Anda di halaman 1dari 25

Social Edition

CATATAN MATA

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 1


Social Edition

Diagnosa banding MATA MERAH


Konjungtivitis Keratitis Uveitis Anterior Glaukoma Kongestif Akut
Visus Normal Tergantung letak infiltrat Menurun perlahan, tergantung letak Menurun mendadak
radang
Hiperemi konjungtiva perikornea siliar Mix injeksi
Epifora, - + + -
fotofobia
Sekret Banyak - - -
Palpebra Normal Normal normal Edema
Kornea Jernih Bercak infiltrat Gumpalan sel radang Edema, suram (tidak bening),
halo (+)
COA Cukup cukup Sel radang (+) dangkal
H. Aquous Normal normal Sel radang (+), flare (+), tyndal efek (+) Kental
Iris Normal normal Kadang edema (bombans) Kripta menghilang karena
edema
Pupil Normal normal miosis Mid midriasis (d:5mm)
Lensa Normal normal Sel radang menempel Keruh
Terapi Antiinfeksi/ antialergi Simptomatik (sikloplegik), kausatif, bebat Simptomatik (sikloplegik), kausatif, bebat Antiglaukoma
mata mata, steroid jika tidak ada infeksi Sinekia <1/3  iridektomi
Sinekia >1/3  bedah filtrasi
Komplikasi Keratitis epithelial, Abses kornea, ulkus kornea, uveitis Glaucoma sekunder, katarak komplikata
ulkus kornea, flikten anterior, endoftalmitis, katarak
komplikata
Prognosis Baik jika komplikasi (-) Baik jika komplikasi (-) Baik jika komplikasi (-) Jelek jika TIO meningkat dlm
3x24jam
Keterangan:
Flikten: tonjolan berupa sebukan sel-sel radang kronik di bawah epitel konjungtiva/ kornea
Hiperemi/Injeksi siliar: pikirkan 3 kemungkinan  uveitis anterior, keratitis, glaucoma akut

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 2


Social Edition

DD leukokoria: - retinoblastoma
- endoftalmitis
- katarak - fibroplasias retrolental
- retinoblastoma - ablasio retina
- endoftalmitis (endogen) - oklusi pupil
- fibroplasi retrolental - papil atrofi
- papil edem
- neuritis optic
DD mata putih:
- glaucoma primer
- ablasio retina - uveitis posterior
- CSCR - CSR
- Papil edema - Retinopati diabetic
- Papil atrofi - Miop tinggi
- Neuritis optic
- Retinopati diabetic
DD proptosis:
- Uveitis posterior
- Glaucoma primer - selulitis orbita
- Ablasio retina - pseudotumor
- Tumor retina - grave oftalmopati
- Badan kaca hiperplasi av shunt  tanda bruit. Stetoskop diletakkan dig labella terdengar bunyi
- Myopia tinggi seirama dengan nadi

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 3


Social Edition

TRIAS-TRIAS

Trias akomodasi Trias uveitis

- lensa cembung - sinekia posterior


- kontraksi otot siliar - keratik presipitat
- zonula zinn kendor - flare/tyndall (+)

Trias keratitis Trias Glaukoma Akut

- fotofobia - hiperemis unilateral


- epifora - pupil midriasis non reaktif
- blefarospasme - palpasi bola mata keras seperti batu

Beda pterigium dan pseudopterigium


Pterigium Pseudopterigium
sebab Proses degeneratif Reaksi tubuh penyembuhan dari luka
bakar, GO, difteri, dll
sonde Tak dapat dimasukkan di dapat dimasukkan di bawahnya
bawahnya
kekambuhan Residif Tidak
usia Dewasa anak

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 4


Social Edition

Perbedaan macam-macam konjungtivitis berdasar etiologi:


Virus Bakteri Klamidia Alergi
Gatal minimal minimal minimal Hebat
Hiperemi umum umum umum Umum
Air mata banyak sedang sedang Sedang
Eksudasi Minimal banyak banyak Minimal
Adenopati Sering jarang Pada -
preaurikuler konjungtivitis
inkusi
Kerokan eksudat monosit PMN PMN, sel plasma, Eosinofil
inklusi
Sakit kadang kadang Tak pernah Tak pernah
tenggorokan,
demam
Pengobatan Sulfonamide, Antihistamin,
gentamicin 0,3%, kortikosteroid
kloramfenikol
0,5%

