Anda di halaman 1dari 5

DISTILASI

Petunjuk : baca dan pahami catatan ini sambil buka buku Geankoplis
A. Pengantar
Distilasi adalah proses pemisahan komponen dari larutan/campuran berdasarkan perbedaan
volatilitas dari komponen penyusun larutan/campuran tersebut. Ada juga yang menyebut distilasi
sebagai proses pemisahan komponen dari larutan/campuran berdasarkan perbedaan titik didih
masing-masing komponen penyusun larutan/campuran tersebut, karena memang volatilitas
berkaitan dengan titik didih.
Tujuan distilasi adalah memurnikan atau meningkatkan konsentrasi salah satu komponen yang
diinginkan dari larutan/campuran.
Metode distilasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu distilasi satu tahap (single stage
distillation) dan distilasi banyak tahap/bertingkat (multiple stage distillation) yang sering disebut
distilasi fraksinasi atau rektifikasi atau distilasi dengan refluks.
Distilasi satu tahap dibagi menjadi beberapa jenis lagi, yaitu distilasi kesetimbangan atau flash
(equilibrium or flash distillation), distilasi tunggal (batch or differential distiliation) dan distilasi
uap (steam distillation). Sedangkan variasi lain adalah distilasi vakum (vacuum distillation), baik
pada distilasi tunggal maupun distilasi bertingkat.
B. Volatilitas
Secara umum volatilitas diartikan sebagai kecenderungan suatu zat (cair) untuk menguap.
Volatilitas berhubungan langsung dengan tekanan uap zat, dimana makin tinggi tekanan uap
suatu zat, maka volatilitasnya makin besar. Dalam suatu larutan/campuran, bila perbedaan
volatilitas antara komponennya makin besar maka makin mudah proses pemisahan
komponennya.
Untuk keperluan pemisahan, terutama melalui metode distilasi, ukuran kemudahan
pemisahannya adalah volatilitas relative, yakni perbandingan volatilitas komponen A terhadap
volatilitas komponen B yang didefinisikan sebagai perbandingan konsentrasi A pada fase uap
terhadap konsentrasi A pada fase cair dibagi konsentrasi B pada fase uap terhadap konsentrasi B
pada fase cair, dimana αAB volatilitas relative A terhadap B pada system biner.

Bila system mengikuti hukum Raoult (persamaan 11.1-1), maka konsentrasi A dan B pada fase
uap (yA dan yB) seperti tertulis pada persamaan 11.3-2.
Dimana : pA adalah tek. parsial komponen A dlm. uap, PA adalah tek. uap murni komponen A,
dan P adalah tekanan totalnya.
Gabungan antara persamaan 11.3-1 dan 11.3-2 untuk system ideal diperoleh persamaan 11.3-3
dan persamaan 11.3-1 bisa menjadi persamaan 11.3-4.

BACA DAN PAHAMI CONTOH SOAL 11.3-1.


C. Kesetimbangan Uap-Cair
Hubungan kesetimbangan fasa uap-cair untuk larutan/campuran ideal didefinisikan oleh Hukum
Raoult seperti pada persamaan 11.1-1.
Persamaan diatas hanya berlaku untuk larutan/campuran ideal, misalnya campuran benzene-
toluene, hexane-heptane, metahanol-ethanol, dll. Sedangkan untuk larutan/campuran non-ideal
bisa mengikuti persamaan Hukum Henry, tetapi hanya berlaku untuk larutan encer.
D. Diagram Boiling Point dan Plot x-y
Hubungan kesetimbangan uap-cair biasanya disajikan dalam bentuk diagram/kurva boiling point,
seperti pada fig. 11.1-1 untuk system benzene (A) – toluene (B). Garis bagian atas menunjukkan
garis uap jenuh (saturated vapor line/dew point line) dan garis bagian bawah menunjukkan garis
liquid jenuh (saturated liquid line/dew point line). Sedangkan daerah diantara kedua garis
menunjukkan keadaan 2 fase, yaitu campuran fase liquid dan fase uap.
Dari kurva diatas, bila pada fase liquid komposisi benzene-nya (xA) = 0,318 lalu dipanaskan
sampai mendidih, maka tetesan uapnya yang terkondensasi akan mempunyai komposisi benzene
(yA) = 0,532.
Sistem benzene-toluene mengikuti Hukum Raoult, sehingga diagram/kurva kesetimbangan uap-
cairnya dapat dihitung dari data tekanan uap murni komponennya (table 11.1-1) dengan
persamaan 11.1-2, 11.1-3 dan 11.1-4.
BACA DAN PAHAMI CONTOH SOAL 11.1-1

Untuk keperluan perhitungan dalam distilasi, diagram/kurva boiling point seperti pada fig. 11.1-1
diubah/dimodifikasi menjadi diagram/kurva x-y (x-y plot) seperti pada fig. 11.1-2.

Untuk system kesetimbangan 2 fase (uap-cair) yang non-ideal, kurva boiling point maupun kurva
x-y nya akan berbeda tergantung karakteristik property larutan/campurannya. Fig. 11.1-3
memperlihatkan system non-ideal yang mempunyai titik azeotrope, yaitu titik/suhu dimana
campuran uap dan cair mempunyai komposisi xA dan yA yang sama (xA = yA).
Pada fig. 11.1-3a titik azeotrope-nya berada pada suhu tertinggi, disebut maximum boiling
azeotrope. Sedangkan pada fig. 11.1-3b titik azeotrope-nya berada pada suhu terendah, disebut
minimum boiling azeotrope.
Selamat belajar !
Tetap jaga kesehatan, patuhi anjuran yang berwenang, semoga keadaan segera normal kembali.

Anda mungkin juga menyukai