Anda di halaman 1dari 8

Vitiligo merupakan suatu kondisi yang menyebabkan hilangnya zat warna pada kulit.

Hal ini
menyebabkan terbentuknya bercak-bercak putih pada kulit di berbagai area tubuh. Bisa juga
menyerang rambut, bagian dalam mulut bahkan mata.

Normalnya, warna rambut, kulit dan mata ditentukan oleh melanin. Vitiligo terjadi ketika sel-sel yang
memproduksi melanin mati atau berhenti berfungsi.

Vitiligo dapat menyerang orang dengan berbagai jenis kulit, tetapi mungkin akan tampak lebih jelas
pada orang dengan kulit lebih gelap. Meskipun tidak membahayakan atau menular, penderita juga
bisa mengalami stres atau kurang percaya diri karena kondisi ini.

Pengobatan Mandiri dan Gaya Hidup

Taktik perawatan diri berikut ini dapat membantu merawat kulit Anda dan memperbaiki
penampilannya:

Lindungi kulit Anda dengan tabir surya (minimum SPF 30) setiap hari dengan mengaplikasikan
kembali setiap dua jam atau lebih sering jika berenang atau berkeringat.

Menyembunyikan kulit yang memiliki bercak dengan merek rias wajah atau perata warna kulit yang
cocok dengan warna kulit normal untuk menjadikan warna kulit serupa. Sebagai saran, pilih yang
mengandung dihydroxyacetone, karena disetujui oleh Food and Drug Administration.

Jangan ditato karena dapat menyebabkan bercak vitiligo baru muncul.

Gejala-gejala vitiligo adalah sebagai berikut:

Bercak putih pada kulit

Hilangnya warna pada jaringan yang melapisi bagian dalam mulut dan hidung

Hilangnya atau perubahan warna pada lapisan dalam retina

Rambut memutih atau beruban pada kulit kepala, bulu mata, alis, dan janggut (biasanya sebelum
berusia 35)

Vitiligo dapat terjadi pada segala usia, tetapi sebagian besar dialami sebelum penderita berusia 20
tahun.

Vitiligo terjadi ketika sel yang memproduksi zat warna kulit berhenti atau mati. Zat tersebut
seharusnya berfungsi untuk memberikan warna pada kulit, rambut, dan mata. Penyebab sel tersebut
mati belum diketahui secara pasti. Namun, diduga berkaitan dengan hal-hal berikut ini:

Faktor genetik

Pemicu lainnya seperti stres, paparan sinar matahari, atau paparan kimia industri

Penyakit autoimun, yakni ketika sistem kekebalan tubuh menyerang melanosit di kulit.
Obat-obatan

Meskipun belum ada obat yang dapat menghentikan perkembangan vitiligo, beberapa obat berikut
ini dapat mengembalikan warna kulit pasien:

Kortikosteroid oles. Krim atau salep kortikosteroid dapat membantu mencegah bercak menyebar
dan mengembalikan warna kulit pasien, terutama pada tahap awal vitiligo. Kortikosteroid digunakan
pada vitiligo yang belum meluas. Kortikosteroid oles yang dapat diresepkan, antara lain
betametason, fluticasone, dan hydrocortisone. Kortikosteroid tidak boleh digunakan pada ibu hamil,
atau pasien dengan vitiligo di wajah.

Tacrolimus. Pada vitiligo yang hanya terjadi di area kecil, seperti di wajah dan leher, dokter akan
meresepkan salep yang mengandung tacrolimus. Salep ini dapat digunakan bersama terapi sinar
ultraviolet B (UVB).

Hydroquinone. Pada pasien dengan vitiligo yang sudah sangat luas hampir di seluruh tubuh, dokter
akan meresepkan losion dengan kandungan hydroquinone. Losion akan dioleskan ke kulit normal,
agar warnanya menjadi serupa dengan bercak vitiligo.

