Anda di halaman 1dari 4

QAZAF

Ega Yolanda Aurelia — XI MIPA 2

A.PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang sangat menjaga setiap umatnya. Di sini Islam sangat
berperan penting dalam mengatur tatanan hidup manusia dan memberikan batasan-batasan
pergaulan antara lawan jenis agar tidak terlalu jauh keluar dari jalur yang telah digariskan.
Salah satu aturan yang akan selalu menjaga hubungan antara lawan jenis adalah an-nikah.
            Menikah adalah proses yang harus dilalui oleh hamba Allah yang telah mukallaf,
baligh, dan telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, apalagi secara financial telah
mampu untuk itu. Perintah ini adalah bukti kasih sayang Allah kepada ummatnya. Dengan
menikah manusia akan dapat menempatkan hasrat biologisnya pada tempatnya dengan halal.
Perbuatan zina yang haram hukumnya, dapat tercegah bahkan terhapus melalui pernikahan
yang sah. Bahkan persetubuhan antara dua insan ini, dapat menjadi ibadah yang bernilai
pahala apabila sungguh-sungguh diniatkan untuk Allah Taa’la. Sebaliknya, akan memberikan
ancaman dan dosa bila dilakukan di luar nikah.
Tidak hanya godaan untuk melakukan perbuatan zina yang membayangi diri manusia
tersebut, melainkan tuduhan berzina pun akan mungkin terjadi terhadapnya. Islam tidak
hanya melarang dan mela’nat bagi hambanya yang melakukan perzinahan, akan tetapi
menuduh wanita baik-baik melakukan perzinahan merupakan perbuatan yang amat keji dan
terla’nat.
           
B. PEMBAHASAN
1.Pengertian
 Qazaf menurut bahasa :ar-ramyu syainn (melempar sesuatu) .
 Qazaf menurut istilah : Tuduhan zina yang ditujukan kepada orang yang dikenal baik
tanpa adanya bukti yang nyata.
Dalam istilah syara’ ,Qazaf ada 2 macam,yaitu:
1.Qadzaf yang diancam dengan hukuman had
Pengertian qadzaf yang diancam dengan hukuman had adalah :


Menuduh orang yang muhshan dengan tuduhan berbuat zina atau dengan tuduhan yang
menghilangkan nasabnya”
2.Qadzaf yang diancam dengan hukuman ta’zir.
Sedangkan arti qadzaf yang diancam dengan hukuman ta’zir adalah :

"Menuduh dengan tuduhan selain berbuat zina atau selain menghilangkan nasabnya,
baik orang yang dituduh itu muhshan maupun ghair muhshan”.

2.DasarHukum
Allah Swt. menetapkan Qazaf untuk menjaga kehormatan umatnya.Qazaf termasuk kedalam
sab’ul mubiqat,yaitu tujuh dosa besar.Hal ini di dasarkan pada surah An-Nur ayat 23,yaitu
sebagai berikut:


Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman
(berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar”.
( Q.S An-Nuur: 23)
Dasar hukum Qadzaf dalam hadist:

Artinya :
“Dari Aisyah. Ia berkata: Tak kala turun (ayat) pembebasanku. Rasulullah saw berdiri di
atas mimbar, lalu ia sebut yang demikian dan membaca Quran. Maka tak kala turun dari
mimbar ia perintah supaya (didera) dua orang laki-laki dan seseorang perempuan, lalu
dipukul mereka dengan dera”. (Riwayat oleh Ahmad dan Imam Empat, dan Bukhari telah
menyebutnya dengan isyarat)5
Hadits tersebut mengenai istri Rasulullah s.a.w. 'Aisyah r.a. ummul Mu'minin. Sehabis
perang dengan Bani Mushtaliq bulan Sya'ban 5 H. Perperangan Ini diikuti oleh kaum
munafik, dan turut pula 'Aisyah dengan nabi berdasarkan undian yang diadakan antara istri-
istri beliau. dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu
tempat. 'Aisyah keluar dari sekedupnya untuk suatu keperluan, kemudian kembali. Tiba-tiba
dia merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi lagi mencarinya. sementara itu, rombongan
berangkat dengan persangkaan bahwa 'Aisyah masih ada dalam sekedup. setelah 'Aisyah
mengetahui, sekedupnya sudah berangkat dia duduk di tempatnya dan mengaharapkan
sekedup itu akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat ditempat itu seorang sahabat nabi,
Shafwan ibnu Mu'aththal, diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut
seraya mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, isteri Rasul!" 'Aisyah terbangun. lalu
dia Syafwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. orang-orang yang
melihat mereka membicarakannya menurut pendapat masing-masing. mulailah timbul desas-
desus. Kemudian kaum munafik membesar- besarkannya, Maka fitnahan atas 'Aisyah r.a.
itupun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.

3.Hukuman
Pelaku Qazaf termasuk orang yang fasik.Segala informasi yang disampaikan oleh
seseorang yang fasik tidak boleh dipercaya sebagaimana dijlanskan dalam Surah An-Nur ayat
4. Sejalan dengan beratnya hukuman bagi pelaku jarimah zina, hukum Islam melalui ayat di
atas  mengancamkan hukuman yang tak kalah beratnya bagi seseorang yang melakukan
tuduhan berzina kepada orang lain. Hukuman tersebut akan dijatuhkan ketika tuduhannya
mengandung kebohongan. Namun, apabila tuduhannya dapat dibuktikan kebenarannya, maka
jarimah qadzaf itu tidak ada lagi dan di jatuhkan kepada orang yang menuduh. Artinya, bila si
penuduh tak dapat membuktikan tuduhannya karena lemahnya pembuktian atau
kesaksiannya, hukuman qadzaf dijatuhkan bagi si penuduh. Suatu prinsip dalam fiqih Jinayah
bahwa barang siapa menuduh orang lain dengan sesuatu yang haram, maka wajib atasnya
membuktikan tuduhan itu. Apabila ia tak dapat membuktikan tuduhan itu, maka ia wajib
dikenai hukuman.
 Hukuman Qadzaf ada dua macam,yaitu sebagai berikut.
1)Hukuman pokok, yauitu dicambuk.Bagi pelaku Qazaf yang merdeka adalah dijilid
sebanyak 80 kali.Adapun pelaku Qazaf dari hamba sahaya dijilid setengah dari hukuman
tersebut.

2)Hukuman tambahan,yaitu tidak diterima persaksiannya dan dianggap sebagai oarang


yang fasik.Dan hal itu dapat gugur jika sang pelaku benar benar bertaubat.

C.CONTOH PERILAKU
1.Contoh kasus
Baru-baru ini dunia maya digemparkan kabar Lesti Kejora sudah berbadan dua
sebelum menikah.Isu ini bermula saat acara siraman jelang pernikahan,karena dirasa
perut Lesti yang memuncit.Namun berita ini tidak ada tindak lanjut sama sekali,karna
dirasa tidak ada bukti yang kuat atas kasus ini.Entah siapa yang pertama membuat
berita tersebut.Dan kasus ini masuk dalam Qadzaf(tuduhan berzina).

2.Menurut KUHP
 Pasal:
319 KUHP,yang berbunyi:”penghinaan yang dapat dihukum menurut bab
ini,hanya dapat dituntut atas pengaduan orang yang menderita kejahatan
itu,kecuali dalam hal yang tersebut di pasal 316”.
 sanksi:Hukuman penjara paling lama 4 tahun.Dan denda sebanyak anyak nya
Rp.4.500.
3.Menurut Fiqih/Hudud
 Qishas : Sesuai hukum islam pelaku yang tidak dapat membenarkan tuduhannya
akan didera sebanyak 80 kali,dan dianggap sebagai orang yang fasik.
 Diyat : hukuman pengganti qishas yang sudah dimaafkan.Menggantinya dengan
denda,berupa uang yang diminta korban.

D. Referensi
•LKS Fiqih kelas 11
•https://doc.lalacomputer.com/makalah-qadzaf-menuduh-zina/
•https://osf.io/jc3z9/download/?format=pdf
•http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/artikel141221108
79.docx#:~:text=Tindak%20pidana%20tuduhan%20zina
%20ini,yang%20tersebut%20di%20pasal
%20316.%E2%80%9D

   

Anda mungkin juga menyukai