polimerisasi 10-
dari 10, dan dengan penambahan asam tidak akan kembali mengendap.
Persyaratan pulp untuk memperoleh kualitas serat viscose yang baik yaitu
harus memiliki kandungan alpha selulosa dengan kadar yang tinggi (≥90%),
5
gamma selulosa) berkadar lebih rendah (≤10%). Kebutuhan pulp yang digunakan
dalam pembuatan serat viscose dibagi menjadi 2 jenis dengan nama dagang
Pulp serat pendek dan pulp serat panjang dicampur untuk pertimbangan
kualitas produksi dan biaya produksi. Perbandingan pulp yang digunakan antara
serat pendek dan serat panjang berbeda-beda pada setiap line di PT South
Pacific Viscose. Tapi sekarang ini produksi yang ada dalam PT South Pacific
Viscose sudah tidak menggunakan serat panjang karena alasan dalam segi
a. Strong lye
725 gr/lt atau 48% NaOH dengan specific gravity kurang lebih 1,48.
b. Buck up lye
Buck up lye merupakan larutan alkali yang memiliki konsentrasi ±590 gr/lt
(NaOH 40%) dengan specific gravity 1,44. Larutan ini dibuat dari strong lye
6
dalam Caustic Absobtion Chiller atau yang biasa dikenal dengan sistem
c. Steeping lye
alkalising dalam Pulper. Steeping lye ini memiliki konsentrasi ± 220 gr/lt atau
18% NaOH terbuat dari campuran press lye, buck up lye, dan soft water.
d. Press lye
Press lye merupakan kelebihan larutan alkali yang diperoleh dari hasil
16-19 gr/lt atau 1,8% NaOH. Larutan ini digunakan pada reaksi xanthasi di
xanthator. Larutan ini diperoleh dari pencampuran reject lye, soft water, dan
centrifuge lye.
f. Washing lye
dissolving lye dan mencuci Slurry Intermediate Press. Washing lye ini
g. Centrifuge lye
Centrifuge lye adalah lye yang diperoleh dari last reject viscose yang telah
Departemen NGBC (Natural Gas Based CS2). Carbon disulfida (CS2) ini
Gas carbon disulfida diperoleh dari reaksi antara sulfur (S2) dengan
natural gas berupa gas metana (CH4) pada Reaction Unit. Selanjutnya terjadi
pemisahan antara gas CS2 dan H2S dengan proses destilasi pada Refinery Unit.
Gas CS2 yang telah terpisah dengan H2S ditampung ke CS2 Tank Farm untuk
Kapasitas produksi NGBC plant adalah 120 ton/hari, sedangkan CS2 hasil
±22 ton/hari. 1 ton serat membutuhkan CS2 sebanyak 320 kg, sehingga
8
kebutuhan total CS2 per hari ±128 ton, sedangakan kekurangannya terpenuhi
dengan mengimpor CS2 dari China. Komposisi CS2 tersaji pada tabel 3.
Soft water adalah air yang telah mengalami pengolahan sedemikian rupa
agar tidak bersifat sadah atau tidak mengandung ion-ion Ca dan Mg. Soft water
Air yang diperlukan untuk proses didapat dari sumber air Sungai Citarum
dan kebutuhan air PT South Pacific Viscose adalah 60.000 m 3/hari. Karakteristik
3. Berol 338
Penggunaan berol 338 ini bertujuan sebagai pelumas agar tidak terjadi
caking pada Preshredder, Fine Shredder dan Aging Drum serta untuk
korosi. Kebutuhan Berol 338 per 1 ton berat rayon (produk) adalah 5,7 kg dan
unit, dimana masing-masing unit tersebut memiliki fungsi dan kedudukan yang
1. Departemen Viscose
viscose dari bahan baku pulp yang direaksikan dengan larutan natrium
2. Departemen Spinbath
10
3. Departemen Spinning
rayon (viscose staple fiber) dari bahan baku larutan viscose yang dihasilkan
Departemen Spinbath.
produksi.
Acid plant merupakan unit yang menghasilkan asam sulfat yang digunakan
Treatment Plant menyediakan air untuk air untuk air proses dan air
pendingin.
