Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal

Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self


Rating Test
Titin Isna Oesman1 dan Risma Adelina Simanjuntak2
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
ti_oesman@yahoo.com,risma_stak@yahoo.com
Abstrak. Kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu,
tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh. Kelelahan umumnya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk
bekerja yang disebabkan faktor internal dan faktor eksternal.
Penelitian ini dilaksanakan pada pembuatan keramik mozaik, perusahaan ini dituntut untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan jadual tepat sesuai dengan waktu yang
sudah ditentukan, sikap kerja yang statis. Tuntutan pekerja membuat para pekerja tertekan
sehingga terjadinya perasaan kelelahan.
Pengukuran kelelahan akibat kerja untuk mengukur perasaan kelelahan secara subjektif
dengan Subjective Self Rating Test (SSRT) dari Industrial Fatigue Research Committe
(IFRC). Berisi pertanyaan yang berhubungan dengan tentang pelemahan kegiatan,
pelemahan motivasi, gambaran kelelahan fisik. Pengukuran tingkat kelelahan dalam
hubunganya dengan faktor internal (usia, status gizi), ekternal (beban kerja, keluhan).
Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa (1) nilai X hitung usia : 0.2273 , (2) Nilai
hitung status gizi : 2,1427 1, (3) Nilai hitung beban kerja : 1,5357, (4) Nilai hitung
keluhan 0,7143, Dengan : 5% ,berarti Ho untuk faktor usia, status gizi, beban kerja dan
keluhan di terima , maka disimpulkan ada hubungan antara semua faktor dengan tingkat
kelelahan.
Kata kunci : Kelelahan, SSRT, Faktor Internal, Faktor Eksternal

PENDAHULUAN
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari.
Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh memungkinkan
untuk dapat menggerakan tubuh dan melakukan pekerjaan. Setiap pekerjaan merupakan
beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut berupa beban kerja fisik maupun beban
kerja mental. Dalam prakteknya beban kerja yang dijumpai merupakan kombinasi antara
beban fisik dan beban mental (Pulat,1992).
Setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik
terhadap kemampuan fisik, kemampian kognitif maupun keterbatasan manusia yang
menerima beban tersebut . Secara umum hubungan beban kerja dan kapasitas kerja
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Tuntutan pekerja yang harus dihadapi seseorang merupakan rangkuman akhir
dari segala karateristik tugas yang dihadapi. Kalau ratio tuntutan tugas lebih besar dari
akhir yang bisa dimulai oleh adanya ketidaknyamanan, kelelahan, kecelakaan, cedera dan
rasa sakit
Sarana kerja yang tidak ergonomis, lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat
dan sikap kerja yang tidak alamiah merupakan sebagian besar masalah yang muncul,

Workplace Safety and Health

1-268

Proceeding 11th National Conference of Indonesian Ergonomics Society 2011


ISSN : 2088-9488

khususnya dalam lingkungan industri skala kecil. Masalah-masalah tersebut disamping


memberikan beban tambahan juga gangguan sistem muskuloskeletal, keluhan subjektif dan
kelelahan yang berakibat pada rendahnya produktivitas kerja.. Perusahaan ini dituntut
untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan jadual tepat sesuai dengan waktu
yang sudah ditentukan. Pengamatan awal pada bagian proses produksi sudah terlihat tidak
ergonomis. Melihat kondisi kerja seperti ini akan berpengaruh terhadap tingkat
kenyamanan pekerja, sehingga dapat meningkatkan beban kerja, mempercepat munculnya
kelelahan dan keluhan subjektif serta menurunkan produktivitas kerja .
Dengan menggunakan aspek beban kerja mental / subjektif dengan pengukuran
perasaan kelelahan secara subjektif ( subjective feelings of fatique ), dengan metode
pengukuran kelelahan yang dikeluarkan oleh Intrenational Fatigue Research Committe
(IFRC) atau disebut Subjective Self Rating Test (SSRT). Dengan memberikan 30 daftar
pertanyaan yang dikelompokan dalam 3 bagian , yaitu 10 pertanyaan tentang pelemahan
kegiatan, 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi dan 10 pertanyaan tentang gambaran
kelelahan fisik (Tarwaka,2004). Berdasarkan hasil kuesioner IFRC didapat gambaran
tingkat kelelahan yang dihubungkan dengan faktor faktor internal dan eksternal pada
perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas
maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan dari penelitian yang akan dilakukan adalah faktor-faktor apa yang
mempengaruhi tingkat kelelahan sehingga dapat mempengaruhi performansi kerja. Tujuan
dan manfaat yang ingin dicapai adalah mengetahui hubungan faktor internal (usia, status
gizi,) dan faktor eksternal (beban kerja, keluhan) terhadap tingkat kelelahan pekerja.

