Anda di halaman 1dari 34

URBAN DESIGN

DIMENSION
 Social Dimension
 Perceptual Dimension
 Morphological Dimension
 Visual Dimension
 Functional Dimension

 Temporal Dimension
MORPHOLOGYCAL
DIMENSION

DR. IR. ATIEK SUPRAPTI, MT


MORFOLOGI RUANG KOTA
Desain Perkotaan ada 2 macam :

TRADISIONAL : Bangunan sebagai


bagian konstituen dari blok
perkotaan.

MODERN : Bangunan berdiri


bebas dalam landsekap.
Morfologi Kota Semarang

1. Periode akhir abad ke-17. Terlihat mengelompok


F tiga permukiman komunitas terbesar yaitu Eropa, Cina
D & Jawa di sekitar Sungai Semarang. Kemungkinan
pada saat itu embrio Kauman sudah terbentuk di
B E
C sebelah Barat Masjid,
A
Kauman

1 C Jalan Penghubung atr Masjid dg Kauman

Jalan Penghubung atr blk Kanjengan/ Pungkuran dg


permukiman Jawa

2. Awal abad ke-18, Belanda membangun Jalan


F Bojong untuk menghubungkan permukiman Belanda
dengan kawasan istana Vredenstein (Bulu), sehingga
permukiman Jawa terbelah. Masjid sudah berpindah Peta Semarang akhir abad ke-17
D dari lokasinya yang sekarang dari tepi Barat Sungai .
C Karena hal itu dibuat jalan yang menghubungkan KETERANGAN GAMBAR
B
E Masjid dengan daerah Kranggan. Permukiman Jawa
meluas di sebelah Barat Sungai, sedangkan Pecinan A: Pusat Pemerintahan Jawa
A C
Kauman E berkembang di bagian Timur Sungai, sementara
permukiman Belanda menyebar di Kota Belanda dan B: Masjid
2 koridor Jalan Bojong.
C: Perumahan Orang Jawa
Sumber : Analisis penyusun
D: Benteng
3. Permukiman Jawa semakin berkembang setelah
F Belanda membangun Jalan Daendels. Kota Jawa E: Perumahan Orang Cina
berpusat di Kanjengan (A), sementaradi sebelah Barat
terdapat Masjid dan di sisi Utara adalah alun-alun. F: Perumahan Orang Melayu
D
Kauman berkembang di sebelah Barat Kanjengan.
Restrukturisasi Kota Jawa dibantu oleh Belanda G:Perumahan Orang Eropa
G
B E dengan mencoba menerapkan konsep Mancapat.
Sumber : Analisis penyusun
K a u m a nAC Sumber : Analisis penyusun

3
MORFOLOGI RUANG KOTA
Morfologi perkotaan adalah studi tentang
bentuk-bentuk suatu kota.

Morfologi perkotaan terlihat dari pola


pembangunan dan proses perubahan
perkotaan.

Ruang kota tradisional berubah menjadi


modern.
KOTA SEMARANG
ABAD -18
LAND USE

Pembangunan yang dilakukan saat ini


berpengaruh terhadap pola sebuah jalan yang
sudah ada.

Lahan perkotaan saat ini mengalami pergantian


fungsi maupun percampuran fungsi.
Bentuk Pola Organik
BENTUK KOTA GEOMETRIK
WASHINGTON DC
LAND USE
Tahapan proses pengalihan fungsi kawasan
terutama dari fungsi perumahan ke fungsi baru
adalah sbb :

a. Penetrasi, yaitu terjadinya penerobosan fungsi


baru kedalam suatu fungsi yang homogen

b.Invasi, yaitu terjadinya serbuan fungsi baru


yang lebih besar dari tahap penetrasi tetapi
belum mendominasi fungsi lama
c. Dominasi, yaitu terjadinya perubahan
dominan proporsi fungsi dari fungsi lama ke
fungsi baru akibat besarnya perubahan ke fungsi
baru

d. Suksesi, yaitu terjadinya pergantian sama


sekali dari suatu fungsi lama ke fungsi baru.
ALUN-ALUN DAN SEMARANG 1973
SEKITARNYA
SEMARANG 1960

Alun-Alun Alun-Alun

Pasar Johar
Pasar Johar

Masjid
Masjid

Kauman Kanjengan Kauman

Kanjengan

Gambar 4.2-8 : Gambar 4.2-9 :


Kawasan Kanjengan (Kota Jawa) tahun 1960; Terlihat Kawasan Kanjengan tahun 1973. Terlihat kegiatan
pada sisi timur pasar Johar, sebelah baratnya masih perdagangan sudah melebar: ke arah utara dan barat
nampak Alun-alun Utara dan Selatan yang berbatasan sudah bermunculan bangunan perdagangan. Pada
pada sisi selatan dengan Kanjengan; sebelah barat periode ini bangunan Kanjengan masih ada
Alun-alun dan Kanjengan adalah Kauman
(Digambar ulang menurut Sunarimaningsih, 1995)
(Digambar ulang menurut Sunarimaningsih, 1995)
ALUN-ALUN DAN
SEKITARNYA
SEMARANG 1995

Perkan
-toran
Perkan-
toran
Hotel Perd
Hotel agan
gan

Pasar Yaik
Pasar
Johar
Masjid

Perdagangan
Kauman Kanjengan

Gambar 4.2-10 :

Kawasan Johar tahun 1995;

Icon Kawasan Kanjengan berganti menjadi Kawasan


Johar. Masjid Agung dan Kauman” ”terkepung” oleh
pusat perdagangan.

(Digambar ulang menurut Sunarimaningsih, 1995)


On July 17, 2011, the New York Times
carried at page MB1 a fascinating report by
Cara Buckley of urban succession in the
East Village between 1976 and 2011.
STRUKTUR BANGUNAN
Keberadaan sebuah bangunan dikoridor jalan akan mempengaruhi
rute sirkulasi.
Bentuk bangunan, orientasi, serta dimensi bangunan dalam
struktur kota juga berpengaruh terhadap struktur lingkungan yang
dibentuk.
POLA PLOT
Plot pola jalan biasanya terbagi berupa jalan-
jalan utama, gang-gang didepan, dan gang-
gang kecil dibelakangnya , serta jalan utama
diujung keduanya.
POLA KADASTRAL
Pola kadastral adalah tata letak perkotaan, baik itu ruang publik, jalan yang
membentuk suatu blok tertentu.

Sebuah kualitas desain perkotaan penting diperhatikan, pola kadastral


merupakan sebuah blok perkotaan dimana terdapat rute-rute didalam
lingkungannya. Kita dapat membaca rute lingkungan melalui fisik dari
lingkungan itu sendiri.

Pola perkembangan jalan perkotaan sebaagian besar menggunakan pola


grid.
grid halus menyatu menawarkan
berbagai cara untuk mendapatkan
dari satu tempat ke tempat dalam
grid. Grid menjadi terputus melalui
pemutusan koneksi dan penciptaan
buntu.
JARINGAN RUANG PUBLIK
Pola kadaster juga terkait adanya jaringan menuju ruang
publik perkotaan,
Ruang publik perkotaan merupakan ruang dimana
tempat berinteraksi sosial. Sehingga dibutuhkan akses
menuju ke ruang tersebut.

Pedestrian ways (jalur pedestrian) merupakan salah satu


jaringan untuk menuju ke ruang publik.
Seiring perkembangan jaman, ruang publik tidak hanya
dapat diakses melalui transportasi, saat ini pedestrian
wayslah yang dianggap sebagai jaringan utama didalam
lingkungan perkotaan.
KEMBALINYA
RUANG KOTA TRADISIONAL

Perancangan perkotaan saat ini telah kembali


menggunakan sistem tradisional, yaitu mulai
memikirkan bagian-bagian keseluruhan kota,
tidak hanya blok-blok tertentu saja.

Hal ini disebabkan oleh kebutuhan baik itu


fungsional maupun estetika lingkungan sehingga
tercipta ruang perkotaan yang baik.
KEMBALINYA RUANG KOTA TRADISIONAL

Leon Krier mengidentifikasi empat


jenis ruang kota.

a. blok perkotaan adalah hasil dr


pola jalan dan ruang terbuka

b. pola jalan dan ruang terbuka


adalah hasil dari posisi blok

c. Jalan & ruang terbuka adl hsl


presisi dari bentuk2 formal. Ruang
kota memiliki klasifikasi.

d. bangunan merupakan hasil dari


bentuk2 formal.
JALAN/BLOK STRUKTUR
DAN JARINGAN JALAN

Tranformasi terbesar dalam struktur jaringan


ruang publik: dari grid menjadi jaringan-
jaringan terpisah sesuai kebutuhan.

Transportasi kendaraan mulai dipisahkan,


pejalan kaki, kendaraan berlalu lintas cepart
serta publik transportasion.

Untuk menghadapi jumlah mobil yang semakin


membludak, maka disarankan untuk
menggunakan publik transportasion.
PENGEMBANGAN CUL DE SAC
Pengembangan lebih lanjut adalah struktur
morfologi, berupa blok-blok bangunan yang
terdiri dari kawasan tertentu (Ford, 2000).

Pembangunan diarahkan sebagai pemusatan


kegiatan untuk mendirikan bangunan dalam
kawasan tertentu dan memusat.

Pengembangan ini sering disebut sebagai Cul-De-


Sac.
Argumen Mendukung Cul-De-Sac :

a. Menyediakan jalan quiter dan lebih aman


b. Mempromosikan interaksi penduduk
c. Memberikan Identitas Lokal
d. Mengurangi kejahatan
Argumen yang menentang Cul-De-Sac :

a. Kurangnya keterkaitan
b. Menciptakan ketergantungan
c. Menghasilkan kemacetan lalu lintas
d. Meningkatkan peluang kejahatan
e. Kurangnya identitas/karakter
KESIMPULAN
Dua isu kunci dari permasalahan urban design
adalah bentuk perkotaan dan tata letak
perkotaan.

Selain itu masalah perkotaan adalah


meningkatnya jumlah mobil, maka solusi untuk itu
adalah mengaktifkan pedestrian ways dan
transportasion publik. Sehingga masalah tersebut
dapat terselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai