Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REPORT

Mata kuliah: pengantar akuntansi


Dosen pengampu: Esa Setiana,S.E.,M.Si

Disusun oleh:

Kelompok 3

YESAYAS ROGANDA RUMAPEA :7213210043


MUHAMMAD AKBAR SAMPURNO :7213510049
ZULFIKAR ALI RITONGA :7213510063
YULAN AISAH MANALU :7213510059
DWI UTAMI CAHYATIK :7213210037
ANIS SONIA :7213510050
JUNITA CANTIKA MANULLANG :7213510058
Achyaruddin

PRODI MANAJEMEN A 2021


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
T/A.2021
KATA PENGANTAR
           

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Critical Book Report mata kuliah Pengantar Akuntansi yang diampu
oleh ibu Esa Setiana, S.E,.M.si.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Medan, 21 september 2021

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Dalam pembuatan cbr ini sangat penting bagi mahasiswa karena melalui ini
mahasiswa dapat mengetahui buku mana yang paling bagus untuk dipelajari. Critical
Book Review sangat lah penting, karena bukan hanya sekedar laporan atau tulisan
tentang isi sebuah buku, tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan,
interprestasi & analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku tersebut dan
apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi buku tersebut yang bisa
mempengaruhi cara berpikir & dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang
kajian tersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical
Book Review akan menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut
pandang, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Dan Critical
Book Review bukan merupakan pembuktian benar atau salah suatu buku, namun
menganalisis tentang keunggulan dan kelemahan suatu buku juga yang akan
dijadikan pertimbangan bagi reviewer.

1.2 Tujuan penulisan

Adapum tujuan dari critical book review adalah:

1. Agar kita bisa belajar dan memahami serta menganalisis baik dan buruknya isi
buku tersebut.

2. Agar kita bisa belajar berfikir secara kritis untuk mengemukakan pendapat kita
mengenai isi buku tersebut.

3. Agar kita bisa memilih dan mengetahui mana buku yang menurut kita mudah
dimengerti gaya bahasanya.

4. Agar kita dapat mengambil manfaat yaitu positif dari buku tersebut.
1.3 Manfat

Adapun manfaat diadakan critical book Review ini adalah:

1. Menambah wawasan kita dalam memahami tentang pengendalian persediaan


dan sistem pengendalian internal

2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar akuntansi

1.4. IdentitasBukuUtama
JudulBuku : Pengantar Akuntansi 1
Pengarang : Carl S. Warren / James M. Reeve / Jonathan E. Duchac / Ersa
Tri Wahyuni / Amir Abadi Jusuf
Tahunterbit : 2017
Penerbit : Salemba Empat
Cetakan : cetakanke-4
ISBN : 978-979-061-753-7
Harga buku : Rp. 214.900
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1. Ringkasan Isi BukuUtama

PENGANTAR AKUNTANSI 1

BAB : 7

A. PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Dua tujuan utama dari pengendalian atas persediaan adalah sebagai berikut:
• Melindungi persediaan dari kerusakan atau pencurian
• Melaporkannyadenganbenardalamlaporankeuangan
1. Melindungi Persediaan
Pengendalianataspersediaanharussegeradimulaisaatpersediaanditerima.Do
kumenberikutmerupakandokumen yang
seringdigunakanuntukpengendalianpersediaan:
a. Pesananpembelian
b. Laporanpenerimaan
c. Fakturpemasok
- Pesananpembelian(purchase
order)memberiwewenangataspembeliansuatubarangdaripemasok.
- Laporanpenerimaan(receiving
report)harusdilengkapisebagaicatatanawalpenerimaanpersediaan.
 Tindakan-tindakanpengamananuntukmencegah kerusakanpersediaan
danpencurianoleh pelangganataukaryawan.
- Menyimpanpersediaan di area denganaksesterbatas
- Barangberhargadisimpandalamlemariterkunci.
- Menggunakancerminduaarah, kamera, danpenjagakeamanan.
2. MelaporkanPersediaan
a. Penghitungan fisik persediaan atau jumlah persediaan harus dilakukan
mendekati akhir tahun.
b. Pastikan kuantitas persediaan yang dilaporkan dalam laporan
keuangan akurat.
c. Biayaperolehanpersediaandimasukkankedalamlaporankeuangan.
Menggunakan satu dari tiga asumsi arus biaya persediaan.
B. ASUMSI-ASUMSI ARUS BIAYA PERSEDIAAN
Masalah akuntansi muncul saat barang yang identik diperoleh dengan biaya
berbeda pada periode tertentu. Saat suatu barang dijual, perlu dilakukan
penentuan biaya per unit dengan menggunakan asumsi arus biaya dan metode
biaya persediaan terkait.
Asumsikan tiga unit identik dari barang X dibeli selama bulan Mei:

 Asumsikan satu unit dijual senilai Rp20.000 pada 30 Mei.

C. METODE BIAYA PERSEDIAAN IDENTIFIKASI SPESIFIK


a. Unit yang terjual dikenali dengan pembelian tertentu (spesifik).
b. Persediaan akhir terdiri atas banyaknya unit yang tersisa dalam
persediaan.
c. Sebagai contoh, jika pada 18 Mei unit yang terjual adalah berikut.
- Biaya yang dibebankan pada unit terjual Rp13.000
- Laba bruto Rp7.000, dan
- Persediaan akhir Rp23.000.
1. MetodeBiayaPersediaanMasuk-Pertama, Keluar-Pertama (First-In,
First-Out—FIFO)
- Diasumsikan unit yang terjualadalah unit yang pertamadibeli
- Persediaanakhirberasaldaribarang-barang yang dibeli paling akhir
2. MetodeBiaya Rata-RataTertimbang
Beban pokok penjualan dan persediaan akhir ditentukan dengan metode
biaya rata-rata tertimbang.
3. MetodeBiayaPersediaan

D. METODE BIAYA PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERSEDIAAN


PERPETUAL
 Data barang 127B digunakan sebagai ilustrasi sebagaimana ditunjukkan
pada tabel berikut.
1. Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama (FIFO)
 Biaya dimasukkan dalam beban pokok penjualan dengan urutan yang
sama saat biaya tersebut terjadi.
 Metode sering konsisten dengan arus fisik atau pergerakan barang.
 Metode FIFO memberikan hasil yang kurang lebih sama dengan hasil
yang diperoleh dari metode identifikasi biaya spesifik.

Tampilan 4: AyatJurnaldanAkunPersediaan Perpetual (FIFO)

2. Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang


 Dalam sistem persediaan perpetual, biaya unit rata-rata tertimbang
dihitung setiap ada pembelian yang dilakukan.
 Biaya unit ini digunakan untuk menentukan beban pokok penjualan
sampai pembelian berikutnya dilakukan dan nilai rata-rata baru dihitung.
 Teknik ini disebut rata-rata bergerak.
Tampilan 5: AyatJurnaldanAkunPersediaan Perpetual (Rata-Rata Tertimbang)

E. METODE BIAYA PERSEDIAAN DALAM SISTEMPERSEDIAAN


PERIODIK
 Hanya pendapatan yang dicatat setiap kali terjadi penjualan.
 Tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat penjualan untuk mencatat
beban pokok penjualan.
 Penghitungan fisik persediaan dilakukan untuk menghitung biaya
persediaan dan beban pokok penjualan
1. MetodeMasuk-Pertama, Keluar-Pertama (FIFO)
- Kita akan menggunakan data yang sama dengan barang 127B
dalam contoh persediaan perpetual.
- Persediaan awal dan pembelian barang 127B pada bulan Januari
adalah sebagai berikut.

- Penghitungan fisik pada tanggal 31 Januari menunjukkan terdapat


sisa persediaan sebanyak 800 unit.
- Biaya 800 unit dalam persediaan akhir pada tanggal 31 Januari
dihitung sebagai berikut.
- Beban pokok penjualan sebesar Rp26.720.000, seperti ditunjukkan
berikut ini.

Tampilan 6: ArusBiaya FIFO

2. Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang


 Biaya unit rata-rata tertimbangdihitungdengancaraberikut :

 Databarang 127B akandigunakansebagaiberikut:

 Biayapadapersediaanakhir 31 Januariadalahsebagaiberikut
F. MEMBANDINGKAN METODE BIAYA PERSEDIAAN
 FIFO dan persediaan rata-rata tertimbang
biasanyaakanmenghasilkanjumlah yang berbedauntuk:
1. Bebanpokokpenjualan
2. Laba bruto
3. Laba neto
4. Persediaan akhir
 Menggunakan sistem persediaan perpetual

Tampilan 7: PengaruhdariPerubahanBiaya (Harga):


MetodeBiaya FIFO dan Rata-Rata Tertimbang (WA)

G. MELAPORKAN PERSEDIAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN


 Biayamerupakandasarutamadalampenilaianpersediaan dalam
laporan keuangan.
 Persediaandinilaiberdasarkanpertimbangan lain selainbiayadalam
kasus berikut.
1. Biayapenggantianbarangdalampersediaanberada di
bawahbiaya yang dicatat.
2. Persediaantidakdapatdijualpadahargapenjualan normal yang
disebabkanolehkondisi barang yang cacat, perubahan
mode,rusak, usang, atausebablainnya.
1. PenilaianpadaNilai yang LebihRendahantaraBiayaatauPasar
 Jikabiayapenggantianbarangdalampersediaanlebihrendahdaripada
biayaperolehan, metodenilaipasarataubiayaperolehan yang
lebihrendah(lower-of-cost-or-market—LCM)
digunakanuntukmenilaipersediaan.
 Nilai pasar yang dimaksud adalah nilai realisasi neto (net
realizable value) dari persediaan tersebut. Nilai realisasi neto
ditentukan sebagai berikut.

 BiayaLangsungatasPelepasanmencakupbebanpenjualansepertiikla
nkhususataukomisipenjualan.
 Asumsikan data berikuttentangpersediaan yang rusak:

 Dalampenerapan LCM, nilaipasardaripersediaanadalah


Rp650.000,dihitungsebagaiberikut:

 Jadi, persediaanakandinilaisebesar Rp650.000, yang


manalebihrendahdaribiayaperolehannyasebesar Rp1.000.000
dannilaipasarnyaadalah Rp650.000.
 Metode LCM dapatditerapkandengansalahsatudaritigacara. Biaya,
hargapasar, danpenurunanapa pun dapatditentukanuntukhal-
halberikut:
1. Setiapbarangdalampersediaan.
2. Kelasataukategoriutamadalampersediaan.
3. Persediaansecarakeseluruhan.
2. Persediaan di Laporan Posisi Keuangan
 Persediaan biasanya disajikan di bagian Aset Lancar dalam
laporan posisi keuangan.
 Hal-hal berikut juga dilaporkan:
1. Metode untuk menghitung biaya persediaan (FIFO atau biaya
rata-rata tertimbang).
2. Metode penilaian persediaan (biaya, atau nilai pasar atau biaya
yang lebih rendah).

Tampilan9:PengaruhKesalahanPersediaanterhadapLaporanL
abaRugiPeriodeBerjalan

T
ampilan 10: PengaruhKesalahanPersediaan
untukLaporanLabaRugiSelama 2 Tahun

Tampilan 11: Pengaruh Kesalahan Persediaan pada Laporan


Posisi Keuangan Periode Berjalan
H. ANALISIS DAN INTERPRETASI KEUANGAN
 Persediaan harus tersimpan dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan agar mencegah terjadinya kehilangan penjualan.
 Terlalubanyakpersediaanmengurangilikuiditasperusahaan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kegiatan operasional.
 Kelebihan persediaan meningkatkan beban penyimpanan dan pajak
properti.
 Kelebihan persediaan meningkatkan risiko kerugian akibat penurunan
harga, kerusakan, atau perubahan selera pelanggan
1. Perputaran Persediaan
 Mengukurhubunganantara volumebarangterjualdanjumlah
persediaan yang dimilikiselamaperiodetertentu.
 Semakin besar perputaran persediaan maka pengelolaan persediaan
semakin efisien dan efektif.

 Perputaran persediaanPT Matahari Dept. Store Tbk

2. Jumlah Hari Penjualan dalam Persediaan


 Ukuran kasar atas lamanya waktu yang diperlukan untuk
memperoleh,menjual, danmenggantipersediaan.
 Bebanpokokpenjualanharian rata-rata
ditentukandenganmembagibebanpokokpenjualandengan 365.
 JumlahharipenjualandalampersediaanuntukMataharidihitungsebagaiber
ikut.

.3.Matahari versus PT Sepatu Bata Tbk

3. Lampiran: MemperkirakanBiayaPersediaan
a. MetodeRiteluntukMemperkirakanBiayaPersediaan
 Metodepersediaanritelditerapkandengancaraberikutini :
1. Langkah 1. Hitungjumlahpersediaantersediauntukdijualpadabiaya (at
cost) danpadahargaritel.
2. Langkah 2. Hitungrasiobiayaterhadaphargaritelatasbiaya yang
tersediauntukdijual.
3. Langkah 3.
Hitungpersediaanakhirpadahargariteldenganmengurangkanpenjualand
aripersediaantersediauntukdijualpadahargaritel.
4. Langkah 4. Perkirakan biaya persediaan akhir dengan mengalikan
persediaan akhirpadahargariteldenganrasiobiayaterhadaphargaritel.
Tampilan 12: MenentukanPersediaandenganMetodeRitel
5. LabaBrutountukMempersiapkanMetodeBiayaPersediaan
 Metodelababrutoditerapkandengancarasebagaiberikut:
1. Langkah 1. Hitungjumlahpersediaantersediauntukdijualpadabiaya
(at cost).
2. Langkah 2.
Hitungperkiraanlababrutodenganmengalikanpenjualandenganperse
ntaselababruto.
3. Langkah 3.
Hitungperkiraanbebanpokokpenjualandenganmengurangkanperkira
anlababrutodaripenjualan.
4. Langkah 4.
Perkirakanbiayapersediaanakhirdenganmengurangkanperkiraanbeb
anpokokpenjualandaripersediaantersediauntukdijual.
Tampilan 13:
MemperkirakanPersediaandenganMetodeLabaBruto

BAB : 8

1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masing -


masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman
operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Perusahaan pada
umumnya menggunakan Sistem Pengendalian Internal untuk
mengarahkan operasi perusahaan dan mencegah terjadinya
penyalahgunaan sistem.
Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
(Mulyadi, 20016)
Tujuan sistem pengendalian internal adalah: (1) menjaga
kekayaan organisasi, (2) mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi, (3) mendorong efisiensi dan (4) mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen.(Mulyadi, 2016)
Sistem Pengendalian Internal merupakan kebijakan, praktik
dan prosedur yang digunakan organisasi. Sistem pengendalian
internal dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
 Pengendalian Internal Akuntansi (Internal Accounting
Control)
 Pengendalian Internal Administrasi (Internal Administrative
Control)
2. Unsur sistem pengendalian internal
Menurut Mulyadi (2016), Unsur pokok sistem pengendalian
internal adalah:

A. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional


secara tegas.
Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit unit organisasi yang
dibentuk untuk melaksanakan kegiatan kegiatan pokok perusahaan.
Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini di
dasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:
1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi.

2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk


melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

B. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan


perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,
dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat
sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya setiap transaksi.

C. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap


unit organisasi.
Setelah struktur organisasi dan sistem wewenang serta prosedur
pembukuan disusun dengan baik, maka diperlukan adanya
praktikpraktik yang sehat untuk menjalankannya. Menurut
Mulyadi (2016),
Adapun cara cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam
melaksanakan praktik yang sehat adalah:
1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang
pemakaiannya harus di pertanggung jawabkan oleh yang
berwenang

2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit)


3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan
dari orang lain atau unit organisasi lain.
4) Perputaran jabatan (job rotation)

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan


catatannya.

7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek


efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain.

D. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.


Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian
internal yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan
yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat
dikurangi sampai batas minimun, dan perusahaan tetap mampu
menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat
diandalkan.
3. Sistem Pengendalian Pengeluaran Kas
Sistem pengendalian internal yang baik dalam sistem pengeluaran
kas mensyaratkan agar dilibatkan pihak luar (bank) ikut serta
dalam mengawasi kas perusahaan dengan cara sebagai berikut:
a. Semua penerimaan kas harus disetor ke bank pada hari yang
sama.
b. Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek.
c. Pengeluaran yang tidak dapat dilakukan dengan cek (karena
jumlahnya kecil) dilakukan dengan dana kas kecil yang
diselenggarakan dengan imprest system. (Mulyadi, 2016)
Berikut ini adalah ringkasan mengenai aktivitas pengendalian
internal pengeluaran kas. (Krismiaji, 2010)

- Pada aktivitas otorisasi transaksi bagian utang mengotorisasi


pengeluaran kas dan bagian keuangan menyetujui

- Aktivitas pengamanan cek


1) Dibuat atas dasar paket voucher.
2) Bernomor urut tercetak

3) Hanya ditandatangani jika dibuat dengan benar.


4) Ditandatangani oleh dua pejabat jika nilainya melewati angka
tertentu.
5) Diposkan oleh karyawan yang tidak terlibat dalam pembuatan
check.
6) Check yang masih beredar dicatat.
- Pemisahan tugas
1) Bagian utang dagang dan bagian pengeluaran kas.
2) Bagian pengeluaran kas dan bagian buku besar.
3) Bagian buku besar dan bagian utang.
- Dokumen dan catatan yang memadai

- Paket voucher.
Dilakuakan pengkajian terhadap kelengkapan paket voucher
khususnya faktur asli. Dibatalkan segera setelah check
ditandatangani.

1) Utang dagang diposting setiap hari.

2) Buku besar

3) Jurnal transaksi pengeluaran kas dibuat setiap hari.

4. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Dengan Cek


Sistem pengendalian internal yang baik dalam sistem pengeluaran
kas mensyaratkan agar dilibatkan pihak luar(bank) ikut serta
dalam mengawasi kas perusahaan dengan cara sebagai berikut:
a. Semua penerimaan kas harus disetor ke bank pada hari yang
sama.
b. Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek.
c. Pengeluaran yang tidak dapat dilakukan dengan cek (karena
jumlahnya kecil) dilakukan dengan dana kas kecil yang
diselenggarakan dengan imprest system. (Mulyadi, 2016)

Dokumen yang digunakan dalam pengeluaran kas dengan cek


a. Bukti kas keluar.
b. Cek.
c. Permintaan cek (check request).
Sistem informasi akuntansi yang baik memiliki prosedur
pengendalian yang memadai, bahwa setiap pengndalian yang
diterapkan untuk sistem informasi manual dan sistem informasi
berbasis komputer berbeda.Berikut ini adalah ringkasan mengenai
aktivitas pengendalian internal pengeluaran kas. (Krismiaji, 2010)
a. Pada aktivitas otorisasi transaksi bagian utang mengotorisasi
pengeluaran kas dan bagian keuangan menyetujui

b. Aktivitas pengamanan cek


c. Dibuat atas dasar paket voucher.
1) Bernomor urut tercetak
2) Hanya ditandatangani jika dibuat dengan benar.
3) Ditandatangani oleh dua pejabat jika nilainya melewati angka
tertentu.
4) Diposkan oleh karyawan yang tidak terlibat dalam pembuatan
check.
5) Check yang masih beredar dicatat.
d. Pemisahan tugas
1) Bagian utang dagang dan bagian pengeluaran kas.
2) Bagian pengeluaran kas dan bagian buku besar.
3) Bagian buku besar dan bagian utang.
e. Dokumen dan catatan yang memadai
f. Paket voucher.
Dilakuakan pengkajian terhadap kelengkapan paket voucher
khususnya faktur asli. Dibatalkan segera setelah check
ditandatangani.
1) Utang dagang diposting setiap hari.
2) Buku besar
3) Jurnal transaksi pengeluaran kas dibuat setiap hari.
5. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Dengan Dana Kas Kecil.
Dana kas kecil adalah dana khusus yang disediakan oleh
perusahaan untuk membayar pengeluaran operasional perusahaan
yang harus segera dilakukan yang jumlahnya retif kecil serta tidak
ekonomis dan praktis apabila dibayar dengan cek atau giro.
Penyelenggaraan dana kas kecil untuk memungkinkan pengeluaran
kas dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan dua cara
yaitu: sistem saldo berfluktuasi (fluctuating-fund-balance system)
dan imprest system.
Dalam metode dana tetap (imprest system), dana kas kecil
ditentukan dalam jumlah yang relative tetap. Jika jumlah dana
yang ditetapkan dianggap cukup untuk pengeluaran kas kecil dalam
suatu periode tertentu, jumlah dana kas kecil tidak dinaikkan atau
diturunkan.

Dalam metode dana tidak tetap (fluctuating-fund-balance system),


pemakaian kas kecil oleh pemegang kas kecil dicatat dalam bentuk
jurnal formal sehingga buku kas kecil dapat digunakan sebagai
dasar pencatatan dalam buku besar. Dana kas kecil tidak
ditentukan dalam jumlah yang tetap, sehingga pengganti dana kas
kecil (pengisian kembali) tidak harus sama dengan yang telah
dikeluarkan.
a. Prosedur penyelenggaraan dana kas kecil impest system
1) Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat
dengan mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening dana kas
kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan
sebelumnya,kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut
dinaikkan atau dikurangi.
2) Pengeluaran dana kas kecil tidak dicata dalam jurnal. Bukti-
bukti pengeluaran dana kas kecil diarsipkan sementara oleh
pemegang dana kas kecil.
3) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah
yang tercantum dalam kumpulan bukti kas keluar.
b. Prosedur penyelenggaraan dana kas kecil sistem saldo
berfluktuasi:
1) Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening
dana kas kecil.
2) Pengeluaran dana kas dicatat dengan mengkredit rekening dana
kas kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.
3) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai
dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas
kecil.
c. Dokumen yang digunakan yang digunakan dalam sistem kas kecil
1) Bukti kas keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi


akuntansi kepada fungsi kasa sebesar yang tercantum dalam
dokumen tersebut.
2) Cek

Dari sudut sistem informasi akuntansi, cek merupakan dokumen


yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang
namanya tercantum pada cek.
3) Permintaan pengeluaran kas kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk
meminta uang ke pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana
kas kecil, dokumen ini berfungsi sebagai bukti telah dikeluarkannya
kas kecil.
Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang dana kas kecil.
4) Bukti pengeluaran kas kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk
mempertanggung jawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini
dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil diserahkan oleh
pemakai dana kecil kepada pemegang dana kas kecil.
5) Permintaan pengisian kembali kas kecil.
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta
kepada bagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna
pengisian kembali dana kas kecil.
d. Catatan akuntansi yang digunakan sistem dana kas kecil.

1) Jurnal pengeluaran kas (cash distbursement journal).

Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk
mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kecil dan
dalam pengisian kembali dana kas kecil.
2) Register (check register)
Dalam sistem dana kas kecil catatan akuntansi ini digunakan untuk
mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan
dan pengisian kembali dana kas kecil.
3) Jurnal pengeluaran dana kas kecil.
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan
jurnal khusus. Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi
pendebetan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil.
e. Fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil.
1) Fungsi kas.
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi ini bertanggung jawab dalam
mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan menyerahkan cek
kepada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dana kas
kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
2) Fungsi akuntansi.
Dalam kas kecil fungsi akuntansi bertanggung jawab atas:
a) Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan
persediaan.
b) Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kas kecil.
c) Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal
pengeluaran kas atau register cek.
d) Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran
dana kas kecil (dalam fluctuating-fund- balance system).

e) Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada


fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam
dokumen tersebut.
3) Fungsi pemegang dana kas kecil.
Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas kecil,
pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat
tertentu yang ditunjuk, dan permintaan pengisian kembali dana kas
kecil.
4) Fungsi pemeriksaan internal.
Fungsi ini bertanggung jawab atas penghitungan dana kas kecil
secara periodik dan pencocokan hasil penghitungannya dengan
catatan akuntansi.

BAB III

PEMBAHASAN

3. 1 Kelebihan Buku

Buku tersebut dapat Menjelaskan dengan jelas dan terperinci mengenai sub-
sub setiap bab. Lalu, banyak menggunakan gambar/ tabel sehingga dapat
membuat pembaca lebih mudah mengerti dalam memahami setiap
materinya. Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami oleh pembaca serta
buku tersebut Memiliki sampul yang menarik

3.2 Kekurangan buku

Kekurangan buku tersebut adalah tulisan yang digunakan dalam buku relatif
lebih kecil sehingga sedikit mempersulit pembaca. Lalu, Kurangnya struktur
bagian pada setiap bab sehingga membuat pembaca bingung
mengelompokkan bagian materi. Dan juga perekat buku tersebut kurang
kuat sehingga mudah lepas.

BAB IV

PENUTUP

3.2.Kesimpulan

Pengendalian perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu : melindungi persediaan dan


melaporkannya dalam bentuk laporan keuangan. Ada beberapa metode yang dilakukan
yaitu : Metode Biaya Persediaan Identifikasi Spesifik, Metode Biaya Persediaan FIFO,
Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang, Metode Biaya Persediaan, Metode Biaya Persediaan
Dalam Sistem Persediaan Perpetual, Metode Biaya Persediaan Dalam Sistem Persediaan
Periodik.

Sistem Pengendalian Internal merupakan bagian dari masing - masing sistem yang
dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional perusahaan atau organisasi
tertentu. dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: Pengendalian Internal Akuntansi
(Internal Accounting Control) dan Pengendalian Internal Administrasi (Internal
Administrative Control)

Sistem pengendalian internal yang baik dalam sistem pengeluaran kas mensyaratkan agar
dilibatkan pihak luar(bank) ikut serta dalam mengawasi kas perusahaan dengan cara
sebagai berikut : Semua penerimaan kas harus disetor ke bank pada hari yang sama, Semua
pengeluaran kas dilakukan dengan cek, Pengeluaran yang tidak dapat dilakukan dengan cek
(karena jumlahnya kecil) dilakukan dengan dana kas kecil yang diselenggarakan dengan
imprest system.

Dana kas kecil adalah dana khusus yang disediakan oleh perusahaan untuk membayar
pengeluaran operasional perusahaan yang harus segera dilakukan yang jumlahnya retif
kecil serta tidak ekonomis dan praktis apabila dibayar dengan cek atau giro. Dalam metode
dana tetap (imprest system), dana kas kecil ditentukan dalam jumlah yang relative tetap.
Dalam metode dana tidak tetap (fluctuating-fund-balance system), pemakaian kas kecil
oleh pemegang kas kecil dicatat dalam bentuk jurnal formal

4.1. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya buku tersebut membuat edisi
revisi terbaru, dengan struktur penyajian yang lebih mudah difahami dan lebih
lengkap. Memperbaharui cover agar lebih menarik serta mengikuti perkembangan
zaman agar pembaca lebih tertarik mempelajari dan tentu saja menyajikan dengan
bahasa yang lugas.

Anda mungkin juga menyukai