Anda di halaman 1dari 185

MANUAL

OPERASI DAN PEMELIHARAAN TEROWONGAN

BAB 1 OPERASI TEROWONGAN


1.1 Umum
Persyaratan operasi fasilitas terowongan sangat bervariasi karena tingkat lalu lintas,
kelayakan rute alternatif, aksesibilitas ke utilitas yang ada, ketersediaan tanggap darurat, dan
kondisi lain sangat khusus untuk setiap terowongan. Sistem fungsional di dalam terowongan
harus diintegrasikan dengan prosedur operasional untuk memasukkan peralatan mekanis,
komponen listrik, perlengkapan penerangan, sistem pemadam kebaran dan keselamatan,
rambu dan peralatan keamanan yang dipasang di dalam terowongan.
1.2 Personil Pengelola Terowongan
Pengelola terowongan jalan raya perlu menyediakan personel yang tepat untuk
mengoperasikan terowongan dengan aman dan memberikan tingkat layanan yang andal.
Karena operasi terowongan berbeda antara satu fasilitas dengan yang lain, maka tugas dan
tanggung jawab perlu diatur agar sesuai dengan persyaratan untuk setiap fasilitas terowongan.
Contoh organisasi pengelola terowongan dengan tugas posisi singkat sebagaimana diuraikan
di bawah ini:
 Manajer terowongan – manajer terowongan bertugas mengelola fasilitas terowongan
dan bertanggung jawab untuk membuat program operasi yang efektif yang sesuai
dengan hukum, peraturan, dan kebijakan yang berlaku; mengelola anggaran,
pembayaran, pendanaan, dan pembiayaan; memelihara fasilitas terowongan;
menyetujui kontrak dan pembelian mayor; dan mempekerjakan, mengorganisasi, dan
melatih personil operasi terowongan
 Facility engineer– Facility engineer memiliki tugas memimpin program teknis untuk
fasilitas terowongan dan bertanggung jawab untuk membangun program
pemeliharaan terowongan yang efektif dan memimpin proyek perbaikan. Facility
engineer memiliki tugas teknik dasar seperti mengevaluasi cacat struktural, masalah
keamanan, dan catatan pemeliharaan; mengembangkan program yang berkualitas,
melakukan analisis life cycle, memprioritaskan perbaikan besar, memberikan
rekomendasi peningkatan dan penggantian; menetapkan persyaratan kinerja untuk
sistem terowongan; dan bernegosiasi kontrak dengan kontraktor, konsultan, dan
vendor.
 Pengawas terowongan - Pengawas terowongan bertanggung jawab atas keseluruhan
kegiatan operasi dan pemeliharaan sehari-hari. Pengawas terowongan menyusun
penugasan kerja, mengeluarkan perintah kerja, menjadwalkan perbaikan dan
pemeliharaan, memesan suku cadang dan peralatan, mengelola lalu lintas dan
menutup jalur, merespons insiden, melakukan tinjauan kualitas, menyetujui pekerjaan
kontraktor dan konsultan, dan mengomunikasikan masalah kepada manajer
terowongan dan facility engineer.
 Operator terowongan - Operator terowongan memiliki tugas mengelola operasi
terowongan dengan memonitor lalu lintas, kemacetan, kecelakaan, kecepatan
kendaraan yang terlalu tinggi, tampilan pesan variabel dan output dari sinyal kontrol.

MANUAL OP TEROWONGAN | 1
Operator terowongan juga harus memantau kontaminasi udara dan ventilasi, kinerja
kipas, pasokan listrik dan konsumsi daya, intensitas pencahayaan, kondisi cuaca,
akumulasi air, dan operasi pompa. Operator terowongan bertanggung jawab untuk
mengaktifkan sistem darurat dan mengoordinasikan tanggap darurat untuk insiden
yang serius.
 Mandor Terowongan – Mandor terowongan bertugas memimpin tim kecil yang
memiliki keahlian khusus dan / atau buruh umum. Mandor terowongan adalah
personal senior dengan keahlian khusus. Mandor terowongan ini dipersyaratkan
memiliki pendidikan formal serta sudah mengikuti pelatihan di tempat kerja, dan
memiliki pengalaman yang relevan. Mandor terowongan bertanggung jawab atas
tugas-tugas seperti mengoordinasikan tugas staf di bawahnya dalam kelompok
mereka, melaksanakan program kualitas, memeriksa pekerjaan yang dilakukan,
melakukan pesanan pekerjaan, menginventarisir suku cadang, dan membuat daftar
ketersediaan dan pemesanan ulang.
 Spesialis mekanik terowongan - Spesialis mekanik melakukan tugas yang terkait
dengan teknologi mekanik. Biasanya, Spesialis mekanik ini disyaratkan telah
menyelesaikan program bersertifikat pendidikan formal dan pelatihan di tempat kerja
dalam teknologi mekanik. Spesialis mekanik bertugas melakukan perawatan rutin
seperti penggantian oli, penggantian filter, pembersihan bilah, penggantian belts, dll.
Spesialis ini bekerja dengan berbagai jenis peralatan mekanis termasuk kipas
ventilasi, pompa, saluran, dan unit pendingin udara. Spesialis mekanik juga harus
dapat mendiagnosis masalah mekanis rutin dan sepenuhnya menerapkan langkah-
langkah pengukuran kualitas selama perbaikan mekanik.
 Spesialis kelistrikan terowongan - Spesialis listrik memiliki tugas yang terkait
dengan teknologi listrik. Personil ini disyaratkan telah menyelesaikan program
bersertifikat pendidikan formal dan pelatihan di tempat kerja dalam teknologi
kelistrikan. Spesialis listrik bekerja pada kontrol listrik, distribusi daya, dan sistem
penggerak elektronik dan melakukan fungsi-fungsi seperti mengganti baterai, motor
yang beroperasi, menjalankan generator, mengganti atau memperbaiki perlengkapan
lampu dan ballast, dan memeriksa berbagai alat deteksi dan pencegah kebakaran,
detektor karbon monoksida, dan Kamera CCTV. Spesialis kelistrikan juga harus dapat
mendiagnosis masalah kelistrikan rutin dan sepenuhnya menerapkan ukuran kualitas
yang ditentukan selama perbaikan kelistrikan.
 Spesialis elektronik terowongan - Spesialis elektronik melakukan tugas yang terkait
dengan teknologi elektronik. Spesialis elektronik dipersyaratkan telah menyelesaikan
program bersertifikat pendidikan formal dan pelatihan di tempat kerja di bidang
elektronik. Spesialis elektronik bekerja dengan daya tegangan rendah dan peralatan
komunikasi serta peralatan dan sistem pendukung seperti switchgears daya dan papan
panel dengan meter amp, meter daya dan meter frekuensi, sistem kontrol lingkungan,
PLC dan sistem pemantauan, sistem alarm kebakaran, Sistem kontrol HVAC, sinyal
kontrol jalur, papan pesan variabel, dan sistem CCTV. Spesialis elektronik juga harus
dapat mendiagnosis masalah rutin dan sepenuhnya menerapkan ukuran kualitas yang
ditunjuk selama perbaikan.
 Buruh terowongan - Buruh berfungsi sebagai pekerja serba guna yang melakukan
banyak tugas seperti membersihkan saluran air, mencuci struktur, memotong rumput,

MANUAL OP TEROWONGAN | 2
mengecat, membongkar persediaan, mengisi suku cadang, kegiatan umum
kerumahtanggaan, dan memasang bola lampu. Buruh juga mendukung personil (yaitu,
mekanik, listrik, elektronik) dengan memindahkan benda berat, peralatan pembersih,
baut pengencang, dll. Buruh memfasilitasi operasi terowongan dengan mengarahkan
lalu lintas, menempatkan barikade, membersihkan puing-puing, , mengeluarkan
kendaraan yang cacat, dll.
 Petugas keselamatan - Petugas keselamatan bertugas mengoordinasikan tanggap
darurat dengan departemen pemadam kebakaran setempat, unit transportasi medis,
dan polisi. Petugas-petugas ini harus memiliki pengalaman sebagai petugas darurat,
petugas pemadam kebakaran, atau paramedis. Petugas keselamatan berpartisipasi
dalam perencanaan pemulihan bencana dan pengembangan strategi respons untuk
berbagai bahaya khusus terowongan. Petugas keselamatan umumnya memiliki
beberapa tingkat peralatan pemadam kebakaran dan penyelamatan di lokasi yang
sesuai untuk fasilitas terowongan. Petugas keselamatan wajib melakukan latihan dan
pelatihan untuk kesiapsiagaan darurat. Petugas ini juga memiliki fungsi sebagai
penghubung antara fasilitas terowongan dan tanggap darurat untuk memasukkan
petugas pemadam kebakaran, layanan ambulans, dan unit evakuasi medis.
 Petugas keamanan - Petugas keamanan bertugas menanggulangi situasi darurat,
mendukung operasi darurat, berpatroli di fasilitas, menerapkan saran cuaca, mengawal
berbahaya kendaraan, memeriksa kargo, dll. Petugas keamanan berpartisipasi dalam
pengembangan strategi respons untuk berbagai skenario ancaman khusus terowongan.
Para petugas ini harus memiliki pelatihan dari satuan polisi atau taktis. Mereka harus
menerima pelatihan khusus dalam keamanan terowongan. Petugas keamanan bertugas
mengatur kendaraan patroli dan peralatan derek di lokasi dan memiliki fungsi sebagai
penghubung antara berbagai unit polisi dan fasilitas terowongan.
1.3 Operasi terowongan dalam kondisi normal
Operasi terowongan normal terdiri dari tugas rutin untuk memastikan arus lalu lintas melalui
fasilitas terowongan berjalan dengan aman dan efisien. Tugas-tugas ini biasanya meliputi:
 Memantau arus lalu lintas menggunakan peralatan pengawasan dan sistem deteksi
kejadian
 Mempelajari kondisi dan ramalan cuaca
 Membersihkan bahaya jalan raya (mis. Puing-puing dan bekas kecelakaan/insiden)
 Memeriksa area-area penting untuk memastikan bahwa ada kondisi aman (misalnya,
peralatan overhead, permukaan jalan).
 Memeriksa sistem fungsional (misalnya, ventilasi, monitor kualitas udara,
pemompaan, penerangan, CCTV).
 Peralatan servis dan latihan berkala dari semua komponen yang dapat digerakkan
(mis. kipas, pompa, generator darurat).
 Pembersihan fasilitas terowongan, bangunan portal, struktur tambahan, dan lahan
 Perawatan kendaraan dan peralatan
 Mengisi catatan harian dan daftar periksa
 Memproses perintah kerja (mis. Memulai, menjadwalkan, menyelesaikan, menutup)
 Memeriksa informasi (misalnya, sinyal jalur, tanda, dan papan pesan variabel)

MANUAL OP TEROWONGAN | 3
 Mengevaluasi sensor dan meter (misalnya, karbon monoksida, oksigen, gas ledak, dan
pencahayaan).
1.3.1 Pengaturan arus lalu lintas
Arus lalu lintas berjalan melalui terowongan sesuai arah perjalanan yang ditentukan. Lalu
lintas searah mengacu pada lalu lintas satu arah di dalam lubang terowongan. Lalu lintas dua
arah mengacu pada lalu lintas dua arah dalam satu lubang terowongan. Contra-flow mengacu
pada kondisi sementara perubahan dari lalu lintas searah dalam suatu lubang ke aliran dua
arah atau pembalikan perjalanan dalam lubang tersebut.
1.3.2 Penutupan lalu lintas terowongan
Lalu lintas di dalam terowongan terkadang harus ditutup untuk melakukan kegiatan
pemeliharaan, perbaikan, proyek rehabilitasi, dan inspeksi. Hal tersebut tergantung pada
keadaan, lalu lintas terowongan mungkin ditutup sebagian dengan menutup jalur, atau
mungkin sepenuhnya ditutup dengan menutup seluruh lubang. Biasanya, penutupan
terowongan untuk pemeliharaan rutin atau inspeksi tidak dilakukan selama jam sibuk.
Ketika penutupan untuk perbaikan besar atau rehabilitasi yang sudah dijadwalkan,
pengumuman harus diberikan sebelumnya. Pengumuman dapat dilakukan melalui sejumlah
cara seperti menggunakan pengumuman media massa, pengumuman melalui laman, dan
pengumuman di jalan raya. Koordinasi dengan polisi, petugas darurat, dan petugas peralatan
perusahaan sangat penting sehingga semua pihak yang terlibat dipersiapkan untuk
manajemen insiden.
1.3.3 Penutupan sementara jalur terowongan
Prosedur penutupan jalur dipengaruhi oleh jenis arus lalu lintas di terowongan dan jumlah
jalur lalu lintas. Penutupan jalur melibatkan:
 Regulated flow adalah istilah yang digunakan ketika arus lalu lintas bolak-balik harus
dikelola oleh operator terowongan. Jika ini adalah kondisi sementara dengan durasi
pendek, maka pengaturan lalu lintas dapat dikelola oleh personel fasilitas terowongan
atau petugas polisi. Jika itu adalah penutupan jangka panjang, lampu lalu lintas adalah
pilihan yang baik.
 Aliran terbatas adalah istilah yang digunakan ketika jalur ditutup dalam terowongan
uni-directional dengan dua atau lebih jalur lalu lintas.
1.3.4 Penutupan sementara lubang terowongan
Penutupan penuh lubang terowongan melibatkan pengalihan rute lalu lintas ke lubang lain
atau membuat jalan memutar dengan rute alternatif. Jika pekerjaan berlangsung singkat,
personel operasi dapat menghentikan lalu lintas saat pekerjaan sedang diselesaikan seperti
ketika mencuci terowongan dapat diselesaikan dalam waktu singkat selama jam-jam sibuk.
Mengubah rute lalu lintas ke lubang terowongan lain - Ketika ada dua atau lebih lubang
terowongan yang berdekatan, lalu lintas dapat dialihkan melalui lubang terowongan terbuka
lainnya, yang dapat menciptakan lalu lintas dua arah. Penilaian perangkat kontrol lalu lintas
dan rambu keluar darurat akan diperlukan.
Jalan memutar – Ketika rute alternatif yang sesuai tersedia, lalu lintas dapat dilalui.
Pengalihan rute lalu lintas membutuhkan penilaian dampak terhadap lingkungan dan
masyarakat di sepanjang jalan memutar. Lingkungan sering menanggung biaya sosial,

MANUAL OP TEROWONGAN | 4
ekonomi, dan lingkungan yang signifikan terkait dengan lalu lintas karena kemacetan,
kebisingan, lampu, asap, pekerjaan perbaikan, dan kemacetan; dan pengalihan rute material
berbahaya melalui komunitas yang rentan menjadi perhatian.
1.4 Tanggap darurat dan manajemen insiden
Insiden yang membutuhkan tindakan segera dapat terjadi di terowongan. Keadaan darurat
berasal dari kebakaran, tumpahan bahan bakar, pelepasan bahan berbahaya, gempa bumi,
banjir, longsoran batu, tanah longsor, cuaca buruk, dan tindakan kriminal. Pemeriksaan
menyeluruh terhadap kerusakan terowongan harus dilakukan sesuai dengan prosedur
pemeriksaan kerusakan. Peristiwa ini sering membutuhkan penutupan terowongan parsial
atau lengkap diikuti dengan pengalihan rute lalu lintas saat terowongan diperbaiki.
1.4.1 Tubrukan dan Tabrakan
Tabrakan sering terjadi pada terowongan dari kendaraan yang terlalu tinggi di dekat portal.
Setelah kejadian tabrakan, lalu lintas harus dihentikan di pintu masuk terowongan sampai
situasinya dapat dinilai secara memadai. Jika ada cedera, personel darurat harus segera
diberitahu. Setelah kondisinya aman dengan mengeluarkan kendaraan yang mengalami
kecelakaan, membuang kendaraan yang rusak, membersihkan puing-puing, memperbaiki
trotoar, dan memeriksa kerusakan pada terowongan, terowongan tersebut dapat dipulihkan
untuk diperbaiki (lihat gambar 1.1).

Gambar 1.1 - Tabrakan di dalam terowongan.


1.4.2 Kebakaran
Insiden kebakaran membutuhkan ventilasi darurat untuk mengeluarkan asap, mengendalikan
gas yang sangat panas, dan menyediakan jalur evakuasi yang aman (Lihat Gambar 1.2). Ada
sejumlah kekhawatiran ventilasi selama kebakaran seperti pelapisan kembali asap, memicu
oksigen ke api, mengeluarkan gas super panas, menghalangi rute pelarian karena asap dan
gas super panas. Untuk meminimalkan potensi kesalahan ventilasi selama kebakaran,
pedoman untuk pengoperasian sistem ventilasi mekanis harus disusun untuk berbagai
skenario.

MANUAL OP TEROWONGAN | 5
Gambar 1.2 - Kipas ventilasi darurat.
Api di dalam terowongan bisa sangat sulit dipadamkan; dan kebakaran ini dapat
menghasilkan asap beracun dalam jumlah besar dan panas berbahaya yang dapat mengisi
terowongan (Lihat Gambar 1.3). Operator terowongan memiliki tanggung jawab untuk
melindungi pengguna terowongan. Deteksi dengan cepat sangat penting dalam rantai
keselamatan ini, dan peralatan pengawasan, detektor api dan asap, dan pengawasan
pengawasan dan akuisisi data sistem SCADA memainkan peran utama dalam deteksi cepat
kebakaran (Lihat Gambar1.4). Fasilitas terowongan modern dilengkapi oleh alat pemadam
kebakaran, sistem sprinkler, dan sistem banjir (Lihat Gambar 1.5).

Gambar 1.3 - Kebakaran terowongan bisa sangat berbahaya.

Gambar 1.4 - Sistem deteksi insiden memfasilitasi respons cepat terhadap keadaan darurat.

MANUAL OP TEROWONGAN | 6
Gambar 1.5 - Peralatan pelepasan dan rute pelarian yang dapat diakses.
Petugas pemadam kebakaran dan tim SAR harus segera diberitahukan; namun, tim SAR
mungkin tidak selalu tiba di lokasi dengan tepat waktu untuk membantu evakuasi. Pada
periode sebelum tim SAR tiba di lokasi, harus didorong penyelamatan secara mandiri.
Kendaraan di depan lokasi kecelakaan harus diarahkan untuk keluar dari terowongan ke arah
keluar. Pengguna terowongan yang terjebak di belakang api dan puing-puing umumnya harus
evakuasi dengan berjalan kaki.
Papan petunjuk dinding yang intuitif, pesan suara, dan lampu yang mengarahkan jalur
evakuasi ke jalur yang ditunjuk, portal, rute pelarian, dan area perlindungan membantu
meningkatkan keselamatan. Tanda-tanda yang menunjukkan arah dan jarak ke pintu darurat
terdekat telah terbukti paling efektif. Informasi tersedia dari Permanent International
Association atau Road Congress (PIARC) dan American Association of State Highway and
Transportation Officer (AASHTO), yang sedang melakukan studi tentang pengaruh perilaku
pengguna pada efektivitas tanda di bawah kondisi darurat yang disimulasikan.
Petugas terowongan harus merespons sesuai dengan protokol, pelatihan, dan latihan yang
ditetapkan. Lalu lintas harus dihentikan di semua lubang yang berdekatan karena crossover
mungkin digunakan untuk tujuan evakuasi dan tanggap darurat. Bahan bakar dan bahan bakar
lainnya dapat secara drastis meningkatkan keparahan api. Bahan bakar yang tumpah juga
dapat mengalir ke titik pengumpulan di sistem drainase atau mengalir ke bagian lain dari
terowongan. Beberapa sistem drainase dapat dialirkan ke lokasi di luar terowongan. Monitor
harus dievaluasi untuk mengukur tingkat gas yang meledak setelah kecelakaan di berbagai
titik pengumpulan dalam sistem drainase.
1.4.3 Banjir
Banjir terjadi karena air masuk di portal yang disebabkan oleh curah hujan yang deras,
meluapnya sungai, naiknya permukaan air dan meningkatnya ketinggian gelombang,
bendungan atau tanggul. Untuk mencegah banjir dari saluran air dan selokan, utilitas di dekat
terowongan harus diperiksa secara berkala. Kebanyakan terowongan memiliki sistem pompa
yang membantu mencegah banjir, tetapi banjir mungkin masih terjadi ketika air dengan cepat
memasuki terowongan. Beberapa terowongan juga memiliki pintu banjir yang dipasang di
portal mereka untuk menutup air banjir dari peristiwa cuaca ekstrem (Lihat Gambar 1.6). Jika
banjir diantisipasi, terowongan harus ditutup terlebih dahulu untuk mencegah membahayakan
pengendara yang menggunakan terowongan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 7
Gambar 1.6 - Terowongan gerbang banjir (kiri) dan foto peristiwa banjir yang terjadi (kanan).
Fasilitas terowongan harus siap untuk memberikan respons cepat terhadap peristiwa banjir,
yang akan membantu untuk meminimalkan kerusakan pada peralatan dan sistem terowongan.
Setelah peristiwa banjir, tanggul dan lereng di sekitar terowongan harus diperiksa karena
mungkin menjadi tidak stabil akibat air. Sistem fungsional harus diperiksa untuk memastikan
bahwa semua berfungsi sebagaimana mestinya. Sistem listrik dapat dirusak oleh air banjir,
terutama jika terkena air asin. Potensi sengatan listrik juga perlu dievaluasi sebelum
memasuki terowongan.
1.4.4 Gempa bumi
Peristiwa seismik terjadi tanpa adanya peringatan, bisa jadi saat kendaraan melintas di
terowongan terjadi gempa bumi. Tergantung seberapa besar kejadian seismic dan desain
terowongan untuk menahan kekuatan seismic tersebut (Lihat Gambar 1.7). Kerusakan ini
dapat terjadi dari gerakan pada sambungan dan retakan hingga pelepasan material bahkan
kerusakan parah pada peralatan dan pendukung. Sebagian besar air juga dapat menembus
celah dan sambungan terowongan yang melebar saat mengguncang tanah.

Gambar 1.7 – Kerusakan gempa pada terowongan

Tergantung pada bagaimana terowongan perlu ditutup sampai gempa susulan berkurang. Disa
rankan juga untuk mewaspadai tsunami di daerah dataran rendah setelah peristiwa seismik. S

MANUAL OP TEROWONGAN | 8
eperti kejadian darurat lainnya, layanan ini harus dipulihkan dengan aman dan secepat mungk
in.

1.4.5 Kejadian keamanan


Terowongan adalah infrastruktur yang kompleks dengan berbagai tantangan keamanan yang
perspektif (Lihat Gambar 1.8). Terowongan berisi sejumlah kerentanan yang spesifik untuk te
rowongan tertentu serta secara umum bagi sebagian besar terowongan. Risiko keamanan untu
k terowongan jalan raya biasanya dari ancaman terorisme hingga vandalisme kriminal ringan.
Terowongan juga suatu utilitas dan jalur komunikasi. Dengan beberapa pengecualian, mengur
angi risiko keamanan terowongan pada jalan raya melibatkan banyak tindakan yang sama yan
g dijelaskan untuk kebakaran, banjir, dan dampak dari insiden lain. Ledakan yang
diakibatkan menyebabkan beberapa efek buruk seperti api dan pengaruhnya. Namun, gelomb
ang kejut yang disebabkan oleh ledakan berpotensi dapat melakukan kerusakan yang jauh leb
ih luas pada struktur terowongan. Ledakan bisa tidak disengaja atau bisa merupakan tindakan
yang disengaja. Kecelakaan dapat disebabkan oleh meningkatnya penggunaan bahan bakar al
ternatif di kendaraan pribadi dan komersial, tumpahan bahan bakar yang terakumulasi dalam
genangan drainase, dan gas ledak yang terlepas dari formasi batuan tertentu dengan ventilasi
yang tidak memadai.

Gambar 1.8 – Polisi mengawal melalui terowongan untuk mengurangi masalah keamanan
Metode kuantitatif dapat digunakan untuk mengevaluasi risiko keamanan pada terowongan
yang mencakup ancaman, kerentanan, dan konsekuensi. Salah satu metode yang
dikembangkan untuk Transportation Security Administration by the US Army Corps of
Engineers (Lihat Lampiran A) mengevaluasi risiko dalam dua bidang berbeda: Risiko
Operasional dan Risiko Korban. Ini adalah metodologi tingkat komponen yang mengevaluasi
ancaman yang dimitigasi dan tidak berkurang. Pemilik terowongan dapat mengevaluasi
efektivitas strategi untuk meminimalisir kerusakan, membatasi hilangnya nyawa dan fungsi,
dan mengalokasikan sumber daya. Analisis risiko operasional memungkinkan pemilik untuk
memilih tingkat kerusakan "Kerugian Operasional Layanan" dan mengevaluasi berbagai
ancaman saat ini dan yang dimitigasi relatif terhadap tingkat kerusakan yang ditentukan.
Analisis Risiko Kecelakaan menggunakan prosedur berbasis skenario untuk memilih ukuran

MANUAL OP TEROWONGAN | 9
dan lokasi ancaman. Dari informasi ini, korban saat ini dan yang diringankan dievaluasi.
Proses risiko ini digunakan untuk desain baru dan yang sudah ada untuk mengembangkan
strategi mitigasi dan untuk secara efektif mengurangi biaya. Dengan menggunakan penilaian
risiko kuantitatif, konsep operasi multi-bahaya dapat dikembangkan.
Ancaman yang dipertimbangkan dalam model ini termasuk pada bahan peledak (contohnya:
penanggung kendaraan dan pemasang tangan), api, alat pemotong, benturan, dan tumpahan
bahan kimia. Setiap ancaman harus dievaluasi berdasarkan lokasi dan dampaknya pada
komponen yang rentan. Dengan memahami kerentanan dan menggunakan penilaian berbasis
risiko, keamanan terowongan dapat ditingkatkan. Proses penilaian kerentanan terowongan
harus menjadi metode dan dasar logis untuk tindakan dalam menggabungkan analisis ahli,
proses perhitungan risiko yang terorganisir, evaluasi kerentanan dasar terowongan, dan risiko
menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif, serta evaluasi ulang risiko untuk menentukan
efektivitas mitigasi.
The National Cooperative Research Program and the National Cooperative Highway
Research Program (2006) bersama-sama menghasilkan laporan tentang keamanan pembuatan
transportasi terowongan dan berhak memasukkan diskusi tentang kemungkinan bahaya dan
ancaman, studi kasus, elemen dan kerentanan terowongan, penanggulangan, dan integrasi
sistem. Ini juga memberikan rekomendasi untuk penelitian masa depan.
1.5 Penyiapan rencana dan prosedur
Pengoperasian setiap terowongan jalan raya adalah fungsi dari umur fasilitas, ventilasi, perala
tan listrik, dan penerangan; lokasi dan geometri terowongan; ketersediaan dukungan darurat;
dan kecanggihan peralatan, sistem terowongan, dan pusat operasi. Setiap fasilitas terowongan
harus mengembangkan protokol operasi khusus lokasi dan persyaratan kepegawaian untuk ko
ndisi operasi normal dan darurat.

1.5.1 Rencana tanggap darurat


Rencana tanggap darurat dan strategi mitigasi harus dikembangkan berdasarkan “dukungan”
dari berbagai stakeholder termasuk manajemen terowongan dan tim operasi, petugas
pemadam kebakaran, polisi, responden darurat lainnya, profesional keamanan, dan pemilik
aset bersama. Setiap terowongan harus memiliki rencana tanggap darurat yang dirancang
untuk memenuhi tuntutan skenario ancaman yang sesuai. Berikut ini adalah contoh tindakan
dalam rencana tanggap darurat khusus lokasi:
 Menilai lokasi dan tingkat keparahan keadaan darurat.
 Tutup jalan terowongan ke kendaraan yang kurang penting; Perhatikan bahwa
kendaraan darurat mungkin masih membutuhkan akses ke terowongan.
 Tutup terowongan yang berdekatan karena pengungsi mungkin perlu melarikan diri
melalui lorong crossover dan menggunakan terowongan yang berdekatan.
Mengevaluasi apakah kendaraan darurat perlu menggunakan terowongan yang
berdekatan untuk melakukan tanggap darurat.
 Sesuaikan output ventilasi seperlunya untuk pengendalian api dan asap.
 Beri tahu responden pertama: Kebakaran, polisi, personel medis darurat, manajemen,
dan lainnya.

MANUAL OP TEROWONGAN | 10
 Sebelum responden pertama yang tiba di lokasi, pengendara harus didorong untuk
melakukan penyelamatan diri jika kondisi memungkinkan.
 Inisialisasi peringatan pada papan pesan variabel dan perangkat komunikasi lainnya.
 Membantu membersihkan kendaraan dari terowongan dengan aman.
 Lakukan inspeksi setelah acara diselesaikan dan kondisinya aman untuk
melakukannya.
 Bersihkan serpihan sisa terowongan.
1.5.2 Simulasi dan pelatihan
Tanggap darurat secara efektif yaitu dengan memastikan bahwa semua personel yang
bertanggung jawab menerima pelatihan dan berpartisipasi dalam pelatihan dengan petugas
pemadam kebakaran. Frekuensi dan sifat pelatihan serta pelatihan harus dijelaskan dalam
konsep operasi masing-masing terowongan. Karena semua terowongan memiliki bentuk
penanganan yang berbeda-beda, konsep operasi harus disesuaikan untuk masing-masing
terowongan. Diantara beberapa item yang dijelaskan: kontrol ventilasi beberapa skenario,
manajemen lalu lintas (misalnya cara menutup terowongan dengan cepat), dampak pada
lubang yang berdekatan, komunikasi antara responden pertama dan antara pusat operasi
terowongan, komunikasi dengan pengguna terowongan, dan bagaimana secara aman dan
cepat mengevakuasi pengguna yang berada dalam bahaya. Pelatihan harus disediakan untuk
personel terowongan baru dan dilakukan secara berkala, yaitu pelatihan penyegaran untuk
pekerja yang berpengalaman.
1.5.3 Petunjuk jalur evakuasi pejalan kaki
Beberapa negara telah meningkatkan pintu keluar terowongan dengan memasukkan lampu
LED yang berkedip dan pesan yang dapat didengar untuk membantu pengungsi menemukan
pintu keluar atau ruang aman ketika asap menyelimuti terowongan. Pemindaian terowongan
Eropa melaporkan bahwa secara luas penggunaan sinyal yang jelas dan konsisten adalah
untuk pelarian darurat. Penemuan dan detailnya ada dalam laporan FHWA mulai Juni 2006:
Underground Transportation Systems in Europe: Safety, Operations and Emergency
Response.
Sebuah studi yang berlangsung di National Cooperative Highway Research Program untuk
mengevaluasi sinyal-sinyal, penanda dan pesan untuk mengembangkan pedoman yang
digunakan di Amerika Serikat. Salah satu contoh jenis tanda yang dipertimbangkan
ditunjukkan pada Gambar 1.9.

Gambar 1.9 – Tanda untuk rute pelarian darurat.

MANUAL OP TEROWONGAN | 11
1.6 Ringkasan
Sangat penting bahwa pengoperasian terowongan jalan raya didasarkan pada keselamatan
masyarakat yang bepergian. Terowongan juga harus menyediakan tingkat layanan yang
andal. Karena terowongan adalah sumber daya yang intensif, terowongan harus dioperasikan
oleh staf yang kompeten dengan tanggung jawab yang jelas. Prosedur operasi harus sesuai
untuk semua persyaratan fasilitas terowongan. Tanggap darurat untuk fasilitas terowongan
harus meng Natasi berbagai skenario yang sesuai dengan mempertimbangkan konsekuensi
dari kemungkinan penutupan terowongan. Sangat penting untuk rencana kesehatan dan
keselamatan dikembangkan pada terowongan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 12
BAB 2 PEMELIHARAAN TEROWONGAN
2.1 Umum
Program pemeliharaan yang efektif membantu mengurangi biaya, mengurangi jumlah
penutupan terowongan, meningkatkan keselamatan publik, dan memastikan tingkat layanan
yang memadai. Untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya secara efisien dan
meminimalkan biaya, program pemeliharaan harus dioptimalkan. Ketika perbaikan dan
peningkatan skala besar diimplementasikan, proyek-proyek ini biasanya disebut sebagai
rehabilitasi terowongan. Kegiatan pemeliharaan berkisar dari tugas sederhana hingga upaya
kompleks seperti yang ditunjukkan dalam hierarki di bawah ini:
 Menghilangkan puing-puing, salju, dan es
 Mencuci struktur terowongan, menyiram saluran, mengencangkan baut, dan
mengganti bola lampu
 Peralatan servis, perlengkapan mengecat, dan mengembalikan trotoar.
 Tes, verifikasi, pengukuran, dan kalibrasi
 Intervensi yang direncanakan
 Intervensi yang tidak direncanakan
 Rehabilitasi
2.2 Kerusakan dan korosi
Air tanah menginduksi kelembaban ke dalam terowongan yang dapat mempercepat laju
kerusakan dan korosi (Lihat Gambar 2.1 dan 2.2) terutama jika melibatkan garam jalan,
logam yang berbeda, dan arus yang menyimpang.
Beberapa proses degradasi umum yang terkait dengan air tanah meliputi:
 Korosi, kehilangan bagian, dan kekuatan elemen yang berkurang.
 Penghapusan partikel material dan semen, terutama saat air tanah bersifat asam.
 Pengeboran beton karena korosi pada baja tulangan.
 Kegagalan komponen listrik dan elektronik karena korosi dan korsleting.
 Bekuan kerusakan mencair di iklim yang lebih dingin.
 Kerusakan lapisan pelindung dan pelapis.
 Penghapusan partikel tanah dengan rongga yang dibuat di sekitar liner terowongan.
 Redeposit dan penyumbatan sistem drainase.

MANUAL OP TEROWONGAN | 13
Gambar 2.1 - Korosi dan deteriorasi yang diinduksi air tanah.

Gambar 2.2 - Kebocoran melalui shotcrete liner (NCHRP, 2010).


2.3 Membuat program pemeliharaan terowongan yang efektif
Idealnya, strategi pemeliharaan fasilitas terowongan harus mencapai keseimbangan antara
pemeliharaan preventif dan pemeliharaan sesuai permintaan. Keselamatan, persyaratan
layanan, dan biaya harus dipertimbangkan. Ketika sekitar 70% hingga 80% dari semua

MANUAL OP TEROWONGAN | 14
kegiatan pemeliharaan dilakukan di bawah pendekatan pemeliharaan preventif, itu dianggap
sebagai praktik yang baik.
Program pemeliharaan harus dikembangkan dari catatan fasilitas terowongan yang ada.
Prosedur tertulis harus diikuti untuk memastikan bahwa fasilitas terowongan menerima
perawatan yang memadai. Jika masalah keselamatan atau struktural diidentifikasi dalam
proses pelaksanaan tugas perawatan, maka kerusakan harus diatasi.
2.3.1 Pemeliharaan preventif
Dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan dan untuk memperpanjang umur
komponen. Pendekatan pemeliharaan yang dioptimalkan berfokus pada berbagai skema
pemeliharaan pencegahan seperti metode berbasis siklus, kondisional, dan prediktif. Dengan
metode siklus, perawatan dilakukan pada interval yang ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan
bersyarat mengacu pada pengamatan dan pengukuran untuk mengukur awal kegagalan.
Contoh dari skema ini adalah penggunaan indikator keausan pada sabuk kipas, rantai
penggerak, dan sproket. Pemeliharaan prediktif didasarkan pada model peramalan
matematika dan analisis statistik. Metode-metode ini menggunakan strategi berbasis data dan
berbasis risiko.
2.3.2 Pemeliharaan korektif atau sesuai dengan kebutuhan
Pemeliharaan sesuai permintaan kadang-kadang disebut sebagai pemeliharaan korektif. Jenis
perawatan ini adalah strategi yang paling efektif terhadap kejadian yang sulit diprediksi
seperti kerusakan dari dampak kendaraan, kerusakan peralatan yang mendadak, atau
kegagalan sistem terowongan yang tidak terduga. Rencana darurat harus dikembangkan
terlebih dahulu untuk memfasilitasi proses perbaikan dan mengembalikan terowongan ke
layanan.
2.3.3 Rehabilitasi sistem terowongan
Sistem terowongan individu sering direhabilitasi ketika mendekati akhir masa manfaatnya.
Rehabilitasi, juga disebut perbaikan, menyiratkan bahwa program perbaikan skala besar
sedang dikembangkan dengan jangka waktu yang lama, input teknik yang besar, dan biaya
yang besar. Rehabilitasi terowongan mencakup proyek-proyek seperti merombak sistem
ventilasi, meningkatkan peralatan pencegah kebakaran, mengganti sistem penerangan, atau
membuat perbaikan struktural yang luas.
2.4 Jenis-Jenis Aktivitas pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan termasuk menghilangkan debris, mencuci struktur terowongan,
saluran pembilasan, baut pengencang, dan ganti bola lampu; dan peralatan servis,
perlengkapan melukis, dan mengembalikan trotoar. Pemeliharaan juga mencakup melakukan
pengujian, verifikasi, pengukuran, dan kalibrasi pada peralatan, mesin, dan sistem.
2.4.1 Pembersihan debris
Debris harus dikeluarkan dari terowongan secara teratur karena dapat menghalangi
penglihatan, merusak kendaraan, peralatan kotor, atau menimbulkan bahaya kebakaran atau
keselamatan. Agen pembersih harus digunakan untuk membersihkan debris dari trotoar, jalan
raya, dan bagian yang mendekati jalan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 15
2.4.2 Pencucian Terowongan
Terowongan harus dicuci ketika bagian dalamnya menjadi kusam dengan kotoran (Lihat
Gambar 2.3). Mencuci juga disarankan untuk membuat pekerjaan inspeksi lebih mudah.
Proses pencucian terdiri dari menyemprot terowongan dengan air dan deterjen, menggosok
permukaan dengan sikat berputar, dan membilas sabun dan kotoran menggunakan jet air.
Frekuensi mencuci bervariasi dari satu fasilitas terowongan ke yang berikutnya karena
kondisi lingkungan, tingkat lalu lintas, dan jenis kendaraan seperti truk pembakaran diesel.
Beberapa terowongan harus dicuci setiap tiga bulan, sementara yang lain hanya dibersihkan
setiap tahun. Pencucian terowongan kadang-kadang ditunda selama bulan-bulan musim
dingin untuk mencegah pembentukan penumpukan es yang berlebihan.

Gambar 2.3 - Mencuci terowongan


2.4.3 Pemeliharaan kendaraan dan peralatan
Kendaraan dan peralatan harus diservis secara berkala untuk memastikan kesiapan dan
kinerja. Ketika servis kendaraan, mesin dan motor harus diperiksa untuk hal-hal seperti
tingkat cairan yang tepat, suara yang tidak biasa, suhu yang berlebihan, dan getaran yang
tidak normal. Pengukur dan unit pembacaan harus menunjukkan tingkat operasi normal.
Setiap kebocoran dari minyak, lemak, bahan bakar atau cairan harus dicatat dalam buku log
dan diatasi. Saat memeriksa komponen listrik, cari isolasi dan tanda-tanda korosi yang sobek,
robek, atau berjumbai, lengkung, atau panas berlebih. Tindakan pencegahan termasuk
tindakan seperti:
 Secara rutin memonitor peralatan, mengumpulkan data, mencatat temuan, dan
memelihara log.
 Analisis data untuk mengidentifikasi apakah ada tren (getaran, analisis oli, suhu
pengoperasian, suhu bus, tingkat pencahayaan, tekanan air) yang mengindikasikan
kegagalan komponen.
 Persediaan stok suku cadang yang wajar.

MANUAL OP TEROWONGAN | 16
 Terkadang peralatan dapat dioperasikan dengan kapasitas yang berkurang tetapi
hanya jika aman untuk melakukannya.
 Negosiasikan harga di muka dengan kontraktor khusus dan vendor peralatan.
 Mengevaluasi opsi peralatan sewa dan menegosiasikan perjanjian sewa sebelum
kerusakan peralatan.
 Simpan dokumentasi pabrikan (misal: Manual pengoperasian, daftar suku cadang,
praktik pemeliharaan yang disarankan, skema).
 Mendokumentasikan proses perbaikan dan kegiatan penggantian. Identifikasi
masalah-masalah utama dan kembangkan alat bantu seperti daftar periksa dan skema.
 Menyimpan catatan biaya untuk suku cadang, peralatan, kontrak, dan tenaga kerja.
 Memberikan pendampingan dan mengembangkan program pelatihan untuk semua staf
pemeliharaan.
2.4.4 Inlet dan Pipa Drainase
Lubang masuk drainase jalan harus dibersihkan dari puing-puing dan dibilas dengan air untuk
mencegah penyumbatan. Kegiatan-kegiatan ini harus dijadwalkan dengan kegiatan mencuci
terowongan. Ular pipa dan kamera video lubang bawah dapat dimasukkan ke dalam pipa
dengan pembersihan untuk membantu mengidentifikasi area masalah dalam string yang
disembunyikan. Sistem drainase harus dipantau selama periode cuaca dingin untuk
mengurangi terjadinya pembekuan pipa dan kemungkinan ledakan berikutnya.
2.4.5 Pembersihan dan Penggantian Luminer
Pencahayaan dan visibilitas memainkan peran penting dalam pencegahan kecelakaan. Lampu
harus mudah diservis untuk membatasi penutupan jalur dan waktu perawatan. Lampu harus
disegel dari efek lingkungan yang berbahaya dan menjaga kelembaban, serangga, dan debu.
Luminer yang memfasilitasi penggantian bohlam cepat sangat ideal.
2.4.6 Tanda dan Marka Perkerasan
Marka dan tanda-tanda trotoar harus dibersihkan ketika menjadi kusam dan dicat, jika perlu,
untuk luminositas. Saat melakukan perjalanan melalui terowongan dengan kecepatan yang
diijinkan, pengendara harus dapat dengan jelas mengidentifikasi tanda dan rambu trotoar.
2.5 Pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan
Kegiatan pemeliharaan sesuai permintaan digunakan sebagai respon terhadap peristiwa yang
lebih sulit diprediksi seperti dampak kerusakan, pengerjaan beton, kegagalan peralatan, dan
lubang yang menganga. Metode ini juga sesuai untuk perbaikan atau penggantian item yang
tidak penting yang berdampak minimal pada keselamatan terowongan dan tingkat layanan
yang diperlukan. Jika dampaknya berpotensi signifikan, rencana kontingensi yang sesuai
harus dikembangkan untuk meminimalkan efek yang merugikan
2.5.1 Kerusakan Terowongan
Antara lain, terowongan bisa rusak oleh tabrakan kendaraan, kebakaran, ledakan, banjir,
gempa bumi, longsor batu, dan tanah longsor. Setelah salah satu dari insiden ini, inspeksi
kerusakan harus dilakukan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 17
2.5.2 Pelepasan Beton
Beton dapat melonggarkan dan melepaskan karena teknik penempatan yang salah, korosi
rebar, kerusakan akibat panas yang berlebihan, dampak dari kendaraan, dan kerusakan.
Beberapa proses ini dapat terjadi tanpa peringatan. Ketika puing beton ditemukan di bagian
jalan terowongan, itu harus segera dibersihkan, dan setiap beton yang lepas atau
menggantung harus dihilangkan dengan menggunakan palu genggam kecil, batang pengaduk,
palu jack, atau alat lain yang sesuai.
2.5.3 Kerusakan peralatan tiba-tiba
Kegagalan peralatan bisa sulit diprediksi, terutama ketika komponen elektronik terlibat.
Rencana darurat yang sesuai harus siap diimplementasikan untuk memulihkan layanan
secepat mungkin. Program pemeliharaan preventif yang efektif dapat membantu mengurangi
beban yang ditimbulkan oleh pemeliharaan sesuai permintaan.
2.5.4 Perbaikan perkerasan
Permukaan memakai jalan biasanya terdiri dari bahan beton atau aspal. Sealing crack dan
patching hole adalah bagian dari pemeliharaan jalan. Perbaikan tanah dasar yang luas
mungkin diperlukan karena pembekuan, drainase yang tidak memadai, atau hilangnya denda
dalam tanah dasar. Perbaikan trotoar tidak boleh berdampak pada kelonggaran vertikal
terowongan.
2.6 Rembesan Air tanah melalui liner
Rembesan air tanah dapat dikontrol sementara oleh solusi sementara menggunakan bak
resapan dan liner komposit interior. Namun, solusi sementara ini tidak melindungi liner akhir
dari korosi dan degradasi jangka panjang. Sebelum menerapkan metode ini, seorang insinyur
harus mengevaluasi potensi untuk:
 Migrasi partikel tanah halus, pembuatan batal, dan redistribusi dari tekanan di sekitar
liner terowongan.
 Migrasi tanah halus, deposisi ulang, dan penyumbatan saluran air.
 Perlindungan bahan struktural dari korosi dan degradasi lebih lanjut.
 Permukiman struktur yang berdekatan karena dewatering massa tanah atau batu.
 Kendaraan mogok karena tidak ada izin yang cukup untuk material yang dipasang
baru.
 Mengaburkan cacat keselamatan penting selama inspeksi kapal akhir di masa depan.
2.6.1 Saluran dan Pipa Penangkap air
Saluran dapat dipasang di bagian dalam liner untuk menangkap air yang bocor dan
membawanya ke sistem drainase menggunakan pipa yang saling berhubungan. Sistem ini
telah menggunakan pipa neoprene, baja, fiberglass, dan (PVC) di masa lalu; namun, beberapa
jenis bahan plastik diketahui melepaskan asap beracun selama kebakaran. Sistem tangkapan
sederhana ditunjukkan pada Gambar 2.4 dan 2.5. Sistem yang lebih kuat hanya disegel lebih
baik untuk meminimalkan kemungkinan kebocoran air seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.6 hingga 2.7. Kadang-kadang lubang drainase radial dibor ke dalam liner
terowongan untuk mengurangi tekanan air (Lihat Gambar 2.8 dan 2.9) di belakang liner; air
ini dapat dikumpulkan dan dikirim ke sistem drainase. Penumpukan tekanan hidrostatik dapat

MANUAL OP TEROWONGAN | 18
dikurangi dengan mengeringkannya, yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah retak di
liner terowongan.
Ukuran dan jenis bak tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat keparahan masalah
infiltrasi air, potensi pembekuan di musim dingin, kecenderungan retakan, dan pertimbangan
untuk kebakaran di terowongan. Masalah penyumbatan dapat diminimalkan dengan
membersihkan sistem dan menyaring air. Dalam iklim yang lebih dingin, isolasi atau
pemanasan umumnya dapat mencegah pembentukan es. Palu chipping kecil, sikat kawat, dan
mesin cuci tekanan tinggi biasanya digunakan untuk menghilangkan kemekaran atau bahan
yang merusak sebelum pemasangan sistem ini.

Gambar 2.4- Sistem drainase sementara terdiri dari saluran karet neoprene dan saluran
aluminium 25 mm (1”) (FHWA, 2005).
Keuntungannya adalah:
 Mudah dibangun
 Cukup murah
 Dampak minimal pada operasi terowongan
 Berlaku untuk jenis retakan umum
Kerugiannya adalah:
 Beberapa bahan tidak cocok untuk kebakaran
 Pemanasan atau isolasi diperlukan di iklim yang lebih dingin
 Air terus merusak elemen
 Saluran perlu dibersihkan untuk mencegah penyumbatan

MANUAL OP TEROWONGAN | 19
Gambar 2.5 - Perawatan menggunakan penutup membran dan pipa (FHWA, 2005)

Gambar 2.6 - Saluran tembaga atau aluminium bersama dengan injeksi retak yang digunakan
untuk membawa air menembus lapisan beton (Russell, 2001)

Gambar 2.7 - Pelana stainless steel berlabuh ke beton untuk mengalirkan air melalui celah
kebocoran (Russell, 2001)

MANUAL OP TEROWONGAN | 20
Gambar 2.8- Saluran kotak vinil-klorida keras berlabuh di bawah atap beton cor untuk
menggantikan kebocoran air (Russell, 2001)

Gambar 2.9 - Saluran saluran didukung oleh pelat pengaman baja dan berlabuh ke atap beton
untuk menyampaikan kebocoran air (Russell, 2001)

Gambar 2.10 - Saluran vinil-klorida keras yang didukung oleh baja anti karat yang
diprofilkan dan ditambatkan ke atap beton untuk menyampaikan kebocoran (Russell, 2001)

MANUAL OP TEROWONGAN | 21
Gambar 2.11 - Lubang drainase radial yang dibor melalui dinding samping terowongan untuk
mengurangi tekanan air eksternal. Pipa yang ditunjukkan terbungkus dalam mortar polimer
(Russell, 2001)

Gambar 2.12 - Lubang drainase radial yang dibor melalui dinding samping terowongan untuk
mengurangi tekanan air eksternal. Pipa saringan dibungkus dengan kain permeabel untuk
mencegah penyumbatan (Russell, 2001)
2.6.2 Liner Terowongan Komposit Interior
Liner komposit dapat dibangun di bagian dalam liner terowongan untuk mengontrol
rembesan yang tidak diinginkan. Hal ini dicapai dengan mengapit membran kedap air dan
geotekstil antara liner terowongan yang ada dan lapisan baru shotcrete yang diterapkan (Lihat
Gambar 2.13). Geotextile digunakan untuk melindungi membran kedap air dari kerusakan
dan menyediakan jalur drainase. Untuk drainase yang lebih signifikan, drainase geo dapat
digunakan. High Density Polyurethane (HDPE) dan Polyvinyl Chloride (PVC) menciptakan
penghalang kedap air. Penerapan shotcrete melindungi geomaterial dari kebakaran. Gambar
2.14 hingga Gambar 2.19 menggambarkan beberapa skema umum yang telah dilaporkan
dalam literatur (Russell, 2001).

MANUAL OP TEROWONGAN | 22
Sebelum pemasangan liner komposit, area permukaan harus dibersihkan menggunakan palu
chipping kecil, penyemprot air kecepatan tinggi, atau sikat kawat. Retak dan sambungan yang
bocor harus disegel terlebih dahulu. Menempatkan tambalan bersegel panas di atas lokasi
jangkar dianggap sebagai "praktik yang baik" untuk meminimalkan kemungkinan kebocoran
di masa depan.

Gambar 2.13 - Bagian dari sistem waterproofing membran (FHWA, 2005)

Gambar 2.14 - Penyegelan air bocor menggunakan lembar pembuangan, isolasi busa, dan
beton bertulang las-mesh bertulang. Sistem ini berlabuh ke beton yang ada melalui batang
berulir dan mur / mesin cuci (Russell, 2001)

MANUAL OP TEROWONGAN | 23
Gambar 2.15 - Penyegelan air bocor menggunakan selokan, lembaran PVC yang dilas panas
di antara mesin cuci, dan beton bertulang yang dilas-jala yang disambungkan ke permukaan
beton yang ada (Russell, 2001)

Gambar 2.16 - Kontrol kebocoran pada terowongan batu yang tidak bergaris menggunakan
lapisan beton bertulang mesh yang dilas, lembar drainase, busa isolasi, dan lapisan pelindung
mesh yang dilas, beton bertulang bertulang (Russell, 2001)

Gambar 2.17 - Kontrol kebocoran pada permukaan interior dari terowongan beton yang ada
menggunakan ruang untuk drainase air, kabel pemanas listrik, lapisan kedap air plastik,
lapisan isolasi yang disemprot, dan liner pracetak interior (Russell, 2001)

MANUAL OP TEROWONGAN | 24
Gambar 2.18 - Penyegelan air bocor pada permukaan beton bagian dalam dengan
menempatkan lembaran anti air dan lapisan mortar yang diperkuat (Russell, 2001)

Gambar 2.19 - Mengumpulkan air bocor melalui lembar anti air, pipa vinil-klorida (PVC),
dan penutup dengan lapisan pelindung dari shotcrete mesh-baja yang diperkuat (Russell,
2001)

Air yang bersirkulasi dapat menyebabkan lembaran anti air sisi negatif dilepas. Penambatan
yang tidak memadai, pengelasan yang buruk, dan material yang tidak patut adalah masalah
umum (Lihat Gambar 2.20 dan 2.21).

MANUAL OP TEROWONGAN | 25
Gambar 2.20 - Panel berinsulasi di bawah membran anti air di wilayah pleno udara di atas
jalan raya telah copot di lokasi yang terisolasi (NCHRP, 2010)

Gambar 2.21 - Gagalnya pemasangan membran anti air di pleno udara. Perhatikan bahwa
lampiran yang dilas panas tidak menembus membran kedap air putih (NCHRP, 2010)

MANUAL OP TEROWONGAN | 26
2.6.3 Penghalang air tanah eksterior
Hambatan air tanah eksterior sulit dipasang di terowongan yang ada. Ketika ketentuan yang
tepat dimasukkan ke dalam desain, beberapa elemen bocor dapat diperlakukan dengan
sealant. Dalam kasus yang ekstrim, hambatan eksternal dapat dipasang untuk membentuk
dinding cutoff yang tidak tembus cahaya. Namun, metode ini mahal dan mungkin tidak selalu
layak. Ketika terowongan dibangun dalam batuan yang retak, diskontinuitas dapat dijalin
dengan beberapa keberhasilan untuk membentuk tirai eksterior. Namun dengan pendekatan
ini, kebocoran pada umumnya “dikejar” ke lokasi baru. Russell (2001) membahas metode
grouting ascending dan descending-stage.
 Grouting pada tahap menurun dilakukan dengan mengebor lubang bor ke kedalaman
yang dangkal dan menyuntikkan massa batuan dengan nat dimulai dengan pengepak
di dekat permukaan batu. Packer adalah membran yang dapat diperluas yang
menyegel anulus lubang bor antara tali bor dan tanah untuk membantu mencegah nat
bocor keluar dari lubang bor. Ketika tahap pertama selesai, lubang tersebut kemudian
dibor lebih dalam untuk mencapai area bawah batu. Selama tahap kedua, packer
ditempatkan di bagian atas atau bawah zona yang akan dirawat. Grouting tahap-turun
dianjurkan ketika massa batuan lemah, sangat retak, atau perlu dikonsolidasikan
sebelum memasang zona yang lebih dalam di bawah tekanan aplikasi yang lebih
tinggi.
 Untuk grouting tahap menaik, lubang grout dibor hingga kedalaman yang
direncanakan sepenuhnya, dan kemudian grouting dilakukan secara bertahap dengan
pengepak terletak di bagian atas tahap grouting terendah. Untuk setiap tahap grouting
berikutnya, pengepak harus dinaikkan ke tahap berikutnya dan diulangi hingga
grouting selesai dalam massa batuan.
2.7 Perbaikan Beton Struktural
Ketika beton terkena dampak kerusakan (spalling), tambalan mortar dapat diaplikasikan
dengan tangan untuk menambal area yang lebih kecil sementara area yang lebih besar
dilakukan perawatan secara efektif menggunakan metode shotcrete. Ketika retakan pada
beton perlu diperbaiki, retakan dapat disuntik dengan nat. FHWA (2009) dan AASHTO
(2010) menjelaskan tentang tipe metode perbaikan ini.
2.7.1 Lapisan semen
Lapisan semen (Lihat Gambar 322 dan 2.23) dapat disemprotkan ke permukaan beton yang
lembab untuk membantu mengurangi permeabilitas. Mempertahankan permukaan yang
lembab akan mempermudah pembentukan ikatan kimia dengan kapur bebas yang terkandung
dalam beton substrat dan mengurangi ukuran pori-pori, yang cenderung menghambat
rembesan.
Keuntungannya adalah:
 Instalasi cepat
 Gangguan minimal
 Biaya relatif rendah
Kerugiannya adalah:

MANUAL OP TEROWONGAN | 27
 Kaku
 Tidak tahan lama
 Peka terhadap gerakan

Gambar 2.22 – Gambar lapisan semen yang diterapkan pada lengkungan (NCHRP, 2010)

Gambar 2.23 – Kebocoran pada sambungan konstruksi melalui lapisan semen (NCHRP,
2010)
2.7.2 Sambungan konstruksi
Jika sambungan konstruksi bocor, maka nat kimia dapat disuntikkan untuk menutup
sambungan. Kekurangan seperti delaminasi dan spalls di dekat sambungan harus dihilangkan
dan dibangun kembali dengan bahan suara yang memiliki sifat yang mirip dengan substrat
beton. Saat melakukan pekerjaan, air rembesan dapat diarahkan ke sistem drainase
menggunakan pipa drainase yang fleksibel (Lihat Gambar 2.24).

MANUAL OP TEROWONGAN | 28
Gambar 2.24 – Routing pada sambungan konstruksi
2.7.3 Retak Kering
Retakan “Kering” (umumnya lebarnya lebih dari 1/32 ”) dapat diperbaiki pada permukaan
horizontal dengan merusak tepi retakan dan memungkinkan untuk menembus retakan seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.25. Tutup bagian bawah retakan jika epoksi menetes. Dalam
semua kasus retakan harus dibersihkan dari semua bahan, kotoran, dan noda yang longgar
menggunakan air bertekanan tinggi atau udara yang terkompresi.

Gambar 2.25 – Bagian 1-1 detail perbaikan retak permukaan horizontal (untuk retakan lebar
0,8 mm (1/32”) dan lebih besar) (FHWA, 2005)
2.7.4 Pelurusan kembali area delaminasi
Beton yang telah dilaminasi ditandai dengan pemisahan dan retak pada bidang yang kira-kira
sejajar dengan permukaan. Bagian yang terdelaminasi biasanya relatif dangkal. Ketika suatu
bagian dari beton yang dipecah menjadi terlepas dari elemen host, maka itu dianggap telah
tergeletak. Daerah yang terdelaminasi, seperti ubin keramik, kadang-kadang dapat diikat
kembali menggunakan proses injeksi vakum (Lihat Gambar 2.26).

MANUAL OP TEROWONGAN | 29
Gambar 2.26 – Injeksi Vakum dengan Methyl Methacrylate (NCHRP, 2010)
2.7.5 Membekukan / Mencairkan dan Penetrasi Garam
Di daerah beriklim lebih dingin, pembalikan jalan dapat diolah dengan garam untuk
mencegah pembentukan es pada permukaan yang terpakai, terutama di dekat portal
terowongan. Ion klorida dalam garam dapat meresap ke dalam struktur beton yang
berdekatan dan mempercepat laju korosi pada baja tulangan, yang dapat menyebabkan beton
berlubang atau meningkatnya laju lubang. Dalam terowongan yang dibangun sebelum 1950,
beton biasanya ditumpuk tanpa campuran udara. Ventilasi udara alami pada struktur beton
lama ini mungkin tidak cukup memadai untuk menahan kerusakan yang disebabkan oleh
siklus pembekuan / pencairan berulang.
2.8 Tipe lain perbaikan structural
Tipe lain perbaikan structural meliputi:
 Liner segmental
o Beton pracetak
o Baja/besi tuang
 Liner baja
 Terowongan Batu Bergaris
2.8.1 Liner Kayu
Liner kayu kadang-kadang membutuhkan perawatan berkala untuk mencegah penyebaran
kerusakan. Beberapa perawatan kayu yang umum yaitu:
 Senyawa Boron
 Senyawa arsenik kromium tembaga
 Pengawet pelarut organik ringan atau tributyl tin oxide (TBTO).
Ketika kayu dalam kondisi buruk, elemen-elemen ini sering terbungkus dalam shotcrete
untuk menjaga integritas liner (Lihat Gambar 2.27 dan 2.28).

MANUAL OP TEROWONGAN | 30
Gambar 2.27 – Lapisan shotcrete baru di atas penyangga kayu di terowongan batu. Catatan
dukungan kayu dapat dilihat di latar belakang (NCHRP, 2010)

Gambar 2.28– Interface antara pendukung kayu dan shotcrete baru (NCHRP, 2010)
2.8.2 Langit-langit / Gantungan dan Jangkar
Banyak terowongan jalan raya telah menggunakan langit-langit untuk tujuan ventilasi dan
untuk estetika. Langit-langit ini biasanya ditopang oleh jalan raya di dinding terowongan dan
dengan batang gantungan yang melekat pada liner terowongan, baik melalui sisipan cast-in-
place atau mekanik pasca-pasang. Contohnya ditunjukkan pada Gambar 2.29. Lihat catatan
peringatan di bawah ini pada jangkar perekat (bahan kimia). Sambungan perekat yang
longgar atau gagal harus diganti dengan jangkar mekanis.
FHWA mengeluarkan Penasihat Teknis pada tahun 2008 yang sangat mencegah penggunaan
jangkar perekat untuk digunakan pada beban berkelanjutan permanen dalam aplikasi
tegangan atau overhead. Penggunaan jangkar di terowongan jalan harus sesuai dengan
nasihat FHWA saat ini dan kode serta peraturan lain yang berlaku.

MANUAL OP TEROWONGAN | 31
Gambar 2.29 – Perangkat keras pengganti yang tersisa; jangkar mekanis undercut
2.9 Pemeliharaan sistem fungsional
Sistem fungsional meliputi sistem mekanik, listrik, penerangan, api dan keselamatan jiwa,
keamanan, sinyal, dan sistem pelindung yang dipasang di terowongan. Ruang peralatan untuk
sistem fungsional ini, seperti gedung ventilasi, ruang pompa, dan ruang generator darurat,
harus dijaga kebersihannya. Buang puing-puing dan minyak. Puing-puing yang longgar dapat
merusak peralatan. Semua pengukur, kaca mata, lampu indikator, dan peralatan keselamatan
harus dibersihkan dan diperiksa. Beberapa komponen mungkin memerlukan pengecatan.
Pengecekan komponen harus dilakukan secara berkala. Idealnya, program pemeliharaan
dapat ditingkatkan dengan mengumpulkan data dan mengelola kegiatan pemeliharaan.
 Sistem manajemen pemeliharaan terkomputerisasi (CMMS) mencakup perangkat
lunak yang:
o Menghasilkan kerja yang terkait pemeliharaan, penggantian, dan penggantian
o Menyimpan data pemeliharaan, perbaikan, dan biaya historis
o Menganalisis data pemeliharaan dan biaya toko
o Menghitung biaya siklus hidup untuk sistem dan peralatan individual
 Sistem manajemen pemeliharaan terkomputerisasi (CMMS) mencakup perangkat
lunak yaitu:
o Jam operasional peralatan
o Jumlah partikel keausan besi dalam minyak pelumas
o Bantalan dan suhu operasi penggerak
o Getaran peralatan berputar
o Biaya perbaikan masing-masing peralatan
2.9.1 Peralatan Pemeliharaan sistem fungsional
Ada banyak alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemeriksaan pemeliharaan untuk
sistem fungsional.
Termometer Inframerah Genggam - Termometer inframerah genggam berguna untuk
memeriksa suhu bantalan, komponen penggerak, kopling, isolasi pipa, steam traps,

MANUAL OP TEROWONGAN | 32
transformator listrik, dan motor. Informasi suhu berguna untuk mengidentifikasi permulaan
masalah. Data suhu juga dapat dimasukkan ke dalam database untuk mengidentifikasi
kemungkinan masalah dan tren.
Termografi Inframerah- Termografi inframerah atau thermal imaging, berguna untuk
mengidentifikasi berbagai masalah seperti:
 Bantalan atau sabuk penggerak / gesekan / keausan rantai
 Kontaminasi pelumasan bantalan; kerusakan atau kondisi tingkat pelumasan rendah
 Motor tak terkendali atau kegagalan kopling
 Insulasi pipa berkompromi
 Kegagalan perangkap steam
 Kesalahan listrik
Pengujian Ultrasonik - Pengujian ultrasonik menggunakan suara untuk mengidentifikasi
cairan yang bocor melalui katup.
Analisis Getaran Peralatan Rotasi - Instrumen pengukuran getaran modern (dengan
perangkat lunak analisis) memungkinkan pemantauan berkala atau berkelanjutan terhadap
komponen yang berputar. Instrumen ini memungkinkan prediksi yang lebih baik tentang
potensi kegagalan.
Pengambilan Sampel Pelumasan dan Pengujian - Penggunaan pengambilan sampel oli
berkala untuk bantalan, pelumas penggerak, dan transformator listrik sangat membantu untuk
melacak:
 Kondisi mesin
 Kerusakan / viskositas pelumasan
 Partikel aus / zat besi
 Kontaminasi pelumas
 Kontaminasi kelembaban pada pelumas
2.9.2 Sertifikat Pemeliharaan untuk perlengkapan yang kompleks/berbahaya
Kontraktor tujuan khusus seringkali disertifikasi untuk mengerjakan jenis peralatan tertentu
karena bahaya yang melekat. Ini mungkin disyaratkan oleh hukum dan peraturan setempat.
Periksa dan patuhi persyaratan neegara maupun lokal sebelum mengerjakan hal-hal sebagai
berikut:
o Perebus
o Pemanas Air
o Kapal Tekanan
o Elevator
o Pemantauan CO
o Sistem Pemadaman Kebakaran
o Alat Pemadam Kebakaran
o Pipa Pemadam Kebakaran

MANUAL OP TEROWONGAN | 33
2.9.3 Sistem Mekanikal
Dapat diketahui berbagai komponen mekanik dan interval perawatan yang disarankan
(FHWA, 2005). Pada praktik pemeliharaan khusus dan yang direkomendasikan pabrik harus
diutamakan.
2.9.3.1 Kipas Angin
Kipas Ventilasi Terowongan - Karena kipas ventilasi terowongan sangat penting untuk
pengoperasian terowongan dan penting untuk kebakaran dan keselamatan jiwa dalam
keadaan darurat, elemen-elemen ini harus bekerja saat diperlukan (Lihat Gambar 2.30). Hal-
hal berikut adalah pertimbangan perawatan yang penting untuk kipas ventilasi:
 Panas dan kelembaban yang berlebihan dalam pelumas adalah dua penyebab utama
kegagalan bantalan prematur.
 Pemeriksaan harian dan pemantauan suhu dapat digunakan untuk membantu
mengidentifikasi masalah pelumasan.
 Program pengujian pelumas tambahan dapat digunakan untuk membantu memvalidasi
jadwal perawatan dan mengidentifikasi potensi masalah. Pengujian harus dilakukan
oleh laboratorium bersertifikat menggunakan standar ASTM dan ISO yang sesuai.

Gambar 2.30 – Kipas Mekanis


2.9.3.2 Pompa
Ada tiga kategori pompa, yaitu resiprokal, putar, dan sentrifugal. Pompa sentrifugal adalah
yang paling umum untuk aplikasi terowongan. Saat melakukan pemeriksaan pemeliharaan,
motor harus diperiksa untuk suhu berlebih dan getaran yang tidak biasa. Biasanya pompa
dikendalikan oleh elektroda. Dilakukan pemeriksaan katup dan melakukan pembuangan dari
katup yang ada.

MANUAL OP TEROWONGAN | 34
2.9.3.3 Sistem penerangan dan kelistrikan
Karena berhubungan dengan keselamatan pekerja, pemeliharaan dan pengujian listrik hanya
boleh dilakukan oleh profesional yang berkualifikasi. Disarankan bahwa staf disertifikasi
dalam Standar Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) dan kompeten
dengan Standar NFPA 70E: Standar untuk Persyaratan Keselamatan Listrik untuk Tempat
Kerja Karyawan.
2.9.3.4 Sistem kelistrikan
Komponen listrik saling berhubungan dan bergantung pada elemen lain untuk berfungsi
dengan baik (Gambar 2.31). InterNational Electrical Testing Association (NETA)
menghasilkan Spesifikasi Pengujian Pemeliharaan (MTS-2007) yang berisi informasi
terperinci dan pedoman tentang melakukan perawatan pada peralatan listrik. NFPA 70B
Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional: Praktek yang Disarankan untuk Pemeliharaan
Peralatan Listrik juga disarankan untuk dimasukkan ke dalam program pemeliharaan
terowongan.

Gambar 2.31 – Komponen sistem kelistrikan


2.9.3.5 Penggantian kabel dan saluran
Saluran listrik membawa kabel listrik dan melindunginya dari benturan, lingkungan yang
keras, kelembaban, bahan kimia, dan korosi. Tergantung pada desain mereka, saluran sering
membawa berbagai jenis dan ukuran kabel. Sistem saluran harus diperiksa untuk
mengevaluasi dampak korosi atau dampak kerusakan. Dimungkinkan untuk memperbaiki
saluran pada tahap awal korosi, tetapi jika kondisinya memburuk, saluran mungkin perlu
dilepas dan diganti. Penggunaan saluran memungkinkan penggantian kabel dengan gangguan
minimal ke sistem lain. Ketika persimpangan dan kotak tarik merupakan bagian dari sistem
terintegrasi, penggantian segmen kabel membutuhkan lebih sedikit usaha.

MANUAL OP TEROWONGAN | 35
2.9.3.6 Penyimpanan saluran kelistrikan
Terowongan sering mengandung banyak saluran listrik yang diletakkan di atas nampan
saluran. Penutup saluran luar harus diperiksa untuk memastikan bahwa itu melindungi kabel
listrik dan dipasang dengan kuat. Barang-barang ini harus diperiksa untuk melihat dampak
dan jenis kerusakan lainnya.
2.9.3.7 System Penerangan
Buku Pegangan Pencahayaan ANSI / IES. Pembersihan harus dilakukan secara berkala.
Faktor Luminaire Dirt Depresiasiation (LDD) adalah metode untuk memperhitungkan
mengoptimalkan interval pembersihan. Metode ini memperhitungkan degradasi keluaran
cahaya pada lensa, refraktor, lampu, dan reflektor karena akumulasi kotoran. Gambar 2.32
menggambarkan pemeliharaan dan pembersihan sistem pencahayaan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 36
Gambar 2.32 – Perawatan dan pembersihan pencahayaan terowongan
2.9.4 System kebakaran dan keamanan
Api terowongan dan sistem keselamatan jiwa relatif kompleks; sistem ini mengandung
komponen canggih yang saling berhubungan yang berfungsi bersama untuk meningkatkan
keselamatan terhadap api dan asap (Lihat Gambar 2.33). Tabel 2-1 memberikan interval yang
disarankan untuk melakukan fungsi perawatan pencegahan pada peralatan utama yang biasa
digunakan dengan sistem kebakaran dan keselamatan jiwa. Prosedur pemeliharaan preventif
yang spesifik dan yang direkomendasikan pabrik harus diutamakan daripada pedoman yang
tercantum dalam tabel.
2.10 Sertifikat Inspeksi
Sertifikasi peralatan dan sistem harus dipasang di lokasi peralatan sesuai kebutuhan. Selain
itu, direkomendasikan sertifikat ini diajukan dan disimpan. Sertifikasi peralatan dan sistem
untuk memberikan sertifikat inspeksi untuk peralatan berikut:
 Pemantauan CO
 Sistem Pemadaman Kebakaran
 Detektor Hidrokarbon
 Alat Pemadam Api Portabel

Gambar 2.33 - Komponen api dan keselamatan jiwa

MANUAL OP TEROWONGAN | 37
Tabel 2-1 Contoh Interval Pemeliharaan untuk Sistem Kebakaran dan Keamanan

Interval Layanan (1)

Pabrik atau AHJ (2)


Tengah Tahun

Dua Tahunan
Mingguan

Triwulan

Tahunan
Bulanan
Sistem Kebakaran dan Keselamatan

Harian
Perlindungan Kebakararn

Periksa Kotak Alarm Kebakaran Manual X

Konfirmasikan Operasi - Closed-Circuit TV (CCTV) X

Detektor Kebakaran Otomatis X

Pemadam Api

Periksa setiap alat pemadam kebakaran di terowongan


X
dan ruang pendukung

Jika di dalam kabinet - Konfirmasikan pengoperasian


pintu kabinet - Pintu harus terkunci dengan aman dan X
terbuka dengan bebas

Lumasi pegangan pintu dan engsel seperlunya X

Standpipes Api

Koneksi Pemadam Kebakaran Capped and Clear X

Konfirmasi utas tidak rusak dan tutup di tempat X

Uji aliran hidran X

Konfirmasikan mur dan tutup atas sudah kencang


X
tetapi tidak berlebihan

Sistem Kebakaran dan Keselamatan Interval Layanan (1)

MANUAL OP TEROWONGAN | 38
Pabrik atau AHJ (2)
Tengah Tahun

Dua Tahunan
Mingguan

Triwulan

Tahunan
Bulanan
Harian
Hydrants Api

Pelumas atas X

Konfirmasikan penutup pada tempatnya X

Uji aliran hidran X

Konfirmasikan mur dan tutup atas sudah kencang


X
tetapi tidak berlebihan

Garis Api

Pompa Perlindungan Beku

Kebersihan dan pemeriksaan visual X

Lumasi dan pelumas pompa X

Penelusuran Panas - Verifikasi operasi sistem (sebelum


X
operasi sistem)

Insulasi Pipa dengan Penelusuran Panas - Kondisi


X
verifikasi (sebelum pengoperasian sistem)

Sistem Kebakaran dan Keselamatan Interval Layanan (1)

MANUAL OP TEROWONGAN | 39
Pabrik atau AHJ (2)
Tengah Tahun

Dua Tahunan
Mingguan

Triwulan

Tahunan
Bulanan
Harian
Pompa Pemadam Kebakaran

Periksa pompa kebakaran secara visual X

Operasikan pompa - Perhatikan suara atau getaran


X
yang tidak biasa

Lumasi pompa, motor, dan kopling X

Operasikan pompa dan ukur arus X

Periksa perataan poros dan endplay poros X

Periksa dan koreksi pengukur tekanan sesuai


X
kebutuhan

Ukur getaran motor dan pompa X

Pengontrol Pompa Kebakaran

Latihan memutus sakelar dan pemutus arus X

Operasikan pompa dari daya alternatif dan primer


X
yang tersedia

Melakukan tes tahunan sistem termasuk aliran dan


X
kondisi tanpa aliran sesuai dengan NFPA 72

Sistem Kebakaran dan Keselamatan Interval Layanan (1)

MANUAL OP TEROWONGAN | 40
Pabrik atau AHJ (2)
Tengah Tahun

Dua Tahunan
Mingguan

Triwulan

Tahunan
Bulanan
Harian
Tangki Penampung Pompa Kebakaran

Periksa pompa secara visual X

Operasikan pompa - Perhatikan suara atau getaran


X
yang tidak biasa

Lumasi pompa, motor, dan kopling X

Periksa perataan poros dan endplay poros X

Penahanan sekunder disediakan untuk semua bahan


X
berbahaya

Lembar MSDS untuk semua materi yang diposting (di


X
file)

Periksa semua lantai dari kebocoran minyak.


Tambahkan penyerap dan bersih sesuai kebutuhan X
untuk menjaga pijakan yang aman

Sistem Alarm Kebakaran

Lakukan semua tes dan inspeksi sesuai dengan NFPA


72

Buat dan ajukan catatan permanen semua inspeksi dan


tes yang dilakukan

Buka daya primer yang tersedia untuk menyalakan


panel alarm dan perhatikan bunyi alarm dan lampu X
yang bermasalah

Sistem Kebakaran dan Keselamatan Interval Layanan (1)

MANUAL OP TEROWONGAN | 41
Pabrik atau AHJ (2)
Tengah Tahun

Dua Tahunan
Mingguan

Triwulan

Tahunan
Bulanan
Harian
Lakukan latihan kebakaran dengan menggunakan
sakelar bor pada panel alarm kebakaran, dan periksa
apakah semua sinyal visual dan suara mengeluarkan X
suara dan terowongan sistem SCADA (jika ada)
menerima alarm

Periksa secara visual semua alarm pengawasan dan


aliran air pada sitem pipa tegak X

Melalukan pengetesan terhadap semua detektor panas


dengan sumber panas yang dikalibrasi dan mengganti X
semua unit yang gagal

Uji semua detektor asap dengan mengukur dan


X
merekam sensitivitas, ganti seua unit yang gagal

Bersihkan semua detektor asap dan panas lalu periksa


X
tegangan baterai yang ada di bawah beban

Pastikan perangkat alarm yang tepat beroperasi untuk


X
seperangkat rangkaian yang sesuai

Pastikan bahwa semua perangkat jarak jauh dapat


X
beroperasi

Periksa semua lampu , perangkat alarm, dan printer


X
untuk pengoperasian secara maksimal

Lakukan uji pelepasan baterai untuk menentukan


X
kapasitas system operasi selama 24 jam

Sistem Kebakaran dan Keselamatan Interval Layanan (1)

MANUAL OP TEROWONGAN | 42
Pabrik atau AHJ (2)
Tengah Tahun

Dua Tahunan
Mingguan

Triwulan

Tahunan
Bulanan
Harian
Komunikasi

Radio X

Telephone X

Jalan Keluar

Jalan keluar darurat X

Penerangan Keluar/Sinyal/Pengidentifikasi X

Lingkungan Pertahanan (Catatan : Ventilasi Kontrol


X
Asap terletak di Bagian Pemadaman Kebakaran)

Keluaran Darurat X

Perlintasan X

Elektikal

Lampu Darurat X

Penguatan X

Penguatan Lebih X

Rencana Keamanan X

Sistem Kebakaran dan Keselamatan Interval Layanan (1)

MANUAL OP TEROWONGAN | 43
Pabrik atau AHJ (2)
Tengah Tahun

Dua Tahunan
Mingguan

Triwulan

Tahunan
Bulanan
Harian
Rencana Tanggap Darurat (ERP)

ERP pada File dan Semua Anggota Sadar Persyaratan X

ERP mengulas dan memperbarui secara berkala X

Pelatihan Anggota Terowongan tentang pelaksanaan


X
ERP

Pelatihan dengan Lembaga yang Berperan X

Pendeteksi Hidrokarbon

Memastikan pendeteksi Hidrokarbon akan memulai


X
alarm local dan jarak jauh

CO Pemantau Peralatan

Sensor Terowongan (Lokal) (Konfirmasi


X
Kalibrasi/Penggantian Sensor)

Tabung Vakum (Uji Kebocoran) X

Pompa Vakum (Pelumasan) X

Sensor Pusat X

Sistem Kalibrasi (Seperti yang disyaratkan oleh system


X
individual)

Perbandingan Isi Ulang Gas (Sesuai kebutuhan) X

Sistem Kebakaran dan Keselamatan Interval Layanan (1)

MANUAL OP TEROWONGAN | 44
Pabrik atau AHJ (2)
Tengah Tahun

Dua Tahunan
Mingguan

Triwulan

Tahunan
Bulanan
Harian
Masalah Keselaman Jiwa dan Kode Kebakaran (Bahan Mudah Terbakar atau
Berbahaya)

Semua pelindung dan penutup pengaman (sabuk,


X
rantai, panel listrik) ada di tempatnya dan aman

Pipa Non Plastik (PVC, CPVC) yang terletak di jalur


X
pasokan udara

Semua baterai disimpan dan dibuang. Dipastikan


hanya pengisian daya baterai berada di ruang ventilasi X
yang sesuai

Bahan yang mudah terbakar disimpan dalam wadah


X
yang tepat dan berventilasi sesuai

Penahanan sekunder disediakan untuk semua bahan


X
berbahaya

Lembar MSDS untuk semua materi yang diposting (di


X
file)

Periksa semua lantai dari kebocoran minyak.


Tambahkan penyerap dan bersih sesuai kebutuhan X
untuk menjaga pijakan yang aman

Sistem Kebakaran dan Keselamatan Interval Layanan (1)

MANUAL OP TEROWONGAN | 45
Pabrik atau AHJ (2)
Tengah Tahun

Dua Tahunan
Mingguan

Triwulan

Tahunan
Bulanan
Harian
Catatan:
(1) Tabel di atas dimaksudkan sebagai panduan. Dalam semua kasus, pemeliharaan harus
dilakukan sesuai dengan rekomendasi khusus pabrikan.
(2) Lakukan sesuai dan seperti yang direkomendasikan dalam literatur unit produsen atau
periksa pada interval yang diperlukan oleh otoritas lokal yang memiliki yurisdiksi (AHJ).

2.11 Tanda dan Perangkat Komunikasi


Fasilitas terowongan berisi beberapa jenis tanda yang berbeda, termasuk tanda keluar dan
masuk untuk jalur landai, tanda batas kecepatan, tanda pesan variabel, dan tanda jalan keluar
darurat bagi pengendara yang mungkin perlu mengungsi dengan berjalan kaki jika terjadi
kebakaran. Pemeliharaan rutin diperlukan untuk memastikan peralatan pelengkap tetap utuh
(baut terpasang dengan benar, baut tertanam dengan benar, dan penjangkaran ke fondasi
bebas retak), akumulasi kotoran dihilangkan untuk menjaga visibilitas dan reflektifitas, dan
lampu yang terbakar diganti.
2.12 Sistem Proteksi Korosi
Sistem perlindungan korosi meliputi pelapis (misal Epoksi, bubuk pelapis, cat atau
galvanizing), penutup beton kepadatan tinggi, pelapis terowongan (mis., Ubin, panel logam,
atau pelapis), dan sistem perlindungan katodik.
Lapisan pelindung biasanya disemprotkan pada cat epoksi atau lapisan semen di atas
permukaan beton. Cat epoksi memberikan reflektivitas yang baik dari langit-langit dan
dinding terowongan, mencerahkan lingkungan terowongan dan meningkatkan keselamatan.
Knalpot dan semprotan berlebih kendaraan akan membuat lapisan epoksi ini menjadi buram,
menyebabkan lapisan tersebut kehilangan reflektifitasnya. Pencucian yang dijadwalkan
secara teratur akan mengembalikan reflektivitas. Namun, banyak siklus pencucian pada
akhirnya akan menurunkan lapisan ini ke kondisi yang mengharuskan perbaikan atau
penerapan ulang sepenuhnya. Sistem perlindungan katodik terdiri dari bahan korban (anoda)
untuk melindungi logam primer dari korosi. Dalam lingkungan yang sangat korosif, arus
listrik diinduksi dalam material untuk memaksa korosi terjadi di anoda korban. Jika arus yang
terkesan digunakan untuk melindungi baja tulangan, pemeliharaan berkala dan inspeksi
sistem diperlukan untuk memastikan bahwa sistem bekerja sesuai desain.

MANUAL OP TEROWONGAN | 46
BAB 3 PEMELIHARAAN TEROWONGAN
3.1 Manual Inspeksi dan Evaluasi Pemeliharaan Operasi Terowongan
Manual ini adalah sumber daya untuk mengembangkan operasi yang komprehensif,
pemeliharaan, inspeksi, dan program evaluasi untuk terowongan jalan raya. Bab ini berfokus
pada inspeksi terowongan jalan raya, tetapi semua bab lain dalam manual ini juga relevan
sebagai berikut:
Bab 1 membahas pengoperasian terowongan jalan raya seperti organisasi staf umum,
tanggung jawab, dan tugas; prosedur operasi normal; dan respons terhadap kondisi darurat.
Bab 2 menyajikan informasi tentang pemeliharaan terowongan jalan raya seperti penyebab
kerusakan, strategi perawatan, teknik perbaikan, dan pedoman untuk pemeliharaan sistem
struktural, sipil, dan fungsional.
Bab 3 berfokus pada pengembangan inspeksi keselamatan untuk terowongan jalan raya.
Beberapa persyaratan penting dari NTIS dirangkum untuk mencakup tanggung jawab
organisasi inspeksi terowongan, kualifikasi personel inspeksi, prosedur dan praktik inspeksi,
dan berbagai jenis inspeksi terowongan. Bab ini juga membahas masalah kesehatan dan
keselamatan bagi inspektur, peralatan inspeksi, cacat terowongan tipikal, elemen yang
ditentukan pemilik, temuan kritis, dan peringkat kondisi. Bab ini ditutup dengan daftar istilah
yang dipilih dan daftar referensi.
Bab 4 membahas evaluasi temuan inspeksi terowongan; dan menyajikan teknik untuk
memperoleh informasi tambahan untuk melakukan evaluasi, strategi untuk mengevaluasi
cacat, dan metode terowongan rating beban.

3.2 Spesifikasi untuk Inventarisasi Terowongan Nasional (SNTI)


SNTI berisi persyaratan untuk pengkodean dan pelaporan inventaris dan data inspeksi untuk
diserahkan ke FHWA sebagai bagian dari Inventarisasi Terowongan Nasional (NTI). Data ini
akan memungkinkan pemilik terowongan, FHWA, dan masyarakat umum untuk
mendapatkan informasi tentang kondisi terowongan jalan raya di Amerika Serikat.
Data inventaris berisi item-item yang digunakan untuk identifikasi terowongan seperti usia,
klasifikasi layanan, data geometri, peringkat dan posting muatan, jarak navigasi, dan tipe
struktural. Data ini dapat diperoleh dari catatan yang ada dan bidang diverifikasi sesuai
kebutuhan. Data harus dikumpulkan dan diserahkan sesuai dengan NTIS.
SNTI mencakup instruksi untuk merekam kondisi kondisi sistem terowongan, sipil, dan
fungsional. Elemen struktural meliputi liner, girder atap, kolom, tiang pancang, palang
melintang, dinding interior, portal, lempeng langit-langit, girder langit-langit, gantungan dan
jangkar, panel langit-langit, lempeng pembalik, lempengan pada tingkat, girder terbalik,
sambungan dan gasket. Elemen sipil termasuk memakai permukaan, hambatan lalu lintas, dan
pagar pejalan kaki. Sistem fungsional meliputi sistem mekanik, listrik, penerangan, api dan
sistem keselamatan jiwa, peralatan keamanan, papan petunjuk, dan lapisan pelindung.

MANUAL OP TEROWONGAN | 47
3.3 Organisasi Inspeksi Terowongan
Sesuai dengan NTIS, semua pemerintah Negara Bagian, Tanah Federal, dan Suku dengan
satu atau lebih terowongan di wilayah hukumnya diwajibkan untuk mendirikan organisasi
inspeksi terowongan. Seorang manajer program yang berkualifikasi sesuai harus bertanggung
jawab atas program inspeksi terowongan untuk yurisdiksi yang bertanggung jawab dan
memastikan bahwa persyaratan NTIS terpenuhi.
3.3.1 Tanggung Jawab
Organisasi inspeksi terowongan bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara
kebijakan dan prosedur inspeksi di dalam yurisdiksinya. Inspeksi khusus terowongan, uji
sistem fungsional, dan pemeriksaan sistem kritis harus dimasukkan dalam prosedur ini.
Temuan kritis harus dilaporkan dan diperbaiki tepat waktu. Beberapa tanggung jawab
organisasi inspeksi terowongan meliputi:
 Menetapkan kebijakan dan prosedur tertulis.
 Mempertahankan inventaris terowongan dan data inspeksi.
 Secara rutin melaporkan data NTI ke FHWA.
 Memelihara catatan kualifikasi personel termasuk sertifikasi inspektur nasional.
 Menetapkan program kendali mutu dan jaminan kualitas yang efektif.
Organisasi inspeksi terowongan mengumpulkan dan mengelola inventaris terowongan dan
data inspeksi, menangani temuan-temuan penting, dan memelihara daftar pengawas
terowongan bersertifikasi nasional dalam wilayah hukum mereka. Laporan dan file elektronik
harus dihasilkan untuk mendokumentasikan tindakan yang diambil dalam menanggapi
temuan inspeksi. Prosedur kesehatan dan keselamatan diperlukan untuk melindungi tim
inspeksi, personel fasilitas terowongan, dan pengguna fasilitas terowongan.
Kontrol kualitas dan program jaminan kualitas digunakan untuk meningkatkan akurasi,
memastikan konsistensi, memfasilitasi peningkatan, dan membantu menjaga tingkat
keandalan yang tinggi. Tinjauan lapangan berkala terhadap tim inspeksi dan pekerjaannya,
pemeriksaan kualitas data, dan tinjauan independen terhadap hasil inspeksi juga harus
menjadi bagian dari program. Penggunaan daftar periksa adalah praktik yang disarankan.
Kontrol kualitas mengacu pada pengamatan, pemantauan, dan pengujian kinerja untuk
menjaga kualitas inspeksi terowongan dan peringkat beban; praktik-praktik ini biasanya
dilakukan terus menerus oleh tim yang melakukan pekerjaan. Jaminan kualitas dikaitkan
dengan pendekatan sistematis untuk meningkatkan efektivitas program secara keseluruhan,
memverifikasi keakuratan prosedur pengendalian kualitas, dan memastikan bahwa standar
yang ditetapkan dipenuhi; prosedur ini dilakukan secara independen dari tim pemeriksa
inspeksi dan pemuatan yang melakukan pekerjaan.
Individu yang berkualifikasi diperlukan untuk melakukan inspeksi terowongan. Manajer
program bertanggung jawab atas keseluruhan program inspeksi dan memimpin organisasi
inspeksi terowongan. Pemimpin tim mengawasi anggota tim inspeksi bawahan lainnya,
mengawasi inspeksi di lapangan, dan melaporkan kepada manajer program. Pemimpin tim
bertanggung jawab atas pengumpulan dan pelaporan data. Organisasi inspeksi terowongan
bertanggung jawab untuk membuat registrasi sertifikasi untuk inspektur terowongan. Setiap

MANUAL OP TEROWONGAN | 48
inspektur terowongan yang berlatih harus dapat diidentifikasi di dalam yurisdiksi yang sesuai
dengan menggunakan identifikasi unik seperti sistem penomoran yang mengkorelasikan
seorang inspektur individu dengan catatan sertifikasi spesifik.
Ketika sebuah terowongan adalah kompleks, seorang insinyur profesional diperlukan untuk
menentukan apakah prosedur khusus, peningkatan pelatihan, atau kualifikasi dan pengalaman
tambahan diperlukan untuk memimpin inspeksi. Sesuai dengan NTIS, jenis konstruksi,
sistem fungsional, sejarah kinerja, dan kondisi fisik dan pengoperasian terowongan harus
dipertimbangkan ketika menentukan persyaratan inspeksi untuk terowongan kompleks.
Terowongan harus diberi peringkat beban sesuai dengan NTIS setelah inspeksi, jika sesuai,
untuk menentukan kapasitas pembawa muatan kendaraan yang aman untuk jalan. Analisis
peringkat beban harus dilakukan oleh insinyur profesional yang berkualifikasi. Terowongan
juga harus dipasang atau dibatasi, yang sesuai, setelah melakukan penilaian beban sesuai
dengan NTIS.
3.3.2 Perencanaan dan Penjadwalan
Perencanaan dan penjadwalan inspeksi termasuk memahami persyaratan NTIS, meninjau
catatan terowongan yang ada, berkoordinasi dengan personel fasilitas terowongan yang tepat,
mengembangkan rencana kesehatan dan keselamatan, pengadaan peralatan keselamatan dan
inspeksi, meninjau cacat yang umum terjadi pada terowongan, mengidentifikasi kebutuhan
pemilik elemen yang ditentukan, dan mengembangkan formulir dan laporan untuk melakukan
inspeksi. Jika perlu, terowongan juga harus diberi peringkat muatan. Jadwal inspeksi yang
terperinci dan rencana kerja harus membahas semua aspek penting.
NTIS berisi persyaratan untuk personel inspeksi, prosedur inspeksi, jenis inspeksi, dan
interval inspeksi. Untuk memastikan keakraban dengan teknik dan praktik inspeksi
terowongan, FHWA mengembangkan kursus pelatihan komprehensif untuk sertifikasi
nasional pengawas terowongan. Pelatihan alternatif, yang memenuhi persetujuan FHWA,
dapat diganti untuk kursus inspeksi terowongan ini sebagaimana disebutkan dalam NTIS.
Program inspeksi harus dikembangkan secukupnya untuk dapat mengevaluasi elemen-elemen
terowongan dan mengidentifikasi masalah keamanan atau struktural. Rencana inspeksi yang
berhasil harus mengantisipasi potensi masalah, merampingkan proses, dan meningkatkan
deteksi dini kerusakan. Setelah rencana keseluruhan dikembangkan, detail tambahan untuk
setiap tugas inspeksi khusus harus dijelaskan secara rinci. Kebutuhan akan spesialis untuk
menguji atau memeriksa komponen canggih dalam terowongan harus dievaluasi bersama
dengan kebutuhan untuk membongkar dan membersihkan bagian atau peralatan apa pun. Alat
dan perlengkapan yang diperlukan untuk pekerjaan itu juga harus disediakan. Misalnya,
ketika bantalan motor kecil perlu dibongkar dan diperiksa di ruangan gelap, bagian-
bagiannya bisa hilang. Selain tindakan pencegahan keselamatan yang akan diterapkan,
prosedur harus membahas pencahayaan tambahan, penyimpanan komponen kecil, dan
ketersediaan suku cadang di lokasi untuk contoh ini.
Diperlukan kunjungan pra-inspeksi fasilitas terowongan untuk mempersiapkan inspeksi.
Konfigurasi terowongan umum, kondisi situs saat ini, metode akses, dan kondisi lalu lintas
harus dipahami. Area dengan kesulitan akses harus diidentifikasi sehingga prosedur inspeksi
dapat mengatasi masalah ini dengan benar. Pengujian non-destruktif, inspeksi video robot,

MANUAL OP TEROWONGAN | 49
dan peralatan akses harus dipertimbangkan. Tim inspeksi harus menyiapkan sketsa, diagram,
dan skema yang dibuat dari sistem kelistrikan, mekanik, dan hidrolik untuk digunakan selama
inspeksi.
Pertimbangan kesehatan dan keselamatan harus dievaluasi. Berkoordinasi dengan polisi
setempat dan negara bagian, pemadam kebakaran, rawat jalan, dan layanan medis terlebih
dahulu, terutama ketika berhadapan dengan ruang terbatas. OSHA mensyaratkan bahwa
orang yang kompeten melakukan inspeksi yang sering dan teratur terhadap lokasi kerja,
bahan, dan peralatan selama pekerjaan berbahaya. Istilah "Orang Yang Kompeten" digunakan
dalam banyak standar dan dokumen OSHA. "Orang yang kompeten" OSHA didefinisikan
sebagai "orang yang mampu mengidentifikasi bahaya yang ada dan dapat diprediksi di
lingkungan atau kondisi kerja yang tidak bersih, berbahaya, atau berbahaya bagi karyawan,
dan yang memiliki wewenang untuk mengambil tindakan korektif segera untuk
menghilangkannya".
3.3.3 Mereview Catatan Tunnel Yang Ada – File Tunnel
Catatan yang tersedia di setiap fasilitas terowongan perlu ditinjau dan dievaluasi secara
menyeluruh sebelum melakukan inspeksi. Catatan penting yang biasanya merupakan bagian
dari file terowongan termasuk rencana konstruksi, gambar toko, gambar kerja, gambar as-
built, spesifikasi, perkiraan biaya, korespondensi, foto, sertifikasi material, data uji material,
dan data uji beban. Riwayat operasi, inventaris, pemeliharaan, inspeksi, dan catatan perbaikan
juga harus ditinjau. Periksa catatan kecelakaan, posting, dan ijin banyak. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi area masalah, merumuskan prosedur inspeksi yang tepat, memeriksa
asumsi, memverifikasi jadwal, dan mengembangkan dokumen inspeksi termasuk formulir,
kontrol survei, dan sketsa.
Proses peninjauan mungkin melibatkan penyortiran melalui sejumlah besar dokumen,
menentukan catatan mana yang relevan, mencari beberapa lokasi atau fasilitas, dan
menyelesaikan konflik termasuk berbagai format, unit pengukuran, atau penempatan. Proses
harus dikembangkan untuk menjaga integritas catatan file yang ada, yang bisa sulit atau tidak
mungkin untuk diganti. Untuk terowongan kompleks diperlukan waktu dan upaya yang
cukup besar untuk menyiapkan sketsa, skema listrik, mekanik, atau hidrolik, atau detail
terkait lainnya untuk inspeksi.
3.3.4 Koordinasi dengan Personil di Fasilitas Terowongan
Organisasi inspeksi terowongan harus berkoordinasi dengan fasilitas terowongan untuk
diperiksa guna memastikan lingkungan yang aman dan efisien. Jika temuan penting
ditemukan selama inspeksi, personel yang tepat harus segera diberitahu. Dengan demikian,
protokol komunikasi harus ditetapkan secara jelas sebelum inspeksi.
Sebelum melakukan inspeksi, tim inspeksi dan personel fasilitas terowongan harus
menyepakati berbagai protokol seperti akses ke terowongan, ketentuan kesehatan, dan
keselamatan, area pementasan peralatan, pematian peralatan, pemeliharaan lalu lintas,
penutupan jalur, waktu inspeksi, dan penggunaan fasilitas parkir. Ruang tertutup seperti pleno
atas, ruang kipas angin, ruang listrik, atau ruang lain-lain semacam itu mungkin memerlukan
prosedur masuk khusus. Misalnya, untuk menguji kecepatan aliran udara karena kecepatan

MANUAL OP TEROWONGAN | 50
kipas yang berbeda di pleno, inspektur harus berkoordinasi dengan operator terowongan
untuk menjalankan kipas melalui semua pengaturan yang berbeda.
Peralatan mungkin perlu dioperasikan selama proses inspeksi. Tindakan pencegahan dapat
diterapkan untuk mencegah cedera pada inspektur, personel terowongan, dan pengendara.
Koordinasi diperlukan saat mengeluarkan peralatan dari layanan. Ini termasuk mematikan,
mengunci, dan menandai kipas, motor, atau peralatan berenergi lainnya serta menguji daya
dan sistem kontrol untuk memvalidasi prosedur. Prosedur penguncian / tag-out yang benar
harus diterapkan.
Berkomunikasi dengan staf di fasilitas terowongan untuk mengetahui apakah ada masalah
yang belum terselesaikan atau masih ada. Jika memungkinkan, tim inspeksi harus berbicara
dengan staf tentang perbaikan terbaru, jadwal perawatan, kebisingan yang tidak biasa,
masalah, atau dampak kerusakan. Terowongan yang sulit diakses mungkin memerlukan
bantuan atau saran dari staf fasilitas terowongan.
3.4 Personil Inspeksi Terowongan
Manajer program dan ketua tim diidentifikasi secara khusus dalam NTIS; personel inspeksi
lainnya telah dibahas dalam bab ini untuk memasukkan spesialis khusus disiplin dan
inspektur lapangan. Atas kebijakan pemilik, pengawas kontrak khusus dapat digunakan untuk
membantu dengan sistem terowongan yang rumit atau canggih. Tabel 3.1 mengidentifikasi
posisi tipikal pada tim inspeksi. Sesuai dengan NTIS, penilaian independen diinginkan; oleh
karena itu, personel operasi dan pemeliharaan tidak boleh digunakan untuk tujuan inspeksi.
Tabel 3.1 - Anggota Tim Inspeksi

Anggota tim Wewenang Kualifikasi

Secara keseluruhan bertanggung jawab atas program


Manajer Program inspeksi Diamanatkan

Pemimpin tim Memimpin dan mengoordinasi inspeksi di lapangan Diamanatkan

Melakukan inspeksi terhadap sistem dan elemen


Spesialis tertentu Direkomendasikan

Inspectors Membantu pemimpin tim dan spesialis disiplin Direkomendasikan

Kontraktor Memeriksa komponen kompleks dan sistem


Khusus elektronik Direkomendasikan

3.4.1 Manajer Program


Manajer program adalah orang yang bertanggung jawab atas program inspeksi terowongan
untuk negara bagian, Tanah Federal, atau pemerintahan kesukuan yang memiliki satu atau
lebih terowongan di dalam yurisdiksinya. Orang ini harus mampu memimpin organisasi
inspeksi terowongan dan memastikan bahwa persyaratan NTIS terpenuhi. Manajer program
dapat mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada delegasi yang berkualifikasi yang

MANUAL OP TEROWONGAN | 51
bertanggung jawab atas subset terowongan tertentu; namun, manajer program untuk
yurisdiksi tetap bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan.
Atas nama organisasi inspeksi terowongan, manajer program mengembangkan prosedur
tertulis, menjadwalkan inspeksi, mengadakan pengadaan dan peralatan keselamatan,
berkoordinasi dengan staf fasilitas terowongan, dan memberi nasihat kepada ketua tim
sebagaimana diperlukan. Idealnya, manajer program harus memiliki pemahaman umum
tentang semua aspek rekayasa terowongan termasuk desain, konstruksi, operasi,
pemeliharaan, inspeksi, evaluasi, peringkat beban, dan rehabilitasi. Penilaian yang baik
sangat penting untuk posisi ini agar dapat menanggapi dengan tepat masalah keselamatan dan
struktural di dalam terowongan.
Lihat NTIS untuk persyaratan lengkap dari posisi ini. Manajer program haruslah seorang
insinyur profesional terdaftar atau memiliki setidaknya 10 tahun pengalaman inspeksi
terowongan atau jembatan. Orang ini juga harus menjadi inspektur terowongan bersertifikasi
nasional, yang membutuhkan pelatihan komprehensif, penilaian akhir kursus, dan pelatihan
penyegaran berkala.
3.4.2 Pemimpin Tim
Pemimpin tim adalah orang di tempat yang bertanggung jawab atas tim inspeksi. Orang ini
bertanggung jawab atas perencanaan inspeksi, persiapan, pelaksanaan dan pelaporan untuk
memasukkan koordinasi pekerjaan lapangan. Ketua tim bertanggung jawab untuk
mengevaluasi kekurangan, memeriksa kualitas data inspeksi, dan memastikan bahwa laporan
inspeksi lengkap, akurat, dan dapat dibaca. Ketua tim juga harus melakukan briefing
keselamatan sesuai kebutuhan. Ketua tim harus dapat memberikan rekomendasi untuk
perbaikan barang yang rusak dan harus memulai tindakan yang tepat ketika temuan kritis
ditemukan.
Lihat NTIS untuk persyaratan lengkap. Seorang pemimpin tim harus menjadi inspektur
terowongan bersertifikasi nasional. Selain itu, pemimpin tim diharapkan untuk bertemu
setidaknya satu dari yang berikut:
 Insinyur profesional terdaftar dan setidaknya 6 bulan pengalaman inspeksi terowongan
atau jembatan.
 5 tahun pengalaman inspeksi terowongan atau jembatan.
 Kombinasi yang tepat antara pendidikan dan pengalaman seperti yang dijelaskan dalam
NTIS.
Selain persyaratan minimum yang disebutkan di atas, pemimpin tim harus menjadi insinyur
profesional ketika terowongan itu kompleks atau jika memiliki fitur atau fungsi yang
berbeda. Pemimpin tim harus selalu berada di lokasi setiap saat untuk inspeksi awal, inspeksi
rutin, dan inspeksi mendalam.
3.4.3 Bantuan Inspeksi dari Spesialis Disiplin Khusus dan Inspekstur Lapangan
Tim inspeksi harus terdiri dari minimal dua orang untuk melakukan pekerjaan lapangan
secara seimbang dan efisien. Spesialis khusus disiplin dan inspektur lapangan terlatih harus
membantu dengan inspeksi seperlunya. Orang-orang ini di tim inspeksi harus:

MANUAL OP TEROWONGAN | 52
 Mengetahui komponen terowongan dan memahami fungsinya.
 Mampu memanjat dan / atau menggunakan peralatan untuk mengakses berbagai area
terowongan.
 Mampu menggunakan peralatan atau menerapkan metode pengujian yang sesuai.
 Mampu mencetak dengan jelas dan menggambar sketsa yang akurat.
 Mampu membaca dan menafsirkan gambar.
 Mampu menggunakan teknologi yang tepat seperti yang diperlukan untuk pengumpulan
data.
Disiplin Spesialis Tertentu - Ketika sistem sipil / struktural, mekanik, atau listrik yang
kompleks perlu diperiksa, ketua tim harus menugaskan spesialis khusus disiplin dengan
pelatihan dan pengalaman yang sesuai untuk membantu melakukan inspeksi ini. Idealnya,
individu spesialis ini haruslah insinyur profesional terdaftar atau setidaknya insinyur dalam
pelatihan.
A) Inspektur khusus sipil / struktural idealnya memiliki pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman berikut:
 Menjadi inspektur terowongan bersertifikat nasional.
 Memiliki pengalaman inspeksi terowongan atau jembatan dengan kemampuan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi cacat yang mengurangi integritas anggota struktural.
 Memiliki pengalaman desain dan terbiasa dengan jenis sistem sipil / struktural yang
dipasang di terowongan. Contoh-contoh sistem ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
o Liner
o Girder atap, girder langit-langit, dan girder balik
o Kolom / tiang
o Lintas jalur
o Dinding interior
o Portal jangkar
o Panel langit-langit
o Sambungan
o Permukaan pemakaian
o Hambatan lalu lintas
o Pagar pejalan kaki
 Dapat menilai tingkat kerusakan beton, baja, batu, dan bahan kayu.
 Waspadai kode dan pedoman yang berlaku untuk sistem struktural.

