Anda di halaman 1dari 7

Peta Kendali (Control Chart): Pengertian, Komponen, Jenis

A. PENGERTIAN PETA KENDALI

Peta kendali adalah peta yang memetakan kualitas (atribut ataupun variabel) dari waktu ke waktu. Peta
kendali juga umum disebut sebagai peta kontrol, diagram kendali, atau diagram kontrol. Peta kendali
berfungsi untuk melacak variasi dan perubahan dari suatu kualitas (atribut atau variabel) dari waktu ke
waktu. Data yang disajikan pada peta tersusun berdasarkan waktu, semakin ke kiri maka data semakin
lampau dan sebaliknya. Dalam dunia industi, peta kendali merupakan salah satu dari 7 Basic Quality
Tools. Peta kendali juga sangat berguna dalam pengambilan keputusan.

Diagram kontrol terdiri dari pengukuran produk atau proses dari waktu ke waktu dan merupakan
representasi grafis dari variasi antara pengukuran tersebut (atau antara subkelompok pengukuran
tersebut). Beberapa garis horizontal tambahan yang mewakili pengukuran rata-rata dan batas kendali
sering kali digambar pada peta kendali. Juga, catatan tentang titik data dan pelanggaran batas biasanya
ditampilkan.

Diagram Kontrol

Dalam statistik, grafik Kontrol adalah alat dalam proses kontrol untuk menentukan apakah proses
manufaktur atau proses bisnis dalam keadaan statistik terkontrol. Bagan ini adalah grafik yang
digunakan untuk mempelajari perubahan proses dari waktu ke waktu. Bagan ini juga dikenal sebagai
bagan Shewhart atau bagan perilaku proses. Data diplot dalam urutan yang tepat waktu. Itu pasti
memiliki garis tengah rata-rata, garis atas batas kendali atas dan garis bawah batas kendali bawah.
Selain itu, data yang diperoleh dari proses juga dapat diterapkan dalam membuat prediksi kinerja proses
di masa depan.

Ketika analisis yang dibuat oleh peta kendali menunjukkan bahwa proses saat ini terkendali, ini
menunjukkan bahwa proses tersebut stabil dengan variasi yang berasal dari sumber yang akrab dengan
proses tersebut. Tidak ada perubahan atau koreksi yang diperlukan untuk dilakukan pada parameter
kontrol proses.

tujuan dari peta kendali

Ini membantu tim kualitas memantau kinerja suatu proses dan mengidentifikasi penyebab khusus atau
yang dapat ditetapkan untuk faktor-faktor yang menghambat kinerja puncak.

Cara kerja control charts

Diagram kontrol menunjukkan apakah suatu proses terkendali atau di luar kendali. Mereka
menunjukkan varians (atau variasi) dari output proses dari waktu ke waktu. Bagan kontrol
membandingkan varians ini dengan batas atas dan bawah untuk melihat apakah cocok dengan tingkat
variasi yang diharapkan, spesifik, dapat diprediksi, dan normal. Jika demikian, proses dianggap
terkendali dan varians antara pengukuran dianggap variasi acak normal yang melekat dalam proses.
Namun, jika varians jatuh di luar batas, atau memiliki titik non-alami, proses dianggap di luar kendali.

Komponen

Peta kendali memiliki komponen atau bagian yaitu garis tengah, batas kontrol atas (BKA), dan batas
kontrol bawah (BKB). Garis-garis ini umumnya dijadikan sebagai acuan dasar apakah suatu kualitas atau
proses sudah berjalan dengan baik atau tidak. Namun selain ketiga garis tersebut dapat juga
ditambahkan garis batas peringatan yang berjarak 1 atau 2 sigma dari garis tengah.

Istilah dalam bahasa inggris:


– Garis tengah => Central Line
– BKA => Upper Control Limit (UCL)
– BKB => Lower Control Limit (LCL)
– Batas peringatan => Warning Limit

B. JENIS DATA

Terdapat 2 jenis data yang umumnya digunakan sebagai data pada pembuatan peta kendali yaitu data
variabel (kontinu) dan data atribut (diskrit).

1. Data Variabel (Data Kontinu)

Data variabel atau data kontinu adalah data yang sifatnya kontinu dan umumnya berupa data terukur
atau data yang didapat dari hasil pengukuran misalnya data tebal sol sepatu.

Contoh data variabel atau data kontinu yaitu data tebal sol sepatu (dalam mm) misalnya seperti berikut.

2,52 2,50 2,50 2,52 2,47

2,48 2,51 2,49 2,49 2,5

Data variabel atau data kontinu dapat digunakan untuk membuat peta kendali berupa peta X̄-R, peta X̄ -
S, dan peta X-MR. Detail mengenai peta X̄ -R, peta X̄-S, dan peta X-MR akan dijelaskan di bawah.
2. Data Atribut (Data Diskrit)

Data atribut atau data diskrit adalah data yang sifatnya diskrit (bilangan bulat) ataupun berupa
proporsi/persentase dan umumnya berupa data yang didapat dari hasil perhitungan misalnya
perhitungan jumlah cacat per produk atau jumlah produk cacat pada batch produk.

