Abstrak— Dalam teori Place ini berkaitan dengan pemahaman atau pengertian terhadap budaya
space yang terletak pada pemahaman atau pengertian dan karakteristik manusia terhadap ruang
terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap
ruang fisik. Space atau ruang sendiri merupakan void
fisik. Space atau ruang sendiri merupakan
hidup yang mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. void hidup yang mempunyai suatu
Salah satu tokoh dalam Teori Place ini adalah Kevin keterkaitan secara fisik. Ruang ini akan
Lynch. Kevin Lynch berpendapat bahwa ada 5 elemen
dalam perancangan kota yaitu nodes, landmark, path,
menjadi place apabila diberikan makna
district, dan edge. Dalam artikel ini akan diidentifikasi kontekstual dari muatan budaya atau potensi
mengenai kondisi lingkungan yang ada di Kecamatan muatan lokal yang terdapat di suatu kawasan
Klojen dengan teori Kevin Lynch mengenai elemen-
elemen dalam perancangan kota tersebut. Kevin Lynch
tersebut.
tersebut merupakan salah satu kriteria tak terukur Kota Malang sendiri memiliki unsur
dalam Perancnagan Kota. Yang nantinya didapatkan lingkungan alamiah yang sangat dominan,
bahwa kelima elemen ini berpotensi untuk
meningkatkan perekonomian di Kota Malang terutama
serta bentukan lingkungan seperti bangunan,
pada sektor pariwisata. Namun juga akan ditemukan elemen tata kota, dan kehidupan masyarakat
permasalahan bahwa beberapa elemen ini menyebabkan telah memberikan citra spesifik Kota
kemacetan yang ada di Kota Malang. Dalam hal ini
berarti kelima elemen dari Teori Lynch berpengaruh
Malang. Sedangkan perkembangan bentuk
terhadap fisik dan lingkungan suatu kota. fisik kota terjadi melalui dua proses yakni
proses formal yaitu melalui proses
I. PENDAHULUAN perencanaan dan desain, dan proses organis
Kevin Lynch Andrew adalah seorang yaitu proses yang tidak direncanakan dan
perencana perkotaan Amerika dan seorang berkembang dengan sendirinya. Maka
penuli. Lynch sendiri merupakan perencana morfologi kota terbentuk melalui proses
kota yang paling terkenal. Beliau yang dapat dikatakan panjang. Setiap
menyatakan bahwa kota adalah sesuatu yang perubahannya secara morfologis dapat
dapat diamati, dari segi letak jalur jalan, memberikan arti serta manfaat yang sangat
batas tepian, kawasan, titik temu, dan berharga bagi penanganan perkembangan
landmark dapat dengan mudah dikenali dan suatu kawasan kota. Dengan mempelajari
dapat dikelompokan dalam pola keseluruhan morfologi kawasan kota ini permasalahan
bentuk kota. Hal-hal tersebut tentunya tidak morfologi suatu kota dapat dihindari karena
lepas dari segi fisik dan lingkungan dari proses belajar dari pengelaman kegagalan
suatu perkotaan. dan keberhasilan masa lampau merupakan
Teori dari Kevin Lynch ini dikenal salah satu proses pembentukan morfologi
dengan Teori Place. Dalam teori Place ini suatu kawasan (Zahnd,1999).
berkaitan dengan space yang terletak pada
II. PEMBAHASAN penghubung dan jalur sirkulasi manusia
Analisis Place membahas dua hal yang serta kendataan daru lokasi satu ke lokasi
berhubungan untuk mengetahui makna dari yang lainnya di dalam sebuah wilayah.
suatu tempat. Di dalam lokasi studi yakni Atau dengan kata lain path merupakan garis
Kota Malang terdapat landmark (1) yang penghubung yang memungkinkan orang
berada di tengah alun-alun. Alun-alun (2) bergerak dengan mudah.
yang berupa taman ini berfungsi sebagai Salah satu contoh jalan yang ada di Kota
ruang terbuka dan sebagai tempat berkumpul Malang adalah Jl. Ahmad Yani yang
masyarakat Kota Malang. Pada bagian Timur merupakan jalur akses utama yang
dari Tugu Malang juga terdapat stasiun menghubungkan pusat kota dengan daerah
kereta api (3) yang merupakan salah satu Utara (Kota Surabaya). Pada koridor ini
fasilitas transportasi yang ada di kawasan. juga terdapat jalur hijau yang berfungsi
Dengan adanya fasilitas transportasi tersebut sebagai peneduh pada koridor. Selain itu
diharapkan penduduk dari luar daerah kota malang juga memiliki jalur pejalan
mendapat akses yang lebih mudah untuk kaki walau tidak semua lokasi memiliki
mencapai landmark yang berupa tugu. jalur khusus untuk pejalan kaki.
Fasilitas transportasi ini juga dapat Di beberapa jalur atau path di Kota
digunakan sebagai salah satu akses untuk Malang sering sekali mengalami macet
menuju ke fasilitas pemerintahan (4) di Kota pada waktu-waktu tertentu. Hal tersebut
Malang yang ada di sebelah selatan dari memang bukan karena kesalahan dari
alun-alun Kota Malang. Dan juga terdapat sistem jalurnya namun karena demand
fasilitas penginapan (5) di bagian selatan dari lebih banyak daripada supply dan
Tugu Malang. dikarenakan kesadaran penduduk untuk
menggunakan moda transportasi lain yang
kurang.
III. KESIMPULAN
Melalui Teori Lynch dapat ditarik
kesimpulan bahwa Kota Malang dapat
diamati melalui beberapa elemen
Gambar 5. Salah satu landmark Kota diantaranya aadalah path, edge, district,
Malang yang sudah ada sejak zaman node, dan landmark. Dari elemen-elemen
Belanda, Tugu Malang ini kemudian diketaui karakteristik dan
kekhasan dari Kota Malang yang ternyata
E. Edge merupakan Kota Pariwisata dan dikenal
Edge adalah elemen linear yang tidak juga sebagai Kota Kembang. Selain julakan
dipakai/ dilihat sebagai Path. Edge berada
tersebut ternyata malang juga termasuk
pada batas antara dua kawasan tertentu dan
berfungsi sebagai pemutus linear, misalnya kota pelajar. Dari chiri-chiri ini kemudian
pantai, tembok, batasan antara lintasan dalam perencanaan pemerintah Kota
kereta api, sungai, topografi,dan Malang mencoba untuk mengidupkan
sebagainya. Edge lebih bersifat sebagai identitas kota malang tersebut kedalam
referensi daripada misalnya elemen sumbu lima elemen-elemen yang disrumuskan
yang bersifat koordinasi (Linkage). Edge oleh Kevin Lynch.
atau tepianmerupakan penghalang
Dalam prakteknya sendiri beberapa dari
walaupun kadang-kadang ada tempat untuk
masuk. Tepian merupakan pengakhiran dari elemen-elemen yang dirumuskan oleh
sebuah district atau batasan sebuah district Lynch memiliki beberapa potensi dan
dengan yang lainnya. Tepian memiliki permasalahannya tersendiri di Kota
identitas yang lebih baik jika kontinuitas Malang. Salah satu contoh potensinya
tampak jelas batasnya. Demikian pula adalah pada elemen landmark. Dengan
fungsi batasnya harus jelas yaitu untuk adanya landmark di kota malang, dapat
membagi atau menyatukan.
menimbulkan identitas Kota Malang itu
Contoh dari edge di Kota Malang adalah
sendiri yang nantinya dapat dikembangkan
sungai metro yang merupakan batas dari
sebagai daya tarik pariwisata untuk
beberapa kecamatan salah satunya adalah
masyarakat. Sedangkan hal negatifnya
Kecamaatan Sukun dengan Kecamatan
adalah dengan kemunculan nodes yang
Bandulan.
tidak dikendalikan dengan baik maka akan
menyebabkan permasalahan kemacetan di
beberapa path atau jalur di Kota Malang.
Selain itu kemunculan district baru juga
akan mengancam bangunan-bangun sejarah
di Kota Malang.
Dari identifikasi fisik dan lingkungan di
Kota Malang tersebut dapat diketahui
bagaimana elemen-elemen perancangan
kota berperan dalam kegiatan, karakteristik,
serta budaya dari Kota Malang itu sendiri.
dengan adanya identifikasi tersebut juga
akan membantu menemukan permasalahan
dan potensi dari kelima elemen untuk
selanjutnya dapat dikembangkan atau
mungkin permasalahan yang ada dapat
diperhatikan dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Prihutami, Deazaskia. Ruang Publik yang
Berhasil Depok. (2008)
[2] Tallo, Amandus Jong dan Pratiwi, Yulia.
Identifikasi Pola Morfologi Kota (Studi Kasus:
Kota Malang). Bandung (2014)
[3] Open Street Maps
[4] Pembelajaran Kuliah Praktek Perancangan Kota,
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS.
[5] Place Theory (Teori Urban Desain) Mata Kuliah
Arsitektur Kota.