MANUAL OP TEROWONGAN | 53
B) Inspektur khusus mekanik idealnya memiliki pendidikan, pelatihan dan pengalaman
berikut:
 Menjadi inspektur terowongan bersertifikat nasional.
 Memiliki pengalaman inspeksi terowongan atau jembatan dengan kemampuan untuk
mengevaluasi kondisi fisik dan operasional sistem dan peralatan mekanis.
 Memiliki pengalaman desain atau terbiasa dengan jenis sistem mekanik di
terowongan. Contoh-contoh sistem ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
o Ventilasi terowongan
o Pendingin udara
o Pemanasan
o Unit kontrol
o Plumbing
o Sistem drainase terowongan dan pompa
o Generator darurat
o Perlindungan kebakaran
o Sumur / Septic
o Gerbang banjir
 Waspadai kode yang berlaku dan pedoman untuk fitur mekanik.
C) Pengawas listrik khusus idealnya memiliki pendidikan, pelatihan, dan pengalaman
berikut:
 Menjadi pengawas terowongan bersertifikasi nasional.
 Memiliki pengalaman inspeksi terowongan atau jembatan dengan kemampuan untuk
mengevaluasi kondisi fisik, serta kondisi operasional sistem dan peralatan listrik.
 Memiliki pengalaman desain atau terbiasa dengan jenis sistem listrik yang dipasang di
terowongan. Contoh dari sistem ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
o Distribusi daya.
o Kekuatan darurat.
o Pencahayaan.
o Pencahayaan darurat.
o Deteksi kebakaran.
o Pemantauan kualitas udara.
o Kamera dan sistem keamanan.
o Komunikasi.

MANUAL OP TEROWONGAN | 54
 Waspadai kode dan pedoman yang berlaku untuk sistem kelistrikan untuk mencakup:
o NETA MTS-2011 - Asosiasi Pengujian Kelistrikan Antar Negara (NETA), Spesifikasi
Pengujian Pemeliharaan — dikembangkan untuk mereka yang bertanggung jawab
atas operasi berkelanjutan sistem dan peralatan kelistrikan yang ada untuk memandu
mereka dalam menentukan dan melakukan tes yang diperlukan untuk memastikan
bahwa sistem dan peralatan ini bekerja dengan memuaskan, meminimalkan waktu
henti dan memaksimalkan harapan hidup.
o NFPA 70 - Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional 70 - mencakup instalasi
konduktor listrik dan peralatan di dalam atau di gedung-gedung publik dan swasta
atau struktur lainnya, instalasi konduktor dan peralatan yang terhubung kepasokan
listrik, instalasi konduktor dan peralatan luar lainnya di lokasi, dan pemasangan kabel
serat optik dan jalur balap.
o NFPA 70B - Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional 70B - praktik yang
disarankan untuk pemeliharaan peralatan listrik untuk sistem dan peralatan listrik tipe
industri, tetapi tidak dimaksudkan untuk menggandakan atau menggantikan instruksi
yang biasanya diberikan oleh produsen listrik.
o NFPA 70E - Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional 70E - membahas persyaratan
keselamatan kelistrikan tersebut untuk tempat kerja karyawan yang diperlukan untuk
pengamanan praktis karyawan.
o NFPA 72 - Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional 72 - kode alarm kebakaran
nasional yang mencakup aplikasi, instalasi, lokasi, kinerja, dan pemeliharaan sistem
alarm kebakaran dan komponennya.
o NFPA 502 - Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional 502 - mencakup persyaratan
perlindungan kebakaran dan kebakaran dan keselamatan jiwa untuk jalan raya akses
terbatas, terowongan jalan, jembatan, jalan raya layang, jalan raya tertekan, dan jalan
raya yang terletak di bawah struktur kanan udara.
o Pedoman ITA untuk Resistensi Api Struktural untuk Terowongan Jalan - International
Tunneling Association (Mei 2004) - mencakup panduan untuk resistensi terhadap api
untuk struktur terowongan jalan.
o IES LM-50 - Illuminating Engineering Society, Lighting Measurements – 50 -
menyediakan prosedur uji yang seragam untuk menentukan, mengukur, dan
melaporkan karakteristik pencahayaan dari instalasi penerangan jalan.
o IES RP-22 - Masyarakat Iluminasi Teknik, Praktik yang Disarankan – 22 -
memberikan informasi untuk membantu insinyur dan desainer dalam menentukan
kebutuhan pencahayaan, merekomendasikan solusi, dan mengevaluasi visibilitas yang
dihasilkan pada pendekatan dan interior terowongan kendaraan.
Inspektor Lapangan - Inspektur lapangan membantu ketua tim dan spesialis khusus disiplin
melaksanakan pekerjaan inspeksi. Beberapa tugas inspektur termasuk membawa peralatan
inspeksi, mengisi formulir inspeksi, mengambil foto, dan membuat sketsa. NTIS tidak
mengamanatkan kualifikasi khusus untuk inspektur lapangan; namun, kualifikasi berikut
direkomendasikan untuk inspektur lapangan yang ditugaskan untuk pekerjaan inspeksi sipil /

MANUAL OP TEROWONGAN | 55
struktural, mekanik, dan listrik. Idealnya, pengawas lapangan akan memiliki latar belakang
teknik dengan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman dalam bidang praktik masing-masing.

A) Inspektur lapangan sipil / struktural idealnya harus:


 Menjadi inspektur terowongan bersertifikasi nasional.
 Dilatih dalam persyaratan inspeksi sipil / struktural umum.
 Memiliki pengalaman inspeksi terowongan atau jembatan dengan struktur beton, baja,
kayu, dan batu.
 Pengalaman desain dan perawatan juga bermanfaat.
B) Inspektur lapangan mekanik idealnya harus:
 Menjadi inspektur terowongan bersertifikat nasional.
 Dilatih dalam persyaratan inspeksi mekanis umum.
 Memiliki pengalaman inspeksi dengan sistem mekanik dan pipa ledeng.
 Pengalaman desain dan perawatan juga bermanfaat.
C) Pengawas medan listrik harus:
 Menjadi pengawas terowongan bersertifikasi nasional.
 Dilatih dalam persyaratan inspeksi listrik dan elektronik secara umum.
 Memiliki pengalaman inspeksi dengan sistem kelistrikan.
 Pengalaman desain dan perawatan juga bermanfaat.
3.4.4 Kontraktor Khusus
Kontraktor khusus bermanfaat ketika staf inspeksi reguler tidak memiliki keterampilan
khusus dan pengalaman yang diperlukan untuk memeriksa peralatan canggih atau sistem
kompleks seperti sistem distribusi daya, sistem perlindungan dan deteksi kebakaran, sistem
keamanan, dan sistem SCADA. Dianjurkan untuk menggunakan kontraktor khusus yang
memenuhi syarat ketika memeriksa unit kompleks yang berisiko tinggi terhadap keselamatan
seperti unit boiler, sistem kelistrikan, atau peralatan berenergi seperti transformer. Ini dapat
membantu meminimalkan risiko kesehatan dan keselamatan bagi kru inspeksi dan mencegah
kerusakan pada peralatan yang sangat mahal.
Inspektur Listrik dan Elektronik - Untuk memeriksa elemen dengan sirkuit elektronik
canggih, staf yang dilengkapi oleh kontraktor khusus harus memiliki pendidikan, pelatihan,
dan pengalaman berikut:
 Sertifikasi oleh organisasi yang memenuhi persyaratan International Electrical Testing
Association (NETA); atau
 Semua kualifikasi berikut:
o Diakui secara nasional sebagai laboratorium pengujian listrik.

MANUAL OP TEROWONGAN | 56
o Terlibat secara teratur dalam pengujian sistem dan peralatan listrik selama lima
tahun terakhir.
o Miliki setidaknya satu insinyur profesional untuk staf yang memiliki lisensi di
Negara Bagian tempat pekerjaan dilakukan.
o Memiliki di rumah atau menyewa peralatan yang dikalibrasi yang cukup untuk
melakukan pengujian yang diperlukan.
Inspektur Ketel - Untuk memeriksa ketel uap, ruang ketel, dan bejana tekan yang terletak di
dalam fasilitas terowongan, staf yang dilengkapi oleh kontraktor khusus harus:
 Terdaftar sebagai lembaga inspeksi resmi oleh Dewan Nasional Inspektur Boiler dan
Bejana; dan disertifikasi untuk pekerjaan boiler dan pressure vessel oleh organisasi yang
memenuhi persyaratan American Society of Mechanical Engineers (ASME).
3.5 Prosedur Inspeksi
Prosedur inspeksi adalah dokumentasi tertulis mengenai kebijakan, metode, pertimbangan,
kriteria, arahan, dan kondisi lain untuk perencanaan dan pelaksanaan inspeksi terowongan.
Prosedur tertulis digunakan untuk meningkatkan efektivitas keseluruhan program inspeksi
terowongan dan memformalkan proses inspeksi. Prosedur harus dikembangkan untuk
memastikan bahwa perencanaan dan penjadwalan yang memadai dilakukan sebelum
melakukan inspeksi. Prosedur tertulis harus menjelaskan persyaratan untuk:
 Dokumentasi, formulir, dan laporan inspeksi;
 Persyaratan penyimpanan dan dokumentasi.
 Perencanaan dan penjadwalan untuk memasukkan karakteristik sistem struktural atau
fungsional yang unik.
 "Praktik terbaik" inspeksi dan teknik inspeksi;
 Persyaratan untuk pengujian sistem fungsional, pengamatan langsung terhadap
pemeriksaan sistem kritis, dan dokumentasi pengujian.
 Instruksi umum, khusus terowongan, dan khusus.
 Prosedur khusus, pelatihan, dan pengalaman untuk terowongan yang kompleks.
 Komponen untuk dibongkar atau dibersihkan.
 Pengukuran dan kontrol survei.
 Penggunaan teknologi dan praktik saat ini.
 Laporan tahunan ke FHWA.
 Mengatasi temuan penting dan melaporkan ke FHWA dalam waktu 24 jam.
 Muatkan peringkat, posting, dan pembatasan yang sesuai untuk mengevaluasi muatan
kendaraan yang aman.
 Pemeliharaan dan perlindungan lalu lintas selama inspeksi.
 Area parkir dan pementasan selama inspeksi.

MANUAL OP TEROWONGAN | 57
 Jaminan kualitas dan rencana implementasi kontrol kualitas.

Prosedur inspeksi perlu menangani berbagai jenis inspeksi terowongan dan menentukan
peran dan tanggung jawab mereka yang melakukan inspeksi untuk memasukkan pemimpin
tim. Staf harus digunakan yang tidak terkait dengan operasi atau pemeliharaan struktur
terowongan atau sistem fungsional. Prosedur inspeksi khusus terowongan dan umum
menambah nilai pada keseluruhan program inspeksi dan membantu memastikan kepatuhan
dengan semua persyaratan peraturan. Hasilnya akan lebih akurat dengan temuan yang lebih
konsisten. Prosedur pemeriksaan menyampaikan:
 Asumsi desain penting untuk terowongan dan memperhitungkan kompleksitas sistem
terowongan.
 Instruksi kesehatan dan keselamatan termasuk tanggap darurat dan aturan penegakan.
 Komposisi tim inspeksi dan kualifikasi personel termasuk pelatihan, sertifikasi,
pendaftaran, dan persyaratan lisensi.
 Protokol komunikasi dan pelaporan.
 Alat inspeksi dan peralatan keselamatan.
 Penggunaan diagram, foto, dan sketsa.
Prosedur inspeksi harus dinyatakan dengan jelas, mudah dipahami, dan ditulis secara ringkas.
Prosedur harus mencerminkan kompleksitas sistem struktural, sipil, dan fungsional
terowongan. Lihat elemen yang ditentukan pemilik untuk pertimbangan geoteknik
terowongan yang melintasi saluran navigasi. Pastikan bahwa prosedur mengidentifikasi:
 Elemen struktural dan sistem fungsi.
 Metode inspeksi.
 Frekuensi inspeksi untuk setiap metode inspeksi.
 Peralatan inspeksi, peralatan akses, peralatan keselamatan, dan koordinasi lalu lintas.
 Praktek untuk mengidentifikasi dan mencatat kekurangan sesuai dengan SNTI.
Prosedur inspeksi diperlukan untuk menemukan defisiensi kritis terkait struktural atau
keselamatan yang ditemukan selama inspeksi terowongan. Prosedur harus memasukkan
langkah-langkah berikut, yang dianggap sesuai:
 Langkah-langkah pelaporan defisiensi kritis segera.
 Pemberitahuan darurat kepada polisi dan publik.
 Evaluasi cepat dari kekurangan yang ditemukan.
 Implementasi cepat tindakan korektif atau protektif.
 Sistem pelacakan untuk memastikan tindak lanjut yang memadai.
 Ketentuan untuk mengidentifikasi terowongan lain dengan cacat sistem struktural atau
fungsional yang serupa untuk inspeksi tindak lanjut.

MANUAL OP TEROWONGAN | 58
3.5.1 Praktek Inspeksi
Organisasi inspeksi terowongan harus mengembangkan serangkaian praktik terbaik untuk
membantu menjaga kualitas program inspeksi terowongan. Beberapa tipe umum dari praktik
inspeksi umum meliputi pembersihan, pengukuran lapangan, dan penetapan kendali survei.
Pembersihan - Puing-puing, kemekaran, karat, atau zat asing lainnya harus dihilangkan untuk
mengamati kondisi cacat dengan lebih baik. Alat dan peralatan yang sesuai harus digunakan
untuk menghilangkan korosi dan membatasi kerusakan pada hasil akhir yang diterapkan.
Dalam banyak kasus, sikat kawat mungkin tepat untuk menghilangkan korosi; sementara
dalam kasus lain, zat asing dapat dihilangkan dengan menggunakan air, pelarut, udara
terkompresi, atau cairan pembersih lainnya bersamaan dengan sikat berbulu halus.
Pengukuran Lapangan - Setelah memeriksa secara visual semua permukaan yang terbuka,
cacat dan kekurangan harus diukur dan dicatat dengan benar. Lokasi kerusakan penting untuk
pemantauan dan perbaikan selanjutnya. Sebagai contoh: Bola dalam beton ditandai dengan
panjang, lebar, dan kedalamannya. Panjang dan lebar dicatat untuk retakan. Korosi anggota
baja diukur sepanjang dan lebar. Kedalaman korosi diukur. Pengukuran serupa dapat
dilakukan pada anggota kayu untuk mendokumentasikan kerusakan apa pun. Pengukuran
yang akurat memastikan hasil yang berkualitas.
Kontrol Survei - Adalah penting untuk dapat menemukan cacat setelah didokumentasikan.
Sistem kontrol survei membantu menemukan cacat selama inspeksi tindak lanjut,
pemantauan atau perbaikan. Sebagian besar terowongan jalan raya memiliki sistem garis
dasar atau stasiun yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan informasi ini, inspektur
terowongan dapat secara akurat mencatat lokasi kerusakan dan kekurangan. Untuk
mengambil langkah ini lebih jauh, beberapa fasilitas terowongan menggunakan panel dinding
yang memiliki lebar yang dapat digunakan sebagai bagian dari sistem kontrol survei. Dengan
membuat kisi-kisi yang menggabungkan panel, cacat dapat diukur dari sambungan panel dan
lokasinya dikonversi ke sistem penempatan.
Selain menemukan cacat dengan nomor panel dan stasiun dalam arah longitudinal
terowongan, posisi cacat dalam penampang terowongan (tegak lurus terhadap sumbu
terowongan) harus dicatat. Gambar 3.1 hingga 3.4 menunjukkan beberapa skema yang telah
berhasil digunakan untuk menemukan cacat. Arah untuk menghadapi harus ditetapkan.
Misalnya, cacat pada terowongan melingkar yang terletak pada jam 4 menghadap ke arah lalu
lintas akan pada jam 8 ketika berhadapan dengan arah lalu lintas. Area terowongan tapal
kuda, persegi panjang, dan bentuk lainnya dapat dibagi menjadi beberapa bagian nyaman
yang secara unik menentukan lokasi seperti bagian atas, kiri, kanan, atau bawah. Misalnya,
cacat pada terowongan persegi panjang di Stasiun 10 + 55,33 dapat ditulis sebagai "terletak
3,5 kaki di atas dinding kanan bawah ketika menghadap ke stasiun" atau disingkat
"3,5BRW/US@10+55,33".

MANUAL OP TEROWONGAN | 59
Gambar 3.1 - Contoh penunjukan sistem jam yang digunakan dengan terowongan melingkar.

Gambar 3.2 - Label sampel yang digunakan dengan terowongan berbentuk melingkar.

MANUAL OP TEROWONGAN | 60
Gambar 3.3 - Label sampel yang digunakan dengan terowongan berbentuk tapal kuda.

Gambar 3.4 - Label sampel yang digunakan dengan terowongan berbentuk persegi panjang.

3.6 Jenis-jenis Inspeksi Terowongan


Ada beberapa jenis inspeksi yang secara rutin dilakukan pada struktur jalan raya seperti
terowongan selain inspeksi walk-through umum, harian, mingguan, atau bulanan yang
dilakukan oleh personel operasi dan pemeliharaan terowongan. Mirip dengan program
inspeksi lainnya, NTIS mengidentifikasi inspeksi awal, rutin, kerusakan, mendalam, dan
khusus untuk terowongan. Tabel 3.2 merangkum jenis-jenis inspeksi untuk terowongan ini.

MANUAL OP TEROWONGAN | 61
Tabel 3.2 - Jenis inspeksi terowongan jalan raya.

Jenis Inspeksi Tujuan

Awal Menetapkan catatan file inspeksi dan kondisi dasar untuk terowongan.

Rutin Pengamatan dan pengukuran komprehensif dilakukan secara berkala.

Nilailah kerusakan dari peristiwa seperti dampak, kebakaran, banjir,


Kerusakan seismik, dan ledakan.

Identifikasi kekurangan yang sulit dideteksi menggunakan teknik inspeksi


Secara mendalam close up..

Memantau cacat dan kekurangan yang terkait dengan keselamatan atau


Khusus temuan penting.

Persyaratan interval untuk inspeksi awal dan inspeksi rutin terdapat dalam NTIS, Tabel 3.3
merangkum persyaratan ini. Organisasi inspeksi terowongan bertanggung jawab untuk
menetapkan interval inspeksi untuk inspeksi mendalam berdasarkan kebutuhan khusus
fasilitas terowongan. Inspeksi khusus dan kerusakan dilakukan atas kebijakan pemilik
terowongan
3.6.1 Inspeksi Awal
Inspeksi awal harus dilakukan pada terowongan jalan raya yang ada dalam interval yang
ditentukan dalam NTIS. Pada terowongan baru, inspeksi awal harus dilakukan setelah
selesainya kegiatan konstruksi dan pengujian sistem fungsional tetapi sebelum membuka
terowongan untuk lalu lintas. Lihat Tabel 3.3.
Paling tidak, inspeksi awal harus terdiri dari jumlah pengamatan dan pengukuran yang cukup
untuk menentukan kondisi fisik dan fungsional terowongan. Inspeksi ini dimaksudkan untuk
menjadi komprehensif yang mencakup struktur, sipil, mekanik, listrik dan pencahayaan, api
dan keselamatan jiwa, keamanan, rambu-rambu, dan sistem perlindungan. Hasilnya harus
dicatat sesuai dengan instruksi yang terkandung dalam SNTI.
Inspeksi terowongan awal menetapkan kondisi dasar terowongan; dan digunakan untuk
memverifikasi lapangan data inventaris terowongan awal. Hasil baseline dapat digunakan
untuk mengevaluasi perubahan dari waktu ke waktu ke sistem terowongan dan untuk
membantu mengidentifikasi tren.
Tabel 3.3 - Periode interval yang tercantum dalam standar inspeksi terowongan nasional.

Tipe kegiatan Aplikasi Interval

Inspeksi awal Terowongan baru Sebelum membuka lalu lintas ke publik..

Terowongan yang ada Dalam 24 bulan sejak tanggal efektif NTIS.

Inspeksi Rutin Kondisi default Setiap 24 bulan seumur hidup terowongan.

Pembenaran tertulis yang disetujui Mungkin memungkinkan ekstensi hingga 48 bulan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 62
Tipe kegiatan Aplikasi Interval
Inspeksi mendalam Terowongan kompleks dan untuk Level dan frekuensi yang akan ditetapkan oleh
sistem struktural dan fungsional manajer program
tertentu.

3.6.2 Inspeksi Rutin


Setelah inspeksi awal, inspeksi rutin dilakukan dalam interval yang ditentukan dalam NTIS.
Lihat Tabel 3.3. Inspeksi rutin adalah inspeksi terjadwal yang membantu memastikan layanan
yang berkelanjutan, aman, dan efisien. Inspeksi ini memiliki cakupan yang serupa dengan
inspeksi awal. Inspeksi terowongan rutin merekam perubahan terowongan seiring waktu dan
dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi tren dan memprediksi harapan masa
depan komponen.
Paling tidak, inspeksi rutin terdiri dari sejumlah pengamatan dan pengukuran yang dapat
digunakan untuk menentukan kondisi fisik dan fungsional terowongan. Inspeksi ini
dimaksudkan untuk menjadi komprehensif yang mencakup struktur, sipil, mekanik, listrik
dan pencahayaan, api dan keselamatan jiwa, keamanan, rambu-rambu, dan sistem
perlindungan. Hasilnya harus dicatat sesuai dengan instruksi yang terkandung dalam SNTI.
3.6.3 Inspeksi Kerusakan
Inspeksi kerusakan dilakukan sebagai respons terhadap bencana alam atau aktivitas manusia
yang merusak terowongan. Kerusakan dapat terjadi karena dampak kendaraan bermotor,
kebakaran, banjir, gempa bumi, vandalisme atau ledakan. Ketika kerusakan parah terjadi,
terowongan harus tetap ditutup sampai inspeksi kerusakan telah selesai. Analisis struktural
dan perbaikan darurat tindak lanjut mungkin diperlukan. Bahan struktural mungkin perlu
evaluasi lebih lanjut seperti yang diidentifikasi dalam Manual for Bridge Evaluation (MBE).
Keamanan sangat penting setelah sebuah insiden. Perangkat seperti alat bantu pernapasan,
pakaian pelindung, dan peralatan khusus mungkin diperlukan. Pekerjaan inspeksi harus
dikoordinasikan dengan responden darurat. Adalah penting bahwa organisasi inspeksi
terowongan mengembangkan rencana terperinci dan melakukan latihan dengan personil
fasilitas terowongan sebelum acara-acara ini.

3.6.3.1 Dampak Kejadian


Kerusakan dampak dari kendaraan bermotor relatif umum di dalam terowongan. Banyak
dampak yang disebabkan oleh truk yang menabrak terowongan atau peralatan yang terpasang
pada sebuah trailer yang tidak diamankan dengan baik. Jenis kerusakan ini biasanya terjadi di
sekitar lokasi portal, di sepanjang atap, dan di mana peralatan berada di atas jalan. Juga tidak
jarang kendaraan menabrak pagar, trotoar, dan trotoar (Gambar 3.5).
Hal-hal berikut yang harus diperiksa, jika perlu, setelah dampak kejadian:
1. Lapisan terowongan untuk kerusakan dan ubin longgar.
2. Plafon terowongan.
3. Penerangan terowongan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 63
4. Baja, kayu atau terowongan beton mendukung kerusakan.
5. Peralatan gantung rendah dan sistem penahannya, seperti kipas jet, sistem plafon
gantung, sistem pencahayaan, dan peralatan deteksi dan komunikasi.
6. Elemen di sepanjang jalan seperti pagar, trotoar, dan trotoar.
7. Daerah drainase. Dalam beberapa kasus, bahan bakar dapat tumpah dari kendaraan yang
jatuh dan mengalir ke sistem drainase terowongan dan menimbulkan bahaya kebakaran
di titik pengumpulan di sistem drainase.

Gambar 3.5 - Mengevaluasi dampak kerusakan


3.6.3.2 Kejadian Kebakaran
Selama kebakaran, keselamatan pengguna dan responden adalah prioritas utama.
Terowongan biasanya akan membutuhkan langkah-langkah ventilasi darurat untuk
mengeluarkan asap, melampiaskan gas super panas, dan mempertahankan lingkungan yang
layak untuk para pengungsi dan responden pertama. Bahan bakar dan bahan mudah terbakar
lainnya di atas kendaraan dapat meningkatkan tingkat keparahan api. Bahan bakar yang
tumpah juga dapat menumpuk di titik pengumpulan di sistem drainase dan diangkut ke
bagian lain dari terowongan. Beberapa sistem drainase dapat mengeluarkan cairan yang
terkontaminasi bahan bakar ke lokasi di luar terowongan. Monitor harus digunakan untuk
mengevaluasi tingkat gas yang meledak setelah kecelakaan.

Gambar 3.6 - Mengevaluasi kerusakan akibat kebakaran.

MANUAL OP TEROWONGAN | 64
Saat mengevaluasi kerusakan (Gambar 3.6), akan sangat berguna untuk memperkirakan
intensitas api. Informasi ini dapat digunakan untuk mendukung evaluasi tindak lanjut
mengenai kinerja sistem terowongan tertentu selama peristiwa kebakaran. Salah satu teknik
untuk memperkirakan suhu tertinggi yang dicapai adalah mengidentifikasi benda yang telah
meleleh dan mencatat setiap perubahan warna pada bahan. Pengamatan ini mungkin
memberikan indikasi tentang suhu maksimum yang dialami. Titik lebur untuk bahan umum
termasuk plastik pada 300 - 450 ºF, timah pada 620 ºF, gelas pada 750 - 900 ºF, dan
aluminium pada 1.200 ºF.
Kayu - Kerusakan kebakaran mudah dievaluasi pada sebagian besar struktur kayu.
Kerusakan kebakaran mungkin tidak separah yang diperkirakan sebelumnya. Cara terbaik
untuk menentukan tingkat kerusakan adalah dengan menebang sisa-sisa kayu yang hangus di
beberapa lokasi dan kemudian mengukur bagian yang tersisa dari kayu yang tidak cacat itu.
Kehilangan bagian terbesar sering terletak di mana dua atau lebih anggota diikat bersama.
Beton - Beton dan pasangan bata biasanya berkinerja baik selama peristiwa kebakaran; tetapi
ketika suhu melebihi sekitar 570 ºF, kerusakan permanen dapat terjadi. Saat suhu naik, beton
mungkin mengalami perubahan warna yang berkembang dari merah muda menjadi putih
menjadi abu-abu pada suhu yang sangat tinggi. Perubahan warna (Gambar 3.7) harus dicatat
dalam temuan inspeksi.

Gambar 3.7 - Perubahan warna dapat menunjukkan suhu tertinggi yang dialami.
Palu harus digunakan untuk membunyikan area beton yang telah terkena api; beton harus
diperiksa untuk delaminasi atau kerusakan seperti retak, distorsi, spalling, atau indikasi
kerusakan lainnya. Penguatan yang terpapar harus diidentifikasi.
Baja - Baja yang mengalami kebakaran harus diperiksa dengan teliti untuk bukti deformasi
karena cenderung kehilangan kekakuan pada suhu yang lebih tinggi. Kelurusan anggota juga
harus diperiksa; dan jumlah dan lokasi kerusakan harus diukur dan didokumentasikan.
Anggota yang terpapar panas ekstrem dapat mengalami deformasi berlebihan dan
pengurangan kekuatan permanen. Baja yang terkena api dapat disampel menggunakan kupon.
Sifat mekanik dapat diuji untuk kerapuhan atau kekerasan. Pengujian non-destruktif yang
tepat juga dapat bermanfaat.
Penting untuk memeriksa bahwa sambungan baja tidak rusak. Cari baut yang dicukur, paku
keling yang longgar, atau kerusakan lain yang disebabkan oleh tekanan / tekanan panas yang
berlebihan. Lasan bisa retak atau sobek.

MANUAL OP TEROWONGAN | 65
3.6.3.3 Kejadian Banjir
Setelah banjir, tanggul dan lereng di sekitar terowongan mungkin menjadi jenuh dengan air.
Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dinding dan lereng. Seorang insinyur
geoteknik harus menyelidiki tanggul dan lereng di sekitar terowongan setelah peristiwa
banjir. Kelebihan air harus dipompa dari terowongan, dan puing-puing harus dibuang. Periksa
area yang sulit diakses, seperti saluran ventilasi, ruang peralatan, dan koridor darurat untuk
genangan air dan puing-puing. Potensi sengatan listrik perlu dievaluasi oleh orang yang
berkualifikasi sebelum mengembalikan daya ke terowongan.
Setelah terowongan dinyatakan aman, inspektur harus mengevaluasi efektivitas pintu banjir,
jika ada, dan mendokumentasikan tingkat kerusakan air. Sistem fungsional yang telah terkena
air banjir harus diperiksa kerusakannya. Sistem kelistrikan dapat dihancurkan oleh banjir,
terutama ketika air asin terlibat. Periksa peralatan penting untuk memastikan fungsionalitas
dapat dipulihkan. Setelah kejadian banjir, terowongan mungkin perlu dicuci secara
menyeluruh, terutama di lingkungan air asin.
3.6.3.4 Kejadian Seismik
Terowongan tahan terhadap goncangan seismik; Namun, pergerakan tanah yang besar dari
peristiwa seismik masih dapat mengakibatkan kerusakan besar pada komponen utama. Risiko
terbesar dari kerusakan parah untuk fasilitas terowongan terjadi dari:
• Kesalahan aktif yang memotong terowongan;
• Tanah longsor yang memotong terowongan; atau
• Tanah yang dapat dicairkan ..
Ini adalah praktik yang baik untuk memiliki rencana inspeksi yang siap untuk implementasi
segera di daerah dengan aktivitas seismik. Setelah gempa bumi 5.0 atau lebih pada skala
Richter, semua terowongan dalam 100 mil dari pusat gempa harus diperiksa. Tim inspeksi
harus menggunakan tindak kehati-hatian dan gempa bumi karena gempa susulan dapat
terjadi; dan ketika terowongan itu terletak di daerah pantai yang rendah, itu bisa berisiko
tsunami. Setelah bahaya hilang, periksa untuk:
1. Retak, slide, atau kegagalan lereng di tanggul dekat portal terowongan.
2. Batu jatuh dan batu lepas.
3. Miringkan dinding yang berdekatan dengan portal terowongan.
4. Bahan yang jatuh atau longgar seperti ubin yang mungkin jatuh.
5. Retakan atau kegagalan baru pada lapisan terowongan atau permukaan jalan.
6. Semua item yang ditangguhkan dan lampiran overhead ke terowongan seperti plafon
gantung, kipas jet, sistem pencahayaan, dan rambu, Periksa jangkar suara.
7. Offset karena perpindahan melintasi suatu kesalahan.
8. Baja, kayu, batu, atau elemen struktur beton untuk kerusakan.
9. Aliran air yang meningkat atau tidak biasa di dalam terowongan, terutama jika
terowongan terendam.

MANUAL OP TEROWONGAN | 66
10. Sistem fungsional, seperti drainase, ventilasi dan penerangan, peralatan komunikasi,
dan sistem keselamatan harus diperiksa sebagai tindakan pencegahan umum. Ketika
banjir terjadi karena tsunami, ikuti prosedur kejadian banjir.
3.6.3.5 Kejadian Ledakan
Peristiwa ledakan dapat menyebabkan kerusakan luas atau lokal, dan kerusakan ini sulit
diprediksi. Para ahli di bidang pencarian dan penyelamatan perkotaan, insinyur struktural,
keamanan, dan pakar penegakan hukum kemungkinan akan diperlukan untuk berada di lokasi
untuk memastikan keselamatan dan mengevaluasi kerusakan. Situs terowongan mungkin
diperlakukan sebagai TKP, dan akses ke situs tersebut mungkin dibatasi oleh otoritas yang
berwenang. Sebelum melakukan inspeksi kerusakan, inspektur harus mengetahui masalah
yang terkait dengan peristiwa ledakan seperti kualitas udara yang buruk, kemungkinan bahan
berbahaya, dan potensi bahan bakar yang tumpah dan bahan berbahaya lainnya yang mudah
terbakar atau berbahaya.
Ketika kerusakan terjadi karena peristiwa ledakan, dampak, kebakaran, dan prosedur
kerusakan seismik harus diikuti sebagaimana mestinya. Selain itu, semua jendela dan pintu
yang berpotensi terkena dampak harus diperiksa kerusakannya akibat gelombang kejut.
Organisasi inspeksi terowongan, personel fasilitas terowongan, dan responden pertama harus
memiliki prosedur untuk menangani peristiwa ledakan yang sesuai untuk fasilitas
terowongan.
3.6.4 Inspeksi Mendalam
Inspeksi mendalam adalah inspeksi close-up, langsung yang dilakukan pada satu, beberapa,
atau semua elemen atau sistem fungsional. Inspeksi ini digunakan untuk mengidentifikasi
kekurangan yang tidak mudah terdeteksi selama inspeksi awal, rutin, atau kerusakan. Inspeksi
mendalam dapat melibatkan pengujian sistem terowongan, komponen, dan material.
Pembongkaran yang lebih luas dan pembersihan komponen peralatan dapat terjadi. Jenis
inspeksi ini dapat digunakan untuk mendukung analisis struktural atau evaluasi sistem
fungsional di mana dibutuhkan lebih banyak informasi. Inspeksi mendalam dijadwalkan
berdasarkan kebutuhan fasilitas terowongan, temuan inspeksi, dan prosedur tertulis yang
ditetapkan.
3.6.5 Inspeksi Khusus
Suatu inspeksi khusus biasanya dilakukan setelah inspeksi awal, rutin, kerusakan atau
mendalam ketika kekurangan yang signifikan telah ditemukan dan perlu dipantau. Inspeksi
khusus dijadwalkan berdasarkan kebutuhan fasilitas terowongan, temuan inspeksi, dan
prosedur tertulis yang ditetapkan. Jenis inspeksi ini berlanjut, tetapi mungkin pada interval
atau durasi yang disesuaikan, sampai kekurangan diperbaiki, komponen dikeluarkan dari
layanan, atau studi lebih lanjut menentukan bahwa kondisinya tidak lagi memburuk pada
tingkat yang dipercepat. Misalnya, lampu yang terbuat dari logam yang berbeda dan dipasang
pada lalu lintas mungkin mengalami masalah dengan korosi yang berlebihan. Dengan
demikian, lampu ini dapat dipantau secara teratur untuk memastikan bahwa itu tetap berlabuh
dan aman sampai perbaikan dapat dilakukan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 67
3.7 Pertimbangan Kesehatan dan Keselamatan
Inspeksi terowongan harus dilakukan dengan cara yang aman. Penyelamatan dalam fasilitas
terowongan bisa rumit karena terowongan memiliki titik akses terbatas dan area ruang
terbatas. Beberapa bahaya dalam terowongan termasuk peralatan berenergi, lalu lintas jalan
raya, kendaraan layanan dan darurat, catu daya, benda-benda kaku, tepi tajam, bekerja dari
ketinggian, puing-puing terbang, dan bahan berbahaya.
Kegiatan tim inspeksi harus dikoordinasikan dengan personel di fasilitas terowongan. Publik
keliling juga harus dilindungi dari segala bahaya pekerjaan inspeksi. Prosedur kesehatan dan
keselamatan tertulis harus fokus pada pencegahan cedera, kematian, dan kerusakan peralatan
untuk memastikan keberhasilan keseluruhan program inspeksi. Tujuannya adalah
menyelesaikan inspeksi dengan nol kecelakaan.
3.7.1 Kekhawatiran Utama untuk Keselamatan Inspeksi Terowongan
Rencana kesehatan dan keselamatan harus mengatasi bahaya yang melekat pada proses
inspeksi. Sikap, kewaspadaan, dan akal sehat yang tepat adalah komponen penting
keselamatan. Setiap orang harus terlibat dalam keamanan. Orang yang kompeten harus
berada di lokasi untuk mengidentifikasi bahaya di tempat kerja terkait dengan operasi
tertentu, yang memiliki wewenang untuk memperbaiki segala kekurangan.
Inspeksi barang overhead biasanya membutuhkan satu atau lebih penutupan jalur dan
perlindungan jatuh untuk para pekerja. Mungkin perlu untuk menutup lubang terowongan
saat melakukan inspeksi untuk mengurangi risiko kecelakaan. Diperlukan alat pelindung diri
(Gambar 3.8). Hukum dan peraturan yang berlaku harus dipatuhi. Prosedur keselamatan
tertulis perlu dikembangkan dan diimplementasikan. Memeriksa pleno dan ruang peralatan
mungkin melibatkan prosedur masuk ruang terbatas untuk memenuhi peraturan Administrasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA).

Gambar 3.8 - Plakat keamanan umum. Foto ini menunjukkan tanda yang bertuliskan,
“WEAR YOUR VEST,” dan sebuah buku catatan yang berisi lembaran pengaman bahan
digantung di dinding untuk digunakan oleh para inspektur dan pekerja terowongan lainnya.

Beberapa masalah keselamatan dasar yang mungkin timbul dalam inspeksi adalah: cedera
dan sakit, kesulitan keluarga, kerusakan peralatan, kehilangan produksi, dan biaya
pengobatan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 68
• Cedera dan rasa sakit - Kecelakaan dapat menyebabkan rasa sakit, penderitaan, dan
bahkan kematian. Kecerobohan sering menjadi kontributor kecelakaan di lokasi kerja.
• Kesulitan keluarga - Keluarga pekerja juga dapat mengalami kesulitan karena
kecelakaan. Mungkin ada kehilangan pendapatan; orang yang terluka mungkin tidak
dapat berpartisipasi dalam kegiatan keluarga; dan dalam kasus kecacatan besar, beban
merawat orang yang terluka dapat ditanggung oleh anggota keluarga.
• Kerusakan peralatan - Peralatan bisa sangat mahal untuk diperbaiki. Kerusakan peralatan
harus diperbaiki dan, tergantung pada tingkat keparahan kerusakan, mungkin ada waktu
yang hilang jika peralatan tidak tersedia untuk digunakan.
• Kehilangan produksi - Majikan kehilangan pendapatan ketika karyawan tidak dapat
menyelesaikan penugasan pekerjaan. Waktu dan uang juga dapat hilang untuk melatih
kembali karyawan baru dan memasok kembali pekerjaan dengan peralatan yang
berfungsi. Pelatihan tambahan mungkin diperlukan bagi kru untuk mencegah cedera
lebih lanjut.
• Biaya medis - Biaya medis yang dikeluarkan berdampak pada pemilik terowongan,
majikan, dan perusahaan asuransi dalam banyak kasus
3.7.2 Lingkungan Kerja yang Aman
Lingkungan kerja yang aman sangat penting untuk mencegah cedera dan kerusakan. Rencana
kesehatan dan keselamatan harus fokus pada pembentukan lingkungan kerja yang aman yang
difasilitasi oleh:
• Menetapkan prosedur keselamatan tertulis yang jelas, efektif, dan menyeluruh.
• Memberikan tingkat pelatihan keselamatan yang memadai.
• Menggunakan alat dan peralatan dengan benar.
• Menerapkan rencana keselamatan di lokasi kerja.
• Memastikan bahwa pekerjaan diawasi dengan benar.
• Mengatasi insiden keselamatan.
• Mengidentifikasi insiden keselamatan dan studi kasus yang relevan.
• Menginstruksikan operator peralatan.
• Menegakkan peraturan keselamatan.
• Membutuhkan rencana tindakan darurat yang mencakup responden darurat.
• Memberikan informasi kontak untuk responden darurat dan personel penting.
Pengawas terowongan harus bertanggung jawab atas keselamatan mereka sendiri dan rekan
kerja mereka. Berikut ini adalah tindakan bermanfaat untuk keselamatan pribadi:
• Mengenali keterbatasan fisik mereka sendiri - Anggota tim inspeksi harus memberi
tahu orang yang tepat, seperti pemimpin tim, ketika mereka tidak merasa mampu
melakukan tugas yang ditugaskan. Anggota tim lain mungkin tidak menyadari
keterbatasan orang lain. Seorang individu, yang merasa tidak memenuhi syarat atau
tidak nyaman melakukan tugas tertentu, harus berbicara dan membahas tugas mereka

MANUAL OP TEROWONGAN | 69
dengan penyelia mereka untuk mencegah menempatkan diri mereka sendiri atau
orang lain dalam risiko.
• Memahami aturan dan persyaratan pekerjaan - Jika seseorang tidak memahami
bagaimana pekerjaan itu dilakukan, maka orang ini harus mengajukan pertanyaan
untuk mengklarifikasi situasi, terutama ketika tugas tampaknya tidak aman. Ketika ini
terjadi, proses tersebut harus ditinjau dan didiskusikan untuk memuaskan semua pihak
yang terlibat, segala kesalahpahaman harus diklarifikasi, dan prosedur alternatif yang
lebih aman dikembangkan. Pekerjaan inspeksi tidak boleh dilanjutkan sampai semua
masalah keselamatan diselesaikan dengan memuaskan.
• Melindungi rekan kerja - Anggota tim tidak boleh membahayakan kesehatan dan
keselamatan rekan kerja. Ketika tindakan tidak aman diamati, orang yang melakukan
tindakan tidak aman harus diperingatkan dan pemimpin tim harus mengambil
tindakan yang tepat untuk mencegah dan mencegah terulangnya kembali.
• Melaporkan kecelakaan - Kecelakaan harus dilaporkan kepada orang yang ditunjuk,
seperti ketua tim atau manajer program. Cedera harus segera dilaporkan sesuai dengan
prosedur tertulis yang ditetapkan. Tindakan ini akan mempromosikan penyelesaian
kecelakaan yang tepat dan mematuhi persyaratan klaim asuransi.
o Jika memungkinkan, jurnal singkat tentang peristiwa harus disimpan oleh siapa
saja yang menyaksikan atau terlibat dalam suatu kejadian. Secepat mungkin,
pengamatan harus dicatat dan informasi terkait harus dicatat seperti waktu dan
tanggal kejadian. Merupakan praktik yang baik untuk juga melacak nama dan judul
orang-orang yang diberi tahu tentang insiden tersebut termasuk waktu, tanggal, dan
metode pelaporan insiden tersebut, seperti telepon, email, atau secara lisan. Jika
ada arahan atau tanggapan yang diberikan, disarankan untuk merangkum ini ke
dalam jurnal juga.
o Juga penting untuk melaporkan kejadian nyaris meninggal yang dapat membantu
mencegah insiden serupa yang bisa lebih buruk.
3.7.3 Keselamatan Pribadi
Langkah-langkah keselamatan pribadi ditujukan untuk memberikan perlindungan dan
meminimalkan risiko bagi anggota tim inspeksi. Beberapa cara di mana anggota tim dapat
dibuat lebih aman di pekerjaan termasuk pakaian inspeksi yang tepat, peralatan keselamatan
yang tepat, kesadaran kecelakaan, dan aturan keselamatan yang ditegakkan. Adalah penting
bahwa perlindungan yang tepat dipraktikkan dan bahwa masalah keselamatan pekerjaan
dikomunikasikan dan dipahami dengan jelas.
Pakaian Inspeksi - Pakaian inspeksi yang tepat harus dipakai untuk pekerjaan dan mewakili
bahaya untuk pekerjaan. Pakaian lapangan harus berukuran untuk masing-masing individu
dan harus sesuai dengan kondisi cuaca dan lokasi. Pakaian kerja umumnya harus pas dan
nyaman.
Lengan, kaki, dan dada harus dilindungi oleh pakaian kerja yang kokoh. Tangan dan kaki
harus dilindungi oleh sarung tangan dan sepatu bot yang sesuai. Untuk kegiatan inspeksi
umum, inspektur harus mengenakan sepatu bot kulit dengan sol traksi lug (sol non-penetrasi).
Untuk pendakian, inspektur didorong untuk mengenakan sepatu bot dengan betis baja

MANUAL OP TEROWONGAN | 70
(dengan sol non-slip tanpa lugs berat) atau sepatu bot sesuai kebijakan agensi. Sarung tangan
kulit yang memungkinkan inspektur untuk mengambil alat dan menulis catatan
direkomendasikan. Kantung alat memungkinkan tangan inspektur bebas untuk memanjat dan
tugas terkait inspeksi lainnya seperti mencatat dan melakukan tes.
Peralatan Keselamatan Pribadi - Peralatan keselamatan atau alat pelindung diri (APD)
dirancang untuk mengurangi terjadinya cedera dan kematian. Kepala biasanya dilindungi
menggunakan topi keras, kacamata, sumbat telinga, dan masker debu atau respirator jika
diperlukan. Harness dengan lanyard menawarkan perlindungan jatuh saat bekerja di
ketinggian. Rompi memberikan peningkatan visibilitas terhadap lalu lintas. Banyak dari
peralatan ini perlu dipasang ke individu. Pelatihan keselamatan untuk menggunakan APD
harus disediakan oleh perwakilan keselamatan yang berkualifikasi.
Hard Hat: Cidera kepala serius dapat dikurangi dengan mengenakan topi keras; disarankan
agar semua orang di lapangan mengenakan topi keras setiap saat. Saat bergerak di dalam
terowongan, topi keras memberikan peningkatan tingkat perlindungan kepala terhadap benda
jatuh dan benturan tak disengaja dengan benda kaku atau tajam. Objek yang harus
diperhatikan antara lain:
• Komponen terowongan yang rusak yang dapat dicabut selama proses inspeksi.
• Peralatan jatuh dari atas kepala.
• Puing-puing udara dari lalu lintas yang lewat.
Saat memanjat di terowongan atau menggunakan peralatan lift, inspektur sering kali
mendekati benda kaku seperti braket utilitas dan komponen struktural. Banyak dari elemen
ini juga memiliki penajam. Mengenakan topi keras setiap saat saat bekerja dapat mencegah
cedera serius atau bahkan kematian.
Rompi Keselamatan Reflektif: Saat melakukan kegiatan di dekat lalu lintas, inspektur harus
mengenakan rompi keselamatan yang sesuai. Merupakan praktik yang baik untuk
mengenakan rompi keselamatan setiap saat saat melakukan pekerjaan. Rompi harus berwarna
cerah dengan strip reflektif yang sesuai dengan persyaratan American National Standards
Institute (ANSI) terbaru untuk jenis lalu lintas di lokasi. Kombinasi warna-warna cerah dan
reflektifitas cahaya memungkinkan sesama pekerja, operator peralatan, dan pengendara yang
lewat, untuk dengan cepat mengidentifikasi orang tersebut dan menghindari cedera. Beberapa
fasilitas terowongan memiliki persyaratan rompi keselamatan mereka sendiri, dan yang
terbaik adalah memverifikasi ini sebelum muncul di lapangan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 71
Gambar 3.9 - Peralatan pelindung pribadi: atas, pelindung mata; bawah, respirator.
Kacamata Keselamatan: Pelindung mata diperlukan untuk mencegah kerusakan mata dari
partikel dan puing terbang, lihat Gambar 3.9, atas. Kacamata dengan lensa anti pecah harus
dilengkapi dengan perlindungan samping yang memadai; atau kacamata harus ditutupi oleh
kacamata pengaman. Pelindung mata biasanya harus dipakai setiap saat, tetapi diperlukan
saat:
• Menggunakan palu atau palu.
• Menggunakan scraper atau sikat kawat.
• Menggiling, memotong, memotong, menggergaji, atau mengebor.
• Bekerja di dekat mesin atau peralatan bergerak.
• Bekerja di lubang atau ruang ventilasi di mana udara mengambil puing-puing.
• Bekerja di area yang berdekatan dengan lalu lintas tempat puing-puing ditendang oleh
kendaraan yang melintas.
Masker Debu / Respirator: Sebuah respirator atau masker debu dapat melindungi inspektur
dari debu, kontaminan, dan polutan berbahaya di udara, lihat Gambar 3.9, bawah. OSHA dan
persyaratan lain yang sesuai harus diikuti ketika mengenakan perangkat ini. Kondisi yang
biasanya memerlukan respirator meliputi:

• Sandblasting.

