Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Modul Tugas
Praktika Akuntansi Biaya dan Manajemen I ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan modul ini.
Modul ini merupakan modul tugas yang berisi soal-soal latihan untuk dikerjakan
oleh praktikan sebagai syarat mengikuti praktikum. Modul ini dibuat dengan
tujuan agar praktikan dapat memahami simulasi kasus dalam suatu usaha
manufaktur skala kecil agar dapar memudahkan praktikan dalam mengerjakan
modul praktikum yang merupakan kasus dari suatu perusahaan.
Demikianlah modul ini kami susun, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi
Civitas Akademika Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran.
Tim Penyusun
Untuk kegiatan produksinya, pada tahun 2018 PinuCATs membeli bahan baku
langsung yang terdiri dari pisang dengan total anggaran biaya Rp12.000.000 per
bulan dan tepung dengan total anggaran biaya Rp1.440.000 per bulan. Selain itu,
PinuCATs juga membeli bahan baku tidak langsung dengan total anggaran biaya
Rp1.385.000. Rata-rata donat yang dapat dihasilkan dari 1 kg pisang adalah 12
pisang nugget.
Perlu diketahui juga bahwa PinuCATs juga memiliki beberapa tenaga kerja di
mana tenaga kerjanya ada yang terlibat langsung dalam proses produksi, yaitu
sebanyak 2 orang dengan upah Rp6.500 per jam selama 8 jam kerja dan ada juga
yang tidak terlibat secara langsung yaitu bagian administrasi sebanyak 1 orang
dengan upah Rp5.000 per jam selama 9 jam kerja. Jadi total biaya yang
dianggarkan untuk tenaga kerja langsung setiap bulan Rp3.120.000 dan untuk
tenaga kerja tidak langsung setiap bulan Rp1.350.000.
Tidak hanya biaya-biaya itu saja yang telah dianggarkan oleh PinuCATs, tetapi
ada juga biaya penyimpanan peralatan dan bahan baku sebesar Rp1.500.000.
PERILAKU BIAYA
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Biaya (Cost)
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan dapat memberi manfaat
untuk saat ini atau masa yang akan datang bagi perusahaan.
Beban (Expense)
Beban adalah perolehan manfaat saat ini atas penggunaan sumber daya
perusahaan yang dapat menjadi pengurang pendapatan dalam rangka
menentukan laba dalam suatu periode akuntansi.
Klasifikasi Biaya
1. Berdasarkan Volume Produksi
a. Biaya variabel (Variable cost)
b. Biaya tetap (Fixed cost)
c. Biaya semi-variabel (Semi-variable cost)
So a l Te o r i
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
So a l Te o r i
So a l Hi t u n g a n
Instruksi:
a. Buatlah jurnal yang diperlukan oleh PinuCATs pada hari tersebut!
b. Hitunglah COGS, Gross Margin, dan Gross Margin Percentage (%)
PinuCATs pada hari tersebut!
PENOLONG
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Biaya bahan baku yang dikendalikan bukan hanya direct cost, namun juga
indirect cost, inventoriable cost, period cost, prime cost, dan conversion
cost. Hal ini tergantung kebijakan perusahaan dalam melakukan
pengklasifikasian biayanya.
Ada tiga metode perhitungan biaya persediaan yaitu FIFO method, LIFO
method, dan average method. Namun saat ini metode perhitungan LIFO
sudah tidak diizinkan untuk digunakan lagi dikarenakan metode LIFO
menyebabkan nilai inventory yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan (balance sheet) tidak merepresentasikan recent cost level of
inventory. Selain itu dikenal juga metode-metode pengendalian persediaan
diantaranya Order Cycling, Two Bin, dan Min Max.
2𝑥𝐷𝑥𝑃 2𝑥𝐷𝑥𝑃
𝐸𝑂𝑄 = √ 𝐶
= √ 𝐶𝑈 𝑥 𝐶𝐶
Keterangan:
D : Demand (Permintaan rata-rata bahan baku dalam satu periode)
P : Relevant Ordering Cost (Biaya per pemesanan)
C : Relevant Carrying Cost (Biaya penyimpanan per unit)
CU : Cost per Unit
CC : Carrying Cost Percentage
So a l Te o r i
So a l Hi t u n g a n
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Dalam suatu industri, tidak akan lepas dari peran tenaga kerja untuk
menjalankan proses produksinya. Biaya tenaga kerja menggambarkan
kontribusi manusia terhadap produksi. Biaya tenaga kerja merupakan
seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerjanya, biaya
ini merupakan biaya yang penting sehingga membutuhkan pengukuran,
pengendalian, dan analisis secara sistematis.
Komponen biaya tenaga kerja terdiri dari basic pay (gaji pokok) dan fringe
benefit (tunjangan). Gaji pokok adalah pendapatan yang benar-benar
diterima pekerja setiap bulannya, sedangkan fringe benefit merupakan
manfaat lain selain gaji pokok yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan sebagai elemen yang penting dari biaya tenaga kerja tersebut.
Contoh dari fringe benefit yaitu dana pensiun, uang lembur, kompensasi
dan lain-lain. Biaya tenaga kerja (gaji dan upah) yang dibayarkan oleh
perusahaan kepada karyawan meliputi penjumlahan dari gaji pokok,
insentif, dan tunjangan dikurangi dengan potongan-potongan. Potongan
gaji dan upah umumnya antara lain berupa pajak penghasilan, premi
asuransi ditanggung tenaga kerja, dan angsuran pinjaman karyawan.
So a l Te o r i
Berikut adalah data PinuCATs pada minggu kedua bulan Mei 2018:
Instruksi:
Buatlah daftar upah harian yang menunjukkan rasio efisiensi, pendapatan,
tarif upah efektif per jam, dan biaya tenaga kerja per unit! Asumsi bahwa
PinuCATs menggunakan metode 100% bonus plan dengan upah sebesar
Rp6.500 per jam dan produksi standar sebesar 120 unit pisang nugget per
jam.
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Karakteristik FOH
1. Berkaitan dengan hubungan antara overhead pabrik dengan produk
atau volume produksi.
2. Berkaitan dengan bagaimana item-item yang berbeda dalam
overhead berubah terhadap perubahan dalam volume produksi.
FOH Control (actual) = FOH yang terjadi pada saat proses produksi.
So a l Te o r i
So a l Hi t u n g a n
COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS
( CVP ANALYSIS)
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Analisis ini digunakan untuk menguji perilaku total revenue, total cost,
dan operating income ketika terjadi perubahan dalam production volume,
selling price, variable cost per unit, dan fixed cost. Analisis ini dapat
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan tentang strategi dan
rencana jangka panjang, serta pengambilan keputusan tentang spesifikasi
produk dan penetapan harga. Tujuan dari analisis ini adalah menentukan
tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai
jumlah laba operasi yang ditargetkan.
Dalam penggunaan analisis ini, ada sejumlah asumsi yang harus dipenuhi,
yaitu:
Total revenue dan total cost dipengaruhi oleh tingkat output.
Total cost terdiri dari total fixed cost dan total variable cost di mana
total variable cost dipengaruhi oleh perubahan tingkat output.
Secara grafik, perilaku total revenue dan total cost bersifat linear bila
dihubungkan dengan tingkat output dalam relevant range.