Perbedaan sikatriks dan infiltrat

Sikatriks Infiltrat
Batas tegas Tidak tegas
Licin Suram
Tes flouresin (-) Tes flouresin (+)
Tanda radang (-) Tanda radang (+)

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 5


Social Edition

CATATAN TABEL MATA

Gejala Mata Visus TIO Palpebra Konjungtiva Kornea COA IRIS PUPIL LENSA
Merah
Hordeolum Ada benjolan, Mata N N/P Benjolan, Hiperemis injeksi Jernih Jernih, Warna Letak Jernih
-Eksternum sakit, nyeri merah. NT (+) konjungtiva kedalam coklat sentral,
(gl.meibom) tekan, gatal n an kehitaman isokor,
-Internum mengganjal sedang , bentuk
(gl.zeiss n kriptus (+) bulat,
moll) diameter 3
mm,
refleks
cahaya
langsung/
tidak (+)
Kalazion Ada benjolan, Mata N N/P Benjolan, Tenang Idem Idem Idem Idem Idem
tdk nyeri merah. NT (-) (Normal) (Normal (Normal) (Normal) (Normal)
)
Konjungtiviti Pedes, rasa Mata N N/P nyeri Hiperemis + Idem Idem Idem Idem Idem
s kelilipan, merah. tekan (+) Injeksi
belekan konjungtiva +
terutama pagi
hari, gatal
Keratitis SILAU Mata Turun N/P Tenang injeksi Keruh ++ -/+ suar Sulit N/miosis Sulit dinilai
merah. mendad konjungtiva dan dinilai
ak Siliar +
Ulkus kornea Sakit, Silau, Mata Turun N/P Tenang Hiperemis, Keruh, Sulit Sulit Normal/mi Sulit dinilai
visus turun merah. mendad injeksi Infiltrat (+) dinilai dinilai osis
ak konjungtiva dan
Siliar +++

Uveitis sakit, lakrimasi, Mata Turun Normal Tenang injeksi Siliar ++ Keratitik Hipopio Sinekia Miosis Sinekia
fotofobia, visus merah. mendad presipitat n, flare posterior reguler posterior

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 6


Social Edition

turun ak

Katarak Penglihatan --- Turun Normal Tenang Tenang Jernih Jernih, Idem N Idem N Keruh
(lihat tabel buram perlahan dangkal
klasifikasi perlahan, ada
katarak) kabut n silau

Gejala Mata Visus TIO Palpebra Konjungtiva Kornea COA IRIS PUPIL LENSA
Merah
Glaukoma 1. Peningkatan TIO
“ pencuri 2. Eksvakasi glaukomatosa
penglihatan 3. Penyempitan lap.pandang

Glaukom Nyeri hebat di Mata Turun Tinggi Bengkak Konjungtiva edema, Dangkal gambaran melebar,
a Akut sekitar merah. mendad bulbi : hiperemia keruh, corak lonjong,
(sudut mata.sakit ak. kongestif, insensitif bergaris miring
tertutup) kepala, mual. kemotis dengan karena tak nyata agak
Ditemukan injeksi silier, tekanan pada karena vertikal,
halo bila injeksi saraf kornea. edema, kadang-
melihat lampu. konjungtiva, berwarna kadang
Timbul pada injeksi epislera kelabu. didapat
tempat gelap. midriasis
yang total,
warna
kehijauan,
refleks
cahaya
lamban
atau tidak
ada sama
sekali.
Glaukom Asimptomatis Tidak Turun TIO ↑

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 7


Social Edition

a Kronik sering perlahan perlahan,


(sudut mengganti kedua mata,
terbuka) kacamata selalu
- sakit kepala terdapat
ringan. berumur perbedaan 4
40 tahun atau mmHg
lebih, penderita
diabetes
mellitus,
pengobatan
kortikosteroid

