Anda di halaman 1dari 2

Menurut Hull (1997) konsep spesies yang ideal harus memenuhi tiga kriteria sebagai

berikut: dapat berlaku secara umum, mudah diaplikasikan, dan mempunyai dasar teori yang
kuat. Suatu yang berlaku umum dapat bersifat monistik atau pluralistik. Pandangan monistik
cenderung menilai hanya ada satu cara untuk pengelompokkan dan menempatkan kelompok-
kelompok itu dalam suatu hirarki. Sebaliknya pluralistik berpendapat tidak ada sesuatu yang
dapat menggambarkan alam secara utuh. Pandangan pluralistik menilai sesuatu dari berbagai
perspektif, dan masing-masing perspektif itu adalah benar (legitimate). Sementara itu kriteria
konsep yang mudah diterapkan dan konsep yang dasar teorinya kuat merupakan dua hal yang
cenderung bertolak belakang. Konsep yang lebih signifikan secara teori seringkali lebih sulit
penerapannya, sebaliknya konsep yang mudah digunakan ternyata tidak didukung oleh teori
yang mantap.

Konsep spesies biologis menekankan isolasi reproduktif, yaitu kemampuan anggota


suatu spesies untuk saling kawin satu sama lain tetapi tidak dengan anggota spesies yang lain.
Dengan timbulnya konsep spesies biologi mendorong orang untuk belajar mengenai kriteria
reproduksi.

Konsep spesies morfologis menekankan perbedaan anatomi yang dapat terukur antar
spesies. Sebagian besar spesies yang diidentifikasi oleh para ahli taksonomi telah
dikelompokkan menjadi spesies terpisah berdasarkan kriteria morfologi.

Konsep spesies pengenalan menekankan adaptasi perkawinan yang telah mantap dalam
suatu populasi karena individu “mengenali” ciri-ciri tertentu dari pasangan kawin yang sesuai.

Konsep spesies kohesi menekankan kohesi fenotip sebagai dasar penyatuan spesies,
dengan masing masing spesies ditentukan oleh kompleks gennya yang terpadu dari kumpulan
adaptasinya. Konsep ini dapat digunakan pada setiap kasus yang melibatkan hibridisasi.

Konsep spesies ekologis menekankan peranan spesies (niche atau relung), posisi dan
fungsinya dalam lingkungan. Contohnya dua populasi hewan yang tampak identik dapat
dikatakan merupakan dua spesies ekologis yang berbeda jika masing-masing hanya ditemukan
dalam jenis lingkungan spesifik (misalnya kolam air tawar dengan kumpulan keadaan kimia,
biologi, dan fisik yang khas).

Konsep spesies evolusioner mendefinisikan suatu spesies sebagai suatu urutan populasi
tetua dan keturunannya yang berkembang secara bebas dari kelompok lain. Masing-masing
spesies evolusioner memiliki peranan yang unik dan terpisah dalam lingkungan, setiap peran
tertentu melibatkan sekumpulan kekuatan seleksi alam yang spesifik (tekanan selektif). 
Konsep spesies filoogenetik. Konsep ini didasarkan pada hubungan nenek moyang,
mempunyai kekuatan dalam menunjukkan secara jelas dimensi evolusi, dapat menggambarkan
filogeni. Konsep spesies filogenetik menyebabkan kita mengetahui spesies dalam jumlah yang
banyak, dibanding dengan konsep spesies biologi.

Konsep spesies fenetik mendasarkan pada kesamaan semua sifat yang dibobot atau
dinilai sama. Taksonomi numerik, digunakan untuk menganalisis konsep spesies fenetik.

Konsep spesies paleontologi, didefinisikan sebagai sekelompok organisme yang


mempunyai periode waktu geologi yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

https://generasibiologi.com/2016/03/pengertian-konsep-spesies.html
https://adzhar-arsyad.blogspot.com/2015/04/konsep-spesies-dan-spesiasi.html

Anda mungkin juga menyukai