Anda di halaman 1dari 8

Indri Kurniasih, Permasalahan-permasalahan yang Menyertai Erupsi Gigi

Permasalahan-permasalahan yang Menyertai Erupsi Gigi

Emerging Problems Associated with Tooth Eruption

Indri Kurniasih
Ilmu Kedokteran Gigi Dasar, Program Studi Kedokteran Gigi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

Tooth eruption process is an normal physiological process. It may become abnormal


there disturbances intervered within the process. Several disturbances such as trauma,
hereditary factors, and pathological disorders can cause some problems which may leads to
dental disorders if it were remain untreated. These matters have to become a serious concern
of the dentists. There are several problems which are frequently associated with tooth eruption
process such as ankylosis, eruption cyst, eruption hematoma and ectopic eruption. Each of
these problems has their own specific clinical characteristic . Moreover, some of the problems
needs special treatments to assure that dental anomaly resulted will not develop further and
dental eruption is not disturbed. The aim of the writing is to elaborate the etiology, sign and
clinical symptoms, and also treatment of problems during tooth eruption.

Keyword : dental anomaly, eruption tooth

Abstrak

Proses erupsi gigi merupakan suatu proses fisiologis yang normal. Bisa menjadi tidak
normal ketika terjadi gangguan pada proses tersebut. Beberapa gangguan berupa trauma, faktor
herediter, kondisi patologis terkadang menimbulkan permasalahan yang jika dibiarkan akan berlanjut
menimbulkan kelainan pada gigi. Hal ini perlu menjadi perhatian serius oleh dokter gigi.Ada beberapa
permasalahan yang sering menyertai proses erupsi gigi diantaranya ankylosis, eruption cyst, eruption
hematoma dan ectopic eruption. Permasalahan-permasalahan tersebut mempunyai karakteristik
yang khas. Beberapa diantaranya bahkan memerlukan penanganan khusus agar kelainan gigi tidak
berlanjut dan proses erupsi gigi tidak terganggu. Penulisan ini bertujuan untuk menguraikan tentang
etiologi, tanda dan gejala klinis serta perawatan dari permasalahan-permasalahan yang timbul
selama proses erupsi gigi.