Ablasio floater, --- Turun Turun/ Tenang Idem Jernih Jernih Idem N Anisokhor, Funduskopi:p
retina riw.melihat mendad tidak dpt midriasis, ada bagian
pijaran api ak dinilai reflex bawah/inferio
(fotopsia), cahaya r berwarna
penurunan langsung/td kemerahan.
penglihatan k (-) Retina
terlihat pucat,
terangkat
dengan
pembuluh
darah di
atasnya

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 8


Social Edition

Tab.Klasifikasi Katarak

Insipien Imatur Matur Hipermatur


Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah (hidrasi) Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma
Keterangan Tajam penglihatan menurun & Tajam penglihatan menghitung
tak terkoreksi jari sampai persepsi cahaya.

Perbandingan ECCE dan ICCE

Sumber : Ophtalmology, a Pocket Textbook Atlas, 2nd Ed, Thieme, pg 192


  ECCE ICCE
Pengeluaran lensa Nucleus dikeluarkan dari kapsul, korteks disuction Lens dikeluarkan secara in toto
Kapsula posterior & zonula zinii Intak dikeluarkan
Incisi Lebih kecil (8 mm) Lebih besar (10 mm)
Iridektomi perifer Tidak dilakukan Dilakukan untuk menghindari glaukoma karena
blokade pupil
Instrumen (rumit) Diperlukan Tidak diperlukan
Waktu Lebih lama Lebih singkat
Implantasi IOL Posterior chamber Anterior chamber (Pseudo-phakic Bullous
Keratopathy)
Teknik Lebih sulit Lebih mudah

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 9


Social Edition

Biaya Lebih banyak Lebih sedikit


Komplikasi yang meningkat After-Cataract 1. Prolaps & degenerasi vitreus
2. Edema makula
3. Endophthalmitis
4. Aphakic Glaucoma
5. Fibrous & Endothelial ingrowth
6. Neovascular Glaucoma in Proliferative
Diabetic Retinopathy
Komplikasi yang berkurang Seluruh komplikasi yang disebutkan pada ICCE After-Cataract
Indikasi Prosedur rutin untuk semua jenis katarak (kecuali bila 1. Dislokasi lensa
merupakan komplikasi) 2. Subluksasi lensa (>1/3 bagian zonula rusak)
3. Chronic Lens Induced Uveitis
4. Katarak hipermatur dengan kapsula anterior
yang tebal
5. korpus alienum intra-lentikular saat ada
gangguan integritas kapsula posterior lensa.
Kontraindikasi 1. Dislokasi lensa Pasien berusia < 35 tahun dimana terjadi perlengketan
2. Subluksasi lensa (>1/3 bagian zonula rusak) erat antara lensa dan vitreus (Ligament of Weigert)

Penggunaan Kacamata Afakia, Lensa Tanam (IOL), Lensa Kontak setelah operasi katarak

Jenis Keuntungan Kerugian


IOL Visus kembali normal, lapang pandang Mahal, dapat terjadi alergi, bila
seperti semula, tidak terjadi pemasangan tidak steril  infeksi
pembesaran bayangan di retina, hanya
1x pemasangan seumur hidup
Kacamata Murah, mudah, aman, dapat dipakai Distorsi bayangan cukup berat, lapang
afakia seumur hidup pandang terbatas (fenomena jack in the
box), kosmetik jelek (lensa terlalu tebal),
anisometrop
Lensa Kontak Lapang pandang normal, tidak ada Bongkar pasang setiap hari, mudah
distorsi bayangan, kosmetik lebih baik infeksi bila pemasangan tidak steril, tidak

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 10


Social Edition

dapat untuk semua umur

Glaukoma Akut (sudut tertutup) Glaukoma kronis (sudut terbuka)


Patofisiologi proses degeneratif di jaringan
Patofisiologi trabekular, termasuk pengendapan
Kontak antara iris & lensa (pupillary block) bahan ekstrasel di dalam jalinan dan
di bawah lapisan endotel kanalis
Blokade aliran aqueous humor Schlemm.
Iris tipis & lentur tek bilik mata belakang ↑ Akibatnya àpenurunan drainase
humor akueus yg menyebabkan pe↑
Iris melekuk ke depan,t’ut bag perifer (iris bombé)
tekanan intra okuler
Menutup sudut sempit

Gangguan drainase aqueous

TIO ↑

AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN A

- buta senja/ayam (XN) - Xeroftalmia scars: bola mata mengecil/mengempes (X5)


- xerosis konjungtiva: putih mata kering, suram, tak bersinar (X 1A)
- bercak bitot: bercak seperti busa sabun pada putih mata (X 1B)
- xerosis kornea: hitam mata kering, kusam, tidak bersinar (X 2) Pencegahan: pemberian vitamin A:
- keratomalasia: sebagian dari bagian hitam mata melunak seperti
bubur (X3A) - bayi <1 tahun: kapsul biru 100.000 unit
- Ulserasi kornea: seluruh bagian hitam mata melunak seperti - 1-5 tahun: warna merah 200.000 unit
bubur (X3B)

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 11


Social Edition

TANYA JAWAB

1. Hordeolum internum adalah radang dari:


- Kel.Meibom
2. Keadaan dimana kelopak mata atas tidak dapat dibuka disebut:
- Ptosis
3. Kelopak mata yang tidak dapat menutup sempurna disebut: Lagoftalmus
4. Timbulnya bulu mata atau silia kearah dalam disebut:
- Trikiasis
5. Peradangan kelopak mata dan margo palpebra disebut:
- Blefaritis
6. Keadaan dimana kelopak mata melipat ke arah dalam disebut:
- Entropion
7. Dakriosistitis merupakan peradangan daripada:
- sakus lakrimal
8. Penyebab dakriosistitis adalah:
- Stafilokokus, pneumokokus, streptokokus
9. Berkurangnya isi jaringan bola mata dibelakang mata disebut:
- Enaftalmus
10. Penyebab konjungtivitis akut adalah
- Bakteri, virus, jamur
11. Konjungtivitis yg dapat menyebabkan kebutaan:
- konjungtivitis gonorrhea
12. Keratitis terjadi akibat:
- infiltrasi sel radang pada kornea
13. Gejala-gejala keratitis adalah:
- Lakrimasi, fotofobia, tajam penglihatan turun.
14. Keratitis yang terjadi akibat defisiensi kelenjar musin atau kekurangan sel goblet disebut:

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 12


Social Edition

- Keratitis sika
15. Keratitis dengan bentuk infiltrat seperti cabang adalah:
- Keratitis dendritika
16. Infiltrasi sel radang pada kornea disertai hilangnya epitel kornea disebut:
- ulkus kornea
17. Pengobatan ulkus kornea adalah
- Antibakteri, tetes mata atropine, spooling betadine 1:20
18. Salah satu gejala episkleritis yg khas adalah:
- Rasa sakit dan nyeri tekan di sklera
19. Pengobatan episkleritis adalah
- tetes mata kortikosteroid
20. Hematoma subkonjungtiva terjadi karena pecahnya
- A. konjungtiva dan A. Episklera
21. Iridonlegi adalah kelumpuhan otot:
- sfingter pupil
22. Hifema adalah penimbunan darah dalam bilik mata depan
23. Putusnya zonula zinn sebagian ataupun seluruhnya dapat mengakibatkan
- Dislokasi lensa, subluksasi lensa anterior dan subluksasi posterior
24. Terapi pengobatan pada trauma radiasi sinar ultraviolet
- Sikloplegik, antibiotika oral dan analgetik
25. Uveitis posterior adalah radang koroid. Uveitis anterior adalah peradangan iris
26. Katarak senilis adalah katarak yang ditentukan pada pasien berusia
- > 50 tahun
27. Cabang oftalmologi yang berhubungan dengan gejala mata pada berbagai kelainan saraf adalah
- Neurooftalmologi
28. Gambaran papil edema adalah sebagai berikut:
- papil berwarna lebih merah
- Ekskavasi papil mengecil
- Papil lebih besar

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 13


Social Edition

29. Gerakan bola mata yang teratur bolak-balik baik horizontal ataupun vertical disebut:
- kampimeter
30. Pemeriksaan untuk menentukan lapangan pandang seseorang disebut:
31. Pada papil atrofi primer akan ditemui gambaran sbb
- Papil berwarna pucat
- Batas papil tegas
- Ekskavasi lebih luas
32. Gambaran klinis pada papilitis adalah sbb:
- Mata tenang tidak merah
- Visus menurun mendadak
- Mata nyeri bila digerakkan
33. Penderita yg mengeluh melihat double atau diplopia bila melirik ke kanan, kemungkinan menderita
- Parese N III kiri
34. Kelainan posisi kedua bola mata akibat terdapat gangguan gerakan satu lebih otot-otot penggerak bola mata disebut:
- Strabismus
35. Kedudukan bola mata yang normal disebut:
- Ortoforia
36. Seorang menderita mempunyai kedudukan bola mata normal bila kedua mata dibuka, tetapi terlihat deviasi ke temporal bila satu mata ditutup.
Penderita ini disebut
- Eksoforia
37. Terlepasnya lapisan fotoreseptor retina dari bagian dibawahnya disebut:
- Ablasio retina
38. Pemeriksaan retina dapat menggunakan alat yang disebut:
- Oftalmoskop
39. Untuk menentukan seseorang buta warna dapat dilakukan pemeriksaan:
- Uji Ischihara
40. Tumor ganas mata yang paling sering ditemukan pada anak-anak adalah:
- Retinoblastoma
41. Semua dibawah ini memiliki gejala mata tenang tapi visus turun mendadak, kecuali:

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 14


Social Edition

- Katarak
42. Komplikasi yang paling serius terhadap terhadap mata akibat penyakit diabetes mellitus adalah:
- Timbulnya diabetic retinopati
43. Retinitis pigmentosa adalah
- Suatu penyakit degenerasi pigmen epitel retina
- Stadium awal ditandai dengan gejala buta senja
- Dapat menimbulkan kebutaan
44. Seseorang dicurigai glaucoma bila tekanan bola matany
- 20 – 21mmHg
45. Gambaran klinis glaucoma akut adalah sbb:
- Mata merah, visus menurun
- Sakit kepala hebat dapat sampai muntah
- Bilik mata depan dangkal
46. Adanya papil edema bilateral tanpa disertai gangguan visus merupakan tanda dari:
- Peningkatan tekanan intrakranial
47. Tanda paling khas glaucoma congenital adalah:
- Buftalmos
48. Peninggian tekanan bola mata dapat terjadi oleh keadaan-keadaan sbb:
- Produksi cairan pada badan siliar meningkat
- Ekskvasi pada anyaman trabekular berkurang.
- Blokade pupil
49. Tekanan bola mata dapat diukur dengan
- Digital
- Tonometri
50. Kapan verban boleh dibuka pada pasien post operasi pterigyum
- Besok pagi
51. Kapan pasien post operasi pterigyum control ke dokter:
- Besok pagi
52. Bila hendak mengobati pasien dengan salep

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 15


Social Edition

- Palpebra inferior
53. Bila hendak mengobati pasien dengan tetes mata
- Palpebra superior
54. Memasang verban pada mata kiri yang benar adalah kea rah
- Miring ke kanan
55. Alat-alat yang benar dipakai harus dilap yang dibasahi dengan
- Air lugol
- Larutan betadin
- Alcohol 70%
56. Spooling mata pada pasien blenorrhea dilakukan dengan cairan
- Betadine 5%
57. Periksa ulang laboratorium pada pasien blennorhea dilakukan setelah spooling berturut-turut
- 3 kali
58. Sebelum dilakukan epilasi pada pasien trikiasis ditetes terlebih dahulu dengan
- Fentocain 2%
59. Spooling pada ulkus/tukak kornea dilakukan dengan menggunakan cairan
- Betadine 5%
60. Untuk mengetahui fungsi ekskresi lakrimal, dilakukan dengan
- Uji anel.