MANUAL OP TEROWONGAN | 72
• Mengecat atau menghilangkan cat.
• Paparan kotoran burung merpati (untuk mencegah infeksi serius seperti Histoplasmosis).
• Bekerja di area terbatas, di sekitar bahan berbahaya atau kondisi berdebu.
• Membersihkan barang dengan udara terkompresi.
Safety Harness dan Lanyard: Safety harness dan lanyard memberikan perlindungan dari jatuh
dengan mengikat individu ke benda yang kaku. Untuk mengurangi potensi cedera punggung,
peredam kejut harus dimasukkan ke dalam lanyard. Peredam kejut ini mengurangi gaya-g
dengan mengendalikan laju ekstensi selama jatuh dan biasanya menggunakan anyaman nilon,
yang telah dilipat dan dijahit bersama. Sebelum memakai perangkat, tali pengaman dan tali
pengikat harus diperiksa secara menyeluruh dan dipasang pada individu. Perangkat apa pun
yang resah, usang, atau kedaluwarsa tidak boleh dikenakan. Jika lanyard digunakan pada
musim gugur atau jika telah mencapai tanggal kedaluwarsanya, lanyard tidak boleh
digunakan.
Tali pengaman harus diikat dengan aman ke anggota struktural yang solid atau tali pengaman
yang dicurangi untuk tujuan ini. Perancah bisa gagal dan menjatuhkan siapa pun yang terikat
padanya. Saat bekerja dari angkat-manusia atau lift-ember, langkah-langkah peringatan yang
tepat harus diterapkan untuk mencegah cedera. Misalnya, jika seseorang diikat ke objek yang
tidak bergerak seperti liner tunnel, dan keranjang pengangkat dipindahkan melebihi lanyard
mereka, individu di dalam keranjang mungkin terluka oleh manuver atau ditarik dari
keranjang. Orang yang terlatih dan bersertifikat harus selalu ditugaskan untuk mengevaluasi
kondisi lokasi kerja sebelum mengikat dengan tali pengikat. Sarung tangan: Sarung tangan
melindungi tangan dan, sampai batas tertentu, lengan terhadap benda-benda yang kasar,
tajam, panas, atau berbahaya. Bagian struktural yang rusak biasanya memiliki tepi yang tajam
dan permukaan kasar yang dapat dengan mudah memotong tangan dan lengan, dan cedera
seperti ini bisa sangat menyakitkan dan dapat terinfeksi. Jika arteri terputus, kehilangan darah
yang signifikan dapat terjadi dan membutuhkan tindakan darurat.
3.7.4 Pencegahan Kecelakaan
Kecelakaan sering disebabkan oleh kesalahan manusia karena kecerobohan, sikap yang tidak
pantas, atau mengambil jalan pintas. Risiko bagi pekerja diminimalkan dengan perencanaan
ke depan, menerapkan kampanye kesadaran keselamatan, dan memelihara peralatan inspeksi
dalam urutan kerja yang tepat.
Kecelakaan yang Dapat Dicegah - Faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan yang
dapat dicegah meliputi:
• Sikap yang tidak benar - gangguan, kecerobohan, atau kekhawatiran tentang masalah
pribadi.
• Batasan pribadi - kurangnya pengetahuan atau keterampilan atau melebihi
kemampuan fisik.
• Kerusakan fisik - cedera, penyakit, efek samping sebelumnya dari obat-obatan,
alkohol atau obat-obatan.
• Kebosanan - jatuh ke dalam keadaan lalai saat melakukan tugas yang berulang atau
rutin.

MANUAL OP TEROWONGAN | 73
• Ketidakpedulian - kurangnya kesadaran keselamatan dan tidak mengenali bahaya.
• Jalan pintas - mengorbankan keselamatan untuk waktu.
• Peralatan yang rusak - alat yang aus, anak tangga yang rusak, atau kabel yang
terkoyak.
• Kegagalan untuk menggunakan atau memelihara peralatan pelindung pribadi.
• Kurangnya pakaian yang sesuai untuk melindungi bagian tubuh yang terbuka atau
pakaian yang tidak pantas yang menempatkan individu pada risiko yang lebih besar.
Prosedur keselamatan harus meminimalkan terjadinya insiden keselamatan. Pengawasan,
istirahat, daftar periksa, dan latihan telah berhasil digunakan untuk memusatkan perhatian
pada keselamatan.
Tindakan Pencegahan Common Sense Safety - Beberapa tindakan pencegahan keamanan
akal sehat terdaftar dan dibahas secara singkat di bawah ini:
• Tetap istirahat dan waspada - Kondisi kerja yang ditemui selama inspeksi dapat
berubah; inspektur harus mengetahui perubahan-perubahan ini dan merespons sesuai.
Pekerjaan itu kadang-kadang membosankan dan inspektur yang mengantuk berisiko
lebih besar mengalami kecelakaan.
• Pertahankan kondisi mental dan fisik yang tepat - Tugas inspeksi memerlukan
sejumlah keterampilan motorik yang berbeda untuk menjaga keamanan yang
memadai. Untuk melakukan pada tingkat yang dapat diterima, inspektur harus sehat
secara fisik, bebas dari gangguan mental, dan fokus pada pekerjaan.
• Gunakan alat yang tepat - Jangan menggunakan alat dan peralatan yang tidak cocok
untuk pekerjaan itu. Pastikan alat-alat dalam keadaan baik. Jangan gunakan alat yang
rusak atau aus.
• Jaga agar area kerja tetap rapi dan tidak berantakan - Alat dan peralatan yang tersebar
di sekitar area kerja menimbulkan bahaya keselamatan dan menunjukkan kurangnya
kesadaran keselamatan secara umum.
• Menetapkan prosedur sistematis - Prosedur harus ditetapkan di awal pekerjaan dan
kemudian diimplementasikan secara menyeluruh. Prosedur harus jelas dan singkat
sehingga semua orang tahu apa yang diharapkan dan tidak ada kejutan.
• Gunakan prosedur penguncian / penandaan - Ikuti prosedur penguncian / penandaan
saat memeriksa sistem yang diberi energi atau berpotensi diberi energi. Peralatan yang
diberi energi bisa berbahaya jika tidak dirawat dengan perhatian dan perawatan yang
tepat. Orang yang bekerja dengan peralatan berenergi harus memiliki pengetahuan
dan sertifikasi untuk melakukan pekerjaan itu.
• Ikuti aturan dan peraturan keselamatan - Patuhi peraturan keselamatan dan setiap
hukum dan peraturan yang sesuai. Audit dan pemeriksaan harus dilembagakan untuk
memastikan kepatuhan. • Gunakan akal sehat dan penilaian yang baik - Jangan terlibat
dalam permainan kuda, dan jangan mengambil jalan pintas atau peluang bodoh. Ketua
tim harus bertanggung jawab untuk menegakkan prosedur untuk memastikan
lingkungan yang aman.

MANUAL OP TEROWONGAN | 74
• Hindari penggunaan minuman keras atau obat-obatan - Minuman keras merusak
penilaian, refleks, kewaspadaan, dan koordinasi. Anggota tim dapat dikenakan
skrining obat dan alkohol atau pengujian setelah kecelakaan. Kebijakan toleransi nol
adalah umum untuk jenis pelanggaran ini.
• Obat - Resep dan obat bebas dapat menyebabkan kantuk atau efek samping lain yang
tidak diinginkan dan berpotensi berbahaya. Inspektur harus selalu membahas obat
dengan dokter yang meresepkan. Ini adalah praktik yang baik untuk membawa resep
dan untuk mendiskusikan potensi efek samping dengan orang yang tepat seperti ketua
tim atau petugas medis di tempat kerja.
• Listrik - Arus listrik sangat berbahaya. Secara umum diyakini bahwa sesedikit satu
amp listrik dapat menghasilkan penyimpangan jantung fatal pada seseorang. Semua
kabel dan kawat harus dianggap panas (hidup) sampai diuji dengan benar dan terkunci
/ ditandai.
o Bahkan jika kabel dan kabel tampaknya bertegangan rendah, terkendali,
berjejaring, atau kabel telepon, bisa terjadi cedera serius atau kematian.
o Terowongan mengandung banyak bahaya kejut seperti melalui anggota baja,
kebocoran air, kelembaban di udara, dan semprotan air.
o Jika ada saluran transmisi di dalam terowongan, mereka harus diidentifikasi
sebelum inspeksi.
• Sistem teman - Inspektur harus bekerja berpasangan. Harus selalu ada seseorang yang
bisa bereaksi terhadap kecelakaan. Para pengawas harus mengomunikasikan posisi
mereka dengan orang lain, dan pemimpin tim harus tahu di mana semua orang
bekerja. Jika ada yang tampaknya hilang atau tidak pada tempatnya, upaya harus
dilakukan untuk menemukan orang itu segera.
• Overhead items - Yang terbaik adalah menghindari bekerja di atas traffic dan orang-
orang. Jika tidak dapat dihindari, kru inspeksi yang bekerja di atas kepala harus
menggunakan tali pengaman untuk mengamankan alat dan notebook agar tidak jatuh
ke orang atau kendaraan di bawah.
• Area gelap - Gunakan senter untuk menerangi area gelap sebelum memasukinya.
Mudah terluka saat memasuki ruangan yang remang-remang karena tersandung, jatuh,
benda tajam, komponen kaku atau tidak terlindungi, dan kabel yang terbuka.
Selanjutnya, hama seperti ular, serangga, laba-laba, tikus, dan tikus dapat menggigit,
menyengat, meracuni, atau mengejutkan inspektur.
3.7.5 Material Berbahaya
Asbes dan timbal dapat ditemukan di banyak terowongan yang lebih tua. Bahan berbahaya
lainnya juga dapat ditemukan. Ketika bahan berbahaya dicurigai di lokasi inspeksi, masalah
tersebut harus diselidiki secara menyeluruh, tindakan pencegahan yang perlu diambil, dan
hukum dan peraturan yang berlaku harus diikuti. Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan
spesialis kesehatan dan keselamatan atau lingkungan yang memenuhi syarat, yang memiliki
pengetahuan tentang hukum dan peraturan yang berlaku, untuk merencanakan pekerjaan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 75
Bahan berbahaya dapat menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan, dan undang-undang
lingkungan seringkali mengontrol tindakan yang tepat dengan mengatasi masalah tersebut.
Asbes - Bahan yang mengandung asbes (ACM) ada di banyak terowongan yang dibangun
sebelum 1980. Terowongan baru biasanya tidak mengandung bahan asbes. Spesialis
kesehatan dan keselamatan lingkungan harus dikonsultasikan untuk membantu merencanakan
pekerjaan di sekitar ACM dalam bentuk apa pun. Pengujian material dan operasi remediasi
untuk asbes dilakukan sesuai dengan EPA 40 CFR 61, Subbagian M.
ACM biasanya dikategorikan sebagai "gembur" atau "tidak gembur". ACM yang ramah
adalah bahan-bahan yang, ketika kering, mudah hancur, ditumbuk, atau direduksi menjadi
bubuk dengan tekanan tangan sederhana. Contoh-contoh ACM yang rapuh meliputi: insulasi
pipa, caulk, ubin langit-langit, papan dinding, insulasi bangunan, insulasi sistem termal, dan
fireproofing yang disemprotkan. ACM non-gembur termasuk bahan yang tidak dapat
dihancurkan, dihancurkan, atau direduksi menjadi bubuk dengan tekanan tangan sederhana.
Bahan non-gembur biasanya mengandung bahan pengikat yang menggabungkan serat asbes
ke dalam matriks. Contoh-contoh ACM yang tidak gembur meliputi: ubin lantai vinil, ubin
lantai damar wangi, sebagian besar bahan atap, perekat, penambalan cerobong semen,
perkerasan aspal, material sambungan gabungan, lapisan mastic, dan pipa semen. Sebagian
besar ACM yang tidak gembur dapat menjadi gembur dengan operasi mekanis seperti
pengamplasan, penggilingan, pengeboran, atau pengabaian.
Bahan yang mengandung ACM yang mudah pecah atau berpotensi gembur harus dihindari.
Ketika bahan-bahan ini dicurigai atau diamati selama inspeksi, mereka harus dicatat dalam
dokumen inspeksi dan dilaporkan kepada pemilik terowongan. Adalah penting bahwa serat
asbes tidak menjadi terganggu atau mengudara karena serat atau debu halus ini dapat terhirup
dan, dalam periode yang lama. Serat asbes dapat menyebabkan penyakit serius dan bahkan
fatal seperti kanker paru-paru, mesothelioma, dan asbestosis.
Timbal - Berdasarkan usia terowongan, ada potensi kontaminan kimia, terutama timbal,
untuk hadir dalam debu yang menempel di pleno terowongan. Kendaraan mengeluarkan
timbal dalam knalpot mereka sebelum 1980-an ketika bensin mengandung aditif ini untuk
meningkatkan peringkat oktan. Banyak terowongan sejak itu telah dibersihkan dari timbal.
Jika timbal dicurigai dalam sebuah terowongan yang dibangun sebelum tahun 1990, atau jika
tidak ada catatan tentang terowongan yang dibersihkan dari timbal, maka disarankan untuk
berkonsultasi dengan spesialis kesehatan dan keselamatan yang berkualifikasi atau
lingkungan untuk membantu merencanakan perbaikan.
Peraturan OSHA yang mengatur paparan timbal harus dipahami. Standar memimpin Industri
Umum tercantum dalam 29 CFR 1910.1025. Standar memimpin Industri Konstruksi
ditemukan dalam 29 CFR 1926,62. Batas Paparan yang Diijinkan OSHA (PEL) adalah 50
ug / m3 (mikrogram per meter kubik udara), yang dirata-rata selama 8 jam hari kerja. Level
tindakan OSHA (AL) batas paparan untuk timbal adalah 30 ug / m3. Eksposur yang lebih
besar dari AL membutuhkan pemantauan timbal untuk pekerja yang terkena dampak.

MANUAL OP TEROWONGAN | 76
Rencana kerja spesifik lokasi harus dikembangkan untuk melindungi pekerja dari paparan
berlebih untuk memimpin selama inspeksi. Metode dan prosedur berikut dapat dieksplorasi
secara lebih rinci untuk berpotensi mengurangi tingkat paparan:
• Melakukan penentuan paparan awal sesuai dengan 29 CFR 1910.1025 (d) (6) (i). Ini
terdiri dari melakukan pemantauan udara paparan pribadi untuk timah. Metode
analitik dan pengambilan sampel ditemukan di Institut Nasional untuk Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (NIOSH) Metode 7300 atau OSHA ID 121 atau 125G; atau
• Sampel debu dapat dikumpulkan atau metode pembacaan langsung fluoresensi sinar-
X dapat digunakan untuk menentukan kandungan timbal dalam debu. Bahan tersebut
harus dilap sampel dan dianalisis sebagaimana ditentukan oleh ASTM E1728,
“Praktik Standar untuk Pengumpulan Sampel Debu Yang Diselesaikan Menggunakan
Metode Wipe Sampling untuk Penentuan Timbal dengan Teknik Spektrometri Atom”,
atau metode yang setara, dengan bahan lap yang dapat diterima sebagaimana
didefinisikan dalam ASTEM E1792, "Spesifikasi Standar untuk Bahan Pengambilan
Sampel Lap untuk Timbal pada Debu Permukaan." Catatan: Tidak ada jumlah
minimum saat ini atau konsentrasi timbal untuk memicu penentuan timbal dan potensi
paparan kerja. Namun, jika majikan telah dengan tepat menguji semua sumber
potensial untuk timbal (mis., Menguji semua lapisan cat dan pelapis yang mungkin
terganggu) menggunakan metode deteksi uji timbal yang valid dan tidak menemukan
tingkat timah yang terdeteksi, standar tersebut tidak berlaku.
• Jika timbal ditemukan ada di debu, peralatan pelindung pribadi, termasuk
perlindungan pernafasan harus dikeluarkan untuk personel sesuai dengan OSHA 29
CFR 1910.134 atau 1926.103. Dengan tidak adanya penentuan paparan awal,
peralatan pelindung pribadi minimum harus mencakup respirator pemurni udara yang
dilengkapi dengan filter P-100 dan pakaian Tyvek ™ sekali pakai.
• Pekerja juga harus diinstruksikan tentang praktik kebersihan pribadi yang baik,
termasuk mencuci tangan sebelum makan dan mandi sebelum meninggalkan tempat
kerja.
3.7.6 Lockout/Tag-out
Prosedur penguncian / penandaan harus dikembangkan selama perencanaan inspeksi.
Sebelum memeriksa peralatan mekanis atau listrik yang berpotensi menyebabkan cedera atau
kerusakan, prosedur penguncian / penandaan harus dilaksanakan berkoordinasi dengan
personel fasilitas terowongan yang sesuai. Inspeksi tidak boleh diizinkan untuk dilanjutkan
sampai sistem tidak diberi energi atau terisolasi dengan benar, dikunci, dan ditandai. Gambar
3.10 menunjukkan kunci sampel dan tag yang dapat digunakan sebagai bagian dari prosedur
ini.
Sirkuit berenergi tak terduga atau permulaan mesin dan peralatan, atau pelepasan energi
berbahaya selama kegiatan servis atau pemeliharaan kadang-kadang dapat terjadi setelah
penguncian / penandaan. Oleh karena itu, penting untuk membuat daftar periksa untuk
memastikan keselamatan tetap terjaga. Prosedur berikut dapat digunakan sebagai panduan
untuk membantu mengembangkan prosedur penguncian / penandaan untuk mesin dan
peralatan:

MANUAL OP TEROWONGAN | 77
Mesin atau peralatan harus dihentikan, diisolasi dari semua sumber energi, dan dikunci.
Karyawan tidak diperbolehkan berkumpul di dekat peralatan yang dipindahkan dari layanan
jika terjadi energi yang tidak terduga atau permulaan yang tidak disengaja dari mesin.

Gambar 3.10 - Sistem kunci dan tag-out umum.


Urutan Penguncian
(1) Shutdown harus dikoordinasikan dengan personel yang sesuai di fasilitas terowongan.
Bahkan jika peralatan tidak berjalan saat ini, dimungkinkan untuk menyalakan peralatan
dengan menggerakkan sakelar di ruangan lain atau dengan beberapa algoritma yang
ditulis ke dalam program komputer. Selalu gunakan prosedur yang ditetapkan dan
personel yang memenuhi syarat untuk shutdown.
(2) Orang yang melakukan penutupan harus mengikuti prosedur yang sesuai. Jenis dan
besarnya energi yang mengalir ke peralatan harus diidentifikasi. Orang yang memulai
shutdown harus kompeten dan memiliki kualifikasi yang sesuai untuk melayani peralatan
tertentu. Kualifikasi individu ini harus tercantum dalam prosedur tertulis. Orang ini perlu
memahami cara mengisolasi dan mengontrol energi yang mengalir ke peralatan.
(3) Beri tahu semua orang (mis., Karyawan, staf pemeliharaan, kontraktor di tempat) yang
bekerja di sekitar peralatan sedang dimatikan, sebagaimana mestinya dan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan. Beri tahu orang-orang ini bahwa servis telah dijadwalkan
untuk peralatan dan bahwa mesin akan dihapus dari servis.
(4) Nonaktifkan semua sumber energi ke mesin dan isolasi peralatan dari semua sumber
energi.
(5) Mengunci energi menggunakan perangkat isolasi dan menyediakan kunci yang
ditugaskan untuk individu yang mencegah perangkat isolasi ini dihapus. Gunakan
pemblokiran dan pelindung yang sesuai jika diperlukan untuk mengamankan peralatan.
Tambahkan penandaan tag ke peralatan. Kunci dan tag harus berisi identifikasi dan
informasi kontak yang sesuai dari orang yang bertanggung jawab atas penutupan.
(6) Energi tersimpan atau residu — dari kapasitor, pegas, anggota mesin yang ditinggikan,
roda gila berputar, sistem hidraulik, dan tekanan udara, gas, uap atau air — harus
dibuang atau ditahan dengan metode yang tepat seperti pembumian, reposisi,
pemblokiran, atau berdarah. Teknik-teknik ini harus dicakup dalam prosedur tertulis.

MANUAL OP TEROWONGAN | 78
(7) Lakukan pemeriksaan seperlunya untuk memastikan peralatan terisolasi dengan benar.
Salah satu metode pengecekan adalah mencoba menghidupkan peralatan. Saat mencoba
menghidupkan kembali peralatan, bersihkan semua orang pada jarak yang aman,
bersihkan alat dan bagian yang lepas, dan pastikan bahwa garis pemasok sudah
diamankan dengan benar. Jika prosedur penguncian / penandaan tidak memadai untuk
alasan apa pun, mungkin peralatan akan membangkitkan energi dan membahayakan
penghuni di dalam ruangan. Dengan menggunakan kontrol operasi normal, saluran
feeder dapat diuji energinya; dan mesin dapat diamati untuk tanda-tanda kekuasaan. Jika
mesin dihidupkan, dinyalakan, atau memiliki alat pengukur yang bergerak, maka daya
kemungkinan menuju peralatan dan penyebabnya harus diselidiki lebih lanjut.
Keberhasilan pelaksanaan pemeriksaan ini harus meningkatkan tingkat kepercayaan
dalam prosedur penguncian; dan berfungsi untuk memvalidasi proses. Setelah
pemeriksaan ini selesai, kontrol operasi harus dialihkan kembali ke posisi netral atau
"off".
(8) Peralatan sekarang harus dikunci secara efektif.
Mengembalikan Peralatan ke Layanan
Saat melakukan reenergisasi peralatan atau mesin setelah shutdown, penting untuk mengikuti
proses yang dikontrol dengan cermat untuk mencegah cedera atau kerusakan peralatan.
Ketika servis selesai dan mesin siap untuk dikembalikan ke servis, langkah-langkah berikut
harus dipertimbangkan ketika instruksi belum tersedia:
(1) Periksa peralatan dan area terdekat untuk memastikan bahwa item yang tidak penting
telah dikeluarkan dari area dan bahwa komponen mesin secara operasional utuh.
(2) Periksa area kerja untuk memastikan bahwa semua karyawan telah diposisikan atau
dipindahkan dengan aman dari area tersebut.
(3) Pastikan kontrol dalam keadaan netral atau "mati".
(4) Hapus perangkat dan tag penguncian.
(5) Berikan peringatan keselamatan visual atau suara yang dianggap perlu sebelum memberi
energi kembali peralatan.
Catatan: Penghapusan beberapa bentuk pemblokiran mungkin diperlukan sebelum
menghidupkan kembali mesin.
(6) Beri tahu karyawan yang terkena dampak bahwa servis, pemeliharaan, atau inspeksi
telah selesai dan bahwa mesin atau peralatan telah ditempatkan kembali ke dalam
layanan.
3.7.7 Ruang Entri Terbatas
Inspeksi terowongan seringkali mencakup anggota tim yang memasuki area ruang terbatas.
Ruang terbatas dibedakan dengan kebutuhan untuk mendapatkan izin masuk, yang diatur oleh
OSHA. Ruang terbatas cukup besar untuk masuk manusia dengan sarana jalan keluar terbatas
dan tidak dirancang untuk hunian berkelanjutan. Ruang terbatas yang dipersyaratkan izin
biasanya menimbulkan bahaya atau bahaya bagi penghuninya. Ketika merencanakan inspeksi
di ruang terbatas, disarankan untuk berkonsultasi dengan spesialis kesehatan dan keselamatan
yang berkualifikasi, yang memiliki pengetahuan tentang hukum dan peraturan yang berlaku.

MANUAL OP TEROWONGAN | 79
Ada lima masalah utama saat melakukan inspeksi dalam ruang terbatas:
• Kurangnya oksigen - kandungan oksigen harus dijaga dalam batas-batas tertentu untuk
memastikan kesehatan inspektur dan untuk mengurangi peluang terjadinya ledakan.
• Gas beracun - diproduksi oleh tugas-tugas seperti pengecatan, pembakaran, pengelasan
atau pengoperasian mesin pembakaran internal.
• Gas eksplosif - gas alam, metana, atau uap bensin mungkin ada.
• Kurang cahaya - banyak ruang terbatas hampir sepenuhnya gelap. Para pengawas harus
dapat menemukan potensi bahaya dan kondisi berbahaya. Cahaya yang memadai juga
diperlukan untuk melakukan inspeksi.
• Sarana akses terbatas - banyak ruang terbatas memiliki titik akses terbatas dan oleh
karena itu lokasi terbatas untuk jalan keluar darurat.

Gambar 3.11 - Pengujian dan pemantauan udara.


Ventilasi yang tepat, pencahayaan tambahan, dan prosedur komunikasi yang efektif dapat
membantu mengurangi banyak bahaya ruang terbatas; namun, beberapa area ruang terbatas
juga memerlukan izin untuk masuk bersamaan dengan pelatihan khusus untuk memenuhi
persyaratan OSHA.
Prosedur Keselamatan untuk Ruang Tertutup - OSHA menerbitkan peraturan yang mengatur
ruang masuk terbatas, dan persyaratan ini harus diikuti. Saat beroperasi di ruang terbatas,
pelatihan, peralatan, dan izin yang tepat diperlukan. Peralatan seperti respirator, tie-off ropes,
radio dua arah, dan meter untuk mengukur tingkat gas mungkin diperlukan. Penting untuk
memantau level gas di area yang diketahui kontaminasi tanah atau di mana bahan-bahan yang
berpotensi berbahaya ditemukan.
Prosedur keselamatan berikut harus dipertimbangkan ketika memeriksa area yang ditandai
sebagai ruang terbatas.
Tes udara pra-masuk (Gambar 3.11):
• Tes oksigen dengan perangkat pengujian oksigen yang disetujui.

MANUAL OP TEROWONGAN | 80
• Tes untuk gas lain, seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, metana, gas alam, dan
uap yang mudah terbakar.
Ventilasi mekanis:
• Pra-entri - Level oksigen dan gas harus dapat diterima untuk waktu minimum yang
ditentukan sebelum masuk.
• Selama hunian - Ventilasi harus kontinu terlepas dari aktivitas apa pun. Tes untuk
oksigen dan gas lain pada interval yang ditentukan selama hunian.
Prosedur keselamatan dasar:
• Hindari penggunaan cairan yang mudah terbakar di area terbatas.
• Posisikan kendaraan inspeksi jauh dari area pintu masuk; dan hindari menciptakan
asap karbon monoksida.
• Posisi generator "down-wind" operasi.
• Operasi yang melibatkan produksi gas atau debu berbahaya harus dilakukan "down-
wind" personel.
• Bawalah alat pernapasan udara penyelamatan yang disetujui (Gambar 3.12)
sebagaimana mestinya.
• Gunakan pencahayaan yang memadai dengan sistem cadangan yang sesuai. Garis
hidup harus dipertimbangkan saat memasuki area yang bisa berbahaya saat gelap.
• Inspeksi harus dilakukan dalam tim, dengan seseorang yang tersisa di luar area gelap
atau area ruang terbatas. Orang ini harus dapat berkomunikasi dengan orang lain jika
ada masalah serius yang berkembang.
• Gunakan perangkat komunikasi seperti radio dua arah atau ponsel untuk kontak
umum dan darurat; namun, pastikan bahwa semua perangkat yang digunakan dapat
diandalkan di area di mana pekerjaan sedang dilakukan. Telepon seluler mungkin
tidak berfungsi di semua bagian terowongan.
• Akrab dengan rencana masuk ruang terbatas dan prosedur darurat atau penyelamatan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 81
Gambar 3.12 - Peralatan penyelamat udara.
3.7.8 Keselamatan Publik
Persyaratan dari Manual Perangkat Seragam Kontrol Lalu Lintas (MUTCD) harus diikuti
tentang cara memposisikan perangkat kontrol lalu lintas; dokumen ini diterbitkan oleh
Federal Highway Administration (FHWA). Ini juga tersedia dari Institute of Transportation
Engineers (ITE) dan Asosiasi Pejabat Jalan Raya dan Transportasi Negara Amerika
(AASHTO).
Semua undang-undang, peraturan, dan kebijakan pemerintah Negara Bagian, Tanah Federal,
dan Suku juga harus dipatuhi. Koordinasi dan perencanaan lanjutan sangat penting. Beberapa
yurisdiksi mungkin mengharuskan polisi negara bagian atau lokal berada di lokasi selama
inspeksi untuk meningkatkan keselamatan tim inspeksi dan masyarakat yang bepergian.
Perangkat peringatan dan pelindung yang sesuai diperlukan untuk mengingatkan masyarakat
tentang potensi bahaya dan bahaya.
3.8 Peralatan Inspeksi untuk Terowongan
Alat inspeksi adalah komponen penting dari program inspeksi. Peralatan dan alat yang biasa
digunakan untuk inspeksi terowongan tercantum di bawah ini:
• Truk Aerial Bucket atau High Lift - Digunakan untuk mengangkat inspektur ke area
yang tidak dapat diakses dengan berjalan kaki atau tangga dan untuk menyediakan
inspeksi close-up.
• Alat Penusuk / bor - Digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan kayu.
• Kaliper - Digunakan untuk mengukur ketebalan pelat baja.
• Kamera (35mm atau digital) dengan Flash - Digunakan untuk mengambil foto untuk
dokumentasi inspeksi.
• Chalk, Kiel, atau Markers - Digunakan untuk membuat tanda referensi pada
permukaan terowongan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 82
• Chipping Hammer - Digunakan untuk membunyikan beton.
• Papan klip - Digunakan untuk membuat catatan dan mengisi formulir kertas selama
inspeksi.
• Pengukur Komparator Retakan - Digunakan untuk mengukur lebar retak dalam
pecahan satu inci atau milimeter.
• Peralatan Uji Penetran Dye atau Partikel Magnetik - Digunakan untuk mendeteksi
keretakan permukaan pada baja.
• D – Meter - Digunakan untuk mengukur ketebalan baja.
• Kabel Ekstensi - Digunakan untuk mengalirkan listrik ke area inspeksi. Pelindung
gelombang disarankan.
• Formulir Lapangan - Digunakan untuk mendokumentasikan temuan, membuat
catatan, dan menggambar sketsa untuk berbagai struktur.
• Senter - Digunakan di area gelap untuk membantu menerangi objek selama inspeksi.
• Generator Portable - Digunakan saat diperlukan untuk menyediakan listrik untuk
inspeksi (penerangan).
• Tangga - Digunakan sebagai pengganti sistem pengangkat untuk mengakses area
overhead yang tidak terlihat dari tanah dan untuk melakukan inspeksi close-up.
• Termometer inframerah genggam.
• Light Meter - Digunakan untuk mengukur kecerahan di terowongan.
• Lampu Portable - Digunakan di mana penerangan terowongan tidak memadai selama
inspeksi.
• Pensil - Digunakan untuk membuat catatan dan mengisi formulir isian.
• Plumb Bob - Digunakan untuk memeriksa vertikalitas kolom dan permukaan dinding.
• Pisau Saku - Digunakan untuk memeriksa bahan yang longgar dan barang-barang
lainnya.
• Botol Sampel - Digunakan untuk mendapatkan sampel cairan.
• Scraper - Digunakan untuk menentukan tingkat korosi dan kerusakan beton.
• Obeng - Digunakan untuk memeriksa lubang menangis untuk memeriksa
penyumbatan.
• Sikat Kawat, Kuas Cat atau Sapu - Digunakan untuk membersihkan puing-puing dari
permukaan yang akan diperiksa.
• Tablet Personal Computer - Digunakan untuk membuat catatan atau menggambar
sketsa sebagai pengganti bentuk kertas.
• Pita pengukur.
o Pocket Tapes dan Meteran Lipat - Digunakan untuk mengukur dimensi cacat.

MANUAL OP TEROWONGAN | 83
o 100 kaki (30 m) Pita (Non Logam) - Digunakan untuk mengukur apa pun di luar
jangkauan pocket tapes dan meteran lipat.
Peralatan keselamatan yang memenuhi standar industri yang sesuai harus dilengkapi untuk
tim inspeksi sebagai berikut:
• Perangkat yang tepat untuk kontrol lalu lintas.
• Pertolongan pertama.
• Senter.
• Topi keras.
• Sarung tangan kerja dari kulit.
• Rompi keselamatan.
• Kacamata pelindung.
• Bantalan lutut.
• Sabuk pengaman atau sabuk pengaman.
• Sepatu bot kerja.
• Radio dua arah yang sesuai untuk digunakan di terowongan. Telepon seluler dapat
digunakan sebagaimana mestinya; namun, perangkat ini mungkin tidak berfungsi di
semua area terowongan. Gunakan hanya perangkat yang berfungsi penuh di semua
area yang akan diperiksa.
• Masker pernafasan pelindung jika jelaga dan kotoran biasa ditemukan pada
permukaan terowongan
• Peralatan pemantauan kualitas udara.
3.8.1 Peralatan Akses
Peralatan akses mencakup lift manusia, truk ember, tangga, dan / atau perancah yang bisa
dilepas. Peralatan ini umumnya diperlukan untuk inspeksi visual close-up barang overhead.
Peralatan ini memungkinkan inspektur untuk melihat elemen struktur overhead dan
komponen sistem fungsional secara dekat dan langsung. Dalam kasus yang jarang terjadi,
teropong dapat digunakan untuk menemukan cacat permukaan pada item yang jauh, tetapi
teknik ini memiliki banyak kelemahan dan harus digunakan secara terbatas.
3.8.2 Pengujian Tidak Merusak
Metode pengujian non-destruktif (NDT) dapat digunakan di area yang sulit diakses atau di
area yang memerlukan evaluasi mendalam. Teknologi NDT juga dapat digunakan untuk
mengkarakterisasi tingkat defisiensi elemen struktural, dan pembacaan garis dasar dari
teknologi NDT dapat digunakan untuk memantau cacat seiring waktu. Metode NDT dianggap
efektif untuk mengevaluasi:
• Kebocoran air.
• Delaminasi dan spalling liner beton karena korosi baja tulangan.
• Kekosongan di belakang dan di dalam lapisan terowongan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 84
• Permeabilitas beton.
• Ubin yang terpisah dari liner terowongan.
• Mendeteksi integritas pelapis baja di bawah pelapis beton.
• Masalah dengan integritas sistem plafon dan koneksi ke lapisan terowongan.
Teknik menghasilkan hasil yang wajar ketika luas permukaan cacat setidaknya 1 kaki persegi
dan terletak pada kedalaman kurang dari 4 inci di bawah permukaan. Dalam beberapa kasus,
teknik ini efektif pada kedalaman yang lebih dalam. Teknologi NDT dikenal memberikan
manfaat informasi; Namun, keterbatasan harus dipertimbangkan sebelum digunakan.
Beberapa teknologi NDT yang umum adalah:
• GPR berpasangan udara
• Termografi inframerah
• Pemindai
• GPR berpasangan tanah
• Tomografi ultrasonik
• Gema ultrasonik
• Gelombang permukaan ultrasonik
• Gema dampak
Ada berbagai teknik pencitraan yang dapat digunakan untuk memverifikasi geometri
terowongan dan mengidentifikasi perubahan yang terjadi dengan permukaan terowongan
seiring waktu. Juga, citra inframerah berguna untuk mengidentifikasi kebocoran air di liner
dan keausan komponen pada motor atau peralatan. Air relatif dingin sedangkan bagian aus
pada motor biasanya panas, dan citra inframerah dapat mendeteksi perbedaan suhu ini.
Masing-masing metode ini memerlukan peralatan khusus dan seringkali eksklusif. Peralatan
khusus tambahan mungkin diperlukan untuk inspeksi terowongan yang dalam dan untuk
melakukan pemeriksaan peralatan mekanik dan listrik.
3.8.3 Inspeksi Robotik
Ada banyak aplikasi untuk kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) untuk
inspeksi terowongan. Sebuah terowongan pembuangan, terowongan dalam pengambilan, atau
langit-langit yang ditangguhkan mungkin secara efisien diperiksa oleh kamera video
beresolusi tinggi yang terpasang pada peralatan robot yang gesit. Teknologi inframerah juga
dapat ditambahkan ke perangkat ini. Inspeksi ROV dapat dilakukan di bagian terowongan di
mana ada oksigen rendah, gas beracun, kondisi berdebu dari ventilasi, atau akses yang tidak
aman untuk tim inspeksi.
Teknologi pengumpulan data ROV memberikan dimensi rongga, titik kebocoran, atau bidang
puing yang aman dan relatif akurat di ruang terbatas. Namun demikian, setiap tes tidak rusak
yang dilakukan oleh ROV biasanya dikalibrasi terhadap semacam pengamatan visual untuk
meningkatkan akurasi dan reliabilitasnya. Kamera, sensor, lampu, dan perangkat lain
biasanya disertakan pada platform robot. Jenis sensor yang umum termasuk detektor air, gas,
dan obstruksi. Peralatan robot dapat diatur untuk dioperasikan dengan remote control. Jika

MANUAL OP TEROWONGAN | 85
trek secara permanen dipasang di dalam bagian-bagian terowongan, robot atau drone dapat
melakukan inspeksi saat terowongan beroperasi. Kendaraan beroda dan terlacak juga dapat
digunakan.
3.9 Teknik Inspeksi untuk Terowongan Jalan Raya
Para pengawas harus memahami bagaimana cacat memengaruhi fungsi dan kapasitas sistem
terowongan. Pengawas terowongan harus dapat mengenali kekurangan umum yang
berdampak pada sistem struktural, sipil, dan fungsional. Pengamatan dan pengukuran yang
digunakan untuk melakukan inspeksi harus komprehensif. Untuk setiap elemen terowongan
NTI, SNTI mendefinisikan tingkat defisiensi secara umum untuk masing-masing dari empat
kondisi kondisi: baik, adil, buruk, dan parah.
Ketika diambil secara keseluruhan, data tingkat elemen yang dikumpulkan selama inspeksi
terowongan akan memberikan informasi tentang keselamatan dan keandalan keseluruhan
sistem struktural, sipil, dan fungsional. Elemen struktural yang terkandung dalam basis data
NTI meliputi pelapis terowongan, girder atap, kolom dan tiang pancang, palang melintang,
dinding interior, portal, lempengan langit-langit, girder langit-langit, gantungan dan jangkar,
panel langit-langit, lempengan invert, lempengan pada grade, girder terbalik, sendi, dan
gasket. Elemen sipil yang termasuk dalam basis data NTI adalah permukaan yang memakai
jalan, hambatan lalu lintas, dan pagar pejalan kaki. Sistem fungsional yang terkandung dalam
basis data NTI meliputi sistem mekanik, listrik dan pencahayaan, api dan keselamatan jiwa,
keamanan, sistem, tanda, dan sistem pelindung. Prosedur inspeksi tertulis harus mencakup
semua sistem ini sebagaimana mestinya
3.9.1 Elemen Struktural
SNTI menetapkan status kondisi untuk liner terowongan, girder atap, kolom dan tiang
pancang, lintas lintas, dinding interior, portal, lempeng langit-langit, girder langit-langit,
gantungan dan jangkar, panel langit-langit, lempengan invert, lempengan pada grade, girder
terbalik, sambungan, dan gasket. Elemen struktural lain-lain tidak terkandung dalam basis
data NTI tetapi harus diperiksa secara berkala untuk menjaga keselamatan. Elemen-elemen
ini termasuk koneksi struktural, pintu, jendela, bingkai, tangga, atap, lantai, braket dan
penyangga, alas mesin, pelapis struktural, bangunan tambahan, dan struktur terowongan
bantu. Organisasi inspeksi terowongan harus mengembangkan prosedur tertulis untuk
memeriksa elemen-elemen yang didefinisikan oleh SNTI dan juga berkonsultasi dengan
pemilik terowongan untuk mengembangkan prosedur untuk memeriksa elemen-elemen
tambahan yang ditentukan pemilik.
3.9.1.1 Bahan Struktural
Elemen struktural terdiri dari bahan-bahan seperti baja, beton, kayu, dan batu. Sejumlah
teknik evaluasi materi dicakup dalam MBE. Ini termasuk berbagai tes lapangan, pengambilan
sampel material, dan tes laboratorium. MBE membahas uji lapangan untuk beton, baja, dan
kayu. Tes lapangan beton meliputi metode kekuatan, metode sonik, teknik ultrasonik, metode
magnetik, metode listrik, metode nuklir, termografi, radar, radiografi, dan endoskopi. Tes
lapangan baja meliputi radiografi, pemeriksaan partikel magnetik, pemeriksaan arus eddy,
pemeriksaan penetran pewarna, dan pemeriksaan ultrasonik. Tes lapangan kayu meliputi
metode penetrasi, metode listrik, dan pemeriksaan ultrasonik. Disarankan agar metode ini

MANUAL OP TEROWONGAN | 86
dipertimbangkan. Pengujian dapat diidentifikasi secara khusus dalam prosedur inspeksi
elemen struktural penting untuk menetapkan kondisi garis dasar dan mempertahankan
riwayat pengukuran berkala, yang mungkin berguna untuk mengukur kinerja dan
menunjukkan potensi masalah.
Selain prosedur inspeksi visual, anggota struktural harus secara berkala disuarakan dengan
palu untuk membantu mengidentifikasi cacat tersembunyi di bawah permukaan yang
mungkin tidak terlihat dari melakukan pengamatan. Setelah memukul permukaan dengan
palu, elemen struktural umumnya akan menghasilkan suara yang cukup berbeda. Cincin yang
jernih umumnya menunjukkan bahwa bahan yang kompeten ada di bawah permukaan.
Sebaliknya, bunyi tumpul atau hampa biasanya menunjukkan bahwa bahan di bawah
permukaan mengandung cacat.
Suara tumpul dalam beton di atas area mungkin menandakan adanya delaminasi di mana
beton yang longgar nantinya bisa mengadu. Suara hampa di kayu mungkin mengindikasikan
material dengan peluruhan lanjut. Bunyi tumpul dari baja mungkin mengindikasikan korosi
parah; atau dalam hal anggota yang tipis, suara mungkin mengindikasikan bahwa anggota
baja tidak dikencangkan atau dipasang dengan aman. Setelah bunyi tumpul terdeteksi,
permukaan material harus dibunyikan lebih lanjut untuk menentukan tingkat area yang
terkena dampak cacat.
Teknik inspeksi umum dibahas di bawah ini untuk bahan struktural umum (mis., Baja, beton,
kayu, dan batu).
I. Struktur Baja
Struktur baja dipengaruhi oleh korosi, retakan, gesper, dan kekusutan. Kerusakan lain juga
dapat terjadi seperti kebocoran dan kegagalan sistem perlindungan.
(1) Korosi
Baja yang terkorosi bervariasi dalam warna mulai dari merah tua hingga coklat tua
(Gambar 3.13). Awalnya, korosi berbutir halus, tetapi seiring berjalannya waktu, korosi
menjadi bersisik atau bersisik. Akhirnya, korosi menyebabkan pitting pada anggota.
Lokasi, karakteristik, dan luasnya semua area yang rusak harus dicatat. Kedalaman
lubang parah harus diukur; dan ukuran setiap perforasi yang disebabkan oleh korosi
harus dicatat serta bagian anggota yang tersisa.

Gambar 3.13 - Korosi minor di sepanjang roof girder.

MANUAL OP TEROWONGAN | 87
(2) Retak
Retak pada baja dapat bervariasi dari ketebalan garis rambut hingga lebar yang cukup
untuk mengirimkan cahaya. Pada anggota baja struktural, semua jenis retak dapat
menjadi serius. Itu harus segera dilaporkan dan dievaluasi oleh seorang insinyur. Cari
celah yang memancar dari lubang, luka, lekukan, dan lasan.
(3) Kembang dan Susut
Kembang dan susut, berkembang sebagian besar karena kerusakan yang timbul dari
galur termal, kelebihan beban, atau kombinasi beban lainnya yang menghasilkan
kegagalan atau hasil baja seperti kerusakan akibat tabrakan, kerusakan akibat kebakaran,
atau interaksi tanah.
(4) Kebocoran
Baja tidak tembus cahaya; namun, kebocoran dapat terjadi di mana air dapat menembus
melalui sambungan, retakan, atau lubang pada baja. Segel, bahan paking, dan lasan
harus diperiksa untuk menentukan apakah cacat. Juga gerakan diferensial yang
membuka sendi mungkin terjadi.
(5) Sistem Perlindungan
Baja sering dilindungi oleh cat atau galvanisasi. Baja tahan cuaca juga bisa digunakan.
Sistem cat gagal karena terkelupas, retak, jerawat, dan kapur berlebih. Galvanisasi
biasanya diterapkan dalam ketel atau tong yang mengandung seng leleh di mana besi
dalam baja bereaksi dengan seng leleh untuk membentuk pelapis paduan yang terikat
erat. Flaking dan chipping adalah cacat umum.
II. Struktur Beton
Beberapa cacat beton umum termasuk Scaling, retak, delaminasi, spalling, pop-out, bola
lumpur, kemekaran, pewarnaan, dan sarang lebah. Kebocoran air dapat terjadi dengan
beberapa cacat ini, berdampak buruk pada baja tulangan yang terkena kebocoran.
Informasi tambahan tentang cacat beton, termasuk foto-foto khas, dapat diperoleh dari
American Concrete Institute (ACI).
(1) Scaling
Penskalaan adalah pengelupasan atau pengelupasan lokal pada permukaan beton jadi
yang diasosiasikan dengan hilangnya mortar dan agregat secara bertahap dan terus
menerus. Penskalaan dianggap ringan bila agregat kasar di bawah permukaan tidak
terbuka; Namun, penskalaan dianggap parah ketika agregat kasar terekspos dengan jelas.
(2) Retak
Retak adalah fraktur linier dalam beton yang dibuat ketika gaya tarik melebihi kekuatan
tarik beton. Retak dapat terjadi selama proses curing (keretakan susut non-struktural),
gerakan tanah, atau beban eksternal (retakan struktural). Celah dapat meluas sebagian
atau seluruhnya melalui bagian beton. Celah mungkin aktif atau tidak aktif. Jika retakan
aktif, ia akan merambat dalam panjang, lebar atau kedalaman selama periode waktu
yang diukur. Jika retak tidak aktif, itu tidak akan berubah dengan waktu; namun,
beberapa retakan yang tidak aktif dapat lebih terdegradasi jika tidak diperbaiki karena

MANUAL OP TEROWONGAN | 88
kelembaban menembus ke dalam retakan yang menyebabkan kerusakan tambahan dari
paparan siklus pembekuan / pencairan. Arah retak relatif terhadap sumbu struktur harus
diamati dan diukur. Lokasi, lebar, panjang, kedalaman, dan jarak antar retakan harus
diukur dan dicatat. Berdasarkan berbagai pengamatan dan pengukuran, retakan dapat
diklasifikasikan. Jenis-jenis retakan yang umum ditemukan di terowongan termasuk
retakan memanjang, melintang, vertikal, diagonal, dan acak.
• Retak Melintang - Ini adalah retakan yang cukup lurus yang berjalan kira-kira
tegak lurus terhadap arah bentang bagian beton. Retakan ini bervariasi dalam
lebar, panjang, kedalaman, dan jarak. Retakan melintang dapat memanjang
sebagian atau seluruhnya melalui suatu elemen (mis., Slab, balok, trotoar).
• Retak Longitudinal - Ini adalah retakan yang cukup lurus yang sejajar dengan
rentang pelat beton atau balok. Retakan ini bervariasi dalam lebar, panjang,
kedalaman, dan jarak. Retakan longitudinal dapat memanjang sebagian atau
seluruhnya melalui elemen seperti slab, balok, atau elemen lainnya.
• Retak Horizontal - Retak ini terjadi di dinding dan bagian vertikal tetapi juga ada
pada sisi balok di mana ada flensa baja terbungkus atau tulangan yang terkorosi.
Retakan ini mirip dengan retakan transversal.
• Retak Vertikal - Retak vertikal terjadi di dinding dan bagian vertikal lainnya;
retakan ini mirip dengan retakan longitudinal.
• Retak Diagonal - Retak ini berjalan pada sudut diagonal yang kira-kira relatif
terhadap garis tengah struktur dan biasanya sejajar satu sama lain, kedalamannya
dangkal dan bervariasi dalam panjang, lebar, kedalaman, dan jarak. Ketika
ditemukan di wajah vertikal balok, mereka menandakan adanya masalah yang
berpotensi serius.
• Pola atau Retak Peta - Ini adalah retakan yang saling berhubungan yang
membentuk jaringan, yang bervariasi dalam ukuran dan kedalaman seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.14. Lebar celah ini berkisar dari nyaris tidak terlihat,
atau retak halus, hingga retak terbuka yang jelas. Retakan ini biasanya ditemukan
pada anggota dengan permukaan luas seperti lempengan dan dinding.
• D-Retak - D-retak mengacu pada retakan pada beton yang disebabkan oleh
pembekuan / pencairan agregat. Retak-D adalah retakan dengan jarak yang
berdekatan yang mulai membentuk sejajar dengan sambungan longitudinal dan
transversal, setelah itu, retakan ini berproliferasi ke luar menjauh dari sendi
menuju interior elemen.
• Retak Acak - Ini adalah retakan tidak beraturan pada permukaan beton. Mereka
tidak memiliki bentuk tertentu dan tidak harus jatuh ke dalam klasifikasi yang
dijelaskan di atas.

MANUAL OP TEROWONGAN | 89
Gambar 3.14 - Peta atau celah pola di bagian bawah lempengan terbalik.
(3) Delaminasi
Saat beton mengeras, air dan udara yang terperangkap di bawah permukaan dapat
berkembang menjadi rongga di bawah permukaan. Hal ini sering terjadi ketika air yang
berdarah terperangkap di bawah permukaan karena troweling dini, yang mengurangi
permeabilitas permukaan. Jenis rongga ini menciptakan zona yang melemah di bawah
permukaan yang pada akhirnya dapat terlepas dan menyebabkan spalling beton. Ini
adalah salah satu area permukaan beton yang menghasilkan suara hampa ketika dipukul
oleh palu. Tentukan luas wilayah ini dan dokumentasikan.
(4) Spalling
Spalling adalah pelepasan fragmen beton yang mengeras yang meninggalkan depresi
dangkal, berbentuk melingkar atau oval di permukaan beton. Biasanya, tepi depresi
memotong kira-kira tegak lurus ke permukaan; dan alasnya paralel, atau sedikit condong
ke permukaan. Beton yang telah dilaminasi dapat mengalami spalling. Penguatan baja
juga dapat diekspos di mana spallingnya parah (Gambar 3.15). Petugas pemeriksa harus
mencatat lokasi, lebar, panjang, dan kedalaman area yang dirubah dan perhatikan setiap
tulangan yang terbuka.

Gambar 3.15 - Spalling beton dengan baja tulangan terbuka.

MANUAL OP TEROWONGAN | 90
(5) Joint Spall
Ini adalah depresi yang memanjang di sepanjang ekspansi, kontraksi, atau konstruksi
bersama. Cacat harus diperiksa seperti dijelaskan di atas untuk spalling beton.
(6) Munculan
Ini adalah pecahan kerucut yang pecah di permukaan beton dan meninggalkan lubang
kecil. Partikel agregat yang pecah sering akan ditemukan di bagian bawah lubang ini
menempel ke ujung kecil dari kerucut pop-out.
(7) Bola Lumpur
Ini adalah lubang kecil yang dibuat di permukaan oleh pembubaran bola tanah liat atau
partikel serpih lunak yang dimasukkan ke dalam campuran beton. Bola lumpur memiliki
efek yang sama pada permukaan beton sebagai pop-out.
(8) Kemekaran
Ini adalah endapan kalsium hidroksida yang larut dalam air yang terbentuk di
permukaan beton. Biasanya berwarna putih dan muncul dari beton sebagai bahan larutan
mengkristal sebagai garam. Kemekaran juga dapat terjadi karena mencemari air tanah
atau menghilangkan garam. Stalaktit kristal garam dapat terbentuk pada langit-langit
terowongan akibat pengkristalan yang parah (Gambar 3.16).

Gambar 3.16 - Retakan sedang dan kemekaran di bagian bawah liner.


(9) Pewarnaan
Pewarnaan adalah perubahan warna permukaan beton yang disebabkan oleh pengaliran
material terlarut melalui retakan dan deposit ulang material pada permukaan saat air
muncul dan kemudian menguap. Meskipun pewarnaan bisa dari warna apa saja,
pewarnaan cokelat biasanya menandakan bahwa korosi terjadi pada tulangan baja yang
mendasarinya.
(10) Sarang lebah

MANUAL OP TEROWONGAN | 91
Sarang lebah terjadi dalam beton ketika mortar tidak sepenuhnya mengisi celah antara
partikel agregat kasar. Karena bentuk agregat terlihat, beton memberikan tampilan
sarang lebah.
(11) Kebocoran
Kebocoran terjadi di daerah permukaan beton di mana air telah menembus retakan,
sambungan, atau ketidaksempurnaan lainnya dalam beton. Penting untuk mencatat suhu
saat memeriksa kebocoran. Efek penuh kebocoran mungkin tidak diketahui ketika suhu
di bawah titik beku karena es dapat menutupi efek kebocoran. Bagian-bagian dari
struktur beton yang berada di bawah muka air harus diperiksa dengan hati-hati pada
sambungan untuk mengetahui kebocoran.
III. Struktur Kayu
(1) Kerusakan
Pembusukan adalah penyebab utama kerusakan kayu; itu diproduksi oleh jamur hidup
yang memakan dinding sel kayu (Gambar 3.17). Jamur, noda, busuk lunak (paling
parah), dan busuk coklat atau putih (paling parah) adalah jenis jamur yang menyebabkan
pembusukan pada bahan kayu. Dengan pembusukan yang berat, kayu dapat berubah
warna dan lunak, dan bagian yang hilang dapat terjadi. Jumlah kerusakan dan
kehilangan bagian harus selalu dicatat dalam laporan inspeksi.

Gambar 3.17 - Contoh cacat pada liner kayu


(2) Serangga
Kehadiran infestasi serangga harus dicatat dalam catatan inspeksi dan jenis serangga
harus dicatat jika diketahui. Serangga dapat ditempatkan ke dalam wadah atau gambar
yang diambil untuk identifikasi nanti. Debu gergaji atau serbuk pada atau di sekitar
anggota kayu dapat mengindikasikan keberadaan serangga pemakan kayu, dan debu ini
harus diperhatikan. Foto-foto gundukan serangga dapat digunakan untuk
mendokumentasikan tingkat kerusakan. Rayap dan semut tukang kayu adalah jenis
serangga umum yang dapat menyebabkan kerusakan kayu.
(3) Pemeriksaan / Pemisahan
Cek adalah retakan pada kayu, yang meluas sebagian melalui anggota kayu; persentase
penetrasi melalui anggota harus diidentifikasi dengan cek. Retak yang memanjang
sepenuhnya melalui anggota disebut split. Pemeriksaan dan pemisahan hasil dari

MANUAL OP TEROWONGAN | 92
penyusutan setelah pengeringan atau dari bumbu kayu dan harus dicatat dalam laporan
inspeksi.
(4) Kerusakan Kebakaran
Kebakaran dapat menghitamkan dan menghanguskan kayu dan menyebabkan hilangnya
bagian yang cukup besar. Kerusakan kebakaran mudah dievaluasi pada sebagian besar
struktur kayu, tetapi bisa memakan waktu lama. Cara terbaik untuk memastikan tingkat
kerusakan adalah dengan memotong di sisa-sisa hangus di beberapa lokasi dan
kemudian mengukur bagian yang tersisa di kayu yang tidak rusak. Kehilangan bagian
terbesar sering terjadi di mana dua atau lebih anggota telah diikat bersama.
(5) Area Berongga
Area berlubang biasanya menunjukkan pembusukan maju di bagian dalam kayu atau
keberadaan serangga pemakan kayu. Area berlubang harus dicatat dalam laporan
inspeksi untuk menunjukkan ukuran, lokasi, dan tingkat kerusakan pada area berlubang.
(6) Kebocoran
Kebocoran terjadi pada kayu di mana air menembus melalui sambungan, memeriksa,
membelah, atau cacat lain pada kayu seperti simpul.
IV. Struktur Batu
(1)Unit Masonry
Masing-masing batu, batu bata, atau blok bangunan batu harus diperiksa untuk unit yang
dipindahkan, retak, rusak, hancur, atau hilang. Beberapa jenis permukaan pasangan bata
rentan terhadap kerusakan atau pelapukan.
(2)Mortar
Mortar harus diperiksa untuk memastikan bahwa ia secara efektif diikat ke unit
pasangan bata di sambungan. Sangat penting untuk mencatat mortar yang retak,
memburuk, atau hilang.
(3)Bentuk
Lengkungan batu terutama digunakan dalam aplikasi kompresi; kelengkungan yang rata,
tonjolan di dinding, atau deformasi bentuk lainnya dapat mengindikasikan kondisi tidak
stabil dengan retak tegang.
(4)Alignment
Penjajaran vertikal dan horizontal dari pasangan bata harus diperiksa secara visual. Bop
dan laser yang lurus dapat menjadi alat yang berguna untuk menilai kondisi ini.
(5)Kebocoran
Kebocoran sering terjadi di daerah pasangan bata di mana air menembus melalui
sambungan, retakan, atau ketidaksempurnaan lainnya. Akumulasi kemekaran dapat
membantu menemukan area dengan kebocoran aktif.

MANUAL OP TEROWONGAN | 93
3.9.1.2 Liners
The tunnel liner mendukung tanah di sekitar terowongan dan membatasi infiltrasi air tanah ke
dalam terowongan. Banyak terowongan memiliki sistem dua jalur yang terdiri dari liner awal
(atau dukungan sementara) dan liner akhir (atau dukungan permanen). Dukungan awal
biasanya disediakan oleh shotcrete dan baut batu, tulang rusuk dan lagging, dan dinding
lumpur. Liner akhir biasanya dibuat dari liner beton yang dipasang di tempat atau segmen
beton pracetak yang dibaut dan dirakit.
Kondisi bawah permukaan dapat diperoleh dari laporan geologi yang dipublikasikan, laporan
geoteknik proyek dan uji coba pemboran, dan dokumen konstruksi. Kondisi tanah dan air
tanah harus diplot di sepanjang profil terowongan yang serupa dengan yang ditunjukkan pada
Gambar 3.18 dengan lokasi kekurangan dicatat. Seorang insinyur geoteknis harus
menentukan apakah kondisi tanah berkontribusi terhadap masalah dan merekomendasikan
solusi.

Gambar 3.18 - Contoh profil kondisi tanah geologis


Baja Liners - Baja struktural sering tidak digunakan sebagai bahan liner akhir karena
harganya yang relatif tinggi, persyaratan fabrikasi, dan kerentanan terhadap korosi. Banyak
terowongan batu di pegunungan telah mengekspos pelat baja di atas garis pegas untuk
mencegah batu jatuh ke jalan, lihat Gambar 3.19. Terowongan tua di tanah lunak, batu keras,
atau di bawah air mungkin telah memasukkan komponen baja sebagai bagian dari penyangga
awal mereka. Komponen liner sementara yang umum termasuk pelat liner, rusuk baja, kolom,
balok, dan elemen shell prefabrikasi. Banyak elemen baja ini tidak dirancang untuk menjadi
bagian dari komponen pembawa beban struktural yang permanen dari terowongan dan tidak
terlindungi secara memadai terhadap korosi. Biasanya, elemen baja sementara ditutup atau
dibungkus dalam lapisan akhir beton. Jika komponen baja struktural telah dimasukkan ke
dalam tunnel liner, maka elemen baja ini harus diperiksa menggunakan metode yang
dijelaskan sebelumnya untuk bahan baja struktural.

MANUAL OP TEROWONGAN | 94
Gambar 3.19 - Pelat baja di atas springline.
Beton Liner dan Shotcrete - Liner beton pracetak (Gambar 3.20 A) dan liner beton pracetak
(Gambar 3.20 B latar belakang) merupakan bagian terbesar dari semua sistem lapisan akhir
permanen yang dipasang di terowongan jalan raya. Karena ketersediaan, kemudahan
penggunaan, daya tahan, dan biaya yang relatif rendah, liner beton telah dipasang di semua
jenis proyek terowongan. Shotcrete, juga disebut sebagai beton yang disemprotkan secara
pneumatik, umumnya digunakan untuk penyangga sementara dan sebagai pelapis akhir dalam
struktur yang bermuatan ringan (Gambar 3.20 B latar depan) seperti terowongan batu yang
hanya mendukung batu lepas yang dapat jatuh ke jalan.

Gambar 3.20 A - Contoh segmen liner terowongan pracetak.

MANUAL OP TEROWONGAN | 95
Gambar 3.20 B - foreground tunnel shotcrete liner dengan latar belakang liner cor-in-place
liner yang berdekatan.

Foto-foto beberapa kekurangan tipikal pada liner beton ditunjukkan pada Gambar 3.21 dan
Gambar 3.22. Pelapis beton harus diperiksa menggunakan metode yang telah dijelaskan
sebelumnya untuk material beton struktural.
Finish Arsitektur - Banyak pelapis terowongan beton dilapisi oleh finishing arsitektur seperti
ubin keramik atau panel logam (Gambar 3.23). Saat memeriksa permukaan ini, disarankan
agar inspektur menggunakan palu untuk membunyikan beton substrat atau palu karet untuk
menyentuh lapisan ubin. Ini harus dilakukan di banyak lokasi di seluruh terowongan, dan itu
harus dilakukan di dekat cacat yang diketahui atau ketika diduga ada cacat. Ketika area yang
berongga dideteksi, batas area harus ditentukan.
Ketika mendokumentasikan ruang, ukuran, kedalaman maksimum, dan lokasi bola harus
diperhatikan. Jika ada baja tulangan terbuka, jumlah bagian yang tersisa harus diperhatikan;
juga, berikan persentase kehilangan bagian. Saat memeriksa retakan, panjang, lebar,
kedalaman, dan lokasi harus didokumentasikan. Celah dengan kelembaban atau pewarnaan
korosi harus diperhatikan.
Periksa retakan secara visual untuk kelembaban, kebocoran, korosi, pewarnaan, dan
kemekaran. Catat jumlah kebocoran aktif dalam jumlah tetesan per menit atau perkirakan laju
aliran kontinu.

MANUAL OP TEROWONGAN | 96
Gambar 3.21 - Retak dengan noda karat.

Gambar 3.22 - Celah lebar sedang pada liner beton.

Gambar 3.23 - Kebocoran air melalui liner terowongan dan ubin dinding yang hilang.

Gambar 3.24 - Retak lembab di segmental liner karena teknik pemasangan yang tidak tepat.

Cincin Segmental - Saat memeriksa segmen terowongan pracetak, beton harus diperiksa
menggunakan teknik yang telah dibahas sebelumnya. Sambungan dari pelapis beton pracetak
harus diperiksa apakah ada keretakan dan kebocoran (Gambar 3.24). Perangkat keras
gabungan seperti pelat ujung, baut, dan gasket juga harus diperiksa untuk setiap segmen.

MANUAL OP TEROWONGAN | 97
• Baut sambungan pada pelapis beton buatan dapat berubah warna karena kondisi
kelembaban dan kelembaban di dalam terowongan. Kondisi ini tidak menurunkan
kapasitas struktural baut. Perhatian khusus harus selalu diberikan pada baut di daerah
kebocoran air untuk memeriksa kehilangan bagian. Jika kerugian pada bagian diamati,
maka ini harus dicatat dalam laporan inspeksi.
• Bentuk penampang harus dibandingkan dengan bentuk yang ditunjukkan pada gambar
untuk mengevaluasi kemungkinan perubahan pada penampang.

Liner Kayu - Liner kayu (Gambar 3.25) telah dipasang di beberapa terowongan gunung
untuk mencegah batu lepas jatuh ke jalan. Liner kayu dapat terdiri dari bagian atap atau
langit-langit dengan atau tanpa elemen dinding. Pelapis kayu harus diperiksa menggunakan
metode yang sebelumnya dijelaskan dalam bahan kayu struktural.

Gambar 3.25 - Rusuk kayu baru dan liner lagging.

Gambar 3.26 - Liner kayu dalam kondisi rusak.

Masonry Liners - liner terowongan Masonry belum banyak digunakan untuk terowongan
jalan raya karena metode ini sebagian besar digantikan oleh teknologi beton yang muncul
sebelum banyak terowongan jalan raya dibangun. Namun demikian, struktur pasangan bata
cukup umum di portal terowongan dan bangunan tambahan lainnya. Bahan batu harus
diperiksa menggunakan metode yang dijelaskan sebelumnya di bawah bahan batu struktural.

MANUAL OP TEROWONGAN | 98
Terowongan Tidak Bergaris dalam Batuan Keras - Terowongan mungkin tidak bergaris
dalam beberapa aplikasi batuan keras; Namun, terowongan ini biasanya perlu diperkuat untuk
mencegah batu lepas jatuh ke jalan. Baut dan pasak batu sering digunakan untuk tujuan ini.
Dukungan dari kayu, pelat baja, atau shotcrete juga dapat digunakan di area yang terbatas
dari terowongan yang tidak bergaris untuk mencegah batu jatuh ke jalan. Terowongan yang
tidak bergaris didukung sendiri oleh batu yang kompeten. Gambar 3.27 menunjukkan
terowongan batu yang tidak bergaris.

Gambar 3.27 - Berbagai terowongan batu tak bergaris


Seorang ahli geologi atau insinyur geoteknik yang berkualifikasi harus membantu tim
inspeksi ketika memeriksa terowongan mandiri di atas batu. Identifikasi kekurangan massa
batuan yang berpotensi menimbulkan masalah keselamatan dan stabilitas atau masalah
gangguan untuk pemeliharaan lalu lintas. Bentuk penampang terowongan harus dipantau
untuk kemungkinan perubahan dengan melakukan pengukuran pada interval yang telah
ditentukan (sekitar interval 200 kaki). Jarak antara garis pegas dan dinding samping vertikal
juga harus diukur pada titik-titik tertentu; lokasi harus ditandai secara permanen.
3.9.1.3 Girders Atap
Roof girder adalah penopang horizontal utama untuk atap terowongan datar (Gambar 3.28).
Talang atap mendukung atap terowongan dan muatan dari pengisian ulang, biaya tambahan,
dan lalu lintas di atas. Girders digunakan untuk mendukung sistem geladak (Gambar 3.29),
dan girders ini dapat berupa baja atau beton. Periksa elemen-elemen ini menggunakan
metode yang telah dijelaskan sebelumnya untuk beton struktural atau bahan baja.

MANUAL OP TEROWONGAN | 99
Gambar 3.28 - Teluk girder atap tipikal. Gambar 3.29 - balok atap yang terbuka.
3.9.1.4 Kolom dan Tumpukan
Kolom dan tiang pancang adalah elemen bantalan beban vertikal yang biasanya terdiri dari
komponen beton atau baja. Tumpukan tertanam di tanah. Kolom adalah anggota berdiri bebas
yang terletak di atas permukaan tanah. Bracing lateral dapat dimasukkan untuk memperkeras
kolom. Gambar 3.30 menunjukkan seperangkat kolom khas dengan topi bengkok. Periksa
elemen-elemen ini menggunakan metode yang sebelumnya dijelaskan untuk baja struktural
dan material beton.

Gambar 3.30 - Kolom dengan tutup bengkok.


3.9.1.5 Koridor Darurat
Koridor darurat menyediakan sarana pelarian dari terowongan. Terowongan paralel dapat
dihubungkan dengan lintas lintas. Dalam keadaan darurat, para pengungsi dapat bergerak ke
tempat yang aman melalui jalan lintas dan melarikan diri melalui terowongan yang
berdekatan. Oleh karena itu, lorong-lorong evakuasi ini tidak boleh berantakan dengan
benda-benda atau puing-puing, dan pintu-pintu harus dapat dioperasikan. Area-area ini
idealnya sedikit bertekanan untuk mempertahankan aliran udara positif untuk mencegah asap
memasuki jalur pelarian, yang membantu mempertahankan lingkungan yang dapat
dipertahankan bagi para pengungsi dan responden darurat.
Inspektur harus memeriksa keretakan, delaminasi, dan bilah di dinding beton, langit-langit,
dan lantai. Periksa kebocoran (Gambar 3.31). Cari penumpukan puing-puing pemeliharaan di
kamar. Periksa utilitas, lampu, dan saluran listrik, dan sistem keamanan apa pun untuk
kerusakan. Jika lorong diberi tekanan, diperlukan pemeriksaan operasional sistem ini.
Pemeriksaan struktural lain-lain harus dilakukan pada semua koneksi struktural, pintu,

MANUAL OP TEROWONGAN | 100


jendela, bingkai, atap, lantai, trotoar dan jalan setapak, tangga, kurung dan penopang, dan
lapisan struktural.

Gambar 3.31 - Koridor darurat dengan kebocoran kecil.


3.9.1.6 Dinding Interior
The tunnel liner bersentuhan dengan tanah; sedangkan dinding interior tidak. Dinding interior
biasanya dibangun menggunakan bahan beton. Dinding-dinding ini memisahkan lalu lintas
yang berlawanan, jalan perjalanan dari ventilasi pleno, atau jalan perjalanan dari koridor jalan
keluar darurat. Prosedur tertulis harus membahas identifikasi unik dinding interior dan proses
kontrol survei untuk melaporkan temuan inspeksi. Gambar 3.32 menunjukkan koridor jalan
keluar darurat, dilapisi dengan dinding interior beton.
Dinding beton harus diperiksa menggunakan metode yang dijelaskan sebelumnya di bawah
bahan beton struktural. Dinding beton harus diperiksa menggunakan palu untuk
membunyikan beton substrat atau palu karet untuk menyentuh lapisan ubin di lokasi acak dan
di area yang berdekatan dengan cacat. Ketika area yang berongga dideteksi, batas area ini
harus ditentukan. Tandai area-area ini menggunakan lunas atau cat. Perhatikan ukuran,
kedalaman maksimum, dan lokasi bola; dan perhatikan baja tulangan yang terbuka. Periksa
dan dokumentasikan persentase kehilangan bagian, jika ada, pada baja tulangan yang terbuka.
Dokumentasikan panjang, lebar, kedalaman, dan lokasi retakan. Periksa kelembaban,
kebocoran, korosi, pewarnaan, dan kemekaran secara visual. Perhatikan adanya retakan
dengan penetrasi kelembaban atau pewarnaan korosi. Catat jumlah kebocoran aktif dalam
jumlah tetesan per menit atau ukur laju aliran.

MANUAL OP TEROWONGAN | 101


Gambar 3.32 - Lihat ke bawah koridor darurat. Dinding di sebelah kanan adalah dinding
interior; dinding di sebelah kiri adalah tunnel liner.
Finish Arsitektur - Banyak dinding terowongan beton tidak terlihat karena ditutupi oleh
finishing arsitektur seperti ubin keramik atau panel logam (Gambar 3.33). Dinding ubin harus
diperiksa apakah ada ubin yang retak, terkelupas, atau hilang yang dapat mengindikasikan
cacat pada beton substrat di bawahnya. Ubin yang hilang mungkin merupakan hasil dari
penetrasi air dan kelembaban melalui substrat beton. Periksa beton substrat yang terbuka
untuk mencari celah, delaminasi, dan keretakan. Cari beton spalled di belakang ubin yang
hilang dan pada sambungan konstruksi antara segmen dinding di mana baja tulangan
mungkin terkena. Tingkat kerusakan permukaan dan kondisi baut jangkar harus diperiksa
pada panel logam. Perhatikan semua kondisi yang dijelaskan di atas dalam laporan inspeksi.

Gambar 3.33 - Tampilan terowongan dengan lapisan panel logam yang menutupi lapisan
beton.
3.9.1.7 Portal
Portal terowongan terletak di pintu masuk dan keluar terowongan (Gambar 3.34). Saat
memeriksa fasad portal, penting untuk mempertimbangkan kondisi elemen-elemen yang
berada di atas jalan raya karena bola atau benda jatuh dari atas dapat memengaruhi
keselamatan pengguna terowongan. Penting juga untuk mendokumentasikan kondisi material
di luar dan di atas portal, terutama jika ada kekhawatiran akan tanah longsor. Tanah longsor
dapat dengan mudah merusak façade portal atau bangunan portal. Insinyur atau ahli geologi
yang berkualifikasi harus membantu tim inspeksi ketika mengevaluasi potensi tanah longsor.

MANUAL OP TEROWONGAN | 102


Periksa dinding, langit-langit dan lantai bangunan portal dari keretakan, delaminasi, dan
spalls menggunakan metode yang dijelaskan untuk bahan struktural yang sesuai. Gunakan
palu untuk membunyikan dinding di lokasi acak dan di sekitar cacat. Cari penumpukan puing
di kamar. Periksa utilitas, lampu, dan saluran listrik di dalam ruangan untuk kerusakan.
Pemeriksaan struktural lain-lain harus dilakukan pada semua sambungan struktural, pintu,
jendela, bingkai, atap, lantai, tangga, kurung dan penyangga, dan pelapis struktural dalam
bangunan portal dan struktur tambahan. Terapkan pemeriksaan struktural lain-lain yang
sesuai.

Gambar 3.34 - Portal terowongan berkisar dari struktur sederhana (kiri) hingga kompleks
(kanan).
3.9.1.8 Struktur Langit-Langit Terowongan
Struktur langit-langit terowongan terdiri dari lempengan atau panel yang didukung oleh
girder atau gantungan dan jangkar. Banyak terowongan dipasang dengan langit-langit di atas
jalan raya untuk menciptakan ruang untuk ventilasi. Ruang ini, biasa disebut sebagai pleno
atas, digunakan untuk membuang atau memasok udara ke terowongan. Terkadang pleno atas
juga berisi utilitas.
Konfigurasi pleno atas tergantung pada bentuk terowongan. Sebagai contoh, sebuah
terowongan melingkar akan memiliki bentuk setengah bulan, sedangkan sebuah terowongan
kotak akan memiliki sebuah plenum berbentuk kotak, lihat Gambar 3.2 hingga 3.4. Inspektur
harus memastikan bahwa semua pendifusi, register, dan saluran distribusi udara dalam
kondisi baik dan bebas dari akumulasi puing.
Elemen-elemen struktural langit-langit terowongan termasuk pelat langit-langit beton
bertulang atau panel langit-langit beton pracetak yang didukung oleh gelagar atau gantungan
dan jangkar. Sistem pendukung struktural ini membawa beban dari bobotnya sendiri, tekanan
ventilasi, beban langsung dari personel, tekanan angin dari truk, dan gempa bumi. Banyak
struktur langit-langit yang relatif berat, memberikan stabilitas ketika truk besar melewati
terowongan dan menciptakan gelombang tekanan udara antara truk dan langit-langit. Karena
langit-langit terletak tepat di atas jalan raya, ada potensi untuk benda-benda ini jatuh ke jalan
di bawah. Saat memeriksa struktur plafon, penting untuk memeriksa setiap komponen sistem
pendukung plafon dengan hati-hati dan teliti untuk memastikan bahwa beban plafon
ditransfer ke anggota pendukung sebagaimana dimaksud. Disarankan bahwa prosedur
inspeksi dan perawatan tertulis yang terperinci dikembangkan sepenuhnya dan
diimplementasikan sepenuhnya ketika terowongan memiliki elemen langit-langit berat
dipasang pada lalu lintas. Sebelum melakukan inspeksi elemen langit-langit, inspektur harus
meninjau semua gambar dan prosedur terkait.

MANUAL OP TEROWONGAN | 103


Gambar 3.35 - Benda-benda overhead seperti panel langit-langit harus diperiksa untuk
mencegah kematian.
Gantungan dan Jangkar - Jika struktur langit-langit didukung dengan gantungan dan jangkar
yang dipegang oleh jangkar epoksi perekat, maka jangkar ini harus diperbaiki sesuai dengan
Penasihat Teknis FHWA - Penggunaan dan Inspeksi Jangkar Perekat dalam Proyek Bantuan
Federal. Inspektur harus merujuk pada FHWA Technical Advisory T 5140.30, yang
menggantikan T 5140.26.
Jika jangkar telah ditarik atau melonggarkan, pemilik terowongan harus segera diberitahu
karena ini merupakan masalah keamanan yang signifikan (Gambar 3.35). Tindakan perbaikan
mungkin diperlukan seperti memasang dukungan baru yang menggabungkan jangkar
mekanis dengan batang gantungan, atau sistem serupa yang tidak bergantung pada epoksi
dalam tegangan yang berkelanjutan. Gambar 3.36 dan 3.37 menunjukkan beberapa cacat
umum pada gantungan.

Gambar 3.36 - Gantungan pelat plafon bengkok. Catatan: Gantungan berturut-turut bengkok.

MANUAL OP TEROWONGAN | 104


Gambar 3.37 - Gantungan dan gelagar langit-langit menunjukkan karat sedang hingga berat
dan kehilangan bagian kecil.
Elemen-elemen sistem pendukung baja yang terpapar harus diperiksa apakah ada korosi dan
kehilangan bagian serta untuk baut yang hilang di titik-titik sambungan untuk balok
penopang atau gantungan dan jangkar. Dokumentasikan lokasi baut yang hilang, balok yang
rusak, atau gantungan. Pastikan koneksi gantungan masih utuh; dan memastikan bahwa tidak
ada perpindahan vertikal di salah satu penyangga tertanam atau jangkar yang terbuka.
Periksa secara visual gantungan untuk menentukan apakah mereka tertekuk. Gantungan yang
tertekuk mungkin menunjukkan bahwa pelat langit-langit didorong ke atas baik dari benturan
kendaraan, tekanan udara, atau cara lain. Salah satu metode untuk memverifikasi gantungan
sedang tegang adalah dengan "membunyikan" setiap gantungan. Membunyikan gantungan
dilakukan dengan memukulnya ringan dengan palu tukang batu. Gantungan yang tegang akan
bergetar atau berdering seperti bel setelah dipukul; sementara gantungan yang tidak dimuat
dalam ketegangan karena koneksi yang longgar atau cacat lainnya, tidak akan berdering.
Sebaliknya, bunyi gedebuk akan terdengar. Jika gantungan tidak berdering, periksa
gantungan dengan hati-hati dan verifikasi bahwa sistem plafon benar-benar baik.
Atap Terowongan - Jika terowongan memiliki struktur penyangga langit-langit dengan
gantungan terpasang pada atap, periksa lokasi sambungan penyangga ini di kedua ujungnya
(atap terowongan dan pelat atau panel plafon) untuk mencari celah, delaminasi, dan spalls.
Periksa area atap di sekitar gantungan untuk mengetahui apakah ada retakan pada beton,
beton yang telah dilaminasi, dan spalls untuk memverifikasi embedment padat. Gunakan palu
untuk membunyikan area acak dan area yang diduga cacat beton yang berdekatan dengan
gantungan.
Ceiling Girder - Girder plafon adalah penopang horizontal utama untuk panel atau pelat
plafon. Elemen-elemen struktural ini digunakan sebagai pengganti gantungan dan jangkar.
Girders plafon menggunakan berbagai bentuk struktural (Gambar 3.37). Mereka biasanya
baja atau beton dan harus diperiksa menggunakan metode yang dijelaskan sebelumnya untuk
beton struktural dan bahan baja.
Ceiling Slab dan Panel - Slab adalah elemen beton yang dipasang di tempat, sedangkan
panel adalah elemen beton pracetak. Keduanya melayani fungsi yang sama dalam sistem
plafon. Bagian atas dan bawah langit-langit harus diperiksa. Perhatikan lokasi panel plafon
yang retak atau memburuk. Dokumentasikan panjang, lebar, dan lokasi retakan pada pelat

MANUAL OP TEROWONGAN | 105


langit-langit. Periksa secara visual apakah ada spalling. Perhatikan ukuran, kedalaman
maksimum, lokasi, dan detail baja tulangan terbuka di lokasi bola. Perhatikan lokasi retakan;
mencari penetrasi kelembaban dan pewarnaan korosi. Di lokasi acak dan berdekatan dengan
semua cacat, palu harus digunakan untuk membunyikan beton substrat atau palu karet untuk
mengetuk petak ubin.
Sisi atas panel plafon dan sistem pendukung plafon sering diperiksa dari dalam pleno atas.
Periksa sisi atas panel plafon apakah ada retak, noda korosi, kemekaran, spalls, beton yang
hancur dan bukti kelembaban. Perhatikan segel yang dipindahkan di antara panel. Periksa
sistem penyangga langit-langit untuk korosi dan kehilangan bagian serta baut yang hilang.
Di permukaan bawah panel langit-langit, periksa permukaan beton menggunakan metode
yang sebelumnya dijelaskan untuk beton struktural. Fokus pada teknik inspeksi untuk
penskalaan, retakan, delaminasi, dan spalling. Periksa baja tulangan yang terbuka di setiap
span dan dokumentasikan kehilangan bagian (Gambar 3.38). Periksa secara visual untuk
kelembaban dan pewarnaan korosi pada retakan; dan perhatikan kemekaran di lokasi retakan.

Gambar 3.38 - Beton yang telah dilaminasi dan diberi spall dengan baja tulangan yang rusak
dan terbuka di bagian bawah pelat plafon beton.
Lapisan arsitektural dapat ditempatkan di bagian bawah lempeng langit-langit atau panel
dalam beberapa kasus (Gambar 3.39). Jika ubin keramik, panci logam yang diisi beton, atau
panci logam komposit baja membentuk lapisan bawah, kondisinya dievaluasi lebih ketat
daripada di dinding, karena ubin yang dilaminasi dapat jatuh ke jalan. Periksa ubin keramik
untuk mencari ubin yang retak, pecah-pecah atau hilang, yang dapat mengindikasikan adanya

MANUAL OP TEROWONGAN | 106


cacat pada beton substrat. Periksa beton substrat yang terbuka untuk mencari celah,
delaminasi, dan keretakan.

Gambar 3.39 - Contoh-contoh arsitektur yang rusak dan memburuk selesai pada bagian
bawah langit-langit. Foto di sebelah kiri adalah panel plafon logam yang rusak; hak adalah
ubin keramik yang rusak.
3.9.1.9 Struktur Pembalik Terowongan - Pelat, Girders, dan Pelat pada Grade
Struktur terowongan terbalik terdiri dari lempengan yang didukung oleh gelagar atau pada
tingkat. Ketika jalan adalah slab yang didukung secara struktural, maka ruang di bawah jalan
yang didukung digunakan untuk ventilasi dan drainase. Slab invert yang didukung berfungsi
seperti dek jembatan yang membawa beban lalu lintas.
Saat memeriksa struktur terbalik, ukuran dan lokasi cacat harus didokumentasikan. Periksa
beton untuk keretakan, delaminasi, dan spalls; gunakan palu untuk membunyikan area acak
dari terbalik untuk beton yang telah dilaminasi dan area suara di sekitar retakan dan ruang.
Catat ukuran dan kedalaman maksimum dari spall. Perhatikan kehilangan bagian untuk baja
tulangan yang terbuka. Jika ada spalling yang parah, sketsa harus disiapkan untuk
menunjukkan tingkat dan lokasi spalling. Perhatikan baja tulangan yang terekspos di bola-
bola dan catat setiap bagian yang hilang. Core mungkin diperlukan untuk menentukan
kandungan ion klorida sebelum membuat rekomendasi untuk perbaikan atau penggantian.
Dokumentasikan panjang, lebar, dan lokasi semua retakan dan delaminasi. Periksa tanda-
tanda penetrasi kelembaban. Perhatikan semua pewarnaan korosi, kelembaban, retak peta,
dan kemekaran. Dokumentasikan tingkat keparahan dan lokasi semua cacat lainnya. Berikan
persentase total area terbalik untuk peretakan peta, penetrasi kelembaban, kemekaran, dan
delaminasi. Periksa akumulasi puing berlebih yang menghasilkan genangan air, dan pastikan
bahwa plenum bawah mengalir ke dalam bak.
Invert Slab - Periksa bagian atas dan bawah slab. Bagian atas pelat mungkin dikaburkan oleh
permukaan aus; pengujian tidak rusak dapat melengkapi proses inspeksi. Ruang sempit di
bawah pelat juga dapat menghalangi inspeksi langsung dari bawah pelat pada pleno bawah;
dan teknik inspeksi video robot dapat digunakan untuk memeriksa ruang sempit seperti ini.
Periksa beton untuk mencari celah, delaminasi, dan spalls. Gunakan palu untuk
membunyikan area beton acak untuk delaminasi, dan bunyikan beton yang berdekatan

MANUAL OP TEROWONGAN | 107


dengan retakan dan bola. Perhatikan baja tulangan yang terekspos di bola-bola dan catat
setiap bagian yang hilang. Periksa tanda-tanda penetrasi kelembaban melalui beton.
Perhatikan juga pewarnaan korosi, kelembaban, dan kemekaran. Dokumentasikan jumlah
kebocoran aktif dalam jumlah tetesan per menit atau ukur laju aliran. Periksa area-area yang
berpotensi kegagalan lokal karena tinju geser pada lokasi spall besar dan di mana lubang
besar terjadi.
Invert Girder - Invert girder mengacu pada dukungan horisontal utama untuk pelat. Baja atau
balok beton harus diperiksa menggunakan metode yang telah dijelaskan sebelumnya untuk
beton struktural dan bahan baja.
3.9.1.10 Sambungan dan Gasket
Sambungan merupakan bagian integral dari banyak elemen struktural dan digunakan untuk
menyederhanakan konstruksi atau mengakomodasi regangan dari gerakan termal. Sambungan
biasanya tertutup rapat atau memiliki gasket untuk menahan air.
Sambungan - Periksa sambungan untuk kerusakan, kemekaran dan penetrasi kelembaban.
Periksa sambungan pada transisi antar segmen, pada koneksi ke bangunan tambahan, dan
pada struktur tambahan. Periksa beton di sekitar sambungan apakah ada keretakan, keretakan,
dan delaminasi. Gunakan palu untuk membunyikan beton yang berdekatan dengan
sambungan. Periksa posisi dan kondisi material sambungan. Periksa kondisi sealant antara
anggota panel pracetak. Periksa dengan cermat perataan dan periksa tanda-tanda penyelesaian
diferensial, yang dapat menyebabkan cacat serius lainnya. Dokumentasikan lokasi dan tingkat
keparahan penetrasi kelembaban atau kerusakan sendi.
Gasket - Ada banyak jenis gasket seperti timah, damar wangi, atau karet. Bahan paking dapat
terlepas dari sambungan karena air menyusup melalui sambungan, melonggarkan baut
pengikat, dll. Gasket juga dapat gagal karena kerusakan bahan kimia atau biologis bahan.
Gerakan struktural liner juga dapat merobek atau mengubah gasket dan menyebabkannya
bocor. Penyelesaian diferensial sering menyebabkan cacat lainnya. Waktu ekstra harus
dihabiskan untuk menyelidiki area transisi seperti di mana kondisi pendukung terowongan
berubah pada koneksi ke bangunan. Lokasi area-area ini harus jelas dari gambar yang sudah
dibangun. Perhatikan semua kekurangan gasket termasuk panjang, lebar dan lokasi retakan,
pengencang longgar atau rusak, atau kebocoran apa pun.
3.9.1.11 Pemeriksaan Struktural Lain-lain
Meskipun barang-barang ini tidak secara khusus dilaporkan kepada FHWA, adalah praktik
yang baik untuk menyelesaikan pemeriksaan struktural lain-lain pada sambungan struktural,
pintu, jendela, bingkai, atap, lantai, tangga, kurung dan penyangga, dan pelapis struktural di
terowongan, bangunan tambahan, atau struktur tambahan. Barang-barang ini harus
dimasukkan dalam prosedur inspeksi tertulis yang dikembangkan oleh pemilik terowongan.
Sambungan Struktural - Baut sambungan, paku keling, dan lasan harus diperiksa dengan
cermat. Baut pada beton pracetak, baja, dan besi cor mungkin berubah warna karena kondisi
kelembaban dan kelembaban di terowongan; Namun, perubahan warna biasanya tidak
mengurangi kapasitas struktural baut. Perhatian khusus harus diberikan pada baut di daerah di
mana kebocoran terjadi karena kehilangan bagian mungkin terjadi. Baut dapat dibunyikan
dengan palu untuk menentukan apakah itu kencang, tetapi lebih baik menggunakan kunci pas.

MANUAL OP TEROWONGAN | 108


Kehilangan bagian dan baut yang hilang atau longgar harus dicatat dalam laporan inspeksi.
Amati kondisi lasan untuk retakan dan robekan. Pemeriksaan zat pewarna mungkin
bermanfaat untuk mendeteksi retakan. Pelapisan dapat melindungi lasan dari korosi.
Pintu - Selama inspeksi, semua pintu dan jendela yang ditemukan harus dibuka dan ditutup
untuk memverifikasi operabilitasnya. Beberapa komponen pintu mungkin rusak, macet, atau
tidak dapat dioperasikan (Gambar 3.40). Perangkat keras pintu harus diperiksa untuk
memastikan bahwa kait cukup menarik kusen pintu dan bahwa pintu dapat ditutup dengan
aman. Pintu dan kusen mungkin mengalami korosi, delaminasi, atau kehilangan bagian.
Sensor keamanan juga harus diperiksa untuk memastikan mereka berfungsi.

Gambar 3.40 - Pintu


Windows dan Bingkai - Rangka jendela baja dapat rusak, memburuk, atau mengalami
kehilangan bagian. Beberapa di antaranya mungkin macet atau tidak bisa dioperasi. Ketika
bingkai jendela beton diperiksa, periksa apakah ada retak, delaminasi, dan bilah pada material
beton. Kondisi lapisan pelindung juga harus didokumentasikan.
Tangga - Tangga biasanya dibangun dengan beton bertulang atau baja (Gambar 3.41).
Tangga beton bertulang terkadang memiliki pelat tapak baja yang tergabung dalam beton.
Periksa rel, tiang, dan jangkar railing untuk bagian yang hilang atau rusak, kerusakan dan
kerusakan, retak atau korosi, dan kehilangan bagian. Periksa untuk lasan yang retak pada
sambungan dan untuk baut yang hilang atau hilang. Dokumentasikan tingkat keparahan dan
lokasi cacat apa pun.

Gambar 3.41 – Tangga

MANUAL OP TEROWONGAN | 109


Tangga Beton - Inspektur harus memeriksa tangga beton untuk retakan, delaminasi, dan
spalls. Perhatikan baja tulangan yang terbuka di spalls dan catat kehilangan bagian yang
diamati pada baja tulangan. Periksa tanda-tanda penetrasi kelembaban, pewarnaan korosi,
kelembaban, dan kemekaran. Gunakan palu untuk membunyikan area acak tangga dan
periksa beton yang sudah dilaminasi. Juga area suara yang berdekatan dengan cacat seperti
retak dan bola. Dokumentasikan panjang, lebar, dan lokasi semua retakan dan delaminasi.
Catat luas, kedalaman maksimum, dan lokasi semua bilah beserta kondisi baja tulangan yang
terbuka. Dokumentasikan tingkat keparahan dan lokasi semua cacat lainnya termasuk
penetrasi kelembaban, kemekaran, dan pewarnaan korosi. Periksa pelat tapak baja, jika ada,
untuk jarak dan kelonggaran yang berdekatan. Gunakan palu karet untuk mengetuk pelat
tapak dan catat semua piring yang hilang atau hilang.
Tangga Baja - Inspektur harus memeriksa tangga baja dan tangga apakah ada korosi dan
bagian yang hilang dari tangga dan penyangga. Periksa apakah ada celah celah di antara
pelat-pelat tangga. Dokumentasikan tingkat keparahan dan lokasi korosi dan kehilangan
bagian yang ditemukan. Perhatikan panjang, lokasi, dan jarak penyebaran semua korosi
celah.
Atap - Periksa atap dari setiap Bangunan Tambahan (Gambar 3.42) atau Struktur Bantu
untuk setiap kerusakan yang akan memungkinkan air menembus melalui atap ke dalam
bangunan. Pastikan sistem drainase air berfungsi dengan baik dan tidak tersumbat oleh puing-
puing. Periksa saluran air di atap dan scupper melimpah di penghalang untuk akumulasi
puing. Periksa penghalang di sekeliling atap untuk kerusakan. Jika ada, periksa sambungan
ekspansi di atap untuk akumulasi puing dan kerusakan material sambungan. Lihatlah
permukaan eksterior tumpukan knalpot jika ada cacat atau bahan yang rusak. Perhatikan
lokasi dan tingkat keparahan cacat di atap. Dokumentasikan setiap lokasi penetrasi air. Catat
kondisi bahan pelapis atap dan sistem drainase.

Gambar 3.42 - Bangunan tambahan: dengan tangga logam hingga atap.


Lantai - Periksa lantai beton dari keretakan, delaminasi, dan spalls. Perhatikan baja tulangan
terbuka di area spalled dan catat kehilangan bagian apa pun. Periksa tanda-tanda penetrasi
kelembaban, pewarnaan korosi, kelembaban, retak peta, dan kemekaran. Gunakan palu untuk
membunyikan area acak dari lantai dan periksa beton yang sudah dilaminasi. Juga terdengar
area yang berdekatan dengan cacat untuk menentukan luas area. Periksa lantai untuk bukti
distorsi dan penyelesaian. Dokumentasikan panjang, lebar, kedalaman, dan lokasi semua
retakan dan delaminasi. Catat luas, kedalaman maksimum, dan lokasi semua bilah beserta

MANUAL OP TEROWONGAN | 110


kondisi baja tulangan yang terbuka. Dokumentasikan tingkat keparahan dan lokasi semua
cacat lainnya termasuk penetrasi kelembaban, kemekaran, pewarnaan korosi, dan penurunan.
Kurung dan Penyangga - Kurung dan penyangga adalah elemen struktural yang dipasang
pada langit-langit atau dinding. Mereka digunakan untuk mendukung kipas ventilasi
longitudinal, kamera CCTV, rambu ITS, rambu lalu lintas, rambu deteksi ketinggian tinggi,
penyangga penerangan, penyangga saluran, dan penyangga kipas atau motor. Periksa korosi,
logam berbeda, retakan, gesper, dan kerutan. Logam yang berbeda dapat menyebabkan korosi
pada laju yang dipercepat ketika tidak cukup terisolasi dari arus listrik yang menyimpang.
Perhatian khusus harus diberikan pada baut di daerah di mana kebocoran terjadi untuk
mengevaluasi bagian yang hilang. Baut dapat dibunyikan dengan palu, tetapi lebih baik
menggunakan kunci pas untuk memeriksa kekencangannya. Amati kondisi lasan untuk
retakan dan robekan. Pemeriksaan zat pewarna mungkin bermanfaat untuk mendeteksi
retakan. Foto-foto berbagai kurung dan dukungan dengan berbagai kekurangan ditunjukkan
pada Gambar 3.43 dan Gambar 3.44.

Gambar 3.43 - Masuk dukungan dengan celah saat koneksi.

Gambar 3.44 - Baut yang hilang pada dukungan kipas longitudinal.


Alas Mesin - Periksa alas beton (Gambar 3.45) untuk melihat keretakan, delaminasi, dan
bola. Gunakan palu untuk membunyikan area acak dari tumpuan untuk memeriksa beton
yang sudah dilaminasi, juga area berbunyi yang berdekatan dengan cacat. Periksa lantai untuk
tanda-tanda pemukiman. Perhatikan baja tulangan yang terekspos di bola-bola dan catat
setiap bagian yang hilang. Periksa tanda-tanda penetrasi kelembaban, pewarnaan korosi,
kelembaban, retak peta, dan kemekaran. Dokumentasikan panjang, lebar, dan lokasi semua
retakan dan delaminasi. Catat luas, kedalaman maksimum, dan lokasi semua bola bersama
dengan kondisi baja tulangan yang terbuka.

MANUAL OP TEROWONGAN | 111


Gambar 3.45 - Mesin pecah-pecah
Dokumentasikan tingkat keparahan dan lokasi semua cacat lainnya termasuk penetrasi
kelembaban, kemekaran, dan pewarnaan korosi.
Finising Struktural - Ubin harus diperiksa untuk menentukan apakah mereka menimbulkan
bahaya bagi pengendara yang lewat karena ubin longgar dapat jatuh ke jalan. Teknik yang
baik untuk memeriksa ubin adalah dengan mengetuk dengan kuat jumlah ubin tertentu di
beberapa lokasi menggunakan palu karet. Scraper dapat membantu menghilangkan atau
memeriksa ubin yang lepas.
3.9.2 Elemen Sipil
SNTI mendefinisikan kondisi kondisi untuk membalikkan permukaan keausan, hambatan lalu
lintas, dan sistem jalur pejalan kaki (Gambar 3.46). Meskipun sistem drainase umumnya
dianggap sistem sipil, ini dibahas dalam sistem mekanis dan pompa. Unsur-unsur sipil lain-
lain tidak terkandung dalam database NTI tetapi harus diperiksa secara berkala untuk
menjaga keselamatan.

Gambar 3.46 - Elemen sipil yang khas termasuk permukaan yang memakai, penghalang lalu
lintas, dan jalur pejalan kaki dan pejalan kaki.
3.9.2.1 Wearing Surface
Jalan raya terowongan memiliki permukaan yang memakai bitumen atau beton pada struktur
terbalik. Saat memeriksa permukaan keausan, periksa skid resistance pada permukaan, cari
alur atau alur di permukaan keausan. Permukaan yang mengkilap atau mengkilap atau
agregat yang dipoles bisa menjadi indikator keausan. Periksa apakah air mengalir dengan
benar dari permukaan ini. Ketika memakai permukaan tidak dikeringkan dengan benar,
mereka bisa memakai sebelum waktunya dan mengembangkan lubang dan menghadirkan

MANUAL OP TEROWONGAN | 112


bahaya keselamatan bagi pengendara. Permukaan jalan di landai terowongan juga dapat
dipengaruhi oleh tingkat air tanah yang tinggi.
Beton - Permukaan yang memakai beton harus diperiksa untuk lubang, keretakan,
penskalaan, dan delaminasi (Gambar 3.47). Cari baja tulangan yang terbuka. Untuk bola,
dokumentasikan ukuran, kedalaman maksimum, dan lokasi. Juga, catat setiap baja tulangan
yang terbuka, dan identifikasi kehilangan bagian. Gunakan palu untuk membunyikan lokasi
acak dari permukaan yang memakai beton dan area yang berdekatan dengan retakan,
delaminasi, dan sambungan konstruksi atau sambungan. Dokumentasikan area dan lokasi
beton yang dilaminasi. Area beton yang terdelaminasi dapat menyebabkan bahaya bagi lalu
lintas. Berikan perkiraan total panjang retak serta panjang rata-rata, lebar, lokasi, dan jarak.

Gambar 3.47 - Lubang dengan permukaan beton yang retak.


