Anda di halaman 1dari 8

RESUME SURVEILANS KESEHATAN

MASYARAKAT

TENTANG

OBESITAS

DISUSUN OLEH

1. ANISA FITRIANIS
2. MUTIARA CINTHIA

DosenPengajar:
Dwi Sapta Aryatiningsih, SST.,M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

STIKes PAYUNG NEGERI

PEKANBARU

2020
RESUME

Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan
lemak yang abnormal atau berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Hal ini terjadi
akibat asupan kalori lebih besar daripada kalori yang dikeluarkan. Obesitas terjadi jika besar dan
jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya
maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak. Anak
dengan overweight dan obesitas cenderung tetap obesitas sampai dewasa dan berpotensi
mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner,
diabetes tipe II, kanker seperti kanker endometrium, payudara, ginjal dan usus besar, hipertensi,
gangguan lipid (kolesterol total yang tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi), penyakit hati
seperti nonalcoholic fatty liver disease dan penyakit kandung empedu, masalah tidur apnea dan
pernapasan, osteoarthritis, serta masalah ginekologi seperti menstruasi abnormal dan infertilita.
Komplikasi ini juga pernah terjadi pada masa anak-anak. Penambahan berat badan biasanya
terjadi mulai pada usia 5-7 tahun, selama pubertas atau saat usia remaja awal.
Obesitas yang terjadi pada masa remaja ini perlu mendapatkan perhatian, sebab obesitas
yang timbul pada waktu anak dan remaja bila kemudian berlanjut hingga dewasa akan sulit di
atasi. Beberapa dampak yang terjadi dalam jangka panjang diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Sindrom resistensi insulin Bagi anak yang mengalami kegemukan sekitar perut,
terutama yang bertipe buah apel, umumnya mengalami penurunan jumlah insulin dalam
darah. Akibatnya hal tersebut memicu anak terserang Diabetus Millitus tipe 2. Penderita
DM tipe 1 selain memiliki kadar glukosa yang tinggi, juga memiliki kadar insulin yang
tinggi atau normal. Keadaan inilah yang disebut sindrom resistensi insulin atau sindrom
X.
b. Tekanan Darah Tinggi Obesitas adalah salah satu penyebab utama yang mempengaruhi
tekanan darah. Sekitar 20-30% anak yang kegemukan mengalami hipertensi. Dikatakan
hipertensi jika mengalami tekanan darah tinggi yaitu systole lebih besar dari 140
mmHg, dan diastole lebih besar dari 90 mmHg.
c. Penyakit Jantung Koroner Penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah
koroner.Risiko terkena penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dnegan
perubahan terjadinya penambahan berat badan yang berlebihan. Penyakit jantung
koroner tidak selalu akibat kegemukan, tetapi diperburuk oleh faktor risiko lain yang
terjadi pada masa kanakkanak seperti hipertensi, kolesterol tinggi dan diabetes.
d. Gangguan pernafasan seperti asma, nafas pendek, menggorok saat tidur dan tidur apnue
(terhentinya pernafasan untuk sementara waktu ketika sedang tidur). Hal ini disebabkan
karena penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diagragma dalam dinding dada
yang menekankan paru-paru
e. Gangguan tulang persendian Beban tubuh anak yang terlalu berat mengakibatkan
gangguan ortopedi dan gangguan lain yang sering dirasakan adalah nyeri punggung
bawah dan nyeri akibat radang sendi.
Jumlah Kasus Penderita Obesitas Menurut
Orang Positif Provinsi Riau

Pekanbaru Bengkalis Rokan Hulu Kuansing


Dumai Kampar Pelalawan Siak
Meranti Rokan Hilir Indragiri Indragiri Hilir
Hulu

Jumlah Kasus Penderita Obesitas


Menurut Tempat Provinsi Riau

Indragiri Hilir Indragiri Rokan Hilir


Hulu
Meranti Siak Pelalawan
Kampar Dumai Kuansing
Rokan Hulu Bengkalis Pekanbaru

Jumlah Kasus Penderita Obesitas


Menurut Waktu Kabupaten/Kota
Riau
3
2
1
0
2012 2013 2014 2015
Penderita Angka Kesakitan

Studi Epidemiologi :

Global
Prevalensi obesitas di seluruh dunia makin meningkat, sejak tahun 1975 sampai 2016
diperkirakan terjadi kenaikan hampir tiga kali lipat. Pada 2016, lebih dari 1,9 miliar orang
dewasa berusia di atas 18 tahun mengalami overweight dan lebih dari 650 juta di antaranya
mengalami obesitas.
Prevalensi overweight dan obesitas pada anak di dunia juga meningkat dari 4,2% pada
tahun 1990 menjadi 6,7% di tahun 2010 dan diperkirakan akan mencapai 9,1% pada tahun
2020. Prevalensi overweight dan obesitas hampir dua kali lipat lebih besar pada negara maju
dibanding negara berkembang yakni 11,7% dan 6,1%. Obesitas pada anak dan remaja dapat
menjadi prediktor terjadinya obesitas saat dewasa. Sekitar 80% dari remaja umur 10-15 tahun
yang mengalami obesitas akan didapati obesitas pada usia 25 tahun.

Indonesia
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi obesitas di Indonesia
pada usia di atas 18 tahun adalah sekitar 21,8%. Prevalensi tertinggi terdapat pada Provinsi
Sulawesi Utara (30,2%), DKI Jakarta (29,8%), Kalimantan Timur (28,7%), Papua Barat (26,4%),
Kepulauan Riau (26,2%), dan diikuti provinsi-provinsi lainnya. Data ini cenderung meningkat
dari tahun 2007 yaitu sebanyak 10,5% menjadi 11,5% pada tahun 2013 dan meningkat menjadi
21,8% pada tahun 2018. Hal serupa tampak pada prevalensi obesitas pada anak. Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, overweight dan obesitas pada anak umur 5 sampai 12
tahun berturut-turut adalah sebesar 10,8% dan 8,8%.
Mortalitas

Obesitas dikaitkan dengan peningkatan signifikan pada mortalitas dengan penurunan


harapan hidup 5-10 tahun. Mortalitas pada obesitas dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular,
seperti sindrom koroner akut, dan kanker, terutama pada mereka yang berada pada stadium 2
atau 3. Sebuah penelitian meta analisis skala besar telah menunjukkan hazard ratio (HR) relatif
meningkat untuk semua penyebab mortalitas seiring dengan peningkatan indeks massa tubuh
(IMT). Studi lain menyebutkan bahwa overweight dan obesitas berkontribusi terhadap 5,5%
kasus kematian, sedangkan underweight  hanya berkontribusi sebesar 0,7%.

Analisis Data :
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai korelasi (r) sebesar -0,42 yang berarti tidak adanya
hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan makan pada lansia di Posyandu Hasil penelitian
ini dipengaruhi oleh perilaku reponden yang masih tinggi mengkonsumsi makanan yang
berlemak, tinggi gula, dan tinggi karbohidrat, sedangkan sebenarnya responden sudah memiliki
pengetahuan terhadap makanan apa saja yang seharusnya dibatasi pada kategori lanjut usia.
Tingkat pengetahuan yang tinggi belum tentu membuat seseorang mempraktikkan pengetahuan
yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.
Interprestasi Data
Data surveilans Obesitas harus diinterprestasikan utuk menilai seberapa cepat peningkatan
atau penurunan prevalens Obesitas pada berbagai sub-populasi sasaran di daerah masing-masing.
A. Menurut Orang
1. Faktor keturunan atau genetik
2. Perempuan memiliki risiko lebih besar dari pada perempuan

B. Menurut Tempat
Saat ini sudah lebih dari 40 juta orang dewasa di Indonesia yang obesitas atau kegemukan. Hal itu
setara jumlah penduduk Jawa Barat, provinsi dengan jumlah penduduk terbesar, tetapi semuanya berisiko
menderita berbagai penyakit degeneratif, mulai dari diabetes, serangan jantung, stroke hingga kanker.
Seiring meningkatnya kesejahteraan rakyat dan bertambahnya jumlah penduduk usia produktif sebagai
buah dari bonus demografi, jumlah orang dewasa yang obesitas dipastikan terus meningkat. Mereka
terdiri dari orang yang baru kelebihan berat badan dibandingkan berat badan standar sesuai tinggi tubuh
dan yang sudah masuk kategori obesitas.
Mengutip data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2013, secara nasional masalah kegemukan pada anak usia 5-12 tahun masih tinggi, yakni 18,8 persen.
Angka tersebut terdiri atas gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen.  Sedangkan
prevalensi gemuk pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 10,8 persen. Angka tersebut terdiri atas 8,3
persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas).
C. Menurut Waktu
Obesitas sudah tersebar diindonesia, Prevalensi ini meningkat dari hasil Riskesdas 2013 yang
menyebut bahwa angka obesitas di Indonesia hanya mencapai 14,8 persen. Obesitas sendiri mengacu
pada kondisi di mana indeks massa tubuh diatas 27. Begitu juga dengan prevalensi berat badan berlebih
dengan indeks massa tubuh antara 25 hingga 27, juga meningkat dari 11,5 persen di 2013 ke 13,6 persen
di 2018.

Umpan Balik
Kelompok 8 mungkin akan di pantau oleh dosen pembimbing Yaitu ibu Dwi Sapta
Aryatiningsih,SST,.S.K.M.,M.Kes. dan kami akan melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan
surveilans OBESITAS didaerah Kabupaten/Kota. Selanjutnya kami membuat laporan singkat
hasil surveilans Epidemiologi. Laporan singkat tersebut akan dikirimkan kepihak terkait di
daerah kota Pekanbaru. Laporan Umpan Balik tersebut memuat interpretasi analisis data
epidemiologi surveilans OBESITAS. Sistem pencatatan dan pelaporan OBESITAS yang berlaku
sesuai Pemeriksaan Obesitas Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupatan/Kota
Pekanbaru Tahun 2015.
Fungsi utama pelaporan harian adalah sebagai alat monitoring dan evaluasi manajemen
surveilans dan penghitung indicator epidemiologi di wilayah kabupaten/kota. Sehingga bagi
kabupaten/kota yang sudah mencapai target kelengkapan, sudah dapat memanfaatkan data yang
sudah secara otomatis disajikan pada sistem online pelaporan harian, untuk menilai indicator
epidemiologi perkembangan kasus OBESITAS secara cepat dan tepat dalam rangka
pengendalian OBESITAS di wilayahnya.
Pelapor pada sistem pelaporan harian ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota oleh
petugas yang sudah ditunjuk sebagai penanggung jawab (PJ) Data. Sementara Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kementerian Kesehatan berperan sebagai supervisor dan verifikator data.Sistem
Online Pelaporan Harian OBESITAS telah disosialisasikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi
dan Kabupaten/Kota pada tahun 2015, dan sudah dimulai serempak untuk seluruh provinsi.
DAFTAR PUSTAKA
Ananta, Y. (2012). Obesitas pada Anak: Bagaimana Mencegahnya?. Jakarta: Pondok Indah
Health Care Group
Isnaini, Sartono, A., & Winarya, E. (2012). Hubungan Pengetahuan Obesitas dengan Rasio
Lingkar Pinggang Panggul pada Ibu Rumah Tangga di Desa Pepe Krajan Kecamatan Tegowanu
Kabupaten Grobogan. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang, 1(November), 1–9.
Retrieved from hp://jurnal.unimus.ac.id
Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Kementrian Kesehatan RI.
Jakarta. 2013
Sartika, Ratu, 2011. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia. Depok :
Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Soegih, R., & Wiramihardja, K. (2009). Obesitas Permasalahan dan Terapi Praks. (R. Soegih &
K. Wiramihardja, Eds.) (1st ed.). jakarta: CV Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai