Anda di halaman 1dari 13

Transcutaneous Electrical

Nerve Stimulation (TENS)


Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
(TENS)
TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik yang digunakan
untuk merangsang sistem saraf dan peripheral motor yang
berhubungan dengan perasaan melalui permukaan kulit dengan
penggunaan energi listrik dan terbukti efektif untuk merangsang
berbagai tipe nyeri. TENS mampu mengaktivasi baik saraf berdiameter
besar maupun kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi
sensoris ke saraf pusat.
Indikasi
Indikasi dasar TENS yaitu untuk mengelola rasa sakit atau nyeri baik akut maupun
kronis. TENS efektif untuk nyeri neuropatik, nosiseptif, dan musculoskeletal (Teoli
dan Jason, 2019).

a. Kondisi akut b. Kondisi kronik


• Nyeri pasca operasi • LBP
• Nyeri sewaktu melahirkan • Arthritis
• Dismenorrhea • Nyeri phantom
• Nyeri musculoskeletal • Neuralgia pasca herpetic
• Nyeri akibat patah tulang • Neuralgia trigeminal
Kontraindikasi
Absolut
• Pemasangan elektrode metode kontraplanar secara langsung
daerah jantung
• Pasien dengan ”ketergantungan” alat pacu jantung (tipe
sinkronisasi).
• Pemasangan elektrode pada arteri, vena jugularis/sinus karotis.
• Pemasangan elektrode sekitar pelvik, perut pada wanita hamil
(terutama trimester I, di atas uterus)
• Aplikasi secara langsung pada jaringan yang mengalami keganasan
(malignan).
Kontraindikasi
Relatif
• Aplikasi pada daerah yang mengalami penurunan sensasi.
• Aplikasi pada daerah yang terdapat metal implant
superfisial
• Aplikasi pada daerah yang mengalami gangguan vaskuler

Lainnya
• Pada pasien yang tidak bersedia diberikan TENS
Jenis TENS
Conventional TENS Acupunture-Like TENS
Frekuensi 85-125 Hz 2 – 4 Hz
Durasi pulse 75-150 μs 200-250 μs
Intensitas Tinggi 12 – 30 mA Tinggi > 30 mA (sesuai
(sesuai toleransi, tidak toleransi, bisa terdapat
ada stimulasi motorik) kedutan/motor twitches)
Sensasi rasa Fibrasi, tingling Menusuk, Sharp buzzing
(nyaman)
Saraf yang dirangsang Large A Beta, sensory Small, A Delta dan C
afferent
Mechano receptor
Burst TENS
• Burst TENS merupakan gabungan antara Conventional dan
Acupuncture TENS
• Menggunakan frekuensi tinggi, durasi pulse yang singkat, dan
intensitas yang tinggi.
• Memiliki 2-3 burst/detik, setiap burst berlangsung selama 70-85 μs
dengan frekuensi burst sebesar 70-100 Hz.
• Intensitas tinggi namun tetap dengan toleransi pasien, dapat timbul
kedutan (motor twitches)
• Merangsang serabut saraf berdiameter besar (A-beta) dan
merangsang serabut saraf A-delta pada saat yang sama.
Brief Intense TENS
• Brief Intense TENS dapat digunakan untuk mencapai penurunan nyeri yang
cepat seperti penurunan nyeri setelah dilakukan skin debridement.
• Menggunakan frekuensi yang tinggi 70 – 150 Hz dan durasi pulse yang
panjang 150 – 250 µs
• Intensitas tinggi namun masih dalam toleransi pasien, dapat timbul
stimulasi motorik berupa kedutan atau kontraksi otot, dapat menyebabkan
kelelahan otot.
• Transmisi energi listrik ke pasien relatif tinggi dibandingkan dengan tipe
TENS lainnya.
• Waktu stimulasi yang digunakan untuk arus ini 5-15 menit.
Penatalaksanaan Terapi
• Persiapan alat
oCek alat dapat operasional, kabel tidak lecet/putus, tombol
intensitas posisi nol.
oPad elektrode cukup basah, atau media gel yg tepat, diusapkan rata
seluruh permukaan elektrode & tidak ada gelembung (bukan gel
untuk ultrasound)
oTentukan bentuk gelombang.
oSiapkan pengikat (streps) elektrode, handuk, bantal, guling dan
bantal pasir.
• Persiapan pasien
oPosisi pasien rileks dan nyaman
oTentukan lokasi nyeri
oBersihkan area yang akan diterapi dengan air atau air sabun, bukan
menggunakan alkohol.
oJika ada luka di area terapi diberikan isolator (vaseline)
oTes sensibilitas dari area yang diterapi
oPastikan area terapi bebas dari pakaian dan logam serta tidak ada
unsur kontraindikasi
• Pelaksanaan terapi
o Memberikan salam dan memperkenalkan diri, meminta persetujuan pasien
secara lesan, lalu jelaskan tujuan terapi ke pasien
o Pada pemasangan 2 channel (bipolar) yaitu terdiri atas 2 elektrode, bisa secara
berpasangan (metode Bracket) atau bersilangan (metode Criss-Cross).
o Elektrode dipasang di titik nyeri atau dermatom.
o Jika memilih gelombang monofasik, maka katoda digunakan sebagi elektrode
aktifnya.
o Pemasangan elektrode tidak boleh bersentuhan satu dengan lainnya.
Contoh pengaplikasian TENS

• NECK PAIN • BACK PAIN


• KNEE PAIN • FULL BODY PAIN

• ELBOW PAIN

Anda mungkin juga menyukai