Anda di halaman 1dari 132

IlO

OPTIMALISASI PRODUKSI SERAT VISCOSE


DI PT SOUTH PACIFIC VISCOSE
PURWAKARTA JAWA BARAT

Oleh :

TINA ROEDI YANTI KARTINI


NRP. A 14102582

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
;ih& 6erli:ndzlng Kepada 'Elzgkau G,epada ke6
sku hkukan. J k u nmengakui semua niknat yang
6erikan padaku dun a/& mengakui p u b dosa-dosa yarzg t
kulakukan.O M karena itu anlpunihii a&. Sesungguhny
RINGKASAN EKSEKUTIF

TINA ROEDI YANTI KARTINI. Optimalisasi Produksi Serat Viscose di PT


South Pacific Viscose PuMlakarta Jawa Barat. Di Bawah Bimbingan
ANNA PARIYANTI.

Industri tekstil membutuhkan kapas sebagai bahan baku utamanya.


Besamya jumlah pennintaan kapas untuk memenuhi kebutuhan produksi tekstil
dalam negeri tidak dapat dipenuhi hanya dari produksi kapas dalam negeri.
Produksi domestik hanya memenuhi sekitar 3.8 persen dari kebutuhan total
industri tekstil Indonesia atau sebesar 96.2 persen dipenuhi dari impor. Hal ini
dinilai memberatkan karena biaya yang hams dikeluarkan bertambah besar.
Besamya konsumsi kapas karena semakin berkembangnya industri tekstil dan
produk tekstil (TPT).
Sebagai bahan pertimbangan saat ini industri TPT nasional cendemng
menggunakan serat sintetis sebagai pengganti dari serat alam seperti kapas.
Potensi yang dimiliki serat sintetis hampir sama dengan kapas, sehingga serat
sintetis ini dijadikan produk substitusi untuk memproduksi produksi teksf11.
Viscose adalah serat buatan pertama dalam industri tekstil yang dihasilkan dari
pulp kayu pinus. Potensi pasar serat viscose di Indonesia cukup besar, ha1 ini
disebabkan karena jumlah perusahaan yang memproduksi serat viscose di
Indonesia hanya dua yaitu PT SPV dan PT Indobarat Rayon. Pada tahun 2005,
pangsa pasar PT SPV mencapai 46.67 persen dan sisanya sebesar 33.33 persen
dimiliki PT Indobarat Rayon. Sedangkan pangsa pasar untuk serat viscose sebagai
bahan tissue danpampers seluruhnya dikuasai oleh PT SPV.
PT SPV menghadapi permasalahan dalam memenuhi permintaan pasar
yang fluktuatif. Produksi serat viscose yang dihasilkan PT SPV dipengaruhi oleh
perubahan harga input seperti harga bahan baku pulp. Harga bahan baku pulp
yang diimpor berfluktuasi sehingga secara tidak langsung dapat mempengmhi
harga serat viscose yang dihasilkan. Adanya impor bahan baku pulp,
mengharuskan PT SPV untuk mengeluarkan biaya bahan baku yang tidak sedikit.
Sehingga hal ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan penggunaan bahan
baku yang lebih efisien. Selain itu, PT SPV masih menghadapi pennasalahan
dalam penggunaan sarana produksi tetap yang rendah seperti penggunaan
kapasitas mesin. Sehingga penunusan masalah yang dapat dikaji adalah berapa
tingkat produksi serat viscose yang optimal sehingga memberikan keuntungan
maksimum dan berapa tingkat penggunaan bahan baku, tenaga kerja dan mesin
yang dapat memberikan produksi serat viscose yang optimal.
Tuiuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat produksi serat viscose
yang optimal ;ang akan memberikan k&ntungan maksikal dan menganalis'is
tingkat penggunaan bahan baku, tenaga keja dan mesin. Penelitian diharapkan
dapat menjadi masukkan khusus dalam menentukan kebijakan sistem produksi
serat viscose di PT SPV.
Penelitian ini dilaksanakan di PT South Pacific Viscose yang berlokasi di
Desa Cicadas, Purwakarta, Jawa Barat pada bulan November 2005 sampai dengan
Februari 2006. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Proses pengolahan data
ini dilakukan dengan tahap editing, coding, tabulasi dan verz$kasi. Pengolahan
data menggunakan program linear (LINDO), dimana akan dihasilkan analisis
primal, analisis dual dan analisis sensitivitas.
PT SPV merupakan salah satu pemsahaan yang memproduksi serat
viscose sebagai produk utarna dan kristal Natrium Sulfat Ahdidrat sebagai produk
sampingan. Pada tanggal 15 April 1983, PT SPV sudah dapat berproduksi secara
penuh sebesar 50 ton per hari. Pada tahun 2005 produksinya meningkat menjadi
300-400 ton per hari.
Pada dasarnya perusahaan belum berproduksi secara optimal. Hal ini dapat
dilihat dari perbandingan antara keuntungan pada kondisi aktual dan kondisi
optimal. Hasil analisis primal menunjukkan adanya perbedaan antara produksi
aktual dan optimal yang cukup besar membuktikan bahwa pada dasarnya
pemsahaan bisa meningkatkan total produksi serat secara keseluruhan.
Keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal lebih besar bila dibandingkan
dengan kondisi aktual yaitu pada kondisi aktual sebesar Rp
1,604,859,737,019.50dan pada kondisi optimal keuntungan yang didapat sebesar
Rp 1,607,601,079,538.02 maka terdapat selisih sebesar Rp 2,741,342,518.53
Peningkan keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal sangat kecil
disebabkan karena bahan baku yang digunakan untuk memproduksi serat viscose
jenis regular, semidull, high tenancity, dun non woven tidak berbeda
Pada kondisi aktual, PT SPV selalu melakukan kegiatan produksi untuk ke
empat jenis serat yang dihasilkan. Sedangkan pada kondisi optimal, pada bulan
April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember
serat viscose jenis regular tidak berproduksi yang ditandai dengan adanya nilai
reduced cost masing-maing sebesar 866.099609, Mei memiliki nilai reduced
cost sebesar 329.553589, Juni memiliki nilai reduced cost sebesar 941.500000,
Juli memiliki nilai reduced cost sebesar 916.799805, Agustus memiliki nilai
reduced cost sebesar 932.799805, September memiliki nilai reduced cost sebesar
917.000244, Oktober memiliki nilai reduced cost sebesar 909.000000, bulan
November memiliki nilai reduced cost sebesar 901.799805 dan Desember
memiliki nilai reduced cost sebesar 929.000000. Artimya adalah apabila
pemsahaan tetap memproduksi satu kilogram serat viscose maka akan
memperoleh kerugian sebesar nilai reduced cost tersebut. Untuk serat jenis
reguler yang tidak berproduksi dialihkan memproduksi serat viscose jenis lain
yang memiliki permintaan lebih besar dan memiliki nilai ekonomis yang lebih
tinggi, sehingga dapat memberi keuntungan yang maksimum terhadap
perusahaan.
Hal ini berbeda dengan serat viscose jenis high tenancify dan nun woven
yang tetap melakukan kegiatan produksi setiap bulannya. Jika dilihat dari volume
produksinya maka jenis high tenancity lebih tinggi dibandingkan dengan volume
produksi jenis lain. Hal ini disebabkan permintaan serat jenis ini tinggi bila
dibandingkan dengan serat lain. Secara keseluruhan volume produksi serat
viscose di PT SPV perlu ditingkatkan lagi karena kondisi aktualnya masih lebih
kecil bila dibandingkan dengan kondisi optimal.
Penggunaan bahan baku pulp pada bulan Mei dan Oktober sudah terpakai
keseluruhannya. Faktor yang mempengaruhinya adalah ketersedian atau stok
bahan baku pulp yang ada di pemsahaan hanya sedikit. Hasil analisis dual,
menunjukkan bahwa penggunaan sumberdaya yang dilakukan PT SPV secara
keseluruhan berlebih, kecuali untuk penggunaan bahan penolong NaOH dan target
produksi serat viscose jenis high tenancity dan non woven. Target produksi untuk
kedua jenis serat tersebut telah sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan,
sehingga dapat memenuhi permintaan untuk kedua jenis serat viscose jenis high
tenancity dan non woven. Pada kendala permintaan, semua jenis serat viscose
masih belum dapat memenuhi permintaan pasar. Kondisi ini dapat memberikan
informasi b a g perusahaan untuk meningkatkan produksi serat viscose dengan
memanfaatkan ketersediaan sumberdaya yang masih berlebih serta berusaha untuk
terus melakukan perbaikan &lam perencanaan dan pelaksanaan pada kegiatan
perusahaan. Adanya perbaikan diharapakan dapat meningkatkan pendapatan
sehingga akhirnya memperoleh peningkatan keuntungan yang besar.
Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa sumberdaya yang dimiliki
perusahaan memiliki selang kepekaan yang tidak sensitif terhadap peningkatan
sumberdaya. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan sumberdaya masih
berlimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal.
OPTIMALISASI PRODUKSI SERAT VISCOSE
DI P T SOUTH PACIF~CVISCOSE
PURWAKARTA JAWA BARAT

Oleh :

TINA ROEDI YANTI KARTINI


NIIP . A 14102582

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada
Pakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini, menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :


Nama : Tina Roedi Yanti Kartini
NRP : A14102582
Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis
Judul : Optimalisasi Produksi Serat Viscose Di PT. South Pacific
Viscose Punvakarta Jawa Barat
Dapsit diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Palcultas Pertanian, Institut Pei-tanian Bogor.

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Ir. Anna Farivanti, MS


NIP. 131 918 115

NIP. 130 422 698

Tanggal Kelulusan : J 9

Anda mungkin juga menyukai