Anda di halaman 1dari 13

ELVA LINANDORI

Kamis, 28 Juni 2012


ANEMIA POSTPARTUM

ANEMIA POSTPARTUM
Makalah Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

ELVA LINANDORI
1021993

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


2011/2012

ANEMIA POSTPARTUM
BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Masa postpartum merupakan tantangan bagi banyak ibu yang baru melahirkan.
Pemulihan dari proses melahirkan, belajar menjadi orang tua dan mengurus diri sendiri
membutuhkan banyak energy. Menderita anemia pada masa postpartum dapat membuat
proses ini menjadi lebih sulit. Anemia terjadi jika kadar hemoglobin dalam darah rendah.
Hemoglobin adalah zat pembawa oksigen dalam sel darah merah. Jika terjadi dalam system
transportasi oksigen (misalnya anemia) akan menyebabkan tubuh sulit untuk bekerja.
Anemia postpartum dapat didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 10 g/dl, hal ini
merupakan masalah yang umum dalam bidang obstetric. Meskipun wanita hamil dengan
kadar besi yang terjamin, konsentrasi hemoglobin biasanya berkisar 11-12 g/dl sebelum
melahirkan. Hal ini diperburuk dengan kehilangan darah pada saat melahirkan dan masa
nifas. Menurut analisa terbaru, kehilangan darah pada saat postpartum diatas 500 ml masih
merupakan suatu masalah meskipun pada obstetric modern.
2.      Tujuan
a.       Tujuan Umum
Selesai melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia postpartum, penulis
berharap mendapatkan gambaran umum,, menerapkan asuhan kebidanan dan mampu
mendeteksi sedini mungkin masalah atau kompilkasi yang mungkin terjadi pada ibu nifas
terutama terkait dengan masalah anemia postpartum dan pernulis berharap agar dapat
mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah dan mencari pemecahan
masalah tersebut.

b.      Tujuan Khusus


Penulis berharap mampu untuk menggunakan manajemen Varney dalam memberikan asuhan
kepada ibu nifas yang mengalami anemia (anemia postpartum).
3.      Manfaat
Penulis mengharapkan dapat mengembangkan kemampuan berfikir dalam mengatasi
masalah, terutama pada masalah ibu dengan anemia postpartum.
BAB II
PEMBAHASAN

Masa setelah melahirkan merupakan masa yang memiliki banyak tantangan bagi
kebanyakan ibu-ibu muda. Pemulihan dari melahirkan, belajar menjadi orang tua, dan
mengurus diri sendiri membutuhkan banyak tenaga. Menderita anemia setelah melahirkan
dapat memperburuk keadaan. Anemia menyebabkan kadar hemoglobin menurun.
Hemoglobin merupakan pembawa oksigen ke dalam sel darah merah, karena sel darah merah
bertanggung jawab untuk membawa oksigen ke sel2 alin di dalam tubuh, adana masalah
dengan pengantaran oksigen (yang terjadi bila menderita anemia) akan menyebabkan tubuh
tidak dapat bekerja dengan semestinya.
Zat besi merupakan komponen kunci dari hemoglobin, apabila tubuh kekurangan zat besi
akan menyebabkan system pengantaran oksigen dalam tubuh yang akan menyebabkan gejala-
gejala sulit bernafas dan kondisi kelelahan yang merupakan gejala klasik anemia.