Aspal - Permukaan yang memakai aspal harus diperiksa untuk keretakan, alur roda,
ketidakteraturan permukaan, dan lubang. Gunakan palu untuk membunyikan lokasi acak dari
permukaan keausan. Perhatikan bunyi gedebuk, yang bisa menjadi indikator lubang di masa
depan. Juga, selidiki apakah trotoar mengering, dan periksa apakah ada segel yang baik
antara permukaan aus dan trotoar.
3.9.3 Traffic Barriers
Pada tingkat jalan, dinding terowongan biasanya dilindungi dari kendaraan yang keliru oleh
trotoar dan penghalang beton. Rintangan ini biasanya konkret; Namun, permukaan vertikal
mereka dapat ditutupi dengan ubin keramik. Jalan setapak yang aman untuk beton biasanya
disediakan di lubang bor. Dokumentasikan panjang, lebar, dan lokasi semua retakan dan
delaminasi. Catat luas, kedalaman maksimum, dan lokasi semua bola bersamaan dengan
kondisi baja tulangan jika terbuka. Dokumentasikan tingkat keparahan dan lokasi semua
cacat lainnya termasuk penetrasi kelembaban, kemekaran, dan pewarnaan korosi. Contoh foto
elemen-elemen ini dengan berbagai kekurangan ditunjukkan pada Gambar 3.48.

Gambar 3.48 - Hambatan lalu lintas.

MANUAL OP TEROWONGAN | 113


3.9.3.1 Pagar Pedestrian
Pagar pejalan kaki adalah umum di mana trotoar yang terangkat digunakan. Ini biasanya
dibangun dari baja tubular, stainless steel, atau aluminium dengan tiang ditempatkan di
sepanjang jalan untuk mendukung pagar lateral, dan dapat diproduksi menggunakan pipa,
balok-W, atau bentuk lainnya. Bagian pagar dapat dilapisi dengan pelapis struktural seperti
cat atau logam galvanis. Pagar adalah ukuran keamanan untuk mencegah personel di atas
jalan setapak jatuh ke kendaraan di jalur yang dilalui yang berdekatan. Semua aspek pagar
harus diinspeksi dan kekurangan dicatat.
Selama inspeksi, periksa rel, tiang dan jangkar. Periksa railing untuk misalignment vertikal
dan horizontal, bagian yang hilang atau rusak, dampak kerusakan dan kerusakan seperti retak
atau korosi dengan kehilangan bagian. Periksa lasan yang retak pada sambungan dan baut
yang hilang atau hilang. Kehilangan bagian dapat ditemukan paling umum di dasar tiang dan
baut jangkar, terutama jika terdapat serpihan puing. Evaluasi kondisi cat atau galvanisasi.
Dokumentasikan lokasi dan tingkat keparahan cacat apa pun. Foto contoh dari tipe defisiensi
yang khas ditunjukkan pada Gambar 3.49 dan Gambar 3.50.

Gambar 3.49 - Tiang bengkok dan ada rel tengah yang hilang.

Gambar 3.50 - Railing pejalan kaki bengkok dengan komponen railing yang hilang.
3.9.3.2 Pemeriksaan Sipil Lain-Lain
Meskipun barang-barang ini tidak secara khusus dilaporkan kepada FHWA, adalah praktik
yang baik untuk melakukan pemeriksaan sipil lain-lain di semua trotoar dan trotoar di
terowongan, bangunan tambahan, atau struktur tambahan. Barang-barang ini harus
dimasukkan dalam prosedur inspeksi tertulis.

MANUAL OP TEROWONGAN | 114


Trotoar dan Trotoar Keselamatan - Trotoar dan trotoar keselamatan melindungi operasi
dan staf pemeliharaan terowongan dan pengguna yang perlu mengungsi selama kondisi
darurat.
Trotoar- Trotoar biasanya dibangun dari beton. Periksa trotoar untuk perataan yang tepat.
Penjajaran yang tidak tepat atau bagian trotoar yang menonjol dapat menjadi bahaya
keselamatan bagi kendaraan.
Periksa secara visual elemen-elemen ini untuk setiap penumpukan kotoran atau puing-puing
yang dapat mengurangi efektivitasnya untuk mengangkut limpasan permukaan ke sistem
drainase. Periksalah trotoar dan retakan. Periksa area spalled untuk baja tulangan yang
terbuka dan catat setiap bagian yang hilang pada baja.
Jalan setapak - Inspektur harus mencari celah, penskalaan, delaminasi, spalls, bahaya
tersandung, akumulasi puing, dan genangan air. Periksa bola untuk baja tulangan terbuka dan
laporkan kehilangan bagian. Retakan dan bilah yang canggih dapat merusak integritas
struktural trotoar keselamatan. Catat ukuran dan lokasi cacat yang ditemukan.
Dokumentasikan panjang, lebar, dan lokasi semua retakan dan delaminasi. Catat luas,
kedalaman maksimum, dan lokasi semua bola serta kondisi baja tulangan jika terbuka.
Dokumentasikan tingkat keparahan dan lokasi semua cacat lainnya termasuk penetrasi
kelembaban, kemekaran, dan pewarnaan korosi.
Emergency Egress - Kualitas permukaan jalan pada setiap jalur keselamatan atau jalan keluar
darurat harus diperiksa. Dalam kondisi darurat, jalan setapak ini dapat digunakan untuk
penyelamatan diri atau oleh responden pertama. Periksa apakah ada pintu yang terkunci atau
tidak dapat dioperasikan dan akses ke area perlindungan, mengingat beberapa pengguna telah
mengurangi mobilitas. Catat dalam dokumen inspeksi setiap kekurangan yang ditemukan.
Trotoar perawatan - Beberapa terowongan yang lebih kompleks memiliki trotoar perawatan
beton atau baja. Periksa ini sesuai dengan prosedur untuk elemen baja dan beton lainnya.
3.9.4 Sistem Mekanik
SNTI mendefinisikan kondisi kondisi untuk sistem ventilasi dan kipas, drainase, dan sistem
pemompaan, sistem generator darurat, dan gerbang banjir. Barang-barang ini terkandung
dalam database NTI. Elemen mekanis lain-lain tidak terkandung dalam basis data NTI tetapi
harus diperiksa secara berkala untuk menjaga keselamatan. Elemen-elemen ini termasuk
barang-barang seperti pipa ledeng, AC, dan pemanas. Organisasi inspeksi terowongan harus
mengembangkan prosedur tertulis untuk unsur-unsur yang tercantum dalam SNTI dan
berkonsultasi dengan pemilik terowongan untuk mengembangkan prosedur untuk memeriksa
elemen yang ditentukan pemilik. Penting untuk meninjau log pengoperasian dan
pemeliharaan sebelum melakukan inspeksi pada sistem mekanis. Para inspektur harus
memverifikasi kinerja setiap perbaikan atau penggantian yang dicatat dalam log. Tabel 3-4
memberikan daftar umum pemeriksaan pemeliharaan sistem mekanis yang harus ditinjau
sebelum melakukan inspeksi.
Setiap peralatan atau mesin harus diperiksa dan dioperasikan dengan hati-hati; Namun,
kegiatan ini pertama-tama harus dikoordinasikan dengan personel fasilitas terowongan.
Prosedur penguncian / penandaan yang ditetapkan harus diterapkan untuk memastikan

MANUAL OP TEROWONGAN | 115


keselamatan dan untuk mencegah kerusakan dan cedera. Peralatan apa pun yang tidak dapat
dioperasikan harus diidentifikasi, kondisi fisiknya dicatat, dan informasi tersebut dilaporkan
sesegera mungkin sesuai dengan protokol komunikasi yang ditetapkan. Unit boiler dan bejana
tekan bisa berbahaya; direkomendasikan bahwa spesialis berkualifikasi atau kontraktor
khusus digunakan sebagaimana mestinya.
3.9.4.1 Ventilasi Terowongan
Ada dua tipe dasar sistem ventilasi mekanis: memanjang dan melintang, yang dapat
dikombinasikan atau dimodifikasi seperti dengan sistem semi-melintang. Ada juga sistem
ekstraksi titik tunggal yang melengkapi persyaratan ventilasi untuk kondisi darurat. Sistem
longitudinal menggunakan kipas aksial yang mengalirkan udara sejajar dengan sumbu rotasi
impeller; dan sistem melintang menggunakan kipas sentrifugal yang mengalirkan udara pada
90 derajat ke rotasi.
Sistem ventilasi terowongan menggabungkan beberapa komponen mekanis seperti motor
kipas, kisi-kisi, peredam yang dioperasikan motor, dan berbagai kereta drive. Kipas bisa
sentrifugal atau aksial (Gambar 3.51). Pemeriksaan sistem ventilasi harus mencakup,
minimal, hal-hal berikut:
• Tinjau catatan pemeliharaan untuk setiap peralatan dan catat setiap masalah
perawatan khusus atau yang sering terjadi sebelumnya.
• Perhatikan kondisi fisik kipas, jalan napas, kisi-kisi, peredam yang dioperasikan
motor, dan kereta drive.
• Pastikan setiap kipas dan peredam dan komponen yang dioperasikan motor terkait
beroperasi.
• Lakukan analisis getaran pada kipas, motor, dan bantalan selama operasi kipas biasa
dan periksa sistem dan bantalan drive kipas.
• Pastikan bahwa saluran udara, jika dapat diakses, bebas dari halangan dan puing.
• Uji operasi peralatan pemantauan karbon monoksida (CO).
• Periksa aliran udara (cfm) untuk memastikan bahwa kriteria desain ventilasi dipenuhi.

Gambar 3.51 - Kipas aksial, kipas kiri dan sentrifugal, kanan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 116


Motor Kipas - Bagian luar dan pendukung motor harus diperiksa untuk mengetahui
kegagalan cat dan korosi permukaan. Gunakan kunci pas untuk memverifikasi ketatnya baut
pemasangan. Periksa motor, poros dan bantalan poros untuk kebocoran (Gambar 3.52).
Periksa rumah motor, pendukung, dan komponen sekitarnya untuk akumulasi lemak. Periksa
perapat untuk melihat apakah segelnya gagal atau terlantar keluar. Jika ada lemak, selidiki
penyebabnya. Periksa semua saluran fleksibel untuk kerusakan. Operasikan motor untuk
memastikan fungsinya. Saat menguji, periksa secara visual motor, poros dan bantalan poros;
catat setiap gerakan abnormal. Dengarkan suara bising yang tidak biasa seperti bersenandung
atau melengking dari motor atau bantalan. Dengarkan dan rasakan rumah motor untuk
getaran atau suhu yang tidak normal.
Kipas terowongan harus dioperasikan pada semua kecepatan dan diamati pada jarak yang
aman. Hindari berdiri di dekat drive. Ikuti tindakan pencegahan keamanan yang sesuai.
Perhatikan apakah kipas memerlukan restart manual atau kontrol manual untuk beroperasi.
Hati-hati terhadap logam pada kontak logam seperti ketika roda kipas mungkin menyentuh
gulir atau inlet cone dan menyebabkan percikan.

Gambar 3.52 - Pewarnaan pada alas kipas adalah bukti kebocoran pelumasan.

Gunakan termometer inframerah genggam untuk memeriksa suhu operasi motor. Banyak
motor akan menjadi hangat saat beroperasi dengan benar, tetapi panas yang berlebihan
mungkin mengindikasikan cacat. Periksa lorong dan layar pendingin untuk penumpukan debu
dan kotoran yang berlebihan yang dapat menghambat pendinginan. Kebocoran Oli dan
Pelumas: Amati tanda-tanda kebocoran oli / gemuk pada kipas atau rumah drive atau pada
bantalan pendukung kipas. Kebocoran dapat mengindikasikan pengisian yang berlebihan,
segel yang rusak, atau tidak bulat. Jika motor memanas, kebocoran mungkin berkontribusi
pada masalah. Pastikan oli atau pelumas yang bocor tidak menimbulkan bahaya kebakaran.
Kebisingan dan Getaran: Setiap kebisingan atau getaran yang berlebihan harus diperhatikan.
Jika memungkinkan, identifikasi sumber kebisingan atau getaran saat kipas dinyalakan.
Pemantauan getaran berkala atau terus menerus harus dilakukan pada elemen yang berputar
(mis., Kipas, bantalan motor, dan komponen penggerak). Tinjau data analisis getaran kipas
dari log perawatan. Perhatikan parahnya cacat yang ditemukan. Jika memungkinkan,
diagnosis penyebab gerakan abnormal, bising, atau getaran.
Cat dan Korosi: Amati kondisi umum kipas, drive, penyangga, dan pelindung. Perhatikan
persentase permukaan yang bersih dan dicat dibandingkan dengan permukaan yang berkarat
dan rusak. Catat kehilangan bagian apa pun.

MANUAL OP TEROWONGAN | 117


Sistem Drive Kipas - Ada dua jenis umum sistem drive kipas: drive langsung dan drive tidak
langsung. Kipas drive langsung berputar pada kecepatan yang sama dengan motor. Ini biasa
terjadi pada penggemar aksial. Kipas penggerak tidak langsung memiliki roda gigi yang
digerakkan oleh sabuk atau rantai dan sprocket. Ini biasa terjadi pada penggemar sentrifugal.
Untuk drive sabuk kipas, periksa katrol dan rumah untuk kerusakan cat dan korosi
permukaan. Periksa apakah ada keretakan, keausan yang tidak rata, pemisahan, abrasi, atau
kerusakan lainnya. Beberapa sabuk memiliki indikator keausan. Saat mengoperasikan motor,
periksa slippage secara visual dan terdengar. Dengarkan suara memekik saat mengganti
kecepatan. Bau atau derit yang membakar bisa menunjukkan ketegangan sabuk yang tidak
tepat (longgar). Pastikan katrol sejajar dan tidak bersentuhan dengan rumah.
Untuk rantai kipas dan penggerak sproket (Gambar 3.53), periksa rumah untuk kerusakan cat
dan korosi permukaan. Periksalah selongsong untuk kebocoran minyak pada setiap celah atau
penutup. Periksa kondisi oli dan level oli di rumah. Jika memungkinkan, buka penutup untuk
memeriksa rantai dan sprocket untuk keausan. Beberapa rantai dan sprocket memiliki
indikator keausan. Saat mengoperasikan motor, dengarkan suara obrolan yang datang dari
rantai, yang mungkin mengindikasikan bahwa rantai longgar. Rantai harus kencang.

Gambar 3.53 - Penggerak rantai dan sproket.


Poros Kipas - Bearing adalah komponen penting untuk operasi kipas. Umur bantalan
biasanya dinyatakan sebagai jumlah jam operasi sebelum bukti pertama kelelahan logam
berkembang di cincin atau elemen bergulir. Bantalan harus dari kualitas penanganan udara,
tugas berat, jenis bola atau rol. Periksa kondisi minyak atau lemak apa pun dan pastikan
tingkat yang benar dipertahankan. Periksa segel bantalan untuk kebocoran minyak dan
akumulasi lemak pada komponen yang berdekatan. Jika ada pelumasan, selidiki
penyebabnya. Sampel oli pelumasan yang diambil selama penggantian oli membantu
mengidentifikasi:
• Kerusakan viskositas yang disebabkan oleh waktu yang berlebihan antara penggantian
oli dan penumpukan panas yang berlebih pada bearing atau drive.
• Kontaminasi kotoran yang disebabkan oleh bantalan atau drive yang tidak tersegel
dengan baik; atau dengan minyak pelumas yang tidak disimpan atau ditangani dengan
benar sebelum digunakan.
• Keausan logam-ke-logam ditunjukkan dengan jumlah partikel besi tinggi atau jumlah
besi tinggi.
• Kontaminasi air.

MANUAL OP TEROWONGAN | 118


Periksa kerusakan cat dan korosi permukaan pada housing dan penopang bearing. Gunakan
kunci pas untuk memverifikasi ketatnya baut pemasangan dan baut penutup. Cari tanda-tanda
pelacakan yang tidak rata atau keausan sabuk dan katrol. Gunakan termometer inframerah
genggam untuk memeriksa bantalan yang ditinggikan, sabuk, dan suhu penggerak. Periksa
garis grease yang diperluas untuk mengetahui kondisi dan kerusakan. Selama operasi,
dengarkan setiap suara tidak normal, dan perhatikan apakah ada gerakan atau getaran tidak
normal yang mengindikasikan kemungkinan cacat. Jika memungkinkan, diagnosa
penyebabnya atau suara bising, gerakan atau getaran yang tidak teratur.
Fan Drive Coupling - Periksa kopling untuk kerusakan cat dan korosi permukaan. Periksa
kebocoran pelumas. Gunakan kunci pas untuk memeriksa kekencangan baut. Selama operasi,
amati sambungan untuk gerakan berlebihan melalui rentang kecepatan penuh. Pada kopling
gaya shim, periksa apakah ada shims, delaminasi, atau cacat lainnya yang rusak.
Rumah Kipas - Inspektur harus memeriksa semua komponen rumah kipas untuk cat yang
gagal, korosi, dan kehilangan bagian (Gambar 3.54). Periksa secara visual dan terdengar
bahwa tidak ada kontak antara kipas dan rumah, atau bahwa tidak ada ketidakseimbangan
atau gerakan abnormal kipas selama operasi. Kontak antara kipas dan rumah paling terlihat
pada kecepatan yang lebih tinggi. Dengarkan puing-puing di dalam rumah kipas atau bukti air
yang mungkin mengindikasikan pipa saluran pembuangan tersumbat. Periksa perumahan dari
tanda-tanda korosi yang berlebihan atau retak kelelahan. Carilah debu atau penumpukan
kotoran yang berlebihan, yang mungkin mengindikasikan kurangnya perawatan dan latihan
kipas. Pastikan bahwa semua penjaga keamanan dan akses pintu dan penutup sudah ada.
Jangan pernah menjangkau atau memasuki rumah kipas atau mendekati sabuk atau drive
rantai yang tidak dilindungi tanpa terlebih dahulu menerapkan prosedur tag-out penguncian.
Periksa saluran di ruang rumah kipas dari korosi, penutup yang hilang, dan kabel yang
terbuka.

Gambar 3.54 - Rumah kipas yang terkorosi.


Kontrol Kipas Lokal - Periksa kontrol kipas lokal untuk pengoperasian yang benar. Periksa
penutup untuk kabel longgar atau memburuk. Pastikan kontrol berhenti darurat berfungsi
dengan baik untuk setiap kipas. Cari tag pengujian yang menunjukkan peralatan rusak.
Damper dan Damper Drive - Verifikasikan bahwa drive damper sudah beroperasi (Gambar
3.55). Periksa rantai pintu apakah ada tanda-tanda kesusahan (Gambar 3.56). Pastikan kisi-
kisi dan pintu peredam menutup sepenuhnya (Gambar 3.57). Periksa kerusakan cat dan korosi
permukaan pada semua komponen. Gunakan kunci pas untuk memverifikasi ketatnya baut.

MANUAL OP TEROWONGAN | 119


Periksa motor, poros, bantalan, dan reduksi untuk kebocoran pelumasan. Periksa segel untuk
melihat apakah segelnya gagal atau apakah mereka keluar. Jika ada minyak, selidiki
penyebab kebocoran. Periksa level oli. Pastikan peredam pernafasan berfungsi dengan baik.
Pastikan bahwa segel karet pada kisi-kisi peredam utuh. Periksa perataan indikator blade
peredam.

Gambar 3.55 - Panah pisau peredam harus mengarah ke arah yang sama.

Gambar 3.56 - Rantai pintu.

Gambar 3.57 - Louver dalam posisi tertutup, kiri; Louver dengan celah besar saat ditutup,
benar.
Sound Attenuators - Kebisingan dari kipas dikirimkan melalui sistem ventilasi. Porsi
kebisingan yang mencapai jalan biasanya dilemahkan oleh pekerjaan saluran dan tingkat
kebisingan sekitar di dalam terowongan. Peredam suara digunakan untuk melindungi
lingkungan sekitar dari kebisingan. Pembacaan suara harus dilakukan pada saat tingkat
kebisingan paling memprihatinkan, seperti pada malam hari ketika tingkat kebisingan di

MANUAL OP TEROWONGAN | 120


lingkungan berada pada titik terendah. Tingkat kebisingan harus diambil dengan jumlah
penggemar terbesar yang beroperasi di bawah kondisi non-darurat.
3.9.4.2 Drainase Terowongan
Sistem drainase terowongan dirancang untuk menghilangkan air dari jalan raya dan terdiri
dari gerbang, lubang pembuangan, perpipaan, bak drainase, dan pompa. Periksa apakah
saluran pembuangan bersih dari serpihan dan siram dengan air untuk memastikan air
mengalir bebas. Cari air kolam. Periksa pintu masuk lubang untuk kerusakan atau tulang
rusuk yang rusak (Gambar 3.58). Pastikan pipa drainase jalan dalam kondisi baik dan bebas
dari puing-puing. Dokumentasikan lokasi dan luasnya cacat.

Gambar 3.58 - Parut scupper rusak.


Pompa (Umum) - Komponen utama sistem pompa terowongan adalah: pompa, lubang
pompa, pipa pompa, indikator tingkat bak, dan kontrol pompa.
Operasikan semua pompa untuk memverifikasi bahwa semuanya berfungsi dengan baik
(Gambar 3.59).
Selama pengujian, periksa secara visual dan terdengar suara atau pergerakan abnormal pada
pompa dan motor. Periksa apakah pompa beroperasi pada semua kecepatan dan dalam semua
mode. Katup pemutus harus beroperasi secara bebas tanpa ikatan atau kebisingan yang tidak
biasa. Kebisingan dan getaran ekstrem mungkin merupakan tanda bantalan yang tertunda atau
kegagalan motor.

Gambar 3.59 - Lihat ruang pompa bagian dalam.

MANUAL OP TEROWONGAN | 121


Gambar 3.60 - Korosi moderat pada pipa, penopang dan pengencang pipa.
Jalankan pompa secara manual dari panel kontrol lokal serta panel jarak jauh mana pun. Jika
memungkinkan, dengan kontrol di posisi ‘otomatis’, angkat pelampung secara manual untuk
mengaktifkan pompa. Perhatikan kebisingan atau getaran yang berlebihan selama operasi
pompa. Pastikan lampu indikator pada panel kontrol (lokal dan jarak jauh) menyala dengan
benar. Pastikan semua sambungan lokal tidak rusak dan berfungsi dengan baik. Jika
memungkinkan, periksa apakah tangki mengapung untuk pengoperasian yang benar. Periksa
semua saluran di ruang pompa apakah ada korosi atau cacat lainnya.
Periksa motor pompa, poros dan bantalan untuk kebocoran pelumasan. Periksa apakah segel
menonjol atau gagal. Jika ada minyak, selidiki penyebab kebocoran. Periksa komponen
pompa dan pipa apakah ada kebocoran atau bukti kebocoran. Periksa pompa, komponen
pompa, penopang pompa, pipa, dan penopang pipa untuk korosi dan kehilangan bagian
(Gambar 3.60). Gunakan kunci pas untuk memverifikasi ketatnya baut. Tinjau data analisis
getaran pompa terbaru. Pemantauan getaran berkala atau terus-menerus harus
dipertimbangkan pada pompa dengan peringkat lebih dari 5 daya kuda.
Amati kondisi umum pompa, motor, penyangga, dan pelindung. Perhatikan persentase
permukaan yang bersih dan dicat dibandingkan dengan permukaan yang berkarat dan rusak.
Periksa kondisi dan fungsi semua katup dan pengukur. Pastikan semua katup yang terkait
dengan pompa baru-baru ini dilumasi dan beroperasi secara bebas. Periksa perpipaan untuk
keamanan dan pemasangan perangkat kontrol getaran dan ekspansi. Catat kebocoran
signifikan di sekitar segel pompa untuk pompa dengan beban dasar. Amati kebocoran pipa,
katup, dan aksesori pipa.
Nilailah kebersihan umum dari ruang mekanik dan khususnya area di sekitar pompa.
Waspadai bahaya (jatuh) keselamatan dan rintangan untuk memompa akses dan
pemeliharaan. Juga, nilai jumlah puing dalam bah. Dokumentasikan tingkat keparahan semua
cacat.
Pompa Bah - Pompa bah dimasukkan ke dalam air dan memompa air dari kolam penampung
(Gambar 3.61), yang terletak di titik rendah tempat air mengalir karena gravitasi; pompa bah
digunakan di lantai pleno bawah untuk mengeluarkan air yang terkumpul dari terowongan.
Untuk beberapa lubang bor, titik rendah bah yang sama dapat dibagi antara lubang; atau
setiap lubang dapat memiliki sistem drainase dan pompa sendiri. Pompa bah mungkin
terhubung ke tangki penampung; atau mungkin langsung terhubung ke sistem saluran
pembuangan. Katup pemeriksaan satu arah mencegah air drainase mengalir kembali ke
sistem begitu pompa dimatikan. Ketika memeriksa pompa bah, gambar drainase harus

MANUAL OP TEROWONGAN | 122


ditinjau dengan hati-hati untuk mendapatkan pemahaman tentang bagaimana sistem drainase
bekerja dan di mana lubang-lubang genangan berada.
Semua komponen pompa, pendukung terkait, dan perpipaan sistem harus diperiksa apakah
ada kerusakan, korosi, dan kerusakan. Periksa kelebihan timbunan kalsium pada semua
komponen. Periksa pengencang yang terkait dengan pompa dan perpipaan untuk korosi dan
keamanan. Pastikan bah bebas dari kotoran dan lumpur yang dapat menghambat kinerja atau
mencegah pengumpulan air. Operasikan pompa bah untuk memverifikasi bahwa pompa itu
berfungsi, bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan, dan bahwa air dikeluarkan dari
bah. Periksa katup dan periksa apakah ada kebocoran. Periksa apakah pompa beroperasi pada
semua pengaturan kecepatan dan dalam semua mode. Katup pemutus harus beroperasi secara
bebas dan tanpa ikatan. Kebisingan dan getaran ekstrem mungkin merupakan tanda bantalan
yang tertunda atau kegagalan motor. Dokumentasikan tingkat keparahan semua cacat.

Gambar 3.61– Akumulasi simpanan kalsium pada pompa bah.


3.9.4.3 Sistem Generator Darurat
Generator siaga adalah sistem generator listrik cadangan yang beroperasi ketika jaringan
listrik gagal menghantarkan listrik. Generator darurat (Gambar 3.62) dapat beroperasi pada
bensin, bahan bakar diesel, gas alam, atau propana.
Generator dengan mesin pembakaran internal menghasilkan gas karbon monoksida (CO)
yang berbahaya, yang dapat mematikan jika terhirup. Periksa apakah gas buangnya benar.
Gas alam atau bahan bakar propana cair dapat terakumulasi ke tingkat berbahaya jika
kebocoran pasokan bahan bakar tidak dibuang dengan benar ke atmosfer.
Generator darurat digunakan untuk memasok listrik yang cukup untuk mengoperasikan
peralatan penting dan untuk memungkinkan penghuni untuk melarikan diri dari terowongan
dalam keadaan darurat, bahkan ketika listrik dari jaringan gagal. Generator darurat harus
memiliki bahan bakar yang cukup untuk menjalankan setidaknya 24 jam.

MANUAL OP TEROWONGAN | 123


Gambar 3.62 - Generator Darurat.
Sistem generator darurat biasanya mendukung beban dari kipas, pompa drainase, pompa
kebakaran, alarm dan sistem komunikasi, kontrol lalu lintas dan pengawasan, sistem
keamanan dan kontrol, dan pencahayaan darurat. Ini adalah praktik yang baik untuk meninjau
gambar dan mengevaluasi kapasitas siaga untuk generator darurat. Kelebihan kapasitas, pada
urutan 25 persen, adalah tipikal. Saat memeriksa sistem generator darurat, inspektur harus:
• Mengevaluasi kemampuan sistem tenaga darurat untuk beroperasi ketika daya normal
gagal dengan menonaktifkan catu daya normal (yaitu, catu daya ke sakelar transfer
atau cara lain untuk mentransfer beban) dan mengoperasikan sistem darurat dengan
muatan darurat terpilih untuk periode yang cukup.
• Lakukan inspeksi internal, periksa hot spot, dan catat adanya kekurangan. Tinjau
catatan pemeliharaan sebelumnya untuk melihat apakah perbedaan sebelumnya telah
diperbaiki. Verifikasi bahwa semua tes telah dilakukan dan memenuhi standar
industri, termasuk NETA MTS2011 dan NFPA 110.
3.9.4.4 Gerbang Banjir
Di beberapa terowongan, gerbang banjir dipasang di portal untuk membatasi kenaikan air
dari membanjiri terowongan. Gerbang banjir biasanya berisi rumah gerbang, mekanisme
pengangkatan, gerbang banjir, mekanisme tempat duduk di jalan, katup pengurasan, dan
katup penutup drainase. Gerbang itu sendiri dibangun dari baja dan dirancang untuk menahan
gaya hidrolik selama peristiwa banjir. Gambar 3.63 menunjukkan gerbang banjir yang khas.
Pastikan mekanisme pengangkatan, gerbang, segel, tempat duduk, dan semua katup yang
terkait dengan fungsi pintu banjir sebagaimana dimaksud. Idealnya, gerbang banjir harus
diuji terhadap kepala air yang sama dengan tingkat banjir maksimum yang diantisipasi.
Membangun sekat kedap air sementara adalah teknik yang digunakan untuk membangun
kepala air terhadap gerbang untuk tujuan pengujian.

MANUAL OP TEROWONGAN | 124


Gambar 3.63 - Gerbang banjir.
3.9.4.5 Pemeriksaan Sistem Mekanik Lain-Lain
Meskipun barang-barang ini mungkin tidak secara khusus dilaporkan kepada FHWA, adalah
praktik yang baik untuk melakukan pengecekan sistem mekanis lainnya pada semua pipa
ledeng, AC, dan sistem pemanas di dalam terowongan, bangunan tambahan, atau struktur
tambahan. Barang-barang ini biasanya termasuk dalam elemen yang ditentukan pemilik.
Plumbing - Pemeriksaan sistem plumbing harus dilakukan sesuai dengan persyaratan kode
plumbing yang berlaku, dan yang berikut harus diperiksa:
• Tinjau catatan pemeliharaan untuk sistem pipa ledeng dan catat masalah perawatan
khusus atau yang sering terjadi.
• Perhatikan kondisi fisik perlengkapan kamar mandi, pemanas air, dan sistem drainase.
• Pastikan perlengkapan saluran air berfungsi.
• Periksa pipa apakah ada kebocoran, korosi, fitting rusak, dan braket longgar.
• Pastikan katup, pengukur, dan gasket berfungsi dengan baik.
• Cari tanda air pada permukaan terowongan untuk mengidentifikasi lokasi kebocoran
sistem pipa .
Unit pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC) - Komponen untuk elemen HVAC
di ruang pendukung terdiri dari kipas dan peredam, filter dan gulungan, dan kontrol.
Peralatan HVAC harus dioperasikan di semua kecepatan dan semua mode. Konfirmasikan
penggantian dari mode pemanasan ke mode pendinginan saat termostat didaur ulang.
Konfirmasikan operasi kipas, catat getaran atau kebisingan yang tidak biasa. Amati operasi
damper yang memperhatikan adanya ikatan damper atau tautan yang longgar atau tidak
disesuaikan dengan baik. Nilai kebocoran damper dan konfirmasikan peredam back-draft
gravitasi kembali ke posisi tertutup saat kipas dimatikan.
Filter dan Coils - Secara visual menilai kebersihan filter udara dan koil pada peralatan
penanganan udara. Konfirmasikan semua filter pada tempatnya dan nilai kebocoran udara di
sekitar rak filter yang tidak pas. Untuk gulungan yang dilengkapi dengan panci pembuangan,
amati kebersihan panci, dan pastikan saluran pembuangan mengalir bebas.
Kontrol - Catat suhu / tingkat kenyamanan ruang yang dilayani oleh unit. Pastikan unit
mempertahankan titik setel suhu. Siklus termostat dan amati kemampuan peralatan untuk

MANUAL OP TEROWONGAN | 125


merespons perubahan titik setel. Jika damper saling bertautan dengan kipas ventilasi,
perhatikan respons dari peralatan yang saling terkait dengan operasi peralatan utama.
Kondisi Keseluruhan - Amati kondisi umum peralatan, termasuk permukaan interior
peralatan penanganan udara dan pintu akses, kait, dan segel gasket. Perhatikan bahwa semua
panel akses aman, pintu tertutup rapat, dan kait bekerja dengan bebas. Perhatikan persentase
permukaan yang bersih dan galvanis / anodized / dicat dibandingkan dengan permukaan yang
berkarat dan rusak. Nilai kebersihan umum ruang di mana peralatan berada.
Pendingin Udara - Pemeriksaan sistem pendingin udara di ruang kontrol dan lokasi lainnya
harus mencakup item berikut:
• Tinjau catatan pemeliharaan untuk setiap peralatan dan catat setiap masalah
perawatan khusus atau yang sering terjadi sebelumnya.
• Perhatikan kondisi fisik unit-unit penanganan udara, unit kondensasi, unit yang
dikemas, chiller, pompa, menara pendingin, sistem distribusi udara terbuka, pipa
pendingin, dan unit terminal.
• Pastikan sistem beroperasi. Perhatikan bahwa suhu pada saat inspeksi dapat
membatasi operasi atau verifikasi yang tepat.
• Lakukan analisis getaran dan inspeksi pada chiller, menara pendingin, dan pompa.
• Pada saat penggantian oli terjadwal - lakukan analisis oli pelumasan pada semua
pelumas bantalan (utama).
Pemanasan - Pemeriksaan sistem pemanas area pendukung harus mencakup item berikut:
• Tinjau catatan pemeliharaan untuk setiap peralatan dan catat masalah perawatan
khusus atau yang sering terjadi.
• Perhatikan kondisi fisik unit penanganan udara, pompa, sistem distribusi uap dan air,
unit terminal, boiler, sistem distribusi udara terbuka, pipa pemanas, dan konverter
uap.
• Boiler bisa berbahaya; Oleh karena itu, seorang inspektur boiler yang memenuhi
syarat disertifikasi oleh Dewan Nasional Boiler dan Inspektur Bejana Tekanan harus
memeriksa setiap boiler, ruang ketel, dan bejana tekan. Periksa efisiensi operasional
semua boiler dan sistem terkait untuk memastikan bahwa unit-unit ini beroperasi
dalam kisaran yang sesuai. Inspektur boiler harus memverifikasi bahwa semua sistem
yang terkait dengan boiler (mis. Breeching, make-up, deaeration, steam traps)
berfungsi dan beroperasi dengan baik dan efisien.
• Pastikan sistem beroperasi. Perhatikan bahwa suhu pada saat inspeksi dapat
membatasi operasi atau verifikasi yang tepat.
3.9.5 Sistem Listrik dan Pencahayaan
SNTI mendefinisikan elemen-elemen yang diperlukan untuk NTI termasuk sistem distribusi
listrik, sistem distribusi darurat, sistem dan perlengkapan penerangan terowongan, dan sistem
dan perlengkapan pencahayaan darurat. Penting untuk meninjau log pengoperasian dan
pemeliharaan sebelum melakukan inspeksi pada sistem listrik dan pencahayaan. Verifikasi
kinerja setiap perbaikan atau penggantian terbaru yang dicatat dalam log. Tabel 3-5

MANUAL OP TEROWONGAN | 126


memberikan daftar pemeriksaan pemeliharaan sistem kelistrikan dan pencahayaan secara
umum yang harus ditinjau sebelum melakukan inspeksi.
Organisasi inspeksi terowongan harus mengembangkan prosedur tertulis untuk unsur-unsur
yang tercantum dalam SNTI dan untuk unsur-unsur yang diminta oleh pemilik. Prosedur
inspeksi tertulis harus dikembangkan dengan bantuan ahli listrik atau kontraktor spesialis
yang memenuhi syarat karena bahaya yang ditimbulkan oleh arus listrik dan risiko yang
melekat pada sengatan listrik.
3.9.5.1 Sistem Distribusi Listrik
Sistem kelistrikan kompleks dan mengandung banyak komponen yang berpotensi berbahaya.
Catatan dan skema yang ada harus ditinjau dengan saksama sebelum melakukan inspeksi, dan
penting bahwa para inspektur memahami sistem secara menyeluruh. Menentukan kebutuhan
untuk melakukan studi hubung singkat, aliran-beban, keandalan, dan arcflash sebagai bagian
dari proses inspeksi. Merupakan praktik yang baik untuk mensurvei peralatan listrik dan
mengembangkan metode inspeksi yang menargetkan komponen individu dari sistem.
Sistem kelistrikan terdiri dari peralatan listrik, perkabelan, saluran, dan kabel yang digunakan
untuk mendistribusikan energi listrik dari suplai utilitas (pintu masuk servis) ke terminal lini
peralatan. Sistem ini mencakup transformer, switchgear, switchboard, papan panel, pusat
kendali motor, starter, sakelar, dan stopkontak. Rekomendasi inspeksi umum meliputi:
• Ambil pembacaan tegangan dan muat pada sistem kelistrikan menggunakan salah satu
meter yang terpasang.
• Pastikan semua pengukur indikator pada transformator menunjukkan bahwa tingkat
cairan, suhu, dan tekanan berada dalam kisaran operasi.
• Periksa tanda-tanda kerusakan dan panas berlebih dari semua peralatan (Gambar
3.64).
• Periksa sambungan pendukung struktural utilitas untuk mengetahui ada tidaknya
pengencang.
• Pastikan semua penutup dan penutup kotak berada di tempat dan aman dan bahwa
saluran tidak rusak.
• Mengevaluasi kondisi selungkup dan saluran.
• Untuk semua sistem daya besar, Diagram Operasi Keselamatan Listrik harus dipasang
untuk memenuhi OSHA dan NFPA 70E.
• Periksa kesesuaian dengan NFPA 70, 70B, 70E, 72, 502, 520, dan NETA MTS-2011.
• Pastikan ruang kerja yang memadai disediakan sesuai dengan NFPA 70, Pasal 110,
dan area di sekitar peralatan itu bersih tanpa bahan yang disimpan di ruang kerja.
Terlihat memeriksa sistem kabel untuk kerusakan dan korosi.
• Pastikan outlet listrik berfungsi. Uji semua outlet jenis ground fault circuit interrupter
(GFCI) untuk memastikan bahwa trip tersebut benar.
• Periksa struktur penyangga saluran, termasuk semua klem dan penyangga. Pastikan
semua klem saluran aman (Gambar 3.65).

MANUAL OP TEROWONGAN | 127


• Periksa semua sakelar pemutus untuk memastikan bahwa peralatan terhubung dengan
benar. • Pastikan semua sumber energi terisolasi.
• Periksa semua pengontrol motor untuk pengoperasian yang benar.
• Lakukan inspeksi termografik (inframerah) untuk hot spot dan inspeksi internal; dan
catat setiap kekurangan. Verifikasi bahwa semua tes memenuhi standar industri,
termasuk NETA MTS-2011.

Gambar 3.64 - Api listrik.

Gambar 3.65 - Saluran listrik dengan korosi besar dan kehilangan bagian.

Gambar 3.66 - Peralatan listrik: Transformator terisolasi satu fasa.


Peralatan Listrik - Setiap bagian dari peralatan listrik harus diperiksa dan dioperasikan
dengan hati-hati; Namun, kegiatan ini pertama-tama harus dikoordinasikan dengan personel
fasilitas terowongan. Prosedur penguncian / penandaan yang ditetapkan harus diterapkan
untuk memastikan keselamatan dan untuk mencegah kerusakan dan cedera. Peralatan listrik

MANUAL OP TEROWONGAN | 128


harus dioperasikan dengan uji (mis., Kipas terowongan, pompa, penerangan). Juga periksa
apakah generator beroperasi dalam batas yang dapat diterima untuk tegangan keluaran.
Peralatan apa pun yang tidak dapat dioperasikan harus diidentifikasi dan kondisi fisiknya
dicatat.
Komponen utama sistem kelistrikan terowongan termasuk switchgear, switchboard,
transformer (Gambar 3.66), generator, catu daya tak terputus, papan panel, sakelar pemutus,
dan peralatan kontrol motor. Peralatan listrik harus dinilai berdasarkan kombinasi
pengamatan visual, pengukuran, dan pengujian serta pengoperasian peralatan, laporan
pemeliharaan dan catatan harian, dan prosedur pengujian mendalam apa pun (misalnya,
pemeriksaan termografik, pengujian tahanan kontak, dan pengujian beban generator).
Amati kondisi umum peralatan listrik, termasuk permukaan interior peralatan dan pintu
akses, kait, dan segel gasket. Pastikan semua panel akses aman, pintu tertutup rapat dan kait
bekerja dengan bebas. Amati kondisi umum selungkup peralatan listrik. Perhatikan
persentase permukaan yang bersih dan galvanis / anodized / dicat dibandingkan dengan
permukaan yang berkarat dan rusak. Menilai kerumahtanggaan umum dari ruang listrik dan
ruang pendukung, memberikan perhatian khusus pada area langsung di sekitar peralatan.
Pemeriksaan Lain Sistem Kelistrikan - Meskipun barang-barang ini mungkin tidak secara
khusus dilaporkan kepada FHWA, adalah praktik yang baik untuk melakukan pemeriksaan
sistem kelistrikan pada semua komponen dan peralatan listrik lain-lain di dalam terowongan,
ruang peralatan, koridor pemeliharaan, pleno, bangunan tambahan, dan tambahan struktur.
Periksa kondisi setiap stopkontak listrik, kabel, sakelar, pemutus sirkuit, meter, dll. Untuk
bukti kelebihan muatan, panas berlebih, kerusakan, kerusakan, dan korosi. Cari bukti busur,
perubahan warna, atau tanda-tanda lain yang mungkin mengindikasikan komponen listrik
rusak. Barang-barang ini biasanya termasuk dalam elemen yang ditentukan pemilik.
3.9.5.2 Sistem Distribusi Daya Darurat
NFPA menghasilkan dokumen yang berguna untuk memelihara, menginspeksi, dan menguji
sistem tenaga darurat untuk memasukkan NFPA 110: Standar untuk Sistem Tenaga Darurat
dan Siaga dan NFPA 111: Standar tentang Darurat Energi Listrik Tersimpan dan Sistem
Tenaga Siaga. Tinjau persyaratan listrik untuk terowongan, yang bervariasi berdasarkan
lokasi. Secara umum, ini didasarkan pada aturan bangunan negara bagian atau lokal.
Merupakan praktik yang baik untuk merujuk, memasukkan, atau merangkum persyaratan
dalam dokumentasi inspeksi. Sistem distribusi daya darurat terdiri dari sakelar transfer
otomatis, papan panel, peralatan listrik, dan kabel, saluran, dan kabel yang terkait untuk
menyediakan daya listrik jika terjadi kegagalan layanan utilitas. Peralatan utama yang
termasuk dalam sistem ini terdiri dari generator darurat dan / atau sistem catu daya yang tidak
pernah terputus (Gambar 3.67). Generator darurat harus diperiksa seperti yang dijelaskan
sebelumnya dalam sistem mekanis. Sistem distribusi daya darurat juga harus merujuk pada
teknik yang diuraikan untuk memeriksa sistem distribusi listrik.
• Mengevaluasi kemampuan sistem tenaga darurat untuk beroperasi ketika daya normal
gagal, dengan menonaktifkan catu daya normal (yaitu, catu daya ke sakelar transfer
atau cara lain untuk mentransfer beban) dan mengoperasikan sistem darurat dengan
muatan darurat terpilih untuk periode yang cukup.

MANUAL OP TEROWONGAN | 129


• Lakukan inspeksi internal dan inspeksi hot spot, dan catat adanya kekurangan.
Mintalah pihak penguji yang sama meninjau catatan pemeliharaan sebelumnya untuk
melihat apakah perbedaan sebelumnya diperbaiki. Verifikasi bahwa semua tes
memenuhi standar industri, termasuk NETA MTS-2011 dan NFPA 110.

Gambar 3.67 – Power Supply darurat.


3.9.5.3 Sistem Pencahayaan
Sistem penerangan adalah elemen kompleks yang terdiri dari banyak komponen dengan
peralatan yang berpotensi berbahaya (Gambar 3.68). Kegagalan beberapa komponen dapat
membatasi efektivitas sistem secara keseluruhan. Tinjau catatan dan diagram yang ada
dengan hati-hati sebelum memulai pekerjaan lapangan. Penting untuk tidak menghitung dua
kali perlengkapan pencahayaan darurat atau perlengkapan pencahayaan normal. Ketika
perlengkapan lampu menyala untuk penggunaan normal dan penggunaan darurat, mungkin
berguna untuk mempertimbangkan ini sebagai bagian dari sistem pencahayaan darurat untuk
menghindari penghitungan ganda perlengkapan lampu. Prosedur tertulis harus dikembangkan
untuk mengatasi masalah ini.
Komponen utama sistem penerangan terowongan meliputi lampu, ballast, lensa, rumah,
kabel, dan kontrol (Gambar 3.69). Kondisi sistem pencahayaan harus dievaluasi dengan
kombinasi pengamatan visual, data yang disediakan oleh operator terowongan melalui
laporan pemeliharaan, dan prosedur pengujian mendalam termasuk pengukuran tingkat
pencahayaan di permukaan jalan.
Cara paling efisien untuk menguji sistem pencahayaan adalah dengan mengoperasikan
pencahayaan dan kontrol terkait, mensimulasikan operasi berurutan sistem selama 24 jam
dari malam hari ke siang hari, dan mengamati perubahan tingkat pencahayaan pada
permukaan jalan dibandingkan dengan kriteria desain sistem. Berikut adalah beberapa proses
yang perlu dipertimbangkan untuk pengujian sistem pencahayaan:
• Ukur tingkat cahaya dalam terowongan menggunakan perangkat Illuminating
Engineering Society (IES) LM-50 dan bandingkan hasilnya dengan persyaratan IES
RP-22.
• Ukur level cahaya pada interval yang disarankan oleh IES LM50.
• Ukur tingkat cahaya pada jalan keluar darurat dan bandingkan dengan rekomendasi
Buku Pegangan IES.

MANUAL OP TEROWONGAN | 130


• Periksa kerusakan yang terlihat, termasuk rumah yang rusak atau rusak, attachment
longgar, lensa rusak, dan lampu yang terbakar. Periksa kabel terbuka di mana saluran
telah menarik keluar dari perlengkapan. Juga perhatikan apakah lensa harus
dibersihkan.
• Pastikan pengoperasian kontrol pencahayaan untuk rentang pencahayaan malam dan
siang hari yang berbeda.

Gambar 3.68 - Perawatan dan inspeksi sistem pencahayaan.

Gambar 3.69 - Kabinet kontrol penerangan.


Perlengkapan Pencahayaan - Perlengkapan pencahayaan termasuk braket pemasangan,
luminer, dan attachment. Ini harus kedap air, kedap debu, dan ketat bug untuk pengoperasian
yang benar dan perawatan yang mudah. Terowongan dicuci secara berkala untuk menjaga
reflektivitas, jadi periksa kualitas pencucian dan pengaruhnya pada penerangan. Amati
kondisi umum lensa dan rumah luminer penerangan. Catat persentase dari lensa, perumahan
atau lensa yang bersih dan rusak, (Gambar 3.70).

MANUAL OP TEROWONGAN | 131


Gambar 3.70 - Lampu dengan lensa yang rusak.
Saat memeriksa luminer lampu dan lampirannya, inspektur harus mencari kerusakan korosi
dari kondisi lingkungan dan korosi yang disebabkan oleh kontak dengan logam yang berbeda.
Situs kontak terletak di antara dasar perumahan penerangan dan luminer, klip yang
memasang luminer ke alas, dan baut yang menahan alas ke substrat.

Gambar 3.71 - Klip baja stainless terkorosi parah akibat aksi galvanik.
Ketika dua logam yang berbeda ditempatkan dalam larutan konduktif dan korosif, saling
menyentuh, akan ada aliran elektron (listrik) di antara mereka yang menyebabkan korosi.
Bentuk korosi ini disebut Galvanic atau Dissimilar Metal / Two-Metal corrosion. Pada
pasangan yang dikawinkan, material yang kurang tahan korosi (anoda) akan menunjukkan
peningkatan korosi dan semakin banyak material yang resisten (katoda) akan menunjukkan
penurunan atau tidak adanya korosi. Gambar 3.71 menunjukkan klip stainless steel benar-
benar terkikis karena kontak dengan logam yang berbeda.
Pemeriksaan Sistem Pencahayaan Lain-Lain - Meskipun barang-barang ini mungkin tidak
secara khusus dilaporkan kepada FHWA, adalah praktik yang baik untuk melakukan sistem
pencahayaan lain-lain memeriksa semua lampu, perlengkapan, dan peralatan lain-lain di
ruang peralatan, koridor perawatan, pleno, bangunan tambahan, dan struktur tambahan.
Barang-barang ini harus dimasukkan dalam elemen yang ditentukan pemilik.
Sistem dan Perlengkapan Penerangan Darurat - Sistem ini menyediakan penerangan jalan
keluar untuk evakuasi yang aman, dan harus beroperasi jika terjadi kegagalan daya di
jaringan listrik. Lampu-lampu ini ditenagai oleh sistem distribusi daya darurat. Periksa sistem
penerangan darurat seperti yang dijelaskan sebelumnya, dan mereka juga harus diperiksa
ketika sumber daya utama telah dimatikan dan sistem pembangkit darurat sedang beroperasi.

MANUAL OP TEROWONGAN | 132


Diagram pencahayaan dan skema listrik harus ditinjau secara memadai sebelum melakukan
uji lapangan.
3.9.6 Kebakaran dan Keselamatan Jiwa, Sistem dan Operasi Darurat
Kebakaran dan keselamatan jiwa dan sistem darurat adalah sistem yang saling berhubungan
yang kompleks. Catatan desain dan as-built harus ditinjau dengan cermat bersama dengan
informasi yang diberikan vendor sebelum melakukan inspeksi. Untuk sistem ini, kondisi
umum komponen sistem harus dinilai bersama dengan keadaan pemeliharaan umum. Amati
kondisi umum peralatan dan selungkup termasuk lemari dan panel. Panel akses, pintu, segel,
dan kait harus diperiksa untuk komponen yang rusak, rusak, rusak, atau rusak.
3.9.6.1 Sistem Kebakaran
Sistem kebakaran dapat dikategorikan ke dalam sistem yang memperingatkan dan mendeteksi
sebagai respons terhadap kebakaran dan sistem yang memberikan perlindungan dari dampak
kebakaran yang berbahaya. NFPA menghasilkan beberapa dokumen yang berguna untuk
memelihara, memeriksa, dan menguji sistem kebakaran. Ini termasuk NFPA 502: Standar
untuk Terowongan Jalan, Jembatan, dan Jalan Tol Terbatas Lainnya; NFPA 70: Kode
Kelistrikan Nasional; NFPA 72: Alarm Kebakaran Nasional dan Kode Sinyal; NFPA 101:
Kode Keselamatan Jiwa; NFPA 110: Standar untuk Sistem Tenaga Darurat dan Siaga, NFPA
111: Standar untuk Darurat Energi Listrik Tersimpan dan Sistem Tenaga Siaga. Tinjau
persyaratan kebakaran dan keselamatan jiwa yang ditetapkan oleh lembaga yang memiliki
wewenang yurisdiksi, yang berbeda-beda berdasarkan lokasi. Secara umum, ini adalah
perjanjian tertulis antara DOT Negara, marshal pemadam kebakaran negara, dan pemadam
kebakaran setempat. Merupakan praktik yang baik untuk merujuk dan merangkum
persyaratan dalam dokumentasi inspeksi.
Tabel 3-6 memberikan daftar pemeriksaan sistem pemeliharaan kebakaran dan keselamatan
jiwa secara umum. Log pemeliharaan yang mendokumentasikan pemeriksaan ini harus
ditinjau sebelum melakukan inspeksi. Kekurangan dalam buku log harus dicatat. Saat
memeriksa sistem kebakaran, adalah praktik yang baik untuk mewaspadai kabel listrik yang
tidak dilindungi, penyimpanan bahan yang mudah terbakar yang tidak tepat, dan produk,
yang ketika dibakar, menghasilkan bahan kimia beracun (mis., Plastik seperti bahan PVC
atau HDPE).
Deteksi Kebakaran - Sistem deteksi kebakaran adalah elemen yang mendeteksi dan
memulai respons terhadap kebakaran seperti alarm kebakaran, kotak tarik alarm kebakaran
manual, detektor panas, detektor asap, CCTV, dan jenis peralatan pengawasan lainnya.
Komponen utama sistem deteksi kebakaran termasuk panel kontrol, catu daya, perangkat
deteksi, dan perangkat pemberitahuan seperti alarm. Sistem deteksi kebakaran harus
memenuhi atau melampaui persyaratan desain.
NFPA 72: Kode Alarm Kebakaran Nasional memberikan informasi tentang inspeksi dan
pengujian alarm kebakaran dan perangkat pensinyalan. Rekomendasi berikut harus
dipertimbangkan:
• Periksa sistem deteksi kebakaran dengan mengoperasikan sakelar bor dan memastikan
bahwa semua pemberi sinyal dan peralatan pemberitahuan beroperasi.

MANUAL OP TEROWONGAN | 133


• Periksa catatan yang ada untuk menentukan apakah sistem telah diuji secara berkala
sesuai dengan NFPA 72. Tinjau catatan yang tersedia selama tujuh tahun terakhir.
• Tinjau catatan pemeliharaan / inspeksi untuk sistem dan catat masalah pemeliharaan
yang tidak biasa.
• Perhatikan kondisi fisik sistem proteksi kebakaran. Ini termasuk alat pemadam
kebakaran, koneksi selang, sistem pompa, perpipaan, pompa sirkulasi, dan gulungan
selang.
• Catat kondisi fisik tangki penyimpanan proteksi kebakaran, alarm, dan sakelar level.
• Periksa panel kontrol kebakaran untuk menemukan detektor, sinyal, dan kabel yang
salah.
• Periksa sensor pintu dan langkah-langkah keamanan lainnya untuk operasi dan
kondisi yang tepat.
• Catat setiap pengujian ventilasi yang dilakukan atau latihan dengan responden lokal.
Fire Protection - Sistem proteksi kebakaran adalah elemen yang menekan api, meningkatkan
ketahanan, dan membantu penyelamatan. Sistem perlindungan kebakaran termasuk alat
pemadam kebakaran, pipa tegak, selang, nozel, komponen sistem pencegah kebakaran (mis.,
Alat penyiram, sistem busa, pompa, tangki, pemanas) dan kontrol ventilasi. Kebakaran kecil
dapat dikontrol dengan bubuk atau alat pemadam busa, dan sebagian besar pengendara
mungkin tahu cara menggunakan perangkat ini. Periksa apakah alat pemadam kebakaran
sudah terpasang (Gambar 3.72) dan bahwa tanggal kedaluwarsa, tekanan, dan seal ada pada
alat pemadam api portabel. Sistem pencegah kebakaran, seperti sistem sprinkler (Gambar
3.73), adalah tindakan perlindungan kebakaran aktif dengan sistem pasokan air yang
memberikan tekanan dan laju aliran yang sesuai ke pipa distribusi air dan alat penyiram yang
menyemprotkan air ke api. Ada variasi dalam sistem ini termasuk sistem banjir, sistem busa,
dan sistem kabut.

Gambar 3.72 - Pemadam api yang hilang.

MANUAL OP TEROWONGAN | 134


Gambar 3.72 - Pemadam api yang hilang.
Inspeksi yang tepat dari sistem ini membutuhkan pengetahuan tentang NFPA 25: Standar
untuk Inspeksi, Pengujian, dan Pemeliharaan Sistem Perlindungan Kebakaran Berbasis Air
dan standar NFPA lain yang berlaku. Kode lokal mungkin memerlukan inspeksi dan
commissioning oleh pemadam kebakaran atau oleh inspektur sistem kebakaran yang
memenuhi syarat.
3.9.6.2 Sistem Komunikasi Darurat
Komponen sistem komunikasi darurat meliputi kamera dan sistem kamera (CCTV),
interkom, radio, ponsel, penerima, perkabelan, analitik komputer, dan teknologi lainnya.
Inspeksi memerlukan pengujian perangkat komunikasi dalam kondisi darurat yang
disimulasikan. Ini membutuhkan pemeriksaan masalah seperti interoperabilitas sistem,
latihan berbasis skenario untuk keadaan darurat dan kondisi yang berbeda, kerja sama
antarlembaga untuk respons, dan bahkan keamanan cyber. Inspeksi juga mencakup
pemeriksaan visual dan teknis perangkat keras oleh spesialis.

Gambar 3.74 - Contoh sistem kamera CCTV.


3.9.6.3 Sistem Operasi dan Keamanan Terowongan
Sistem yang termasuk dalam keamanan dan operasi melibatkan pengawasan, kontrol, dan
peralatan komunikasi seperti kamera CCTV (Gambar 3.74), telepon, radio, perangkat respons
dan deteksi kejadian (Gambar 3.75), monitor kualitas udara, pusat kontrol dan sistem, dan
Sistem Pengawasan Kontrol dan Akuisisi Data (SCADA).
Memeriksa keamanan terowongan dan sistem operasi harus mencakup pengamatan visual dan
pengukuran khusus untuk setiap komponen. Inspektur harus:
• Pastikan kamera CCTV, telepon, radio, atau perangkat komunikasi lainnya
beroperasi.
• Periksa sinyal lalu lintas untuk operasi yang benar selama semua fase.

MANUAL OP TEROWONGAN | 135


• Pastikan bahwa setiap sistem detektor ketinggian tinggi (Gambar 3.76) tidak memicu
pada ketinggian apa pun tepat di bawah pengaturan yang diinginkan dan juga
memverifikasi bahwa mereka memicu pada atau tepat di atas pengaturan yang
diinginkan.

Gambar 3.75 - Peralatan deteksi. Gambar 3.76 - Layar deteksi kelebihan tinggi.

SCADA - Sistem SCADA beroperasi menggunakan sinyal melalui saluran komunikasi yang
memberikan kontrol terhadap peralatan jarak jauh. Sistem kontrol dikombinasikan dengan
sistem akuisisi data yang dapat diprogram untuk mengoperasikan fasilitas terowongan pada
tingkat optimal. Sistem SCADA beroperasi dengan jumlah perawatan perangkat yang
minimal, dengan pengecualian sensor level komponen. Perubahan perangkat lunak untuk
pemrograman tambahan dan peningkatan berkala diperlukan untuk menjaga fleksibilitas dan
keandalan operasi sistem.
3.9.7 Tanda
Rambu lalu lintas, rambu keluar, papan pesan variabel, dan sinyal jalur dan perlengkapan
termasuk dalam NTIS. Elemen-elemen ini digunakan untuk menampilkan informasi dan
berkomunikasi dengan pengemudi sehingga keputusan yang baik dapat dibuat saat
memasuki, bepergian, dan keluar dari terowongan untuk operasi normal dan selama keadaan
darurat.
Papan pesan variabel, perangkat kontrol lalu lintas, dan sinyal jalur memerlukan prosedur
inspeksi tertulis dan pemeriksa listrik yang memenuhi syarat karena bahaya yang ditimbulkan
oleh arus listrik dan kompleksitas elemen-elemen ini.
Rambu Lalu Lintas dan Jalan Keluar - Periksa rambu-rambu untuk reflektifitas dan
kejelasan, dampak kerusakan (Gambar 3.77), vandalisme, kemunduran, dan keterikatan pada
struktur terowongan. Jika tanda atau komponen hilang, ini harus diperhatikan. Tanda-tanda
tertentu menyala dengan listrik dan mengandung umbi (Gambar 3.78); Oleh karena itu,
inspeksi perlu memverifikasi bahwa tanda memiliki kekuatan dan berfungsi.
Periksa korosi, retakan, gesper, dan kekusutan. Perhatian khusus harus diberikan pada baut di
daerah di mana kebocoran terjadi. Catat kehilangan bagian dan baut yang hilang atau longgar.

MANUAL OP TEROWONGAN | 136


Gambar 3.77 - Tanda rusak.

Gambar 3.78 - Tanda tidak berfungsi.


Perangkat Kontrol Lalu Lintas - Perangkat kontrol lalu lintas terowongan dapat dipasang
di dinding terowongan, langit-langit overhead, atau pada penghalang di portal. Alat-alat ini
adalah tanda-tanda reflektif atau tanda-tanda tampilan menyala menggunakan bola lampu
listrik. Ketika arus listrik terlibat, periksa logam yang berbeda, yang dapat menimbulkan
korosi pada kecepatan logam ketika logam ini tidak cukup diisolasi.
Periksa tanda-tanda untuk kerusakan dampak lalu lintas. Cari tanda-tanda yang hilang.
Pastikan bahwa tanda-tanda belum terbaca dari kerusakan dampak, vandalisme, kemunduran,
hilangnya reflektifitas, atau penyebab lainnya. Untuk tanda-tanda tampilan yang menyala,
pastikan bahwa tanda memiliki kekuatan dan berfungsi. Periksa pesan tampilan. Periksa
dukungan untuk korosi dan kehilangan bagian.
Papan Pesan Variabel - Papan pesan variabel atau rambu (VMS) adalah rambu lalu lintas
elektronik yang digunakan untuk menyampaikan informasi perubahan tentang peristiwa
seperti kemacetan lalu lintas, kecelakaan, insiden, zona perbaikan jalan, penutupan jalur,
batas kecepatan, dan kondisi darurat. Pesan-pesan dibatasi oleh jenis teknologi yang
digunakan dan oleh konfigurasi papan display (Gambar 3.79). Struktur ini umumnya terbuat
dari aluminium dan diperlakukan dengan menghadap antiglare. Flasher atau suar adalah
perangkat yang digunakan untuk menarik perhatian ke tanda ketika pesan penting sedang
ditampilkan. Ini juga harus diperiksa.

MANUAL OP TEROWONGAN | 137


Gambar 3.79 - Papan pesan variabel khas
Agar papan pesan ini menjadi efektif, huruf harus dapat dibaca, dan umbi yang membentuk
huruf kata-kata harus diperiksa. Perangkat ini dapat menjadi kompleks dengan modul
tampilan, driver, catu daya, sensor, kipas, filter debu, kabinet kontrol, pengontrol, papan
sirkuit input / output, modem, dan pengontrol terkomputerisasi. Bingkai dan perangkat keras
pemasangan harus diperiksa dengan cermat. Periksa korosi, logam berbeda, retakan, gesper,
dan kerutan.
Sinyal dan Perlengkapan Lane - Komponen sistem sinyal jalur terowongan mencakup sinyal
jalur itu sendiri (Gambar 3.80), sistem kontrol, dan antarmuka ke sistem lain, seperti deteksi
kebakaran. Kondisi sistem sinyal jalur harus diperiksa menggunakan kombinasi pengamatan
visual dan pengukuran. Ketika arus listrik terlibat, periksa logam yang berbeda, yang dapat
menimbulkan korosi pada laju yang dipercepat ketika mereka tidak cukup terisolasi dari arus
listrik yang menyimpang.

Gambar 3.80 - Sinyal yang bisa dioperasikan, kiri; tidak bisa dioperasi, benar.
3.9.8 Finishing dan Lapisan Pelindung
Sistem pelindung seperti lapisan pelindung korosi baja, lapisan pelindung korosi beton, dan
lapisan pelindung api termasuk dalam NTI. Lapisan dalam sebuah terowongan sangat penting
untuk keseluruhan fungsi terowongan. Untuk meningkatkan keselamatan dan memfasilitasi
perawatan, terowongan harus:
• Dirancang untuk meningkatkan pencahayaan dan visibilitas terowongan.
• Tahan api.
• Tidak menghasilkan asap beracun selama kebakaran.
• Mampu menipiskan kebisingan.
• Mudah dibersihkan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 138


Ubin Keramik - Ubin keramik adalah yang paling banyak digunakan oleh pemilik
terowongan karena kemudahan penempatan dan biaya (Gambar 3.81). Mereka sangat tahan
api, mudah dibersihkan, dan reflektor cahaya yang baik karena lapisan luar yang halus dan
mengkilap; Namun, petak bukanlah peredam suara yang efektif. Biasanya, ubin berukuran 4
¼ in. Square dan dapat dipesan dalam banyak warna. Pemasangan ubin terowongan berbeda
dari ubin keramik konvensional karena mereka memerlukan koneksi yang lebih aman ke
lapisan terowongan. Ubin tidak boleh jatuh ke jalan dan menghalangi atau membahayakan
pengguna.

Gambar 3.81 - Finishing ubin keramik memantulkan cahaya.

Panel Logam Porcelain-Enameled - Enamel porselen adalah kombinasi dari kaca dan
oksida logam anorganik yang menyatu bersama di bawah suhu yang sangat tinggi. Metode ini
digunakan untuk melapisi sebagian besar peralatan rumah tangga. Porcelain Enamel Institute
(PEI) telah menetapkan pedoman untuk kinerja enamel porselen melalui publikasi berikut:
• Properti Penampilan (PEI 501)
• Sifat Mekanis dan Fisik (PEI 502)
• Ketahanan terhadap Korosi (PEI 503)
• Properti Temperatur Tinggi (PEI 504)
• Properti Listrik (PEI 505).
Enamel porselen biasanya diterapkan pada panel baja yang dibentuk dingin atau panel
aluminium yang diekstrusi. Untuk langit-langit, panel sering diisi dengan beton ringan; dan
untuk dinding, papan fiberglass sering digunakan. Atribut panel porselen-enamel mirip
dengan yang untuk ubin keramik. Lapisan ini tahan lama, mudah dicuci, reflektif, dan
tersedia dalam berbagai warna. Seperti halnya ubin keramik, panel-panel ini bukan peredam
suara yang efektif.
Epoxy-Coated Concrete - Pelapis epoksi telah digunakan pada banyak terowongan selama
konstruksi untuk mengurangi biaya. Cat tahan lama juga telah digunakan. Epoksi adalah resin
termoset yang diformulasikan secara kimiawi karena ketangguhannya, daya rekatnya kuat,

MANUAL OP TEROWONGAN | 139


daya pemantulannya, dan penyusutan yang rendah. Pengalaman menunjukkan bahwa pelapis
ini tidak tahan terhadap kondisi lingkungan terowongan yang keras serta jenis lapisan akhir
lainnya dan perlu lebih sering diperbaiki atau direhabilitasi.
Pelapis Lain-Lain - Berbagai pelapis lainnya dapat digunakan di dinding dan langit-langit
terowongan. Beberapa lapisan akhir ini menjadi lebih populer karena sifat penyerap suaranya
yang ditingkatkan, kemudahan penggantian, dan keunggulan lainnya dibandingkan beberapa
bahan yang disebutkan sebelumnya. Beberapa sistem ini tercantum di bawah ini:
Panel Papan Semen Dilapisi - Panel-panel ini tidak banyak digunakan di Amerika Serikat.
Unsur-unsur terdiri dari papan semen ringan, diperkuat serat yang dilapisi dengan enamel
panggang.
Panel Beton Pracetak - Jenis panel ini sering digunakan sebagai alternatif untuk panel logam.
Mereka dapat menggunakan veneer panel logam atau lebih umum, ubin keramik untuk hasil
akhir.
Ubin Logam - Sistem ubin ini tidak umum, tetapi telah berhasil digunakan di beberapa
aplikasi terowongan. Mereka dilapisi dengan enamel porselen dan diatur dalam mortar seperti
ubin keramik.
3.10 Elemen Buatan Pemilik
Elemen yang ditentukan pemilik dapat dimasukkan ke dalam proses inspeksi untuk
menyesuaikan program dengan persyaratan spesifik dari pemilik terowongan. Rencana dan
prosedur untuk memeriksa elemen yang didefinisikan pemilik harus mencakup segala bentuk
atau laporan yang diperlukan untuk mengumpulkan data. Elemen yang ditentukan pemilik
berguna ketika:
• Elemen tidak terkandung dalam SNTI dan pemeriksaan item ini akan bermanfaat bagi
pemilik terowongan.
• Elemen terkandung dalam SNTI tetapi elemen yang lebih halus diinginkan.
Kondisi geoteknis memainkan peran penting dalam perlindungan beberapa terowongan; dan
pemilik harus mengevaluasi kondisi geoteknis yang terkait dengan terowongan jika dianggap
perlu; ini khususnya dengan terowongan yang melintasi saluran navigasi. Terowongan yang
terendam yang melintasi saluran navigasi biasanya ditutup dengan lapisan isian yang tahan
terhadap erosi dan memberikan perlindungan terhadap dampak dari kapal yang tenggelam,
jangkar kapal, dll. Saat dibangun, terowongan yang bosan biasanya terletak dengan tutup
pelindung yang memadai. Seiring waktu, erosi dan pengerukan dapat terjadi. Dengan
demikian, kondisi geoteknis harus secara berkala diperiksa.
3.11 Temuan dan Kondisi Kritis Peringkat Negara
Temuan kritis dan kondisi peringkat negara digunakan untuk mewakili kondisi komponen
terowongan. Temuan kritis adalah masalah keamanan atau struktural yang signifikan yang
harus ditindaklanjuti dan dilaporkan sesuai dengan NTIS. Kondisi kondisi digunakan untuk
mewakili kondisi suatu elemen pada saat itu diperiksa. Keadaan kondisi sebagaimana
didefinisikan dalam SNTI adalah: baik, adil, miskin, dan parah.

MANUAL OP TEROWONGAN | 140


Elemen struktural dan sipil dalam kondisi parah biasanya memerlukan peninjauan struktural
untuk menentukan apakah ada dampak terhadap kekuatan atau kemudahan servis. Untuk
sistem fungsional dalam kondisi parah, evaluasi keselamatan dan kemudahan servis elemen.
Status kondisi dicatat dalam laporan inspeksi dan basis data dan kemudian diserahkan ke
FHWA. Temuan kritis memerlukan perhatian segera sesuai dengan persyaratan lembaga dan
NTIS.
3.11.1 Temuan Penting
Temuan kritis didefinisikan dalam NTIS. Pemilik diharuskan membuat prosedur untuk
memastikan bahwa temuan-temuan penting ditangani tepat waktu dan tindakan telah diambil,
sedang berlangsung, atau direncanakan untuk menyelesaikan masalah. Temuan penting harus
dilaporkan ke FHWA dalam waktu 24 jam. FHWA harus diperbarui secara berkala atau
secara formal ditetapkan sebagai status dari setiap temuan kritis sampai masalah
terselesaikan. FHWA akan diberikan laporan ringkasan tahunan tentang status terkini dari
setiap temuan kritis yang diidentifikasi dalam tahun lalu dan setiap temuan yang tidak
terselesaikan dari tahun sebelumnya.
Organisasi inspeksi terowongan, dengan berkonsultasi dengan pemilik terowongan, harus
menetapkan prosedur tertulis untuk menangani temuan-temuan penting sebelum inspeksi.
Sangat penting bahwa tim inspeksi memiliki protokol komunikasi untuk memastikan bahwa
tindakan segera dapat diambil untuk menanggapi temuan penting. Temuan kritis biasanya
membutuhkan satu atau lebih tindakan berikut untuk diambil tepat waktu:
• Tutup terowongan sampai cacat parah dihilangkan atau diperbaiki, jika cacat tersebut
dapat berdampak pada keselamatan pengguna atau pengguna.
• Batasi area dari akses publik hingga cacat dapat dihapus atau diperbaiki.
• Memperbaiki anggota struktural atau mengatasi masalah fungsional atau keselamatan.
Deskripsi dan foto terperinci harus disediakan yang menggambarkan masalah keamanan atau
struktural. Identifikasi tindakan yang sesuai atau inspeksi tindak lanjut dan pertahankan
catatan tindakan yang diambil untuk menyelesaikan atau memantau temuan penting.
Misalnya, dengan bola beton besar yang hampir jatuh ke jalan raya, tim inspeksi atau
personel operasi terowongan dapat memblokir lalu lintas; dan personel pemeliharaan atau
kontraktor khusus dapat menurunkan dan mengeluarkan beton yang terputus.
3.11.2 Kondisi Status Peringkat
Teknik inspeksi tingkat elemen digunakan untuk menilai setiap elemen terowongan menurut
SNTI. Kuantitas dikembangkan untuk setiap elemen dan kondisi ditetapkan untuk persentase
kuantitas ini di setiap kondisi kondisi. Keempat kondisi, CS1, CS2, CS3, dan CS4, masing-
masing mewakili baik, adil, buruk, dan parah. Keadaan kondisi untuk elemen terowongan
biasanya akan ditugaskan menggunakan satuan ukuran tertentu seperti kaki linier, kaki
persegi atau masing-masing. Keakuratan dalam menetapkan kondisi kondisi penting untuk
keselamatan dan kegunaannya dalam sistem manajemen terowongan.

Tabel 3.4 - Contoh Pengodean Elemen Pagar

MANUAL OP TEROWONGAN | 141


Nama Kuantitas CS1 CS2 CS3 CS4 Catatan
Unsur

Susuran 1,000 LF 700 LF 150 LF 140 LF 10 LF Tidak Ada Masalah


tangga Keamanan

Persentase 70% 15% 14% 1% SNTI Didefinisikan

Post 100 Each 75 10 12 3 Pemilik Didefinisikan

Persentase 75% 10% 12% 3%

Tabel 3.4 mengilustrasikan contoh pengkodean untuk elemen railing sederhana. Elemen
terowongan mungkin memiliki kondisi berbeda untuk elemen yang sama. Sebuah terowongan
dengan 1.000 kaki linear (LF) dari railing mungkin memiliki 700 LF railing dalam kondisi
baik; 150 LF dalam kondisi adil; 140 LF dalam kondisi buruk; dan 10 LF dalam kondisi
parah. Entri yang sesuai untuk kondisi adalah: 70 persen ke CS1, 15 persen ke CS2, 14
persen ke CS3, dan 1 persen ke CS4. Pos pagar adalah subelemen yang ditentukan pemilik.
Karena keadaan kondisi untuk subelemen pos sesuai dengan sistem pagar, tidak ada
penyesuaian yang dilakukan terhadap keadaan kondisi keseluruhan pagar. Dalam contoh
khusus ini, tidak ada temuan penting untuk dilaporkan karena tidak ada masalah keamanan
yang memerlukan tindakan segera.
3.12 Dokumen Inventarisasi dan Pemeriksaan Terowongan
Inventarisasi terowongan dan data inspeksi harus dikumpulkan dan didokumentasikan
menggunakan formulir kertas atau tablet elektronik; sedangkan, inventaris terowongan awal
dapat diperoleh dari catatan yang ada dan lapangan diverifikasi sesuai kebutuhan. Inspeksi
terowongan yang komprehensif membutuhkan buku lapangan, formulir, foto, dan laporan
untuk berkomunikasi secara efektif dan mendokumentasikan temuan inspeksi.
3.12.1 Contoh Formulir Persediaan
Data Inventarisasi Terowongan Nasional pendahuluan mencakup informasi tentang
identifikasi terowongan, usia dan layanan, klasifikasi, data geometri, inspeksi, peringkat
muatan dan postingan, navigasi, dan jenis struktur. Tabel 3.5 berisi formulir inventaris
terowongan yang kompatibel dengan persyaratan yang terkandung dalam SNTI.
Tabel 3.5 - Contoh data inventaris terowongan awal

Item Identifikasi

No Item Inventori Nama Item Kode

I.1 Nomor Terowongan

I.2 Nama Terowongan

I.3 Kode Negara

I.4 Kode Wilayah

MANUAL OP TEROWONGAN | 142


I.5 Kode Tempat

I.6 Badan Jalan Raya Kabupaten

I.7 Nomor Rute

I.8 Arah Rute

I.9 Jenis Rute

I.10 Fasilitas Dibawa

I.11 ID Rute LRS

I.12 LRS Mile Point

I.13 Latitude Portal Tunnel

I.14 Bujur Terowongan Portal

I.15 Perbatasan Terowongan Negara atau Kode Negara

I.16 Tanggung Jawab Keuangan Terowongan Perbatasan

I.17 Nomor Terowongan Perbatasan

I.18 Tanggung Jawab Inspeksi Terowongan Perbatasan

Item Umur dan Layanan

No Item Inventori Nama Item Kode

A.1 Tahun Dibangun

A.2 Tahun Rehabilitasi

A.3 Jumlah Total Jalur

A.4 Lalu Lintas Harian Rata-Rata

A.5 Rata-Rata Lalu Lintas Truk Harian

A.6 Tahun Lalu Lintas Harian Rata-Rata

A.7 Panjang Putar

A.8 Layanan dalam Tunnel

Item Klasifikasi

MANUAL OP TEROWONGAN | 143


No Item Inventori Nama Item Kode

C.1 Pemilik

C.2 Operator

C.3 Arah Lalu Lintas

C.4 Tol

C.5 Penunjukan NHS

C.6 Penunjukan STRAHNET

C.7 Klasifikasi Fungsional

C.8 Kode Kota

Item Data Geometris

No Item Inventori Nama Item Kode

G.1 Panjang Terowongan

G.2 Minimum Ruang Bebas atas Jalan Terowongan

G.3 Lebar Jalan, Trotoar ke Trotoar

G.4 Lebar Trotoar Kiri

G.5 Lebar Trotoar Kanan

Memuat Peringkat dan Posting Item

No Item Inventori Nama Item Kode

L.10 Keterbatasan Tinggi

L.11 Pembatasan Bahan Berbahaya

L.12 Batasan Lainnya

Item Navigasi

No Item Inventori Nama Item Kode

N.1 Dibawah Jalur Air yang Dapat Ditelusuri

MANUAL OP TEROWONGAN | 144


N.2 Pembersihan Jalur Air yang Dapat Ditelusuri

Tipe Struktur dan Item Material

No Item Inventori Nama Item Kode

S.1 Jumlah Mata Bor

S.2 Bentuk Terowongan

S.3 Bentuk Portal

S.4 Kondisi Dasar

S.5 Kompleks

3.12.2 Formulir Pemeriksaan Sampel


Inspeksi awal dan rutin mengevaluasi kondisi kondisi sistem struktural, sipil, dan fungsional.
Elemen struktural adalah liner, girder atap, kolom / tiang, lintasan lintas, dinding interior,
portal, lempeng langit-langit, girder langit-langit, gantungan dan jangkar, panel langit-langit,
lempeng invert slab, lempengan pada grade, girder terbalik, sambungan, dan gasket. Elemen
sipil termasuk memakai permukaan, hambatan lalu lintas, dan pagar pejalan kaki. Sistem
fungsional meliputi mekanik, listrik dan penerangan, api dan keselamatan dan keselamatan
jiwa, tanda-tanda, dan sistem pelindung.
Formulir harus mudah dipahami dan diatur untuk entri basis data yang mudah. Formulir harus
dilengkapi dengan foto dan sketsa untuk secara jelas menunjukkan kekurangan dan informasi
bermanfaat lainnya. Catatan tambahan dari inspeksi dapat disimpan dalam buku lapangan
atau dimasukkan secara elektronik.
Data dapat dikumpulkan dengan tangan menggunakan formulir pra-cetak atau langsung
dimasukkan secara elektronik menggunakan tablet, komputer pribadi, atau perangkat lain.
Data yang dikumpulkan dengan tangan nantinya harus dimasukkan ke dalam basis data
elektronik. Tabel 3.6 berisi formulir inspeksi tingkat elemen sampel yang kompatibel dengan
persyaratan yang terkandung dalam SNTI.
Entri elektronik langsung memiliki keunggulan potensi penghematan waktu, mekanisme
peninjauan data historis untuk perbandingan, pengecekan kesalahan otomatis, dan
peningkatan akurasi. Tim inspeksi dapat menugaskan satu individu untuk memasukkan
semua data lapangan yang dikumpulkan langsung ke tablet atau komputer pribadi selama
inspeksi.
Tabel 3.6 - Contoh formulir pengumpulan elemen terowongan untuk inspeksi awal dan rutin
Inventaris Terowongan Nasional - Inventarisasi dan Data Elemen
Data Inventaris

MANUAL OP TEROWONGAN | 145


Item Identifikasi

No Item Inventori Nama Item Kode

I.1 Nomor Terowongan

I.2 Nama Terowongan

I.3 Kode Negara

I.4 Kode Wilayah

I.5 Kode Tempat

I.6 Badan Jalan Raya Kabupaten

I.7 Nomor Rute

I.8 Arah Rute

I.9 Jenis Rute

I.10 Fasilitas Dibawa

I.11 ID Rute LRS

I.12 LRS Mile Point

I.13 Latitude Portal Tunnel

I.14 Bujur Terowongan Portal

I.15 Perbatasan Terowongan Negara atau Kode Negara

I.16 Tanggung Jawab Keuangan Terowongan Perbatasan

I.17 Nomor Terowongan Perbatasan

I.18 Tanggung Jawab Inspeksi Terowongan Perbatasan

Item Umur dan Layanan

No Item Inventori Nama Item Kode

A.1 Tahun Dibangun

A.2 Tahun Rehabilitasi

A.3 Jumlah Total Jalur

A.4 Lalu Lintas Harian Rata-Rata

MANUAL OP TEROWONGAN | 146


A.5 Rata-Rata Lalu Lintas Truk Harian

A.6 Tahun Lalu Lintas Harian Rata-Rata

A.7 Panjang Putar

A.8 Layanan dalam Tunnel

Item Klasifikasi

No Item Inventori Nama Item Kode

C.1 Pemilik

C.2 Operator

C.3 Arah Lalu Lintas

C.4 Tol

C.5 Penunjukan NHS

C.6 Penunjukan STRAHNET

C.7 Klasifikasi Fungsional

C.8 Kode Kota

Item Data Geometris

No Item Inventori Nama Item Kode

G.1 Panjang Terowongan

G.2 Minimum Ruang Bebas atas Jalan Terowongan

G.3 Lebar Jalan, Trotoar ke Trotoar

G.4 Lebar Trotoar Kiri

G.5 Lebar Trotoar Kanan

Item Inspeksi

No Item Inventori Nama Item Kode

D.1 Tanggal Target Inspeksi DRoutine

MANUAL OP TEROWONGAN | 147


D.2 Tanggal Inspeksi Rutin Aktual

D.3 Interval Pemeriksaan Rutin

D.4 Inspeksi Mendalam

D.5 Inspeksi Kerusakan

D.6 Inspeksi Khusus

Memuat Peringkat dan Posting Item

No Item Inventori Nama Item Kode

L.1 Memuat Metode Penilaian

L.2 Faktor Peringkat Beban Inventaris

L.3 Faktor Peringkat Beban Operasi

L.4 Terowongan Memuat Status Posting

L.5 Beban Posting – Bruto

L.6 Beban Posting – Gandar

L.7 Beban Posting – Tipe 3

L.8 Muatan Posting – Tipe 3S2

L.9 Muatan Posting – Tipe 3-3

L.10 Keterbatasan Tinggi

L.11 Pembatasan Bahan Berbahaya

L.12 Batasan Lainnya

Item Navigasi

No Item Inventori Nama Item Kode

N.1 Dibawah Jalur Air yang Dapat Ditelusuri

N.2 Pembersihan Jalur Air yang Dapat Ditelusuri

N.3 Terowongan atau Pulau Portal Perlindungan dari Navigasi

MANUAL OP TEROWONGAN | 148


Tipe Struktur dan Item Material

No Item Inventori Nama Item Kode

S.1 Jumlah Mata Bor

S.2 Bentuk Terowongan

S.3 Bentuk Portal

S.4 Kondisi Dasar

S.5 Kompleks

MANUAL OP TEROWONGAN | 149


Inventaris Terowongan Nasional - Inventarisasi dan Data Elemen
Data Elemen
Elemen Struktural

Kuantitas Kuantitas Kuantitas Kuantitas


Jumlah
Nomor Nomor Induk Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
Nama Elemen Elemen Elemen Total Keadaan 1 Keadaan 2 Keadaan 3 Keadaan 4

MANUAL OP TEROWONGAN | 150


Sambungan & Gaskets

Kuantitas Kuantitas Kuantitas Kuantitas


Jumlah
Nomor Nomor Induk Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
Nama Elemen Elemen Elemen Total Keadaan 1 Keadaan 2 Keadaan 3 Keadaan 4

MANUAL OP TEROWONGAN | 151


Elemen Sipil

Kuantitas Kuantitas Kuantitas Kuantitas


Jumlah
Nomor Nomor Induk Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
Nama Elemen Elemen Elemen Total Keadaan 1 Keadaan 2 Keadaan 3 Keadaan 4

MANUAL OP TEROWONGAN | 152


Elemen Sistem Mekanikal

Kuantitas Kuantitas Kuantitas Kuantitas


Jumlah
Nomor Nomor Induk Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
Nama Elemen Elemen Elemen Total Keadaan 1 Keadaan 2 Keadaan 3 Keadaan 4

Elemen Sistem Elektrikal

Kuantitas Kuantitas Kuantitas Kuantitas


Jumlah
Nomor Nomor Induk Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
Nama Elemen Elemen Elemen Total Keadaan 1 Keadaan 2 Keadaan 3 Keadaan 4

MANUAL OP TEROWONGAN | 153


Elemen Sistem Kebakaran / Keselamatan / Keamanan

Kuantitas Kuantitas Kuantitas Kuantitas


Jumlah
Nomor Nomor Induk Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
Nama Elemen Elemen Elemen Total Keadaan 1 Keadaan 2 Keadaan 3 Keadaan 4

Elemen Tanda

Kuantitas Kuantitas Kuantitas Kuantitas


Jumlah
Nomor Nomor Induk Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
Nama Elemen Elemen Elemen Total Keadaan 1 Keadaan 2 Keadaan 3 Keadaan 4

MANUAL OP TEROWONGAN | 154


Elemen Sistem Perlindungan

Kuantitas Kuantitas Kuantitas Kuantitas


Jumlah
Nomor Nomor Induk Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
Nama Elemen Elemen Elemen Total Keadaan 1 Keadaan 2 Keadaan 3 Keadaan 4

MANUAL OP TEROWONGAN | 155


3.12.2.1 Sketsa
Dokumentasi cacat parah dalam elemen apa pun harus mengandung sketsa yang
menunjukkan rincian terkait dan deskripsi tertulis tentang cacat tersebut. Setiap cacat harus
menunjukkan panjang, lebar, dan dalamnya, serta informasi lainnya untuk
menggambarkannya sepenuhnya. Beri label pada sketsa dan berikan legenda yang diperlukan
untuk mendefinisikan singkatan atau istilah. Misalnya, skema berikut dapat digunakan untuk
memberi label cacat struktural:
Deskripsi Cacat Klasifikasi

Retak – CR 1 - Skala Kecil - SC


Pewarnaan – ST 2 - Sedang Spall - SP
Penguatan Eksposur – E 3 – Parah
Korosi - C
Honeycomb - H
Patch Failure - PF
Area Hollow - HA
Puing - D
Gesper - B
Efflorescence - EF
Kebocoran - LK
Periksa - CK
Rot - RT
Kerusakan Kebakaran - FD
Kerusakan Cat - P
3.12.2.2 Foto-foto
Foto-foto memberikan informasi tambahan yang mungkin berguna untuk evaluasi oleh
spesialis, untuk pengendalian kualitas, dan untuk membuat catatan sejarah. Foto-foto harus
diambil untuk cacat utama dan kondisi umum. Daftar foto yang diambil selama inspeksi
harus direkam pada log foto. Foto elektronik biasanya diberi nomor oleh perangkat. Deskripsi
yang menyertai harus mencakup sedetail mungkin. Sangat membantu untuk mengambil foto
dari kondisi atau cacat yang sama yang dicatat dari inspeksi sebelumnya sehingga tingkat
kerusakan atau efektivitas perbaikan dapat dipantau.
3.12.2.3 Catatan Lapangan
Catatan inspeksi dan perbaikan untuk mendokumentasikan inspeksi harus diambil di
lapangan dan disimpan baik secara elektronik atau dalam buku lapangan terikat. Informasi
yang akan direkam dan dipelihara termasuk catatan tentang masalah keselamatan dan diskusi
dengan kontraktor, personel operasi, dan pihak berkepentingan lainnya. Entri harus

MANUAL OP TEROWONGAN | 156


kronologis berdasarkan tanggal dan waktu, terdiri dari deskripsi acara yang jelas, singkat, dan
akurat serta berisi sketsa yang sesuai. Informasi lain yang perlu dicatat dan dipelihara
termasuk: nama inspektur, suhu, kondisi cuaca, dan lokasi yang diperiksa. Catatan-catatan ini
harus disimpan secara elektronik.
3.12.2.4 Laporan Inspeksi
Laporan inspeksi adalah ringkasan formal dari temuan inspeksi untuk setiap elemen dan
sistem yang diinspeksi. Laporan tersebut harus diserahkan sesuai dengan prosedur tertulis
yang ditetapkan oleh organisasi inspeksi terowongan dan pemiliknya. Laporan yang telah
selesai harus diserahkan kepada pemilik terowongan bersama dengan rekomendasi perbaikan.
Berikut ini adalah contoh elemen dalam laporan inspeksi:
• Temuan Kritis
Temuan kritis mengacu pada cacat yang memerlukan tindakan "segera" termasuk
kemungkinan penutupan terowongan di mana masalah keselamatan atau struktural
diidentifikasi menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam NTIS. Setelah
menemukan temuan kritis, pemimpin tim harus segera memberi tahu manajer
program dan pemilik terowongan. Ringkasan singkat dari perincian ini dapat
dimasukkan dalam laporan inspeksi seperlunya.
• Perbaikan Prioritas
Perbaikan prioritas mengacu pada kondisi di mana penyelidikan lebih lanjut, desain,
dan implementasi perbaikan sementara atau jangka panjang harus dilakukan
berdasarkan prioritas, yaitu, didahulukan dari pekerjaan terjadwal lainnya. Perbaikan
ini akan meningkatkan daya tahan dan estetika struktur atau elemen dan akan
mengurangi biaya perawatan di masa depan. Elemen yang tidak mematuhi
persyaratan kode juga merupakan prioritas untuk diperbaiki.
• Perbaikan Rutin
Perbaikan rutin mengacu pada kondisi yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut
atau pekerjaan perbaikan. Pekerjaan ini dapat dilakukan sebagai bagian dari program
pemeliharaan terjadwal, proyek terjadwal, atau pemeliharaan fasilitas rutin. Item yang
diidentifikasi dalam program pemeliharaan preventif dapat dimasukkan ke dalam
kategori ini.
Di bawah ini adalah garis besar yang disarankan untuk laporan inspeksi dan deskripsi
masing-masing bagian:
• Surat Pengiriman - Identifikasi formal laporan dan pengenalan kepada penerima.
• Daftar Isi - Ini memberikan informasi kepada pembaca tentang di mana menemukan
informasi yang menarik.
• Daftar Tabel - Digunakan untuk mengidentifikasi judul dan lokasi setiap tabel yang
digunakan.
• Daftar Gambar, Gambar, dan Sketsa - Digunakan untuk mengidentifikasi judul dan
lokasi setiap gambar atau gambar.

MANUAL OP TEROWONGAN | 157


• Daftar Foto - Digunakan untuk mengidentifikasi judul dan lokasi foto apa pun. Ini
dapat dimasukkan sebagai lampiran dari laporan.
• • Ringkasan Eksekutif - Memberikan ringkasan singkat tentang inspeksi, temuan, dan
perbaikan yang disarankan.
• Deskripsi Umum - Memberikan deskripsi umum tentang terowongan atau terowongan
yang diperiksa. Informasi ini dapat mencakup lokasi terowongan, usia, geometri
umum, dan informasi deskriptif terkait lainnya.
• Deskripsi Sistem Umum - Memberikan deskripsi umum tentang sistem struktural,
sipil, dan fungsional yang diperiksa dan ruang lingkup elemen yang dicakup oleh
inspeksi. Ini harus mendahului uraian terperinci untuk temuan inspeksi setiap elemen.
• Prosedur Inspeksi - Prosedur yang digunakan untuk memeriksa elemen terowongan
harus dijelaskan dan diilustrasikan. Jika prosedur tertulis yang luas diikuti, ini dapat
dimasukkan sebagai lampiran dari laporan. Dokumentasi dari setiap proses pengujian
khusus dan keahlian luar harus dimasukkan.
• Temuan Inspeksi - Kondisi semua elemen terowongan harus didokumentasikan
menggunakan Kondisi Serikat CS1, CS2, CS3, dan CS4 sesuai instruksi dan pedoman
dalam SNTI.
• Hasil Inspeksi - Penjelasan terperinci tentang hasil inspeksi harus dimasukkan untuk
berbagai elemen terowongan di bawah ini.
o Struktural dan Sipil - Untuk elemen struktural dan sipil, laporan harus memuat
uraian tentang berbagai kekurangan yang ditemukan, lokasi, dan tingkat
keparahannya. Setiap pengujian khusus, seperti kekuatan beton, analisis freeze-
thaw, atau analisis petrografi, harus dimasukkan dengan temuan sebagai catatan.
o o Mekanis - Untuk inspeksi mekanis, kondisi umum dan operasi semua peralatan
harus diuraikan dan kekurangan dicatat. Pengujian khusus diperlukan untuk
secara efektif menentukan kondisi operasional peralatan, seperti pengujian
getaran dan analisis oli, harus dimasukkan sebagai catatan.
o o Kelistrikan - Untuk inspeksi kelistrikan, kondisi umum dan operasi semua
peralatan harus diuraikan dan kekurangannya dicatat. Setiap pengujian khusus
yang diperlukan untuk secara efektif menentukan kondisi operasional peralatan,
seperti distribusi daya dan daya darurat, harus dimasukkan sebagai catatan. Selain
itu, perbandingan tingkat cahaya yang diukur dengan tingkat yang disarankan
harus disediakan kepada pemilik. Pekerjaan perbaikan yang mungkin menyertai
pengujian dan inspeksi harus dimasukkan.
• Rekomendasi - Bagian ini mencakup rekomendasi untuk perbaikan atau rehabilitasi
komponen terowongan yang ditemukan kurang atau tidak memenuhi persyaratan kode
saat ini. Rehabilitasi substansial mungkin memerlukan perbandingan biaya siklus
hidup dari opsi perbaikan. Rekomendasi perbaikan dan rehabilitasi harus dipecah
untuk masing-masing sistem terowongan utama ke dalam kategori yang telah
dijelaskan sebelumnya, penemuan kritis, perbaikan prioritas dan perbaikan rutin.

MANUAL OP TEROWONGAN | 158


• Apendiks - Apendiks dapat digunakan untuk ringkasan inspeksi terperinci dan luas
yang panjang, sangat teknis dan terperinci (seperti peringkat panel struktural dan
tingkat pencahayaan penerangan), dan laporan dari lembaga pengujian khusus.
Informasi terperinci seperti izin khusus, proses, atau kualifikasi dapat dimasukkan
dalam lampiran. Contohnya adalah izin masuk ruang terbatas. Ringkasan operasi
inspeksi harus dilengkapi dengan daftar personel inspeksi, identifikasi pemimpin tim,
alat inspeksi yang digunakan, peralatan akses yang diperlukan, dan jadwal yang
dijaga. Informasi ini berguna untuk merencanakan inspeksi di masa depan serta untuk
mendokumentasikan inspeksi.

BAB 4 EVALUASI2.TEROWONGAN
Biaya pemeliharaan dan peningkatan sistem terowongan harus seimbang dengan jumlah dana
yang tersedia. Sumber daya terbatas untuk melakukan perbaikan dan peningkatan. Oleh
karena itu, perbaikan perlu dievaluasi dan diprioritaskan untuk membuat keputusan investasi
yang tepat.
Evaluasi biasanya dilakukan setelah data inspeksi diterima. Penilaian teknik suara digunakan
untuk mengevaluasi konsekuensi dari sistem terowongan atau kegagalan komponen dalam
hal keseluruhan keselamatan, tingkat layanan, dan biaya. Dalam beberapa kasus, inspeksi
tambahan dan pengujian mungkin diperlukan di mana data kurang. Teknik penilaian risiko
harus mencakup strategi untuk menyebarkan, mengoperasikan, memelihara, meningkatkan,
dan membuang komponen sistem terowongan dengan cara yang hemat biaya.
Ketika sistem struktural dalam terowongan mendukung muatan hidup kendaraan, peringkat
beban harus dilakukan sesuai dengan Standar Inspeksi Terowongan Nasional (NTIS). Hasil
peringkat muat dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan posting muatan, atau peringkat
tersebut dapat digunakan untuk mengeluarkan izin pengangkutan.
Bab ini berfokus pada evaluasi sistem dan komponen terowongan untuk memasukkan
personel yang terlibat, inspeksi tambahan dan metode pengujian, penilaian berbasis risiko,
klasifikasi prioritas, dan estimasi biaya dasar. Informasi juga diberikan pada peringkat beban.
4.1 Kualifikasi Personel
Manajer program dan pemimpin tim harus dimasukkan dalam tim evaluasi. Jika sistem
terowongan itu rumit, mungkin disarankan untuk menggunakan spesialis berkualifikasi,
kontraktor khusus, atau konsultan untuk menambah proses evaluasi. Tim evaluasi harus
memiliki pemahaman menyeluruh tentang fasilitas terowongan termasuk operasi,
pemeliharaan, inspeksi, desain, estimasi biaya, penjadwalan, konstruksi, dan rehabilitasi.
Pemilik terowongan harus menetapkan kualifikasi yang diperlukan untuk mengevaluasi
berbagai sistem dan komponen terowongan untuk memasukkan kriteria pendidikan,
pelatihan, pengalaman, dan sertifikasi atau pendaftaran profesional. Kualifikasi tim evaluasi
harus sepadan dengan kebijakan dan prosedur tertulis untuk inspeksi terowongan. Sesuai
dengan NTIS, peringkat beban terowongan harus dilakukan oleh insinyur profesional.
Seorang insinyur profesional biasanya ditandai sebagai individu yang telah memenuhi
persyaratan pendidikan dan pengalaman tertentu dan lulus ujian tertentu yang memungkinkan
orang tersebut untuk memberikan layanan teknik yang sesuai dalam suatu yurisdiksi sesuai
dengan semua hukum yang berlaku.

MANUAL OP TEROWONGAN | 159


4.2 Inspeksi dan Pengujian Tambahan
Kadang-kadang informasi tambahan diperlukan setelah inspeksi untuk menyelesaikan
evaluasi atau data tambahan mungkin diperlukan untuk menentukan lebih lanjut defisiensi
tertentu, sifat penampang suatu elemen, atau sifat rekayasa suatu bahan. Ada juga beberapa
uji lapangan dan teknik laboratorium untuk mengevaluasi sifat material.
4.2.1 Metode Uji Tidak Rusak
Metode NDT berguna untuk berbagai keperluan mulai dari memverifikasi geometri
terowongan hingga mengidentifikasi perbedaan suhu. Metode pengujian nondestruktif (NDT)
tambahan yang umumnya digunakan dengan terowongan meliputi:
 GPR udara
 Termografi Inframerah
 Pemindai
 GPR tanah
 Tomografi ultrasonik
 Eco-ultrasonik
 Gelombang permukaan ultrasonic
 Dampak
Teknologi NDT digunakan untuk mengkarakterisasi tingkat kekurangan elemen struktural di
bawah permukaan dengan lebih baik. Dasarnya harus diperoleh pada elemen-elemen penting
untuk memantau kekurangan dan tingkat penurunan. Metode NDT umumnya memerlukan
peralatan khusus dan eksklusif yang dibeli dari vendor. Sehubungan dengan aplikasi
terowongan jalan raya, berbagai metode NDT dapat digunakan untuk mengevaluasi:
 Kebocoran air
 Delaminasi dan pengisian linier beton
 Kekosongan di belakang dan di dalam lapisan terowongan
 Permeabilitas beton
 Ubin yang sedang dalam proses memisahkan dari liner terowongan
 Lapisan baja beton tertutup
 Sistem plafon dan koneksi dengan lapisan terowongan

4.2.2 Metode Uji Lapangan


AASHTO untuk Evaluasi Jembatan (MBE) membahas berbagai uji lapangan untuk beton,
baja, dan kayu. Tes lapangan untuk beton meliputi metode kekuatan, metode sonik, teknik
ultrasonik, metode magnetik, metode listrik, metode nuklir, termografi, radar, radiografi, dan
endoskopi. Tes lapangan untuk baja termasuk radiografi, pemeriksaan partikel magnetik,
pemeriksaan arus eddy, pemeriksaan penetran pewarna, dan pemeriksaan ultrasonik. Tes
lapangan untuk kayu meliputi metode penetrasi, metode listrik, dan pemeriksaan ultrasonik.
Selain itu, mungkin perlu untuk melakukan uji lapangan pada bahan geologi dan geoteknik di
sekitar terowongan.
Beberapa metode uji lapangan ASTM umum untuk batuan dan tanah tercantum dalam Tabel
4.1 dan 4.2.

MANUAL OP TEROWONGAN | 160


Tabel 4.1 - Tes Lapangan untuk Bahan Geologi (Batuan)

Peraturan Nama Tes

ASTM D 4435 Metode untuk Uji Tarik Jangkar Baut Batu

ASTM D 4436 Metode untuk Uji Retensi Beban Baut Jangka Panjang Batu Bolt

ASTM D 4553 Metode untuk Menentukan Karakteristik Batuan Creep In Situ

ASTM D 4554 Metode untuk Penentuan In Situ Kekuatan Geser Langsung Batuan
Diskontinuitas

ASTM D 4623 Metode untuk Penentuan Kekuatan In Situ di Massa Batuan dengan
Overcoring
Metode—USBM Pengukur Deformasi Borehole

ASTM D 4729 Metode untuk Kekuatan In Situ dan Modulus Deformasi


Menggunakan Flatjack

Table 4.2 – Tes Lapangan untuk Bahan Geoteknik (Tanah)

Peraturan Nama Tes

ASTM D 2573 Metode untuk Uji Geser Lapangan di Tanah Kohesif


Metode untuk (Prosedur Lapangan) untuk Perubahan Seketika pada
ASTM D 4044
Bagian Utama
Tes untuk Menentukan Sifat Hidraulik Akuifer

ASTM D4050 Metode untuk (Prosedur Lapangan) untuk Penarikan dan Pengujian
Sumur Injeksi untuk Menentukan Sifat Hidraulik Sistem Akuifer

4.2.3 Metode Uji Laboratorium


MBE membahas berbagai metode uji laboratorium untuk beton, baja, dan kayu. Tabel 4.3 dan
4.4 mencantumkan standar ASTM yang umum digunakan untuk pengujian laboratorium
bahan geologis (batuan) dan geoteknik (tanah). Tes laboratorium harus dilakukan oleh
fasilitas yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar masing-masing.
Table 4.3 – Tes Laboratorium untuk Bahan Geologi (Batu)

(1)
Peraturan Nama Tes
D 2936 Metode untuk Kekuatan Tarik Langsung Spesimen Inti Batu Utuh
Metode untuk Memisahkan Kekuatan Tarik dari Spesimen Inti Batu
D 3967 Utuh
D 4535 Metode Pengukuran Ekspansi Batuan Termal

MANUAL OP TEROWONGAN | 161


D 4644 Metode untuk Daya Tahan Serpihan dan Batuan Lemah
Metode untuk Melakukan Laboratorium Uji Kekuatan Geser
D 5607 Langsung Batu Spesimen Di Bawah Kekuatan Normal Konstan
Metode Penentuan Titik Kekuatan Indeks Beban Batuan dan Aplikasi
D 5731 untuk Klasifikasi Kekuatan Batu
D 5873 Metode untuk Penentuan Kekerasan Batu oleh Rebound Metode
Hammer
D 6032 Metode untuk Menentukan Penunjukan Kualitas Batu (RQD) dari
Rock Core
D 7012 Metode untuk Kekuatan Kompresi dan Moduli Elastis Batu Utuh
D 7070 Metode untuk Rangkak Inti Batu Di Bawah Stres dan Suhu Konstan
D 7401 Metode untuk Penentuan Laboratorium Kapasitas Jangkar Batu oleh
Tes Tarik
Metode untuk Penentuan Laboratorium dari Abrasiveness of Rock
D 7625 Menggunakan metode CERCHAR

Table 4.4 – Tes Laboratorium untuk Bahan Geoteknik (Tanah)


Peraturan Nama Tes
D 422 Metode untuk Analisis Ukuran-Partikel Tanah
Metode untuk Kekuatan Kompresif yang Tidak Terkekang dari
D 2166 Tanah Kohesif
Metode untuk Penentuan Laboratorium dari Kandungan Air
D 2216 (Kelembaban) dari Tanah dan Batuan menurut Massa
Metode untuk Sifat Konsolidasi Satu Dimensi dari Penggunaan
Tanah
D 2435 Memuat Tambahan
D 2850 Metode untuk Uji Kompresi Triaksial Tidak Terkonsolidasi pada
Tanah yang Kohesif
D 3080 Metode untuk Uji Kompresi Triaksial Tidak Terkonsolidasi pada
Tanah yang kohesif
D 4318 Metode Batas Cair, Batas Plastik, dan Indeks Plastisitas Tanah
D 4546 Metode untuk Gelombang Satu-Dimensi atau Keruntuhan Tanah
Metode untuk Uji Geser Miniatur Laboratorium untuk Tingkat Jenuh
D 4648 Tanah Liat
D 4829 Metode Indeks Ekspansi Tanah
Metode untuk Distribusi Ukuran-Partikel (Gradasi) Tanah
D 6913 Menggunakan Analisa Saringan
Metode untuk Penentuan kepadatan Laboratorium (Satuan Berat)
Tanah
D 7263 Spesimen

4.3 Evaluasi Terowongan


Temuan inspeksi digunakan untuk menentukan apakah ada masalah keamanan dan struktural.
Sistem terowongan memberikan tingkat keamanan tertentu dan meningkatkan layanan;
kekritisan komponen harus dievaluasi untuk implikasi keselamatan, layanan, dan biaya.
Evaluasi digunakan untuk memprioritaskan perbaikan dan membuat keputusan investasi yang

MANUAL OP TEROWONGAN | 162


terinformasi. Pendekatan berbasis data dan berbasis risiko dapat digunakan untuk mencapai
kinerja yang dioptimalkan. Keputusan perbaikan difokuskan pada biaya dan ketersediaan
dana; dengan demikian, perkiraan biaya merupakan bagian penting dari proses evaluasi.
Diperlukan penilaian rekayasa suara untuk sampai pada kesimpulan yang berarti.
4.3.1 Strategi Evaluasi
Komponen strategi evaluasi terowongan meliputi penilaian risiko, klasifikasi prioritas,
estimasi biaya, prediksi siklus hidup, dan manajemen aset. Cakupan dan kedalaman evaluasi
akan bervariasi tergantung pada kompleksitas dan kecanggihan terowongan. Program
evaluasi terowongan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan keseluruhan pemilik
terowongan.
4.3.1.1 Penilaian Risiko
Penilaian risiko dimaksudkan untuk memberikan pendekatan yang efektif biaya untuk
pengambilan keputusan berdasarkan analisis data. Risiko dievaluasi menggunakan berbagai
teknik kualitatif atau kuantitatif, dan konsekuensi dari kegagalan komponen atau sistem
dipertimbangkan. Konsekuensi dievaluasi untuk keselamatan, keamanan, tingkat layanan, dan
biaya. Daftar risiko adalah alat umum yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko.
Evaluasi membantu memprioritaskan perbaikan dan mengoptimalkan sumber daya sebagai
bagian dari pendekatan manajemen terowongan yang efektif.
4.3.1.2 Klasifikasi Prioritas
Klasifikasi prioritas dilakukan sebagai bagian dari proses inspeksi untuk memastikan bahwa
kondisi yang ditemukan selama inspeksi mendapatkan peringkat yang tepat. Demikian pula,
evaluasi harus mencakup skema klasifikasi prioritas yang mendukung pendekatan
manajemen. Contoh skema klasifikasi prioritas dijelaskan di bawah ini:
Temuan Kritis - Cacat atau kekurangan yang membutuhkan tindakan segera sebagaimana
didefinisikan dalam NTIS.
Perbaikan Prioritas - Perbaikan ini akan meningkatkan daya tahan, keandalan, estetika, atau
kemampuan fungsional sistem terowongan dan akan mengurangi biaya perawatan di masa
mendatang. Elemen yang tidak lagi memenuhi persyaratan kode juga dapat dimasukkan
dalam klasifikasi ini tergantung pada kebijakan pemilik terowongan. Perbaikan ini biasanya
memerlukan pemeriksaan kualitas untuk memastikan kinerja yang memadai dan umumnya
dijadwalkan untuk perbaikan sebelum siklus inspeksi berikutnya.
Perbaikan Rutin - Perbaikan ini adalah bagian yang tidak terlalu penting untuk keselamatan
dan kinerja struktur terowongan dan dapat diperbaiki ketika anggaran lebih banyak tersedia
atau sebagai bagian dari program pemeliharaan rutin. Perbaikan ini biasanya selesai ketika
jadwal memungkinkan.
Gambar 4.1 menggambarkan rencana penggantian yang dioptimalkan untuk motor pompa
off-the-shelf yang dianggap memiliki konsekuensi kegagalan minimal. Gambar 4.2
menggambarkan jadwal perawatan pencegahan yang dioptimalkan untuk motor kipas khusus
yang dianggap memiliki konsekuensi kegagalan yang tinggi.

MANUAL OP TEROWONGAN | 163


Gambar 4.1 - Dioptimalkan pemeliharaan sesuai permintaan untuk pompa off-the-shelf.

Gambar 4.2 - Jadwal pemeliharaan preventif yang dioptimalkan untuk motor yang
disesuaikan.
4.3.1.3 Perkiraan Biaya
Perkiraan biaya biasanya diperlukan sebagai bagian dari proses evaluasi untuk berhasil
mengelola dan menganggarkan untuk perbaikan. Skema perbaikan alternatif juga
membutuhkan perkiraan biaya untuk tujuan perbandingan. Biaya perbaikan dipengaruhi oleh
sejumlah pertimbangan. Untuk tujuan evaluasi, estimasi biaya yang cukup umumnya dapat
dibuat menggunakan metode yang dibahas dalam AASHTO 2013. Panduan ini
mengidentifikasi empat teknik estimasi utama yang mencakup:

MANUAL OP TEROWONGAN | 164


• Perkiraan konseptual
• Perkiraan berbasis penawaran
• Perkiraan berbasis biaya
• Perkiraan berbasis risiko
Berdasarkan pada perkiraan jumlah tenaga kerja, bahan, dan peralatan dan pertimbangan
yang bermakna atas barang-barang yang tidak disengaja, seperti mobilisasi peralatan,
pemeliharaan lalu lintas, kontinjensi, biaya subkontraktor. , dan overhead dan laba kontraktor,
estimasi biaya yang cukup dapat dibuat untuk tujuan evaluasi. Jika skema perbaikan
melibatkan pekerjaan di masa mendatang, maka nilai waktu dari uang harus diperhitungkan.
Tabel 4.5 menunjukkan contoh yang sangat sederhana dari perkiraan biaya yang
membandingkan dua skema perbaikan yang berbeda di mana jumlah pekerjaan perbaikan
tidak berubah selama periode perbaikan. Contoh sederhana ini menunjukkan bahwa jika dana
terbatas pada tahun tertentu, maka tidak ada perbedaan yang signifikan ketika perbaikan
dilakukan. Dalam kasus lain, biaya dan jumlah pekerjaan perbaikan dapat meningkat secara
signifikan karena inflasi dan perbaikan yang diabaikan dapat meningkatkan tingkat kerusakan
dan membutuhkan perbaikan yang lebih luas.
4.3.1.4 Biaya Siklus Hidup
Siklus hidup diperkirakan menggunakan model penurunan yang relevan berdasarkan data
yang dikumpulkan selama banyak siklus inspeksi. Strategi hemat biaya mempertimbangkan
biaya dari berbagai alternatif yang bersaing selama durasi atau periode waktu tertentu seperti
sisa masa manfaat sistem terowongan tertentu, sepuluh tahun ke depan, dll. Analisis siklus-
hidup adalah alat yang berguna untuk mengevaluasi alternatif investasi modal seperti seperti
apakah akan membeli, memiliki, mengoperasikan, memelihara, atau mengganti suatu aset.
Misalnya ketika mempertimbangkan sistem kipas yang usang, mungkin memerlukan modal
awal yang lebih sedikit untuk merombak motor daripada membeli motor baru; namun, motor
kipas baru dapat bertahan lebih lama, mengonsumsi lebih sedikit daya, dan membutuhkan
lebih sedikit pengeluaran perawatan, yang selama siklus masa manfaatnya dapat lebih murah.
Jika pengendali baru kompatibel dengan kontrol pengawasan yang direncanakan dan sistem
akuisisi data, maka manfaat ini juga harus dimasukkan dalam evaluasi.
4.3.1.5 Manajemen Aset
Manajemen aset melibatkan penggunaan, pengoperasian, pemeliharaan, peningkatan, dan
penggantian komponen sistem terowongan dengan cara yang hemat biaya sambil
mempertahankan tingkat keselamatan dan layanan yang dapat diterima. Skema ini
mengevaluasi alternatif dan menentukan penggunaan sumber daya terbatas yang paling
efektif dengan menggunakan teknik alokasi yang dioptimalkan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 165


Tabel 4.5 - Contoh perkiraan biaya sederhana untuk membandingkan dua skema perbaikan
alternatif.

Tenaga Kerja Material Alat Biaya

Satuan Satuan Kuantit Satuan Nilai


Perbai Kuantit
Item as Biaya Kuantitas Biaya as Biaya Waktu
kan dari
yd 3 uang
Jam $/Jam (Cubic Yard) $/yd3 Hari $/Hari i=6% Dollar

ALT Voids 60 55.00 300 175.00 8 500.00 - 59,800


1
Retak 20 25.00 10 75.00 3 50.00 - 1,400

Etc. - - - - - - -

61,200
Tahun
ke 1 Total +…
Voids 10 55.00 50 175.00 2 500.00 1,275 11,575
Tahun
ke3 Retak 5 25.00 3 75.00 1 50.00 50 450

Nx
Etc. - - - - - - 1.062
12,025
Total +…
Total 73,225

ALT Voids 30 55.00 150 175.00 4 500.00 - 29,900


2
Retak 10 25.00 5 75.00 2 50.00 - 725

Etc. - - - - - - -
30,625
Tahun
ke 1 Total +…
Voids 40 55.00 200 175.00 5 500.00 4,900 44,605

Retak 15 25.00 8 75.00 2 50.00 135 1,210

Nx
Etc. - - - - - - 1.062
45,815
Tahun
ke 3 Total +…
Total 76,440

MANUAL OP TEROWONGAN | 166


4.3.2 Evaluasi Sipil dan Struktural
Ketika menetapkan kondisi terowongan dan mengevaluasi sifat rekayasa material, penting
untuk memiliki catatan yang ada untuk mendapatkan informasi desain, konstruksi, dan
pemeliharaan yang tepat. Catatan geoteknis juga harus ditinjau untuk mendapatkan parameter
tanah dan informasi air tanah. Informasi ini mungkin berguna misalnya ketika menilai
segmen terowongan yang bocor atau di mana geometri penampang melintang terowongan
berubah. Jika ada informasi penting yang hilang, inspeksi khusus atau mendalam dapat
digunakan untuk mendapatkan informasi yang hilang.
Tabel 4.6 - Contoh peringkat sederhana untuk perbaikan komponen sipil atau struktural.

Ranking Perbaikan Kondisi Risiko Prioritas Biaya Efektivitas Catatan


Struktur

Alt 1 Alt2 Alt 1 Alt2

Ganti
Ceiling Slab Es Pleno =>

and kelebihan beban.


Sekarang temp
1 Girders Parah Tinggi Prioritas 1,750,000 2,250,000 +$750,000 +$0 didukung

Tambalan
Interior Spon beton +
Dinding
ubin diamati di
2 dan Ubin Buruk Sedang Rutin $50,000 $75,000 +$40,000 +$5,000 jalan

….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ..

Tabel dapat dibuat sebagai alat untuk mengevaluasi elemen sipil dan struktural berdasarkan
skema evaluasi dasar yang telah dibahas sebelumnya. Dari Tabel 4.6 misalnya, evaluasi
kualitatif dapat digunakan untuk menentukan peringkat perbaikan. Metode evaluasi yang
dikembangkan harus didasarkan pada kebijakan dan praktik pemilik terowongan. Metode
kuantitatif yang lebih rumit dapat dikembangkan untuk mengambil keuntungan dari
parameter input terkodifikasi multi-variabel menggunakan algoritma canggih yang diproses
oleh perangkat lunak komputer; Namun, sangat disarankan untuk menggunakan penilaian
teknik sebagai pemeriksaan akhir untuk mengevaluasi hasil kuantitatif.
Analisis Struktural - Penting untuk mengevaluasi perubahan yang mungkin berdampak pada
kapasitas angkut dan daya tahan elemen sipil dan struktural. Pertimbangan utama meliputi
degradasi material dan kehilangan bagian. Beban mungkin telah berubah dari waktu ke waktu
karena sejumlah faktor seperti pemasangan peralatan baru, penggunaan truk yang lebih berat,
pekerjaan tanah, dan perubahan tingkat air tanah. Evaluasi harus mempertimbangkan asumsi
terkait yang digunakan dalam desain untuk memasukkan standar, kode, atau kriteria apa pun
yang digunakan. Analisis struktural harus dilakukan pada struktur yang mendukung beban
dalam terowongan ketika ada perubahan pada:
• Beban didukung oleh struktur terowongan.
• Kehilangan bagian terjadi dalam struktur.

MANUAL OP TEROWONGAN | 167


• Sifat material terdegradasi karena korosi dan kerusakan.
Tanah berinteraksi dengan liner terowongan dan bukan hanya bertindak sebagai beban yang
diterapkan pada liner akhir. Tanah harus diperlakukan sebagai bahan dengan sifat rekayasa
untuk memasukkan kekuatan, kekakuan, dan berat. Tanah juga dapat mendistribusikan semua
atau sebagian dari beban hidup di sekitar terowongan. Jika terowongan jalan raya mendukung
muatan langsung dari pesawat atau kendaraan kereta api, akan lebih bijaksana untuk
melakukan analisis struktural dari liner terowongan.
4.3.3 Evaluasi Sistem Fungsional
Sistem fungsional terdiri dari berbagai komponen yang menyediakan layanan penting seperti
ventilasi, pompa, perlindungan banjir, pemanasan, pendinginan, distribusi daya, pembangkit
listrik darurat, penerangan, deteksi kebakaran, perlindungan kebakaran, komunikasi, dan
pengawasan. Ketika mengevaluasi sistem fungsional, penting juga untuk mendapatkan
catatan desain, konstruksi, dan pemeliharaan untuk menetapkan konfigurasi dan kondisi yang
dibangun dari komponen sistem fungsional. Skema, diagram, dan jadwal memberikan
informasi penting tentang pengerjaan sistem ini; tim evaluasi harus memahami mereka; dan
biasanya mempekerjakan spesialis berkualifikasi, kontraktor khusus, dan konsultan ketika
mengevaluasi sistem fungsional.
Sistem fungsional dapat menjadi kompleks dengan komponen yang saling tergantung yang
dibagi antara sistem terowongan yang berbeda. Beberapa komponen mungkin berlebihan, dan
kegagalan total satu item tidak dapat mencegah sistem secara keseluruhan berfungsi
sebagaimana dimaksud. Komponen lain mungkin kurang redundansi, dan kegagalannya dapat
menyebabkan kegagalan sistem parsial atau total. Penting juga untuk meninjau standar, kode,
dan kriteria yang dirujuk dalam catatan proyek.
Tabel dapat membantu untuk mengevaluasi sistem fungsional. Misalnya, Tabel 4.7
menyajikan skema peringkat sederhana yang mungkin berguna untuk membuat keputusan
perbaikan. Metode evaluasi yang dikembangkan harus didasarkan pada kebijakan dan praktik
pemilik terowongan. Metode kuantitatif yang lebih rumit harus dikembangkan, sesuai
kebutuhan, untuk memanfaatkan algoritma komputer yang lebih canggih jika tersedia;
Namun, sangat dianjurkan bahwa penilaian teknik digunakan untuk mengevaluasi semua
hasil.
Tabel 4.7 - Contoh peringkat sederhana untuk perbaikan atau penggantian sistem fungsional

Ranking Perbaikan Kondisi Risiko Prioritas Biaya Efektivitas Catatan


Struktur

Alt 1 Alt2 Alt 1 Alt2

Ganti
Ceiling Slab Es Pleno =>

and kelebihan beban.


Sekarang temp
1 Girders Parah Tinggi Prioritas 1,750,000 2,250,000 +$750,000 +$0 didukung

MANUAL OP TEROWONGAN | 168


Tambalan
Interior Spon beton +
Dinding
ubin diamati di
2 dan Ubin Buruk Sedang Rutin $50,000 $75,000 +$40,000 +$5,000 jalan

….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ..

4.3.3.1 Sistem mekanik


Sistem mekanis meliputi kipas dan sistem ventilasi, sistem drainase dan pompa, generator
darurat, gerbang banjir, dan komponen lainnya. Persyaratan untuk sistem mekanik umumnya
ditetapkan oleh Negara dan otoritas lokal yang mengadopsi ketentuan dari kode bangunan,
standar, atau panduan desain. Persyaratan untuk setiap terowongan harus ditetapkan dalam
catatan file. Jika catatan file menunjukkan bahwa, misalnya, sistem mekanis tertentu
dirancang untuk memenuhi persyaratan Kode Mekanik Internasional Dewan Kode
Internasional (Edisi 2015) atau Kode Pipa Terpadu Asosiasi Internasional Pejabat Pipa dan
Mekanik (Edisi 2012) ), maka referensi ini berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan
persyaratan minimum untuk komponen mekanik, sebagaimana berlaku.
Gambar 4.3 hingga 4.5 mengilustrasikan jenis informasi yang harus dipahami ketika
mengevaluasi sistem fungsional seperti diagram alir, jadwal kipas, dan diagram pengkabelan.
Ketika mengevaluasi komponen sistem mekanis, efek elemen pada sistem secara keseluruhan
harus dipahami. Sebagai contoh:
• Apakah komponen tersebut berlebihan dalam sistem?
• Apakah komponen hanya untuk meningkatkan kapasitas operasi normal selama
perjalanan puncak?
• Apakah komponen diperlukan untuk memitigasi kondisi darurat?
• Apakah komponen diperlukan untuk memenuhi tingkat redundansi yang diperlukan?
Sistem ventilasi - Sistem ventilasi mencairkan asap kendaraan dan menukar udara selama
operasi normal; selama kebakaran, sistem ini digunakan untuk mengontrol asap, menekan
rute pelarian, dan mengeluarkan asap berbahaya dan gas super panas dari terowongan. Sistem
ventilasi dapat mencakup subkomponen berikut: kipas, saluran udara, peredam suara,
peredam, motor peredam, pengontrol peredam, peralatan pemantauan kualitas udara seperti
untuk karbon monoksida (CO), panel kontrol dan saluran.
Drainase dan sistem pemompaan - Elemen-elemen ini mungkin termasuk drainase badai,
perpipaan, pompa dan peralatan pengolahan air. Sistem drainase dan pompa dapat mencakup
berbagai subkomponen seperti motor dan pengontrol.
Sistem generator darurat - Unsur-unsur sistem ini mencakup komponen mekanis generator
darurat seperti pompa pengiriman bahan bakar, penyimpanan bahan bakar, komponen mesin,
sistem pendingin engine, dan komponen knalpot. Sistem generator darurat dapat mencakup
subkomponen berikut: tangki penyimpanan bahan bakar utama, tangki bahan bakar harian,
pompa bahan bakar sirkulasi, ventilasi tangki bahan bakar, sensor tangki bahan bakar, sistem
pendingin, manifold buang, insulasi, Louver udara udara dan aktuator peredam, Louver udara

MANUAL OP TEROWONGAN | 169


pasokan dan aktuator peredam, generator, peralatan kontrol generator, panel kontrol, dan
saluran terkait.
Gerbang banjir - Gerbang banjir umumnya meliputi segel, komponen mekanis, sistem
hidrolik, dan peralatan catu daya.

MANUAL OP TEROWONGAN | 170


Gambar 4.3 - Contoh diagram aliran udara ventilasi ventilasi.

MANUAL OP TEROWONGAN | 171


Gambar 4.4 - Contoh kipas ventilasi terowongan dan jadwal attenuator suara.

MANUAL OP TEROWONGAN | 172


Gambar 4.5 - Contoh diagram ventilasi dan pencahayaan terowongan

MANUAL OP TEROWONGAN | 173


4.3.3.2 Sistem listrik dan pencahayaan
Sistem listrik dan penerangan meliputi sistem distribusi daya, sistem distribusi daya darurat,
penerangan terowongan dan perlengkapan pendukungnya, dan pencahayaan darurat dan
perlengkapan pendukungnya. Gambar 4.5 mengilustrasikan jenis informasi yang harus
dipahami selama mengevaluasi sistem kelistrikan dan penerangan untuk memasukkan
berbagai diagram.
Persyaratan untuk penerangan listrik dan terowongan biasanya ditetapkan oleh pemerintah
negara bagian dan lokal menggunakan ketentuan dari kode bangunan, standar, dan panduan
desain. Persyaratan untuk sistem listrik dan penerangan harus didokumentasikan dalam
catatan file. Jika catatan file menunjukkan bahwa, misalnya, sistem listrik dan pencahayaan
mematuhi National Fire Protection Association (NFPA) 70 dari Kode Kelistrikan Nasional
(Edisi 2014) dan Institut Standar Nasional Amerika / Masyarakat Teknik Penerangan (ANSI /
IES) RP-22 Tunnel Lighting (Edisi 2011), masing-masing, maka referensi ini berfungsi
sebagai dasar untuk menetapkan persyaratan minimum untuk sistem ini, sebagaimana
berlaku.
Sistem distribusi daya - Sistem distribusi listrik terdiri dari peralatan listrik, perkabelan,
saluran, dan kabel yang digunakan untuk mendistribusikan energi listrik dari catu daya
utilitas (pintu masuk servis) ke terminal lini peralatan pemanfaatan. Sistem distribusi listrik
dapat mencakup subkomponen berikut: switchgear, gardu unit, switchboard, pusat kendali
motor, starter, transformer, sakelar transfer, papan panel, saluran dan jalur balap, dan outlet
listrik dan stopkontak.
Sistem distribusi daya darurat - Sistem ini terdiri dari peralatan listrik, perkabelan, saluran,
dan kabel yang digunakan untuk menyediakan daya listrik jika terjadi kegagalan layanan
utilitas. Peralatan yang termasuk dalam sistem ini terdiri dari generator darurat dan sistem
catu daya tak terputus (UPS), sakelar transfer, dan peralatan lain yang memasok daya darurat.
Sistem distribusi darurat juga dapat mencakup subkomponen berikut: UPS, baterai, dan
peralatan pengisian baterai. Di banyak terowongan, UPS membatasi fluktuasi pasokan daya
ke peralatan di dalam terowongan selama operasi normal. Komponen mekanik generator
darurat dievaluasi menggunakan teknik untuk elemen mekanik.
Sistem penerangan - Sistem ini terdiri dari lampu, penopang, rumah bohlam, lensa, sakelar
lampu, kotak sambungan, kabel, saluran, kabel, sensor, dan pengontrol. Sistem penerangan
terowongan juga dapat mencakup subkomponen berikut: kontrol sel foto dan ballast jarak
jauh.
Perlengkapan pencahayaan - Penopang komponen perlengkapan penerangan terowongan
mencakup jangkar ke bagian pendukung dan perangkat keras penghubung untuk rumah
komponen. Perlengkapan termasuk perumahan fisik lampu dan koneksi mereka ke struktur
terowongan.
Lampu dalam terowongan memungkinkan pengemudi untuk melihat benda-benda di dalam
terowongan dan dengan demikian melayani fungsi keselamatan yang penting. Di siang hari,
pencahayaan tambahan diperlukan di dekat pintu masuk untuk memberikan waktu bagi mata
pengemudi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang lebih gelap di dalam terowongan
sambil memastikan bahwa jarak pandang-berhenti yang aman selalu dijaga. Lampu juga

MANUAL OP TEROWONGAN | 174


digunakan selama keadaan darurat untuk menerangi rute jalan keluar dan memberikan cahaya
yang cukup untuk responden pertama. Ketika mengevaluasi efek dari beberapa lampu yang
tidak bisa dioperasi, penting untuk mempertimbangkan apakah lampu yang tidak bisa
dioperasi:
• Apakah redundan dalam sistem pencahayaan.
• Hanya diperlukan untuk penggunaan siang hari.
• Diperlukan untuk operasi terowongan normal.
• Digunakan untuk operasi normal dan selama kondisi darurat.
• Hanya terhubung ke sistem distribusi daya darurat.
• Jangan memberi dampak buruk pada tingkat pencahayaan yang dibutuhkan.
Sistem dan perlengkapan penerangan darurat - Sistem ini terdiri dari perlengkapan lampu,
penopang, rumah bohlam, lensa, sakelar lampu, kotak penyambung, kabel, saluran, kabel,
sensor, dan pengontrol yang digunakan untuk menyediakan pencahayaan darurat untuk
fasilitas. Sistem penerangan darurat juga dapat mencakup subkomponen berikut: tanda
keluar, baterai, penampakan ruang pendukung, dan ballast jarak jauh.
4.3.3.3 Sistem keselamatan kebakaran dan kehidupan
Sistem kebakaran dan keselamatan jiwa meliputi sistem deteksi kebakaran, sistem
perlindungan kebakaran, sistem komunikasi darurat, dan sistem operasi terowongan.
Dibutuhkan spesialis, kontraktor khusus, atau konsultan dengan pengetahuan mendalam
tentang operasi terowongan, tanggap darurat, dan pemahaman teknis peralatan yang
diperlukan untuk mengevaluasi sistem ini. Ketika mengevaluasi sistem kebakaran dan
keselamatan jiwa, penting bagi pemilik terowongan untuk meninjau setiap temuan inspeksi
yang signifikan dengan pemadam kebakaran yang melayani fasilitas terowongan. Gambar 4.6
dan 4.7 menggambarkan jenis informasi yang harus dipahami ketika mengevaluasi sistem
kebakaran dan keselamatan jiwa. Termasuk dalam angka-angka ini adalah riser alarm
kebakaran dan diagram garis CCTV.
Persyaratan untuk kebakaran dan keselamatan jiwa biasanya ditetapkan oleh pemerintah
negara bagian dan lokal dengan mengadopsi ketentuan dari kode bangunan, standar, dan
panduan desain. Persyaratan untuk setiap terowongan harus didokumentasikan dalam catatan
file atau konsep dokumen operasi. Jika catatan file menunjukkan bahwa, misalnya,
terowongan mematuhi National Fire Protection Association (NFPA) 502: Standar untuk
Terowongan Jalan, Jembatan, dan Jalan Raya Akses Terbatas Lainnya (Edisi 2014) atau
bagian dari kode kebakaran Kota, maka ini referensi berfungsi sebagai dasar untuk
menetapkan persyaratan minimum untuk sistem kebakaran dan keselamatan jiwa,
sebagaimana berlaku.
Sistem deteksi kebakaran - Sistem deteksi kebakaran terdiri dari panel kontrol, perangkat
pemicu (mis., Detektor panas dan asap, stasiun tarik), peralatan pemberitahuan (mis. Strobo,
klakson), perkabelan, saluran, dan kabel yang digunakan untuk mendeteksi kebakaran di
terowongan. Sistem deteksi kebakaran juga dapat mencakup subkomponen berikut: sensor,
kontrol, dan alarm.

MANUAL OP TEROWONGAN | 175


Sistem proteksi kebakaran - Sistem proteksi kebakaran terdiri dari alat pemadam
kebakaran, koneksi selang, tangki penyimpanan, hidran kebakaran, penyiram bangunan,
sistem pompa, perpipaan, pompa sirkulasi, dan gulungan selang. Sistem proteksi kebakaran
dapat mencakup subkomponen berikut: pompa kebakaran utama, pemeliharaan tekanan /
pompa joki, katup pipa kering, katup dan sakelar pengubah, tangki penyimpanan, pipa
saluran penyangga, katup pelepas tekanan dan pelepasan udara, pencegahan aliran balik,
stasiun selang, selang gulungan, penyiram bangunan, sistem pemanas air, koneksi pemadam
kebakaran, dan hidran kebakaran.
4.3.3.4 Sistem keamanan terowongan
Operasi terowongan dan sistem keamanan terdiri dari peralatan komunikasi (mis., Kamera
CCTV, telepon, radio) dan berbagai peralatan deteksi. Operasi terowongan dan sistem
keamanan juga dapat mencakup subkomponen seperti: sistem kamera sirkuit tertutup, antena
ponsel, akses pintu, pengontrol, dan radio.
Persyaratan untuk keamanan terowongan harus ditetapkan oleh pemilik terowongan.
Penilaian kerentanan khusus terowongan adalah alat yang berharga untuk menentukan
kebutuhan keamanan terowongan. Setiap fasilitas terowongan biasanya mengembangkan
seperangkat persyaratan keamanannya sendiri berdasarkan protokol keamanan dan kebijakan
yang ditetapkan oleh pemilik terowongan.
4.3.3.5 Sistem komunikasi darurat
Sistem komunikasi darurat merupakan bagian integral dari sistem kebakaran dan keselamatan
jiwa dan sistem keamanan terowongan. Komponen sistem komunikasi darurat meliputi
perangkat komunikasi (mis., Interkom, radio, ponsel), penerima, perkabelan, dan perangkat
pertukaran. Sistem komunikasi darurat juga dapat mencakup subkomponen berikut: rambu,
pengontrol, speaker, dan peralatan input audio. Tanda jalan keluar darurat menawarkan cara
yang relatif murah untuk meningkatkan keselamatan, dan studi terbaru dari AASHTO,
FHWA, dan World Road Committee (PIARC) harus dipertimbangkan.

MANUAL OP TEROWONGAN | 176


Gambar 4.6 - Contoh Diagram Riser Alarm Kebakaran.

MANUAL OP TEROWONGAN | 177


Gambar 4.7 - Contoh Diagram Garis CCTV.

MANUAL OP TEROWONGAN | 178


4.3.3.6 Tanda dan sistem informasi
Rambu dan sistem informasi meliputi rambu lalu lintas, rambu keluar darurat, papan pesan
variabel, sinyal jalur, dan perlengkapan sinyal jalur. Sistem ini berkisar dari tanda-tanda
sederhana hingga papan pesan variabel yang kompleks. Persyaratan untuk rambu-rambu jalan
ditetapkan dalam Manual Perangkat Seragam Kontrol Lalu Lintas.
Rambu lalu lintas - Rambu lalu lintas terdiri dari rambu lalu lintas dan dukungan. Tanda
untuk jalan keluar pejalan kaki, tanda pesan variabel, dan sinyal jalur tidak tercakup dalam
elemen ini. Tanda jalan keluar - Elemen-elemen ini terdiri dari tanda jalan keluar dan
dukungannya yang tidak terkait langsung dengan sistem penerangan darurat. Penerangan
yang tepat diperlukan untuk membaca tanda-tanda ini dalam kondisi darurat.
Papan pesan variabel - Papan pesan variabel terdiri dari papan pesan variabel, pendukung,
koneksi listrik yang terkait, dan perangkat keras komputer. Perangkat canggih ini berisi
modul tampilan, driver, catu daya, sensor, kipas, filter debu, kabinet kontrol, pengontrol,
papan sirkuit input / output, modem, dan sistem komputer.
Sinyal jalur - Sinyal jalur termasuk perangkat sinyal jalur, penopangnya dan sistem kontrol
dan beberapa atau semua subkomponen berikut: sinyal / perlengkapan, stasiun kontrol,
kabinet kontrol, dan saluran. Perlengkapan sinyal jalur - Perlengkapan sinyal jalur termasuk
perlengkapan, pendukung, dan kabel.
4.3.3.7 Sistem perlindungan
Sistem pelindung meliputi lapisan pelindung untuk korosi baja, pelapukan beton, dan
perlindungan terhadap api.
Pelapis pelindung korosi baja - Sistem pelapis pelindung korosi baja termasuk cat,
galvanisasi, atau penghambat korosi lapisan baja top lainnya.
Pelapisan pelindung korosi beton - Sistem pelapisan pelindung korosi beton meliputi water
proofer silane / siloxane, sealer retak seperti High Molecular Weight Methacrylate (HMWM),
atau pelindung lapisan atas apa pun yang melindungi beton dari kerusakan dan memperkuat
baja dari korosi.
Lapisan pelindung api - Lapisan pelindung api meliputi lapisan yang diterapkan pada elemen
terowongan untuk melindungi komponen-komponen ini dari kebakaran.
4.4 Memuat Peringkat
Peringkat beban adalah penentuan kapasitas pembawa beban hidup kendaraan yang aman.
Peringkat beban dilakukan dengan menggunakan rencana struktural dan informasi yang
dikumpulkan dari inspeksi. Hasil dari peringkat beban dapat mencakup pemasangan muatan
untuk memastikan bahwa jalan memiliki kapasitas muatan yang sama atau lebih besar dari
beban legal atau beban izin rutin tidak terbatas untuk Negara bagian tertentu. Evaluasi
peringkat beban mungkin diperlukan untuk menerbitkan izin pengangkutan. Rating muatan
diperlukan untuk semua terowongan yang:
• Memiliki sistem jalan raya yang didukung secara struktural untuk mengangkut
kendaraan (tidak setingkat) di dalam lubang bor (Gambar 4.8 A). Sistem jalan yang
membawa kendaraan dapat diperlakukan seperti jembatan, dengan geladak, stringer,
balok lantai, dan anggota lainnya, sebagaimana berlaku.

MANUAL OP TEROWONGAN | 179


• Dialami efek gaya beban hidup dari jalan raya yang terletak di atas terowongan
(Gambar 4.8 B). The tunnel liner dapat diperlakukan seperti gorong-gorong di mana
tekanan bumi dan beban hidup (truk) didistribusikan melalui pengisian.

Gambar 4.8 - Peringkat beban terowongan. A) lantai yang didukung secara struktural; B)
Overhead roadway.
Peringkat muatan terowongan harus mengikuti ketentuan dari Manual AASHTO untuk
Evaluasi Jembatan (MBE). Dalam kasus di mana kriteria AASHTO diam atau tidak berlaku,
kriteria harus disepakati antara pemilik terowongan dan insinyur yang melakukan evaluasi,
dan catatan keputusan ini harus didokumentasikan dalam file terowongan. Peringkat
terowongan didasarkan pada informasi dalam file terowongan, termasuk hasil dari inspeksi
lapangan terbaru. Direkomendasikan bahwa seorang insinyur geoteknis yang memenuhi
syarat membantu dengan evaluasi interaksi tanah-struktur antara liner terowongan, setiap
elemen yang berdekatan, dan tanah (Gambar 4.9).

MANUAL OP TEROWONGAN | 180


Gambar 4.9 - Analisis elemen hingga mode interaksi struktur tanah.
Peringkat beban dapat berupa peringkat beban sederhana berdasarkan informasi desain, atau
mungkin memerlukan analisis teknik lebih lanjut. Sebagai bagian dari setiap siklus inspeksi,
peringkat beban terowongan harus ditinjau dan diperbarui untuk mencerminkan perubahan
kondisi atau pemuatan yang relevan yang dicatat selama inspeksi. Dalam hal terjadi
perubahan kondisi struktural atau pemuatan pada setiap tahap masa layan yang dapat
mengurangi daya dukung beban hidup, peringkat muatan harus dievaluasi ulang dan
diperbarui. Peringkat beban mungkin memerlukan kunjungan lapangan untuk memverifikasi
kondisi struktural.
4.4.1 Pemilihan Metode Rating Beban
Bagian 6 dari AASHTO MBE menentukan peringkat muatan dan kriteria pemasangan untuk
jembatan jalan raya. Bagian 8 dari MBE mencakup metode dan kriteria untuk Pengujian
Beban Nondestruktif untuk peringkat beban jembatan. Peringkat memuat dan memposting
untuk terowongan yang tunduk pada muatan kendaraan di jalan raya harus menggunakan
kriteria yang dirinci dalam Bagian 6 atau 8 MBE.
Bagian 6A MBE memperkenalkan Metode Load and Resistance Factor Rating (LRFR), dan
Bagian 6B membahas Metode Allowable Stress Rating (ASR) dan Metode Load Factor
Rating (LFR). Administrasi Jalan Raya Federal telah mengeluarkan beberapa memorandum
kebijakan mengenai pemilihan metode peringkat beban. Metode peringkat pemuatan yang
sesuai untuk peringkat pemuatan dan pemasangan terowongan harus dipilih mengikuti
memorandum kebijakan FHWA.
4.4.2 Peringkat Faktor Resistensi dan Beban (LRFR)
Peringkat beban terowongan dilakukan untuk berbagai keperluan menggunakan model
muatan langsung yang berbeda dan kriteria evaluasi. Model digunakan untuk mengevaluasi
beban langsung desain, beban hukum, dan beban izin. Bagian ini menjelaskan pendekatan
sistematis untuk peringkat beban terowongan untuk model beban ini menggunakan filosofi
faktor beban dan resistansi; dan ini bertujuan untuk mengatasi berbagai penggunaan hasil
peringkat beban, konsisten dengan MBE.
Metodologi untuk peringkat faktor beban dan resistansi anggota terowongan terdiri dari tiga
prosedur berbeda:

MANUAL OP TEROWONGAN | 181


1) Peringkat beban desain
2) Peringkat beban hukum
3) Peringkat beban izin
Hasil dari setiap prosedur melayani tujuan khusus dan juga memandu kebutuhan untuk
evaluasi lebih lanjut untuk memverifikasi keselamatan terowongan atau tingkat layanan.
Bagan arus peringkat terperinci termasuk dalam Lampiran A6A di MBE.
4.4.2.1 Peringkat Beban Desain
Peringkat beban desain adalah penilaian tingkat pertama dari anggota terowongan
berdasarkan standar pemuatan HL-93 dan Load and Resistance Factor Design (LRFD),
menggunakan dimensi dan properti terowongan dalam kondisi saat ini sebagai yang
diinspeksi. Ini adalah ukuran kinerja anggota terowongan yang ada terhadap standar desain
jembatan LRFD saat ini. Di bawah pemeriksaan ini, anggota terowongan disaring untuk
status batas kekuatan pada tingkat keandalan desain LRFD. Evaluasi pada tingkat reliabilitas
evaluasi yang lebih rendah kedua juga merupakan pilihan.
Peringkat beban desain dapat berfungsi sebagai proses penyaringan untuk mengidentifikasi
terowongan yang harus dinilai beban untuk muatan legal. Anggota terowongan yang lulus
pemeriksaan beban desain (RF> 1) pada tingkat Inventaris akan memiliki peringkat beban
yang memuaskan untuk semua beban hukum (dan beban izin rutin di berbagai Negara) yang
berada dalam batas pengecualian LRFD.
4.4.2.2 Peringkat Beban Hukum
Peringkat tingkat kedua ini menyediakan kapasitas muatan tunggal yang aman (untuk
konfigurasi truk tertentu) yang berlaku untuk AASHTO dan Beban legal Negara. Faktor
muatan langsung dipilih berdasarkan kondisi lalu lintas truk di lokasi. Kekuatan adalah
keadaan batas utama untuk peringkat beban; status batas layanan diterapkan secara selektif.
Hasil dari peringkat beban untuk beban legal dapat digunakan sebagai dasar untuk posting
beban atau penguatan anggota terowongan.
4.4.2.3 Peringkat Beban Izin
Peringkat beban izin memeriksa keamanan dan kemudahan servis anggota terowongan dalam
meninjau aplikasi izin untuk lintasan kendaraan di atas batasan berat yang ditetapkan secara
hukum. Ini adalah peringkat tingkat ketiga yang harus diterapkan hanya untuk terowongan
yang memiliki kapasitas yang cukup untuk beban hukum AASHTO. Faktor beban yang
dikalibrasi berdasarkan jenis izin dan kondisi lalu lintas di lokasi ditentukan untuk memeriksa
efek beban yang disebabkan oleh lewatnya truk yang kelebihan berat badan. Panduan juga
diberikan pada kriteria kemudahan servis yang harus diperiksa ketika meninjau aplikasi izin.
4.4.2.4 Persamaan Peringkat Beban
Ungkapan umum berikut harus digunakan dalam menentukan peringkat beban masing-
masing komponen dan sambungan yang mengalami efek gaya tunggal (yaitu, gaya aksial,
lentur, atau geser):

MANUAL OP TEROWONGAN | 182


Di mana, untuk Status Batas Kekuatan:
C = φc φs φ Rn
Dimana batas bawah berikut akan berlaku:
φc s ≥ 0.85
Dan, untuk Negara-negara Batas Layanan:
C = ƒR
dimana:
RF = Faktor Peringkat
C = Kapasitas
ƒR = Stres yang diizinkan ditentukan dalam kode LRFD
Rn = Resistansi anggota nominal (seperti yang diperiksa)
DC = Efek beban mati karena komponen struktural dan lampiran
DW = Efek beban mati karena permukaan aus dan utilitas
EV = Tekanan tanah vertikal
EH = Tekanan tanah horisontal
ES = Biaya tambahan pembumian seragam
LS = Biaya tambahan muatan langsung
P = Beban permanen selain beban mati
LL = Efek beban langsung
IM = Tunjangan beban dinamis
γDC = Faktor beban LRFD untuk komponen struktural dan attachment
γDW = Factor beban LRFD untuk memakai permukaan dan utilitas
γEV = Faktor beban LRFD untuk tekanan tanah vertikal
γEH = Faktor beban LRFD untuk tekanan tanah horisontal
γES = Faktor beban LRFD untuk biaya tambahan pembumian yang seragam
γLS = Faktor beban LRFD untuk biaya tambahan beban langsung
γP = Faktor beban LRFD untuk muatan permanen selain beban mati = 1.0
γLL = Evaluasi faktor muatan langsung
φc = Faktor kondisi
φs = Faktor sistem
φ = Faktor resistensi LRFD

MANUAL OP TEROWONGAN | 183


4.4.2.5 Batas Negara
Peringkat beban harus dilakukan pada setiap batas keadaan yang berlaku dan efek beban,
dengan nilai terendah menentukan faktor peringkat pengendalian. Status batas dan faktor
beban untuk peringkat beban harus dipilih dari MBE.
Komponen yang mengalami efek beban kombinasi harus dinilai beban dengan
mempertimbangkan interaksi efek beban (yaitu, interaksi aksial-tekukan atau interaksi
tekukan-geser).
4.4.2.6 Faktor Perlawanan
Penggunaan Faktor-faktor Kondisi seperti yang disajikan di bawah ini dapat dianggap
opsional berdasarkan praktik peringkat beban agen.
Faktor kondisi memberikan pengurangan untuk memperhitungkan meningkatnya
ketidakpastian dalam resistensi anggota yang memburuk dan kemungkinan peningkatan
kemerosotan anggota-anggota ini di masa mendatang selama periode antara siklus inspeksi.
Faktor sistem adalah pengganda yang diterapkan pada resistansi nominal untuk
mencerminkan tingkat redundansi sistem superstruktur lengkap. Komponen terowongan yang
kurang redundan akan memiliki kapasitas anggota yang diperhitungkan dikurangi dan,
karenanya, akan memiliki peringkat yang lebih rendah.
Faktor-faktor sistem pada Tabel 6A.4.2.4-1 dari MBE lebih konservatif daripada nilai-nilai
desain LRFD dan dapat digunakan sesuai kebijaksanaan evaluator sampai mereka
dimodifikasi dalam Spesifikasi Desain Jembatan AASHTO LRFD Bridge.
4.4.3 Beban dan Distribusi Beban
Persamaan distribusi beban hidup disederhanakan yang ditentukan dalam AASHTO LRFD
Spesifikasi Desain Pasal 4.6.2 harus digunakan dalam analisis peringkat beban yang sesuai.
4.4.4 Analisis Struktural yang Disempurnakan
Anggota terowongan dapat dianalisis dengan metode analisis yang disempurnakan seperti
dijelaskan dalam AASHTO LRFD Spesifikasi Spesifikasi Pasal 4.6.3 ketika mereka
menunjukkan kapasitas muatan yang tidak mencukupi ketika dianalisis dengan metode
perkiraan. Terowongan atau kondisi pemuatan yang formula distribusi beban hidup akuratnya
tidak tersedia juga dapat menggunakan metode ini.
4.4.5 Peringkat Beban Berdasarkan Penilaian Teknik
Dalam kasus di mana perincian yang diperlukan, seperti tulangan di dalam terowongan, tidak
tersedia dari rencana atau pengukuran lapangan, inspeksi fisik oleh inspektur yang
berkualifikasi dan evaluasi oleh insinyur yang berkualifikasi mungkin cukup untuk
menetapkan perkiraan nilai beban berdasarkan kriteria rasional.
Pelat geladak beton dan geladak logam yang didukung string yang membawa lalu lintas
normal dengan memuaskan tidak perlu dievaluasi secara rutin untuk kapasitas muat. Geladak
harus diperiksa secara berkala untuk memverifikasi kinerja yang memuaskan. Inspeksi
geladak logam harus menekankan identifikasi timbulnya retak lelah.

MANUAL OP TEROWONGAN | 184


4.4.6 Dokumentasi Peringkat Beban
Peringkat beban harus sepenuhnya didokumentasikan termasuk semua informasi latar
belakang seperti laporan inspeksi lapangan, material, dan data uji beban, semua perhitungan
pendukung dan pernyataan yang jelas dari semua asumsi yang digunakan dalam menghitung
peringkat beban. Jika model komputer digunakan, file data input harus dipertahankan untuk
digunakan di masa mendatang.
4.4.7 Jaminan Kualitas dan Kontrol Kualitas
Prosedur kontrol kualitas dimaksudkan untuk menjaga kualitas peringkat beban jembatan dan
biasanya dilakukan terus menerus dalam tim atau unit peringkat beban. Ketika seorang
konsultan melakukan peringkat beban, konsultan harus memiliki prosedur kontrol kualitas
untuk memastikan akurasi dan kelengkapan peringkat beban. Semua perhitungan peringkat
beban harus diperiksa oleh insinyur yang berkualifikasi selain dari insinyur peringkat beban.
Setelah selesai, inisial peninjau harus ditempatkan pada setiap lembar perhitungan.
Prosedur jaminan kualitas digunakan untuk memverifikasi kecukupan prosedur pengendalian
kualitas untuk memenuhi atau melampaui standar yang ditetapkan oleh lembaga atau
konsultan yang melakukan peringkat beban. Prosedur penjaminan kualitas biasanya
dilakukan secara independen dari tim pemeringkat beban pada sampel pekerjaan mereka.
Panduan tentang langkah-langkah kualitas untuk peringkat beban dapat ditemukan dalam
MBE Pasal 1.4.

.3.1 Kipas Angin

MANUAL OP TEROWONGAN | 185

Anda mungkin juga menyukai