Selling price, variable cost per unit, dan total fixed cost telah diketahui
dan konstan.
e. BEP in Unit
f. BEP in Revenue
l. Sales Mix
BEP =
CMA =
So a l Te o r i
So a l Hi t u n g a n
NO KETERANGAN COST/UNIT
1. Biaya bahan baku langsung Rp 1.000
2. Biaya tenaga kerja langsung Rp 500
3. Biaya FOH Rp 800
Instruksi :
a) Hitunglah CM dan OI sebelum dan sesudah menerima tawaran iklan
beserta makna dari angka tersebut!
b) Hitunglah BEP in Unit dan BEP in revenue sesudah menerima tawaran
iklan!
c) Sebagai akuntan manajemen, apakah tawaran iklan tersebut sebaiknya
diterima oleh PinuCATs atau tidak? Berikan alasannya!
d) Jika harga PinuCATs naik menjadi Rp 5.000 dan penjualan turun
sebesar 40% dan PinuCATs tidak menerima tawaran iklan apapun,
berapa CM dan OI perusahaan?
e) Setelah harga PinuCATs naik dan terjadi penuruanan penjualan,
PinuCATs menargetkan OI sebesar Rp 35.005.000 , tanpa ada tawaran
iklan, berapa revenue yang harus diperoleh?
27 Retta – Shalma – Yosefa
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Terms
1. Cost object adalah objek yang diukur biayanya.
2. Direct cost adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke
objek biaya.
3. Indirect cost adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara
langsung ke objek biaya.
4. Cost pool adalah pengelompokkan dari masing-masing biaya tidak
langsung.
5. Cost allocation base adalah cara sistematis untuk menghubungkan
sekelompok biaya tidak langsung dengan cost object.
Costing system terbagi atas tiga tipe, yaitu Job Order Costing, Process
Costing, dan Hybrid Costing. Hybrid Costing merupakan kombinasi
dari Job Order Costing dan Process Costing.
Catatan :
Pa = Price actual
Pb = Price budgeted
Qa = Quantity actual
Qb = Quantity budgeted
Langkah-langkah penyelesaian:
1. Tentukan cost object.
2. Identifikasi direct cost dan indirect cost.
3. Tentukan dasar alokasi FOH.
4. Tentukan tarif untuk masing-masing dasar alokasi yang digunakan
dalam mengalokasikan indirect cost.
5. Hitung total cost dengan menjumlahkan seluruh biaya.
So a l Te o r i
Instruksi:
Berdasarkan data di atas, buatlah job cost record bagi tiap pesanan dengan
actual costing! Hitunglah FOH dengan normal costing!
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Definisi
Process costing merupakan penentuan biaya pokok produk atau cost of
goods sold (COGS) di mana biaya tersebut diakumulasikan berdasarkan
unit produksi. Process costing digunakan oleh perusahaan-perusahaan
yang tiap unit produksinya menanggung proporsi biaya yang sama,
memproduksi produk secara massal dalam skala besar, memiliki output
bersifat homogen, dan melalui proses produksi yang sama.
Unit Ekuivalen
Unit ekuivalen merupakan jumlah unit yang menyatakan tingkat
penyelesaian atas suatu produk.
So a l Te o r i
So a l Hi t u n g a n
Flow of production Physical unit Direct material Conversion cost Total cost
WIP beginning 0
Started during period 410
Completed &
360
transferred out
WIP ending 50
Flow of production Physical unit Direct material Conversion cost Total cost
WIP beginning 50 Rp 276.550 Rp 483.750 Rp 760.300
Started during period 390
Completed &
340
transferred out
WIP ending 100
Degree of completion
100% 80%
from WIP beginning
Degree of completion
100% 60%
from WIP ending
Total cost added
Rp 2.050.000 Rp 3.650.000 Rp 5.700.000
during period
Instruksi:
1. Hitung HPP dengan metode Weighted Average untuk proses produksi
pertama!
2. Hitung HPP dengan metode FIFO untuk proses produksi selanjutnya!
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Spoilage
Spoilage (barang rusak) adalah unit produksi, baik yang telah selesai
seluruhnya atau selesai sebagian, yang tidak memenuhi spesifikasi yang
diminta pelanggan dan akan dibuang atau dijual dengan harga yang
lebih rendah.
Rework
Rework (pengolahan kembali) adalah unit produksi yang tidak
memenuhi spesifikasi yang diminta oleh pelanggan tetapi kemudian
diperbaiki dan dijual sebagai unit barang jadi yang bagus.