1.      Fisiologi Hemoglobin


Berwarna merah, mrupakan pigmen pembawa oksigen dalam sel darah merah.
Hemoglobin merupakan protein dengan berat molekul 64.450. hemoglobin terdiri dari 4
subunit. Tiap subunit mengandung heme yang berikatan dengan koyugat polipeptida. Heme
mengandung besi yang merupakan derivate porvirin. Sedangkan polipeptida disebut dengan
globin.
Ada dua bagian polipetida tiap molekul hemoglobin. Pada orang dewasa normal
(hemoglobin A), terdapat dua tipe polipeptida yang disebut dengan rantai α yang
mengandung 141 asam amino residu. Kemudian hemoglobin A disebut juga α2β2, tidak semua
hemoglobin pada darah normal orang dewasa adalah hemoglobin A. Sekitar 2.5 %
hemoglobin A2 dimana rantai βdiganti dengan rantai δ (α2δ2) rantai δ juga mengandung 146
asam amino residu, ttapi 10 residu tunggal berbeda pada asam amino pada rantai β.
Hemoglobin membawa oksigen dalam bentuk oxihemoglobin, oksigen berikatan dengan
Fe2+ didalam heme. Afinitas hemoglobin didalam O2 dipengaruhi oleh pH, suhu, dan
konsentrasi 2,3 diphosphogliserat (2,3 DPG). 2,3 DPG dan H+ bersaing dengan O2 untuk
membentuk deoxihemoglobin, dengan menurunkan afinitas hemoglobin terhadap O2 dengan
menempati tempatnya pada keempat rantai.
Karbonmonoksida bereaksi dengan hemoglobin membentuk monoxihemoglobin
(carboxihemoglobin). Afinitas hemoglobin pada O2 jauh lebih rendah dibandingkan dengan
CO, dengan dampak digantikannya O2 yang berikatan dengan hemoglobin, sehingga terjadi
penurunan kapasitas pembawa oksigen oleh darah.
Rata-rata kandungan hemoglobin normal dalam darah adalah 16 g/dl pada laki-laki dan
14 g/dlpada perempuan. Pada tubuh laki-laki dengan berat badan 70 kg, terdapat sekitar 900 g
hemoglobin dan 0,3 g globin dihancurkan dan disintesis kembali setiap jam. Heme dari
hemoglobin diseintesis dari glycine dan succinyl-CoA.
Ketika sel darah merah dihancurkan oleh jaringansistem makrofag. Globin dari molekul
hemoglobin dihancurkan dan heme diubah menjadi biliverdin. Biliverdin kemudian
dikonversi menjadi bilirubin dan diekskrsikan melalui empedu. Besi yang berasal dari heme
digunakan kembali untuk sintesis hemoglobin. Besi merupakan zat esensial untuk sintesis
hemoglobin, jika tubuh kehilangan darah dan defisiensi besi tidak dikoreksi, akan terjadi
anemia defisiensi besi.

2.      Etiologi
Anemia defisiensi besi merupakan penyebab paling sering dari anemia postpartum yang
disebabkan oleh intake zat besi yang tidak cukup serta kehilangan darah selama kehamilan
dan persalinan. Anemia postpartum behubungan dengan lamanya perawatan dirumah sakit,
depresi, kecemasan, dan pertumbuhan janin terhambat.
Kehilanga darah adalah penyebab lain dari anemia. Kehilangan darah yang signifikan
setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia postpartum. Banyaknya
cadangan hemoglobin dan besi selama persalinan dapat menurunkan risiko terjadinya anemia
berat dan mempercepat pemulihan.

3.      Faktor Risiko


Banyak factor yang mempengaruhi jumlah besi pada postpartum, termasuk karakteristik
ibu pada saat sebelum hamil, selama kehamilan, persalinan, dan periode postpartum. Salah
satu factor risiko terjadinya anemia portpartum adalah tingginya IMT sebelum kehamilan.
Risiko anemia postpartum meningkat dengan IMT dari 24-38 kg/m2, risiko anemia dua kali
lebih besar pada wanita dengan overweight dengan IMT 28 kg/m2 dan tiga kali lebih besar
pada wanita dengan IMT 38 kg/m2 meskipun factor perancuh sudah terkontrol. Menigkatnya
risiko ini sebagian disebabkan tingginya insiden terhadap postpartum hemorage, kelahiran
praabdominal, dan makrosomia pada wanita yang obesitas.
Seperti kompikasi kehilangan darah sampai 1000 ml yang sama dengan 400 mg besi.
Faktanya secara klinis, perdarahan postpartum dan makrosomia masing-masing dapat
menurunkan konsentrasi hemoglobin 6,4 g/dl dan 5,2 g/dl. Hal ini mennjukkan adanya
hubungan antara kehilangan darah selama persalinan dan risiko defisiensi besi dan anemia.

