Anda di halaman 1dari 4

Rabu, 6 Oktober 2021; 09.00-11.

00

TENS (Transcutaneous Electrical Nerve 2. EMS (Electrotherapy Muscle


Stimulation) Stimulation)

➔ Mengatasi nyeri tapi tidak ➔ Terapi electro yang merangsang


memperbaiki jaringan yang rusak stimulasi otot menggunakan denyut
➔ Yang dihambat dan distimulus listrik
hanya projection cellnya dan ➔ Hanya digunakan untuk
mengaktifkan inhibitory system. meningkatkan kekuatan kontraksi-
➔ Penempatan elektroda tepat di titik untuk pasien yang kekuatan
nyeri kontraksinya menurun
➔ Untuk obesitas → Efektif namun ➔ EMS elektrodanya harus pas/tepat
penetrasinya terganggu, intensitas di mussle belly
jauh lebih besar daripada untuk
Tujuan :
orang yang kurus.
- Meningkatkan kekuatan otot,
Nyeri dan Sakit
Hipertrofi otot
Perbedaan berdasarkan kondisi fisiologis - Mempertahankan dan memperbaiki
dan patologis: LGS (gerakan berulang)
- Peningkatan rekrutmen motoric
• Sakit merujuk pada gangguan
- Mengurangi pembengkakan
sistemik, lebih kearah patologis.
- Menurunkan spastisitas,
• Nyeri merujuk pada kerusakan
perdebatkan → terbentuk karena
jaringan, cenderung terlokalisir.
pemendekan otot - ditambahkan
Dapat dikatakan letak dan rasanya
lagi dari luar artinya otot akan
(skala VAS).
semakin pendek - malah menaikan
Untuk mendefinisikan nyeri tubuh punya spastisitas
reseptor → Nociceptor
Precaution
Ada 2 jenis:
Terapi pada kulit anestetik (post op)
- Reseptor A delta → komponen dimana masi ada kebas pasca operasi, luka
cepat-nyeri tajam-cepat hilang bila terbuka, edema, jaringan parut, pengaturan
penyebabnya dihilangkan intensitas sampai pasien tidak merasa
- Serabut C → Komponen lambat nyaman
pada daerah yang lebih dalam (di
persendian)- sifatnya tumpul
Rabu, 6 Oktober 2021; 09.00-11.00

Pedoman Penggunaan TENS

Pengertian
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) merupakan salah satu alat terapi yang
menggunakan arus listrik Menggunakan elektroterapi frekuensi rendah dan stimulasi
frekuensi tinggi untuk merangsang saraf dengan tujuan mengurangi rasa sakit.
Indikasi
• Keluhan nyeri otot,tendon, ligamen, kapsul, syaraf.
• Keadaan hipertonus / spasme otot.
• Kelemahan otot.
Kontra indikasi
• Pasien dengan pacemaker pada jantung atau pasien dengan penyakit jantung.
• Pasien epilepsi.
• Kehamilan preterm.
Precaution
• Untuk mengurangi resiko menginduksi persalinan, TENS sebaiknya tidak
diletakan diatas uterus yang sedang membesar tersebut.
• Digunakan diatas sinus karotis, mengingat resiko untuk terjadinya akut hipotensi
melalui reflek vasovagal.
• Digunakan didalam mulut atau pada daerah kulit yang rusak atau luka.
• Elektroda tidak boleh digunakan pada area kelainan sensoris (pada kasus lesi
saraf, neuropati).
• Penggunaan TENS harus diawasi ketat pada pasien dengan stimulator medula
spinalis atau pompa intratekal.
Setting Mode
Tiga mode setting:
I. Normal → Stimulasi Konstan pada pengaturan frekuensi dan lebar pulsa. Paling
sering digunakan atau pereda nyeri akut.
II. Modulasi → Frekuensi bervariasi antara pengaturan yang berbeda dan
menggunakan siklus untuk membantu mengurangi adaptasi saraf. Ini berguna
untuk menghilangkan rasa sakit akut dan kronis.
III. Mode Burst → berguna dalam menghilangkan rasa sakit kronis. Unit akan
mengirimkan ledakan kekuatan penghilang rasa sakit.
Rabu, 6 Oktober 2021; 09.00-11.00

Setting Pulse Rate (Frekuensi)

Pulse Rate adalah jumlah pulsa listrik yang akan anda rasakan dalam satu detik. Frekuensi
diukur dalam Hertz (Hz). Pereda nyeri dapat terjadi pada berbagai frekuensi. Nyeri akut
biasanya paling efektif antara 80 dan 120 Hz. Nyeri kronis juga dapat mengambil manfaat
dari pengaturan yang lebih rendah 2 hingga 10Hz yang merangsang pelepasan endorfin.
Pengaturan antara 35 dan 50Hz biasanya digunakan untuk merangsang otot untuk
memperkuat atau bahkan relaksasi.
Durasi
Pengaturan berikut direkomendasikan:
• Nyeri akut 20 hingga 60 menit hingga empat kali sehari

• Nyeri kronis – 20 hingga 30 menit hingga lima kali seminggu

Langkah - Langkah :
1. Hubungkan alat dengan kabel stop kontak.
2. Periksa alat apakah bekerja dengan baik dan persiapkan pad electroda bersihkan
dan basahi dengan air / gel.
3. Lakukan pemeriksaan pada pasien (anamnesa, pemeriksaan sensasi dan
pemeriksaan khusus).
4. Jelaskan program terapi yang diberikan kepada pasien seperti rasa yang timbul,
waktu yang diperlukan, tujuan, indikasi serta kontra indikasinya.
5. Posisikan pasien senyaman mungkin / comfortable. (duduk di kursi,terlentang atau
tengkurap di bed).
6. Pastikan bagian atau area tubuh yang akan dilakukan terapi bersih dan kontak
langsung dengan kulit.
7. Lepaskan pad electroda yang menempel pada plastik pad electroda.
8. Pasang pad electroda sesuai dengan kondisi pasien.
a. Pemasangan pad electrodapada atau sekitar nyeri
• Paint Point (atas bawah dari lokasi nyeri)
• Cross (menyilang pada area nyeri)
• Bracket (tepat pada lokasi nyeri
Rabu, 6 Oktober 2021; 09.00-11.00

b. Pemasangan pad electrodapada area dermatome


c. Pemasangan pad electrodapada segmen sumsum tulang belakang (medulla
spinalis)
d. Pemasangan pad electrodapada pleksus
e. Pemasangan pad electrodapada titik akupuntur / trigger point
9. Atur dosis frekuensi dan intensitas (disesuaikan dengan toleransi pasien).
10. Atur timer / waktu sesuai kebutuhan antara 10-15 menit.
11. Tanyakan apakah dosis intensitas terapi yang diberikan sudah nyaman ataukah
belum.
12. Beritahu kepada pasien bahwa terapi sudah selesai jika suara timer alat berbunyi
(berhenti otomatis).
13. Ambil pad electroda dan mengembalikan alat ketempat semula.
14. Bersihkan kulit pasien dengan menggunakan tisu / handuk pada area bekas
ditempeli pad electroda.
15. Tanyakan kepada pasien dan periksa kemungkinan efek samping.
16. Catat tindakan dalam buku register Fisioterapi

Anda mungkin juga menyukai