Terapi sinar UV

Terapi sinar UV atau fototerapi dipilih bila vitiligo telah menyebar luas, dan tidak bisa ditangani oleh
obat oles. Fototerapi dilakukan dengan memaparkan sinar ultraviolet A (UVA) atau B (UVB) ke area
kulit yang terserang vitiligo. Sebelum fototerapi, pasien akan diberi psoralen yang digunakan pada
kulit, agar kulit menjadi lebih sensitif pada sinar UV. Pasien membutuhkan 3 kali terapi sepekan,
selama 6 sampai 12 bulan.

Fototerapi juga dapat dikombinasikan dengan terapi laser, obat prednisolone, vitamin D jenis
calcipotriol, dan obat yang mempengaruhi daya tahan tubuh seperti azathioprine.

Prosedur bedah

Prosedur bedah dilakukan bila fototerapi tidak efektif pada pasien. Tujuan bedah adalah untuk
mengembalikan warna yang normal pada kulit yang terkena vitiligo. Sejumlah metode bedah untuk
menangani vitiligo adalah:

Cangkok kulit

Cangkok kulit dilakukan apabila vitiligo hanya menyerang sebagian kecil area tubuh. Pada prosedur
ini, dokter akan mengambil kulit yang sehat untuk melapisi kulit yang terserang vitiligo. Cangok kulit
dilakukan pada vitiligo yang tidak melebar dalam 1 tahun terakhir, dan pada vitiligo yang tidak dipicu
oleh luka bakar akibat paparan sinar matahari.
Blister grafting

Sama seperti cangkok kulit, blister grafting dilakukan dengan mengambil kulit yang sehat untuk
melapisi kulit yang terkena vitiligo. Bedanya, kulit yang diambil akan dilepuhkan terlebih dahulu,
kemudian bagian atas lepuhan akan dibuang sebelum dicangkokkan.

Mikropigmentasi

Mikropigmentasi dilakukan dengan menanam pigmen ke kulit yang terkena vitiligo. Prosedur ini
paling efektif untuk menangani vitiligo pada bibir dan kulit di sekitarnya. Mikropigmentasi perlu
diulang tiap beberapa tahun agar warna kulit yang normal dapat dipertahankan.

Perlu diketahui, butuh waktu berbulan-bulan agar pengobatan efektif. Namun demikian, hasilnya
akan sangat beragam pada setiap pasien. Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis pengobatan
yang tepat.

Vitiligo terjadi akibat melanosit mati atau berhenti berproduksi. Melanosit adalah sel yang bertugas
memproduksi melanin, yakni pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata manusia.

Gangguan pada melanosit tersebut akhirnya menyebabkan timbulnya bercak pada kulit yang
berwarna lebih cerah dari area di sekelilingnya. Warna bercak-bercak ini juga bisa menjadi putih
seiring waktu.

Tak Cuma itu, bercak vitiligo juga akan lebih sensitif terhadap sinar matahari dibanding area kulit lain
yang tidak mengalaminya.

Sampai sekarang, belum diketahui secara pasti alasan mengapa produksi melanin terhenti. Namun
para pakar menduga beberapa faktor tertentu dapat menjadi penyebab vitiligo lebih rentan dialami
oleh seseorang. Apa sajakah faktor risiko tersebut?

Menderita gangguan sistem imun atau penyakit autoimun, di mana antibodi mengira melanosit
sebagai benda asing yang perlu dihancurkan. Salah satu penyakit autoimun yang berkaitan dengan
vitiligo adalah hipertiroidisme.

Memiliki keluarga dengan kondisi serupa atau menderita penyakit autoimun.

Mengidap kanker kulit melanoma atau kanker pada sistem limfatik (seperti limfoma non-Hodgkin).

Memiliki gen tertentu yang dikaitkan dengan munculnya vitiligo, yaitu NLRP1 dan PTPN22.

Mengalami kondisi pemicu, seperti stres berat.

Mengalami luka bakar atau cedera lain pada kulit, seperti tersiram air keras, terpapar racun tertentu,
maupun kulit terbakar karena paparan sinar matahari (sunburn).

Harap diingat bahwa vitiligo tidak disebabkan oleh infeksi tertentu dan kondisi ini tidak menular.

Komplikasi vitiligo bila terus dibiarkan

Bercak-bercak putih vitiligo umumnya bersifat permanen. Karena itu, penderita lebih berisiko
mengalami sejumlah hal di bawah ini:
Stres secara sosial dan psikologis karena penampilannya

Luka bakar akibat paparan sinar matahari

Gangguan pada mata

Kehilangan kemampuan pendengaran

Tanda utama dari vitiligo adalah bercak putih pucat pada kulit. Biasanya bercak tersebut timbul di
area yang terpapar sinar matahari, seperti tangan, kaki, lengan, wajah dan bibir. Tanda vitiligo
termasuk:

Bercak berwarna putih pucat pada kulit

Uban pada rambut kepala, bulu mata, alis, atau jenggot yang muncul lebih cepat dari biasanya (pada
usia lebih muda)

Jaringan yang berwarna lebih pucat pada bagian dalam mulut dan hidung

Perubahan warna menjadi lebih pucat pada retina (lapisan bagian dalam bola mata)

Vitiligo dibagi ke dalam dua jenis, yaitu vitiligo non-segmental dan segmental.

Vitiligo non-segmental, ditandai dengan:

Letak bercak simetris muncul di kedua sisi tubuh

Perkembangannya lebih lambat

Sering muncul di area kulit yang sering terkena sinar matahari seperti:

Punggung tangan

Lengan

Mata

Lutut

Siku

Kaki

Mulut

Ketiak dan selangkangan

Hidung

Pusar

Alat kelamin dan daerah rektal

Vitiligo segmental
Vitiligo segmental ditandai dengan bercak yang hanya muncul pada salah satu sisi tubuh (kanan atau
kiri) dan proporsinya tidak simetris. Vitiligo segmental seringkali muncul sedari anak-anak. Bercak
yang muncul di kulit dapat meluas selama 1-2 tahun.Berdasarkan luas areanya, vitiligo segmental
terbagi lagi menjadi beberapa sub-kategori, yakni:

Vitiligo generalisata: bercak vitiligo tersebar di area tubuh yang luas.

Vitiligo acrofacial: vitiligo muncul sebagian besar pada jari tangan atau kaki.

Vitiligo mukosa: vitiligo muncul sebagian besar di sekitar selaput lendir dan bibir.

Vitiligo universal: bercak menutupi sebagian besar bagian tubuh. Jenis vitiligo ini sangat jarang
terjadi.

Vitiligo fokal (terlokalisir), jika hanya terdapat satu bercak atau hanya tampak di sebagian kecil area
tubuh.

Tanda utama dari vitiligo adalah bercak putih pucat pada kulit. Biasanya
bercak tersebut timbul di area yang terpapar sinar matahari, seperti tangan,
kaki, lengan, wajah dan bibir. Tanda vitiligo termasuk:

 Bercak berwarna putih pucat pada kulit


 Uban pada rambut kepala, bulu mata, alis, atau jenggot yang muncul
lebih cepat dari biasanya (pada usia lebih muda)
 Jaringan yang berwarna lebih pucat pada bagian dalam mulut dan
hidung
 Perubahan warna menjadi lebih pucat pada retina (lapisan bagian
dalam bola mata)
Vitiligo dibagi ke dalam dua jenis, yaitu vitiligo non-segmental dan
segmental.

1. Vitiligo non-segmental, ditandai dengan:


o Letak bercak simetris muncul di kedua sisi tubuh
o Perkembangannya lebih lambat
o Sering muncul di area kulit yang sering terkena sinar matahari
seperti:
 punggung tangan
 lengan
 mata
 lutut
 siku
 kaki
 mulut
 ketiak dan selangkangan
 hidung
 pusar
 alat kelamin dan daerah rektal

1. Vitiligo segmental
Vitiligo segmental ditandai dengan bercak yang hanya muncul pada salah
satu sisi tubuh (kanan atau kiri) dan proporsinya tidak simetris. Vitiligo
segmental seringkali muncul sedari anak-anak. Bercak yang muncul di kulit
dapat meluas selama 1-2 tahun.Berdasarkan luas areanya, vitiligo
segmental terbagi lagi menjadi beberapa sub-kategori, yakni:

 Vitiligo generalisata: bercak vitiligo tersebar di area tubuh yang luas.


 Vitiligo acrofacial: vitiligo muncul sebagian besar pada jari tangan
atau kaki.
 Vitiligo mukosa: vitiligo muncul sebagian besar di sekitar selaput
lendir dan bibir.
 Vitiligo universal: bercak menutupi sebagian besar bagian tubuh.
Jenis vitiligo ini sangat jarang terjadi.
 Vitiligo fokal (terlokalisir), jika hanya terdapat satu bercak atau hanya
tampak di sebagian kecil area tubuh.

Seperti dilansir Mega Bored beberapa waktu lalu, ada beberapa cara alami yang bisa dilakukan untuk
menangani vitiligo. Bahan-bahan yang digunakan juga mudah untuk didapatkan.
1. Daun kemangi

Daun kemangi dikemas dengan sifat antivirus, antibakteri, dan antipenuaan. Itu sebabnya daun
kemangi secara tradisional bisa mengobati segala macam penyakit kulit, termasuk vitiligo.

Sebelumnya, daun kemangi bisa dihancurkan dengan air jeruk nipis untuk memproduksi melanin dan
ambillah ekstraknya. Berikan ekstrak tersebut pada bagaian kulit yang terkena vitiligo tiga kali dalam
sehari selama enam bulan.

2. Tanah liat merah

Beberapa ahli percaya tanah liat merah bisa memproduksi melanin pada kulit. Dalam mengobati
vitiligo, campurkan beberapa sendok makan tanah liat merah dengan ekstrak jahe hingga menjadi
pasta.

Lalu Oleskan pasta pada bintik-bintik putih di kulit sekali dalam sehari. Ekstrak jahe akan
meningkatkan khasiat tanah liat merah, selain itu juga bisa meningkatkan sirkulasi darah yang lebih
baik.

3. Kunyit

Bahan ini mengandung senyawa botani yang bisa meningkatkan kulit untuk melakukan repigmentasi.
Campurkan saja kunyit dengan minyak mustard untuk menjadi pilihan lain dalam menangani
penyakit vitiligo.

Pertama, kumpulkan beberapa akar kunyit sebanyak 500 gram. Hancurkan akar kunyit tersebut
menggunakan pisau. Setelah hancur, rendam akar kunyit tersebut dengan delapan liter air selama
semalam.

Pagi harinya, kurangi seperdelapan volume air rendaman akar kunyit lalu saring. Setelah itu, air
saringan tersebut dicampur dengan minyak mustard dan panaskan hingga semuanya menyatu.
Selanjutnya, oleskan pada kulit yang terkena bercak putih dua kali sehari.

4. Ginkgo Biloba

Ekstrak ginkgo biloba merupakan pengobatan efektif untuk tahap lanjutan dari vitiligo.
Mengonsumsi 40 mg suplemen ginkgo biloba tiga kali sehari bisa membantu pigmen kulit bekerja
kembali. Uji klinis menunjukkan, ekstrak ginkgo biloba dapat membantu mengobati vitiligo.

5. Biji babchi

Biji tersebut secara tradisional digunakan untuk mengobati vitiligo dengan mencampurnya bersama
bubuk asam. Rendam campuran tersebut dalam air selama empat hari lalu saring hingga menjadi
pasta.
Oleskan pasta pada daerah yang terkena vitiligo selama seminggu. Perhatikan, beberapa orang ada
yang sensitif terhadap biji babchi sehingga perlu melakukan tes pada bercak putih yang kecil dahulu.
Jika terjadi iritasi maka jangan diteruskan.

Anda mungkin juga menyukai