4.      Gejala Klinis


Tergantung dari derajat berat atau tidaknya anemia, hal ini dapat berdampak negative
bagi ibu selama masa nifas, kemampuan untuk menyusui, masa perawatan di rumah sakit
bertambah,dan perasaan sehat dari ibu. Masalah yang muncul kemudian seperti pusing,
lemas, tidak mampu menjaga dan merawat bayinya selama masa nifas umumnya terjadi.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan anemia postpartum memiliki gejala yang
dapat mengganggu kesehatan ibu dan meningkatkan risiko terjadinya anemia postpartum jika
dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Dampak buruk dari perubahan emosi dan
perilaku ibu dangat mengkhawatirkan karena interaksi ibu dan bayi akan terganggu selama
periode ini dan akhirnya akan berdampak negative terhadap perkembangan bayinya.
Kebanyakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara defisiensi besi dengan kognitif
yang difokuskan pada bayi dan anak-anak, dimana ditemukan fakta yang kuat bahwa
defisiensi besi berisiko terjadinya gangguan perkembangan kognitif sekarang dan yang akan
datang. Namun data terbaru menunjukkan defisiensi bsi juga berdampa buruk pada otak
orang dewasa. Berbeda dengan penurunan hemoglobin, defisiensi besi berpengaruh pada
kognitif melalui penurunan aktifitas enzim yang mengandung besi diotak. Hal ini kemudian
mempengaruhi fungsi neurotransmitter, sel, dan proses oksidatif, juga metabolism hormone
tyroid.
Para ibu yang masih menderita kekurangan zat besi sepuluh minggu setelah melahirkan
kurang responsive dalam mengasuh bayinya sehingga berdampak pada keterlambatan
perkembangan bayi yang dapat bersifat ireversibel. Untungnya, anemia postpartum bersifat
dapat diobati dan dapat dicegah.
Defisiensi besi dapat menurunkan fungsi limfosit, netrofil, dan fungsi makrofag. Hal ini
kemudian akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi yang merupakan akibat
fungsional defisiensi besi. Memperbaiki status besi tubuh dengan adekuat akan memperbaiki
system imun. Meskipun demikian, keseimbangan besi tubuh penting. Meskipun besi yang
dibutuhkan untuk respon imun yang efektif, jika suplai besi terlalu banyak daripada yang
dibutuhkan, invasi mikroba dapat terjadi karena mikroba dapat menggunakan besi untuk
tubuh dan menyebabkan eksaserbasi infeksi.

5.      Diagnosis
Besi merupakan salah satu komponen kunci dari hemoglobin, oleh karena itu tubuh yang
kekurangan besi akan berdampak pada system transformasi oksigen yang akan
mengakibatkan gejala sepert nafas pendek dan lemas yang merupakan dua gejala klasik dari
anemia.
Normal kadar hemoglobin pada hari keempat postpartum adalah lebih dari 10 g/dl dengan
kadar eritrosit paling sedikit 3,5 juta/ml. ketika kadar hemoglobin di bawah 10g/dl dan akadar
eritrosit kurang dari 3,5 juta/ml maka dapat didiagnosis anemia, jika kadar hemoglobin diatas
8 g/dl disebut anemia ringan dan jika berada pada level dibawahnya maka disebut anemia
berat.

6.      Insiden
Survey yang dilakukan terhadap 1000 pasien di rumah sakit Henrontin, Cichago dimana
darah pasien diperiksa pada empat hari postpartum ditemukan 20% mengalami anemia. Pada
pasien tersebut, 15 pasien diantaranya mengalami anemia ringan dan 5% lagi mengalami
anemia berat.
Sekitar 21% wanita dengan kadar hemoglobin normal selama kehamilan trimester III
didapatkan mengalami anemia pada kunjungan postpartum yang pertama.
Telah diakui bahwa hidremia pada wanita hamil menetap sampai periode postpartum dini.
Meskipun penanda hilangnya hidremia yaitu 24 jam postpartum. Namun rata-rata darah
wanita normal yang tidak hamil baru muncul setelah tujuh hari.
Defisiensi besi postpartum dan anemia adalah masalah kesehatan utama dimasyarakat.
diAmerika, hamper 13% perempuan 0-6 bulan postpartum mengalami defisiensi besi dan
10% mengalami anemia. Untuk menurunkan morbiditas akibat anemia pada periode
postpartum, penting untuk melakukan skrining perempuan mana yang membutuhkan
pengobatan.
                                                                                                   