11
(EPD))
Departemen ini terdiri dari WSA (Waste Sulfat Acid) Plant dan WWT (Waste
Water Treatment) Plant. WSA Plant adalah bagian yang mengolah limbah
gas menjadi asam sulfat, sedangkan WWT Plant adalah bagian yang
Unit ini terdiri dari beberapa bagian Departemen Boiler, Sipil, Mekanik,
baku, produk serta kandungan limbah yang terjadi pada setiap unit proses.
Selain itu unit ini juga bertugas mengontrol dan menganalisa input dari setiap
aktivitas perusahaan dan pedoman dalam pengaturan posisi kerja dan fungsi
dengan jelas dan bila timbul suatu masalah dapat langsung diatasi oleh setiap
bagiannya masing-masing.
tanggung jawab yang diiemban oleh setiap bagian dalam suatu posisi yang
Merupakan posisi jabatan yang ada pada sistem kerja dalam PT South
dengan teknisi pabrik serta proses produksi maupun diluar proses produksi
Presiden Direktur.
15
ekspor dan impor, penetapan pajak bagi tenaga kerja asing, pajak
klarifikasi (cek dan ricek) pada tagihan pada supplier, bersama-sama dengan
Bertanggung jawab kepada Direktur Kuangan dalam hal menjaga saran dan
secara berkala.
Merupakan posisi jabatan yang ada pada sistem kerja dalam PT South
melakukan uji coba terhadap kualitas bahan baku dan produk di PT South
atas produk yang berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas dari produk
pengawasan barang jadi di gudang, selain itu juga memilikin tugas untuk
(konsumen).
18
a. Departemen Viscose
b. Departemen Spinbath
c. Departemen Spinning
h. Laboratorium
a. Pemasaran
b. Akunting
c. Personalia
d. Audit
e. Simpanan
f. Keamanan
Jenjang karir karyawan di PT South Pacific Viscose mulai dari yang paling
a. Presiden Komisaris
b. Komisaris
c. Dewan Direksi
d. Manajer
e. Kepala Departemen
1) Senior Supervisor
2) Full Supervisor
3) Junior Supervisor
4) Asisten Supervisor
1) Senior Foreman
2) Full Foreman
3) Junior Foreman
4) Asisten Foreman
1) Senior Operator
2) Full Operator
3) Junior Operator
4) Asisten Operator
a. Office Boy
c. Sopir
20
tambahan bagi para karyawan dan karyawatinya sesuai dengan menu yang
diatur oleh perusahaan. Untuk periode Maret 2016 ini 1 paket makan seharga
Rp 11.000,00.
b. PT South Pacific Viscose menyediakan menu khusus pada hari raya Idul Fitri
pada saat pelaksanaan shutdown yaitu pada saat penghentian produksi guna
2. Transportasi
perusahaan.
bekerja lembur.
4. Pakaian dan sepasang sepatu kerja yang diberikan pada setiap bulan Januari,
terdiri dari dua pasang seragam untuk pekerjaan kantor, sedangkan untuk
mekanik.
7. Sarana olah raga berupa lapangan tenis, lapangan sepakbola, lapangan bola
diatur dalam suatu Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara unit Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dengan PT South Pacific Viscose. Surat ini
berlaku selama dua tahun dan dapat diperpanjang satu tahun berikutnya.
Adapaun maksud adanya Surat Kerja Bersama ini adalah untuk mengatur tata
undang No. 21 tahun 1954 serta berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
tingkat perndidikan yang ada. Variasi ini dimulai dari lulusan tingkat sekolah
dasar hingga sarjana bahkan beberapa pekerja dari magister. Rincian tenaga
Jumlah karyawan PT South Pacific Viscose ini adalah data pada bulan
Februari 2016 mencapai 1710 orang. Menyesuaikan PERDA yang berlaku maka
22
untuk pengambilan tenaga kerja kasar diambil dari daerah sekitar perusahaan,
sedangkan untuk tenaga menengah dan akademis dapat diambil dari luar
daerah. Dari jumlah tersebut dapat dihitung 19,88% merupakan tenaga kerja
Untuk sistem pembagian kerja dibagi dalam 4 (empat) grup yang bekerja
GROUP M T W T F S S M
A 1 1 2 2 3 3 OFF OFF
B OFF OFF 1 1 2 2 3 3
C 3 3 OFF OFF 1 1 2 2
D 2 2 3 3 OFF OFF 1 1
7
(Anonim , 2016)
diselesaikan, sedangkan jam kerja yang ditetapkan sudah habis. Hal ini
berdasarkan kebijakan atasan, sehingga hari libur tidak selalu hari minggu.
e. Cuti
Cuti diberikan selama 12 hari setiap tahunnya bagi karyawan yang sudah
yang pertama yang harus didahulukan. Slogan peringatan safety first dipasang
pada beberapa lokasi strategis di dalam pabrik. Hal ini bertujuan untuk mendidik
karyawan dan semua pihak yang terlibat dengan PT South Pacific Viscose agar
menjadikan keselamatan kerja sebagai filsafah hidup. Untuk itu PT South Pacific
Viscose membentuk seksi kesehatan dan keselamatan kerja (Safety adn Fire
kimia
1. Unsur manusia
a. Metode kerja
b. Lingkungan kerja
c. Kelengkapan kerja
1. Helm pengaman
2. Sepatu keselamatan
3. Pelindung mata
Jaminan sosial atau sistem penggajian yang diterapkan adalah gaji kotor
1. Sistem Upah
a. Gaji akan dibagikan setiap bulan dengan pembayaran gaji dihitung untuk hari-
hari dari tanggal 25 s/d 26 pada bulan berikutnya setiap bulannya. Jika akhir
25
bulan merupakan hari libur atau hari minggu pembayaran dilakukan satu hari
sebelumnya.
b. Tidak termasuk kerja kecuali dalam hal “cuti dengan dibayar” dapat
c. Untuk kerja shift akan dibayar akhir jam kerja setiap akhir bulan yang
bersangkutan.
tidak termasuk kerja tanpa upah seperti dalam pasal-pasal perjanjian ini.
Kenaikan upah tahunan ditetapkan setiap awal bulan Januari oleh manager
yang mempertimbangkani:
1) Kemampuan perusahaan
3) Produktivitas kerja
b. Tinjauan Upah
c. Upah Minimum
2. Kenaikan prestasi
3. Kenaikan promosi
Hasil produksi PT South Pacific Viscose ialah serat viscose atau rayon
fiber yang berbahan baku dari wood pulp dengan komposisi yang berbeda. Serat
tersebut terbagi menjadi 2 yaitu serat tekstil dan non tekstil. Serat ini dipakai di
dalam negeri dan dieksport keluar negeri diantaranya Austria, Pakistan, dan
tenun, industri finising. Konsumen yang membutuhkan serat juga bisa datang
anhidrous, asam sulfat, dan carbon disulfida. Sodium sulfat anhidrous dieksport
ke Singapura yang ditangani oleh PT Aneka Kimia Raya, asam sulfat yang
pertimbangan, diantaranya:
1. Segi Geografi
Daerah Purwakarta dekat dengan tujuan pemasaran produk serat rayon yaitu
angkutan yang cukup baik dan memadai di daerah Purwakarta sendiri. Selain
itu, kota Purwakarta dekat dengan Jakarta sebagai sumber pusat informasi,
pertimbangan, diantaranya:
a. Letaknya dekat dengan sumber air Citarum dan Cikao sebagai sarana utama
untuk air proses, air pendingin, dan lain-lain. Dimana sumber air ini sampai
c. Kondisi alam yang cukup stabil yakni bebas dari masalah seperti bencana
kontribusi yang cukup besar dengan menjadikan kota Purwakarta sebagai kota
industri, hal ini juga berarti ikut mendoring pertumbuhan ekonomi di daerah
28
pusatnya berlikasi di Sampoerna Strategic Square, South Tower Lantai 22, Jalan
hektar. Sampai saat ini setelah penambahan perluasan maka luas tanah PT
Tata letak pabrik mencakup seluruh posisi bangunan di pabrik yang diatur
berdasarkan jenis alur produksi, posisi terhadap sungai, serta alur keselamatan
South Pacific Viscose adalah continue baik pada proses produksi utama
3. Memudahkan untuk mengolah limbah buangan baik itu berupa gas maupun
cair, alur limbah ini diatur sedemikian rupa sehingga air keluar dari pabrik
1. Daerah Pabrik
Untuk lay out tata letak PT South Pacific Viscose tersaji pada gambar 3.
Lay out alat Departemen Viscose lantai 1 tersaji pada gambar 4, lay out alat
Departemen Viscose lantai 2 tersaji pada gambar 5 sedangkan lay out alat