dan Tahun 1 Muhammad Pola Komunikasi Siswa Setiap siswa dengan tingkat kemampuan Nur Hidayat, Pada Pembelajaran berpikir kritis yang berbeda di SMP N 2017 Berbasis Masalah 32 Semarang memiliki pola komunikasi Berdasarkan Tingkat yang berbeda pula. Kategori sangat Kemampuan Berpikir tinggi memiliki pola kumunikasi aksi, Kritis Materi Lingkaran interaksi, transaksi; Kategori tinggi memiliki pola komunikasi aksi dan interaksi; Kategori sedang memiliki pola komunikasi aksi dan interaksi namun kurang nyaman apabila diskusi kelompok; dan Kategori rendah memiliki pola komunikasi cenderung tidak aktif dikelas. 2 Tina Wahyu Pengaruh Model Hasil analisis untuk kemampuan berpikir Lestari, Sudarti, Pembelajaran kritis sebesar 0,026 ≤ 0,05. Hasil analisis Bambang Discovery Learning untuk hasil belajar kompetensi sikap Supriadi, 2015 disertai Media Kartu sebesar 0,006 ≤ 0,05, kompetensi Masalah terhadap ketrampilan sebesar 0,0005 ≤ 0,05, dan Kemampuan Berpikir kompetensi pengetahuan sebesar 0,075 ˃ Kritis Siswa dan Hasil 0,05. Berdasarkan hasil uji t, dapat Belajar Siswa dalam disimpulkan bahwa model pembelajaran Pembelajaran IPA di discovery learning disertai media kartu SMPN 10 Jember masalah berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran discovery learning disertai media kartu masalah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kompetensi sikap dan ketrampilan, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kompetensi pengetahuan. 3 Riza Yonisa Analisis Pengaruh Berdasarkan analisis yang dilakukan Kurniawan, Motivasi Belajar dan pada lima jurnal dengan variabel 2014 Lingkungan Belajar motivasi belajar dan lingkungan belajar Terhadap Hasil Belajar maka dapat disimpulkan bahwa: (1) motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar, (2)lingkungan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar dan (3) motivasi belajar dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar. 4 Arylien Ludji Pengaruh Gaya Belajar Hasil penelitian sebagai berikut. Bire, Uda Visual, Auditorial, dan Pertama, terdapat pengaruh yang Geradus, dan Kinestik Terhadap signifikan gaya belajar visual, auditorial, Josua Bire, Prestasi Belajar Siswa dan kinestetik terhadap prestasi belajar. 2013 Kedua, terdapat pengaruh signifikan gaya belajar visual terhadap prestasi belajar. Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar auditorial terhadap prestasi belajar. Keempat, terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar. Kelima, hasil uji determinasi menunjukkan sumbangan relatif gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa sebesar 34,8%. Sumbangan relatif masing- masing terhadap prestasi belajar, yakni: gaya belajar visual 26,4%, gaya belajar auditorial 24,2%, dan gaya belajar kinestetik 26,2%. 5 Siti Sri Penerapan Model Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata Wulandari, Pembelajaran Problem nilai keberhasilan dari data aktivitas 2015 Based Learning Dalam dosen dalam setiap siklusnya mengalami Meningkatkan kenaikan yaitu pada siklus I sebesar 5.11 Kemampuan Berpikir dan siklus II sebesar 5.88. Untuk rata- Kritis Mahasiswa rata nilai keberhasilan dari kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam setiap siklusnya juga mengalami kenaikan yaitu pada siklus I sebesar 58,4 meningkat 21,4 pada siklus II menjadi 80 dari kategori cukup kritis meningkat menjadi kategori kritis. 6 Laili Rosita, Penerapan Model Hasil analisis data penelitian Nuranisa, 2018 Pembelajaran IBL menunjukkan bahwa rata-rata persentase (Inquiry Based aktivitas mahasiswa dalam kategori aktif Learning) untuk pada siklus I adalah 42.44 %, siklus II Meningkatkan Aktfitas 58,98 %, dan siklus III 76,78 %. Hal ini Belajar dan menunjukkan adanya peningkatan Kemampuan Berpikir jumlah mahasiswa aktif setiap siklus. Kritis Masiswa Calon Sedangkan hasil analisis data tes Guru Geografi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa setiap indikator pada siklus I, II, dan III. Pada siklus I persentase kemampuan berpikir kritis indikator 1 sebesar adalah 77,14 %, indikator 2 sebesar 65,71 %, indikator 3 sebesar 60,71 %, indikator 4 sebesar 59,29 %, dan indikator 5 sebesar 55 %. Pada siklus II persentase kemampuan berpikir kritis indikator 1 sebesar adalah 81,41 %, indikator 2 sebesar 71,43 %, indikator 3 sebesar 67,86 %, indikator 4 sebesar 64,29 %, dan indikator 5 sebesar 62,14 %. Pada siklus III persentase kemampuan berpikir kritis indikator 1 sebesar adalah 88,57 %, indikator 2 sebesar 82,86 %, indikator 3 sebesar 80 %, indikator 4 sebesar 79,23 %, dan indikator 5 sebesar 77,41 %. Berdasarkan hasil analisis data penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan Model Pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Oleh karena itu disarankan menggunakan model pembelajaran ini dalam pembelajaran geografi. 7 Nurkhalisah Pengaruh Gaya Belajar Dari hasil analisis data kuantitatif , uji t Latuconsina, Mengajar Mahasiswa dan F, maka dapat disimpulkan bahwa: Baharuddin, dan Dosen Terhadap (1) ada pengaruh yang positif dan 2017 Hasil Belajar signifikan antara gaya belajar terhadap Mahasiswa Jurussan hasil belajar mahasiswa dengan hasil Pendidikan Matematika thitung > ttabel (0,735 > 0,05), (2) ada Fakultas Tarbiyah dan pengaruh yang positif dan signifikan Keguruan UIN Alaudin antara Gaya Mengajar terhadap hasil Makassar belajar mahasiswa dengan hasil thitung > ttabel (0,538 > 0,05 ), (3) ada pengaruh gaya belajar dan mengajar secara simultan terhadap hasil belajar mahasiswa 8 Adi Permana, Pengaruh Gaya Belajar Hasil penelitian ini membuktikan 2016 dan Motivasi Belajar terdapat pengaruh gaya belajar terhadap Mahasiswa Terhadap kemampuan belajar ilmu alamiah dasar Kemampuan Belajar dibuktikan sig untuk gaya belajar 0,00 < Ilmu Alamiah Dasar 0,05. Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan belajar ilmu alamiah dasar dibuktikan sig untuk motivasi belajar 0,037 < 0,05. Terdapat pengaruh interaksi gaya belajar dan minat belajar siswa terhadap kemampuan belajar ilmu alamiah. Hal ini ditandai dengan nilai sig interaksi gaya belajar dan motivasi belajar siswa 0,002 < 0,05 dan didukung dengan perolehan nilai F hitung diamana Fhitung 6,87 > Ftabel 3,96. 9 Erni Fatmawati, Pengaruh Pola Asuh Hasil penelitian menunjukkan: (1) pola 2015 Orang Tua, asuh orang tua pada kategori sangat Lingkungan, Gaya tinggi; lingkungan pada kategori tinggi; Belajar dan Motivasi gaya belajar pada kategori cukup; Terhadap Prestasi motivasi pada kategori tinggi; (2) Belajar Mahasiswa terdapat pengaruh positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar sebesar 12,1%; lingkungan terhadap prestasi belajar sebesar 31,6%; gaya belajar terhadap prestasi belajar sebesar 23,2%; motivasi terhadap prestasi belajar sebesar 16,9%; (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan pola asuh orang tua, lingkungan, gaya belajar, motivasi secara bersama-sama terhadap prestasi belajar sebesar 51,4%. 10 Dios Nugraha , Pengaruh Kecerdasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Afrizal, Emosional, Gaya secara parsial variabel kecerdasan Zamzami, 2018 Belajar, dan emosional, gaya belajar dan kepercayaan Kepercayaan Diri diri berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Hasil Belajar terhadap hasil belajar mahasiswa Mahasiswa Akuntansi akuntansi, sedangkan secara simultan, variabel kecerdasan emosional, gaya belajar dan kepercayaan diri secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa akuntansi. 11 Regi Frandwi Pengaruh Proses Hasil penelitian terdapat pengaruh Arisandi, 2021 Belajar Mengajar, positif dan signifikan proses belajar Motivasi Belajar, dan mengajar, motivasi belajar dan Lingkungan Belajar lingkungan belajar kampus secara Kampus Terhadap simultan (bersama-sama) terhadap Prestasi Belajar prestasi belajar dengan nilai nilai F hitung > F tabel (53,127 > 2,647). 12 Prima Sadewa, Pengaruh Lingkungan Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 2018 Kampus dan Motivasi (1) terdapat pengaruh lingkungan Mahasiswa Terhadap kampus dengan prestasi belajar Prestasi Belajar mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Mahasiswa S1 Pamulang dengan kontribusi sebesar Akuntansi Universitas 35,1%. (2) Terdapat pengaruh motivasi Pamulang mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang dengan kontribusi sebesar 51,9%; (3) Terdapat pengaruh secara secara bersama-sama antara lingkungan kampus dan motivasi mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang dengan kontribusi sebesar 55,8%. 13 Eka Ariyati, Pengaruh Pembelajaran Hasil skor gain menunjukkan bahwa 2015 Inkuiri Terhadap kemampuan berpikir kritis meningkat Kemampuan Berpikir (0,46) kategori sedang melalui model Kritis Mahasiswa pembelajaran ini. Kesimpulan dari penelitian ini, pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa 14 Ria Amaliaa, Refleksi Pembelajaran : Melalui Pembelajaran Problem Based Eric Dwi Putra, Modifikasi Problem Learning (PBL) dapat teridentifikasi 2019 Based Learning Untuk kemampuan berpikir kritis mahasiswa, Mendeskripsikan indikator berpikir kritis yang paling Kemampuan Berpikir banyak dimiliki oleh mahasiswa Kritis Mahasiswa pendidikan matematika IKIP PGRI Jember yaitu Interpretation, indicator berpikir kritis yang paling sedikit dimiliki oleh mahasiswa yaitu Recognition of assumptions. 15 Kenys Fadhilah Pendekatan Problem Hasil penelitian ini adalah penerapan Zamzam, 2016 Based Learning Untuk pendekatan problem based learning Mengembangkan dapat mengembangkan kemampuan Kemamuan Berikir berpikir kritis mahasiswa Pendidikan Kritis Mahasiswa Matematika IKIP Budi Utomo Malang. Selain itu, mahasiswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung, lebih kreatif dan tanggap dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.