Adoc - Pub Asas Asas Hukum Dagang
Adoc - Pub Asas Asas Hukum Dagang
Materi UTS
13 Februari 2015
Bacaan Utama: Pengantar Hukum Dagang – Agus Sardjono
UU: KUHD, KUHPerdata, UU Perseroan Terbatas, UU Wajib Daftar Perusahaan, UU Dokumen Perusahaan
Pasal 1 KUHD
Selama BW tidak ada penyimpangan khusus terhadap KUHD, maka BW juga tetap berlaku terhadap hal-hal
yang dibicarakan dalam KUHD
Kehadiran 15%
Tugas 20%
UTS 25%
UAS 40%
20 Februari 2015
LEGAL REQUIREMENTS OF BUSINESS CONTRACT
(baca halaman 13-18 Pengantar Hukum Dagang)
Syarat Subjektif (yang pertama dipahami orangnya dulu)
o Orang/perusahaan yang melakukan perjanjian itu punya kemampuan tidak? (contractual capacity)1
Apakah seseorang secara mental memahami apa yang dilakukannya?
Kewenangan menurut ketentuan UU
Berdasarkan usia sudah dewasa menurut hukum, mengacu pada BW
o Kehendak bebas untuk bersetuju
Orang yang setuju harusnya benar-benar secara mental dia setuju, karena kehendak bebas
dirinya sendiri2
Tidak ada kekhilafan pada diri subjek, baik menyangkut pelaku maupun objek yang diperjanjian
Tidak ada paksaan kepada subjek untuk membuat persetujuan
Tidak ada penipuan dalam membuat persetujuan
Syarat Objektif (ada sesuatu yang menjadi objek perjanjian)
o Objek perdagangan adalah kebendaan3 yang dapat diperdagangkan dengan bebas4
Sesuatu yang tidak bertentangan dengan UU
Tidak melanggar kesusilaan
Tidak melanggar ketertiban umum
o Dapat ditentukan5
1 “BW 1320 mengatur pertama “sepakat” bagaimana kita bisa sepakat kalau belum tahu orangnya cakap dulu?” – Prof. Agus
2 “Basicnya bukan kata sepakatnya, tapi free will untuk membuat suatu perjanjian” – Prof. Agus
3 Benda ada yang berwujud (barang), ada yang tidak berwujud (hak)
4 Narkotika, senjata api, dapat diperdagangkan tapi tidak secara bebas. Industri Farmasi bikin obat anestesi bisa beli narkotika
5 Beli mobil, jelas spesifikasinya. Beli kain, jelas ukuran, bahannya, dsb. Jasa juga dapat ditentukan, pertanggungan (asuransi),
brokering (pialang saham)
Pada dasarnya setiap perjanjian yang tidak memenuhi syarat subjektif >> tidak sah, dapat dibatalkan
(vernietigbaar)
Namun jika para pihak happy-happy aja maka perjanjian itu dapat tetap dilanjutkan – Prof. Agus
Jika syarat objektifnya yang tidak terpenuh >> batal demi hukum, null and void, langsung tidak berlaku lagi
Lalu bagaimana dengan seseorang yang secara mental tidak berkapasitas tapi juga tidak berada di bawah
pengampuan? Problem yang paling penting bukan berada di bawah pengampuan atau tidak, tapi contractual
capacitynya. Itulah gunanya perbandingan – Prof. Agus
Hukum Asuransi, dalam penyusunan premi, orang yang tidak memberikan informasi dengan lengkap dapat
dikatakan tidak memiliki itikad baik – Prof. Agus
Harta waris yang belum dibagi tidak dapat diperdagangkan seenaknya – Prof. Agus
Prinsip Konsensual
Prinsip yang menyatakan bahwa business contract tidak harus dibuat dalam bentuk tertentu (formal)6. Asalkan
sudah memenuhi semua syarat perjanjian, maka kontrak itu sudah mengikat (mempunyai akibat hukum),
kecuali UU mengharuskan bentuk tertentu (formal)
Dalam prinsip konsensual hal-hal yang tidak diperjanjikan dianggap sudah saling diketahui oleh semua pihak
Kapan perjanjian lahir? Setelah terpenuhinya 11 syarat sahnya perjanjian, tidak sekedar setelah ada kata
sepakat
27 Februari 2015
BADAN USAHA
Setiap organisasi atau kegiatan usaha yang bertujuan mencari keuntungan baik bergerak dalam bidang jasa
maupun produksi
Perusahaan
Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap, terus-menerus, dan didirikan,
bekerja dan berkedudukan dalam wilayah NKRI dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba (UU
No.3 Tahun 1983 – WDP)
Perusahaan yang dimaksud adalah apapun bentuk perusahaan, legal formnya, mau perseorangan, persekutuan,
Perseroan Terbatas, dsb
Perusahaan
Setiap bentuk usaha yang melakuka kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan memperoleh
keuntungan dan atua laba, baik diselenggarakan oleh orang perorangan maupun BADAN USAHA yang
berbentuk BADAN HUKUM maupun bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah
NKRI (UU No.8 Tahun 1997 – Dokumen Perusahaan)
Kalau non-profit jangan pakai kata perusahaan
7 “Ketika keuntungan yang dimaksud adalah menerima gaji, maka itu berarti bukan perusahaan” – Yetty KD
BADAN HUKUM
- A body, other than a natural person, that can function legally, sue or be sued, and make decisions through
agents
- An entity, such as a corporation, created by law and given certain legal rights and duties of a human
being
Aburizal Bakrie bukan pemilik Lapindo
Pemilik Lapindo ya Lapindo itu sendiri
Aburizal Bakrie adalah pemegang saham Lapindo, karena perusahaan/korporasi adalah persekutuan modal,
meskipun punya 90% saham, ia tetap bukan pemilik Lapindo
YAYASAN (STICHTING)
Badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu
di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota (Pasal 1 UU No.16 Tahun 2001
tentang Yayasan dan UU No.28 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No.16 Tahun 2001)
Prinsip Dasar
- Memiliki 3 organ, pendiri, pengawas, dan pengurus
- Organ yayasan tidak boleh digaji atau mendapatkan keuntungan lain dari yayasan
Yayasan tidak dibebani dengan pajak
Yayasan dapat mejalankan perusahaan (Pasal 3 ayat (1) jo Pasal 7 KUHD)
- Mendirikan “perusahaan”
- Penyertaan modal maksimal 25% dari seluurh nilai kekayaan yayasan
Pasal 3 ayat (1)
Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengna cara
mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha
Pasal 7
Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan (1)
Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam berbagia bentuk usaha yang bersifat prospektif dengan ketentuan
seluruh penyertaan tersebut paling banyak 25% dari seluruh nilai kekayaan Yayasan (2)
PERKUMPULAN (VERINIGING)
Dasar Hukum
- Bab IX Pasal 1653 sampai Pasal 1665 BW
- Staatsblad 1870-64 tentang Kedudukan Badan Hukum dari Perkumpulan
(Rechtspersoonlijkheid van Vereenigingen)
- Staatsblad 1939-570 jo 717 tentang Perkumpulan Indonesia (Indlandsche Vereeniging)
Ketiga peraturan di atas tidak memberikan definisi apa yang dimaksud dengan perkumpulan, hanya mengakui
adanya perkumpulan yang berbadan hukum
Perum = Pemerintah, tidak menerbitkan saham
Keuntungan seandainya suatu Perguruan Tinggi menjadi badan hukum, penemuan-penemuan dipakai atas
nama Perguruan Tinggi tsb. Tapi apakah semua Perguruan Tinggi harus menjadi badan hukum? Tentu saja
tidak, sesuai kemampuan
UI menjadi Badan Hukum Milik Negara dengan PP. Implikasinya ketika ada pegawai masuk di tahun 2000 (awal
mula berubah) maka tidak menjadi PNS, tapi menjadi pegawai UI.
Ketika UI dari PT-BHMN menjadi PT-BH yang ditakutkan adalah privatisasi, biaya kuliah menjadi mahal. Justru
dalam hal ini negara tidak boleh melepas perannya, bagaimana? Melalui wali amanat.
KOPERASI
Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang melandasakan usahanya
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
Kekeluargaan (UU No.25 Tahun 1992 tentang Koperasi)
13 Maret 2015
HUBUNGAN HUKUM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN
- Hubungan Hukum Intern
- Hubungan Hukum Esktern
Ketika membicarakan persekutuan, harus ada 2 sifat hubungan hukum dalam draftnya. Bicara hubungan
hukum bicara tentang hak dan kewajiban.
Persekutuan pasti ada 2 orang atau lebih, sebelum ada dispute harus jelas hak dan kewajibannya. Persekutuan
dimiliki oleh setiap sekutu yang memiliki hak yang sama
Persekutuan basicnya perjanjian, jika tidak melakukan apa yang sudah dijanjikan maka bisa digugat
wanprestasi
Di hukum Indonesia persekutuan tidak sekedar persekutuan perdata tapi juga firma. Pasal 16 KUHD, Firma
adalah persekutuan perdata. Untuk memahami firma dengan baik harus mengerti dulu persekutuan perdata
dengan baik
Pasal 1625 BW, refer Pasal 14918 BW, Penanggungan bukan asuransi tapi menjamin barang. Kalau terjadi apa-
apa dengan barangnya siapa yang nanggung? Pasal 1631 BW
1628-1630 Kewajiban para sekutu untuk mendahulukan kewajiban persekutuan, misal dalam hal utang yang
dimiliki persekutuan dan piutang yang dimiliki sekutu
Kewenangan
Kalau drafting yang smart, harus ada ketentuan tentang perubahan. Caranya untuk mengubah? Tulis
pengubahan tentang kesepakatan dilakukan dengan cara apa blabla
Sekarang boleh memilih mendirikan perjanjian persekutuan saja, ada ketentuan minimum ada ketentuan
maksimum, kalau ada semua disitu ya biar itu saja yang berlaku, nggak usah bikin AD/ART
Pasal 1637 BW, jika tidak ditentukan pembagian kerjanya dan selama tidak dilarang, bebas siapa yang
mengurus ini siapa yang mengurus itu, misal hari ini A ngurus SDM, B ngurus keuangan, besoknya A ngurus
keuangan, B ngurus SDM
Pasal 1638 BW, jika sudah ditentukan pembagian kerjanya, ya harus nurut dengan itu. A ngurus SDM saja, B
ngurus keuangan saja, dst
Pasal 1639 BW
Pasall 1641 BW, boleh nerima teman tanpa persetujuan sekutu lain, tapi jika mau menerima sekutu baru harus
dengan persetujuan seluruh sekutu-sekutu lama. Bagian dari teman yang baru bergabung diambil dari hak
sekutu yang menerima
8 Penanggungan yang menjadi kewajiban penjual terhadap pembeli, harus menjamin 2 hal. Pertama, barang yang dia
serahkan sebagai inbreng benar-benar miliknya (aman dan tentram). Kedua, tidak ada cacat pada benda yang menimbulkan
alasan untuk pembatalan
Inbreng lebih besar bukan berarti lebih berhak didalam persekutuan saat menentukan sesuatu
BW ada ketentuan mandatory dan ada non-mandatory rules
POIN RISET
1. Cara membuktikan kehendak bebas? – Riyo
Alat bukti perdata ada berapa? 5. Soal terbukti atau tidak urusan nanti di persidangan
o Tulisan
o Pengakuan
o Sangkaan UU
o Saksi
o Sumpah
2. Sejauh mana kekhilafan dapat membatalkan suatu perjanjian? – Awdy
Semua syarat subjektif kalau tidak dipenuhi pada hakekatnya semua perjanjian itu tidak sah. Ada suatu
kondisi dimana suatu perjanjian itu sebetulnya tidak sah. Selama kedua pihaknya tidak ada masalah ya
silakan lanjut, tapi kalau ada pihak yang bermasalah, dapat dibatalkan. Jika tidak memenuhi syarat dari
awal ya batal demi hukum
3. Objek perdagangan ada yang dapat diperdagangkan dengan bebas, lalu perusahaan farmasi
bagaimana bisa mendapatkan bahan baku? – Randy
HAN, ada lembaga perizinannya. Narkotika tidak boleh diperdagangkan, tapi kalau mendapat izin
berarti boleh dong? Nah proses supaya mendapat izin itulah dinilai apakah memang digunakan untuk
farmasi
4. Prinsip konsesual menyatakan bahwa perjanjian mengikat saat terjadi kata sepakat? Benar atau salah?
Seandainya kita pakai 1320 syaratnya ada 4, kalau sudah sepakat (saja) apakah sudah bisa dikatakan
perjanjian tersebut sah?
5. Kalau mau mendirikan yayasan butuh operation cost, gaji, dsb. Duitnya dari mana?
Pemikirannya dibalik, seharusnya saat mendirikan yayasan tidak lagi memikirkan operation cost dll nya
karena sudah ada sumber pendanaannya sendiri. Itulah kenapa mendirikan yayasan ketika sudah
makmur saja
6. Lembaga Bantuan Hukum maksudnya apa?
7. Apa itu kongsi? 2 orang berkumpul bersama, partnership, bermitra, bersekutu, merupakan istilah yang
dipakai pada zaman Hindia Belanda, biasanya didirikan oleh keturunan tionghoa di Indonesia
8. Legal form MLM? Tata cara distribusi marketingnya. Kalau memasarkan produk untuk mencari untung
ya berarti badan usaha
9. Inbreng?
10. Ketentuan pengurus pihak ketiga?
Materi UAS
24 April 2015
PEDAGANG PERANTARA
Dalam dunia modern hampir tidak terjadi pertemuan langsung antara penjual dan pembeli
Basis utama pedagang perantara adalah penyuruhan
Contoh: saat gesek kartu debet pun terjadi penyuruhan. Anda menyuruh bank anda untuk memindah bukukan
uang yang ada untuk membayar barang yang dibeli.
KASUS POSISI
A di Jakarta ingin mengirim barang ke C di Makassar
A pergi ke B suatu perusahaan yang bidang kegiatannya pengiriman barang
A menyuruh B untuk mengirimkan barangnya dari Jakarta ke Makassar
B tidak memiliki alat angkut sendiri
B pergi ke D suatu perusahaan pengangkutan
B menyuruh D mengirim barang ke C di Makassar
C disuruh ambil langsung atau D mengantar barangnya ke C
Sampai di Makassar barangnya tidak sesuai dengan kondisi semula (cacat, rusak)
PERTANYAAN
1. Perjanjian apa saja yang terjadi antara A-B-C-D?
A = penjual
B = ekspeditur (Pasal 86 KUHD)
C = pembeli
D = pengangkut
A >> C Perjanjian Jual Beli
A >> B Perjanjian Pengiriman Barang (Pemberian Kuasa) >> pakainya KUHD karena disebutnya
Pengiriman Barang
B >> D Perjanjian Pengangkutan (Pasal 90 KUHD) Surat Muatan
3. Apa saja hak dan kewajiban yang timbul dalam Perjanjian Pengiriman Barang. Jelaskan hak siapa
dan kewajiban siapa
A (pembeli)
- Wajib memberikan upah atas pengiriman barang
B (ekspeditur)
- Wajib membuat catatan-catatan dalam register harian tentang sifat dan jumlah barang, dan bila
diminta juga tentang nilainya (Pasal 86 KUHD)
- Wajib menjamin pengiriman barang secara rapi dan secepatnya (Pasal 87 KUHD)
- Wajib menanggung kerusakan dan kehilangan barang (Pasal 88 KUHD)
- Wajib menanggung ekspeditur perantara yang digunakannya (Pasal 89 KUHD)
4. Jika si pengirim barang mengatasnamakan dirinya sendiri, lalu sampai di Makassar barangnya rusak,
siapa yang bertanggung jawab?
Tergantung barangnya rusak di siapa
Kalau dari awal si A ke B barangnya masih bagus, seharusnya tercatat di register B sifat barangnya dsb. Masih
bagus (tanggung jawabnya ada di B)
Tetapi kalau posisi si B makelar, tanggung jawabnya ada di A (Pasal 1801 BW)
Siapa yang harus bertanggung jawab? >> Tergantung hubungan yang terjadi
Jika perjanjian jual beli A – C dengan jelas menyatakan segala kerusakan barang ditanggung si A, maka si C
hanya dapat meminta pertanggung jawaban kepada A
Prakteknya sulit terutama dalam perjanjian internasional (ada klausula tertentu nantinya tentang siapa yang
menanggung resiko suatu barang)
Misal FOP yang tanggung jawab si C, maka C dapat minta ke A untuk mengatur packaging, transportnya dsb.
Maka yang bertanggung jawab bisa pengirimnya, bisa pengangkutnya
Bisa jadi ketika B – D diperjanjikan segala resiko ditanggung B (atau D) tergantung proses handelingnya sangat
menentukan siapa yang mendapat beban tanggung jawab, apakah pengirim atau pengangkut
Siapa yang ngirim? A atau B? A hanya menyuruh B (Perjanjian Penyuruhan, isinya melakukan urusan tertentu,
urusannya mengirim barang) B pun belum tentu pengirim, karena bisa saja tidak memiliki moda pengangkutan,
maka berhubungan dengan D (Perjanjian Pengangkutan). Dalam Perjanjian Pengankutan ada hak-kewajiban
yang muncul, tergantung lihat dulu hak-kewajiban pengirim dan pengangkut. Termasuk hak-kewajiban si
penerima barang C terhadap B atau D
Pelajari hubungan-hubungan ini, buatlah matriks, sebutkan pasalnya lengkap dengan kewajiban dan hak
masing-masing pihak
PERTANYAAN
1. Ada berapa macam perjanjian disitu? Perjanjiannya apa saja? Lalu apa hak dan kewajiban dari
masing-masing pihak? Jelaskan
A – B Perjanjian Jual Beli, A = Pembeli, B = Penjual
A berkewajiban membayar seluruh biaya yang sudah termasuk harga barang ditambah ongkos kirim dan
apabila tidak sanggup bayar tunai maka dapat menerbitkan surat sanggup hutang dengan jangka
waktu 6 bulan dan bunga 3% setiap bulannya
A berhak mendapatkan barang yang dibelinya yaitu kayu eboni 10m3 dengan selamat sampai Jakarta
B berkewajiban untuk menyerahkan barang ke A, namun karena tidak mungkin menyerahkan sendiri
maka timbul kewajiban untuk mengirim barang ke A melalui penyuruhan untuk mengirim. Keselamatan
barang dari tempat B ke tempat A ditanggung sepenuhnya oleh B. Karena tidak bisa mengirim sendiri
maka harus melalui perantara. B mengadakan hubungan hukum dengan pengirim barang yaitu C (lihat
bawah)
B berhak mendapatkan uang hasil penjualan dari A sebesar 100 juta atau apabila A apabila tidak sanggup
bayar tunai maka dapat menerbitkan surat sanggup hutang dengan jangka waktu 6 bulan dan bunga
3% setiap bulannya
Melihat klausula bahwa ongkos kirim termasuk dalam harga barang yang disepakati, maka yang wajib
mengirim barang adalah B
Jika A memilih surat sanggup, maka A – B ada perjanjian jual beli yang disebutkan pembayaran dilakukan
dengan surat berharga, berarti ada Perjanjian Surat Berharga juga didalamnya
2. Siapa yang bayar pengiriman barang di kasus ini? Apakah A? Adakah hubungan hukum antara A –
D? Kalau di tengah jalan kapalnya rusak/tenggelam, siapa yang bertanggung jawab?
Ya D lah yang bertanggung jawab, terhadap C tentunya yang dengan dia mengadakan perjanjian
pengangkutan. Urutannya bergantung pada hubungan hukum yang terjadi pada setiap peristiwa
Istilah yang digunakan terkait dengan pedagang perantara adalah: lastgeving yang kadang diterjemahkan
secara berganti-ganti dengan penyuruhan, pemberian kuasa, atau keagenan. Ketiganya merujuk pada
lastgeving atau agency. Untuk istilah pemberi kuasa sering digunakan istilah principal, sedangkan untuk
penerima kuasa sering digunakan istilah agent.11 Definisi:
Black’s Law Dictionary
A fiduciary relationship created by express or implied contract or by law, in which one party (the agent)
may act on behalf of another party (the principal) and bind that other party by words or actions”.12
Departemen Perdagangan RI
Perjanjian keagenan adalah perjanjian antara principal dan agen dimana principal memberikan amanat
kepada agen untuk dan atas nama principal menjualkan barang dan atau jasa yang dimiliki atau
dikuasai oleh prinsipal”.13
Landasan utama dari kegiatan pedagang perantara adalah kontrak (perjanjian), khususnya antara pihak yang
menyuruh dan pihak yang disuruh untuk melakukan suatu pekerjaan atau urusan. Hukum Perdata
mengenalnya sebagai lembaga lastgeving. Subekti menerjemahkan lastgeving dengan istilah penyuruhan atau
pemberian kuasa.14
Pengertian penyuruhan atau yang lebih banyak dikenal sebagai pemberian kuasa adalah suatu persetujuan
dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada orang lain, yang menerimanya untuk dan atas namanya
menyelenggarakan suatu urusan. Dari pengertian ini dapat ditarik unsur-unsur pemberian kuasa, yaitu15:
Pemberian kuasa adalah persetujuan (kontrak)
Isi persetujuan itu adalah penyuruhan atau pemberian kuasa untuk menyelenggarakan suatu urusan
Pihak yang disuruh akan melakukan pekerjaannya atas nama yang menyuruh.
Pedagang perantara (keagenan, agency) yang diatur di dalam KUHD antara lain:
- Bursa dagang
- Makelar
- Kasir
- Komisioner
- Ekspeditur
- Pengangkut
Di samping KUHD terhadap bursa dagang, kasir, makelar, dan komisioner juga berlaku UU No. 8 Tahun 995,
UU No. 32 Tahun 1997, dan UU No. 10 Tahun 1998. Sedangkan pedagang perantara yang tidak diatur secara
khusus di dalam KUHD antara lain agen, distributor, dan yang sejenisnya.16
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 11/M-DAG/PER/3/2006 terdapat beberapa istilah yang merujuk
pada praktik-praktik perdagangan, khususnya terkait dengan agen dan distributor. Beberapa istilah tersebut
adalah:17
a. Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama
prinsipal berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik
barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya
b. Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri
berdasarkan perjanjian melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang dan/atau
jasa yang dimiliki/dikuasai
c. Agen tunggal
11 Agus R. Sardjono, et.al, Pengantar Hukum Dagang, cet. 2, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persadar, 2014), hlm. 109
12 Bryan A. Garner, ed., Black’s Law Dictionary, 9th Ed. (St. Paul: Thomson Reuters, 2009), hlm. 70
13 Agus R. Sardjono, et.al, Op. cit., hlm. 109
14 Ibid., hlm. 108
15 Ibid.
16 Ibid., hlm. 111
17 Ibid., hlm. 118
d. Distributor tunggal
e. Sub Agen
f. Sub Distributor (dst… baca sendiri di buku Prof. Agus)
Asal kata distributor >> distribute, to divide among several or many thing.18
Proses pembagiannya disebut distribution19 atau distribusi
Orang yang membagi disebut distributor.20
Namun demikian pengertian distributor secara global hampir tidak bisa dibedakan dengan pengertian
agen atau agent, yang bahkan di Indonesia pun dijadikan satu dalam keputusan Menteri Teknis.21
Distributor bertindak untuk dan atas nama sendiri, antara lain membeli dari produsen dan menjualnya kembali
untuk kepentingan sendiri. Produsen tidak selalu mengetahui siapa pembeli/konsumen distributornya. Oleh
karena itu distributor bertanggung jawab atas pembayaran harga barang untuk kepentingannya sendiri pula.
22
Kedudukan distributor dengan pengusaha adalah sejajar. Hubungan hukum umumnya bersifat tetap, karena
terikat perjanjian yang telah dibuat diantara mereka. Perjanjian tersebut pada asasnya adalah perjanjian
pemberian kuasa biasa yang berlandaskan pada asas kebebasan berkontrak.23
Agen maupun distributor adalah bagian dari pedagang perantara yang tunduk pada ketentuan tentang
perjanjian penyuruhan (lastgeving)24
Perjanjian Penyuruhan (Lastgeving) diatur pada Pasal 1792-1819 BW
Agen Distributor
Agus R. Sardjono, et.al, Pengantar Hukum Dagang, cet. 2, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014), hlm. 119
DASAR HUKUM
Ketentuan hukum yang utama yang menjadi sumber hukum perjanjian antara prinsipal dan agen tentu saja
adalah perjanjian di antara kedua belah pihak25. Namun secara garis besar Buku Ketiga KUHPerdata
memberikan pengaturan yang bersifat pelengkap (aanvulend recht) bagi hubungan keduanya26.27
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa dasar hukum mengenai hubungan principal-agent/distributor
adalah:
18 Webster Ninth New Collegiate Dictionary, 9th Ed. (Massachusetts: Marriam Webster Inc. Publisher, 1983), hlm. 368
19 Webster Ninth New Collegiate Dictionary, Op. cit., hlm. 368
20 Ibid.
21 Jamhur, et.al., Text Book Hukum Organisasi Perusahaan, (tanpa tempat dan tahun), hlm. 31
22 Ibid.
23 Ibid., hlm. 33
24 Agus Sardjono, et.al., Op. cit., hlm. 119
25 Ibid.
26 Ibid.
27 Menurut Subekti sebagaimana dikutip oleh Agus Sardjono, Buku Ketiga KUHPerdata menggunakan sistem terbuka, karena
ia bersifat melengkapi (aanvulend) aturan tentang perjanjian yang dibuat para pihak. Sistem ini ditegaskan di dalam Pasal
1338 KUHPerdata bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
(Sardjono, et.al, 2014: 119)
SURAT BERHARGA
Dalam dunia bisnis jarang terjadi pembayaran dilakukan dengan tunai.
Kalau bayar pakai kartu debet sebenarnya ada Perjanjian Penyuruhan >> nyuruh bank eh saya beli ini tolong
bayarin ya, cukup lewat gesek terjadilah perjanjian
Kalau bayar pakai kartu kredit, ketika gesek terjadi beberapa perjanjian
- Perjanjian Hutang Piutang sebanyak nilai barang
- Pada saat yang sama, menyuruh ke bank untuk membayarkan pakai uang yang dihutang tadi, bayarnya
saat terima tagihan
Itu kalau pakai kartunya, biasanya pakai surat berharga seperti wesel (bahasa Belanda, artinya yang
berkewajiban membayar)
Saat buka rekening di Bank biasanya ada dalam perjanjiannya si empunya uang dapat menerbitkan surat
berharga seperti wesel akan membayar dalam jangka waktu tertentu. Surat ini setelah ditandatangani si
empunya rekening maka akan diserahkan ke penjual >> namanya pemegang atau beneficiary
Acceptance >> menerima perintah membayar, saat bank menerima perintah akseptasi, Bank mengikatkan diri
untuk membayar saat jatuh tempo
Surat Berharga biasanya memiliki perikatan dasarnya. Misal perikatannya Perjanjian Jual Beli, yang harusnya
tunai dibayarnya kredit menggunakan surat berharga
Surat berharga dan jaminan hutang sama=sama memiliki perikatan dasar. Jaminan hutang sifatnya accesoir,
kalau perikatan dasarnya selesai ya jaminan hutangnya demi hukum selesai juga, namun surat berharga tidak
demikian