Scrap
Scrap (barang sisa) adalah bahan residu yang dihasilkan dari proses
pembuatan suatu produk. Barang sisa memiliki total nilai jual yang
rendah dibandingkan dengan total nilai jual produk tersebut. Terkadang
scrap dapat digunakan kembali sebagai bahan baru dari pada dijual
sebagai scrap (barang sisa).
Pada proses produksi terdapat bagian atau level yang dimana produk
diseleksi apakah barang tersebut dapat diterima untuk dijual atau tidak,
bagian tersebut disebut inspection point. Maka dari itu, akuntansi untuk
spoilage bertujuan untuk menentukan, mengelola, mengendalikan, dan
mengurangi biaya kerusakan serta untuk membedakan antara biaya normal
dan abnormal spoilage. Berikut jenis spoilage yaitu:
a. Normal Spoilage
Normal spoilage adalah kerusakan yang melekat dalam suatu proses
produksi tertentu yang muncul meskipun operasi telah berlangsung
secara efisien. Biaya dari normal spoilage biasanya termasuk dari
bagian cost of good manufactured.
Konsep normal dan abnormal spoilage juga dapat diterapkan pada job
order costing. Ketika membebankan biaya, umumnya sistem job order
costing membedakan normal spoilage yang disebabkan oleh pekerjaan
tertentu dan normal spoilage yang umum terjadi pada semua pekerjaan.
Abnormal spoilage diidentifikasi secara terpisah sehingga perusahaan
dapat berusaha mengeliminasinya.
So a l Hi t u n g a n
Instruksi:
Berdasarkan data di atas, buatlah schedule of weighted average method
dan FIFO method untuk process costing dengan spoilage! (Hasil
perhitungan menggunakan empat angka di belakang koma)
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Key terms
- Split off point adalah suatu titik dimana beberapa produk yang
dihasilkan dalam satu proses produksi gabungan dapat diidentifikasi
secara terpisah.
- Separable cost adalah biaya setelah joint cost yang dapat dibebankan ke
masing-masing produk.
- Main product adalah produk yang dihasilkan dalam joint process yang
memiliki total nilai jual yang lebih tinggi daripada produk lainnya.
So a l Te o r i
So a l Hi t u n g a n
Pisang, tepung
Tepung
Tepung Pisang
Pisang Bolu Pisang
Roti Nugget
Nugget
Beginning Inventory 0 0 0 0
Production 250 300 250 150
Transfer 250 150 - -
Sales - - 250 140
Ending Inventory 0 0 20 10
Selling Price per pcs - - Rp 7.500 25.000
Instruksi:
1. Hitunglah alokasi joint cost menggunakan NRV Method!
2. Buatlah laporan profitabilitas untuk produk pisang nugget dan bolu
pisang!
Tambahan:
- Untuk persentase dibulatkan tanpa koma.
- Nilai rupiah diambil dari pembulatan dua angka dibelakang koma.
( DEPARTEMENTALISASI)
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Definisi
Pada suatu pabrik akan memerlukan lebih dari satu departemen untuk
menyelesaikan proses produksinya dalam membuat suatu produk.
Departementalisasi merupakan pembagian pabrik ke dalam segmen-
segmen yang disebut departemen. Karena memiliki kebutuhan biaya
yang berbeda pada setiap departemen, maka FOH dari setiap
departemen perlu dihitung. Setiap departemen akan mengalokasian
FOH secara terpisah dengan dasar alokasi yang sesuai untuk
pembebanan FOH tersebut.
Jenis Departemen
1. Main/Primary/Producing/Operating Department
Departemen ini merupakan departemen yang memberikan value
added pada produk/jasa secara langsung dengan mengubah bentuk
atau sifat dari bahan baku atau dengan merakit komponen.
Departemen ini sering disebut sebagai departemen produksi.
2. Service/Support Department
Departemen ini merupakan departemen yang memberikan kontribusi
secara tidak langsung terhadap produksi karena tidak mengubah
bentuk dari produk/jasa tersebut. Departemen ini memberikan
pelayanan kepada departemen lainnya (main department maupun
Metode Pengalokasian
1. Jika support department hanya satu:
Single rate method
Fixed cost dan variable cost tidak dipisahkan.
Menggunakan dasar alokasi yang sama.
Menghasilkan satu tarif.
Direct method
Stepdown/elimination/sequential method
Metode ini mengalokasikan
FOH dari satu support
department ke main department
dan support department lainnya.
Metode ini mendistribusikan
biaya dari support department
berdasarkan urutan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Apabila FOH pada suatu support
department sudah seluruhnya dialokasikan maka tidak ada alokasi
FOH dari support department lain yang dialokasikan kembali ke
support department tersebut.
Catatan:
S1 dan S2 merupakan support department, sedangkan M1 dan M2
merupakan main department. Departemen S1 memiliki jumlah
biaya yang lebih besar ($50) daripada Departemen S2 ($30)
sehingga pengalokasian FOH dilakukan terlebih dahulu.
Departemen S1 mengalokasikan FOH ke Departemen M1 dan
M2, serta ke Departemen S2. Hasil alokasi (S1’) dari Departemen
S1 ke Departemen S2 nantinya akan menambah dasar alokasi
FOH dari Departemen S2 ke Departemen M1 dan M2.
Catatan:
S1 dan S2 merupakan support department, sedangkan M1 dan M2
merupakan main department. S1’ merupakan alokasi FOH dari
Departemen S1, sedangkan S2’ merupakan alokasi FOH dari
departemen S2. Selain mengalokasikan ke main department,
Departemen S1 dan S2 juga saling mengalokasikan FOH satu
sama lain sehingga dasar alokasi akan berubah setelah mendapat
alokasi dari support department yang lain.
So a l Hi t u n g a n
Instruksi:
Berdasarkan data di atas, tentukan alokasi biaya FOH dari support
department ke main department pada PinuCATs dengan menggunakan:
a. Direct Method
b. Step-Down Method
ACTIVITY-BASED COSTING
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Hierarki Biaya
Hierarki biaya mengelompokkan berbagai macam cost pool dalam
berbagai tipe cost driver atau basis alokasi biaya.
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan cost object, cost driver, dan cost
pool!
2. Jelaskan minimal tiga perbedaan antara Simple/Traditional Costing
dengan Activity-Based Costing!
3. Jelaskan kelemahan dari penggunaan sistem Activity-Based Costing!
So a l Hi t u n g a n
Pencampuran Rp 71.713
Penggorengan Rp 73.417
Pengemasan Rp2.232.500
Total Rp 2.368.322
Biaya Produksi
THROUGHPUT COSTING
Re f e r e n s i
Pe t a Ko n s e p
Manajer dalam sebuah industri yang memiliki biaya tetap tinggi harus
mengatur tingkat kapasitas dan membuat keputusan tentang bagaimana
menggunakan kapasitas dari aset yang tersedia pada perusahaan. Manajer
juga harus memutuskan proses produksi dan kebijakan persediaan.
Keputusan dan pilihan akuntansi yang dibuat oleh manajer akan
berpengaruh pada laba operasi perusahaan tersebut. Ada dua tipe pilihan
dalam akuntansi biaya di antaranya:
- The inventory-costing choice menentukan biaya produksi mana yang
diperlakukan sebagai inventoriable cost.
- The denominator-level capacity choice berfokus pada dasar alokasi
biaya yang digunakan untuk membuat tarif anggaran biaya produksi
tetap (budgeted fixed manufacturing cost rates).
Persamaan Dasar
So a l Te o r i
Instruksi:
1. Laporan laba rugi (income statement) dengan metode variable costing
dan absorption costing untuk bulan yang berakhir 30 Juni 2018!
2. Tentukan operating income percentage untuk setiap metode di atas!
3. Metode apa yang akan kamu rekomendasikan kepada CFO? Mengapa?