Anda di halaman 1dari 21

SIKLUS PRODUKSI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem


Informasi Akuntansi
Dosen Pengampu : Umiyati, SEI, M.Si

Disusun oleh:

Ahmad Dahlan 41301078


Fadilah Arhan 41301020
Fitri Trisnawati 41301023
Muhammad Afrizal Rizki 41301037
Nurhalimah 41301053

AS 2013 A

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) SEBI

JL. Raya Bojong Sari, Pondok Rangga, Depok 16517


Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan untuk Nabi dan teladan kita, Muhammad SAW. Juga untuk seluruh keluarga dan
sahabat beliau, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan sampai hari kiamat.

Alhamdulillah, kami telah menyelesaikan makalah ini dengan judul “Siklus Produksi”.
Untuk memenuhi kewajiban kami dalam mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, diantaranya:

1. Kepada Allah S.W.T karena dengan izin dan ridho-Nyalah, kami dapat menyelesaikan
makalah ini;

2. Pihak perpustakaan, yang telah mengizinkan kami untuk meminjam buku sebagai
referensi makalah kami;

3. Dan pihak- pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terlebih bagi penulis. Kurang
lebihnya kami mohon ma’af. Hanya kepada Allah sajalah kami memohon agar amal ini ikhlas
karena-Nya dan semoga termasuk dalam perbuatan yang menambah berat amal baik kami di
akhirat nanti, serta menjadikan amal yang bermanfaat fi- dini wad- dun-ya wal akhiroh,
Aamiin.

Depok, 07 Desember 2015

Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengantar

2.2 Aktivitas Bisnis Siklus Produksi

2.3 Prosedur Pemprosesan

2.4 Pengendalian; Tujuan, Ancaman, dan Prosedur Pengendalian

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini, dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat ditambah dengan makin
berkembang serta persaingan yang semakin ketat di dunia bisnis. Membuat perusahaan mengubah
sistemnya menjadi sistem yang berbasis teknologi. Dalam dunia akuntansi pun sudah dikenal adanya
sistem informasi akuntansi.

Dan proses produksi atau lebih dikenal dengan siklus produksi pun dijelaskan bagaimana
dalam setiap aktivitas produksi yakni, desain produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi
serta akuntansi biaya juga menarik adanya peran akuntan. Para akuntan diminta untuk melakukan
lebih banyak daripada hanya melaporkan hasil berbagai kegiatan di masa lampau. Mereka harus
mengambil peran yang lebih proaktif baik dalam memberikan maupun menginterprestasikan
informasi keuangan dan nonkeuangan atas berbagai kegiatan organisasi. Sehingga akan dijelaskan
bagaimana para akuntan dapat meningkatkan desain dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
agar dapat benar-benar menambah nilai kepada organisasi khususnya melalui siklus produksi. Dalam
siklus produksi adanya sistem perhitungan biaya berdasarkan proses maupun pesanan dalam siklus
prosuksi membutuhkan akumulasi data mengenai empat jenis biaya, yakni bahan baik, tenaga kerja
langsung, mesin dan peralatan serta overhead pabrik.

Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA) di siklus produksi pun tidak lepas dari adanya
tujuan, ancaman serta prosedur pengendalian siklus produksi. Karena tak bisa dipungkiri
pengendalian internal adalah fungsi kedua dari Sistem Informasi Akuntansi yang juga harus coba
untuk didapatkan untuk memenuhi tujuan siklus akutansi.

Ancaman umum dalam siklus produkasi pun seperti dalam siklus lainnya. Di mana data dan
kinerja yang kurang baik. Hilangnya data produksi akan menghalangi supervisior persediaan dan
aktiva tetap sehingga menyusahkan untuk memastikan bahwa aktivitas produksi telah dilakukan
secara efektif dan efisien. Dan ada berbagai cara untuk mencegah ancaman itu benar terjadi menjadi
permasalahan besar bagi perusahaan seperti satatan persediaan dan barang dalam proses harus
dilindungi dari kehilangan sengaja atau tidak sengaja atau dari kerusakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana siklus produksi?
2. Bagaimana aktivitas bisnis siklus produksi?
3. Bagaimana prosedur pemprosesan informasi?
4. Bagaimana Pengendalian; tujuan, ancaman dan prosedur?

1.3 Tujuan
1. Memahami siklus produksi
2. Mengetahui aktivitas bisnis siklus produksi
3. Mengetahui prosedur pemprosesan informasi
4. Mengetahui Pengendalian; tujuan, ancaman dan prosedur
Bab II

Pembahasan

2.1 Pengantar
Siklus produksi adalah rangkaian proses aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data
terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Di sini kami akan
menjelaskan bagaimana siklus produksi dihubungkan dengan subsistem lainnya dalam SIA
suatu perusahaan.

Sistem informasi siklus pendapatan memberikan informasi (pesanan pelanggan dan


prediksi penjualan) yang digunakan untuk merencanakan produksi serta tingkat persediaan.
Sebaliknya, sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan
mengenai barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual.

Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus


pengeluaran dalam bentuk formulir permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus
pengeluaran memberikan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai
pengeluaran lain yang dimasukan kedalam overhead pabrik.

Informasi mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus sumber daya
manusia, yang selanjutnya akan memberikan data mengenai biaya dan ketersediaan tenaga
kerja. Terakhir, informasi mengenai harga pokok penjualan akan dikirim ke sistem informasi
buku besar dan pelaporan.

Gambar 1 Diagram konteks siklus produksi


Sistem Informasi Akuntansi sebuah perusahaan memainkan peran penting dalam
siklus produksi. Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input
penting dalam keputusan mengenai hal-hal berikut :

 Apa yang akan diproduksi


 Penetapan harga produk
 Alokasi dan perencanaan sumber daya (contohnya, apakah akan membuat atau
membeli suatu produk, tingkat laba relatif berbagai produk)
 Manajemen biaya (merencanakan dan mengendalikan biaya produksi dan
mengevaluasi kinerja)

Keputusan-keputusan ini membutuhkan lebih banyak informasi terinci mengenai


biaya daripada data yang dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan keuangan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting
Principles ~ GAAP). Jadi, desain SIA siklus produksi perusahaan harus mencakup informasi
yang jauh lebih banyak dari hanya demi memenuhi persyaratan pelaporan keuangan ke pihak
luar.

Presentasi ini diatur berdasarkan tiap fungsi utama SIA dalam siklus produksi. Bagian
pertama menjelaskan aktivitas siklus produksi dan membahas bagaimana data mengenai
biaya aktivitas tersebut akan dikumpulkan dan diproses. Bagian kedua membahas prosedur
pemrosesan informasi untuk siklus produksi. Bagian terakhir membahas tentang,
pengendalian, tujuan, ancaman dan prosedur menyelesaikan ancaman tersebut.
2.2 Aktivitas Bisnis Siklus Produksi

Gambar 2 Diagram arus data (DFD) tingkat 0 dari siklus produksi

Terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus produksi, Keempat aktivitas dasar tersebut yaitu
desain produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi, serta akuntansi biaya. :

1.  Desain Produk

            Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk, tujuan aktivitas ini


adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas,
ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi. Aktivitas desain
produk menciptakan dua dokumen utama, yaitu pertama, daftar bahan baku yang
menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan
baku yang digunakan dalam satu unit produk jadi. Kedua, daftar operasi  yang menyebutkan
kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk
tersebut. Peran akuntan harus terlibat dalam desain produk karena 65 hingga 80 persen biaya
produk ditentukan pada tahap proses produksi ini. Para akuntan dapat memberikan informasi
yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi suatu lini
produk-produk yang berkaitan dengan meningkatkan jumlah komponen bersama yang
digunakan dalam masing-masing produk. Dengan memberikan data mengenai biaya
perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang ada dapat berguna untuk mendesain
produk yang lebih baik.

2.  Perencanaan dan Penjadwalan


       Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan, tujuan
dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk
memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa
menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.Terdapat dua metode perencanaan produksi
yang umum digunakan adalah Perencanaan sumber daya produksi (manufacturing resource
planning = MRP-II) dan Sistem produksi Just-in-time (JIT). MRP-II adalah kelanjutan dari
perencanaan sumber daya bahan baku yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi
yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan
penjualan. Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing, karena barang
diproduksi sebagai ekspetasi atas permintaan pelanggan. Sedangkan Just-in-time (JIT)
memperluas prinsip sistem pengendalian persediaan untuk seluruh proses produksi. Tujuan
produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi. JIT sering kali disebut sebagai pull manufacturing, karena barang
diproduksi sebagai tanggapan atas permintaan pelanggan. Jadi hanya berproduksi sebagai
tanggapan atas pesanan pelanggan.

Jadwal Induk Produksi (master production schedule - MPS) menspesifikasikan


seberapa banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi
tersebut harus dilakukan. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku
yang dibutuhkan dari gudang ke  lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan. Dokumen
ini berisi nomor perintah produksi, tanggal pembuatan, dan berdasarkan pada daftar bahan
baku, nomor barang serta jumlah semua bahan baku yang dibutuhkan. Perpindahan
selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam kartu
perpindahan, yang mengidentifikasikan bagian – bagian yang di pindahkan, lokasi
perpindahannya serta waktu perpindahan. Peran akuntan dalam aktivitas ini memastikan
bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan biaya secara konsisten dengan teknik
perencanaan produksi perusahaan. Para akuntan juga  membantu perusahaan memilih antara
MRP-II atau JIT untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk perencanaan dan
penjadwalan produksi perusahaan.
Gambar 3 Contoh jadwal induk produksi (MPS)

3.   Operasi Produksi

Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi aktual dari


produk. Cara aktivitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan, perbedaan
tersebut berdasarkan jenis produk yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan
dalam proses produksi. Penggunaan berbagai bentuk Teknologi Informasi dalam proses
produksi, seperti mesin yang dikendalikan oleh komputer, disebut sebagai computer-
intergrated manufacturing (CIM) untuk mengurangi biaya produksi. Para akuntan tidak
diminta untuk menjadi ahli dalam setiap segi CIM, tetapi mereka harus memahami
bagaimana hal tersebut mempengaruhi SIA. Salah satu pengaruh CIM adalah pergeseran dari
produksi massal ke produksi sesuai pesanan.

Walau sifat proses produksi dan keluasan CIM dapat berbeda diberbagai perusahaan,
namun setiap perusahaan membutuhkan data mengenai empat segi berikut yaitu bahan baku
yang digunakan, jam tenaga kerja yang digunakan, operasi mesin yang dilakukan serta biaya
overhead produksi lainnya yang terjadi.
4.   Akuntansi Biaya

    Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Terdapat tiga


tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya yaitu :

 Memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari


operasi produksi. SIA didesain untuk mengumpulkan data real-time mengenai kinerja
aktivitas produksi agar pihak manajemen dapat membuat keputusan tepat waktu.
 Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk. SIA mengumpulkan biaya berdasarkan
berbagai kategori dan kemudian membebankan biaya tersebut ke produk & unit organisasi
tertentu .
 Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan  untuk menghitung
persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.

Sebagaian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesanan dan


proses untuk membebankan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan
biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu dan digunakan ketika produk atau
jasa yang dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara terpisah.
Sebaliknya, Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian
menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Digunakan ketika produk atau
jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit terpisah tidak dapat dengan
mudah diidentifikasi.

2.3 Prosedur Pemprosesan Informasi


Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses maupun pesanan membutuhkan
akumulasi data mengenai empat jenis biaya: baha baku, tenaga kerja langsung, mesin dan
peralatan, serta overhead pabrik. Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses
hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke
produk, bukan pada metode pengumpulan data.

1. Bahan Baku

Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu debit barang
dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian produksi. Apabila bahan baku
tambahan dibutuhkan, debit tambahan akan dilakukan pada barang dalam proses. Sebaliknya,
barang dalam proses akan dikredit untuk bahan baku yang tidak digunakan dan dikembalikan
ke persediaan.

2. Tenaga Kerja Langsung

Dahulu, AOE (Alpha Omega Electronics) menggunakan dokumen kertas yang disebut
kartu waktu kerja untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas tenaga kerja. Dokumen ini
mencatat jumlah waktu yang digunakan seorang pekerja untuk setiap tugas pekerjaan
tertentu. Kini, para pekerja memasukkan data ini dengan menggunakan terminal on-line¬ di
setiap bengkel kerja pabrik. Guna meningkatkan efisiensi proses ini, AOE
mempertimbangkan untuk berganti ke kartu identifikasi berkode, yang harus digesekkan para
pekerja ke alat pembaca kartu atau pemindai kode garis ketika mereka memulai dan
mengakhiri tugas apapun. Penghematan waktu dengan menggunakan kode garis untuk
mengotomatiskan pengumpulan data dapat signifikan.

3. Mesin dan Peralatan

Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomisasi proses produksi,


proporsi yang lebih besar dari biaya produk berhubungan dengan mesin dan peralatan yang
digunakan untuk membuat produk tersebut. Data mengenai penggunaan mesin dan peralatan
dikumpulkan di setiap tahap proses produkasi, sering kali untuk sekaligus mendapatkan data
tentang biaya tenaga kerja, sistem tersebut dapat juga mencatat informasi yang
mengidentifikasi mesin dan peralatan yang digunakan serta durasi setiap penggunaan.

4. Overhead Pabrik

Biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara langsung ke
pekerjaan atau proses tertentu, dianggap sebagai overhead pabrik. Contohnya meliputi biaya
penggunaan air, listrik, dan utilitas lainya; perlengkapan lain-lain; sewa, asuransi dan pajak
gedung untuk pabrik; serta gaji supervisor pabrik. Sebagian besar dari biaya-biaya ini
dikumpulkan melalui sistem informasi siklus pengeluaran dengan pengeculian gaji
supervisor, yang diproses dalam sistem informasi siklus sumber daya manusia.

Para akuntan dapat memainkan peran penting dalam mengendalikan biaya overhead
dengan hati-hati menilai bagaimana perubahan bauran produk dapat mempengaruhi total
overhead pabrik. Akan tetapi, mereka harus melakukan lebih dari hanya mengumpulkan data
dan mengidentifikasi faktor-faktor dasar yang menggerakkan perubahan biaya total.
Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk menyesuaikan rencana produkasi dan tata
letak pabrik.

Gambar 4 Sistem informasi siklus produksi on-line

Menghitung Aktiva Tetap

SIA juga dapat mengumpulkan informasi mengenai gedung, pabrik dan peralatan yang
digunakan dalam siklus produksi. Bahkan aktiva tetap semacam ini mewakilki bagian yang
signifikan dari total aktiva banyak perusahaan, dan karenanya merupakan hal yang penting
untuk mengawasi investasi ini.

Aktiva tetap harus diberi kode garis untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan
periodik atas database aktiva tetap. Paling tidak, setiap organisasi harus memelihara
informasi berikut ini mengenai setiap aktiva tetap: nomor identifikasi, nomor seri, lokasi,
biaya, tanggal pembelian, nama dan alamat penjual, perkiraan umur ekonomi, perkiraan nilai
sisa, metode depresiasi, depresiasi sampai akhir ini, perbaikan dan jasa perawatan yang
dilakukan. Perusahaan harus dengan hati-hati mengawasi investasi dalam mesin, pabrik dan
gedung seperti juga pelepasan aktiva semacam ini.
2.4 Pengendalian; Tujuan, Ancaman, dan Prosedur Pengendalian
Fungsi kedua dari SIA yang didesain dengan baik adalah untuk memberikan
pengendalian yang memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi berikut ini:

1. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.


2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
3. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.
4. Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat.
5. Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan.
6. Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.

Berbagai ancaman dan prosedur pengendalian dalam siklus produksi, diantaranya:


1) Desain Produk
Desain produk yang kurang baik akan menaikkan biaya dalam beberapa hal.
Menggunakan terlalu banyak komponen khusus ketika memproduksi produk yang hampir
sama akan meningkatkan biaya yang berhubungan dengan pembelian dan pemeliharaan
persediaan bahan baku. Hal ini sering kali juga mengakibatkan proses produksi yang tidak
efisien karena banyaknya kerumitan dalam perubahan produksi dari suatu jenis produk ke
produk lainnya. Produk yang didesain kurang baik akan lebih banyak menimbulkan biaya
jaminan dan perbaikan.
Desain produk dapat diperbaiki melalui data yang akurat tentang hubungan antara
komponen dengan barang jadi. Contohnya, produsen mobil telah mendapatkan penghematan
biaya yang signifikan dengan menaikkan jumlah komponen bersama dalam dan lintas lini
produk. Analisis atas jaminan dan biaya perbaikan dapat mengindetifikasi penyebab utama
kegagalan produk. Informasi itu dapat kemudian digunakan untuk mendesain ulang produk
agar dapat meningkatkan kualitas.
2) Perencanaan dan penjadwalan
Dua ancaman yang saling berkaitan dalam proses perencanaan dan penjadwalan
adalah kelebihan produksi dan kekurangan produksi. Kelebihan produksi dapat
mengakibatkan kelebihan pasokan barang atas permintaan jangka pendek, sehingga
menciptakan potensi masalah arus kas karena sumber daya terikat dalam persediaan.
Kelebihan produksi juga meningkatkan risiko menanggung persediaan yang tidak terpakai.
Sebaliknya, kekurangan produksi dapat mengakibatkan kehilangan peluang penjualan dan
ketidakpuasan pelanggan.
Perencanaan produksi yang lebih akurat dapat mencegah kelebihan dan kekurangan
produksi. Perbaikan membutuhkan prediksi penjualan yang akurat dan baru serta data
mengenai jumlah persediaan, semuanya adalah informasi yang dapat disediakan oleh sistem
siklus pendapatan dan pengeluaran. Sebagai tambahan, informasi mengenai kinerja produksi,
terutama yang berhubungan dengan tren total waktu produksi setiap produk, harus
dikumpulkan secara teratur. Sumber- sumber data ini dapat digunakan secara periodik untuk
meninjau dan menyesuaikan jadwal induk produksi.
Akan tetapi, risiko kelebihan dan kekurangan produksi lebih tinggi untuk produk baru
yang inovatif, seperti busana butik, daripada bahan kebutuhan pokok dan sehari- hari, seperti
kebanyakan bahan makanan, karena produk inovatif tersebut secara inheren lebih sulit untuk
secara akurat diperkirakan permintaannya daripada produk lainnya. Oleh karenanya,
perusahaan yang memproduksi produk- produk baru yang inovatif harus berinvestasi untuk
rantai pasokan fleksibel agar dapat dengan cepat meningkatkan atau menurunkan produksi
sebagai tanggapan atas permintaan yang didapat.
Persetujuan dan otorisasi yang memadai atas perintah produksi adalah pengendalian
lainnya untuk mencegah kelebihan produksi barang tertentu. Salah satu caranya adalah
membatasi akses ke program penjadwalan produksi dengan menggunakan password dan
matriks pengendalian akses. Merupakan hal yang juga penting untuk memastikan bahwa
perintah produksi yang benar telah dikeluarkan. Verifikasi closed-loop dapat memenuhi
pengendalian ini; Perencana produksi memasukkan nomor produk dan sistem tersebut akan
menarik deskripsi, jumlah pesanan, dan data lainnya yang relevan, serta meminta pemakai
untuk memverifikasi perintah produksi yang benar yang akan dikeluarkan.
Ancaman lainnya adalah perolehan tidah sah aktiva tetap, yang dapat mengakibatkan
kelebihan investasi dan mengurangi tingkat laba. Prosedur yang dilibatkan dalam mensahkan
pembelian aktiva tetap berbeda, tergantung dari ukuran permintaan pembelian. Seorang
supervisor atau manajer, yang memberikan rincian mengenai arus kas yang diperkirakan dan
biaya- biaya lain serta manfaat dari pengeluaran yang diajukan, harus yang pertama
merekomendasikan pengeluaran modal yang besar. Semua rekomendasi semacam ini harus
ditinjau oleh eksekutif senior atau oleh komite eksekutif, dan berbagai proyek akan diurutkan
berdasar prioritas. Pengeluaran modal yang lebih kecil biasanya dapat dibeli secara langsung
di luar anggaran departemen, yang akan menghindarkan dari proses persetujuan formal.
Menyerahkan tanggung jawab pada para manajer atas pengembalian departemen mereka
untuk aktiva tetap akan memberikan insentif tambahan untuk mengendalikan pengeluaran
semacam ini.
Oleh karena besarnya ukuran pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mengundang
beberapa pemasok barang yang sama untuk memberikan tawaran. Sebuah dokumen yang
disebut permintaan untuk proposal (request for proposal- RFP), yang menspesifikasikan
properti aktiva yang diinginkan, akan dikirim ke setiap vendor. Komite investasi modal harus
meninjau tanggapan- tanggapan dari vendor dan memilih tawaran yang terbaik.
Begitu seorang pemasok telah dipilih, perolehan aktiva dapat ditangani melalui proses
siklus pengeluaran yang biasa. Secara khusus, pesanan pembelian formal akan dibuat,
penerimaan aktiva akan secara formal didokumentasikan dengan menggunakan laporan
penerimaan, dan voucher pengeluaran digunakan untuk mengotorisasi pembayaran ke
pemasok. Rangkaian pengendalian pemprosesan yang sama dan pemeriksaan edit yang
diterapkan pada pembelian lainnya juga harus digunakan untuk perolehan aktiva tetap.
3) Operasi produksi
Pencurian produksi dan aktiva tetap adalah ancaman utama bagi perusahaan
manufaktur. Sebagai tambahan dari hilangnya aktiva, pencuriaan juga mengakibatkan
kelebihan saldo aktiva, yang dapat mengarah pada analisis yang salah atas kinerja keuangan
dan dalam kasus persediaan, kekurangan produksi.
Guna mengurangi risiko kehilangan persediaan, akses fisik ke persediaan harus
dibatasi dan semua perpindahan persediaan harus didokumentasikan. Jadi, permintaan bahan
baku harus digunakan untuk mensahkan pelepasan bahan baku ke bagian produksi. Baik staf
administrasi bagian pengendalian persediaan maupun pegawai bagian produksi yang
menerima bahan baku, harus menandatangani permintaan tersebut untuk mengakui pelepasan
barang ke bagian produksi. Permintaan tambahan bahan baku di luar jumlah yang disebutkan
dalam daftar bahan baku juga harus didokumentasikan dan disahkan oleh personel tingkat
supervisor. Kartu perpindahan harus digunakan untuk mendokumentasikan perpindahan
selanjutnya persediaan di sepanjang berbagai tahap proses produksi. Pengembalian bahan
baku apa pun yang tidak digunakan dalam produksi juga harus didokumentasikan.
Pemisahan tugas yang memadai merupakan hal yang penting untuk menjaga
persediaan. Memelihara penyimpanan fisik persediaan bahan baku dan barang jadi adalah
tanggung jawab bagian penyimpanan persediaan. Supervisor departemen atau pabrik
terutama bertanggung jawab atas persediaan barang dalam proses. Fungsi otorisasi, yang
dicerminkan melalui pembuatan perintah produksi permintaan bahan baku, dan kartu
perpindahan, adalah tanggung jawab perencana produksi, atau akhir- akhir ini menjadi
tanggung jawab sistem informasi itu sendiri. Pemindai kode garis dan terminal on-line
digunakan untuk mencatat perpindahan persediaan, sehingga dapat memelihara catatan
persediaan perpetual yang akurat. Konsekuensinya, pengendalian akses yang baik dan uji
kesesuaian adalah hal yang penting untuk memastikan bahwa hanya personel yang berhak
sajalah yang memiliki akses ke catatan- catatan tersebut. Terakhir, seorang pegawai yang
tidak memiliki tanggung jawab penyimpanan harus secara periodik menghitung persediaan
yang dimiliki. Perbedaan apapun antara perhitungan fisik ini dengan jumlah yang dicatat
harus diselidiki.
Pengendalian yang hampir sama dibutuhkan untuk menjaga aktiva tetap, aktiva tetap
harus diidentifikasi dan dicatat. Para manajer harus diserahkan tanggung jawab dan
akuntabilitas untuk aktiva tetap yang berada di bawah kendalinya. Ukuran keamanan harus
ada untuk mengendalikan akses fisik ke aktiva tetap. Pelepasan aktiva tetap harus disahkan
dengan benar dan didokumentasikan. Sebuah laporan mengenai semua transaksi aktiva tetap
harus dicetak secara periodik dan dikirim ke kontroler, yang harus memverifikasi bahwa
setiap transaksi telah disahkan dan dilaksanakan dengan benar.
Terakhir, persediaan dan aktiva tetap juga dapat terkena risiko kehilangan karena
kebakaran atau bencana lainnya. Oleh karenanya, asuransi yang mencukupi harus dibuat
untuk memberikan perlindungan atas kehilangan semacam ini dan memberikan penggantian
atas aktiva tersebut.
4) Akuntansi biaya
Pencatatan dan pemprosesan data aktivitas produksi yang tidak akurat dapat
menurunkan efektivitas penjadwalan produksi dan merusak kemampuan pihak manajemen
untuk mengawasi dan mengendalikan operasi produksi. Contohnya, data biaya yang tidak
akurat dapat mengakibatkan keputusan yang tidak tepat tentang produk mana yang
diproduksi dan bagaiman menetapkan harga jual saat ini. Kesalahan dalam catatan persediaan
dapat mengarah baik pada kelebihan maupun kekurangan produksi barang. Ketidakakuratan
dalam laporan keuangan dan laporan manajerial dapat membiaskan analisis kinerja di masa
lampau dan keinginan investasi di masa mendatang atau perubahan dalam operasi.
Prosedur pengendalian terbaik untuk memastikan bahwa entri data akurat adalah
dengan mengotomatiskan pengumpulan data dengan menggunakan pemindai kode garis,
pembaca kartu, atau alat lainnya. Ketika semua hal ini tidak memungkinkan untuk dilakukan,
terminal on-line harus digunakan untuk entri data. Password dan ID pemakai harus
digunakan untuk membatasi akses hanya ke pegawai yang berhak saja. Sebagai tambahan,
matriks pengendalian akses harus digunakan untuk membatasi akses hanya ke bagian
database tertentu yang dibutuhkan pegawai tertentu untuk melakukan tugas yang diberikan.
Pemeriksaan digit dan verifikasi closed-loop harus digunakan untuk memastikan bahwa
dilakukan, informasi mengenai bahan baku digunakan, operasi dilakukan dan nomor pegawai
dimasukkan dengan benar. Pemeriksaan validitas, seperti membandingkan nomor barang
bahan baku dengan yang tercantum dalam file daftar bahan baku, memberikan kepastian
lebih. Terakhir, untuk memverifikasi akurasi catatan database, perhitungan fisik secara
periodik atas persediaan harus dilakukan dan dibandingkan dengan jumlah yang dicatat.
Seperti juga dengan persediaan, pemeriksaan periodik dan perhitungan atas semua
aktiva tetap harus dilakukan, dan angka- angka tersebut harus direkonsiliasi dengan jumlah
yang dicatat. Kelebihan nilai aktiva tetap meningkatkan biaya melalui depresiasi tambahan
dan pajak gedung yang lebih tinggi. Kekurangan nilai aktiva tetap juga dapat menimbulkan
masalah; contohnya, perhitungan yang tidak akurat atas jumlah komputer yang digunakan,
dapat menyebabkan perusahaan secara tidak sadar melanggar persyaratan lisensi software.
5) Ancaman umum
Dua ancaman umum dalam siklus produksi adalah hilangnya data dan kinerja yang
kurang baik. Hilangnya data produksi akan menghalangi supervisoran persediaan dan aktiva
tetap, sehingga menyusahkan untuk memastikan bahwa aktivitas produksi telah dilakukan
secara efektif dan efisien. Oleh karenanya, catatan persediaan dan barang dalam proses harus
dilindungi dari kehilangan sengaja atau tidak disengaja, atau dari kerusakan. Pembuatan
cadangan secara rutin atas semua file data juga merupakan keharusan. Kopi tambahan atas
file utama penting, seperti perintah produksi yang belum diselesaikan dan persediaan bahan
baku, harus disimpan di luar lokasi perusahaan. Guna mengurangi kemungkinan penghapusan
tidak sengaja file- file yang penting, semua disket dan tape harus memiliki baik label internal
maupun eksternal.
Pengendalian akses juga merupakan hal yang penting, karena kehilangan rahasia
dagang produksi, dapat menghancurkan perusahaan. Contohnya, seorang pelanggan Recon
Optical di Barrington, Illinois, mendapatkan akses ke database produksi perusahaan, mencuri
rahasia dagang perusahaan, dan menggunakan informasi itu untuk bersaing dengan Recon.
Sebagai akibatnya, Recon Optical terpaksa memberhentikan 800 dari 1.000 pegawainya.
Walaupun perusahaan yang menjadi korban karena hal ini dapat menuntut penipunya,
kompensasi keuangan apapun akan terlambat didapatkan untuk mengembalikan bisnisnya.
Akses tanpa otorisasi juga meningkatkan risiko kerusakan file data yang penting.
Penggunaan sistem password dan ID dapat membatasi akses ke file- file yang sensitif.
Selanjutnya, pengendalian akses juga harus berlaku untuk berbagai terminal. Contohnya,
sistem harus diprogram untuk menolak usaha apapun untuk mengubah catatan persediaan
dari terminal yang berlokasi di departemen teknis. Terakhir, daftar semua aktivitas, terutama
tindakan apapun yang melibatkan persetujuan dari pihak manajemen, seperti permintaan
tambahan bahan baku atau lembur, harus dicatat dan dipelihara untuk nantinya ditinjau
sebagai bagian dari jejak audit.
Ketidakefisienan dalam operasi produksi juga mengakibatkan kenaikan beban.
Masalah pengendalian kualitas juga dapat meningkatkan beban dan bahkan mengurangi
penjualan di masa mendatang. Jadi, aktivitas produksi harus diawasi secara dekat dan
tindakan yang tepat harus dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan apapun dari standar.
SIA dapat membantu mengendalikan efisiensi dan kuailtas dengan membuat laporan kinerja
yang sesuai. Sebagai tambahan atas perbandingan tradisional dari kinerja yang dianggarkan
dengan yang sebenarnya, SIA harus menghasilkan ukuran pengendalian kualitas dan hasil
(throughput).
Bab III

Penutup

Siklus produksi adalah rangkaian proses aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data
terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Serta bagaimana siklus
produksi dihubungkan dengan subsistem lainnya dalam SIA suatu perusahaan. Terdapat
empat aktivitas dasar dalam siklus produksi, Keempat aktivitas dasar tersebut yaitu desain
produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi, serta akuntansi biaya. Sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses maupun pesanan membutuhkan akumulasi data
mengenai empat jenis biaya: baha baku, tenaga kerja langsung, mesin dan peralatan, serta
overhead pabrik. Ancaman dari proses atau aktivitas desain produk yakni desain produk yang
kurang baik, adapun prosedur pengendalian yang dapat diterapkan antara lain; perbaiki
informasi tentang pengaruh desain produk atas biaya dan data terinci mengenai biaya jaminan
dan perbaikan. Ancaman dari proses atau aktivitas perencanaan dan penjadwalan yakni
kelebihan produksi atau kekurangan produksi dan investasi yang tidak optimal dalam aktiva
tetap, adapun prosedur pengendalian yang dapat diterapkan antara lain; sistem perencanaan
produksi yang lebih baik serta tinjau dan setujui perolehan aktiva tetap;pengendalian
anggaran. Ancaman dari proses atau aktivitas operasi produksi yakni pencurian atau
perusakan persediaan dan aktiva tetap, adapun prosedur pengendalian yang dapat diterapkan
antara lain; batasi akses fisik ke persediaan dan aktiva tetap, dokumentasikan semua
perpindahan persediaan sepanjang proses produksi, identifikasi semua aktiva tetap,
dokumentasi yang memadai dan tinjau semua transaksi yang melibatkan pembuangan aktiva
tetap dan asuransi yang memadai. Ancaman dari proses atau aktivitas akuntansi biaya yakni
kesalahan pencatatan dan memasukkan data mengakibatkan data biaya yang tidak akurat,
adapun prosedur pengendalian yang dapat diterapkan antara lain; pengendalian edit entri
data; penggunaan pemindai kode garis jika memungkinkan; rekonsiliasi jumlah yang tercatat
dengan perhitungan fisik secara periodik. Ancaman dari proses atau aktivitas ancaman umum
yakni hilangnya data dan kinerja yang kurang baik, adapun prosedur pengendalian yang dapat
diterapkan antara lain; buat catatan dan perencanaan; pemulihan dari bencana; batasi akses ke
data biaya serta pelaporan yang lebih baik dan tepat waktu.
Daftar Pustaka
Romney,Marshall B.; Steinbart,Paul, John; Sistem Informasi Akuntansi; edisi sembilan; Jakarta;
Salemba

Anda mungkin juga menyukai