LANDASAN TEORI
1.

Defenisi Kelelahan
Kelelahan merupan kondisi yang ditandai dengan perasaan lelah dan menurunkan
kesiagaan serta berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Kelelahan kerja dalam suatu
industri berkaitan pada tiga gejala yang saling berhubungan yaitu perasaan lelah,
penurunan fisiologis dalam tubuh dan menurunnya kapasitas kerja. Menurut Grandjean
(1993) kelelahan kerja merupakan gejala yang ditandai adanya perasaan lelah dan
penurunan kesiagaan. Berdasarkan beberapa defenisi disimpulkan kelelahan atau fatigue
menunjukkan keadaan yang berbeda-beda , tetapi dari semua keadaan kelelahan berakibat
pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Secara konseptual keadaan lelah
meliputi aspek fisiologis maupun aspek psikologis dan bersifat subjektif dimana ditandai
dengan penurunan kinerja fisik, perasaan lelah, penurunan motivasi, dan penurunan
produktivitas kerja.
2.

Faktor Penyebab Kelelahan

Faktor penyebab terjadinya kelelahan akibat kerja di industri sangat bervariasi dan
sangat kompleks, saling terkait antara faktor dengan yang lain. Seperti faktor intensitas dan
lamanya kerja fisik dan mental, problem fisik seperti tanggung jawab, lingkungan, kondisi
kesehatan, nutrisi. Faktor-faktor penyebab kelelahan sebagai berikut : (Grandjean,1993)
Faktor Internal
Usia
Usia seseorang akan mempengaruhi kondisi, kemampuan dan kapasitas tubuh dalam
melakukan aktivitasnya. Produktivitas kerja akan menurun seiring dengan bertambahnya
usia. Kapasitas kerja meliputi kapasitas fungsional, mental dan sosial akan menurun
Workplace Safety and Health

1-269

Proceeding 11th National Conference of Indonesian Ergonomics Society 2011


ISSN : 2088-9488

menjelang usia 45 tahun, menjelang usia 50 tahun keatas kapasitas akan menurun (ILO
&WHO, dalam Tarwaka)
Status Gizi
Semua orang baik itu pekerjadalam hidupnya membutuhkan zat gizi yang diperoleh
dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari- hari. Setiap orang membutuhkan makanan
sebagai sumber energi atau tenaga. Berdasarkan FAO/WHO pada tahun 1985 bahwa
batasan berat badan normal orang dewasa dapat ditentukan dengan nilai Body Mass Index
(BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT adalah suatu alat atau cara sederhana untuk
memantau status gizi dewasa khususnya dengan berat badan. Penggunaan IMT hanya
berlaku untuk orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun, dengan perhitungan sebagai
berikut : (Duhita)

Keterangan : BB : Berat badan (kg) ; TB : Tinggi badan (m)


Faktor eksternal
Beban kerja
Beban kerja dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja
kuantitatif adalah seseorang bekerja dalam jumlah banyak sesuai dengan waktu yang telah
diberikan. Beban kerja kualitatif seseorang bekerja dengan tugas-tugas yang repetitive
(berulang-ulang). Nadi kerja (heart rate) seseorang tenaga kerja ditentukan oleh besarnya
beban langsung pekerjaan, beban tambahan dan kapasitas kerja.
Keluhan kerja
Keluhan kerja pada saat pekerja ( sakit pada melaksanakan pekerjaan) merupakan
salah satu penyebab kelelahan Dengan Bordic Body Map melalui kuesioner dapat
ditentukan kondisi keluhan para pekerja
Yang terpenting adalah bagaimana menangani setiap kelelahan yang muncul agar
tidak menjadi kronis. Agar dapat menangani kelelahan yang tepat, maka harus
mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya kelelahan .Penyebab kelelahan dan
cara mengatasi digambarkan pada gambar 1.

Workplace Safety and Health

1-270

Proceeding 11th National Conference of Indonesian Ergonomics Society 2011


ISSN : 2088-9488

Penyebab Kelelahan

Cara mengatasi

1. Aktivitas kerja fisik


2. Aktivitas kerja mental
3. Stasiun kerja tidak ergonomi
4. Sikap paksa
5. Kerja statis
6. Kerja bersifat monotoni
7. Lingkungan kerja ekstrim
8. Psikologis
9. Kebutuhan kalori kurang
10. Waktu kerja-istirahat tidak
tepat

1. Sesuai kapasitas kerja pisik


2. Sesuai kapasitas kerja mental
3. Redisain stasiun kerja
4. Sikap kerja alamiah
5. Kerja lebih dinamis
6. Kerja lebih bervariasi
7. Redisain lingkungan kerja
8. Reorganisasi kerja
9. Kebutuhan kalori seimban
10.Istirahat setiap 2 jam

Resiko

Manajemen Pengendalian

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Motivasi kerja turun


Performansi rendah
Kualitas kerja rendah
Banyak terjadi kesalahan
Stres akibat kerja
Penyakit akibat kerja
Cedera
Kecelakaan akibat

1. Tindakan preventif melalui


pendekatan inovatif dan
partisipatoris
2. Tindakan kuratif
3. Tindakan rehabilitas
4. Jaminan masa tua

Gambar 1. Penyebab Kelelahan, Cara Mengatasi dan Manajemen Resiko Kelelahan

3.

Pengukuran Tingkat Kelelahan


Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung.
Pengukuran yang dilakukan hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya
kelelahan akibat kerja. Salah satu dari sekian banyak pengukuran kelelahan adalah
Perasaan kelelahan secara subjektif denganSubjective Self Rating Test dari Industrial
Fatigue Research Committe (IFRC) , merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk
mengukur tingkat kelelahan subjektif.
Perasaan Kelelahan Secara Subjektif ( Subjektif feelings of fatique)
Pengukuran kelelahan salah satunya dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan mengenai gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang secara subjektif dirasakan
oleh responden. Metode pengukuran kelelahan dengan menggunakan skala yang
dikeluarkan oleh Intrenational Fatigue Research Committe (IFRC) atau disebut Subjective
Workplace Safety and Health

1-271

Proceeding 11th National Conference of Indonesian Ergonomics Society 2011


ISSN : 2088-9488

Self Rating Test (SSRT),dimana berisi sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan
gejala-gejala kelelahan. Didalam skala IFRC ini terdapat 30 pertanyaan gejala kelelahan
yang disusun dalam bentuk daftar pertanyaan. Jawaban tiap pertanyaan dijumlahkan
kemudian disesuaikan dengan kategori tertentu. Kategori yang diberikan antara laian :
(Tarwaka, 2004)
Tabel 1. Daftar Gejala yang Berhubungan Dengan Kelelahan

No

No

1
2
3
4
5

Tentang Pelemahan
Kegiatan
Perasaan berat di kepala
Lelah seluruh badan
Berat di kaki
Menguap
Pikiran kacau

6
7

Mengantuk
Ada beban pada mata

16
17

18

Gerakan canggung dan


kaku
Berdiri tidak stabil

10

Ingin berbaring

20

11
12
13
14
15

19

Pertanyaan
Pelemahan Motivasi

No

Susah berpikir
Lelah untuk bicara
Gugup
Tidak terkonsentrasi
Sulit memusatkan
perhatian
Muda lupa
Kepercayaan diri
berkurang
Merasa cemas

21
22
23
24
25

Gambaran Kelelahan
Fisik
Sakit di kepala
Kaku di bahu
Nyeri di punggung
Sesak nafas
Haus

26
27

Suara serak
Merasa pening

28

Sulit mengontrol
sikap
Tidak tekun dalam
pekerjaan

29

Spsme di kelopak
mata
Tremor pada anggota
badan
Merasa kurang sehat

30

PEMBAHASAN
Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dari responden,
pengukuran langsung denyut nadi pekerja, wawancara tak berstruktur serta melakukan
observasi terhadap situasi dan kondisi pekerja. Besarnya sampel yang diambil yaitu
seluruh pekerja sebanyak 15 responden pada unit pembuatan keramik mozaik.Penelitian
memforkuskan tentang pengukuran tingkat kelelahan dalam hubunganya dengan faktor
internal maupun ekternal pekerja, Sebagai variabel terikat (dependen) dan variabel
independen seperti gambar dibawah ini.

Workplace Safety and Health

1-272

Proceeding 11th National Conference of Indonesian Ergonomics Society 2011


ISSN : 2088-9488

Variabel Independen
Variabel Dependen
Faktor Internal
1. Usia
2. Status Gizi

Kelelahan Pekerja
(SSRT =Subjective Self
Rating Test) /IFRC

Faktor Eksternal
1. Beban Kerja
2. Keluhan Kerja

Lingkungan Kerja

Work Sation Design


Psikososial

Gambar 1. Penentuan Variabel Independen dan Variabel Dependen

Variabel
Kelelahan
Usia
Status Gizi
Beban Kerja
Keluhan

Tabel 2. Defenisi Operasional


Alat Ukur
Hasil Ukur
Kuesioner
1. Lelah ringan (<60)
SSRT/ IFRC
2. Kelelahan sedang ( 60)
Kuesioner
1. < 40 tahun
2. 40 tahun
Kuesioner
1. IMT < 20,0 kg/m3 (normal)
2. IMT 20,0 kg/m3 (lebih)
Stopwatch
1. < 80 bpm (ringan)
2. 80 bpm (sedang)
Kuesioner NBM 1. Tidak sakit
2. Sakit

1. Pengumpulan Data
Data faktor yang dibutuhkan untuk faktor internal dan eksternal dan data untuk
penentuan tingkat kelelahan dengan SSRT /IFRC berdasarkan kuesioner dan wawancara
sebagai berikut :

Workplace Safety and Health

1-273

Proceeding 11th National Conference of Indonesian Ergonomics Society 2011


ISSN : 2088-9488

Tabel 3. Pengukuran Faktor Internal , Eksternal dan SSRT


Pekerja Umur
Berat
Tinggi Denyut NBM
IMT
Hasil
(Tahun) Badan
Badan
Nadi
Ukur
(Kg)
(m)
SSRT
1
38
44
1,55
96
56
18,33
47
2
45
49
1,47
75
52
22,69
53
3
44
41
1,42
80
56
20,40
61
4
32
45
1,45
80
74
21,43
50
5
29
50
1,45
89
43
23,81
82
6
46
41
1,54
100
82
17,30
49
7
20
42
1,41
73
56
21,11
55
8
15
40
1,58
92
84
16,00
89
9
19
34
1,42
84
71
16,92
62
10
34
47
155
69
33
19,58
48
11
22
40
1,53
73
52
17,09
55
12
44
55
160
72
80
21,48
71
13
17
45
160
75
81
17,58
57
14
18
54
150
86
78
24.00
52
15
19
53
157
87
75
21,54
61
2. Tingkat Kelelahan
Mengukur tingkat kelelahan menggunakan IFRC dan terbagi menjadi 4 tingkatan,
yaitu tidak kelelahan, kelelahan ringan, kelelahan menengah dan kelelahan berat.
Tabel 4. Tingkat Kelelahan Pekerja
Tingkat Kelelahan
Jumlah
%
IFRC
(n=15)
Tidak Lelah
Lelah Ringan
10
66,67
Kelelahan Sedang
6
33,33
Kelelahan Berat
Total
15
100
3. Faktor Internal dan Eksternal
Faktor internal dan eksternal terdiri dari 4 variabel yaitu usia, status gizi, beban
kerja dan keluhan kerja.
Tabel 5. Faktor Internal dan Eksternal Para pekerja
Faktor Internal dan Eksternal
Jumlah
%
(n=15)
Faktor Internal
1. Usia
11
73,33
< 40 tahun
4
26,67
40 tahun
2. Status Gizi
7
46,67
< 20,0 normal
8
53,33
Workplace Safety and Health

1-274

Proceeding 11th National Conference of Indonesian Ergonomics Society 2011


ISSN : 2088-9488

20,0 lebih
Faktor Eksternal
3. Beban kerja
< 80 bpm ringan
80 bpm sedang
4. Keluhan Sakit
Tidak
Sakit

8
7

53,33
46,67

7
8

46,67
53,33

4. Analisis Bivariat
Variabel independen penelitian ini sebanyak 4 variabel. yang mempunyai hubungan
bermakna terhadap kelelahan yaitu variabel usia, status gizi, beban kerja dan keluhan
kerja. Analisis yang dipergunakan adalah Uji Chi Square Test
Tabel 6. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Tingkat Kelelahan
Variabel
Independen

Usia
< 40 tahun
40 tahun
Total
Status Gizi
normal
lebih
Total
Beban kerja
ringan
sedang
Toral
Keluhan
Tidak sakit
Sakit
Total

Variabel Dependen
(Kelelahan)
Lelah Ringan Lelah Sedang
n
%
n
%

Total
N

Tabel

Hitung

7
2
9

63,64
50
60

4
2
6

36,36
50
40

11
4
15

100
100
100

3,8414

0,2273

6
4
10

85,71
50
66,67

1
4
5

14,29
50
33,33

7
8
15

100
100
100

3,8414

2,1427

6
4
10

75
57.15
66,67

2
3
5

25
42,85
33,33

8
7
15

100
100
100

3,8414

1,5357

5
4
9

71,43
50
60

2
4
6

28,57
50
40

7
8
15

100
100
100

3,8414

0,7143

Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa nilai hitung usia , status gizi, beban
kerja dan keluhan kerja terhadap tingkat kelelahan lebih kecil dari nilai tabel berarti Ho
diterima , berarti ada hubungan antara usia , status gizi, beban kerja dan keluhan kerja
dengan tingkat kelelahan
KESIMPULAN
Tingkat kelelahan dengan IFRC didapat 66,67% pekerja lelah ringan, 33,33%
kelelahan sedang
Tingkat kelelahan dengan faktor usia: lelah ringan 60% dan lelah sedang 40% ;
dengan faktor status gizi, lelah ringan 66,67% dan lelah sedang 33,33 %: dengan
beban kerja lelah ringan 66,67% dan lelah sedang 33,33 %: dengan keluhan kerja
lelah ringan 60% dan lelah sedang 40%.

Workplace Safety and Health

1-275

Proceeding 11th National Conference of Indonesian Ergonomics Society 2011


ISSN : 2088-9488

Adanya hubungan yang signifikan untuk faktor internal usia terhadap terjadinya
tingkat kelelahan. Nilai hitung < tabel (0,2273< 3,8414) . Adanya hubungan
yang signifikan untuk faktor internal status gizi terhadap terjadinya tingkat
kelelahan. Nilai hitung < tabel (2,1427< 3,8414)
Adanya hubungan yang signifikan untuk faktor eksternal beban kerja terhadap
terjadinya kelelahan. Nilai hitung < tabel (1,5357< 3,8414), Adanya
hubungan yang signifikan untuk faktor eksternal keluhan kerja terhadap terjadinya
tingkat kelelahan. Nilai hitung < tabel (0,7143< 3,8414)

DAFTAR PUSTAKA
Grandjean,E. 199, Fitting the Task to the Man, Taylor & Francis Inc London
Pulat, BM,1992, Fundamental Of Industrial Ergonomics, Hall International Englewood
Cliffs, New Jersey, USA
Tarwaka, Solichul HA,
Produktivitas

2004, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Duhita Pangesti Putri , 2008, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Pekerja Terhadap
Kelelahan, FKM UI

Workplace Safety and Health

1-276

Anda mungkin juga menyukai