Essay
1. a. - Refraksi adalah sinar dating sejajar sumbu bola mata mengalami pembiasan melalui medium refraksi pada badan mata.
- sedangkan emetrop adalah sinar dating sejajar sumbuh bola mata tanpa akomodasi bayangan jatuh tepat pada retina.
b. - Miopi adalah sinar dating sejajar sumbu bola mata, tanpa akomodasi bayangan jatuh di depan retina. Koreksi: lensa spheris negative sekecil-
kecilnya sampai mendapatkan visus terbaik
- Hipermetropi adalah sinar dating sejajar sumbu bola mata, tanpa akomodasi bayangan jatuh di belakang retina. Koreksi: lensa spheris positif
sekuat-kuatnya sampai mendapatkan visus terbaik.
- Presbiop adalah kelainan ketajaman penglihatan dimana punctum proximum letaknya jauh dari jarak baca seseorang. Timbul mulai usia + 40
tahun, dikarenakan daya akomodasi dan elastisitas lensa yang berkurang.

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 16


Social Edition

Koreksi: - Lensa spheris positif


- biasanya usia 40tahun +1.00
- usia 45 tahun +1.50
- usia 50 tahun +2.00
- usia 55 tahun +2.50
- usia 60 tahun +3.00
Astigmatismus adalah sinar dating sejajar sumbuh bola mata, dibiaskan lensa lebih 1 titik membentuk 2 bidang utama yg saling tegak lurus.
Koreksi: astigmatisma regular: dapat dikoreksi dengan lensa silindris
Astigmatisma ireguler: tidak dapat dikoreksi dengan lensa silindris
a. astigmatisma mioptikus
dua titik focus, titik pertama diretina
b. astigmatisma hipermetrop
dua titik focus, titik pertama diretina, titik yg lainnya dibelakang retina.
c. Astigmatisma miop komplit
Kedua titik focus jatuh didepan retina
d. Astigmatisma hipermetrop komplit
Kedua titik focus jatuh dibelakang retina
e. Astigmatisma mixtus
Titik pertama didepan, titik kedua dibelakang retina.
2. a. Iris: memberikan warna pada mata.
b. Lensa : berfungsi untuk membiaskan cahaya
c. Vitreus humour adalah sebagai cairan bola mata, sebagai media refakta, integritas struktur.
d. Makula: bagian dari retina yg memungkinkan mata melihat detil-detil
e. retina : berfungsi untuk menangkap cahaya.

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 17


Social Edition

Kerangka Pemeriksaan oftalmologi buat case (sesuai keinginan dr.Gartati SpM)

Pemeriksaan Oftalmologi
OD OS OD OS
Visus 5/5 E 5/5 E Sedang, jernih Sedang, jernih
Bilik mata depan
Kedudukan bola mata Ortoforia Ortoforia
Isokor, bulat, diameter Isokor, bulat, diameter
Gerakan bola mata baik kesegala arah baik kesegala arah
Pupil 3mm 3mm

-Refleks cahaya (+) (+)


langsung
TIO Normal/palpasi Normal/palpasi
-Refleks cahaya tidak (+) (+)
Palpebra superior dan Ada benjolan pada palpebra Tenang
inferior inferior dengan diameter 3 langsung
mm, jumlah 1, warna sedikit
kemerahan, ada nyeri tekan
(dengan kaca pembesar) warna coklat warna coklat
Iris Kriptus (+) Kriptus (+)
Konjungtiva bulbi Tenang Tenang
Konjungtiva tarsal Hiperemis (inferior) Tenang Lensa Jernih Jernih
Kornea Jernih Jernih

Contoh case hordeolum

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 18


Social Edition

KLASIFIKASI KATARAK

Tabel 2.1 Klasifikasi katarak berdasarkan opasitas lensa

Sumber : Scholte, Pocket Atlas of Ophtalmology, Thieme, 2006, pg 140

Maturitas

– Katarak insipien

– Katarak intumesen

– Katarak immatur

– Katarak matur

– Katarak hipermatur (hypermature morgagnian cataract)

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 19


Social Edition

Lokasi

– Katarak nukleus

– Katarak kortikal (anterior or posterior)

– Katarak subkapsular

– Katarak polaris/piramidalis (anterior or posterior polar cataract)

- Katarak zonular/lamelar

– Katarak kortikonuklear (opasitas pada beberapa lapisan yang berbeda)

Bentuk opasitas lensa

– Katarak kuneiformis (Wedge-shaped cataract)

– Katarak fisiformis (Fish-shaped cataract)

– Katarak pulverulent (Powdery cataract)

– Katarak stelatum (Star-shaped cataract)

Warna

– Katarak brunescent (brown cataract)

– Katark nigra (black cataract)

Onset

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 20


Social Edition

– Katarak kongenital

– Katarak infantil (< 1 tahun)

– Katarak juvenil (1-12 tahun)

– Katarak presenilis (di bawah usia 40 tahun)

– Katarak senilis (> 40 tahun)

Asal

– Katarak traumatik

– Katarak syndermatotik

– Katarak sekunder

Tabel 2.2 Klasifikasi opasitas lensa berdasarkan penyebabnya

Sumber : Scholte, Pocket Atlas of Ophtalmology, Thieme, 2006, pg 141

Usia (perubahan photo-oxidative pada katarak senilis)

Trauma okuli (mekanik): tumpul (kontusio) atau tajam (penetrasi)

Operasi okuli

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 21


Social Edition

- Vitrektomi pars plana


- Operasi pembuatan fistula
- Iridektomi perifer
Penyakit intraokular

- Inflamasi: uveitis kronik, endophthalmitis, embriopati rubella (Gregg syndrome),


syphilis, toxoplasmosis, dll.
- Tumor: melanoma koroidal, dll
- Kondisi degeneratif/distrofi: retinitis pigmentosa
- Iskemia intraocular primer: following cerclage operation (string syndrome)
- Glaukoma sudut terbuka akut (“glaukomflecken”)
- Malformasi: mikrophthalmia, PHPV, Peters’ anomaly, aniridia, dll
Sindrom

- Trisomy 13
- Trisomy 18
- Trisomy 21
- Sindrom Turner
- Sindrom Lowe
- Sindrom Alport, dll

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 22


Social Edition

Penyakit sistemik

- Kelainan metabolik : diabetes mellitus, galaktosemia, defisiensi galaktokinase,


defisiensi α-galaktosidase (Fabry disease), tetany, myotonic dystrophy (Curschmann-
Steinert disease), Refsum syndrome, degenerasi hepatolentikular (Wilson disease),
gizi buruk, dialysis, dll
- Circulatory disorders: stenosis arteri karotikus (ischemic ophthalmopathy), penyakit
Takayasu (pulseless disease)
- Katarak syndermatotik: dermatitis atopik, sindrom Werner (progeria dewasa), dll
- Lain-lain : neurofibromatosis (NF) type II, premature birth
Medikasi

- Korticosteroids
- Amiodarone
- Golongan statin
- Sitostatik
- Chlorpromazine, phenytoin
- Parasimpatomimetik lokal
Radiasi

- Ionisasi: X-rays, β-rays, γ-rays


- Non-ionisasi: UVB, infra merah (“glassblower’s cataract”), microwaves, high-voltage
current (electric cataract)

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 23


Social Edition

Komplikasi operasi katarak

Intraoperatif
1.Kerusakan endotel kornea
2.Ruptura kapsula posterior lensa
3.Prolapsus dan degenerasi vitreus
4.Hyphaema
5.Hemoragik ekspulsif
6.Dislokasi nucleus ke dalam vitreus

Postoperatif
Dini
1.Edema kornea
2.Bekas luka
3.Prolapsus iris
4.Bilik mata depan yang dangkal
5.Hifema
6.Glaukoma
7.Dislokasi IOL
8.Endophthalmitis

Lanjut
1.Katarak sekunder
2.Cystoid macular edema (CME)
3.Vitreous touch syndrome
4.Vitreous wick syndrome

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 24


Social Edition

5.UGH syndrome (uveitis, glaucoma and hyphaema)


6.Bullous Keratopathy
7.Glaukoma

“Amalkan Ilmumu meski hanya satu ayat”..tidak ada maksud untuk menggurui, semoga bermanfaat,amien.

Mohamad Fikih FK UPN / RS POLRI 2010 Page 25

Anda mungkin juga menyukai