Data atribut terbagi menjadi dua yaitu:

Data jumlah cacat pada produk (defect). Jenis data ini berupa angka diskrit. Peta kendali yang digunakan
untuk jenis data ini adalah peta c dan peta u.

Data jumlah produk cacat (defective). Jenis data ini berupa proporsi. Peta kendali yang digunakan untuk
jenis data ini adalah peta p dan peta np.

Contoh data atribut atau data diskrit yaitu data jumlah produk sepatu cacat per hari yang tidak
memenuhi spesifikasi ergonometri misalnya seperti berikut.

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5

2 3 3 1 2

Data atribut atau data diskrit dapat digunakan untuk membuat peta kendali berupa peta c, peta u, peta
p, dan peta np. Detail mengenai keempat peta kendali tersebut akan dijelaskan di bawah.

C. JENIS-JENIS PETA KENDALI

Terdapat beberapa jenis peta kendali (control chart) yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut.
1. Peta Kendali Untuk Data Variabel/Data Kontinu
a. Peta X-MR / I-MR (Individual-Moving Range Chart)

Peta X-MR adalah sepasang peta kendali yang digunakan untuk memetakan data variabel/data kontinu
dari suatu proses dengan subgrup berukuran 1 data (tanpa subgrup). Peta X-MR berguna untuk
membantu menentukan apakah suatu proses stabil dan dapat diprediksi atau tidak serta untuk
memantau perubahan proses dari waktu ke waktu.

Peta X berfungsi untuk menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu. Sedangkan peta MR


berfungsi untuk menunjukkan rentang perubahan data dari satu waktu terhadap data pada waktu
sebelumnya.

Karakteristik dari peta X-MR yaitu sebagai berikut:

 Peta yang dibuat: peta X (peta data tiap waktu) dan peta MR (peta rentang perubahan data
terhadap data pada waktu sebelumnya).
 Data yang digunakan: data yang digunakan pada peta X-MR adalah data tiap waktu dan rentang
satu data terhadap data sebelumnya.
 Ukuran Subgrup: ukuran subgrup pada peta X-MR yaitu 1 data (tanpa subgrup).
 Angka/Nilai pada peta: angka/nilai yang ditampilkan pada peta X-MR berupa nilai
kontinu (bilangan real).
 Penggunaan: peta X-MR digunakan jika ukuran subgrup yang digunakan berjumlah 1 data (tanpa
subgrup).

b. Peta X̄ -R

Peta X̄ -R adalah sepasang peta kendali yang digunakan untuk memetakan data variabel/data kontinu
dari suatu proses dengan subgrup berukuran 2 hingga 9 data. Peta X̄ -R berguna untuk membantu
menentukan apakah suatu proses stabil dan dapat diprediksi atau tidak.

Peta X̄ berfungsi untuk menunjukkan perubahan rata-rata data tiap subgrup dari waktu ke waktu.
Sedangkan peta R berfungsi untuk menunjukkan perubahan range (rentang) data dari tiap subgrup dari
waktu ke waktu.

Karakteristik dari peta X̄ -R yaitu sebagai berikut:

 Peta yang dibuat: peta X̄ (peta rata-rata subgrup) dan peta R (peta range subgrup)
 Data yang digunakan: data yang digunakan pada peta X̄-R adalah data rata-rata dan range tiap
subgrup.
 Ukuran Subgrup: ukuran subgrup pada peta X̄ -R yaitu 2-9 data.
 Angka/Nilai pada peta: angka/nilai yang ditampilkan pada peta X̄ -R berupa nilai
kontinu (bilangan real).
 Penggunaan: peta X̄ -R digunakan jika ukuran subgrup yang digunakan berjumlah 2-9 data.

c. Peta X̄ -S

Peta X̄ -S adalah sepasang peta kendali yang digunakan untuk memetakan data variabel/data kontinu
dari suatu proses dengan subgrup berukuran 10 data atau lebih. Peta X̄-S berguna untuk membantu
menentukan apakah suatu proses stabil dan dapat diprediksi atau tidak serta untuk memantau efek dari
perbaikan proses.

Peta X̄ berfungsi untuk menunjukkan perubahan rata-rata data tiap subgrup dari waktu ke waktu.
Sedangkan peta S berfungsi untuk menunjukkan perubahan standar deviasi dari tiap subgrup dari waktu
ke waktu.

Karakteristik dari peta X̄ -S yaitu sebagai berikut:

 Peta yang dibuat: peta X̄ (peta rata-rata subgrup) dan peta S (peta standar deviasi subgrup)
 Data yang digunakan: data yang digunakan pada peta X̄-S adalah data rata-rata dan standar
deviasi tiap subgrup.
 Ukuran Subgrup: ukuran subgrup pada peta X̄ -S yaitu 10 data atau lebih.
 Angka/Nilai pada peta: angka/nilai yang ditampilkan pada peta X̄ -S berupa nilai
kontinu (bilangan real).
 Penggunaan: peta X̄ -S digunakan jika ukuran subgrup yang digunakan berjumlah 10 data atau
lebih.

2. Peta Kendali Untuk Data Atribut/Data Diskrit


a. Peta p (proportion)

Peta p adalah peta kendali atribut yang digunakan jika data yang digunakan merupakan data jumlah
produk cacat (defective) dan besar subgrup sampel tidak konstan.

Beberapa karakteristik dari peta p yaitu sebagai berikut:

Simbol: p pada peta p merupakan singkatan dari proportion.


Distribusi: peta p menggunakan distribusi binomial.

Ukuran subgrup: ukuran subgrup pada peta p tidak konstan.

Angka/Nilai pada peta: angka/nilai yang ditampilkan pada peta p berupa persentase.

Penggunaan: peta p digunakan jika data yang digunakan merupakan data jumlah produk cacat
(defective) dan besar subgrup sampel tidak konstan.

b. Peta np (number proportion)

Peta np adalah peta kendali atribut yang digunakan jika data yang digunakan merupakan data jumlah
produk cacat (defective) dan besar subgrup sampel konstan.

Karakteristik dari peta np yaitu sebagai berikut:

 Simbol: np pada peta np merupakan singkatan dari number proportion.


 Distribusi: peta np menggunakan distribusi binomial.
 Ukuran subgrup: ukuran subgrup pada peta np konstan.
 Angka/Nilai pada peta: angka/nilai yang ditampilkan pada peta np berupa angka diskrit.
 Penggunaan: peta n digunakan jika data yang digunakan merupakan data jumlah produk cacat
(defective) dan besar subgrup sampel konstan.

c. Peta c (count)

Peta c adalah peta kendali atribut yang digunakan jika data yang digunakan merupakan data jumlah
cacat pada produk (defect) dan besar subgrup sampel konstan.

Karakteristik dari peta p yaitu sebagai berikut:

 Simbol: c pada peta c merupakan singkatan dari count.


 Distribusi: peta c menggunakan distribusi Poisson.
 Ukuran subgrup: ukuran subgrup pada peta c konstan.
 Angka/Nilai pada peta: angka/nilai yang ditampilkan pada peta c berupa angka diskrit.
 Penggunaan: peta c digunakan jika data yang digunakan merupakan data jumlah cacat pada
produk (defect) dan besar subgrup sampel konstan.

d. Peta u (unit)

Peta u adalah peta kendali atribut yang digunakan jika data yang digunakan merupakan data jumlah
cacat pada produk (defect) dan besar subgrup sampel tidak konstan.

Karakteristik dari peta p yaitu sebagai berikut:

 Simbol: u pada peta u merupakan singkatan dari unit.


 Distribusi: peta u menggunakan distribusi Poisson.
 Ukuran subgrup: ukuran subgrup pada peta u tidak konstan.
 Angka/Nilai pada peta: angka/nilai yang ditampilkan pada peta u berupa persentase.
 Penggunaan: peta u digunakan jika data yang digunakan merupakan data jumlah cacat pada
produk (defect) dan besar subgrup sampel tidak konstan.
 Menurut Russell dan Taylor (2006:178) peta kendali (control chart) didefinisikan sebagai :
“Control chart is a graph that establishes the control limits of a process.” Penulis mengartikan:
Peta kendali merupakan grafik yang mencerminkan batas kendali suatu proses. Sedangkan,
pengertian peta kendali (control chart) menurut adalah : “Control chart are an outstanding
techniques for problem solving and the resulting quality improvement.”. Peta kendali adalah
teknik yang dikenal untuk memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta
kendali p yang digunakan ini memiliki manfaat untuk membantu pengawasan atau pengendalian
proses produksi, sehingga dapat memberikan informasi mengenai kapan dan dimana waktu
yang tepat untuk melakukan perbaikan terhadap kualitas. Heizer dan Render (2006:265),
menyatakan bahwa diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (Fishbone Chart) dan berguna
untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai
akibat pada masalah yang kita pelajari, selain itu kita juga dapat melihat faktorfaktor yang lebih
terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita
lihat pada panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone tersebut. Prinsip
yang digunakan untuk membuat diagram sebab akibat ini adalah sumbang saran atau
brainstorming.

Faktor-faktor penyebab utama dalam diagram sebab akibat ini dapat dikelompokkan dalam : 1).
Material (bahan baku); 2). Machine (mesin); 3). Man (tenaga kerja); 4). Method (metode); dan
5). Environment (lingkungan).
PERUMUSAN HIPOTESIS Dalam memproduksi suatu produk, perusahaan telah menetapkan
standar atas kualitas produk. Jika hasil produksinya dibawah standar kualitas produk maka
terdapat produk gagal. Sehingga perlu adanya pengendalian kualitas supaya perusahaan dapat
meminimumkan produk gagal. Menurut Ahyari (2000:240), pengendalian kualitas adalah
merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar
kualitas produk (dan jasa) perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah
direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai