Nim : 18401015
MK : Pencegahan Kebakaran dan STD
KESIMPULAN
KELELAHAN KERJA
1. Konsumsi oksigen
2. Denyut jantung
3. Pengeluaran Energi
4. Peredaran udara dalam paru-paru
5. Temperatur tubuh
6. Konsentrasi asam laktat dalam darah
7. Komposisi kimia dalam darah dan air seni
8. Tingkat penguapan
Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung.
Pengukuran-pengukuran dilakukan oleh para peneliti sebelumnya hanya berupa indikator
yang menunjukkan terjadinya kelelahan. Untuk mengetahui tingkat kelelahan tenaga kerja
dapat dilakukan dengan berbagai macam pendekatan yaitu : Pengukuran waktu reaksi, Uji
hilangnya kelipatan (Flicker Fusion Test), Pengamatan tentang koordinasi dan efisiensi
kegiatan fisik, Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2), Kuesioner
kelelahan 30 item. Sesaat setelah kita melakukan aktivitas kerja, pasti kita akan mengalami
suatu kelelahan. Kelelahan dapat mengakibatkan operator kehilangan konsentrasi saat
bekerja, hal ini tentu akan mengakibatkan produktivitas pekerja tersebut rendah, sehingga
sering melakukan kesalahan saat bekerja yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu
hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelelahan adalah dengan memberikan waktu
istirahat yang cukup untuk proses pemulihan pemulihan kondisi fisik yang lelah, dan
melakukan pengaturan waktu kerja. Waktu saat kita bekerja harus seimbang dengan waktu
saat kita istirahat. Semua orang mempunyai tingkat ketahanannya sendiri. Waktu istirahat
sewaktu kita bekerja dapat kita hitung melalui denyut nadi yang digunakan juga untuk
menghitung energi yang kita konsumsi. Waktu istirahat berfungsi untuk mengembalikan
kondisi tubuh kita untuk kembali pada keadaan semula.
GIZI KERJA
Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk
penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan
derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki
peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua
pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan
waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja. Rendahnya produktivitas kerja dianggap
akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja.
Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya
mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja.
Gizi kerja adalah nutrisi / kalori yang dibutuhkan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan jenis pekerjaan yang bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan tenaga kerja
dan produktivitas yang setinggi-tingginya.
Beban kerja merupakan beban yang dialami oleh tenaga kerja sebagai akibat
pekerjaan yang dilakukannya. Beban kerja sangatlah berpengaruh terhadap produktifitas dan
efisiensi tenaga kerja, beban kerja juga merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat keselamatan dan kesehatan para pekerja. Dalam ergonomi atau
hygiene Industri diatur suatu metode pengaturan menu makanan untuk para pekerja agar
memenuhi gizi dan kebutuhan kalori mereka sesuai dengan beban kerja fisik yang dilakukan.
Beban kerja fisik selalu berkaitan dengan pergerakan otot. Salah satu kebutuhan umum dalam
pergerakan otot adalah oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam
menghasilkan energi, dan satusan energi adalah kalori, sedangkan menghitung kalori adalah
menghitung asupan energi. Energi diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat,
lemak dan protein.