7.      Pencegahan
Centre for Disease Control and Prevention merekomendasikan untuk melakukan skrining
anemia terhadap wanita 4-6 minggu postpartum, dengan perdarahan yang banyak sewaktu
melahirkan, dan pada kelahiran kembar.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen besi pada masa kehamilan
memberikan hasil kadar hemoglobin ibu lebih tinggi sampai dua bulan postpartum dan
konsentrasi serum feritin lebih tinggi sampai enam bulan postpartum. Level feritin
memberikan gambaran jumlah cadangan besi dalam tubuh.
Selama kehamilan, absorbs besi lebih efisien. Hal ini menguntungkan bagi wanita hamil yang
membutuhkan peningkatan kadar zat besi dalam tubuh. Mengingat kebutuhan kalori tidak
meningkat sebanyak itu ( hanya membutuhkan 500 tambahan kalori), untuk mendapatkan
kebutuhan zat besi diperlukan tambahan sebesar 3000 kalori sehari. Hal ini kemudian
menyebabkan suplemen besi lebih banyak dipilih. Besi bukan hanya satu-satunya yang
mampu mempertahankan kadar hemoglobin. Banyak dari perempuan yang mengalami
anemia tidak responsive hanya dengan pemberian preparat besi saja. Asam folat, B12, dan
protein semuanya mempunyai peran pada struktur hemoglobin. Vitamin A dan C juga
memberikan kontribusi dalam absorbs besi.
Prinsip pencegahan terjadinya anemia postpartum adalah perdarahan selama persalinan harus
dimaksimalkan dengan penatalaksanaan aktif pada kala tiga. Wanita dengan risiko tinggi
mengalami perdarahan harus dianjurkan untuk melahirkan di rumah sakit. Control yang ketat
terhadap wanita yang berobat dengan antikoagulan seperti low-molecular-heparin (LMWH)
akan meminimalisir kehilangan banyak darah.
Berdasarkan fakta yang didukung dengan berbagai hasil penelitian, menejemen aktif kala tiga
merupakan suatu metode yang terbukti untuk menurunkan jumlah kehilangan darah
postpartum. HB sebelum persalinan harus dioptimalkan untuk mencegah terjadinya anemia.
BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA Ny. “E”


HARI KE 3 POSTPARTUM P1A0H1 DENGAN ANEMIA POSTPARTUM
DI KLINIK BERSALIN KURAO
TANGGAL 04 DESEMBER 2009
I.                  PENGUMPULAN DATA
A.   IDENTITAS / BIODATA
Nama                           : Ny. “E”                                 Nama suami    : Tn. “I”
Umur                           : 27 tahun                                Umur               :28 tahun
Bangsa                        : Indonesia                              Bangsa            : Indonesia
Suku                            : Minang                                  Suku                : Minang
Agama                         : Islam                                                 Agama             : Islam
Pendidikan                  : SMA                                                 Pendidikan      : SMA
Pekerjaan                     : IRT                                        Pekerjaan         : Berdagang
Alamat rumah                         : Jln abd muis no 1                  Alamat rumah             : jln abd
muis no 1

B.   ANAMNESA ( Data Subjektif )


1.       Pasien masuk pada Tanggal                                 : 04 Desember 2009
2.       Didata Tanggal                                                     : 04 Desember 2009/ Jam 14 wib
3.       Alasan Masuk                                                       : Perawatan Nifas
4.       Keluhan Utama                                                     : Ibu Mengalami 5L, dan nyeri pada luka
premium
5.       Riwayat persalinan Sekarang                               
         Tempat persalinan                                     :Klinik persalinan Kurao Nanggalo Padang
         Jenis Persalinan                                         : Spontan
         Lama Persalinan                                       
  Kala I                                            : 10 Jam
  Kala II                                           : 40 Menit
  Kala III                                         : 15 Menit
  Dipimpin Meneran Selama            : 30 Menit
  Ketuban Pecah jam                       : 16.40 Wib
  Warna                                            : Jernih
  Jumlah                                           : 400cc
  Persalinan ditolong oleh                : Bidan
  Komplikasi                                    : Tidak ada
  Plasenta                                         : Lengkap
  Panjang tali pusat              : 50cm
  Kelainan                            : tidak ada
  Perineum                                      
  Luka                                  : Ruptur derajat II
  Perdarahan                                               
  Kala I                                : ± 10cc
  Kala II                               : ± 20cc
  Kala III                             : ± 150cc
  Kala IV                             : ± 100cc
  Tindakan lain                                : Penjahitan laserasi
BAYI
  Lahir tanggal / jam                        : 01 Desember 2009/ jam 17.10 wib
  PB/BB/A/S                                   : 44cm/3000gr/7/8
  Cacat Bawaan                               : Tidak Ada
  Masa Gestasi                                 : Aterm ( 39-40minggu )
  Komplikasi                                    : Tidak Ada
  Keadaan                                        : Baik
POLA MAKAN
  Makan Dan Minum Terakhir         : 04 Desember 2009 Pukul 19.00wib
  Jenis                                              : 1 piring nasi + 1 potong lauk sebesar korek api + 1
mangkuk kecil sayur + air putih
  Masalah                                         : Ibu masih kurang nafsu makan
6.       Pola Eliminasi Setelah persalinan  :
a.       BAK
1.Frekuensi                                                : 1x
2.Warna                                                     : Kuning jernih
3.Keluhan                                                  : Nyeri pada luka jalan lahir/perinem
b.      BAB                                                          : Belum ada
7.       Pola Istirahat Dan tidur               
a.       Istirahat/tidur terakhir sebelum persalinan: 2 Jam
b.      Istirahat/tidur terakhir sesudah melahirkan: 30 Menit