Kata kunci : erupsi gigi, kelainan gigi

52
Mutiara Medika
Vol. 8 No. 1:52-59, Januari 2008

Pendahuluan Diskusi
Erupsi gigi mungkin mendapat Mekanisme Erupsi gigi : erupsi gigi
perhatian yang besar bagi para orang tua, adalah suatu proses berpindah atau
terutama bagi para orang tua baru. Seringkali bergeraknya gigi yang sedang berkembang
orang tua berfikir bahwa ada sesuatu di dalam dan melalui tulang alveolar serta
perkembangan yang salah pada anak mukosa yang menutupi rahang menuju ke
mereka jika gigi tidak tampak pada saat dalam rongga mulut dan mencapai dataran
yang semestinya. Padahal waktu erupsi gigi oklusal gigi.2 Erupsi gigi adalah kombinasi
sangatlah bervariasi. Banyak faktor yang pergerakan seluruh bagian gigi, baik
mengkontribusi terjadinya variasi ini. sebelum dan sesudah mahkota muncul ke
Termasuk diantaranya adalah riwayat dalam rongga mulut. Erupsi gigi dimulai
keluarga, etnik/ras, vitalitas selama ketika pembentukan mahkota gigi telah
perkembangan janin, posisi gigi di dalam lengkap dan akar gigi mulai terbentuk dan
lengkung rahang, ukuran dan bentuk dari berlanjut dengan keseluruhan
lengkung gigi itu sendiri dan dalam proses kelangsungan gigi tersebut di dalam rongga
erupsi gigi permanen ketika tanggalnya gigi mulut.3 Munculnya gigi melewati gingiva
desidui.1 menjadi tanda klinis dari erupsi gigi.
Proses erupsi gigi bagi anak-anak Mengikuti kemunculan ini, gigi bererupsi
seringkali terasa menggangu. Pada masa pada jarak maksimal untuk mencapai
ini anak terkadang mengalami demam dataran oklusal.2
ringan, kerewelan, gangguan waktu tidur, Proses erupsi gigi terdiri atas 3 tahap:
pengeluaran air liur, dan cenderung 1. Tahap pre erupsi :
memasukkan jarinya ke dalam mulut. Hal Pada tahap ini pergerakan gigi
ini merupakan sesuatu yang wajar dan merupakan tahap persiapan tahap
bukan berhubungan dengan gangguan erupsi. Pada tahap ini terjadi proses
sistemik. Hubungan antara demam dan pertumbuhan dan perkembangan benih
erupsi dapat terjadi hanya jika terjadi gigi di dalam tulang alveolar sebelum
percepatan jumlah erupsi gigi. Gusi pada terbentuknya akar gigi. Selama tahap ini
tempat erupsi dapat meradang dan sangat gigi tumbuh pada berbagai arah untuk
sensitif bila disentuh. Peradangan biasanya mempertahankan posisinya di dalam
mereda dengan erupsinya gigi. Terbukanya rahang yang juga berkembang. Ini dapat
gusi pada waktu erupsi gigi jarang menjadi terjadi dengan pertumbuhan yang
berbahaya ataupun mengalami infeksi. eksentrik dan pergerakan seluruh benih
Namun fase erupsi gigi menjadi fase rentan gigi (bodily movement). Bodily
untuk terjadinya suatu anomali gigi jika pada movement adalah suatu pergeseran
tahap ini terjadi gangguan pada proses keseluruhan benih gigi, dimana hal ini
erupsi. akan mengakibatkan terjadinya resorbsi
Tulisan ini bermaksud menguraikan tulang pada arah gigi itu bergerak dan
berbagai konsep yang berhubungan dengan pembentukan tulang pada tempat
terjadinya permasalahan selama proses sebelumnya.2
erupsi berlangsung. Manfaat yang 2. Tahap erupsi prefungsional
diharapkan adalah menambah Tahap ini dimulai dengan inisiasi
pengetahuan mahasiswa kedokteran gigi pembentukan akar gigi dan akan
dan klinisi kedokteran gigi untuk mengenali berakhir ketika gigi mulai mencapai
tanda dan gejala berbagai permasalahan kontak oklusal. Ada 5 kejadian utama
yang dapat timbul selama proses erupsi selama tahap ini, yaitu:
gigi, agar dapat menentukan tindakan/ a) Tahap sekretoris dari amelogenesis
perawatan yang tepat sehubungan dengan telah lengkap, tepat sebelum
hal tersebut. pembentukan akar dimulai.

53
Indri Kurniasih, Permasalahan-permasalahan yang Menyertai Erupsi Gigi

b) Tahap intraoseus terjadi ketika 3. Tahap erupsi fungsional


pembentukan akar dimulai sebagai hasil Pada tahap ini mahkota gigi telah
dari proliferasi epitel pelindung akar dan tumbuh maksimal dan telah terjadi
jaringan mesenkim dari papila dan folikel penyesuaian kontak maksimal dengan
gigi. gigi yang berada pada rahang yang
c) Tahap supraoseus dimulai ketika bagian berlawanan. Gigi telah bererupsi
oklusal gigi yang sedang bererupsi sempurna dan dapat berfungsi secara
bergerak melalui bagian bawah tulang normal.2
dan jaringan ikat dari mukosa mulut. Erupsi fungsional gigi sangat
d) Ujung mahkota melewati rongga mulut bervariasi setiap individu. Namun sebagai
dengan cara merusak pusat lapisan pedoman hubungan erupsi fungsional gigi
ganda sel epitel. Terobosan ini desidui dengan umur , dapat dilihat pada
kemudian dipenuhi oleh ujung mahkota. gambar 1. Pada gambar 2 dan 3
e) Gigi yang sedang erupsi kemudian memaparkan tentang hubungan proses
bergerak ke oklusal pada jarak yang pembentukan gigi dengan waktu erupsi
maksimal dan terlihat paparan secara pada gigi permanen.
berangsur-angsur dari munculnya
mahkota klinis.2

Kronologis erupsi gigi pada manusia

Gambar 1. Usia rata-rata erupsi fungsional gigi desidui

Gambar 2. Usia rata-rata proses erupsi gigi permanen rahang atas

54
Mutiara Medika
Vol. 8 No. 1:52-59, Januari 2008

Gambar 3. Usia rata-rata proses erupsi gigi permanen rahang bawah

Pada proses erupsi baik pada gigi desidui tidaklah rumit, kecuali jika terjadi
maupun gigi permanent berhubungan erat pericoronitis, caries ataupun terbentuknya
dengan perkembangan akar gigi. Ketika kista.6
mahkota muncul melalui gingival, akar gigi
biasanya sudah mencapai 2/3 dari panjang Masalah-masalah yang sering timbul/
akar seluruhnya. Keseluruhan proses dihubungkan dengan fase erupsi gigi
erupsi gigi berlangsung rata-rata sejak usia diantaranya:
7 1/2 bulan sampai usia 13 tahun, tidak 1. Ankylosis : adalah suatu
termasuk erupsi gigi Molar 3. 4 penggabungan jaringan keras
Pada proses erupsi gigi permanen antara tulang dan gigi. Ini
dikenal juga suatu istilah Exfoliation yaitu kemungkinan terjadi sebagai hasil
suatu proses eliminasi gigi desidui yang dari suatu kerusakan dalam
dihubungkan dengan erupsi gigi permanent interaksi antara resorbsi normal dan
pengganti yang berada di ujung apeks dan perbaikan jaringan keras selama
sekitarnya dari gigi desidui. Exfoliation dari proses penggantian gigi desidui
gigi desidui adalah suatu proses fisiologi dengan gigi permanen.2 Ankylosis
yang normal.2 Proses erupsi menstimulasi secara khas terjadi setelah erupsi
perkembangan osteoclast yang parsial gigi ke dalam rongga yang
bertanggung jawab pada terjadinya suatu digambarkan sebagai suatu fusi dari
resorbsi progresif pada akar gigi, dentin dan cementum atau dentin ke tulang
sementum. Waktu exfoliation sangat variasi alveolar selama perubahan selular
pada setiap individual gigi. Exfoliation dalam ligamen periodontal yang
normal menunjukkan pertumbuhan gigi disebabkan oleh trauma dan
secara simetris bilateral dari rahang, dimulai penyakit lain. 7 Pada gigi desidui
dengan gigi pada rahang bawah lebih dahulu prevalensi terjadinya antara 7-14 %.
daripada rahang atas dan gigi anterior Dan paling sering terjadi pada gigi
terlebih dahulu sebelum gigi posterior.5 molar pertama desidui rahang
Ketika erupsi gigi terhambat hal ini bawah, gigi molar kedua desidui
seringkali disebabkan oleh suatu kerusakan rahang bawah, gigi molar pertama
lokal sehingga menimbulkan gigi-gigi yang desidui rahang atas dan molar
impaksi. Terlambatnya erupsi gigi biasanya kedua desidui rahang atas.

55
Indri Kurniasih, Permasalahan-permasalahan yang Menyertai Erupsi Gigi

Gambar 4. Gigi premolar ke-2 permanen kanan pada rahang bawah yang mengalami
ankylosis.

Ankylosis dapat memicu terjadinya dengan suatu erupsi gigi permanen


(a) kehilangan panjang lengkung, (b) ataupun erupsi gigi desidui. Kista
ekstrusi pada gigi yang berada dilengkung erupsi memperlihatkan suatu
yang berseberangan, (c) gangguan pembengkakan yang halus
terhadap urutan erupsi gigi.8 menutupi gigi yang erupsi, dengan
warna berbeda dari gingival normal.
2. Eruption Cyst merupakan suatu terkadang sakit , tidak mengalami
variasi dari kista dentigerous yang infeksi, lembut dan berfluktuasi.
mengelilingi gigi yang sedang Kista bisa seringkali pecah secara
erupsi. Kista ini seringkali terlihat spontan pada saat erupsi gigi,
secara klinis sebagai suatu lesi namun trauma pada kista ini bisa
kebiru-biruan, translusen, elevasi, menghasilkan perdarahan sehingga
dapat ditekan, asymptomatik, lesi terjadi perubahan warna dan timbul
berbentuk kubah (dome-shape) dari rasa sakit. 9
alveolar ridge yang dihubungkan

Gambar 5. Eruption cyst yang menyertai proses erupsi gigi insisivus lateral permanent
kanan rahang atas.

56
Mutiara Medika
Vol. 8 No. 1:52-59, Januari 2008

3. Eruption Hematoma adalah suatu dalam kaitannya dengan terjadinya


lesi kebiru-biruan, buram, lesi akumulasi darah, cairan jaringan,
asymptomatic yang melapisi gigi yang terjadi dalam follicular kantung
yang sedang erupsi. Bengkak terjadi yang meluas di sekitar erupsi
mahkota.10

Gambar 6. Eruption hematoma yang menyertai proses erupsi gigi insisivus lateral
permanen kiri rahang atas.

4. Ectopic Eruption: suatu keadaan permanent tumbuh dibelakang gigi


yang biasanya terlihat ketika gigi insisivus desidui.10
Ectopic Eruption mungkin
permanent mulai menggantikan gigi
desidui pada usia sekitar 6 tahun. berhubungan dengan salah satu dari
Merupakan erupsi yang abnormal tiga proses yang berbeda :
dari suatu gigi permanen dalam hal gangguan perkembangan, proses
ini gigi ke luar dari jalur normal dan patologis, dan aktifitas iatrogenic.
menjadi penyebab resorbsi Etiologi dari gigi ektopik tidaklah
abnormal suatu gigi desidui yang diketahui. Interaksi jaringan yang
akan diganti. Sering terlihat adanya abnormal selama perkembangan
dua jalur gigi pada area anterior mungkin berpotensi mengakibatkan
rahang bawah. Gigi incisivus perkembangan gigi dengan erupsi
ektopik.7

Gambar 7. Gigi insisivus lateral permanent kiri rahang bawah tumbuh di belakang gigi
insisivus lateral desidui kiri rahang bawah

57
Indri Kurniasih, Permasalahan-permasalahan yang Menyertai Erupsi Gigi

Etiologi dari erupsi ektopik suatu kadang-kadang dilakukan untuk


maxillary permanen geraham memudahkan erupsi.10
pertama tidaklah dengan jelas 4. Ectopic eruption : Self-corrective
dipahami meskipun demikian satu (Jump-type), 66% dari kasus ectopic
atau lebih kondisi-kondisi berikut eruption gigi molar akhirnya dapat erupsi
mungkin terkait dengan hal pada posisi seharusnya tanpa melalui
tersebut: perawatan korektif. Metode perawatan
a) Akibat dari ukuran Molar pertama dapat bervariasi berdasarkan
Permanen dan atau gigi molar pemeriksaan klinis, tergantung dari
kedua desidui lebih besar dari hambatan dan analisa ruang.
normalnya Perawatan pada ectopic eruption gigi
b) Gigi bererupsi pada suatu sudut molar permanen bertujuan untuk
abnormal terhadap dataran oklusal membebaskan gigi molar permanen
c) Pertumbuhan tuberositas terlambat, dari hambatan dan memberikan
menghasilkan panjang lengkung pedoman erupsi bagi gigi tersebut.
yang abnormal Pada beberapa kasus, gigi molar kedua
d) Morfologi dari permukaan distal desidui diekstraksi; gigi molar
mahkota gigi molar kedua desidui permanen dapat erupsi dan kemudian
dan akar memberikan hambatan bergerak ke distal menuju posisi normal.
erupsi sehingga terjadi abnormalitas Beberapa metode yang digunakan
kemiringan gigi permanen molar adalah dengan brass ligature wire,
pertama.8 stainless steel crown, Humphrey
appliance, dan helical spring.10
Perawatan
1. Perawatan pada ankylosis mungkin
melibatkan penempatan suatu mahkota
Kesimpulan
stainless steel di atas gigi yang
mengalami ankylosis untuk Erupsi gigi merupakan suatu proses yang
mempertahankan dimensi mesio-distal melibatkan banyak faktor. Erupsi gigi
dan mencegah supra erupsi dari gigi merupakan salah satu fase kritis dari
yang berada pada lengkung yang kelangsungan pertumbuhan dan fungsi gigi
berlawanan. Gigi desidui yang di dalam rongga mulut. Selama proses
mengalami ankylosis haruslah erupsi terjadi pengrusakan dan perbaikan
diobservasi dengan seksama dan jaringan sebagai suatu proses fisiologis
diekstraksi jika terjadi over retensi dan yang normal. Namun bukan berarti tidak
menyebabkan terlambatnya erupsi gigi akan ada permasalahan yang timbul dari
penggantinya.10 proses tersebut. Ankylosis, eruption cyst,
ectopic eruption, dan eruption hematoma
2. Kista erupsi seringkali paling baik
merupakan permasalahan-permasalahan
dibiarkan agar pecah secara spontan.
yang sering menyertai proses erupsi gigi.
Pembedahan hanya diindikasikan jika
Berdasarkan uraian di atas seorang dokter
gigi mengalami kegagalan erupsi.6
gigi perlu memiliki pemahaman yang
3. Erupsi hematoma : dapat dibedakan dari mendalam tentang proses erupsi dan
suatu eruption cyst dengan permasalahan yang sering menyertai
pemeriksaan transilumination. proses tersebut. Mengenali penyebab dan
Perawatan tidaklah diindikasikan, gejala klinis suatu problem/penyakit
selama eruption hematoma dapat merupakan salah satu pedoman untuk
pecah dan keluar pada saat gigi dapat menetapkan diagnosa dan membuat
menembus gingiva. walaupun incisi keputusan yang tepat terhadap tindakan
perawatan yang diperlukan bagi pasien.

58
Mutiara Medika
Vol. 8 No. 1:52-59, Januari 2008

Daftar Pustaka 7. Wise, G. E,, et al., 2002, Cellular,


1. Gomella, L. G., and Haist, S. A.,2003, Molecular, and Genetic Determinats of
Clinician’s Pocket Reference, McGraw- Tooth Eruption 13(4):323-335 Crit Rev
Hill Professional, p. 13 Oral Biol Med http://
2. Avery, J. K., et.al., 2001, Oral crobm.iadrjournals.org/misc/
Development and Histology, Thieme, 8. Sculy, C., et. al., 2002, A Color Atlas of
pp. 123, 125, 127, 138 Orofacial Health and Disease in
3. Melfi, R. C., and Alley, K. E., 2000, Children and Adolescent : Diagnosis
Permar’s Oral Embryology and and Management, Taylor & Francis, pp.
Microscopic Anatomy, tenth edition, 173, 193
Lippincott Williams & Wilkins, p.265 9. Lalwani, A. K., 2007, Current diagnosis
4. David, C.,2003, Rudolph’s Pediatric, And Treatment in Otolaringology: Head
McGraw- Hill Professional, p.1283 and Neck Surgery, Lippincott Williams
5. Mc.Donald RE,DDS.MS.LLD and Avery & Wilkins, p. 378
DR,DDS,MSD, 1994, Dentistry for The 10. Baker, R. C., 2001, Pediatric Primary
Child and Adolescent, 6th ed., Mosby Care : III- Child Care, Lippincott
St.Louise, Missouri. Williams & Wilkins, pp. 59-60
6. Shear, M and Speight, P, 2007, Cyst of
the Oral and Maxillofacial Region,
Blackwell Publishing, pp. 76-77

59

Anda mungkin juga menyukai