C.    DATA OBJEKTIF


1.      Pemeriksaan Umum
Kesadaran                                                             : CMC
BB sebelum hamil                                                 : 50kg
BB sekarang                                                          : 57kg
TB                                                                         : 158cm
LILA                                                                     : 25cm
2.      Tanda-tanda vital
TD                                                                         : 120/70 mm Hg
Nadi                                                                      : 80x/menit
Suhu                                                                      : 37ºC
Pernafasan                                                             : 24x/menit
3.      Pemeriksaan khusus
a.       Inspeksi
         Rambut                                                  : Bersih, tidak berketombe dan tidak rontak
         Mata                                                       : Conjuntiva pucat, sclera tidak ikterik
         Muka                                                      : Tidak oedema
         Mulut                                                     : Bersih, dan tidak ada stomatis
         Gigi                                                        : Tidak ada caries
b.      Leher                                                            : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan linfa
c.       Dada
         Mammae                                                : simetris kiri dan kanan, papilla menonjol
         Benjolan                                                 : Tidak ada
         Kelenjer mongomery                              : Menonjol
         Pengeluaran ASI                                    : Ada
         Rasa nyeri/masalah                                 : Tidak ada
d.      Punggung dan Pinggang                              : Tidak ada kelainan
e.       Abdomen                                                     : Tidak ada luka bekas operasi
         Palpasi                                                    : TFU 3 jari dibawah pusat
         Auskultasi                                              : Bising usus (+)

f.       Extremitas Atas                                           : Baik


g.      Extremitas Bawah                                        : Baik
         Perkusi                                                : Reflek patella Ki/Ka = +/+

h.      Genitalia
1.Pengeluaran lochea                                   : Rubra
2.Perinium                                                    : Tidak ada bekas jahitan
Pemeriksaan labor                                                      
         Hb                                                                   : 9% gr/dl

DAFTAR PUSTAKA
1.      http://www.scribd.com/doc/46490832/Anemia-Postpartum
2.      Brugnara C, Beris P. Iron therapy. The handbook 2009 Edition;2009;Available from:
http://www.anemia.org.com/
3.      Bachnas MA, Siswishanto R, Akaff Z. Perbandingan Peningkatan Kadar Hemoglobin Antara
Pemberian Besi Sukrosa Intravena Dengan Besi Oral Pada Anemia Postpartum Bagian
Obstetri dan Ginekologi Yogyakarta Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada; 2009.
4.      Caughan S. Postpartum anemia: Can Prenatal Suplements Prevent It ? 2009 [Cited 16th
November 2010]; Available from:
http://www.motherandchildhealt.com/Prenatal/prenatal.htm.
5.      Wolf JR, Rosner MA. Postpartum anemia. Obstetrics and Gynecology. 1953

Diposkan oleh Elva Linandori di 02.01


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Viewers
1886

Arsip Blog
 ►  2013 (1)

 ▼  2012 (6)
o ▼  Juni (6)

 LOTUS BIRTH
 ANEMIA POSTPARTUM
 PERDARAHAN POSTPARTUM
 PERSALINAN
 KEHAMILAN
 TEKHNIK MENYUSUI YANG BENAR

Mengenai Saya

Elva Linandori
Lihat profil lengkapku

Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai